0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
72 просмотров9 страниц
Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang terjadi karena pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim, yang 90% disebabkan oleh HPV yang menular melalui hubungan seksual. Deteksi dini dengan IVA test dan Pap smear dapat mendeteksi kanker serviks dini dengan mengoleskan asam asetat pada leher rahim atau mengambil apusan sel-selnya. Pemeriksaan harus dilakukan 3-5 tahun sekali untuk pencegahan dan
Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang terjadi karena pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim, yang 90% disebabkan oleh HPV yang menular melalui hubungan seksual. Deteksi dini dengan IVA test dan Pap smear dapat mendeteksi kanker serviks dini dengan mengoleskan asam asetat pada leher rahim atau mengambil apusan sel-selnya. Pemeriksaan harus dilakukan 3-5 tahun sekali untuk pencegahan dan
Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang terjadi karena pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim, yang 90% disebabkan oleh HPV yang menular melalui hubungan seksual. Deteksi dini dengan IVA test dan Pap smear dapat mendeteksi kanker serviks dini dengan mengoleskan asam asetat pada leher rahim atau mengambil apusan sel-selnya. Pemeriksaan harus dilakukan 3-5 tahun sekali untuk pencegahan dan
D-IV Kebidanan Politekkes Kemenkes Jakarta III Tahun 2019
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Apa itu Kanker Serviks?
Suatu penyakit keganasan yang terjadi karena
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. 90% disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus) yang dapat menular melalui hubungan seksual.
Penyebab infeksi HPV hampir 100% melalui
hubungan seksual dan tidak bergejala.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Apa saja tanda gejala Kanker Serviks?
Pada tingkat dini, Kanker Serviks seringkali tidak
menunjukkan tanda gejala yang khas, sehingga tidak mudah diketahui. Namun, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai pada umumnya:
- Haid tidak normal
- Perdarahan tidak pada masa haid - Perdarahan pada masa menopause - Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan terkadang bercampur darah seperti nanah - Perdarahan pasca berhubungan seks
Siapa saja yang mungkin mudah terkena
Kanker Serviks?
- Perempuan yang sudah
melakukan hubungan seksual di usia muda < 20 tahun
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
- Berganti-ganti pasangan seksual - Perempuan yang menderita IMS (Infeksi Menular Seksual) melalui hubungan seksual - Merokok (perokok aktif maupun pasif) - Ibu atau saudara perempuan menderita kanker serviks - Kurang menjaga kebersihan kelamin kewanitaan - Perempuan yang mengalami penurunan kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS
Apakah ada cara untuk kita tahu terkena atau
tidak?
Ada, caranya dengan melakukan deteksi dini.
Deteksi dini merupakan pemeriksaan untuk menemukan/mengidentifikasi suatu penyakit, misalnya Kanker Serviks, dari sejak perubahan awal sel (dysplasia) sampai dengan pra kanker.
Ada dua cara yang masih bisa dilakukan dengan
mudah, yaitu IVA test dan Pap Smear. Diantara
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
keduanya yang sering dijumpai dilakukan adalah IVA test, karena ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan angka kejadian Kanker Serviks di Indonesia.
Apa itu IVA Test?
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat) dilakukan dengan cara mengoleskan secara langsung asam asetat encer (konsentrasi 3-5%) pada leher rahim, kemudian ditunggu satu menit untuk observasi adanya perubahan bercak putih pada sel (dysplasia) atau tidak.
Kapan dan dimana baiknya kita melakukan
IVA Test?
IVA test bisa dilakukan kapan saja dalam siklus
menstruasi, minimal 3-5 tahun sekali.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Oleh sebab itu metode ini dinamakan metode yang murah, sederhana, dan cukup akurat.
Jika hasil IVA positif, apa yang harus
dilakukan?
Segera konsultasikan dengan dokter
obgyn (ginekologi). Kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan krioterapi. Krioterapi ini adalah tindakan pengobatan memakai alat dengan cara pendinginan agar terjadi pembekuan untuk menghancurkan sel yang tidak normal. Cara lainnya, yaitu radioterapi, terapi target, dan kemoterapi.
Bagaimana dengan Pap Smear?
Pemeriksaan ini dilakukan biasanya di Rumah Sakit
dan hasilnya lebih akurat daripada IVA Test.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Tindakannya dengan mengambil sedikit apusan sel- sel dari sekitar mulut rahim, kemudian akan diperiksa dengan ahli patologi untuk melihat apakah ada perubahan sel atau tidak. Biasanya pula dilakukan jika sudah diketahui hasil pemeriksaan IVA positif.
Apa itu Biopsi?
Teknik mengambil sedikit
jaringan dari leher rahim untuk kemudian diperiksakan ke bagian patologi akademik. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Bagaimana cara pencegahan Kanker Serviks?
- Menghindari perilaku seksual
beresiko, seperti berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksial pada usia muda (< 20 tahun) - Menghindari faktor resiko yang dapat memicu, seperti perokok aktif/pasif, meningkatkan daya tahan tubuh - Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan banyak mengandung vitamin C, A dan asam folat - Melakukan vaksinasi HPV sebagai pencegahan bukan pengobatan - Melakukan skrining/pemeriksaan test IVA bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual
Kapan harus kontrol lagi?
Jika hasil dari pemeriksaan negative, maka
disarankan untuk periksa 5 tahun kemudian. Wanita yang telah berusia 30-50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan minimal 3-5 tahun sekali.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh.