Вы находитесь на странице: 1из 10

A.

Pedoman Teknis Bangunan Tahan Gempa,Cipta Karya 2006

Kategori Kerusakan
● Kerusakan Ringan Non-Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan non-struktur apabila terjadi hal-
hal sebagai berikut :
a. retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran
b. serpihan plesteran berjatuhan
c. mencakup luas yang terbatas
Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa
mengosongkan bangunan.

● Kerusakan Ringan Struktur


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut : :
a. retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
b. plester berjatuhan.
c. mencakup luas yang besar.
d. kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dsb.
e. kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
f. Laik fungsi/huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) yang bersifat arsitektur agar
daya tahan bangunan tetap terpelihara. Perbaikan dengan kerusakan ringan pada
struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkan bangunan.

● Kerusakan Struktur Tingkat Sedang


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat sedang apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding;
b. retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom; cerobong miring; dan runtuh;
c. kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian;
d. laik fungsi/huni.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
a. restorasi bagian struktur dan perkuatan (strenghtening) untuk menahan beban
gempa;
b. perbaikan (repair) secara arsitektur;
c. bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi selesai.

● Kerusakan Struktur Tingkat Berat


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;
b. bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
c. kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan;
d. tidak laik fungsi/huni.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan. Atau dilakukan
restorasi dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali.
Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga
harus dikosongkan

● Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :
a. Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)
b. Sebagian besar komponen utama struktur rusak
c. Tidak laik fungsi/ huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan dan dibangun kembali

B. Permen PU No.24 Tahun 2008

Tingkat Kerusakan
Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
● Kerusakan Ringan
a. Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural,
seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
b. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar
35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang
berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

● Kerusakan Sedang
a. Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural,
dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
b. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar
45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang
berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

● Kerusakan Berat
a. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,
baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
b. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi
yang sama.

C. Panduan Verifikasi Bantuan Revitalisasi Sekolah Dasar yang Dikeluarkan


Oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2015

I. Analisis Tingkat Kerusakan Bangunan


Tingkat kerusakan yang terjadi pada bangunan dikelompokkan :
 Tingkat kerusakan 0 – 30% : kategori rusak ringan
 Tingkat kerusakan 30 – 45% : kategori rusak sedang
 Tingkat kerusakan 45 – 65% : kategori rusak berat
 Tingkat kerusakan > 65% : kategori rusak total

II. Klasifikasi Kerusakan


Tabel 1. Klasifikasi Kerusakan Bangunan
No. Kategori Kerusakan yang Terjadi Tindakan yang
Kerusakan Dianjurkan

1. Rusak Ringan - Dinding retak halus, kerusakan - Bangunan tidak


tidak tembus. perlu dikosongkan,
- Plesteran boleh terkelupas. hanya perlu
- Plafon dan listplank boleh rusak perbaikan kosmetik
- Tidak ada kerusakan struktural secara arsitektural
agar daya tahan
bangunan tetap
terpelihara.

2. Rusak Sedang - Dinding partisi retak tembus - Bangunan perlu


atau roboh sebagian dikosongkan dan
- Bagian struktural (kolom, balok, boleh dihuni kembali
kuda–kuda)mengalami setelah dilakukan
kerusakan tetapi masih dapat perbaikan dan
diperbaiki perkuatan untuk
- Dinding structural (bangunan dapat menahan
tanpa kolom dan balok) beban gempa.
mengalami kerusakan yang
masih dapat diperbaiki

3. Rusak Berat - Dinding retak tembus dan - Bangunan harus


mengalami perubahan bentuk dikosongkan atau
atau miring dirobohkan
- Bagian struktur (kolom, balok,
kuda–kuda) mengalami
kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki
- Dinding struktural (bangunan
tanpa kolom dan balok)
mengalami kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki
- Pondasi amblas/ retak/
bergeser
- Bangunan roboh total
III. Identifikasi Komponen Penyusun Bangunan
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud RI dalam Parmo (2016),
menyatakan bahwa bangunan gedung terdiri atas komponen-komponen
penyusunnya yaitu komponen struktur, arsitektural, dan utilitas seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1 . Dari gambar tersebu, kemudian diuraikan lagi menjadi
elemen dan sub elemen seperti pada Tabel 2 , Tabel 3 , dan Tabel 4

Gambar 1. Komponen Bangunan Gedung Sekolah

Tabel 2. Komponen struktur penyusun bangunan gedung sekolah


Elemen Struktur Atap Struktur Atas Struktur Bawah

Sub Elemen Rangka Atap Kolom Sloof


- Kuda-kuda - Kolom struktur Pondasi
- Murplat - Kolom praktis - Footplat
- Gording - Batu kali
- Nok Balok - Sumuran
- Ikatan angin - Balok induk
- Usuk & reng - Balok anak
- Balok ring
- Balok latai
- Balok konsol

Pelat
- Pelat atap
- Pelat lantai
- Pelat leufel
Tabel 3. Komponen arsitektur penyusun bangunan gedung sekolah
Elemen Penutup Atap Langit- Dinding Pintu dan Lantai dan
langit Jendela keramik

Sub - Genteng - Rangka Dinding bata Pintu - Rabat


Elemen Asbes plafond - Pasangan - Kusen pintu beton/patla
gelombang/ - Penutup bata - Daun jendela h bata
seng plafond - Plesteran - Engsel - Keramik
gelombang - List - Acian - Handle lantai
- Papan plafond - Cat dinding - Kunci - Keramik
ruiter, - Cat - Cat/Politur dinding
lisplank, plafond Dinding Partisi
papan - Rangka Jendela
talang & partisi - Kusen
konsoll - Penutup jendela
- Bubungan partisi -
- Cat partisi Kaca/krepyak
- Engsel
- Hak angin
- Grendel
- Cat/plitur

Tabel 4. Komponen utilitas penyusun bangunan gedung sekolah


Elemen Sistem Plumbing M/E Elektrikal bangunan

Sub Elemen Saluran Buangan - Pompa air - Instalasi listrik


- Instalasi air kotor - Saklar
- Instalasi air bersih - Stop Kontak
- Instalasi air hujan - Lampu
- Bak kontrol - Armateur
- Fitting
Distribusi air bersih - Sekering/MCB
- Instalasi air bersih - Penyambungan daya
ke: KM/WC, meja
cuci, wastafel,
tandon air

Sanitair
- Wastafel
- Kloset
- Bak air
- Septictank
- Sumur resapan
IV. Cara Perhitungan Kerusakan Bangunan
 ATAP

Cara menghitung:

Luas (A)+(B) = luas penutup atap ruangan


Luas (A) = (c+d) x (e+f) x 1,2
Luas (B) = (b+a) x (e+f) x 1,2
Luas (C) = luas penutup atap yang rusak

Presentasi tingkat kerusakan =


Luas (C) / (Luas (A)+(B)) x 100%

 RANGKA ATAP

Cara menghitung:

Luas (A)+(B) = luas rangka atap ruangan


Luas (A) = (c+d) x (e+f) x 1,2
Luas (B) = (b+a) x (e+f) x 1,2
Luas (C) = luas rangka atap yang rusak

Presentase tingkat kerusakan =


Luas (C) / (Luas (A)+(B)) x 100 %

 LISTPLANK DAN TALANG

Cara menghitung

a+b+c+d = panjang total listplank dan talang ruangan


b’+d’ = total panjang listplank yang rusak

Presentase tingkat kerusakan =


(b’+d’) / (a+b+c+d) x 100 %
 RANGKA PLAFOND

Cara menghitung:

Luas total rangka plafond ruangan = (a+b) x c


Luas (A) + (B) = luas total rangka plafond yang rusak

Persentase tingkat kerusakan =


Luas (A)+(B) / ((a+b) x c) x 100 %

 PENUTUP LIST DAN PLAFOND

Cara menghitung :

Luas total penutup plafond/cat plafon ruangan


= (a + b) x c
Luas (A) + (B) = luas total penutup plafond/cat
plafond yg rusak

Persentase tingkat kerusakan =


Luas (A) + (B) / ((a + b) x c) x 100%

 KOLOM DAN BALOK

Cara menghitung :

No.1 -12 = kolom


No.13 -27= ringbalk
Jumlah total kolom + ringbalk = 27

No. 6,8,15,19 = kolom & ringbalk yg rusak (4 buah)

