Вы находитесь на странице: 1из 4

MAKALAH TEORI-TEORI PENDIDIKAN

MAKALAH TEORI-TEORI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya mewujudkan proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien maka
perilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya didinamiskan secara baik.
Pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar
mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajar-mengajar yang
efektif dalam situasi belajar-mengajar yang kondusif.
Pengetahuan pengajar terhadap teori-teori dalam dunia pendidikan sangatlah
penting untuk membantunya di lapangan pendidikan yang dihadapkan pada anak didik
yang beragam.
Dengan pemaparan tadi, maka dirasa perlu untuk sedikit membahas teori-teori
pendidikan dan aliran-aliran pendidikan untuk menambah pengetahuan guru sebagai
bekal mengajar.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tadi, maka kami menentukan rumusan :
Menjelaskan pokok-pokok teori pendidikan.
Menjelaskan karakteristik aliran pendidikan.
Membandingkan pokok-pokok teori pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Teori adalah sebuah alat untuk membantu menjelaskan suatu. Ia merupakan
penyederhanaan dari gejala-gejala kehidupan supaya mudah kita pahami dan kita
jelaskan. Teori akan membantu kita memahami suatu gejala dan membedakan diri
dengan penjelasan yang lain. Meskipun demikian perbedaan antara dua teori atau lebih
yang berbeda tidak menutup kemungkinan ada suatu hal yang beririsan. Dan suatu teori
yang baik diharapkan menghilangkan irisan-irisan itu sekecil mungkin, untuk
memberikan pembedaan antara seperangkat penjelasan dengan lainnya yang memiliki
karakternya masing-masing.
B. Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dalam definisi ini terdapat 2 kata kunci yang layak disorot yaitu kedewasaan dan
tanggung jawab. Jadi, pendidikan bisa disimpulkan sebagai proses yang dilakukan untuk
mendewasakan manusia agar bisa bertanggung jawab dalam segala kewajibannya baik
sebagai individu maupun makhluk sosial.
C. Teori-teori pendidikan
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu :
I. Pendidikan klasik,
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme,
Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai
upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih
menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan
dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis.
Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan
peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari
pendidik.
II. Pendidikan pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta
didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik
hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong,
fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum
humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan
mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri.
Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada
aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).
III. Teknologi pendidikan, (Bp. Andi Saputro)
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan
pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun
diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologipendidikan, lebih diutamakan
adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis,
bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang
khusus, berupa data-data obyektif danketerampilan-keterampilan yang yang mengarah
kepada kemampuan vocational. Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain
pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para
peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola
kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera
digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak
tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
IV. Pendidikan interaksional, (Ibu Umi Roihatin)
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari
pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja
sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga
berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan
interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik
dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan
lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan
interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut,
memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks
kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu
filsafat rekonstruksisosial.
D. Aliran-Aliran Pendidikan
I. Developmentalisme (Bp. Nardiyanto)
Developmentalisme adalah paham yang mencoba menerapkan prinsip-prinsip
naturalisme romantik Rosseau atau pendidikan alam disekolah, dengan memberikan
peranan yang lebih positif dari pendidikdidalam mengawal dan melancarkan proses
pengembangan yang wajar dari kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam
diri setiap individu.
II. Progesivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject- centered).
III. Rekonstruksionalisme (ketiga guru)
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme
lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran
ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan
melakukan sesuatu. Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
IV. Esensialisme
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama
halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
V. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap gerakan
pendidikan progresivisme yang mengingkari supernatural. Orientasi pendidikan dari
parennialisme adalah scholastisisme atau neo-thomisme, yang pada dasarnya memandang
kenyataan sebagai sebuah dunia akal pikiran dan Tuhan, pengetahuan yang benar
diperoleh melalui berpikir dan keimanan, dan kebaikan berdasarkan perbuatan rasional.
VI. Aliran Pendidikan Islam
Dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan
sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal
digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan
kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin
kebenarannya

Вам также может понравиться