Вы находитесь на странице: 1из 3

Anak Muda, Mungkinkah ?

Masih ingat demo menjelang kenaikan BBM di Senayan (Maret 2012) yang anarkis dan
merusak ? Rekening gendut PNS muda ? Tokoh muda ( Gayus Tambunan, Nazaruddin, dan
Angie) yang terseret kasus korupsi ?
Fenomena diatas bisa saja merupakan upaya penggembosan terhadap gerakan anak muda, namun
bisa jadi hal tersebut manjadi indikator menurunnya semangat sebagai agen perubahan dalam diri
anak muda.
Baru-baru ini Taufik Kemas menyarankan agar Megawati Soekarnoputri dan Aburizal Bakrie
tidak maju dalam pencalonan Presiden dengan demikian memberikan kesempatan pada
tokoh-tokoh muda untuk maju dalam pemilihan Presiden.
Seperti keping mata uang logam pernyataan Taufik Kemas dan fakta dilapangan. Mungkinkah
Ketua Partai politik berkenan untuk tidak dicalonkan dalam suatu kompetisi memperebutkan
kursi kekuasaan (entah dalam Pilpres, PilGub, PilBup/PilWakot) ? paradigma partai politik yang
dibangun saat ini adalah Ketua partai merupakan ke-KUASA-an, bukan ke-PELAYAN-an,
sehingga paradigma yang sama diterapkan dalam perebutan jabatan politik di pemerintahan.
Maka ucap Taufik Kiemas perlu dipertanyakan implementasinya.
Pernyataan Lord Acton, ​Power tends to corrupt, absolutely power tends to corrupt absolutely
akan selalu diamini setidaknya oleh orang Hukum dan Sosial Politik, hingga pernyataan itu
ditumbangkan dengan sebuah paradigma baru tentang kekuasaan ( ​Power ). Ke-KUASA-an bila
dimaknai sebagai sebuah ke-PELAYAN-an maka akan menjadi berbeda, karena semakin tinggi
kekuasaan atau jabatan maka akan berbanding lurus dengan tanggungjawab untuk melayani. Dan
filosofi bagi seorang PELAYAN adalah
“​Apabila kamu telah melakukan suatu hendaklah kamu berkata kami adalah hamba-hamba yang
tidak berguna kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan​”
Dengan demikian tidaklah mungkin kekuasaan itu menimbulkan suatu keadaan korup ketika
semangat dan nilai ini yang senantiasa dipegang.
Kembali ke pernyataan Taufik Kiemas, lantas memunculkan pertanyaan, “Anak Muda,
mungkinkah ? “
Sejarah Mencatat, anak muda sebagai motor pergerakan melawan Penjajah Belanda, bahkan
hingga detik-detik akhir sebelum proklamasi sempat terjadi peristiwa Rengasdengklok karena
terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Akhirnya Soekarno yang
kala itu berusia 44 tahun dan Hatta (43 tahun), memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Pergulatan dalam diri selama belajar di Negeri Belanda membukakan pola pikir para tokoh
intelektual muda kala itu untuk berpikir global namun bertindak lokal. Tak dapat dipungkiri
dalam idealisme muda mereka melihat dunia luar (Luar negeri), justru tidak melunturkan
semangat membangun Tanah Air, melainkan justru menjadi pemicu semangat.
Ah itu kan sejarah, bolehlah orang berucap demikian. Namun pertanyaan, “anak muda,
mungkinkah ?” masih menyelimuti ruang pikirku.
Agar lebih mudah dibayangkan, ada baiknya topik ini di lokalisir dalam pemerintahan daerah.
Dalam UU 32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan daerah pasal 58 butir D menyatakan bahwa
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah ​berusia minimal 30 tahun yang kemudian dirubah
dengan UU 12 tahun 2008 bahwa minimal usia yang ditentukan untuk calon Gubernur dan wakil
30 tahun sedangkan untuk walikota atau bupati ​minimal 25 tahun​. Hal ini berarti secara normatif,
negara mengakui kemampuan anak muda dalam memimpin sebuah provinsi maupun kota atau
kabupaten. Dalam hal ini pula, mengindikasikan semangat para negarawan senior untuk
mengejawantahkan semangatnya dalam diri anak muda.
Dalam catatan penulis ada nama walikota Tomohon, Jefferson Soleiman yang berusia 39 tahun
saat dilantik, Abdullah Abubakar (29 tahun) Wawali Kediri, Mardani H Maming (29 tahun)
Bupati tanah bumbu, Yopie Arianto (30 tahun) Bupati Indragiri Hulu, dan masih banyak lagi
walikota serta bupati dengan usia terbilang muda.
Namun demikian pikiran liarpun muncul dalam benak saya, kenapa yang muda bisa terpilih?
1. Penampakan luar
Tak dipungkiri anak muda pada umumnya memiliki wajah segar (​fresh)​ dan energik serta postur
tubuh yang bagus dibandingkan orang yang beranjak tua (tambun). Hal ini menjadi daya tarik
bagi pemilih pemula serta kaum hawa.

2. Popularitas
Fenomena maraknya artis yang beralih profesi menjadi politikus membuktikan faktor popularitas
cukup menjadi penentu. Popularitas juga dipengaruhi pertemanan yang luas dibanyak kalangan,
dan konteks pertemanan bukan sekedar jual tampang pada saat menjelang pemilihan.

3. Hubungan keluarga dan kekuasaan


Anak muda dengan keluarga besar yang memiliki jabatan atau kekayaan yang mumpuni tentu
akan mudah untuk melanggeng meraih apa yang diingkan dalam hal ini pemilihan kepala daerah.
misalkan saja ayahnya seorang yang terpandang (baca: dihormati) di kota atau kabupaten tertentu
tentu anaknya akan mendapat pamor seperti sang ayah atau dengan kata lain numpang nama.

4. Pengalaman
Pengalaman dalam memimpin organisasi (aktif, bukan sekedar pasang nama) tentu akan
membuat tokoh muda ini dikenali masyarakat luas. Selain itu karya nyata yang telah dilakukan
tentu menjadi memori tersendiri bagi masyarakat.

5. Intelektualitas
Mudahnya membeli ijasah tentu menjadi topeng palsu bagi tokoh-tokoh yang baru muncul ke
permukaan. Fenomena ini mampu diatasi dengan melihat rekam jejak tokoh muda yang
diidamkan dalam pendidikan termasuk institusi dimana dia belajar. Sehingga para tokoh muda
yang pernah mengenyam pendidikan di Luar negeri bisa menjadi salah satu pilihan bukan karena
gengsi namun tak bisa dipungkiri bahwa dengan belajar di Luar Negeri (terlebih dengan
beasiswa) menunjukkan kemampuan intelektual serta jejaring yang sangat luas dimiliki.

Dari serangkaian faktor untuk memperbesar peluang munculnya tokoh-tokoh muda, kedua faktor
terakhir akan sangat signifikan dirasakan dibandingkan ketiga faktor pertama yang dapat dikata
sebagai kamuflase belaka.
“ hmmmm, maka sudah saatnya anak muda berjuang didepan dan orangtua membimbing
di belakang sehingga semuanya berjalan seiring dan selaras”, akhirnya kututup pikiran liarku dan
kusarikan dalam alam pikirku akan kemunculan tokoh muda bagi Kota Salatiga.

Salatiga 14 April 2012


www.andresutantyo.com

Вам также может понравиться