Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pegang jari :
Cara permainan :
Trainner menginstruksikan peserta agar berdiri dan berbaris membentuk lingkaran besar.
Jika trainner meginstruksikan “satu” maka tangan kanan peserta memegang jari (sendiri) telunjuk
tangan kiri.
Jika trainner menginstruksikan “dua” maka tangan kanan peserta memegang jari telunjuk tangan kiri
teman sebelah kanan.
Jika trainner menginstruksikan “tiga” maka tangan kanan peserta memegang jari telunjuk tangan kiri
teman sebelah kiri.
jari1
2. 7 Woow
Cara permainan :
Yang dapat giliran angka tujuh, kelipatan tujuh dan yang mengandung unsur tujuh (misal
7,14,17,21,27,28 dst…) maka mereka harus teriak “woow” sambil koprol.
wow1
3. People to people
Cara permainan :
Trainner menginstruksikan agar peserta menghadap ke kanan, kemudian berjalan memutar sambil
bernyanyi.
Ketika trainer berteriak “people to people” ,maka peserta harus mencari satu pasangan (berkelompok
dua-dua).
Tidak sekedar berpasangan orang tetapi setiap pasangan harus saling memegang telinga kanan
pasangannya, lutut saling menempel dan tangan kiri bersalaman.
Setiap trainner teriak “people to people” maka pasangan harus mencari pasangan yang baru dengan
posisi yang sama.
Akan lebih seru jika posisi bervariasi, misalnya beradu punggung sambil memegang kedua tangan
pasangannya (seperti posisi Kate Winslet dalam film Titanic).
people2
4. Samurai
Cara permainan :
Peserta berdiri melingkar dan bergaya seperti samurai yang memegang pedangnya.
Instruksi trainner jika “musuh di depan” maka peserta satu langkah kedepan sambil menghujamkan
pedangnya, “musuh di belakang” peserta balik badan sambil menghujamkan pedangnya, “musuh di
kanan/kiri” peserta menghadap ke kanan/kiri sambil menhujamkan pedangnya.
Permainan seru karena pasti akan ada kesalahan karena perbedaan persepsi kanan/kiri depan/belakang.
Lebih seru lagi jika mata peserta ditutup/ sambil memejamkan mata.
samurai1
5. Bebek, gajah, tukang gading dan tukang daging
Cara permainan :
Kemudian trainner mengatakan “tiga” maka peserta harus berkelompok yang terdiri dari tiga orang.
Dari tiga orang itu tentukan dua orang berdiri bergandengan untuk menjadi gajah dan satu orang
menjadi bebek dengan posisi jongkok di depan gajah.
Ketika trainner mengucapkan “tukang daging” maka bebek harus berlari mencari gajah lain. Sementara
gajah diam berdiri saja.
Ketika trainner mengucapkan “tukang gading” maka gajah (dua orang) secepatnya mencari bebek yang
lain. Sementara bebek diam jongkok saja.
Ketika trainner mengucapkan “longsor” maka semua harus berlari secepatnya mencari pasangan lain
sehingga formasi semula berubah, tidak boleh dengan pasangan yang sama.
Ketika trainner mengucapkan “nyosor” maka gajah harus menggendong bebek. Ini boleh dilakukan boleh
tidak dan biasanya dilakukan pada akhir permainan agar suasana lebih meriah, tergantung improvisasi
trainner masing masing.
Agar lebih seru trainner ikut menjadi peserta sehingga jumlah peserta ganjil, sehingga pasti ada peserta
yang tidak mendapat pasangan. Yang tidak mendapat pasangan dihukum.
gajah_bebek2
6. Mesin Manusia
Cara permainan :
Trainner mengintruksikan agar setiap kelompok melalui ketua kelompoknya membuat satu buah mesin
dan memperagakannya di depan kelompok lain. Misal pesewat, kapal, kereta api dsb..
Trainner menilai siapa yang terbaik diantara semua kelompok.
mesin1
7. Opposite
Cara permainan :
Kemudian diintruksikan untuk menyusun barisannya menjadi dua baris pada setiap kelompok. Jadi
misalnya ada 5 kelompok maka barisan menjadi 10 baris.
Kemudian peserta memegang pundak teman di depannya. Peserta yang paling depan sendiri
mengangkat kedua tangannya seperti vampire.
Jika trainner menambah akhiran “coy” maka peserta harus bergerak mengikuti lawan katanya. Misalnya
“mundur coy” maka peserta harus maju, atau “kiri coy” maka peserta harus loncat ke kanan.
Jika trainner menambah akhiran “cing” maka peserta harus diam/tidak bergerak. Misalnya “maju cing”
maka peserta diam saja tidak bergerak ke mana-mana.
oposite1
8. Atom bomb
Alat :
Tali
Peserta berkelompok menjadi 8-10 orang, kemudian setiap kelompok diberi alat seperti pada gambar di
bawah.
Setiap kelompok beradu cepat menuju garis finish dengan syarat bola tidak boleh jatuh. Apabila jatuh,
peserta harus mengulangi dari garis start.
atom bomb 2
Alat :
Mainan lego
Tali ravia
Cara permainan :
Panitia/trainner menyiapkan tali ravia untuk dijadikan garis pembatas pada lapangan dengan bentuk
seperti gambar berikut :
Untitled
Peserta berkelompok 8-10 orang. Dari setiap kelompok dibagi lagi menjadi 3 sub kelompok. 1 menjadi
konseptor, 2 mediator dan 3 eksekutor.
Konseptor tidak boleh berjalan menuju mediator, namun mediator yang boleh menghampiri konseptor.
Artinya, konseptor diam di tempat saja.
Eksekutor hanya boleh menghampiri mediator dan tidak boleh menuju konseptor.
Kemudian trainner membentuk sebuah bentuk dengan lego. Konseptor melihat dengan seksama dan
menghafal bentuk lego tersebut termasuk warna-warnanya yang kemudian disampaikan ke
mediator.Ingat hanya melalui komunikasi verbal saja informasi tersebut disampaikan kepada mediator.
Kemudian mediator menyampaikan informasi yang didapat dari konseptor kepada eksekutor.
Pemenangnya adalah kelompok yang bisa membentuk lego mirip dengan yang disampaikan trainner
tadi.
konseptor1
konseptor2
Ember
Tepung terigu
Cara permainan :
Setiap kelompok harus berkompetisi secara estafet memindahkan tepung yang sudah disiapkan di depan
menuju ember yang ada di belakang dengan syarat mangkok harus melalui atas kepala dan peserta tidak
boleh menoleh ke belakang.
tepung3
Cara permainan :
Kemudian trainner meminta kembali tali tersebut dan dikumpulkan menjadi satu.
Masing-masing peserta diinstruksikan untuk memegang bagian ujung atas dan bawah tali yang
digenggam instruktur tadi.
Secara otomatis tali akan kusut. Maka setiap kelompok berkompetisi untuk mengurai tali yang kusut
tersebut tanpa harus melepaskan tali yang dipegang.
Cara permainan :
Kemudian masing-masing kelompok berusaha mengurai posisi agar tangan tidak saling bersilangan tanpa
melepas jabatan.
benang kusut1
Sumber gambar :
dokumen