Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa
Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan
peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan,
dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta
untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
Di samping itu, terkait dengan tugasnya dalam bidang sistem pembayaran, Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan
uang rupiah serta mencabut, menarik uang tersebut dari peredaran. Di sini Bank Indonesia
memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kertas dan uang logam. Bank Indonesia
harus tetap menjaga uang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dalam komposisi pecahan
yang sesuai, pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan.
(3) Mengembangkan sistem perbankan dan sistem perkreditan yang sehat dengan melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap perbankan.
Hingga akhir September 2000 terdapat 153 bank umum dan 7771 Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di Indonesia. Sebagai pembina dan
pengawas perbankan, Bank Indonesia bertindak seperti layaknya seorang "bapak"
kepada "anak"nya.
Dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan perbankan, tugas Bank
Indonesia sebagai "Bapak" adalah mengarahkan bagaimana agar tercipta perbankan yang
sehat serta bermanfaat bagi perekonomian masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu
dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap
bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Di bidang
pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung (on site supervision) maupun
taklangsung (off-site supervision).
Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara
berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung
dilakukan melalui penelitian, analisis, dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan
oleh bank.
Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap
sistem keuangan dan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis, Pemerintah dan Bank
Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif sejak tahun
1998.
Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
adalah lembaga negara yang independen. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank
Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Untuk mencapai tujuannya tersebut, tentu saja kegiatan yang dilakukan Bank
Indonesia tidak sama dengan yang dilakukan oleh bank pada umumnya.
Jadi, walaupun ada kata "Bank" pada Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak
melakukan kegiatan komersial seperti yang dilakukan oleh bank pada umumnya baik itu
Bank Umum ataupun Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini berarti, Bank Indonesia tidak bisa
menerima tabungan, giro, dan deposito dari masyarakat umum. Selain itu masyarakat umum
juga tidak bisa secara langsung meminta kredit ke Bank Indonesia.