Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKANANA OLAHAN
“SOSIS”
Disusun oleh :
1. Rara A.
2. Ayunda T.
3. Sinda N.
4. Aneu L.
5. M. Dzaky
6. Hendra K.
X IPA 1
Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya sehingga Makalah dengan judul “SOSIS” dapat saya selesaikan.
Saya tetap berharap makalah ini dapat berguna untuk orang lain yang
membutuhkan informasi tentang SOSIS. Oleh karena itu, Saya juga berharap anda puas
dengan kajian informasi sederhana yang ada dalam makalah ini. Makalah ini saya buat
sebagai bentuk kepedulian saya akan kurangnya penjelasan materi tentang SOSIS
dalam beberapa buku referensi yang telah saya baca sebelumnya. Selain itu, saya juga
berniat membuat makalah ini karena adanya tugas dari guru yaitu membuat makalah
yang berkaitan.
Akhir kata, terima kasih ke semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu yang telah memberiakan bantuan dalam menyusun tugas makalah ini, dan saya
meminta maaf bila makalah ini kurang sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, makanan begitu melimpah dan bervariasi jenisnya. Beberapa
produk makanan yang sekarang ini terus-menerus tampil di layar televisi selalu saja
muncul dengancassing/tampilan baru seperti; sosis, snack ringan, minuman dan
lain sebagainya. Sehingga masyarakat begitu antusias ketika terus menerus dijejali
produk-produk baru dalam mengkonsumsinya. Tidak hanya makanan saja, tetapi
juga bebrapa mode yang lain kerap membanjiri iklan di sana-sini.
1
Dengan uraian di atas, maka kami berkeinginan untuk menyelidiki salah
objek bahan makanan yang sekarang ini massiv di berbagai media yaitu sosis.
Tentunya sosis yang diinginkan oleh para konsumen dan sudah di konsumsi oleh
masyarakat luas.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian sosis?
2. Jenis-jenis sosis?
3. Bahan apa saja dalam pembuatan sosis?
4. Bagaimana cara pembuatan sosis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosis
Menurut Raharjo dan Wasito (2002), sosis merupakan produk daging yang
digaram dan dibumbui, berasal dari bahasa latin Salsus (garam). Produk ini lebih
populer karena bentuknya lonjong bulat. Lebih lanjut, sosis yang dibuat dari daging
segar mempunyai tingkat kekenyalan yang lebih tinggi dibandingkan bila dibuat
dari daging yang dilayukan lebih dahulu.
Lebih jauh, Dedi (2012), kata sosis berasal dari kata dalam bahasa Latin
“Salsus”, yang berarti diasinkan atau diawetkan. Menurut catatan sejarah, yaitu
dokumen Yunani yang ditulis sekitar tahun 500 SM, sosis pertama kali dibuat oleh
orang Sumaria (sekarang Irak) sekitar tahun 300 SM. Saat itu masyarakat Sumaria
akan menghadapi musim paceklik, lalu timbulah ide bagaimana caranya agar
makanan yang berlebih masih awet dan bisa dimakan dalam keadaan baik di musim
paceklik itu. Alhasil terciptalah makanan siap saji dari daging yang diberi garam
dibumbui dan dimasukan dalam selongsong dari usus hewan.
Dibanyak negara, sosis dikembangkan dengan ciri khasnya masing-masing,
dengan menggunakan bumbu lokal dan dimasak sebagai masakan tradisional.
Bahkan beberapa olahan sosis dinamai dengan nama kota dimana sosis itu berasal
antara lain : Sosis Bologna aslinya adalah nama kota di Itali Utara, Sosis Lyon
berasal dari Lyon, Perancis, di Inggris misalnya dinamakan sebagai sosis Berkshire,
Wiltshire, Lincolnshire dan lain - lain.
Ternyata sosis bernuansa lokal tidak hanya ada di luar Indonesia. Kalau diluar
negeri dikenal dengan nama Sosis atau Sausage, kalau di Bali namanya jadi
“urutan”. Namanya “urutan” karena untuk memasukkan isi ke dalam usus babi
dilakukan sedikit demi sedikit secara manual, dengan cara seolah-olah tampak
seperti “diurut” . Bahan utama untuk membuat Urutan Babi atau Sosis Babi adalah
usus babi, lalu didalamnya dimasukkan daging babi yang sudah diberi basa
genep (bumbu lengkap ala Bali), lalu digoreng hingga matang dan berwarna
kecoklatan. Namun ada cara tradisional lainnya biar urutan ini memiliki aroma khas
3
dan pastinya jauh lebih enak. Sebelum digoreng, Urutan biasanya dijempur
beberapa hari atau diasapi. Baru setelah kering, bisa digoreng.
Para ahli teknologi hasil pakan berpendapat, bahwa sosis adalah makanan
yang umumnya terbuat dari daging (daging sapi, ayam, domba, ikan atau babi) yang
telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke
dalam pembungkus/casing yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan
atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak maupun diasapkan.
Baiklah, untuk kualitas sosis dapat ditentukam dari ; warna, bau, rasa, bentuk,
jumlah mikroba dan hygiene. Nah, pertanyaannya sosis yang berwarna seperti apa
yang baik? warna untuk sosis yang baik yaitu pink/jingga, sedangkan urutan dari
tingkatan baik sampai kurang baik adalah pink, merah darah, merah tua, merah
hitam, merah kehijau-hijauan, dan pada akirnya merah hangus.
Sedangkan ssosis mempunyai bau yang khas atau spesifik yaitu flavor khusus
dari asap, biasanya sangit, dan tidak berbau amis. Sosis yang terbaik mempunyai
bau gurih, harum karena nitrit dan sirup jagung serta tomato juice, dan sedikit
sangit.
B. Jenis-jenis Sosis
Mengetahui lebih jauh tentang sosis, tentunya kita tidak hanya mengetahui
sebatas pengertian sosis. Artinya masih banyak pemahaman tentang jenis-jenis
sosis itu seperti apa saja. Sedangkan paparan di atas kita baru mengemas
pengertian, ataupun sosis yang baik dan yang buruk saja.
Lebih lanjut, berdasarkan kehalusannya, sosis dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Sosis kasar
2. Sosis emulsi
Sosis kasar, pengolahannya lebih sederhana, yaitu menggiling lemak sampai
halus kemudian mencampur dengan lemak sampai merata. Sedangkan sosis
Emulsi, tahapan pencampuranna terdiri dari pencampuran, pencacahan dan
pengemulsian. Berdasarkan proses pengolahannya, sosis secara umum dibedakan
menjadi 4 yaitu:
4
1. Sosis mentah (fres sausage), sosis ini merupakan sosis yang sudah diolah,
namun masih mentah/tanpa pemanasan.
2. Sosis yang direbus dan diasap (process cooking-boilling and smooking), misal;
frankfuter, bologna, knackwurst.
3. Sosis yang direbus tanpa diasap (process cooking-boilling), misalnya; beer
salami, liver sausage.
4. Sosis kering dan semi kiring (fermentasi), misalnya dry salami.
5. (Soeparno, 1998)
Liver Sausage
Salami Sausage
Lebih lanjut tentang sosis. Berdasarkan jenis cassing yang digunakan, sosis
terbagi menjadi ;
1. Sosis dengan cassing natural, terbuat dari usus sapi, kambing (sheep), domba
(lamb), dan babi (pork). Cassing ini mempunyai keuntungan dapat langsung
dimakan, bergizi tinggi, dan melekat pada produk. Dibalik keuntungan,
tentunya tidak akan sempurna jika tak ada kerugian. Baiklah, kerugiaan
penggunaan cassing jenis ini adalah produk tidak awet.
5
2. Sosis dengan casing jenis colagen, terbuat dari kulit hewan besar. Keuntungan
dari penggunaan casing ini adalah dapat diwarnai, bisa dimakan, dan melekat
pada produk.
3. Sosis dengan casing Selulosa, berbahan baku pulp,keuntungan casing selulosa
adalah dapat dicetak atau diwarnai dan murah. Casing selulosa sangat keras dan
dianjurkan untuk tidak dimakan
4. Sosis dengan casing polyamide ( turunan plastic yang bersifat food grade ),
Casing jenis ini tidak bisa dimakan, dapat dibuat berpori atau tidak, bentuk dan
ukurannya dapat diatur, tahan terhadap panas, dan dapat dicetak.
Jika sosis produksi dalam negeri umumnya diolah dari satu jenis daging
(misalnya sosis sapi, sosis ayam), maka sosis dari luar negeri biasanya
diformulasikan dari campuran beberapa jenis daging. Hal ini harus diwaspadai bagi
yang muslim, karena biasanya dibuat dengan campuran daging babi. Untuk itu, jika
6
anda akan membeli sosis impor, jangan lupa membaca label kemasannya untuk
mengetahui jenis daging yang digunakan dan telah mendapat sertifikasi Halal.
7
D. Cara Pembuatan Sosis
1. Daging yang telah siap dipotong-potong, digiling.
2. Ambil kg daging giling untuk menentukan persen bahan lain
3. Daging dicampur bumbu-bumbu dan bahan pengawet kecuali skim milk dan es
batu dan campuran tadi di mix (saat dimix ditambah sedikit demi sedikit skim
milk dan es batu)
4. Campuran dimasukkan kedalam usus dan ke dua ujung diikat
5. Panaskan dalam oven hingga suhu 1750 F – 2000 F selama satu jam (suhu ini
adalah suhu oven)
6. Kemudian dipindahkan ke dalam smoke house dengan suhu 1700 F atau suhu
interval 1550 F selama 8-12 jam
7. Untuk dimakan dapat dimasak lagi atau dibuat masakan lain
Komposisi Bumbu :
500 gr daging 12,5 gr bawang merah 0,55 gr natrium nitrat
100 gr es batu 15 gr garam dapur
50 gr skim milk 25 gr tomato juice
50 gr sirup jagung 1,5 gr mrica
(Raharjo dan Wasito, 2002)
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, A.H.D dan Wasito, samsu. 2002. Buku Ajar Teknologi Hasil Ternak.
Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto
10