Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Pasien mendemonstrasikan 1. Kaji tingkat nyeri pasien. 1. Menentukan intervensi
(nyeri) b/d peregangan tidak adanya nyeri. 2. Kaji kontraksi uterus, proses keperawatan sesuai skala nyeri.
perineum; luka Kriteria hasil: vital sign involusi uteri. 2. Mengidentifikasi penyimpangan
episiotomi; involusi uteri; dalam batas normal, pasien 3. Anjurkan pasien untuk dan kemajuan berdasarkan involusi
hemoroid; menunjukkan peningkatan membasahi perineum dengan air uteri.
pembengkakan payudara. aktifitas, keluhan nyeri hangat sebelum berkemih. 3. Mengurangi ketegangan pada luka
terkontrol, payudara 4. Anjurkan dan latih pasien cara perineum.
lembek, tidak ada merawat payudara secara 4. Melatih ibu mengurangi bendungan
bendungan ASI. teratur. ASI dan memperlancar pengeluaran
5. Jelaskan pada ibu tetang teknik ASI.
merawat luka perineum dan 5. Mencegah infeksi dan kontrol nyeri
mengganti PAD secara teratur pada luka perineum.
setiap 3 kali sehari atau setiap 6. Mengurangi intensitas nyeri denagn
kali lochea keluar banyak. menekan rangsnag nyeri pada
6. Kolaborasi dokter tentang nosiseptor.
pemberian analgesik bial nyeri
skala 7 ke atas.
2. Resiko defisit volume Pasien dapat 1. Pantau: 1. Mengidentifikasi penyimpangan
cairan b/d pengeluaran mendemostrasikan status indikasi kemajuan atau
yang berlebihan; cairan membaik. - Tanda-tanda vital setiap 4 jam. penyimpangan dari hasil yang
perdarahan; diuresis; Kriteria evaluasi: tak ada - Warna urine. diharapkan.
keringat berlebihan. manifestasi dehidrasi, - Berat badan setiap hari. 2. Mengidentifikasi keseimbangan
resolusi oedema, haluaran - Status umum setiap 8 jam. cairan pasien secara adekuat dan
urine di atas 30 ml/jam, 2. Pantau: cairan masuk dan cairan teratur.
kulit kenyal/turgor kulit keluar setiap 8 jam. 3. Temuan-temuan ini mennadakan
baik. 3. Beritahu dokter bila: haluaran hipovolemia dan perlunya
urine < 30 ml/jam, haus, peningkatan cairan.
takikardia, gelisah, TD di 4. Mencegah pasien jatuh ke dalam
bawah rentang normal, urine kondisi kelebihan cairan yang
gelap atau encer gelap. beresiko terjadinya oedem paru.
4. Konsultasi dokter bila
manifestasi kelebihan cairan
terjadi.
3. Perubahan pola eleminasi Pola eleminasi (BAK) 1. Kaji haluaran urine, keluhan 1. Mengidentifikasi penyimpangan
BAK (disuria) b/d trauma pasien teratur. serta keteraturan pola dalam pola berkemih pasien.
perineum dan saluran Kriteria hasil: eleminasi berkemih. 2. Ambulasi dini memberikan
kemih. BAK lancar, disuria tidak 2. Anjurkan pasien melakukan rangsangan untuk pengeluaran
ada, bladder kosong, ambulasi dini. urine dan pengosongan bladder.
keluhan kencing tidak ada. 3. Anjurkan pasien untuk 3. Membasahi bladder dengan air
membasahi perineum dengan hangat dapat mengurangi
air hangat sebelum berkemih. ketegangan akibat adanya luka pada
4. Anjurkan pasien untuk bladder.
berkemih secara teratur. 4. Menerapkan pola berkemih secara
5. Anjurkan pasien untuk minum teratur akan melatih pengosongan
2500-3000 ml/24 jam. bladder secara teratur.
6. Kolaborasi untuk melakukan 5. Minum banyak mempercepat
kateterisasi bila pasien filtrasi pada glomerolus dan
kesulitan berkemih. mempercepat pengeluaran urine.
6. Kateterisasi memabnatu
pengeluaran urine untuk mencegah
stasis urine.
4. Perubahan pola eleminasi Pola eleminasi (BAB) 1. Kaji pola BAB, kesulitan BAB, 1. Mengidentifikasi penyimpangan
BAB (konstipasi) b/d teratur. warna, bau, konsistensi dan serta kemajuan dalam pola
kurangnya mobilisasi; Kriteria hasil: pola jumlah. eleminasi (BAB).
diet yang tidak seimbang; eleminasi teratur, feses 2. Anjurkan ambulasi dini. 2. Ambulasi dini merangsang
trauma persalinan. lunak dan warna khas feses, 3. Anjurkan pasien untuk minum pengosongan rektum secara lebih
bau khas feses, tidak ada banyak 2500-3000 ml/24 jam. cepat.
kesulitan BAB, tidak ada 4. Kaji bising usus setiap 8 jam. 3. Cairan dalam jumlah cukup
feses bercampur darah dan 5. Pantau berat badan setiap hari. mencegah terjadinya penyerapan
lendir, konstipasi tidak ada. 6. Anjurkan pasien makan banyak cairan dalam rektum yang dapat
serat seperti buah-buahan dan menyebabkan feses menjadi keras.
sayur-sayuran hijau. 4. Bising usus mengidentifikasikan
pencernaan dalam kondisi baik.
