Вы находитесь на странице: 1из 5

BUNGA RAMPAI KEHIDUPAN

“PENDENGARAN SEBAGAI POTENSI PENGHAMBAAN”

Di Susun Oleh :
KHORDIA
NIP/NIRM : 2018.01.10.007 / 0721.081.007

Dosen Pengampu
ZUHRI S. Sos, I M.Pd. I

PROGRAM STUDI : EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAR LUBUKLINGGAU 2018
PENDENGARAN SEBAGAI POTENSI PENGHAMBAAN

Menurut Al-qur’an sebelum bumi dan manusia di ciptakan, ruh manusia telah mengadakan
perjanjian dengan allah, allah bertanya kepada jiwa manusia “... bukankah aku tuhanmu?”
lalu ruh manusia menjawab : “ya... Kami bersaksi” (Q.S al-araf[7]:172) bukti adanya
perjanjian ini menurut muhammad abduh ialah adanya fitrah iman di dalam jiwa manusia.
Dan menurut prof. Dr. N. Dryarkara, S. J didalam jiwa manusia . karena itu bila manusia
hendal berbuat tidak baik pasti akan di larang oleh suara hati nuraninya. Sebab tuhan tidak
mau kalau tuhan berbuat tidak baik. Kalau manusia tetap mengerjakan perbuatan yang tidak
baik itu maka suara hatinya akan bernasehat. Dan kalau sudah selesai pasti akan menyesal.
Mac scheler mengatakan penyesalan adalah “tanda kembali ” kepada tuhan “maka
hadapkanlah wajahmu dengan mantap kepada agama, menurut fitrah allah yang telah
menciptkan fitrah itu pada manusia. Tiada dapat di ubah (hukum-hukum) ciptaan allah. Itulah
agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (QS. Ar-arum [30]:30)

Fitrah ini dimiliki setiap manusia yang di bawa olehnya sejak lahir, walaupun karena
kesibukan dan dosa- dosa, fitrah ini terkadang menjadi kebaikan dan kadang tidak terdengar
lagi suaranya . kehadiran tuhan merupakan fitrah manusia sebagai kebutuhan hidup, kalaupun
ada manusia yang mengingkarinya (ateis). Maka itu bersifat sementara. Toh pada akhirnya ia
akan mengakuinya, meski hingga saat jiwanya terpisah dari jasadnya, sebagaimana terjadi
pada fir’aun.

Potensi Manusia Sebagai Hamba Allah SWT

“dan allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”

(QS. An-Nahi [16]: 78).

As-sa’di dalam “taisir al-karim ar-rahman “ menafsirkan ayat du atas sebagai berikut, “bahwa
hanya allah SWT. Yang bisa memberikan ketiga nikmat diatas dan ketika manusia keluar dari
perut ibunya ia tidak bisa apa-apa, kemudian allah SWT, menciptakan atau memberinya
pendengaran,penglihatan dan hati. Allah SWT. Menghususkan ketiga anggota badan tersebut
karena kemuliaan dan fadhilahnya. Juga karena anggota badan tersebut merupakan kunci
semua ilmu. Dan kalau tidak, maka seluruh anggota badan , kekuatan, baik lahir maupun
batin dialah allah yang memberikan kekuatan dan menjadikan berkembang sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan yang sesuai dengannya. Itu semua hanya agar manusia
bersyukur kepada allah SWT. Dengan menggunakan semua anggota badan yang dia berikan
kepadanya dalam ketaatan kepadanya. Barang siapa yang menggunakannya selain untuk
ketaatan kepadanya, maka itu adalah bukti nyata bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak di
ridhai-nya.

Potensi manusia sebagaimana tersebut diatas adalah :

Pendengaran (as-sam’u)

Pendengaran adalah salah satu panca indra yang lima atau yang biasa kita sebut
telinga. Pendengaran yang dimiliki manusia itu berbeda dengan pendengaran allah, bukan
saja karena tidak semua dapat di dengar oleh manusia, tetapi juga karena untuk mendengar
manusia memerlukan alat, dan alat itupun sangat terbatas kemampuannya, bila suara kecil
atau terlalu keras, ia tidak dapat mendengar, dan dapat rusak. Namun demikian, manusia –
walau yang rusak alat pendengarannya – dapat memperoleh anugerahnya sehingga di karunia
sekelumit dari pendengaran ilahi. Rasul SAW bersabda, “sesuatu yang paling kusukai dari
apa yang dikerjakan oleh hambaku untuk mendekatkan diri kepadaku yaitu bila ia
mengerjakan apa yang telah ku wajibkan kepadanya. Seseorang itu akan selalu mendekatkan
diri kepadaku yaitu bila ia mengerjakan apa yang telah ku wajibkan kepanya. Seseorang itu
akan selalu mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan amalan amalan sunnah sehingga
aku mencintainya. Dan jika aku mencintainya, ia akan mendengar dengan telingaku, akan
melihat dengan mataku, akan menjamah dengan tanganku, berjalan dengan kakiku, jika ia
memohon kepadaku ku kabulkan, dan jika meminta perlindunganku niscaya kulindungi (HR.
Al-Bukhairi) ”.

Al ghazali menggaris bawahi bahwa sifat maha mendengar allah ini\, hendaknya
“dapat mengantar manusia untuk memelihara lidahnya dan bahwa allah tidak menciptakan
untuknya pendengaran kecuali untuk mendengar firman allah (kitab suci yang di
turunkannya) agar memperoleh manfaat berupa petunjuk menuju kejalan allah. Manusia
hendaknya tidak menggunakan pendengarannya kecuali untuk hal tersebut.

Seorang yang meneladani allah, bukan saja harus pandai dan tekun mendengar, tetapi
juga harus memilih apa yang wajar di dengarnya untuk dicamkan dan di perkenankan. Salah
satu sifat ulu al bab yang di puji allah, adalah “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti
apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang – orang yang telah di beri allah
petunuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai aka(QS. Az- Zumar [39]:18)
Sebaliknya allah menyipati orang orang muslim yang mengikuti tuntunan kitab suci
dengan firmannya. “apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka
berpaling darinya dan mereka berkata, “bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-
amalmu, salam perpisahan untuk kamu, kami tidak ingin bergaul dengan orang orang jahil”
(Qs. Al-Qashash [28]:55)

Pendengaran juga berdampak terhadap pembersihan dan pengotoran hati. Jika kita
mendengar hal-hal yang tidak sepantasnya di dengar itu membuat hati kita tidak tanang dan
penasaran untuk melontarkannya. Jika kita mendengar hal hal yang tidak menyenangkan atau
menyakitkan, itu dapat menimbulkan dendam dan amarah yang baik tentu akan
menentramkan hati.

Allah menciptakan potensi pendengaran untuk manusia agar dapat mendengar hal-hal
yang di ridhai allah bukan malah sebaliknya dan tatkala pendengaran itu kita pergunakan
sesuai dengan ketentuan yang allah berikan, maka berarti kita telah memlihara fitrah atau
keislaman kita.

Dari itu, sebagai hamba allah yang selalu memerlukan pertolongannya, kita di tuntut untuk
selalu berdoa agar selalu di ampuni dari kesalahan – kesalahan yang kita perbuat, terutama
karena pendengaran
Kritik dan Saran

Kritik :

Potensi Manusia sebagai hamba allah SWT kurang mampu menyadari bahwa pendengaran
adalah salah satu alat untuk interaksi dengan tuhan.

Saran :
Menusia harus memanfaatkan potensi ini jika ingin mendekatkan diri dengan allah SWT.

Вам также может понравиться