Вы находитесь на странице: 1из 52

Pasar Persaingan Tidak Sempurna

(Monopoli dan Oligopoli)

Pasar Persaingan
Oleh:Tidak Sempurna
Herdiana Anggrasari 16/407500/PPN/04151
Putri Perdana 17/418749/PPN/04216
PENDAHULUAN
Pasar persaingan
tidak sempurna Struktur pasar juga
Berdasarkan terdiri atas: akan mempengaruhi
strukturnya, pasar Perbedaan jumlah
• pasar monopoli perilaku setiap
dibedakan menjadi penjual dan pembeli
• pasar ologopoli penjual dan pembeli
pasar persaingan akan membentuk
• pasar persaingan terhadap perubahan
sempurna dan pasar monopolistik perbedaan struktur
harga barang atau
persaingan tidak • pasar monopsoni pasar.
jasa yang ada di
sempurna.
pasar tersebut.
Model organisasi
pasar oligopoli
Pasar Persaingan Pasar oligopoli dan memiliki beberapa
Sempurna Jumlah persaingan penjual (lebih dari
Pasar persaingan
penjual dan monopolistik satu) tetapi tidak
sempurna dan
pembelinya sangat terletak diantara banyak sedangkan
monopoli
banyak dan pada model pasar model persaingan
merupakan model
pasar Monopoli persaingan monopolistik
pasar yang ekstrem.
hanya terdapat satu sempurna dan memiliki penjual
penjual. monopoli. banyak tetapi
barang tidak
homogen.
MONOPOLI
Menurut Soeharno (2007), monopoli adalah kondisi suatu pasar
atau industri yang hanya memiliki satu (satu-satunya) produsen
yang menghasilkan produk yang tanpa ada substitusinya (produk
tersebut tidak dapat digantikan oleh produk hasil produsen lain).
Ciri-ciri Pasar Monopoli sebagai berikut:

• Hanya terdapat satu penjual/produsen untuk suatu produk yang


tidak dapat disubstitusikan oleh produk produsen lain.
• Produsen lain tidak dapat masuk dalam industri/pasar monopoli
(tidak ada kebebasan masuk pasar/industri).
• Produsen monopolis dapat menguasai harga pasar (price maker).
• Produsen monopolis dapat melakukan diskriminasi harga.
• Produsen monopolis dapat melakukan promosi untuk mendorong
pemasaran produk
Ciri Lain Monopoli
monopolis bersifat
sebagai price maker,
Menurut
Antriyandarti (2012)
model pasar monopoli
sering dijumpai
terutama pada pasar tidak ada barang
barang/jasa yang substitusi,
menyangkut hajat
hidup orang banyak,
terdapat barriers to entry
dengan ciri : sehingga produsen baru sangat
sulit untuk masuk pasar karena
monopolis akan selalu
mempertahankan posisinya
dengan membuat hambatan
 Technical barrier, dibagi menjadi tiga yaitu decreasing marginal
cost (average cost) pada suatu range tertentu, usaha ini efisien
pada skala besar; transportation cost yaitu lokasi tertentu yang
memungkinkan untuk menciptakan monopoli pada denah
terbatas; dan pemilikan sumber daya utama.
 Legal barrier disebabkan oleh adanya peraturan atau hukum.
HAMBATAN Legal barrier dibagi menjadi dua yaitu hak paten yang intensif
MONOPOLI untuk kemajuan teknologi namun masalahnya adalah apakah
manfaat kemajuan teknologi ini lebih besar daripada
biaya/pengorbanan masyarakat dengan adanya monopoli, dan
franchise awarded yaitu ijin yang hanya diberikan kepada satu
perusahaan/firm contohnya public utility, gas, electric, air minum,
pos, dan telpon
Keseimbangan Jangka Pendek (Shortrun
Equilibrium)
• Keuntungan akan maksimum (keseimbangan)
jika MR = MC
• Titik Q* adalah tingkat output dimana
MR=MC.
• Jika perusahaan memproduksi lebih kecil
output (Q1) maka akan mengorbankan
sejumlah keuntungan.
• Oleh karena pada kenyatannya masih ada
penerimaan ektra (extra revenue) yang bisa
didapatkan dari tambahan setiap unit yang
diproduksikan dan dijual, yaitu antara Q1
sampai dengan Q*
• Walaupun biaya produksi per unitnya dari
tambahan output tersebut lebih tinggi dari
tambahan penerimaan yang didapatkan dari
tiap unit output tersebut. Penambahan tingkat
output dari Q* ke Q2 akan menurunkan
keuntungan, karena tambahan biaya produksi
lebih tinggi dari tambahan keuntungan yang
didapatkan.
Keseimbangan Jangka Panjang (Longrun
Equilibrium)
• Pada keseimbangan jangka panjang,
monopolis berpotensi mendapatkan excess
supply. Awalnya pada keseimbangan jangka
pendek harga yang terjadi adalah P1 dan
jumlah Q1 dimana SMC1 berpotongan
dengan MR (A1), karena produksi ini masih
jauh lebih rendah dr perpotongan antara
LMC dan MR (A2).
• Monopolis akan menambah investasi sampai
pada suatu keseimbangan jangka panjang,
yaitu P2Q2 yang tidak terletak LACmin,
berarti tidak pada efisien tertinggi
Diskriminasi Harga dan Consumer Surplus

consumer surplus
adalah nilai
kerelaan pembeli
Diskriminasi untuk membayar
harga adalah suatu barang
usaha untuk dikurangi harga
Dengan menambah
dilakukannya barang tersebut
keuntungan yang sebenarnya.
diskriminasi dengan menggaet
Diskriminasi harga, maka laba consumer surplus
harga adalah consumer surplus. mengukur
yang akan
menjual barang diterima monopolis manfaat yang
Diskriminasi yang sama dengan diterima pembeli
harga merupakan akan lebih besar
harga yang daripada jika dari partisipasinya
salah satu bentuk berbeda untuk di suatu pasar
hambatan masuk monopolis tidak
konsumen yang melakukan
(barrier to entry) berbeda (dengan
yang dilakukan diskriminasi
asumsi biaya harga.
monopolis untuk produksi masing-
menghalangi masing barang
masuknya sama).
perusahaan lain ke
dalam pasar yang
dikuasainya.
Macam bentuk diskriminasi harga & syaratnya

Memberlakukan harga yang berbeda Diskriminasi harga tingkat ketiga,


Diskriminasi sempurna, yaitu untuk unit barang yang berbeda, yaitu mengenakan harga yang
mengenakan harga yang berbeda tapi semua konsumen dikenakan berbeda untuk kelompok konsumen
untuk setiap unit barang, untuk yang sama. Semakin banyak unit yang berbeda untuk tapi setiap unit
konsumen yang berbeda. barang yang dibeli biasanya harga yang dijual ke setiap kelompok
lebih murah. konsumen harganya sama.

• Pasar harus dapat dipisahkan •Jika dianggap hanya ada 2 •Perbedaan elastisitas dapat
menjadi golongan-golongan dengan golongan pasar,maka produsen disebabkan oleh perbedaan
elastisitas permintaan yang harus bisa menentukan besarnya pendapatan, selera dan kemampuan
berbeda. output di masing-masing pasar untuk mensubtitusi.
yang harus mempunyai kurva
permintaan yang berbeda & MR
yang berbeda pula.
Grafik Diskriminasi Harga & Consumer Surplus

• Seorang monopolis dapat membuat harga yang


berbeda untuk tiap konsumen, maka
monopolis dapat menjual Q1 pada harga P1 (A1)
untuk konsumen golongan mampu kemudian
Q2 pada harga P2 (A2) dan seterusnya,
sehingga monopolis dapat memperoleh
tambahan keuntungan.
• Pembeli dengan harga rendah tidak dapat
menukarkan dengan harga yang tinggi. Jika
harga pasar yang terjadi pada P bar maka
golongan mampu Q1 juga hanya mau
membayar seharga P bar meskipun
sebenarnya dia mau membayar seharga P1.
• Perbedaan ini disebut sebagai consumer
surplus, karena konsumen golongan Q1 ini
memperoleh surplus yang dapat digunakan
untuk membeli barang lain. Jumlah consumer
surplus seluruhnya sebesar ∆Pbar ĀB.
Monopoli & Alokasi Sumber Daya

• Monopoli dpt mempengaruhi harga melalui


pembatasan output → P>MC (alokasi SD
tdk efisien)
• CEDF → keuntungan perusahaan yang
ditransfer dari keuntungan konsumen
• DBF → misalokasi SD yang terjadi pd ps.
monopoli (Dead Weath Loss).
Dead Weight Loss

• Dead weight loss / welfare lost.