5. Mengidentifiakis adanya penurunan
BB secara dini.
6. Meningkatkan pengosongan feses
dalam rektum.
5. Gangguan pemenuhan ADL dan kebutuhan 1. Kaji toleransi pasien terhadap
1. Parameter menunjukkan respon
ADL b/d immobilisasi; beraktifitas pasien aktifitas menggunakan fisiologis pasien terhadap stres aktifitas
kelemahan. terpenuhi secara adekuat. parameter berikut: nadi 20/mnt dan indikator derajat penagruh
Kriteria hasil: di atas frek nadi istirahat, catat kelebihan kerja jnatung.
- Menunjukkan peningkatan peningaktan TD, dispnea, nyeri
dalam beraktifitas. dada, kelelahan berat,
- Kelemahan dan kelelahan kelemahan, berkeringat, pusing
berkurang. atau pinsan. 2. Menurunkan kerja
- Kebutuhan ADL terpenuhi 2. Tingkatkan istirahat, batasi miokard/komsumsi oksigen ,
secara mandiri atau dengan aktifitas pada dasar menurunkan resiko komplikasi.
bantuan. nyeri/respon hemodinamik,
- frekuensi jantung/irama berikan aktifitas senggang yang
dan Td dalam batas normal. tidak berat. 3. Stabilitas fisiologis pada istirahat
- kulit hangat, merah muda 3. Kaji kesiapan untuk penting untuk menunjukkan tingkat
dan kering meningkatkan aktifitas contoh: aktifitas individu.
penurunan
kelemahan/kelelahan, TD
stabil/frek nadi, peningaktan
perhatian pada aktifitas dan 4. Komsumsi oksigen miokardia selama
perawatan diri. berbagai aktifitas dapat meningkatkan
4. Dorong memajukan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan
aktifitas/toleransi perawatan aktifitas bertahap mencegah
diri. peningkatan tiba-tiba pada kerja
5. Anjurkan keluarga untuk jantung.
membantu pemenuhan 5. Teknik penghematan energi
kebutuhan ADL menurunkan penggunaan energi dan
pasien.Jelaskan pola membantu keseimbangan suplai dan
peningkatan bertahap dari kebutuhan oksigen.
aktifitas, contoh: posisi duduk 6. Aktifitas yang maju memberikan
ditempat tidur bila tidak pusing kontrol jantung, meningaktkan
dan tidak ada nyeri, bangun regangan dan mencegah aktifitas
dari tempat tidur, belajar berdiri berlebihan.
dst.
6. Resiko infeksi b/d trauma Infeksi tidak terjadi. 1. Pantau: vital sign, tanda infeksi.
1. Mengidentifikasi penyimpangan dan
jalan lahir. Kriteria hasil: tanda infeksi 2. Kaji pengeluaran lochea, kemajuan sesuai intervensi yang
tidak ada, luka episiotomi warna, bau dan jumlah. dilakukan.
kering dan bersih, takut 3. Kaji luka perineum, keadaan 2. Mengidentifikasi kelainan
berkemih dan BAB tidak jahitan. pengeluaran lochea secara dini.
ada. 4. Anjurkan pasien membasuh 3. Keadaan luka perineum berdekatan
vulva setiap habis berkemih dengan daerah basah mengakibatkan
dengan cara yang benar dan kecenderunagn luka untuk selalu kotor
mengganti PAD setiap 3 kali dan mudah terkena infeksi.
perhari atau setiap kali 4. Mencegah infeksi secara dini.
pengeluaran lochea banyak.
5. Pertahnakan teknik septik
aseptik dalam merawat pasien
(merawat luka perineum,
merawat payudara, merawat 5. Mencegah kontaminasi silang
bayi). terhadap infeksi.
7. Resiko gangguan proses Gangguan proses parenting1. Beri kesempatan ibu untuk 1. Meningkatkan kemandirian ibu dalam
parenting b/d kurangnya tidak ada. melakukan perawatan bayi secara perawatan bayi.
pengetahuan tentang cara Kriteria hasil: ibu dapat mandiri.
merawat bayi. merawat bayi secara 2. Keterlibatan bapak/suami dalam
mandiri (memandikan, 2. Libatkan suami dalam perawatan perawatan bayi akan membantu
menyusui, merawat tali bayi. meningkatkan keterikatan batih ibu
pusat). dengan bayi.
3. Perawatan payudara secara teratur
3. Latih ibu untuk perawatan akan mempertahankan produksi ASI
payudara secara mandiri dan teratur. secara kontinyu sehingga kebutuhan
bayi akan ASI tercukupi.
4. Motivasi ibu untuk meningkatkan4. Meningkatkan produksi ASI.
intake cairan dan diet TKTP.
5. Lakukan rawat gabung sesegera 5. Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
mungkin bila tidak terdapat sedini mungkin.
komplikasi pada ibu atau bayi.