Persentase tingkat kerusakan =


4 / 27x 100%
 DINDING

Cara menghitung :

Luas (A)+(B)+(C)+(D) = luas total dinding


ruangan
Luas (A’)+(C’) = luas total dinding/cat dinding
yg rusak

Persentase tingkat kerusakan =


Luas (A’)+(C’) / Luas (A)+(B)+(C)+(D) x
100%
 PINTU DAN JENDELA
a. Kusen Pintu/Jendela

Cara menghitung :

No.1 & 2 = kusen pintu (2 buah)


No.A,B,C,D,E = kusen jendela (5 buah)
Jumlah total kusen pintu + jendela = 7

No. 1 & C= kusen pintu & jendela yg rusak (2


buah)

Persentase tingkat kerusakan =


2 / 7 x 100%

b. Daun Pintu/Jendela
Cara menghitung:

No.1-15 = daun jendela(15 buah)


No. 1,3,13 = daun jendela yg rusak (3buah)

Persentase tingkat kerusakan =


3 / 15 x 100%

No.A,B,C = daun pintu (3 buah)


No. C = daun pintu yg rusak (1buah)

Persentase tingkat kerusakan =


1 / 3 x 100%

 PONDASI
Cara menghitung :

panjang total sloof/pondasi =


(ax2)+(bx4)+ ((c+d+e)x3)
g = panjang sloof yg rusak

Persentase tingkat kerusakan =


g/ ((ax2)+(bx4)+ ((c+d+e)x3))x 100%
f= panjang pondasi yg rusak

Persentase tingkat kerusakan =


f/ ((ax2)+(bx4)+ ((c+d+e)x3))x 100%
 LANTAI

Cara menghitung :

Luas total lantai ruangan = (a + b)x c


Luas (A)+(B) = luas lantai yg rusak (penutup
lantai terkelupas dan atau mengalami
penurunan lantai)

Persentase tingkat kerusakan =


Luas (A)+(B) / ((a+b)xc) x 100%

 UTILITAS

Cara menghitung:

Jumlah titk lampu = 6


Jumlah saklar = 1
Jumlah stop kontak = 1
Total instalasi listrik = 8 buah
A & B = instalasi listrik yg rusak (2 buah)

Persentase tingkatkerusakan=
2 / 8 x 100%

 DRAINASE

Cara menghitung :

panjang total saluran air & pasangan beton keliling


bangunan = a+b+c
b’ = panjang yg rusak

Persentase tingkat kerusakan =


b’ / (a+b+c) x 100%
Bobot (%) Tingkat Kerusakan
Komponen Sub Komponen Nilai
No Terhadap Kerusakan
Bangunan Bangunan Bobot (%)
Maksimu
Ruang
m (%) (4x6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Struktur Bawah a. Pondasi 11,15 %
b. Sloof 3,30 %

2 Struktur Atas a. Kolom 9,66 %


b. Balok

3 Atap a. Penutup Atap 10,56 %


b. Rangka Atap 11,62 %
c. Lis Plang &
Talang 2,06 %

4 Plafon a. Rangka Plafon 4,67 %


b. Penutup & Lis
Plafon 5,06 %

a. Bata / Dinding
5 Dinding Pengisi 13,68 %
b. Cat 1,65 %

6 Pintu & Jendela a. Kusen 2,70 %


b. Daun Pintu 2,47 %
c. Daun Jendela 5,15 %

7 Lantai a. Penutup Lantai 8,96 %

8 Utilitas a. Listrik 1,79 %


b. Drainase 1,22 %
JUMLAH
NILAI TINGKAT KERUSAKAN

Kesimpulan Pengamatan
 % Tingkat kerusakan : ………………….
 Jenis Perawatan : ………………….
 Luas Bangunan : ….m X…… m (……. m2)
 Tingkat Kerusakan
 Tingkat kerusakan 0 – 30% : kategori rusak ringan
 Tingkat kerusakan 30 – 45% : kategori rusak sedang
 Tingkat kerusakan 45 – 65% : kategori rusak berat
 Tingkat kerusakan > 65% : kategori rusak total

Вам также может понравиться