→Pengurangan surplus konsumen yg
tdk diterima produsen.
→ misalokasi sumber daya yg terjadi
di pasar monopoli.
• Menghitung Dead Weath Loss:
DWL = ½ ( q1-q2)(p2-p1)
• Sebelum ada regulasi harga monopolis berproduksi
Regulasi Harga pada Qm dengan tingkat harga Pm.
• Ketika pemerintah memberlakukan regulasi dengan
kebijakan ceiling price yaitu memaksakan tingkat
harga pada P1 penerimaan rata-rata dan penerimaan
marginal perusahaan adalah konstan dan sama dengan
P1 sebagai akibatnya output naik dari Qm ke Q1.
• Ketika harga turun menjadi lebih rendah dari Pc, pada
titik dimana biaya marginal berpotongan dengan
penerimaan rata-rata, maka output meningkat menjadi
Qc.
• Pada saat Qc inilah layaknya perudahaan berproduksi
pada industri yang kompetitif.
• Tanpa pengaturan, perush monopoli menetapkan PM,
Qm ( MR=MC).
• Jk pemerintah menetapkan harga pagu di P1.
• Keuntungan max dicapai pd output Q1 (MR
berpotongan MC).
• P P1→ PC/P2 ; Q meningkat Q1→ Qc (jumlah Max).
• P Pc→P3; mengurangi Output menjadi sebesar Q3 &
mengakibatkan kekurangan Q’3-Q3.
Pengaturan Harga Monopoli Alami
• Monopoli alami => perusahaan yang dapat
memproduksi seluruh output pasar dengn biaya yg
lebih rendah dari yg seharusnya dikeluarkan jika
terdapat beberapa perusahaan.
• Tanpa regulasi, perusahaan monopolis akan
menetapkan output Qm dgn harga Pm.
• Harapannya harga dapat berada di Pc dengan
output Qc, (P=MC).
• Tapi pada Pc,Qc (AC > AR=MC) maka AC tidak
akan tertutup => perusahaan bangkrut.
• Alternatif terbaiknya => menetapkan harga di Pr.
• Perusahaan tidak memperoleh laba monopoli,
output diproduksi sebesar mungkin, tidak
menyebabkan perusahaan bangkrut.
Penetapan Harga
• Pada umumnya, kita sulit mengetahui bentuk kurva penerimaan rata-rata (AR) dan
kurva penerimaan marginal (MR), shg kita dpt menggunakan informasi biaya marginal
(MC) utk mengetahui batas tingkat output pada saat keuntungan maks.

Penerimaan marginal (MR);


dR d (PQ)
MR = _____ = _____
dQ dQ

• Ekstra revenue berasal dr peningkatan setiap unit dr output;


1. Menambah produksi 1 unit dan menjualnya dengan harga P menambah penerimaan
sebesar (1)(P) = P.
2. karena perusahaan memiliki slop kurva permintaan yang mengarah ke bawah, maka
penjualan dari setiap tambahan unit juga menghasilkan ratio tambahan harga yang
menurun sedikit demi sedikit, ∆P/∆Q, dimana hal ini akan menurunkan penerimaan
dari semua unit yang terjual (terjadi perubahan dalam penerimaan Q(dP/dQ)).
Diperoleh dari
mengalikan
Selanjutnya; Q(∆P/∆Q)
dP Q dP dengan P/P.
MR = P + Q = P+ P
dQ P dQ
Diketahui elastisitas permintaan (Ed) = (P/Q) (dQ/dP)
(1/Ed) = (Q/P) (dP/dQ) => Kebalikan dr Ed
Sehingga untuk pengukuran output yang memaksimalkan laba:
MR = P + P(1/Ed)

Apabila memaksimumkan laba dapat ditetapkan penerimaan


marginal (MR) ’sama dengan’ biaya marginal (MC);
P + P (1/Ed) = MC
Berdasarkan rumusan tersebut, maka:

P - MC 1
= -
P Ed
• Di sebelah kiri tanda sama dengan (P – MC)/P, adalah
besarnya nilai markup harga yang diberlakukan di
atas biaya marginal (MC).

• Hubungan tersebut menyatakan bahwa besarnya


markup tersebut ’nilainya sama dan berbanding
terbalik’ dengan nilai elastisitas permintaannya (nilai
elastisitas permintaan negatif karena kurva
permintaan miring ke bawah dan nilai markup adalah
positif).

• Shg dpt dirumuskan persamaan kenaikan harga (P) yg


di markup melebihi biaya marginal (MC):
MC
P =
1 + (1/Ed)

Contoh: Jika Ed = -4 dan MC= $9 per unit, maka P yang seharusnya dikenakan
adalah $9/(1 – ¼) = $9/0.75 = $12 per unit (atau harga yang dikenakan lebih tinggi
25% dari nilai biaya marginalnya).
• Jika permintaan perusahaan elastis
seperti dalam gambar (a) markup akan
kecil dan perusahaan mempunyai
kekuatan monopoli yg kecil.
• Jika permintaan perusahaan tidak
elastis seperti dalam gambar (b)
markup akan besar dan perusahaan
mempunyai kekuatan monopoli yg
besar.
Contoh Soal 1
• Seorang monopolis menghadapi kurva permintaan linear sebagai berikut:

Q = 2.000 – 20P

P = 100 – Q/20

TC= 0,05 Q2 + 10.000

TR= PQ = (100-Q/20)Q = 100Q - Q2 /20

• Tentukan tingkat output dan harga untuk memperoleh laba maximum ?

• Laba maksimum monopolis tercapai jika:

Syarat MR=MC

MR=TR’ = 100-0,1Q

MC=TC’= 0,1Q

100 Q - Q2/20 = 0,1Q

Q* = 500 dan P* =75

• Pada tingkat output dan harga dengan laba maksimum tersebut besarnya:

TC = 0,05 (500)2 + 10.000 = 22.500

AC= TC/Q = 22.500/500 = 45

Laba = (P8-AC) Q* = (75-45)500 = 15.000

Mc=0,1 Q = 0,1(500)=50
Contoh Soal 2
• Dimisalkan biaya produksi adalah:
• C(Q) = 50 + Q2
• Persamaan tersebut menunjukkan pengertian besarnya biaya tetap adalah $50 dan
besarnya biaya variabel adalah Q2. Diumpamakan persamaan permintaan yang
dimiliki adalah:
• P(Q) = 40 – Q
• Dengan menggunakan persamaan penerimaan marginal terhadap biaya marginal
maka akan dapat dibuktikan bahwa keuntungan maksimum tercapai pada saat Q =
10, dimana pada saat tersebut harga adalah sebesar $30
Contoh Soal 2
• C = 50 + 2Q2 + 4Q
• Qd = 124 – P
𝑑𝐶
• MC = = 4Q + 4
𝑑𝑄

• Q = 124 – P => P = 124 – Q => R = P . Q = 124Q – Q2


𝑑𝑅
• => MR = 𝑑𝑄
= 124 – 2Q

• MR = MC => 124 – 2Q = 4Q + 4 => 120 = 6Q


120
• => Q = 6
= 20

• P = 124 – Q = 124 – 20 = 104


• R = PQ = 104 (20) = 2080
• C = 50 + 2Q2 + 4Q = 50 + 2 (20)2 + 4 (20)
• = 50 + 800 + 80 = 930
• π = R – C = 2080 – 930 = 1150
KOSENTRASI PASAR
• Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) digunakan untuk menghitung pangsa
pasar.
• Biasanya jumlah perusahaan N yang dihitung proporsi pangsa pasarnya adalah 4,
sehingga dikenal sebagai CR4.

No Large Firm Small Firm Market Structure


1 1 firm = 54% 23 firms = 23x2% Dominan Firm
2 4 firms = 4x15% 4 firms = 4x10% Oligopoly

• Kelemahan CR: Hanya menyajikan share dari beberapa perusahaan terbesar dalam
industri, tidak menyajikan share dari perusahaan kecil sehingga menyajikan
gambaran yang terbatas ttg distribusi ukuran perusahaan di pasar.
Herfindahl Index
CONTOH
• Indeks Herfindahl dirancang untuk
mengukur konsentrasi industri,
dan inferensi tingkat penguasaan
pasar dari semua perusahaan yang
ada.
• HHI = S12 + S22 + S32 +…..+ Sn2
Keterangan: N = jumlah perusahaan
dalam industri, Si= pangsa pasar
perusahaan i

