Вы находитесь на странице: 1из 9

BUKU SAKU

KENALI DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

Ruth Christy Setyaningtyas

D-IV Kebidanan
Politekkes Kemenkes Jakarta III
Tahun 2019

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Apa itu Kanker Serviks?

Suatu penyakit keganasan yang terjadi karena


tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.
90% disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus)
yang dapat menular melalui hubungan seksual.

Penyebab infeksi HPV hampir 100% melalui


hubungan seksual dan tidak bergejala.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Apa saja tanda gejala Kanker Serviks?

Pada tingkat dini, Kanker Serviks seringkali tidak


menunjukkan tanda gejala yang khas, sehingga tidak
mudah diketahui. Namun, ada beberapa hal yang
perlu diwaspadai pada umumnya:

- Haid tidak normal


- Perdarahan tidak pada masa haid
- Perdarahan pada masa menopause
- Keputihan atau keluar cairan encer putih
kekuningan terkadang bercampur darah seperti
nanah
- Perdarahan pasca berhubungan seks

Siapa saja yang mungkin mudah terkena


Kanker Serviks?

- Perempuan yang sudah


melakukan hubungan seksual di
usia muda < 20 tahun

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


- Berganti-ganti pasangan seksual
- Perempuan yang menderita IMS (Infeksi
Menular Seksual) melalui hubungan seksual
- Merokok (perokok aktif maupun
pasif)
- Ibu atau saudara perempuan
menderita kanker serviks
- Kurang menjaga kebersihan kelamin kewanitaan
- Perempuan yang mengalami
penurunan kekebalan tubuh
seperti HIV/AIDS

Apakah ada cara untuk kita tahu terkena atau


tidak?

Ada, caranya dengan melakukan deteksi dini.


Deteksi dini merupakan pemeriksaan untuk
menemukan/mengidentifikasi suatu penyakit,
misalnya Kanker Serviks, dari sejak perubahan
awal sel (dysplasia) sampai dengan pra kanker.

Ada dua cara yang masih bisa dilakukan dengan


mudah, yaitu IVA test dan Pap Smear. Diantara

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


keduanya yang sering dijumpai dilakukan adalah
IVA test, karena ini merupakan upaya pemerintah
untuk menekan angka kejadian Kanker Serviks di
Indonesia.

Apa itu IVA Test?

Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam


Asetat) dilakukan dengan cara mengoleskan secara
langsung asam asetat encer (konsentrasi 3-5%) pada
leher rahim, kemudian ditunggu satu menit untuk
observasi adanya perubahan bercak putih pada sel
(dysplasia) atau tidak.

Kapan dan dimana baiknya kita melakukan


IVA Test?

IVA test bisa dilakukan kapan saja dalam siklus


menstruasi, minimal 3-5 tahun sekali.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Oleh sebab itu metode ini dinamakan metode yang
murah, sederhana, dan cukup akurat.

Jika hasil IVA positif, apa yang harus


dilakukan?

Segera konsultasikan dengan dokter


obgyn (ginekologi). Kolaborasi dengan
dokter untuk dilakukan krioterapi.
Krioterapi ini adalah tindakan
pengobatan memakai alat dengan cara
pendinginan agar terjadi pembekuan untuk
menghancurkan sel yang tidak normal. Cara lainnya,
yaitu radioterapi, terapi target, dan kemoterapi.

Bagaimana dengan Pap Smear?

Pemeriksaan ini dilakukan biasanya di Rumah Sakit


dan hasilnya lebih akurat daripada IVA Test.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Tindakannya dengan mengambil sedikit apusan sel-
sel dari sekitar mulut rahim, kemudian akan
diperiksa dengan ahli patologi untuk melihat apakah
ada perubahan sel atau tidak. Biasanya pula
dilakukan jika sudah diketahui hasil pemeriksaan
IVA positif.

Apa itu Biopsi?

Teknik mengambil sedikit


jaringan dari leher rahim untuk
kemudian diperiksakan ke bagian
patologi akademik. Pemeriksaan
ini dilakukan oleh dokter.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Bagaimana cara pencegahan Kanker Serviks?

- Menghindari perilaku seksual


beresiko, seperti berganti-ganti
pasangan seksual dan
melakukan hubungan seksial
pada usia muda (< 20 tahun)
- Menghindari faktor resiko yang dapat memicu,
seperti perokok aktif/pasif, meningkatkan daya
tahan tubuh
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
dan banyak mengandung vitamin C, A dan asam
folat
- Melakukan vaksinasi HPV sebagai pencegahan
bukan pengobatan
- Melakukan skrining/pemeriksaan test IVA bagi
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual

Kapan harus kontrol lagi?

Jika hasil dari pemeriksaan negative, maka


disarankan untuk periksa 5 tahun kemudian. Wanita
yang telah berusia 30-50 tahun dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan minimal 3-5 tahun sekali.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker
berkembang dan mengurangi kesempatan untuk
sembuh.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

Вам также может понравиться