Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB I

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Pingsan
Dorland (2012) menyatakan bahwa pingsan (​syncope)​ adalah penangguhan kesadaran
sementara yang disebabkan oleh iskemia serebral generalisata. Adapun definisi pingsan menurut
European Society of Cardiology (2009) adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik
kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh,
yang terjadi akibat hipoperfusi serebral, dimana onsetnya relatif cepat dan terjadi pemulihan
spontan.
Selanjutnya Sukha & Zimetbaum (2006) menyatakan bahwa pingsan adalah suatu kondisi
kehilangan ​kesadaran yang mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya
aliran ​darah dan ​oksigen ke ​otak​. Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan
adalah rasa ​pusing​, berkurangnya ​penglihatan​, ​tinitus​, dan rasa ​panas​. Selanjutnya, penglihatan
akan menjadi gelap dan akan jatuh atau terkulai.

1. Demam
Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal, hal ini dapat disebabkan
oleh stres fisiologik, seperti pada ovulasi, sekresi hormon tiroid berlebihan, atau olahraga berat,
oleh lesi sistem saraf pusat atauninfeksi mikroorganisme atau oleh sejumlah proses non-infeksi
misalnya radang atau pelepasan bahan tertentu (Dorland, 2012). Adapun menurut Guyton &
Hall (2014) demam yang berarti suhu tubuh diatas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan
di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
yang meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang
dapat berakhir dengan ​heatstroke​.
Sherwood (2014) menyatakan bahwa demam merupakan peningkatan suhu tubuh
akibat infeksi dan peradangan. Sebagai respon terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik
tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen
yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat,
sehingga hipotalamus sekarang mempertahankan suhu di tingkat yang baru dan tidak
mempertahankannya di suhu normal tubuh.

1. Kompres
Menurut Dorland (2012) kompres adalah bantalan atau gulungan kasa atau bahan lain
yang dipakai dengan cara ditekankan ke tempat tertentu, kadang-kadang dibubuhi obat, dan bisa
berupa kompres basah atau kering, panas atau dingin. Sedangkan menurut Berman ​et al​. (2009)
kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres panas
dingin, selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat meningkatkan proses penyembuhan jaringan
yang mengalami kerusakan. Lebih lanjut Muttaqin (2011) menyatakan bahwa kompres dingin
merupakan suatu terapi es yang dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas
nyeri dan subkutan lain pada tempat cidera dengan menghambat proses inflamasi.
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang
dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran
darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi
dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga
impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (Potter & Perry, 2005).

1. ​Petugas medis
Menurut Permenkes No.262 (1979) yang dimaksud dengan tenaga medis/petugas medis
adalah lulusan Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan Pascasarajna yang memberikan
pelayanan medik dan penunjang medik. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 32 (1996) yang dimaksud dengan tenaga medis adalah meliputi dokter dan dokter
gigi.

1. Heatstroke
Heatstroke adalah keadaan yang disebabkan oleh pajanan panas yang terlalu besar, baik
secara alami atau dibuat, dan ditandai dengan kulit kering, vertigo, rasa haus, mual dan
kram-kram otot, suhu badan dapat meningkat secara membahayakan, berlawanan dengan
kehabisan panas yang suhu badannya subnormal (Dorland, 2012).
Menurut Guyton & Hall (2014) heatstroke dapat terjadi apabila suhu tubuh meningkat melebihi
suhu kritis dalam rentang 105° sampai 108°F (40,5°-42,2°C), dengan gejala meliputi pusing,
rasa tidak enak pada perut yang kadang disertai muntah, kadang delirium, dan akhirnya hilang
kesadaran bila suhu tubuh tidak segera turun. Gejala-gejala tersebut sering didieksaserbasi oleh
derajat syok sirkulasi yang disertai dengan kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam
keringat.

Вам также может понравиться