• Semakin banyak perusahaan maka


nilai Herfindahl index akan turun
dari 1 ke 0
OLIGOPOLI
“Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan/produsen/penjual.”
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI

Harga relatif
Adanya saling kaku dan
Ada hambatan
ketergantungan hanya dapat Kemungkinan
bagi produsen
antar produsen berubah jika adanya merger
baru untuk
dan terjadi perang atau kolusi.
masuk pasar,
kompetitornya, harga atau
kolusi harga,
Harga dan Jumlah output
berada di bawah monopoli dan
di atas pasar kompetitif
Karakteristik
/Pembeda
Oligopoli

Persaingan Non Harga


Grafik Maksimasi Laba Oligopoli
Harga

Laba yang hilang karena


MC memproduksi terlalu banyak
P2
P* (Q1) dan menjual dengan harga
AC yang terlalu tinggi
P1

Laba yang hilang karena


D=AR memproduksi terlalu banyak
(Q2) dan menjual dengan harga
yang terlalu rendah
MR
Q1 Q* Q2 Jumlah
Maksimasi Laba Pasar Oligopoli
• Laba maksimum diperoleh ketika MC=MR.
• Tingkat keluaran yang memberikan laba maksimum pada Q* dengan harga pasar
yang berlaku P*
• Jika memproduksi < Q* (Q1), & menetapkan harga sebesar P1. Maka MR > MC,
laba total. Namun, mengorbankan laba dari penerimaan tambahan degnan menjual
Q*- Q1.
• Laba total di Q1 < laba total di Q*
• Jika memperoduksi > Q* (Q2) & harga P2. Maka MR < MC, Mengorbankan laba
Q2-Q*
Rumus Maksimasi Laba Pasar Oligopoli
△𝑅 △𝑄
MR= ≈
△𝑄 △𝑄

𝑑𝑅 𝑑(𝑃𝑄) 𝜕𝑃 𝜕𝑄
MR= = = 𝑄+ 𝑃
𝑑𝑄 𝑑𝑄 𝜕𝑄 𝜕𝑄

𝜕𝑃 𝜕𝑃 𝑄 1
= 𝑄+𝑃 = 𝑃 + 1 = 𝑃 ( + 1)
𝜕𝑄 𝜕𝑄 𝑃 ∊

1
MR= 𝑃 ( + 1)

MODEL PENETAPAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
Model Cournot – Model Edgeworth – Model Chamberlin – Model Stackelberg – Model Sweezy – Game Theory
MODEL
Harga
COURNOT
Market demand curve
• Asumsi: Tidak ada saling Pm
ketergantungan antar
perusahaan
• Dua perusahaan P Residual demand curve
memproduksi barang yang
sama dan identik
• Kuantitas Setting : Masing- C MC=AC
masing perusahaan
berasumsi tingkat output
pesaing tetap
• Harga pasar bergantung q1 (q2) Firm 1 quantity
pada total output kedua
q2
perusahaan Residual marginal revenue
curve
q2

Firm 1 reaction curve COURNOT


qc
EQUILIBRIUM
Keseimbangan
qm COURNOT Cournot dapat
q2A EQUILIBRIUM
dicapai apabila
q2B
besarnya output
masing-masing
Firm 2 reaction curve
perusahaan
sama yaitu 1/3
dari total output
q1A qm qc q1
pasar.
Cournot Q1=Q2 (identik)
CONTOH SOAL Total Pendapatan Firm 1
TR1= P.Q
= [30-(Q1+Q2)].Q1
• Misal : = 30Q1-Q12-Q1Q2
MR1= 30-2Q1-Q2
P= 30-Q
Jika, MR=MC=12
AC=MC=12 12=30-2Q1-Q2
2Q1=30-12-Q2
Q= Q1+Q2 Q1=18/2-Q2/2
Q1=9-1/2Q2
Total output dan harga produk di Pasar
• Q1 = Q 2 • P=30-12
Q1= 9-1/2(9-1/2Q1) P=18
Q1= 9-4,5+0,25Q1
0,75Q1= 4,5
Q1 = 6
Total Output 12
Q2 = 6
EDGEWORTH Harga
Firm 1
MODEL
“Menurut edgeworth,
persaingan terjadi bukan Market Demand Curve
pada jumlah produksi,
melainkan pada harga, dan P1
perusahaan mempunyai
batas kapasitas produksi” P2 q0= batas
kapasitas
• Asumsi: Perusahaan c MC=AC
tidak saling
ketergantungan
• Price Setting
q1 MR q2 q0 Output
• Harga yang terjadi
diantara Pm dan Pc Firm 1
P CHAMBERLIN
MODEL
“Dua perusahaan
berkolusi menjadi satu
sehingga seolah-olah
monopoli”
Terdapat pembagian
Pm=P quota

