Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
d. Hak opsi bagi lessee. Pada akhir dari masa leasing, lessee mempunyai hak
untuk menentukan apakah dia ingin membeli barang tersebut dengan harga
sebesar nilai sisa ataukah mengembalikan kepada lessor. Pada perjanjian
sewa-menyewa biasa jika masa sewa telah berakhir maka penyewa wajib
mengembalikan barang tersebut kepada pihak yang menyewakan.
B. JENIS-JENIS SEWA GUNA USAHA (LEASING).
Secara umum jenis leasing bisa dibedakan menjadi dua kelompok utama
(Eddy P.Soekadi, 1990:20), yaitu :
1. Capital lease atau Capital Lease (Sewa guna usaha dengan hak opsi)
Pada transaksi leasing jenis ini Lessee yang membutuhkan barang
menentukan sendiri jenis serta spesifikasi barang yang dibutuhkan. Lessee
juga mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat-syarat perawatan serta lain-lain hal yang berhubungan dengan
pengoperasian barang tersebut. Kemudian Lessor akan mengeluarkan
dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan setelah itu
barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa
penggunaan barang tersebut maka lessee akan membayar secara berkala
kepada lessor sejumlah uang untuk jangka waktu tertentu yang telah
disepakati bersama. Pada akhir masa lease, lessee mempunyai hak pilih
untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisanya, mengembalikan
barang tersebut kepada lessor atau juga mengadakan perjanjian leasing lagi
untuk tahap yang kedua atas barang yang sama. Capital lease sendiri
sebenarnya dapat dikategorikan lagi menjadi dua macam :
a. Direct capital lease. Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum
pernah memiliki barang yang dijadikan obyek lease. Pada dasarnya
transaksi leasing jenis ini sama dengan transaksi capital lease yang
telah diterangkan di atas.
b. Sale and lease back. Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini
lessee menjual barang yang sudah dimilikinya kepada lessor. Atas
barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara
lessor dan lessee.
2. Operating Lease (Sewa guna usaha tanpa hak opsi)
Pada transaksi leasing jenis ini, lessor membeli barang dan kemudian
menyewakannya kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Pada
prakteknya lessee membayar uang secara berkala yang besarnya secara
keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan
oleh lessor. Disini secara jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak
opsi bagi lessee. Setelah masa lease berakhir, lessor merundingkan
kemungkinan dilakukannya kontrak lease yang baru dengan lessee yang
sama atau juga lessor mencari calon lessee yang baru. Pada operating lease
ini biasanya lessor bertanggung jawab mengenai perawatan barang
tersebut. Barang-barang yang sering digunakan dalam operating lease ini
biasanya barang-barang yang mempunyai nilai tinggi seperti alat-alat
berat, traktor, mesin-mesin, dan sebagainya.
3. Leverage lease. Leverage lease ini adalah merupakan capital lease. Namun
di dalam pelaksanaannya leverage lease ini jauh lebih kompleks serta
melibatkan pihak ketiga. Selain daripada lessee dan lessor, ada juga pihak
ketiga yang disebut sebagai credit provider. Lessor tidak membiayai
barang tersebut hingga sebesar 100 % dari harga barang melainkan hanya
antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan
dibiayai oleh pihak ketiga. Biasanya leverage lease ini dilakukan terhadap
barang-barang yang mempunyai nilai yang tinggi.
4. Cross border lease. Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi
leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan
demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berlainan.
Cross border lease ini saat ini banyak dilakukan di negara-negara maju
seperti di Eropa atau di Amerika Serikat. Barang-barang atau peralatan
yang ditransaksikan dalam cross border lease ini juga meliputi nilai jutaan
dollar seperti misalnya pesawat terbang jet. Pemerintah Indonesia hingga
saat ini belum mengizinkan adanya transaksi cross border lease ini.
5. KRITERIA PENGGOLONGAN SEWA GUNA USAHA
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:30.6), suatu transaksi sewa guna
usaha akan dikelompokkan sebagai capital lease apabila dipenuhi semua kriteria
berikut ini :
1. Penyewa guna usaha (lessee) memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang
disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang
telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang
modal yang disewagunausahakan serta bunganya, sebagai keuntungan
perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1169/KMK.01/1991 tanggal 27 Nopember 1991, kegiatan sewa guna usaha
digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua
kriteria berikut :
1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama
ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga
perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
2. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2(dua) tahun untuk
barang modal Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan
III dan 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.
3. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
Dari kedua ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya suatu
transaksi dapat dikatakan sebagai transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi
(capital lease) apabila memenuhi syarat :
1. Adanya hak opsi bagi lessee untuk membeli barang yang
disewagunausahakan.
2. Masa sewa guna usahanya sama atau melebihi 75% dari taksiran umur
ekonomis aktiva yang disewagunausahakan.
3. Pembayaran sewa guna usahanya selama masa sewa guna usaha pertama
ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga
perolehan barang modal dan keuntungan lessor.