MR MC
Q
1/2Q 1/2Q
Tidak mengetahui
probabilitas
Jumlah untuk
perusahaan memenangkan
sedikit pasar

KOLUSI
Ada yang dapat
memenangkan
pasar dan tidak

• Syarat Kolusi: Perjanjian dan Loyalitas


• Sukses tidaknya kolusi tergantung pada
1. Jumlah perusahaan
2. Ukuran perusahaan
3. Banyaknya Demand
4. Non price competition
5. Penyerapan teknologi
P
STACKELBERG
MODEL
Ciri: 1 perusahaan dominan ,
pesaingnya perusahaan kecil .
• Entrant masuk untuk
memenuhi sisa permintaan Residual AC
• Dominant firm
demand
memaksimalkan keuntungan Pe
dengan membatasi output MC
entrant

D
Q
Q entrant MR Q
dominan
Total Pendapatan Firm 1
CONTOH SOAL TR1= P.Q
= [30-(Q1+Q2)].Q1
 Misal : = 30Q1-Q12-Q1Q2
P= 30-Q = 30Q1-Q12-Q1(9-1/2Q1 )
AC=MC=12 = 21Q1 -1/2Q12
Q2= 9-1/2Q1 MR1= 21-Q1
Total output dan harga produk di Pasar Jika, MR=MC=12
12=21-Q1
Total Output: Q1=9
Q1+Q2 = 9+4,5 = 13,5 Q2=9-1/2Q1
Harga Produk Q2=9-1/2 9
P= 30-13,5 = 16,5 Q2=4,5
SWEEZY MODEL
“Sweezy menyatakan bahwa
Demand assuming price is
permintaan yang dihadapi oleh
raised
oligopolis akan berbeda apabila
dia menaikkan harga. Apabila
menaikkan harga, permintaan Demand assuming price is
lebih elastis daripada reduced
menurunkan harga sehingga
permintaan menjadi patah (kink
demand)”
• Oleh karena itu pada pasar
oligopoli harga relatif
cenderung stabil sehingga
persaingan yang terjadi yaitu
persaingan non harga
(promosi, iklan, teknologi,
dsb)
Penyelesaian masalah dalam pasar duopolis tergantung pada pihak I dan pihak II, yang masing-masing
berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Game Setiap pelaku yang masuk dalam game ini, jika salah satu pihak untung maka pihak lain rugi.

Theory
Setiap duopolies berada pada posisi yang sama dalam menebak stategi pihak lain yang digunakan
untuk mengalahkan strateginya sehingga akan membuat profit matriks di kedua pihak.

Setiap duopolies berasumsi bahwa lawannya akan selalu membuat langkah yang paling efektif dan dia
akan mencoba menghalangi pihak lain untuk melindungi dirinya sendiri dari kerugian
CONTOH:
PAY OF MATRIX
Dua buah perusahan yang
memiliki produk yang relatif
sama, selama ini saling
bersaing dan berusaha untuk
mendapatkan keuntungan
dari pangsa pasar yang ada.
Untuk keperluan tersbut, Saddle Solution Perusahaan = 4
perusahaan A mengandalkan
2 strategi dan perusahaan B Perusahaan A meskipun menginginkan keuntungan yang lebih
menggunakan 3 macam besar, namun A hanya akan mendapat keuntungan maksimal
strategi, dan hasilnya terlihat sebesar 4, bila ia menggunakan strategi harga mahal (S2).
pada tabel berikut ini : Sedangkan perusahaan B, meskipun menginginkan kerugian
yang dideritanya adalah sekecil mungkin, namun kerugian
yang paling baik bagi B adalah sebesar 4, dan itu bisa
diperoleh dengan merespon strategi yang digunakan A
dengan juga menerapkan strategi harga mahal (S3).
DIFERENSIASI PRODUK
“Salah satu usaha advertising”
• Jika produk setiap perusahaan sama
berarti tidak terjadi diferensiasi Secara Matematis
produk
• П(q, d, A) = R(q, d, A) – C(q, d, A)
• Diferensiasi produk dapat berupa
special service, kemasan yang Keterangan: q = produksi, d= diferensiasi
menarik,, hadiah, dan sebagainya produk, dan A= advertensi
• Dengan adanya diferensiasi produk
dapat menyebabkan demand naik.
∂п ∂R ∂C
• Advertensi bertujuan untuk = - =0 MRq=MCq
𝜕𝑞 𝜕𝑞 𝜕𝑞
meningkatkan demand fungsi
informasi dan diferensiasi ∂п ∂R ∂C
= - =0 MRd=MCd
𝜕𝑑 𝜕𝑑 𝜕𝑑
• Profit maximizing bila MR dari ∂п ∂R ∂C
diferensiasi produk = MC dari = - =0 MRA=MCA
𝜕𝐴 𝜕𝐴 𝜕𝐴
diferensiasi produk
Advertising dan
keunggulan biaya absolut

TIME LAGS
• Implikasi: adanya advertising oleh perusahaan pada masa lalu akan
mempengaruhi permintaan saat ini
• Advertising bisa tidak menjadi penghalang (barrier) bagi entrant jika
advertising yang dilakukan perusahaan dominan tidak mempengaruhi
permintaan sekarang
• Advertising dapat memberikan keunggulan biaya absolut bagi perusahaan
dominan
• Advertising yang dilakukan perusahaan dominan secara kontinue akan
menjadi entry barrier bagi entrant
NOISE (kegaduhan)

• Biaya absolut advertising untuk perusahaan dominan dan entrant berbeda.


• Entrant membutuhkan biaya advertising yang lebih besar dibandingkan perusahaan
dominan untuk menarik minat/perhatian konsumen.
• Perusahaan dominan yang lebih dulu masuk ke pasar sudah memiliki brand image
di dalam benak konsumen sehingga entrant harus berusaha lebih keras untuk
menarik minat konsumen “shout louder to be heard”
Diferensiasi produk dan skala ekonomi
• Terdapat skala ekonomi pada advertising apabila pengenalan produk dapat
menghasilkan kesan bagi konsumen.
• Biaya advertisng minimum dapat menjadi biaya tetap – membentuk skala
ekonomi
• Contoh: entry pada pada pasar automobile di US memerlukan pengeluaran
advertising yang besar untuk masuk ke dalam pasar.
• Repetisi/pengulangan iklan akan efektif jika dampak advertising terhadap
permintaan meyebabkan konsumen menyadari fungsi produk tersebut.
Sehingga entrant melakukan advertising secara berulang ulang untuk
memperoleh gain. Biaya rata-rata untuk advertising akan turun seiring
dengan meningkatnya volume penjualan.
• Skala ekonomi akan meningkatkan MES bagi perusahaan dominan dan
memberikan konstribusi pada harga batas.
Diferensiasi produk dan kesejahterahan
• Adanya advertising menyebabkan kurva
F permintaan bergeser dari D ke D’.

H • Perubahan kesejahterahan sosial karena


E’ adanya pergerakan dari E ke E’ dapat
P’ dihitung menggunakan rumus : ∆𝑊 =
∆𝜋 − 𝑄∆𝑃
P • △P = harga yang harus dibayar konsumen
E dengan harga yang lebih tinggi pada
G perusahaan monopolis.
• Keuntungan monopolis = CP’E’B’
D’ (advertising), CPEA (sebelum)
C • Kenaikan biaya yang dibebakan kepada
D’ konsumen karena advertising = PP’HE
D
• Perubahan surplus konsumen pada kurva
Q
permintaan yang baru = AFE’B
Q’
• Untuk mengevaluasi perubahan bersih pada kesejahterahan sosial dari
advertising, dilakukan dengan membagi persamaan dengan A.

∆𝑊 ∆𝜋 ∆𝑃
= −𝑄
∆𝐴 ∆𝐴 ∆𝐴

• Pada tingkat advertising yang dipilih oleh seorang monopolis untuk


memaksimumkan keuntungan, penurunan pada advertising (△A<0)
akan meningkatkan kesejahterahan sosial (△W>0).
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться