Вы находитесь на странице: 1из 147

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERAWATAN / PEMELIHARAAN FISIK

MASJID JAMI TANGKUBANPERAHU


JAKARTA SELATAN.

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka pemeliharaan dan perawatan gedung Masjid Jami Tangkubanperahu maka
disusunlah metode pekerjaan perawatan & pemeliharaan ini yang diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan Pekerjaan Pemeliharaan dan perawatan fisik Masjid Jami Tangkubanperahu
di Jakarta Selatan adalah :

1. Terciptanya kondisi yang memadai dengan tidak merusak material bahkan


memberikan perlindungan / proteksi terhadap penyusutan dan menjaga
kelestarian bangunan Masjid agar berdayaguna dalam waktu relatif lebih lama.

2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan produktifitas dalam menagemen


pemeliharaan sarana / prasarana bangunan agar berfungsi maksimal dalam
mendukung misi Syiar Islamiah kepada umat muslim pengguna Masjid.
3. Meningkatkan citra Masjid Jami Tangkubanperahu yang BERSIH, INDAH,
NYAMAN dan TERPELIHARA.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut disusunlah metode pelaksanaan pekerjaan tsb
sebagaimana diuraikan lebih lanjut
II. METODE PELAKSANAAN KERJA

1. JENIS PEKERJAAN : KEBERSIHAN LANTAI KERAS

TUJUAN / SASARAN : Seluruh permukaan lantai semen, aspal atau Beton, bersih dari
lumut dan kotoran yang melekat.

Frekuensi Kerja : Setiap satu bulan satu kali

Alat Habis Pakai : Karet Floor squeguee, sarung tangan.

Alat Tidak Habis Pakai : Floor squeguee, sikat tangkai, sikat tangan, kape

Alat Pendukung Operasi : Double bucket, Troly sampah

Alat Utama : Mesin poliser, wett vaccum cleaner, high pressure

Bahan Kimia : Bendurol / wax striper, sigla, scoring / perr.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang pagar pembatas di areal kerja rambu papan peringatan
4. Lantai dibersihkan dari kotoran dan debunya dibersihkan menggunakan alat lobby
duster, di dorong ke pinggir dan disapu agar kotoran tidak terbawa kembali ke tengah
5. Siram / semprot, sikat, cuci permukaan lantai yang berlumut / lantai yang kotor noda
dengan mesin polisher
6. Sikat permukaan lantai yang berlumut / yang bernoda dengan mesin polisher
7. Bilas kembali dengan air bersih dan keringkan / airnya di tarik dengan wiper lantai.

2. JENIS PEKERJAAN : KEBERSIHAN TOILET


TUJUAN / SASARAN : Toilet bersih, tidak berbau dan higienis serta harum / sehat
bebas kuman

Frekuensi Kerja : Setiap satu minggu sekali

Tenaga kerja : Cleaner Toilet

Alat Habis Pakai : Dusting moop, lap kaca, tapas hijau, spons

Alat Tidak Habis Pakai : Floor squeguee, sikat tangkai, sikat tangan, botol

Alat Pendukung Operasi : Dusting mop set, floor squeeguee, sikat tangkai, sikat tangan,
botol sprayer, gayung ember, rak ball.

Alat Utama : Mesin Polisher, wett & dry

Bahan Kimia : Sigla ( dr johnson asam pengangkat kotoran ), bendurol ( disinfectan


cleaner )

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Membersihkan lantai dari noda-noda kuning, noda melekat, atau yang menempel yang
kuat dengan mesin polisher atau sikat tangan dan larutan bahan kimia
4. Membersihkan kerak air dari dinding-dinding keramik celah nat porselin / keramik dari
noda flek yang menempel
5. Lap dinding kaca dan cermin dengan kain lap
6. Membersihkan bagian-bagian wastafel, urinoir, keran air, tempat tissue, dan tempat
sabun, closet dengan kain lap atau spons
7. Mengangkat kotoran yang menyumbat pada lubang pembuangan air
8. Membuang sampah keluar dari ruangan toilet
9. Membersihkan sawang-sawang di plafon dengan rak boll
10. Memberi informasi kepada pihak terkait apabila ada kerusakan di lokasi.

3. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN HARIAN DINDING LUAR


TUJUAN / SASARAN : Dinding kaca termasuk frame / list, bagian dalam dan luar bersih
dari debu, bekas noda tangan, kerak dan jamur

Frekuensi Kerja : Setiap hari

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, karet busa

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, window squeegue, wash applicator, botol sprayer

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice dan scaffolding

Bahan Kimia : Glass cleaner

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
4. Membersihkan dinding kaca frame / list yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas
tangan
5. Dengan window squeegue dan wash aplikator, bulu ayam, lap kanebo dan bahan kimia
pembersih

4. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN HARIAN LANTAI GRANIT

TUJUAN / SASARAN : Agar seluruh permukaan lantai terlihat bersih setiap hari
bebas dari debu, sampah plastik / Kertas, puntung
rokok dan tumpahan air minum / makanan

Frekuensi Kerja : Setiap hari

Alat Habis Pakai : Floor duster, kain pel kantong plastic


Alat Tidak Habis Pakai : Castor bucket, ember kerja, gayung, sapu ijuk, sapu , pengki
plastik, kape, sikat tangan

Alat Pendukung Operasi : Troly sampah, kabel roll, Papan peringatan, sarung tangan,
tangga lipat, selang air, kabel roll

Alat Utama : Mesin polisher, wet & dry vaccum dan mesin dry vaccum cleaner

Bahan Kimia : Sigla, scoring, bendurol, disinfectant, bowl cleaner, metal polish,
helios, dust cleaner.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
4. Membersihkan seluruh permukaan lantai dari sampah dan kotoran kering dengan sapu
dan pengki plastik.
5. Setelah lantai bersih dilanjutkan dengan pengepelan dengan mop pel dan menggunakan
larutan gahan kimia pembersih.
6. Setelah selesai pembersihan lantai, dilanjutkan perawatan dengan dusting, floor duster
memakai bahan kimia Dust Trapper ( sample merk : Cong R dust – Johnson ).
7. Secara berkala dilakukan buffing menggunakan mesin Polisher dengan pad buffing
8. Mengumpulkan dan membuang sampah secara teratur menggunakan kantong plastic
sampah atau trolly sampah yang sudah disediakan.

5. JENIS PEKERJAAN : Pemeliharaan GRC Kerawangan

TUJUAN / SASARAN : Kerawangan GRC agar bersih luar dan dalam bersih dari debu,
bekas noda tangan, kerak dan jamur.

Frekuensi Kerja : Setiap minggu

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, karet busa, kuas

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, wash applicator


Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice dan scaffolding

Bahan Kimia : detergent konsentrasi rendah

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
3. Membersihkan permukaan yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas tangan’.
4. Menyikat dgn kuas memakai air bersih dan sedikit detergen menggunakan wash
aplikator dan sikat plastik pada bagian luar dan dalam kerawangan.
5. Secara insidentil melakukan penyemprotan dengan mesin sprayer ( sample merk
:Karcher ) dg tekanan rendah untuk mengangkat kotoran yang kuat menempel.

6. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN MATERIAL LOGAM

TUJUAN / SASARAN : Stainless steel, Alluminium, Tembaga, Enamel bersih dari debu,
kotoran, bekas noda tangan, kerak dan jamur .

Frekuensi Kerja : 1 bulan s/d 4 bulan sekali tergantung kondisi lapangan

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, busa,

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, kuas, wiper karet.

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice, tangga tali, tambang dan
scaffolding atau gondola.
Bahan Kimia : PH Balance ( Multi Purpose Cleaner/MPC ) dan wax (pengkilap) untuk : logam di
treatment seperti

di-cat/ di-powder coating / di-enamel./ di-galvanized.

Brasso / metal polish untuk : permukaan logam asli.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan kerja dan pelindung ( safety belt )


2. Memasang papan rambu peringatan di areal umum yang akan dibersihkan
3. Mengelap seluruh permukaan objek dari debu dan kortoran
4. Mencampur bahan kimia
5. Membersihkan objek, yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas tangan dan
jamur.dengan bahan kimia untuk logam, sesuai peruntukannya, menggunakan , tapas
kasar, kuas dan lap kanebo
6. Membilas / mengelap seluruh permukaan dari bahan kimia.

7. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN DINDING BATU ACAK

TUJUAN / SASARAN : Dinding “batu tempel acak” pada seluruh permukaan agar bersih
dari debu, bekas noda tangan, kerak dan jamur.

Frekuensi Kerja : Setiap minggu

Alat Habis Pakai : Tapas kasar, karet busa, kuas.

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, wash applicator, botol sprayer, sikat plastik / sikat kawat

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat,

Bahan Kimia : Sigla ( johnsson ) cleaner


PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia dan air sesuai konsentrasi yang dibutuhkan.
3. Membersihkan / menyikat seluruh permukaan luar menggunakan kuas atau sikat
plastik atau sikat kawat bila kotorannya kuat.
4. Membilas / mengelap seluruh permukaan dari bahan kimia.

II. PROGRAM KERJA

Seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan direncanakan secara teratur teliti dan
dituangkan dalam bentuk program kerja yaitu sebagai berikut :

1. Program kerja tahunan untuk 1 (satu) tahun

Program kerja tahunan merupakan program induk yang didalamnya memuat cakupan jenis
kegiatan, volume dan waktu. Program kerja tahunan dibuat dan diajukan terlebih
dahulu kepada Yayasan guna memperoleh persetujuan.

2. Program kerja bulanan untuk 1 (satu) bulan hingga 1 (satu)


kuartal

Program kerja bulanan pada prinsipnya merupakan jabaran dari program kerja tahunan
menyajikan kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan pada bulan tersebut serta
volume lokasi, peralatan & tenaga. Program ini diajukan sebulan sebelum pelaksanaan
pekerjaan untuk dikoordinasikan bersama.

II. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Mengingat Masjid Jami Tangkubanperahu yang menjalankan fungsinya secara terus – menerus
maka perawatan gedung sebagai unit layanan yang integral dengan fungsi layanan kepada
penggunaan masjid harus menyesuaikan waktu pelaksanaan pekerjaan setiap hari yaitu :

A. Jam kerja : 06.00 s/d 17.00 wib

B. Jam Istirahat : 12.00 s/d 13.00 wib

Jadwal Kerja :

Supervisor : 06.00 – 18.00

Leader : 06.00 – 18.00

Cleaner : 06.00 - 18.00

Dinding Luar : 07.00 - 18.00

Gardener : 06.00 - 18.00

VI. PERALATAN KERJA

Sesuai dengan jenis pekerjaan, kondisi lokasi dan target yang akan dicapai maka peralatan
kerja memiliki fungsinya masing-masing dan terdiri atas :

1. Alat Utama / Mesin

Masing-masing alat utama memiliki kemampuan khusus untuk melaksanakan pekerjaan :


Pencucian, pelapisan dan pemeliharaan semua jenis lantai secara berkala / reguler.

2. Alat Pendukung Operasi

Terdiri dari berbagai jenis alat yang dikenal secara umum namun fungsinya dapat digunakan
untuk mendukung pekerjaan cleaning service.
3. Alat Habis Pakai

Terdiri dari berbagai peralatan khusus cleaning service untuk mendukung pekerjaan rutin atau
berkala, peralatan tersebut pada umumnya hanya dapat digunakan sekali dalam setiap
pekerjaan (habis pakai).

4. Alat Tidak Habis Pakai

Terdiri dari berbagai jenis alat umumnya merupakan bagian komponen (spare part) dari
peralatan khusus cleaning service untuk mendukung pekerjaan rutin maupun berkala.
Peralatan tersebut dapat digunakan secara berulang untuk masa waktu tertentu (tidak
habis pakai sama sekali).

5. Alat komunikasi

Peralatan yang digunakan untuk mendukung sistim komunikasi intern : antara pemimpin, staf
dan pekerja lapangan, terutama untuk daerah yang luas juga untuk kelancaran
komunikasi dengan pihak pengguna pemberi kerja.

VII. BAHAN BAKU / BAHAN KIMIA

Bahan kimia yang digunakan memiliki sifat dan fungsi :

1. Pembersih

Membersihkan noda, kotoran, flek, bercak, baik yang menempel sedang maupun kuat
melalui proses : pencucian, pembilasan, pengupasan, pengangkatan,
pelepas/pelarutan, penjebak sekaligus pengkilap / cemerlang
2. Netralisasi

Menetralisir penggunaan bahan pembersih awal yang mengandung zat asam tinggi
sebelum dilaksanakan pelapisan (terutama untuk coating atau kristalisasi).

3. Perawatan / Pemeliharaan

Melindungi (memberikan proteksi) terhadap material dari berbagai kerusakan misalnya :


penyusutan, gesekan / goresan, aus, senyawa melalui proses kimiawi / iklim dengan
cara penutupan pori-pori dan pemadatan.

4. Disinfectant

Pembasmi kuman / bakteri, terutama dalam ruangan toilet sehingga terjamin kesehatan
hygienis.

5. Penyegar / Pengharum

Memberikan penyegaran dan suasana yang nyaman pada ruangan.

6. Efek Penggunaan

Setiap jenis bahan kimia digunakan harus diperhatikan efek didalam penggunaannya terhadap
obyek yang dibersihkan maupun lingkungan sekitarnya seperti :

2. Tidak merusak bentuk


3. Tidak berubah warna
4. Aman bagi lingkungan

VII. TENAGA KERJA

Berdasarkan kebutuhan dan target pekerjaan dengan komposisi tenaga kerja yang
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut terdiri dari kualifikasi yang ahli dan
terampil dibidangnya masing-masing dengan jumlah yang disesuaikan sebagai berikut :
1. Quality Control

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional seluruh area dan pekerjaan


dengan tugas pokok mengkoordinasikan, mengawasi, mengontrol hasil kerja dan
menata seluruh tingkatan tenaga lapangan dan staff terkait sesuai tugasnya masing-
masing.

2. Supervisor

Bertanggung jawab, memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan pada seluruh


area Masjid Jami Tangkubanperahu.

3. Administrasi dan Logistik (Adminlog) Bertanggung jawab dalam


menata sistim administrasi lapangan / absensi, pelaporan, surat dsb.
Sekaligus pengadaan penyimpanan / pergudangan dan pendistribusian
peralatan dan bahan.

4. Pemelihara kebersihan Lantai

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan khusus pelapisan dan maintenance


permukaan lantai agar tetap bersih dan cemerlang.

5. Pemelihara Toilet

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan khusus toilet-toilet agar tetap


bersih, kering dan tidak berbau

6. Petugas kebersihan

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan secara rutin dan terus menerus


agar kondisi lokasi terlihat bersih, bebas dari debu sampah dan kotoran lainnya
IX JADWAL PEMELIHARAAN PEKERJAAN

NO ITEM PEKERJAAN RUTIN GENERAL

2 Lantai keramik Menyapu, mengepel dan 2x /hari 1 x /bulan


pembersihan total
3 Lantai plester 2x /hari 1 x /bulan
Menyapu, mengepel dan
4 Lantai toilet pembersihan total 2x /hari 1 x /bulan

5 Dinding tembok Menyapu, mengepel dan 1x/minggu 1x /bulan


pembersihan total
Plafon 1x/minggu 1x /bulan
Pemberihan dan pengelapan
6 1 x /bulan
Pemberihan dan pengelapan
7 Railing tangga 1x /hari 1x /4 bulan

Atap dan 1x /bulan


Makara

X. PETUNJUK PELAKSANAAN

a. Membersihkan lantai GRANIT


Peralatan yang dipergunakan

1. Lobby duster

1. Sapu ijuk
2. Pengki
3. Mop – pel
4. Mop Presser ( castor & bucket ) = Alat pemeras kain pel

Cara kerja

1. Bersihkan permukaan lantai dari debu/ kotoran dengan menggunakan lobby duster / sapu
ijuk.

2. Siapkan campuran air yang telah diberi cairan floor cleaner dan tempatkan pada peralatan
mop pressure.

3. Masukkan mop pel kedalam campuran air tersebut dan peras kain mop pel secukupnya.

4. Pel permukaan lantai dengan menggunkan mop pel tersebut diatas sehingga permukaan
lantai menjadi bersih.

5. Cuci mop pel dengan menggunakan air bersih sampai bersih dan ulangi pengepelan lantai
sampai selesai.

6. Selanjutnya pelihara kebersihan permukaan lantai dari debu atau kototran dengan
menggunakan lobby duster/sapu ijuk dan pengki setiap saat ( monitoring kebersihan )

7. Untuk mengkilapkan permukaan lantai perlu dilakukan pem – buffing an dengan cara sebagai
berikut :

1. Bersihkan permukaan lantai dengan menggunakan lobby


duster
2. Poles atau buffing permukaan lantai memakai mesin
polisher dengan mengguna- kan pad merah / kasar tanpa
diberi obat sampai permukaan lantai mengkilap.
3. Lakukan pem-buffingan ulang setiap permukaan lantai bila
sudah agak pudar / tidak mengkilap.

1. Membersihkan Kaca termasuk kaca patri

Peralatan yang dipergunakan :


1. 1. Wash Applicator
2. 2. Stick wiper/ Window squeeqe
3. 3. Kain lap kaca / lap Kanebo
4. 4. Botol Sprayer

Cara kerja

1. Basahi permukaan kaca dengan menggunakan wash applicator yang telah dicelupkan
kedalam cairan glass cleaner atau menggunakan alat semprot botol sprayer yang telah
diisi cairan glass cleaner.

2. Bersihkan air yang berada dipermukaan kaca dengan menggunakan window squeeqe.

3. Keringkan permukaan kaca dengan menggunakan lap kanebo sampai permukaan kaca
menjadi bersih dan mengkilap.

2. Membersihkan Stainless steel

Peralatan yang dipergunakan :

o Lap Kanebo
o Kain lap majun

Cara Kerja :

 Basahi lap kanebo dengan air yang telah dicampur dengan cairan
pembersih yang khusus untuk stainless steel dan peras secukupnya.
 Usapkan lap kanebo ke permukaan stainless steel dengan cara menekan
searah atau tidak digosok.
 Selanjutnya pelihara permukaan stainless steel dengan menggunakan
kain majun.
3. Membersihkan bahan Logam

Bahan logam meliputi : railing tangga, railing Void, Box hydrant ,atap enamel, list alluminium
dan tembaga makara

Peralatan yang dipergunakan :

1. 1. Kamoceng

2. Kain lap/ kanebo


3. Kuas, sikat plastik
4. Majun / kain lap
5. Bahan kimia : MPC ,Metal polish, brasso, wax.

Cara kerja :

1. Bersihkan permukaan logam dari debu dengan menggunakan kamoceng.


2. Basahi lap dan usapkan / bersihkan seluruh permukaan bahan logam
dengan lap basah tersebut atau sikat plastik / kuas.

3. Bersihkan dengan menggunakan bahan kimia sesuai dengan peruntukannya ( sesuai


bahan objek ).

4. Selanjutnya lakukan pembersihan permukaan bahan logam tersebut dengan


menggunakan lap kering / majun , dengan cara menggosok hingga mengkilat.

5. Khusus untuk tembaga tidak diperkenankan menggunakan bahan kimia, cukup


menyikat dengan sikat tembaga / sikat plastik dan dibilas dgn air bersih.

6. Apabila diperlukan tembaga dapat dilakukan pembersihan secara total dalam jangka
waktu tertentu dengan menghampelas / menggosok seluruh permukaan hingga warna
bahan dasar tembaga timbul kembali dan kemudian dilakukan penggosokan dengan
metal polish, lalu dilakukan pengcoatingan ulang dengan neutral spray paint.

e. Membersihkan dinding cat tembok , Cat dekoratif SKK dan rolling door

Peralatan yang dipakai


o Kain lap
o Kamoceng
o Rak ball
o Telescopic.
o Sikat ijuk / plastik

Cara kerja :

 Untuk dinding yang dapat terjangkau gunakan kamoceng untuk


membersihkan debu yang ada dipermukaan sedangkan untuk
menjangkau permukaan dinding yang tinggi gunakan rack ball dengan
telescopic.
 Untuk jenis cat decoratif SKK pembersihan harus menggunakan sikat ijuk
/ plastik karena permukaannya yang bertekstur kasar.
 Pembersihan cat SKK dapat menggunakan detergent dengan konsentrasi
rendah, kemudian dilakukan pembilasan dengan seksama hingga
datergent benar2 larut.
 Untuk membersihkan kotoran yang menempel kuat dipermukaan dinding
tidak ada jalan lain kecuali mengecat ulang permukan dinding tersebut.
 Untuk membersihkan debu yang menempel pada rolling door gunakan
kamoceng namun apabila tidak bisa hilang dan kotoran sudah melekat
maka gunakan lap basah yang sudah diberi bahan cairan pembersih
untuk membersihkan permukaan rolling door tersebut.

f. Membersihkan Plafond

peralatan yang digunakan :

o Rak ball
o Telescopic

Cara kerja :

Bersihkan permukaan plafond dari debu atau sarang laba-laba dengan menggunakan rack ball
dan telescopic.
g. Membersihkan Dinding luar

1.
2. Peralatan yang dipergunakan :

1. Scaffolding

2. Helm Pengaman

3. Sabuk Pengaman

4. Wash Aplikator

5. Wiper Kaca
6. Kain Lap
7. Tapas / kain pembersih kaca /kanebo
8. Sikat Nylon

Cara Kerja

 Untuk membersihkan ditempat yang tinggi gunakan peralatan scaffolding yang telah
disediakan.
 Bersihkan permukaan kaca sesuai dengan petunjuk kerja membersihkan kaca .
 Bersihkan debu/kotoran pada permukaan dinding dengan menggunakan sikat nylon dan
lap kembali dengan menggunakan kain bersih.

Apabila kotoran masih tetap menempel pada permukaan dinding maka lakukan sbb:

 Basahi dinding dengan campuran air dan detergen.


 Gosok permukaan dinding dengan tapas
 Bersihkan sisa airnya dengan Wiper Kaca/Window Squeqee

Apabila kotoran masih juga melekat pada permukaan dinding lakukan pengecatan ulang
pada daerah setempat.

h. Lantai Parkir / Halaman


Peralatan yang dipergunakan

o Sapu Lidi / Sapu Ijuk


o Pengki
o Selang Air
o Mesin Sikat ( Brush Machine )

Cara Kerja

 Bersihkan permukaan lantai parkir dari debu / kotoran lainnya dengan


menggunakan sapu lidi / sapu ijuk dan kumpulkan dengan menggunakan
pengki.
 Masukkan kotoran dari pengki ke tempat sampah terdekat.
 Selanjutnya pelihara kebersihan permukaan lantai dari kotoran dengan
menggunakan sapu lidi / sapu ijuk dan pengki setiap saat.

Apabila permukaan lantai parkir ( Paving ) sudah kelihatan banyak debu yang menempel
dan tidak bisa hilang dengan cara disapu, maka permukaan lantai tersebut perlu dipoles
dengan cara sbb:

 Siaramkan air kepermukaan lantai.


 Siramkan campuran bahan pembersih / degreaser dan sikat permukaan lantai memakai
mesin sikat (Brusher) dengan menggunakan pad kasar.
 Buang air kotornya dengan menggunakan Wiper lantai dan bilas lagi sampai kotoran /
noda yang menempel dipermukaan lantai hilang dan bersih.

Untuk membersihkan kotoran / Lumpur yang melekat pada jalan / halaman bersihkan
dengan air dan di “kosrek” / disikat dengan sapu lidi.

i. Pembagian Tugas / ( ZONING )

 Crew Lantai dasar / Ruang Serba guna


Tugas Pokok : Menjaga,merawat & memelihara kebersihan seluruh area kerja lantai dasar &
lobby.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area kerja didalam gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai I bila ada


kegiatan di lantai I (General Cleaning)
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja.
 Standby diarea kerja Lt dasar/Basement

 Crew Lantai Dua / Lt shalat

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area Kerja lantai II.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area kerja didalam gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai II bila ada


kegiatan di lantai II (General Cleaning).
 Tenaga pengganti bila salah satu crew CS tidak masuk
kerja.
 Standby diarea kerja Lt II

 Crew Lantai Tiga / Lt. Mezzanine

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area kerja lantai III.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai III bila ada


Kegiatan di lantai III (General Cleaning)
 Tenaga pengganti bila satu crew (CS) tidak masuk kerja
 Standby diarea kerja Lt III.

 Crew Lantai Empat & Atap.

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area lantai atap, baik
lantai beton, enamel , hingga saluran2 beton
Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area atap gedung.

 Membantu memelihara kebersihan bila ada salah satu


lantai yang memerlukan bantuan
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja

X. INDEX KATA-KATA

NO KATA KETERANGAN
1 Bendurol Merek Chemical pengangkat debu dan pelicin
yang mengandung desinfectant

Jenis Chemical pembersih toilet


2 Bowl Cleaner
Kipas angin pengering
3 Blower
Merek Chemical pembersih logam
4 Brasso
Merek Chemikal pengangkat debu dr Jhonson
5 Conk R Dust
Kabel power extention / tambahan
6 Cable Roll
Rambu Peringatan
7 Danger Notice
Jenis Chemical pensuci hama / bakteri
8 Desinfectant
Penampung ganda untuk alat pengepel lantai :
9 Double Bucket 1. Pembilas dan 2. Pemberian bahan kimia

Jenis Chemical pembersih debu

10 Dust Cleaner Jenis Chemical pengangkat debu

11 Dust Trapper Mop pel penyapu debu memakai tongkat

13 Dusting Mop Mesin pembersih bahan fabric / u meubel.

14 Extractor ( Wet & spray ) Karet pendorong air untuk lantai dg tongkat.

15 Floor squeeqe Jenis chemical pembersih kaca

16 Glass Cleaner Alat bantu transportasi vertical u/ kebersihan

17 Gondola Merek Chemical pembersih toilet

18 Helios Jenis alat penyemprot bertekanan

19 High Pressure sprayer Chemois /alat pembersih dg daya serap tinggi

20 Kanebo Kain pel pengering kaca, biasa dg kanebo

21 Kain Lap Kaca Kain pel pembersih

Plat baja tipis u/ meratakan bahan / mendorong


22 Kain pel kotoran mengerak.

23 Kape Merk alat penyemprot bertekanan dg penyete-


lan temperature buatan Jerman.

Moppel kering khusus pembersih debu lantai


24 Karcher bertongkat dg chemical dust trapper

Kain lap pembersih dari bahan perca

25 Lobby duster Jenis chemical pemoles logam

Jenis kain pel untuk mendorong debu, lebar dan


ber-rangka kawat bertongkat.
26 Majun
Jenis Chemical pembersih=Multi purpose
cleaner
27 Metal Polish
Jenis mesin pemoles dg pad dapat diganti untuk
28 Mop pel
Polishing atau Brushing

Pembersih plafond dr ijuk / sikat plastic


29 MPC berbentuk bulat dan bertongkat
30 Polisher (low speed, high Sabuk pengaman kerja
speed)
Alat perancah atau untuk panggung kerja tinggi

31 Alat bantu penyemprot bahan kimia.


Rack ball
Alat pelindung tangan terhadap bahan kimia /
terhadap gesekan
32
Safety belt Merek chemical pembersih lantai
33
Scaffolding Merk chemical pembersih keramik dg bahan
34 asam dr Johnson
Spray botol
35 Alat pembersih tangan bahan plastic , ijuk atau
Sarung tangan baja /kawat

Sikat pembersih berbentuk khusus untuk toilet


36
Scoring / Perr Sikat pembersih dengan tangkai
37
Sigla Busa untuk pembersih / pemoles
Alat bantu transportasi vertical secara manual

38 Sikat tangan Sabut sintetis kasar pembersih.

Alat bantu tangkai dg penyetelan panjang.

39 Sikat wc Tempat pengangkutan sampah beroda

40 Sikat gagang/tangkai Mesin penghisap debu khusus kotoran kering

41 Spons Mesin penghisap kotoran dan cairan ( basah dan


kering )
42 Tangga
Alat penyapu air dr karet dg gagang stainless
43 Tapas
Jenis Chemical pembersih
44 Telescopic
Jenis Chemikal pengkilap lantai
45 Troley Sampah

46 Vaccum ( dry )

47 Vaccum ( wet & dry )

48 Window squeeqe / wiper

49 Wash applicator

50 Wax Stripper
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEBERSIHAN & PERAWATAN LANDSCAPE

MASJID JAMI TANGKUBANPERAHU


JAKARTA SELATAN.

LANDSCAPE

Adalah : Wajah / karakter lahan / tapak bagian dari muka bumi dengan segala aktifitas
kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya sebagai fungsi : Estetis, Hidrologis, Adaptis,
Klimatologis, Protektif, Hygienis, Edukatif, Ekonomis dan Sosial.

TUJUAN LANDSCAPE

Menciptakan suasana yang asri, nyaman, sejuk, sehat, indah dan alami dilingkungan Masjid
Jami Tangkubanperahu, Jakarta Selatan.

CAKUPAN LANDSCAPE

A. Interiorscaping

adalah suatu kegiatan penataan dan pengelolaan tanaman hias ruangan (indoor) untuk
menciptakan ruangan yang nyaman,asri, indah,sejuk, sehat dan alami.
Lingkup interiorscaping

Pengadaan/penggantian tanaman, rotasi tanaman,pemeliharaan tanaman, desain tanaman.

B. Ekteriorscaping

adalah kegiatan penataan dan pengelolaan lingkungan eksterior (outdoor) untuk


menciptakan area ruang luar yang nyaman, asri, indah, sejuk, sehat dan alami.

Lingkup eksteriorscaping

Pengadaan/ penggantian tanaman outdoor, pemeliharaan & perawatan kolam hias, sign
system, Plaza Shalat, pembuangan sampah, halaman parkir, septictank.

I.A. Kriteria Tanaman yang Diinginkan:

1. Kesehatan Tanaman

 SEHAT
 Bebas hama dan penyakit
 Pertumbuhan baik
 Bebas dari tanaman pengganggu / gulma / benalu.

2. Penampilan

 Bentuk proporsional -
 Tanaman & wadah proporsional -
 Warna sesuai karakter tanaman -
 Daun terlihat bersih –

3. Media Tanam

 Bersih
 Ringan
 Mengandung nutrisi
 Porousitas baik
 Mampu menyimpan air

4. Aklimatisasi

 Siap untuk di dalam ruangan -


 Siap untuk ruangan ber-AC –

B. Tahapan Pekerjaan Landscape

1. Persiapan

 Survei

-Pengukuran luas areal taman

- Kondisi ruangan (bentuk, warna, cahaya, dll.)

- Kebutuhan material/bahan

 Perencanaan & Perancangan/Desain

- Tinggi tanaman - warna tanaman

- Jenis tanaman - gaya/style desain

 Pengadaan bahan

2. Pelaksanaan

 Tindakan / execution
 Pengawasan

- Nursery
- Rotasi tanaman

- Seluruh Area

3. Maintenance

 Sumber daya manusia


 Pemeliharaan
 Pengurusan complain
 Kontrol & monitoring
 Evaluasi

C. Jenis-jenis Tumbuhan yang ditanam di

Masjid Jami Tangkubanperahu:

1. Rumput gajah mini 742.44 m2


2. Tehtehan 60 cm 103.82 m

D. Lingkup Kerja Pemeliharaan

Soft Material

(Vegetasi dan Mahluk Hidup Lain di Dalamnya)

 Membersihkan Sampah (harian)


 Penyiraman (harian)
 Pemupukan (bulanan)
 Pemangkasan Ringan (bulanan)
 Pemangkasan Berat (tentatif)
 Penyiangan dan Pendangiran (mingguan)
 Proteksi Hama dan Penyakit (mingguan)
Hard Material

( Meliputi : Lampu Taman, Sign System,

dan Elemen Keras Lainnya)

 Membersihkan Sampah (harian)


 Pencucian Elemen Perkerasan (bulanan)
 Membersihkan Selokan (mingguan)

E. Kontrol & Pengawasan

 Dilakukan secara berkala


 Untuk mendapatkan hasil sesuai dgn yg diharapkan
 Meliputi:

1. Proses awal pengerjaan

2. Penggunaan alat dan bahan.

3. Hasil akhir pekerjaan

F. Penanganan Komplain

 Klien berhak mengajukan complain


 Complain dapat diajukan sesuai prosedur
 Penanganan complain dilakukan selambatnya 24 jam

setelah ditemukannya masalah, kecuali ada kasus yang

memerlukan penanganan & waktu khusus.

G. Evaluasi
 Dilakukan secara berkala
 Bertujuan untuk mempertahankan standard dan meningkatkan kualitas kerja

 Hasil evaluasi dianalisis

II.A. PEMBAGIAN LANDSCAPE

1. Pengadaan / pengelolaan tanaman indoor

Lokasi : * Lobby, Atrium & Koridor

Jenis Tanaman : * Hidroponik & media tanah sesuai dengan keadaan mendesign dan
mengatur tata letak tanaman

* Mengganti tanaman lama dengan yang baru

* Merawat / membersihkan tanaman

2. Pengadaan / pengelolaan tanaman outdoor

(Baik berupa bak atau taman)

Jenis Tanaman : Tanaman penutup tanah (rumput), semak / perdu (bunga-daun), pagar,
pohon, tanaman merambat dengan media
tanah subur / tanah berpasir.

Jenis Perawatan : * Menyiram,penyiangan,memangkas

* Memberi pupuk

* Penggemburan tanah

* Memberantas hama

* Membersihkan sampah-sampah
B. Bahan dan Peralatan : untuk halaman / taman per bulan

Chemicals / consumable goods

Pupuk urea

Pupuk NPK

Antonic

Basudin

Peralatan habis pakai

Sapu lidi

Pengki

Lap majun

Kantong plastik sampah

Botol Sprayer

Peralatan Kerja

Cangkul / garpu tanah / kored

Gembor / emrat

Selang plastik / Sprinkler

Arit / parang, gunting pangkas / dahan

Grass Mower

Tong sampah / alfabak

Knapsak-sprayer
C. Perawatan Taman

Peralatan yang dipergunakan

o Selang air
o Alat penyemprot hama
o Cangkul kecil
o Gunting rumput
o Gunting dahan

Cara kerja

 Siram tanaman dua kali sehari, pagi dan sore hari bila tidak turun hujan
dengan menggunakan selang air.

 Gemburkan tanah dengan menggunakan cangkul kecil.


 Pupuk tanaman dengan menggunakan pupuk kimia dan pupuk kandang supaya
tanamannya menjadi subur
 Semprotkan dengan menggunakan alat penyemprot hama untuk membunuh hama
(gulma) yang merugikan tanaman.
 Pangkas tanaman dengan menggunakan alat gunting rumput maupun gunting dahan
agar tanaman kelihatan rapi.

D. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

 Crew Gardener

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan area taman dan halaman parkir
lantai dasar.

Tugas bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area selasar lantai dasar.

 Menjadi back up / tenaga pengganti bila ada kegiatan di


lantai dasar (General Cleaning ).
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja
 Stanby diarea kerja Lt dasar
RESUME PERAWATAN

1. Pekerjaan perawatan & pemeliharaan Kebersihan

AKTIFITAS

 Pembersihan / Pengepelan Lantai


 Pembersihan Jendela, Pintu dan Kaca
 Pembersihan Ruang Toilet dan Perlengkapan Sanitari
 Membuang Sampah
 Pemeliharaan Lahan Parkir

Pembersihan Secara Berkala

 Lantai
 Toilet
 Dinding
 Kaca
 Tangga
 Taman

2. GARDENER

AKTIFITAS

 Menyiram, Penyiangan, Memangkas


 Memupuk
 Penggemburan tanah
 Menyiangi
 Membersihkan sampah
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGUNAN

MASJID JAMI TANGKUBANERAHU


JAKARTA SELATAN.

Prosedur Standar Pemeliharaan

(Standard Maintenance Procedure)

I. Pekerjaan Pengecatan

1. Pekerjaan pengecatan baru

Sebelum dilakukan pengecatan dinding yang baru, beberapa hal yang harus
diperhatikan

1. Permukaan plesteran harus sudah dalam keadaan rata


2. Plesteran sudah benar-benar kering

Dinding yang akan di cat baru disarankan untuk pertama kali menggunakan Alkali
primer. Alkali ini berfungsi sebagai media pengikat dan penutup pori-pori antara bidang
plesteran dan cat baru yang akan dipakai, selain itu lapisan ini merupakan cat warna
dasar untuk membantu keaslian warna cat baru. Setelah lapisan alkali ini benar- benar
kering, pengecatan dapat dilakukan secara bertahap (3x) agar karakter warna yang
diinginkan dapat tercapai.
2. Pekerjaan perbaikan kerusakan cat lama.

Terjadinya kerusakan pada permukaan cat diakibatkan oleh

1. Perubahan temperatur udara panas – dingin


2. Perubahan cuaca hujan dan panas
3. Perubahan warna akibat sinar Ultraviolet.

Pada bagian dinding yang lembab, sehingga menyebabkan lapisan cat melepuh
terlebih dahulu harus ditinjau penyebab kelembaban tsb. Apabila kelembaban
disebabkan oleh faktor-faktor internal ( mis : Muka air tanah yg dangkal, rembesan dari
bak / kamar mandi.), maka dinding yang rusak tsb plesterannya di bongkar dan diganti
menggunakan trasram ( campuran semen pasir 1 : 2 ). Tujuannya adalah menghambat /
menghentikan rembesan kadar air pada dinding. Setelah plesteran diganti, pengecatan
diperlakukan sama seperti halnya dengan cat baru, hanya jenis cat harus disesuaikan
dengan kondisi yang ada ( interior atau exterior ).

Pada kondisi dinding berjamur karena foktor- faktor external / luar, tahap pertama
adalah dengan membuang lapisan berjamur tsb dengan menggunakan ampelas tembok
hingga jamur dan noda noda hitamnya hilang. Bila terdapat kondisi permukaan yang
tidak rata, tidak disarankan untuk menggunakan wall filler / dempul tembok. Bila
kerusakan cukup dalam , hendaknya dilakukan pemelesteran untuk meratakannya, jika
tidak dalam, cukup dengan menghaluskannya dengan ampelas hingga rata.

Pada bagian akhir perbaikan dilakukan penutupan pelesteran / dinding dengan


lapisan alkali pembunuh jamur ( Alkali Killer : ICI ). Lapisan alkali ini berfungsi untuk
menghilangkan jamur pd dinding dan memblokir tumbuhnya jamur yang baru. Setelah
seluruh permukaan dinding terlapis oleh lapisan alkali dan sudah kering, proses
pengecatan dapat dilakukan. Pengecatan untuk bagian luar / exterior ini hendaknya
menggunakan cat anti jamur dan tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca. ( mis
weathercoat : Mowilex ; Weathershield : ICI )
II. Pekerjaan pemasangan granit popping

Bila terdapat kondisi granit popping dalam suatu areal ruang kerja, tahap pertama
adalah melokalisasi areal tersebut, gunanya untuk menghindari pecahnya granit yang
popping tsb karena terinjak.Granit yang popping tsb harus segera dipotong natnya oleh
mesin pemotong granit agar dapat meminimalisir proses pengangkatan granit lain yang
masih baik. Granit yang terangkat dilepaskan seluruhnya dari lantai dan dilakukan
pembersihan semen tersisa pada bagian belakang granit. Demikian pula pada bagian
lantainya, dilakukan pengerokan lapisan semen yang tersisa sehingga dimungkinkan
untuk pemberian perekat baru untuk pemasangan kembali.

Pada pemasangan kembali, bila terdapat penggantian granit yang baru agar
diperhatikan kesesuaian jenis, corak, dan warna dengan granit existing.

Media perekat harus menggunakan perekat yang khusus direkomendasikan untuk


pemasangan granit dalam gedung, mis : Lemkra F-101 ataupun am 40 , atau jenis
perekat khusus lainnya yang setara.

Untuk menghindarkan adanya gelembung udara yang terjebak pada spesi dibawah
granit, dilakukan pemukulan menggunakan palu karet saat pemasangan kembali . Untuk
memastikan kelurusan dan kerataan elevasi, hendaknya menggunakan waterpass agar
pemasangan kembali dapat sesuai dengan kondisi semula.

Pemberian nat granit dilakukan setelah granit terpasang selama minimal 1 x 24 jam,
disarankan menggunakan spesi nat khusus ( am.50 grouting tile , dll ) untuk memastikan
media perekat granit masih dapat “bernafas”.

III. Penanganan kebocoran.


Kebocoran yang terjadi pada gedung disebabkan oleh 2 hal utama : yaitu krn air hujan
dan karena kebocoran air dari saluran pipa (air bersih dan air kotor ). Adapun jenis
kebocoran karena air hujan disebabkan karena :

1. Genting / perabung ( wuwungan ) atap yang pecah, retak atau lepas

2. Atap spandek / Zyncallum yang sobek / bolong

3. Keretakan dinding non structural

4. Rembesan air pada plat lantai / dak beton.

5. Struktur rangka bangunan yang retak

1. Kebocoran yang disebabkan genting rusak

Kebocoran jenis ini memerlukan penelitian dan pengamatan pada seluruh bagian
atap genting bagian luar karena lapisan genting bagian bawah / dalam tertutup oleh
alluminium foil dan ram kawat . Dari pengamatan secara visual bila ditemukan adanya
keretakan atau genting yang pecah, bagian kerusakan tsb harus diganti dengan yang
baru. Tidak diperbolehkan menambal / menyambung genting yang retak atau pecah tsb
walau dengan alasan ketaktersediaan material yg sejenis. Bila ditemukan kasus seperti
diatas ( ketiadaan corak yang sama ), hendaknya dilakukan penukaran bagian yang
pecah tsb dari material yang terletak dibawahnya ( tidak terlihat ), sehingga bagian yang
tidak terlihat tsb dapat mempergunakan genting sejenis dengan sedikit perbedaan corak
warna.

Bila kebocoran terjadi akibat lepasnya perabung dari spesinya, diharuskan


menggunakan material perekat yang tahan bocor/ waterproofing ( mis : lemkra F-103
atau am-100 ) dan bila pecah harus diganti dengan tipe dan jenis yang sama.
2. Kebocoran yang terjadi pada Atap seng / Spandek / Zyncallum

Kebocoran pada atap jenis ini disebabkan oleh 2 hal ;

1. Disebabkan karena fisik seng tsb sobek akibat terinjak


ataupun bolong karena pemakuan/ benda tajam lainnya.
Perbaikan jangka pendek dapat dilakukan dengan
penempelan flashband ataupun sealent, jika kerusakannya
tidak parah. Namun bila kerusakan cukup besar harus
diganti secara permanen, dan mengganti secara utuh
bagian tersebut, dengan memperhatikan susunan / lapisan
seng tsb. ( perbaikan diurut dari bagian bawah, yang
kemudian disusun penyambungan bagian atasnya) yang
kemudian di tutup dengan perabung seng.
2. Disebabkan karena sytem jalur aliran pembuangan yang
tidak sempurna.

Perbaikan kebocoran kondisi ini harus melalui pengamatan yang seksama. Jalur air
harus diteliti arah alirannya hingga masuk dalam roof drain yang semestinya.
Kebocoran bisa terjadi karena kotoran yang meghalangi jalan air sehingga air
meluap masuk pada celah bagian terbuka ke plafond. perbaikan cukup dengan
melakukan pembersihan saluran tsb.

Kondsi yang lebih berat disebabkan design struktur atap yang kurang curam
sehingga aliran air mudah lari bila curah hujan besar, ataupun terkena hambatan
seperti angin ataupun kotoran. Hal yang harus diperhatikan apabila alur
pembuangan seng tsb berakhir pd ujung bagian tembok, sehingga kebocoran mu-
dah sekali terjadi. Perbaikan harus dilakukan dengan memindahkan arah aliran air
tsb sehingga dapat langsung menuju arah yang benar. Caranya dengan membu-at
talang dari seng ataupun cor adukan yg diwaterproofing, membentuk sistem talang
menuju jalur yang seharusnya.
3. Kebocoran pada dinding retak non structural.

Penenganan kebocoran akibat dinding yang retak harus dilakukan pengupasan atau
pembobokan pada sisi jalur keretakan dengan kelebaran yang memungkin-kan
dilakukan penambalan, dan dengan kedalaman hingga akhir keretakan. Penambalan
dapat dilakukan dengan zat perkat khusus waterproofing ( Lemkra F-103 atau am-
100 ) atau menggunakan spesi campuran semen dangan bounding agent ( 1 : 1 ) .
spt : Callbound, U-Strobond, Calcibond dll. Campuran dibuat hingga menyerupai
pasta. Dinding yang sudah dibobok dibasahi air secara merata hingga meresap baru
kemudian dilakukan penambalan dengan zat perekat seperti diatas. Penambalan
langsung mengejar elevasi ketebalan pelesteran shg tidak diperlukan pemelesteran
lagi. Pengecatan dilakukan setelah tambalan dinding kering sempurna, dengan
metoda pengecatan seperti diatas.

4. Kebocoran pada plat lantai / dak beton.

Kondisi plat lantai / dak beton pada areal yang terexpose / terbuka, akan mengalami
degradasi setelah mencapai umur pemasangan tertentu ( biasanya diatas 5 tahun ).
Hal itu disebabkan karena kondisi muai susut akibat perubahan alam : panas, dingin,
basah, kering yang silih berganti. Penelitian sumber keretakan untuk menentu-kan
lokasi kebocoran cukup sulit dilakukan karena keretakan biasanya terjadi secara
merata di semua permukaan plat. Oleh karenanya penanganan kebocoran pada plat
lantai dilakukan secara keseluruhan.

a 3 metode penanganan kebocoran pada plat lantai :

1. Mempergunakan lapisan Rubber sheet

Bila plat lantai existing sudah terdapat rubbersheet, diharuskan membongkar


rubber sheet yang lama dan lapisan plesteran penutupnya. Karena plat sudah bocor
berarti kondisi rubber sheet existing sudah rusak. Lapisan lama dibongkar hingga
plat lantai bersih dari lapisan bitumin yang lama. Setelah bersih , dilakukan
pemasangan rubber sheet baru ( bitumin ). Caranya adalah dengan membakar
lapisan permukaan bawah hingga meleleh kemudian direkatkan pada plat sambil
dipukul oleh palu karet. Pada bagian sambungan dilakukan pelapisan secara overlap
selebar 5 cm, dengan cara pembakaran. Pasca perekatan lapisan rubbersheet harus
dilakukan pengetesan yaitu dengan cara perendaman selama minimal 1 x 24 jam,
sambil dilakukan pengamatan apakah masih terdapat kebocoran atau tidak. Bila
dipastikan kondisi perekatan sudah sempurna, tahap akhir adalah melakukan
pelapisan dengan screed beton cor setebal 2 cm.

Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kondisi pemasangan floor drain
harus memperhatikan kecuraman posisi perletakannya. Tidak diperkenan-kan
adanya kerutan dan tonjolan lapisan rubbersheet pada lokasi floordrain, apalagi bila
elevasi floordrain menonjol / lebih tinggi dr plat. sehingga harus dipastikan aliran air
berjalan dengan lancar menuju saluran pembuangan.

2. Dengan cara concrete injection

Cara ini dipergunakan apabila terindikasikan adanya lapisan plat lantai yang porous
(berpori / tidak padat). Hal ini diketahui dari adanya suara keras pada lantai apabila
terinjak atau dipukul. Kondisi plat yang berpori ini akan menyebabkan terjadinya jalur
rembesan air yang akan menyebabkan timbulnya kebocoran.

Cara penginjeksian beton ini adalah dengan menanam nipple / pentil pada
permukan plat tiap 2 m2 untuk 1 nipple. Pada tiap nipple diinjeksikan larutan semen
air dengan campuran epoxy dengan tekanan tinggi menggunakan compressor.
Campuran ini akan terinfiltrasi kedalam setiap celah porous dan mengisi pori tsb
hingga kondisi plat menjadi padat.

3. Dengan menggunakan coating.


Cara ini merupakan metode yang paling sederhana, pelaksanaannya relatif cepat
dan disarankan dipergunakan untuk kondisi permukaan plat lantai yang terlindung.
Areal yang diperkirakan bocor dibersihkan dari kotoran dengan mempergunakan
sikat kawat. Bila permukaan sudah bersih dilakukan pengcoatingan dengan
menggunakan zat rubbercoating ( rubber base ~ aquaproof ) ataupun cementious (
cement base ~ Lemkra Fk-103 ) ). Untuk penanganan dengan metode ini tidak
diperkenankan lantai mendapat perlakuan bebas ( disturb ) seperti diinjak, melainkan
harus terbebas dari gangguan ( undisturb ).

5. Kebocoran karena keretakan struktur rangka bangunan.

Kebocoran pada struktur rangka bangunan merupakan akibat dari adanya kerusakan
struktur bangunan seperti keretakan kolom atau balok struktur yang disebabkan oleh
adanya factor-faktor internal ( kesalahan perhitungan struktur atau penyimpangan
dalam pelaksanaan konstruksi ) maupun faktor – faktor external ( adanya force
majeur seperti: gempa, longsor, ledakan dll ).

Perbaikan structural dalam hal ini adalah mutlak dilaksanakan untuk mengembalikan
performance structur gedung, oleh karenannya perbaikan kebocoran dapat di
masukkan kedalam satu satuan pekerjaan struktur.

Dalam pelaksanannya, kondisi kerusakan structural harus menggunakan vendor


khusus yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ini. Hal ini mengingat diperlukan
adanya kajian ulang terhadap kekuatan structural yang ada, yang pada akhirnya
dapat menentukan solusi design perbaikan yang diperlukan.

IV. Pekerjaan Paving block dan Grass Blok

Paving block merupakan salah satu jenis lapisan struktur perkerasan jalan pada
lapisan finishing layer terakhir. Oleh karenanya struktur lapisan fondasi yang
dipersiapkan untuk pekerjaan paving block sama dengan struktur untuk pembuatan
lapisan perkerasan jalan aspal.

Paving block sendiri dibuat dengan suatu tujuan untuk memberikan nilai estetika
dan adanya fungsi resapan air untuk limpasan air hujan pada areal jalan tersebut.
Jalan paving biasanya dipakai untuk kawasan perumahan atau areal parkir suatu
perkantoran.

Penanganan pekerjaan paving dimulai dengan pekerjaan pematangan lahan


dengan perbaikan pada lapisan sub base tanah dengan kedalaman 30 – 50 cm (
bergantung kondisi stabilitas tanah (CBR ) ). Kemudian dilanjutkan dengan
persiapan lapisan sub grade 1 hingga 3 lapis sub grade ( tergantung peruntukan
beban jalan yang akan dipakai ). Setelah lapisan fondasi diselesaikan ditambahkan
lapisan pasir beton yg dipadatkan setebal 10 – 15 cm, yang berfungsi sebagai media
peresap air limpasan jalan.

Sebagai tahap akhir pekerjaan, paving dipasang setelah permukaan lapisan


pasir benar– benar rata. Jika pasangan paving sudah terpasang, dilakukan
penguncian dengan menggunakan pasir pasang sebagai pengisi nat dan pengunci
paving agar tidak bergerak. Untuk bagian tepi paving bila tidak terdapat kansteen,
dilakukan pengecoran dg stamp beton untuk mengunci dan membatasi pasangan
paving block dengan areal tepi ( pedestrian atau saluran limpasan curah hujan ).

Pada pekerjaan Grass Block, pemasangan dilakukan pada tahap akhir setelah
penebaran (spreading) lapisan pasir yang sudah diratakan. Pemasangan dilakukan
dengan seksama dengan memperhatikan kerataan dan kelurusan pemasangan.
Setelah terpasang segera dimasukkan jenis tanah yang diperuntukan untuk tanaman
pada seluruh lubang grass blok tsb, tujuannya agar material lain seperti kerikil, pasir
ataupun brangkal tidak menutupi lubang untuk tanah tsb, termasuk tidak diperlukan
adanya penguncian block, karena penguncian sudah terjadi pada lubang tepi grass
block yang berhubungan dengan lubang block lainnya, yang apabila diisi tanah akan
saling mengunci.

Pada perbaikan kerusakan pavingblock, biasanya terjadi akibat kepadatan


permukaan lapisan pasir beton yang tidak merata, sehingga terjadi penurunan
(settlement), akibat adanya pembebanan berlebih pada areal tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya genangan air yang mengganggu pengguna jalan tsb.

Untuk perbaikannya dilakukan pembongkaran paving sekitar area kerusakan (


sebaiknya lebih luas dari areal kerusakannya ), kemudian diberikan penambahan
pasir beton dan dilakukan pemadatan. Dilakukan pemeriksaan kerataan dengan
menggunakan water pass. Setelah rata, dilakukan pemasangan kembali yang
dilanjutkan dengan penguncian paving dengan pasir pasang pada nat antara paving
tersebut.

V. PEKERJAAN FINISHING KAYU

Pekerjaan Kayu yang diproduksi saat ini, sebagian besar menggunakan bahan kayu
olahan yang mendapat perlakuan khusus ( treatment ) untuk pekerjaan finishingnya .
Bahan- bahan kayu olahan tsb diantaranya adalah: Partikel board, Multiplex, MDF (
Medium density fibre ), teakblock, dll. Bahan bahan kayu olahan ini sudah dilapisi
dengan lapisan kayu asli seperti: lapisan jati, lapisan sungkai, lapis mahoni; lapis
nyatoh dan untuk partikel board sudah terdapat bahan finishing yang ditempel (
takon ) dengan berbagai macam corak dan warna. Penggunaan bahan- bahan kayu
massif / bahan baku mentah ( spt: Kamper, jati, sungkai, nyatoh, mahoni dll )
biasanya dibuat untuk design- design klasik dan khusus.

Untuk Mesjid raya Bani Umar ini seluruh kusen dan daun pintu interior menggunakan
kayu solid /masif dari bahan kayu nyatoh batu Maluku yang diproses menggunakan
oven oleh PT Tobindo Bandung.

Pekerjaan finishing untuk ke 2 jenis bahan tsb ( olahan ataupun solid ) mendapat
perlakuan yang sama. Ada 4 tahap pekerjaan finishing kayu yang dipakai saat ini.

1. Pengampelasan

Bertujuan untuk menghaluskan permukaan kayu, dan memperkecil pori-


pori permukaan, dan untuk memudahkan dilakukan finishing.
2. Pendempulan / Wood Filler

Bertujuan untuk meratakan bagian permukaan kayu, menutup pori – pori


kayu, sehingga finishing dapat mencapai hasil akhir yang sempurna dan
penggunaan bahan- bahan dapat lebih hemat .

3. Pewarnaan

Bertujuan untuk memberikan warna sesuai kondisi asli, seperti : coklat


jati, merah maroon, merah mohoni, kuning sungkai dll. Pewarnaan kayu ini ber
bentuk polituran dengan berbagai macam warna dan tersedia jenis gloss (kilap)
dan dof/matt. Penggunaan polituran ini dengan cara disemprot (spray)

4. Sending Sealer

Bertujuan untuk pengikat warna ( pelindung ) sehingga lekatan lebih kuat,


dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap cat politur.
Pemakaiannya dilakukan dengan menggunakan spray ( disemprot )

4. Melamik

Bertujuan untuk memberikan hasil pelituran yang rata dan halus. Bersifat
keras, sehingga tahan terhadap goresan dan bahan kimia. Penggunaan cat
melamik harus dengan menggunakan spray, karena bahan- bahan pelarutnya
cepat sekali mengering / Thinner gloss.
Kelemahan dr finishing melamik tidak tahan sinar ultra violet ( UV),
sehingga tidak tepat untuk pemakaian luar ruangan (out door). Melamik ini pun
bersifat keras tetapi getas sehingga bila terkena benturan menjadi retak / pecah.

baikan pekerjaan meubelair harus dilakukan pada satu bidang yang sama.
Caranya adalah dengan dilakukan pengerokan pada bidang tsb dengan pelarut
cat. Kemudian dilakukan pengampelasan sehingga seluruh cat dapat
dihilangkan. Proses berikutnya dilakukan sama dengan pekerjaan baru, dengan
tahapan – tahapan seperti tersebut diatas.

QUALITY CONTROL & PENERAPAN K3

Pengawasan Mutu Quality Control

Pengawasan mutu dilakukan melalui metode-metode agar dapat diukur dan sesuai standar
yang diinginkan Jajaran Management Tenaga lapangan di berikan pelatihan-pelatihan untuk
menyamakan persepsi, yakni proses-proses Quality Control Standarisasi formulir-formulir
cheklist yang disetujui Pemberi Tugas/owner.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Operasional Pekerjaan dilakukan sepenuhnya sesuai prosedur kesehatan dan keselamatan


kerja sesuai standar Depnaker dan Perusahaan Terangkum dalam SOP (Standar
Operasional Procedur)
Prosedur Kerja dan Sistim Monitoring

Mengecek dan memeriksa hasil dari pada pekerjaan pada jam-jam tertentu yang sangat
rawan di lapangan. Melaporkan kerusakan-kerusakan yang ada di lapangan.

Laporan / checklist

Laporan berupa Harian, Mingguan dan Bulanan sesuai standar form yang ada. Membuat
evaluasi dan analisa untuk setiap masalah.

PENUTUP

Demikian penjabaran system pemeliharaan dan perawatan bangunan fisik bangunan dan
taman untuk Masjid Jami Tangkubanperahu, Jakarta Selatan. Diharapkan dengan adanya
panduan pemeliharaan & perawatan gedung yang kami susun ini dapat membantu
mempermudah memberikan acuan kerja kepada pihak-pihak terkait yang mungkin akan
dilibatkan dalam proses perawatan bangunan ini kedepan.

Kami berharap Masjid Jami Tangkubanperahu ini akan mendapat nilai tambah dari seluruh
aktifitas / kegiatan yang akan berlangsung di masjid ini, serta memperoleh predikat yang
baik dari masyarakat umumnya dan Umat Islam pada khususnya, sebagai masjid

yang Aman, Bersih, Indah, Nyaman dan Terpelihara.


Perawatan & Pemeliharaan Masjid Jami Tangkubanperahu Page 27

METODE
PELAKSANAAN
PEKERJAAN :
PEMASANGAN
SUTM,SUTR,GARDU
DISTRIBUSI DAN
INSTALASI
LISTRIKKWH
METERL O K A S I :
PERUMAHAN
DAN
PERKEBUNAN
PT. TANIA
SELATAN –
BRUNAI
TIMUR-OKI
I.Pekerjaan
Persiapan
1.Survey lokasi
pekerjaan dan
pemberitahuan
tentang pelaksanaan
pekerjaan pada
instansi terkait,
individudan kalangan
umum.
2.
Pengurusan izin
terhadap galian tanah,
pampas pohon dan lain-
lain yang dianggap
perlu untuk
kelancaranpenyelesaian
pekerjaan3.Pengurusa
n izin terhadap
pekerjaan kepada PT.
PLN (Persero) cabang
Palembang/PT. PLN
Ranting TuguMulyo
untuk pelaksanaan
permulaan
pekerjaan.4.Mengkaji
segala bahaya yang
timbul pada saat
pelaksanaan
pekerjaan
5.
Mempersiapkan
material dan
pemesanan material
(T.Beton,konduktor
A3C 70 mm,LVTC
3x35+25 mm,Breket
TM/TR, Isolator
Tumpuh/Tarik, Trafo
100 KVA, Kas TR dan
Accecories
lainya.6.Mobilisasi
(memposisikan
material utama dan
non utama di lokasi
pekerjaan)7.Mempers
iapkan tenaga kerja
yang handal sesuai
dengan jenis
pekerjaan.8.Mempers
iapkan alat/peralatan
untuk keselamatan
pekerja dan
masyarakat umum
lainnya
sehinggakelancaran
penyelesaian pekerjaan
cepat dan tepat serta
berkualitas.
II.Pelaksanaan
Pekerjaan
1.Sebelum
melaksanakan
pekerjaan terlebih
dahulu
mengkoordinasikan
kepada pengawas
pekerjaan
yangditunjuk oleh
direksi pekerjaan.
2.
Pengalian lubang untuk
pemasangan Tiang
Beton 11 meter/250
daN/ Tiang Beton 9
meter/200
daN3.Pemasangan
Tiang Beton untuk
SUTM dan
SUTR4.Pemasangan
Breket-Breket SUTM
(TM 4, TM1,TM5)
pemasangan Isolotor
Tumpu dan Tarik
5.
Pemasangan Konduktor
AAAC 70 mm
2
6.
Pemasangan Accsories
SUTR (TR1, TR 3,
TR7) serta pemasangan
Konduktor LVTC 3 x
35+25 mm
2
7.Pemasangan gardu
Distribusi 100 KVA
portal, Breket-breket,
rak trafo, Cut Out,
Arrester, Trafo, serta
KasTR dan Accessories
lainya.8 . P e k e r j a a n
Arde gardu dan
GW
T R . 9.Pekerjaan
pemasangan
Instalasi listrik Out
boeh.
III.Pekerjaan
Penyelesaian
1.
Penyempurnaan
pekerjaan terhadap
tiang miring, breket
miring, kawat kendur,
hgw/gw kendur,
tanamtumbuh dan
perapian galian tanah
serta pembersihan
area.2.Pemeriksaan
pekerjaan 100%
selesai. Membuat as
built drawing sesuai
dengan hasil
pemeriksaan
danpengukuran yang
nyata di
lapangan.3 . P e n g u r
usan
S L O 4.Konekting
dan test
p e n g o p e r a s i a n . 5.Pe
ngurusan pasang
baru daya listrik/
KwH meter di PT.
PLN (persero)
Ranting Tugu
Mulyo.6.Administra
si/Dokumentasi
Proyek.
7.
Serah Terima Terima
Pekerjaan.
IV.Masa
Pemeliharaan
1.
Siap melaksanakan
perbaikan/
penyempurnaan
terhadap seluruh
pekerjaaan apabila
dianggap perlu
olehDireksi untuk
disempurnakan selama
masa pemeliharaan
masih berlangsung
yaitu 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak
serah terima pekerjaan.
Palembang, 29 Maret
2012
CV. DELTA
PERKASADian Eka
Putra
Direktu
METODE
PELAKSANAAN
PEKERJAAN :
PEMASANGAN
SUTM,SUTR,GARDU
DISTRIBUSI DAN
INSTALASI
LISTRIKKWH
METERL O K A S I :
PERUMAHAN
DAN
PERKEBUNAN
PT. TANIA
SELATAN –
BRUNAI
TIMUR-OKI
I.Pekerjaan
Persiapan
1.Survey lokasi
pekerjaan dan
pemberitahuan
tentang pelaksanaan
pekerjaan pada
instansi terkait,
individudan kalangan
umum.
2.
Pengurusan izin
terhadap galian tanah,
pampas pohon dan lain-
lain yang dianggap
perlu untuk
kelancaranpenyelesaian
pekerjaan3.Pengurusa
n izin terhadap
pekerjaan kepada PT.
PLN (Persero) cabang
Palembang/PT. PLN
Ranting TuguMulyo
untuk pelaksanaan
permulaan
pekerjaan.4.Mengkaji
segala bahaya yang
timbul pada saat
pelaksanaan
pekerjaan
5.
Mempersiapkan
material dan
pemesanan material
(T.Beton,konduktor
A3C 70 mm,LVTC
3x35+25 mm,Breket
TM/TR, Isolator
Tumpuh/Tarik, Trafo
100 KVA, Kas TR dan
Accecories
lainya.6.Mobilisasi
(memposisikan
material utama dan
non utama di lokasi
pekerjaan)7.Mempers
iapkan tenaga kerja
yang handal sesuai
dengan jenis
pekerjaan.8.Mempers
iapkan alat/peralatan
untuk keselamatan
pekerja dan
masyarakat umum
lainnya
sehinggakelancaran
penyelesaian pekerjaan
cepat dan tepat serta
berkualitas.
II.Pelaksanaan
Pekerjaan
1.Sebelum
melaksanakan
pekerjaan terlebih
dahulu
mengkoordinasikan
kepada pengawas
pekerjaan
yangditunjuk oleh
direksi pekerjaan.
2.
Pengalian lubang untuk
pemasangan Tiang
Beton 11 meter/250
daN/ Tiang Beton 9
meter/200
daN3.Pemasangan
Tiang Beton untuk
SUTM dan
SUTR4.Pemasangan
Breket-Breket SUTM
(TM 4, TM1,TM5)
pemasangan Isolotor
Tumpu dan Tarik
5.
Pemasangan Konduktor
AAAC 70 mm
2
6.
Pemasangan Accsories
SUTR (TR1, TR 3,
TR7) serta pemasangan
Konduktor LVTC 3 x
35+25 mm
2
7.Pemasangan gardu
Distribusi 100 KVA
portal, Breket-breket,
rak trafo, Cut Out,
Arrester, Trafo, serta
KasTR dan Accessories
lainya.8 . P e k e r j a a n
Arde gardu dan
GW
T R . 9.Pekerjaan
pemasangan
Instalasi listrik Out
boeh.
III.Pekerjaan
Penyelesaian
1.
Penyempurnaan
pekerjaan terhadap
tiang miring, breket
miring, kawat kendur,
hgw/gw kendur,
tanamtumbuh dan
perapian galian tanah
serta pembersihan
area.2.Pemeriksaan
pekerjaan 100%
selesai. Membuat as
built drawing sesuai
dengan hasil
pemeriksaan
danpengukuran yang
nyata di
lapangan.3 . P e n g u r
usan
S L O 4.Konekting
dan test
p e n g o p e r a s i a n . 5.Pe
ngurusan pasang
baru daya listrik/
KwH meter di PT.
PLN (persero)
Ranting Tugu
Mulyo.6.Administra
si/Dokumentasi
Proyek.
7.
Serah Terima Terima
Pekerjaan.
IV.Masa
Pemeliharaan
1.
Siap melaksanakan
perbaikan/
penyempurnaan
terhadap seluruh
pekerjaaan apabila
dianggap perlu olehDireksi untuk disempurnakan selama
masa pemeliharaan masih berlangsung yaitu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak serah terima pekerjaan.

Palembang, 29 Maret 2012


CV. DELTA PERKASADian Eka Putra
Dire

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PEMASANGAN SUTM,SUTR,GARDU DISTRIBUSI DAN INSTALASI LISTRIKKWH


METERLOKASI: PERUMAHAN DAN PERKEBUNAN PT. TANIA SELATAN – BRUNAI TIMUR-OKI

I.Pekerjaan Persiapan

1.Survey lokasi pekerjaan dan pemberitahuan tentang pelaksanaan pekerjaan pada instansi
terkait, individudan kalangan umum.

2.

Pengurusan izin terhadap galian tanah, pampas pohon dan lain-lain yang dianggap perlu untuk
kelancaranpenyelesaian pekerjaan3.Pengurusan izin terhadap pekerjaan kepada PT. PLN
(Persero) cabang Palembang/PT. PLN Ranting TuguMulyo untuk pelaksanaan permulaan
pekerjaan.4.Mengkaji segala bahaya yang timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan

5.

Mempersiapkan material dan pemesanan material (T.Beton,konduktor A3C 70 mm,LVTC


3x35+25 mm,Breket TM/TR, Isolator Tumpuh/Tarik, Trafo 100 KVA, Kas TR dan Accecories
lainya.6.Mobilisasi (memposisikan material utama dan non utama di lokasi
pekerjaan)7.Mempersiapkan tenaga kerja yang handal sesuai dengan jenis
pekerjaan.8.Mempersiapkan alat/peralatan untuk keselamatan pekerja dan masyarakat umum
lainnya sehinggakelancaran penyelesaian pekerjaan cepat dan tepat serta berkualitas.

II.Pelaksanaan Pekerjaan

1.Sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu mengkoordinasikan kepada pengawas


pekerjaan yangditunjuk oleh direksi pekerjaan.

2.

Pengalian lubang untuk pemasangan Tiang Beton 11 meter/250 daN/ Tiang Beton 9 meter/200
daN3.Pemasangan Tiang Beton untuk SUTM dan SUTR4.Pemasangan Breket-Breket SUTM (TM
4, TM1,TM5) pemasangan Isolotor Tumpu dan Tarik

5.

Pemasangan Konduktor AAAC 70 mm


2

6.

Pemasangan Accsories SUTR (TR1, TR 3, TR7) serta pemasangan Konduktor LVTC 3 x 35+25 mm

7.Pemasangan gardu Distribusi 100 KVA portal, Breket-breket, rak trafo, Cut Out, Arrester,
Trafo, serta KasTR dan Accessories lainya.8.Pekerjaan Arde gardu dan GW TR.9.Pekerjaan
pemasangan Instalasi listrik Out boeh.

III.Pekerjaan Penyelesaian

1.

Penyempurnaan pekerjaan terhadap tiang miring, breket miring, kawat kendur, hgw/gw
kendur, tanamtumbuh dan perapian galian tanah serta pembersihan area.2.Pemeriksaan
pekerjaan 100% selesai. Membuat as built drawing sesuai dengan hasil pemeriksaan
danpengukuran yang nyata di lapangan.3.Pengurusan SLO4.Konekting dan test
pengoperasian.5.Pengurusan pasang baru daya listrik/ KwH meter di PT. PLN (persero) Ranting
Tugu Mulyo.6.Administrasi/Dokumentasi Proyek.

7.

Serah Terima Terima Pekerjaan.

IV.Masa Pemeliharaan

1.

Siap melaksanakan perbaikan/ penyempurnaan terhadap seluruh pekerjaaan apabila dianggap


perlu olehDireksi untuk disempurnakan selama masa pemeliharaan masih berlangsung yaitu 30
(tiga puluh) hari kalender sejak serah terima pekerjaan.

Palembang, 29 Maret 2012

CV. DELTA PERKASADian Eka Putra

Dire
MODUL PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/ SERVIS KOMPONEN

(TSM & TKR) SMK N 1 MANGGIS

Guru Mata Diklat : K. Arsa Wijaya Susana, ST.

1. Tujuan Pembelajaran Umum

a. Memahami pemeliharaan peralatan bengkel.

b. Memahami minyak pelumas dan gemuk.

2. Rincian Kegiatan Belajar

a. Membaca dan memahami isi modul


b. Mengerjakan soal latihan secara mandiri
c. Mengerjakan soal tes akhir dalam modul secara mandiri
3. Petunjuk Belajar

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang disajikan dalam modul ini, kemudian
pahami pula penerapan materi tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara
penyelesaiannya. Bila terpaksa masih ada materi yang kurang jelas dan belum bisa dipahami
dapat ditanyakan kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
b. Coba kerjakan setiap soal latihan secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
sebarapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap siswa terhadap materi-materi yang telah
dibahas.
c. Apabila dalam kenyataannya dalam belajar siswa belum menguasai materi pada level yang
diharapkan, coba ulangi membaca dan mengrjakan lagi latihan-latihan dan jika bertanya kepada
guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
BAB I

PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKEL

A. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan

2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan

3. Siswa dapat menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin.

4. Siswa dapat menjelaskan sistem pemeliharaan rutin

5. Siswa dapat menjelaskan rambu-rambu pemeliharaan peralatan.

B. Materi Pokok

1. Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan

2. Tujuan Pemeliharaan Rutin

3. Sistem Pemeliharaan Rutin

4. Rambu-Rambu Pemeliharaan Rutin

C. Uraian Materi
1. Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk
menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan
perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara garis besar
pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan
tak terencana.

a. Pemeliharaan terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan


diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu
yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat nstru pengendalian dan nstru
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan
terencana merupakan bagian dari nstru manajemen pemeliharaan yang terdiri atas
pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu


tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa nstrume yang
dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu
komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan
preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain
yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar
peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik
pembuatnya.

Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan


secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan
pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila
pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi
tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.

b. Pemeliharaan tak terencana

Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-
tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa
peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian
dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen nstru pemeliharaan, cara
tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency
maintenance).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah


metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang
terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut
harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan
mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh
lebih banyak nstrument dengan pemeliharaan rutin.

2. Tujuan Pemeliharaan Rutin

Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah


terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta
mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat
dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk nstrum
reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa
keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja
dan semangat kerja.

Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :

a. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat
dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila
dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari
bahwa kadang-kadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat
yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.

b. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga
diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula

c. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat,
adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.
d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3. Sistem Pemeliharaan Rutin

Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan


seperti : peralatan yang perlu dipelihara, lokasi penyimpanan alat, prosedur pemeliharaannya
dan waktu pemeliharaan,

a. Peralatan yang perlu dipelihara

Sebelum nstru pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa


saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan
suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut
merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun
nstru pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan
sangat berguna untuk nstru pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris
peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan
jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service
tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya

b. Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga


memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya
bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula.
Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang
pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.

(1) Panel alat (tool panel)

Banyak pekerja yang lebih senang mengguna-kan panel alat untuk menyimpan
dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah
sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya nstru obeng atau tang dari
berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah
mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan
yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna
kombinasi yang serasi.

(2) Ruang gudang alat

Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut.


Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada
alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang
mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.

(3) Ruang pusat penyimpanan

Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang
pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan
dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah
mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat
dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.

(4) Kit alat-alat

Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat
yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat-alat tersebut
bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus
memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.

c. Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin,


mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus
(apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat
pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal


pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi informasi
dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor
sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan
perawatan yang telah dilakukan.

d. Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara nstrume dengan selang waktu tertentu


berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti :
nstrume 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau nstrume waktu 120.000 jam,
5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan nstrum yang
diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada
lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang
diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan
diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat
yang ditentukan.

4. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan,


dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.

a. Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja
dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak
harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.

b. Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi.


Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu
penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :

1). Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)

2). Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat
khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.

3). Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu
selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
4). Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang
kelembaban tempat peyimpanannya.

5). Peralatan yang terbuat dari logam, nstrum, atau kayu yang pipih dan nstrume panjang
disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan
tetap.

6). Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya
harus selalu dibawa dalam posisi tegak.

c. Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan
penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan
seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala
kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.

d. Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal


pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan
baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat nstrument
yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :

1) Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis peralatan sesuai dengan
pengelompokkannya.

2) Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen, asal
tahun, jumlah dan, kondisi

3) Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat

4) Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang
berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

5) Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di tempat
penyimpanan alat.

6) Format permintaan alat.

D. Tugas Perorangan (Tulis diatas kertas lempiran, Dikumpul Rabu,20/10/2010)


1. Jelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan bengkel ?

2. Jelaskan apa tujuan pemeliharaan rutin ?

3. Jelaskan bagaimana rambu-rambu peyimpanan peralatan ?

E. Tugas Kelompok (sesuai dengan kelompok sebelumnya Dikumpul 27/10/2010)

1. Lakukan survey di suatu bengkel servis mobil/motor tentang pemeliharaan peralatan. Hal-hal
apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memelihara peralatan secara terencana.

2. Buatlah rangkuman hasil survey anda di bengkel tersebut. Lakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan bengkel tersebut dalam hal pemeliharaan peralatan. Bagaimana saran dan
tanggapan anda terhadap penerapan pemeliharaan rutin di bengkel tersebut.

Daftar Pustaka

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota-Astra Motor.


Anonim, (2004). Pelaksanaan Pemeliharaan/Servis Komponen.. Deppennas.
MODUL PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/ SERVIS KOMPONEN

(TSM & TKR) SMK N 1 MANGGIS

Guru Mata Diklat : K. Arsa Wijaya Susana, ST.

1. Tujuan Pembelajaran Umum

a. Memahami pemeliharaan peralatan bengkel.

b. Memahami minyak pelumas dan gemuk.

2. Rincian Kegiatan Belajar

d. Membaca dan memahami isi modul


e. Mengerjakan soal latihan secara mandiri
f. Mengerjakan soal tes akhir dalam modul secara mandiri
3. Petunjuk Belajar

d. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang disajikan dalam modul ini, kemudian
pahami pula penerapan materi tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara
penyelesaiannya. Bila terpaksa masih ada materi yang kurang jelas dan belum bisa dipahami
dapat ditanyakan kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
e. Coba kerjakan setiap soal latihan secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
sebarapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap siswa terhadap materi-materi yang telah
dibahas.
f. Apabila dalam kenyataannya dalam belajar siswa belum menguasai materi pada level yang
diharapkan, coba ulangi membaca dan mengrjakan lagi latihan-latihan dan jika bertanya kepada
guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

BAB I

PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKEL

A. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan


2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan

3. Siswa dapat menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin.

4. Siswa dapat menjelaskan sistem pemeliharaan rutin

5. Siswa dapat menjelaskan rambu-rambu pemeliharaan peralatan.

B. Materi Pokok

1. Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan

2. Tujuan Pemeliharaan Rutin

3. Sistem Pemeliharaan Rutin

4. Rambu-Rambu Pemeliharaan Rutin

C. Uraian Materi

1. Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk
menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan
perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara garis besar
pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan
tak terencana.

a. Pemeliharaan terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan


diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu
yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat nstru pengendalian dan nstru
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan
terencana merupakan bagian dari nstru manajemen pemeliharaan yang terdiri atas
pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu
tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa nstrume yang
dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu
komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan
preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain
yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar
peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik
pembuatnya.

Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan


secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan
pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila
pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi
tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.

b. Pemeliharaan tak terencana

Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-
tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa
peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian
dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen nstru pemeliharaan, cara
tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency
maintenance).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah


metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang
terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut
harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan
mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh
lebih banyak nstrument dengan pemeliharaan rutin.

2. Tujuan Pemeliharaan Rutin

Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah


terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta
mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat
dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk nstrum
reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa
keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja
dan semangat kerja.

Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :

a. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat
dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila
dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari
bahwa kadang-kadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat
yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.

b. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga
diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula

c. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat,
adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.

d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3. Sistem Pemeliharaan Rutin

Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan


seperti : peralatan yang perlu dipelihara, lokasi penyimpanan alat, prosedur pemeliharaannya
dan waktu pemeliharaan,

a. Peralatan yang perlu dipelihara

Sebelum nstru pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa


saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan
suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut
merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun
nstru pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan
sangat berguna untuk nstru pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris
peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan
jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service
tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya

b. Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga


memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya
bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula.
Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang
pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.

(1) Panel alat (tool panel)

Banyak pekerja yang lebih senang mengguna-kan panel alat untuk menyimpan
dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah
sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya nstru obeng atau tang dari
berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah
mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan
yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna
kombinasi yang serasi.

(2) Ruang gudang alat

Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut.


Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada
alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang
mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.

(3) Ruang pusat penyimpanan

Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang
pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan
dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah
mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat
dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.
(4) Kit alat-alat

Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat
yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat-alat tersebut
bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus
memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.

c. Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin,


mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus
(apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat
pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal


pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi informasi
dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor
sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan
perawatan yang telah dilakukan.

d. Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara nstrume dengan selang waktu tertentu


berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti :
nstrume 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau nstrume waktu 120.000 jam,
5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan nstrum yang
diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada
lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang
diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan
diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat
yang ditentukan.

4. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan,


dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a. Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja
dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak
harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.

b. Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi.


Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu
penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :

1). Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)

2). Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat
khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.

3). Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu
selalu diperiksa fungsi pelapisannya.

4). Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang
kelembaban tempat peyimpanannya.

5). Peralatan yang terbuat dari logam, nstrum, atau kayu yang pipih dan nstrume panjang
disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan
tetap.

6). Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya
harus selalu dibawa dalam posisi tegak.

c. Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan
penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan
seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala
kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.

d. Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal


pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan
baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat nstrument
yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
1) Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis peralatan sesuai dengan
pengelompokkannya.

2) Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen, asal
tahun, jumlah dan, kondisi

3) Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat

4) Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang
berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

5) Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di tempat
penyimpanan alat.

6) Format permintaan alat.

D. Tugas Perorangan (Tulis diatas kertas lempiran, Dikumpul Rabu,20/10/2010)

1. Jelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan bengkel ?

2. Jelaskan apa tujuan pemeliharaan rutin ?

3. Jelaskan bagaimana rambu-rambu peyimpanan peralatan ?

E. Tugas Kelompok (sesuai dengan kelompok sebelumnya Dikumpul 27/10/2010)

1. Lakukan survey di suatu bengkel servis mobil/motor tentang pemeliharaan peralatan. Hal-hal
apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memelihara peralatan secara terencana.

2. Buatlah rangkuman hasil survey anda di bengkel tersebut. Lakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan bengkel tersebut dalam hal pemeliharaan peralatan. Bagaimana saran dan
tanggapan anda terhadap penerapan pemeliharaan rutin di bengkel tersebut.

Daftar Pustaka

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota-Astra Motor.


Anonim, (2004). Pelaksanaan Pemeliharaan/Servis Komponen.. Deppennas.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERAWATAN / PEMELIHARAAN FISIK

MASJID JAMI TANGKUBANPERAHU


JAKARTA SELATAN.

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka pemeliharaan dan perawatan gedung Masjid Jami Tangkubanperahu maka
disusunlah metode pekerjaan perawatan & pemeliharaan ini yang diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan Pekerjaan Pemeliharaan dan perawatan fisik Masjid Jami Tangkubanperahu
di Jakarta Selatan adalah :

1. Terciptanya kondisi yang memadai dengan tidak merusak material bahkan


memberikan perlindungan / proteksi terhadap penyusutan dan menjaga
kelestarian bangunan Masjid agar berdayaguna dalam waktu relatif lebih lama.

2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan produktifitas dalam menagemen


pemeliharaan sarana / prasarana bangunan agar berfungsi maksimal dalam
mendukung misi Syiar Islamiah kepada umat muslim pengguna Masjid.
3. Meningkatkan citra Masjid Jami Tangkubanperahu yang BERSIH, INDAH,
NYAMAN dan TERPELIHARA.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut disusunlah metode pelaksanaan pekerjaan tsb
sebagaimana diuraikan lebih lanjut

II. METODE PELAKSANAAN KERJA

1. JENIS PEKERJAAN : KEBERSIHAN LANTAI KERAS

TUJUAN / SASARAN : Seluruh permukaan lantai semen, aspal atau Beton, bersih dari
lumut dan kotoran yang melekat.

Frekuensi Kerja : Setiap satu bulan satu kali

Alat Habis Pakai : Karet Floor squeguee, sarung tangan.

Alat Tidak Habis Pakai : Floor squeguee, sikat tangkai, sikat tangan, kape

Alat Pendukung Operasi : Double bucket, Troly sampah

Alat Utama : Mesin poliser, wett vaccum cleaner, high pressure

Bahan Kimia : Bendurol / wax striper, sigla, scoring / perr.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang pagar pembatas di areal kerja rambu papan peringatan
4. Lantai dibersihkan dari kotoran dan debunya dibersihkan menggunakan alat lobby
duster, di dorong ke pinggir dan disapu agar kotoran tidak terbawa kembali ke tengah
5. Siram / semprot, sikat, cuci permukaan lantai yang berlumut / lantai yang kotor noda
dengan mesin polisher
6. Sikat permukaan lantai yang berlumut / yang bernoda dengan mesin polisher
7. Bilas kembali dengan air bersih dan keringkan / airnya di tarik dengan wiper lantai.
2. JENIS PEKERJAAN : KEBERSIHAN TOILET

TUJUAN / SASARAN : Toilet bersih, tidak berbau dan higienis serta harum / sehat
bebas kuman

Frekuensi Kerja : Setiap satu minggu sekali

Tenaga kerja : Cleaner Toilet

Alat Habis Pakai : Dusting moop, lap kaca, tapas hijau, spons

Alat Tidak Habis Pakai : Floor squeguee, sikat tangkai, sikat tangan, botol

Alat Pendukung Operasi : Dusting mop set, floor squeeguee, sikat tangkai, sikat tangan,
botol sprayer, gayung ember, rak ball.

Alat Utama : Mesin Polisher, wett & dry

Bahan Kimia : Sigla ( dr johnson asam pengangkat kotoran ), bendurol ( disinfectan


cleaner )

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Membersihkan lantai dari noda-noda kuning, noda melekat, atau yang menempel yang
kuat dengan mesin polisher atau sikat tangan dan larutan bahan kimia
4. Membersihkan kerak air dari dinding-dinding keramik celah nat porselin / keramik dari
noda flek yang menempel
5. Lap dinding kaca dan cermin dengan kain lap
6. Membersihkan bagian-bagian wastafel, urinoir, keran air, tempat tissue, dan tempat
sabun, closet dengan kain lap atau spons
7. Mengangkat kotoran yang menyumbat pada lubang pembuangan air
8. Membuang sampah keluar dari ruangan toilet
9. Membersihkan sawang-sawang di plafon dengan rak boll
10. Memberi informasi kepada pihak terkait apabila ada kerusakan di lokasi.

3. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN HARIAN DINDING LUAR


TUJUAN / SASARAN : Dinding kaca termasuk frame / list, bagian dalam dan luar bersih
dari debu, bekas noda tangan, kerak dan jamur

Frekuensi Kerja : Setiap hari

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, karet busa

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, window squeegue, wash applicator, botol sprayer

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice dan scaffolding

Bahan Kimia : Glass cleaner

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
4. Membersihkan dinding kaca frame / list yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas
tangan
5. Dengan window squeegue dan wash aplikator, bulu ayam, lap kanebo dan bahan kimia
pembersih

4. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN HARIAN LANTAI GRANIT

TUJUAN / SASARAN : Agar seluruh permukaan lantai terlihat bersih setiap hari
bebas dari debu, sampah plastik / Kertas, puntung
rokok dan tumpahan air minum / makanan

Frekuensi Kerja : Setiap hari


Alat Habis Pakai : Floor duster, kain pel kantong plastic

Alat Tidak Habis Pakai : Castor bucket, ember kerja, gayung, sapu ijuk, sapu , pengki
plastik, kape, sikat tangan

Alat Pendukung Operasi : Troly sampah, kabel roll, Papan peringatan, sarung tangan,
tangga lipat, selang air, kabel roll

Alat Utama : Mesin polisher, wet & dry vaccum dan mesin dry vaccum cleaner

Bahan Kimia : Sigla, scoring, bendurol, disinfectant, bowl cleaner, metal polish,
helios, dust cleaner.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia
3. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
4. Membersihkan seluruh permukaan lantai dari sampah dan kotoran kering dengan sapu
dan pengki plastik.
5. Setelah lantai bersih dilanjutkan dengan pengepelan dengan mop pel dan menggunakan
larutan gahan kimia pembersih.
6. Setelah selesai pembersihan lantai, dilanjutkan perawatan dengan dusting, floor duster
memakai bahan kimia Dust Trapper ( sample merk : Cong R dust – Johnson ).
7. Secara berkala dilakukan buffing menggunakan mesin Polisher dengan pad buffing
8. Mengumpulkan dan membuang sampah secara teratur menggunakan kantong plastic
sampah atau trolly sampah yang sudah disediakan.

5. JENIS PEKERJAAN : Pemeliharaan GRC Kerawangan

TUJUAN / SASARAN : Kerawangan GRC agar bersih luar dan dalam bersih dari debu,
bekas noda tangan, kerak dan jamur.

Frekuensi Kerja : Setiap minggu

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, karet busa, kuas
Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, wash applicator

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice dan scaffolding

Bahan Kimia : detergent konsentrasi rendah

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Memasang papan rambu peringatan di areal yang akan dibersihkan
3. Membersihkan permukaan yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas tangan’.
4. Menyikat dgn kuas memakai air bersih dan sedikit detergen menggunakan wash
aplikator dan sikat plastik pada bagian luar dan dalam kerawangan.
5. Secara insidentil melakukan penyemprotan dengan mesin sprayer ( sample merk
:Karcher ) dg tekanan rendah untuk mengangkat kotoran yang kuat menempel.

6. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN MATERIAL LOGAM

TUJUAN / SASARAN : Stainless steel, Alluminium, Tembaga, Enamel bersih dari debu,
kotoran, bekas noda tangan, kerak dan jamur .

Frekuensi Kerja : 1 bulan s/d 4 bulan sekali tergantung kondisi lapangan

Alat Habis Pakai : Kain lap kanebo, tapas, busa,

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, kuas, wiper karet.


Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat, Safety belt, danger notice, tangga tali, tambang dan
scaffolding atau gondola.

Bahan Kimia : PH Balance ( Multi Purpose Cleaner/MPC ) dan wax (pengkilap) untuk : logam di
treatment seperti

di-cat/ di-powder coating / di-enamel./ di-galvanized.

Brasso / metal polish untuk : permukaan logam asli.

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan kerja dan pelindung ( safety belt )


2. Memasang papan rambu peringatan di areal umum yang akan dibersihkan
3. Mengelap seluruh permukaan objek dari debu dan kortoran
4. Mencampur bahan kimia
5. Membersihkan objek, yang kotor berdebu, kotoran minyak bekas tangan dan
jamur.dengan bahan kimia untuk logam, sesuai peruntukannya, menggunakan , tapas
kasar, kuas dan lap kanebo
6. Membilas / mengelap seluruh permukaan dari bahan kimia.

7. JENIS PEKERJAAN : PEMELIHARAAN DINDING BATU ACAK

TUJUAN / SASARAN : Dinding “batu tempel acak” pada seluruh permukaan agar bersih
dari debu, bekas noda tangan, kerak dan jamur.

Frekuensi Kerja : Setiap minggu

Alat Habis Pakai : Tapas kasar, karet busa, kuas.

Alat Tidak Habis Pakai : Ember kerja, wash applicator, botol sprayer, sikat plastik / sikat kawat

Alat Pendukung Operasi : Tangga lipat,


Bahan Kimia : Sigla ( johnsson ) cleaner

PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh peralatan


2. Mencampur bahan kimia dan air sesuai konsentrasi yang dibutuhkan.
3. Membersihkan / menyikat seluruh permukaan luar menggunakan kuas atau sikat
plastik atau sikat kawat bila kotorannya kuat.
4. Membilas / mengelap seluruh permukaan dari bahan kimia.

II. PROGRAM KERJA

Seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan direncanakan secara teratur teliti dan
dituangkan dalam bentuk program kerja yaitu sebagai berikut :

1. Program kerja tahunan untuk 1 (satu) tahun

Program kerja tahunan merupakan program induk yang didalamnya memuat cakupan jenis
kegiatan, volume dan waktu. Program kerja tahunan dibuat dan diajukan terlebih
dahulu kepada Yayasan guna memperoleh persetujuan.

2. Program kerja bulanan untuk 1 (satu) bulan hingga 1 (satu)


kuartal

Program kerja bulanan pada prinsipnya merupakan jabaran dari program kerja tahunan
menyajikan kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan pada bulan tersebut serta
volume lokasi, peralatan & tenaga. Program ini diajukan sebulan sebelum pelaksanaan
pekerjaan untuk dikoordinasikan bersama.
II. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Mengingat Masjid Jami Tangkubanperahu yang menjalankan fungsinya secara terus – menerus
maka perawatan gedung sebagai unit layanan yang integral dengan fungsi layanan kepada
penggunaan masjid harus menyesuaikan waktu pelaksanaan pekerjaan setiap hari yaitu :

A. Jam kerja : 06.00 s/d 17.00 wib

B. Jam Istirahat : 12.00 s/d 13.00 wib

Jadwal Kerja :

Supervisor : 06.00 – 18.00

Leader : 06.00 – 18.00

Cleaner : 06.00 - 18.00

Dinding Luar : 07.00 - 18.00

Gardener : 06.00 - 18.00

VI. PERALATAN KERJA

Sesuai dengan jenis pekerjaan, kondisi lokasi dan target yang akan dicapai maka peralatan
kerja memiliki fungsinya masing-masing dan terdiri atas :

1. Alat Utama / Mesin

Masing-masing alat utama memiliki kemampuan khusus untuk melaksanakan pekerjaan :


Pencucian, pelapisan dan pemeliharaan semua jenis lantai secara berkala / reguler.
2. Alat Pendukung Operasi

Terdiri dari berbagai jenis alat yang dikenal secara umum namun fungsinya dapat digunakan
untuk mendukung pekerjaan cleaning service.

3. Alat Habis Pakai

Terdiri dari berbagai peralatan khusus cleaning service untuk mendukung pekerjaan rutin atau
berkala, peralatan tersebut pada umumnya hanya dapat digunakan sekali dalam setiap
pekerjaan (habis pakai).

4. Alat Tidak Habis Pakai

Terdiri dari berbagai jenis alat umumnya merupakan bagian komponen (spare part) dari
peralatan khusus cleaning service untuk mendukung pekerjaan rutin maupun berkala.
Peralatan tersebut dapat digunakan secara berulang untuk masa waktu tertentu (tidak
habis pakai sama sekali).

5. Alat komunikasi

Peralatan yang digunakan untuk mendukung sistim komunikasi intern : antara pemimpin, staf
dan pekerja lapangan, terutama untuk daerah yang luas juga untuk kelancaran
komunikasi dengan pihak pengguna pemberi kerja.

VII. BAHAN BAKU / BAHAN KIMIA

Bahan kimia yang digunakan memiliki sifat dan fungsi :

1. Pembersih
Membersihkan noda, kotoran, flek, bercak, baik yang menempel sedang maupun kuat
melalui proses : pencucian, pembilasan, pengupasan, pengangkatan,
pelepas/pelarutan, penjebak sekaligus pengkilap / cemerlang

2. Netralisasi

Menetralisir penggunaan bahan pembersih awal yang mengandung zat asam tinggi
sebelum dilaksanakan pelapisan (terutama untuk coating atau kristalisasi).

3. Perawatan / Pemeliharaan

Melindungi (memberikan proteksi) terhadap material dari berbagai kerusakan misalnya :


penyusutan, gesekan / goresan, aus, senyawa melalui proses kimiawi / iklim dengan
cara penutupan pori-pori dan pemadatan.

4. Disinfectant

Pembasmi kuman / bakteri, terutama dalam ruangan toilet sehingga terjamin kesehatan
hygienis.

5. Penyegar / Pengharum

Memberikan penyegaran dan suasana yang nyaman pada ruangan.

6. Efek Penggunaan

Setiap jenis bahan kimia digunakan harus diperhatikan efek didalam penggunaannya terhadap
obyek yang dibersihkan maupun lingkungan sekitarnya seperti :

2. Tidak merusak bentuk


3. Tidak berubah warna
4. Aman bagi lingkungan

VII. TENAGA KERJA


Berdasarkan kebutuhan dan target pekerjaan dengan komposisi tenaga kerja yang
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut terdiri dari kualifikasi yang ahli dan
terampil dibidangnya masing-masing dengan jumlah yang disesuaikan sebagai berikut :

1. Quality Control

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional seluruh area dan pekerjaan


dengan tugas pokok mengkoordinasikan, mengawasi, mengontrol hasil kerja dan
menata seluruh tingkatan tenaga lapangan dan staff terkait sesuai tugasnya masing-
masing.

2. Supervisor

Bertanggung jawab, memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan pada seluruh


area Masjid Jami Tangkubanperahu.

3. Administrasi dan Logistik (Adminlog) Bertanggung jawab dalam


menata sistim administrasi lapangan / absensi, pelaporan, surat dsb.
Sekaligus pengadaan penyimpanan / pergudangan dan pendistribusian
peralatan dan bahan.

4. Pemelihara kebersihan Lantai

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan khusus pelapisan dan maintenance


permukaan lantai agar tetap bersih dan cemerlang.

5. Pemelihara Toilet

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan khusus toilet-toilet agar tetap


bersih, kering dan tidak berbau
6. Petugas kebersihan

Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan secara rutin dan terus menerus


agar kondisi lokasi terlihat bersih, bebas dari debu sampah dan kotoran lainnya

IX JADWAL PEMELIHARAAN PEKERJAAN

NO ITEM PEKERJAAN RUTIN GENERAL

2 Lantai keramik Menyapu, mengepel dan 2x /hari 1 x /bulan


pembersihan total
3 Lantai plester 2x /hari 1 x /bulan
Menyapu, mengepel dan
4 Lantai toilet pembersihan total 2x /hari 1 x /bulan

5 Dinding tembok Menyapu, mengepel dan 1x/minggu 1x /bulan


pembersihan total
Plafon 1x/minggu 1x /bulan
Pemberihan dan pengelapan
6 1 x /bulan
Pemberihan dan pengelapan
7 Railing tangga 1x /hari 1x /4 bulan

Atap dan 1x /bulan


Makara

X. PETUNJUK PELAKSANAAN
a. Membersihkan lantai GRANIT

Peralatan yang dipergunakan

1. Lobby duster

1. Sapu ijuk
2. Pengki
3. Mop – pel
4. Mop Presser ( castor & bucket ) = Alat pemeras kain pel

Cara kerja

1. Bersihkan permukaan lantai dari debu/ kotoran dengan menggunakan lobby duster / sapu
ijuk.

2. Siapkan campuran air yang telah diberi cairan floor cleaner dan tempatkan pada peralatan
mop pressure.

3. Masukkan mop pel kedalam campuran air tersebut dan peras kain mop pel secukupnya.

4. Pel permukaan lantai dengan menggunkan mop pel tersebut diatas sehingga permukaan
lantai menjadi bersih.

5. Cuci mop pel dengan menggunakan air bersih sampai bersih dan ulangi pengepelan lantai
sampai selesai.

6. Selanjutnya pelihara kebersihan permukaan lantai dari debu atau kototran dengan
menggunakan lobby duster/sapu ijuk dan pengki setiap saat ( monitoring kebersihan )

7. Untuk mengkilapkan permukaan lantai perlu dilakukan pem – buffing an dengan cara sebagai
berikut :

1. Bersihkan permukaan lantai dengan menggunakan lobby


duster
2. Poles atau buffing permukaan lantai memakai mesin
polisher dengan mengguna- kan pad merah / kasar tanpa
diberi obat sampai permukaan lantai mengkilap.
3. Lakukan pem-buffingan ulang setiap permukaan lantai bila
sudah agak pudar / tidak mengkilap.

1. Membersihkan Kaca termasuk kaca patri


Peralatan yang dipergunakan :

1. 1. Wash Applicator
2. 2. Stick wiper/ Window squeeqe
3. 3. Kain lap kaca / lap Kanebo
4. 4. Botol Sprayer

Cara kerja

1. Basahi permukaan kaca dengan menggunakan wash applicator yang telah dicelupkan
kedalam cairan glass cleaner atau menggunakan alat semprot botol sprayer yang telah
diisi cairan glass cleaner.

2. Bersihkan air yang berada dipermukaan kaca dengan menggunakan window squeeqe.

3. Keringkan permukaan kaca dengan menggunakan lap kanebo sampai permukaan kaca
menjadi bersih dan mengkilap.

2. Membersihkan Stainless steel

Peralatan yang dipergunakan :

o Lap Kanebo
o Kain lap majun

Cara Kerja :

 Basahi lap kanebo dengan air yang telah dicampur dengan cairan
pembersih yang khusus untuk stainless steel dan peras secukupnya.
 Usapkan lap kanebo ke permukaan stainless steel dengan cara menekan
searah atau tidak digosok.
 Selanjutnya pelihara permukaan stainless steel dengan menggunakan
kain majun.

3. Membersihkan bahan Logam

Bahan logam meliputi : railing tangga, railing Void, Box hydrant ,atap enamel, list alluminium
dan tembaga makara

Peralatan yang dipergunakan :

1. 1. Kamoceng

2. Kain lap/ kanebo


3. Kuas, sikat plastik
4. Majun / kain lap
5. Bahan kimia : MPC ,Metal polish, brasso, wax.

Cara kerja :

1. Bersihkan permukaan logam dari debu dengan menggunakan kamoceng.


2. Basahi lap dan usapkan / bersihkan seluruh permukaan bahan logam
dengan lap basah tersebut atau sikat plastik / kuas.

3. Bersihkan dengan menggunakan bahan kimia sesuai dengan peruntukannya ( sesuai


bahan objek ).

4. Selanjutnya lakukan pembersihan permukaan bahan logam tersebut dengan


menggunakan lap kering / majun , dengan cara menggosok hingga mengkilat.

5. Khusus untuk tembaga tidak diperkenankan menggunakan bahan kimia, cukup


menyikat dengan sikat tembaga / sikat plastik dan dibilas dgn air bersih.

6. Apabila diperlukan tembaga dapat dilakukan pembersihan secara total dalam jangka
waktu tertentu dengan menghampelas / menggosok seluruh permukaan hingga warna
bahan dasar tembaga timbul kembali dan kemudian dilakukan penggosokan dengan
metal polish, lalu dilakukan pengcoatingan ulang dengan neutral spray paint.

e. Membersihkan dinding cat tembok , Cat dekoratif SKK dan rolling door
Peralatan yang dipakai

o Kain lap
o Kamoceng
o Rak ball
o Telescopic.
o Sikat ijuk / plastik

Cara kerja :

 Untuk dinding yang dapat terjangkau gunakan kamoceng untuk


membersihkan debu yang ada dipermukaan sedangkan untuk
menjangkau permukaan dinding yang tinggi gunakan rack ball dengan
telescopic.
 Untuk jenis cat decoratif SKK pembersihan harus menggunakan sikat ijuk
/ plastik karena permukaannya yang bertekstur kasar.
 Pembersihan cat SKK dapat menggunakan detergent dengan konsentrasi
rendah, kemudian dilakukan pembilasan dengan seksama hingga
datergent benar2 larut.
 Untuk membersihkan kotoran yang menempel kuat dipermukaan dinding
tidak ada jalan lain kecuali mengecat ulang permukan dinding tersebut.
 Untuk membersihkan debu yang menempel pada rolling door gunakan
kamoceng namun apabila tidak bisa hilang dan kotoran sudah melekat
maka gunakan lap basah yang sudah diberi bahan cairan pembersih
untuk membersihkan permukaan rolling door tersebut.

f. Membersihkan Plafond

peralatan yang digunakan :

o Rak ball
o Telescopic

Cara kerja :
Bersihkan permukaan plafond dari debu atau sarang laba-laba dengan menggunakan rack ball
dan telescopic.

g. Membersihkan Dinding luar

1.
2. Peralatan yang dipergunakan :

1. Scaffolding

2. Helm Pengaman

3. Sabuk Pengaman

4. Wash Aplikator

5. Wiper Kaca
6. Kain Lap
7. Tapas / kain pembersih kaca /kanebo
8. Sikat Nylon

Cara Kerja

 Untuk membersihkan ditempat yang tinggi gunakan peralatan scaffolding yang telah
disediakan.
 Bersihkan permukaan kaca sesuai dengan petunjuk kerja membersihkan kaca .
 Bersihkan debu/kotoran pada permukaan dinding dengan menggunakan sikat nylon dan
lap kembali dengan menggunakan kain bersih.

Apabila kotoran masih tetap menempel pada permukaan dinding maka lakukan sbb:

 Basahi dinding dengan campuran air dan detergen.


 Gosok permukaan dinding dengan tapas
 Bersihkan sisa airnya dengan Wiper Kaca/Window Squeqee

Apabila kotoran masih juga melekat pada permukaan dinding lakukan pengecatan ulang
pada daerah setempat.
h. Lantai Parkir / Halaman

Peralatan yang dipergunakan

o Sapu Lidi / Sapu Ijuk


o Pengki
o Selang Air
o Mesin Sikat ( Brush Machine )

Cara Kerja

 Bersihkan permukaan lantai parkir dari debu / kotoran lainnya dengan


menggunakan sapu lidi / sapu ijuk dan kumpulkan dengan menggunakan
pengki.
 Masukkan kotoran dari pengki ke tempat sampah terdekat.
 Selanjutnya pelihara kebersihan permukaan lantai dari kotoran dengan
menggunakan sapu lidi / sapu ijuk dan pengki setiap saat.

Apabila permukaan lantai parkir ( Paving ) sudah kelihatan banyak debu yang menempel
dan tidak bisa hilang dengan cara disapu, maka permukaan lantai tersebut perlu dipoles
dengan cara sbb:

 Siaramkan air kepermukaan lantai.


 Siramkan campuran bahan pembersih / degreaser dan sikat permukaan lantai memakai
mesin sikat (Brusher) dengan menggunakan pad kasar.
 Buang air kotornya dengan menggunakan Wiper lantai dan bilas lagi sampai kotoran /
noda yang menempel dipermukaan lantai hilang dan bersih.

Untuk membersihkan kotoran / Lumpur yang melekat pada jalan / halaman bersihkan
dengan air dan di “kosrek” / disikat dengan sapu lidi.
i. Pembagian Tugas / ( ZONING )

 Crew Lantai dasar / Ruang Serba guna

Tugas Pokok : Menjaga,merawat & memelihara kebersihan seluruh area kerja lantai dasar &
lobby.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area kerja didalam gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai I bila ada


kegiatan di lantai I (General Cleaning)
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja.
 Standby diarea kerja Lt dasar/Basement

 Crew Lantai Dua / Lt shalat

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area Kerja lantai II.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area kerja didalam gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai II bila ada


kegiatan di lantai II (General Cleaning).
 Tenaga pengganti bila salah satu crew CS tidak masuk
kerja.
 Standby diarea kerja Lt II

 Crew Lantai Tiga / Lt. Mezzanine

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area kerja lantai III.

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area gedung.

 Menjadi back up / tenaga pengganti lantai III bila ada


Kegiatan di lantai III (General Cleaning)
 Tenaga pengganti bila satu crew (CS) tidak masuk kerja
 Standby diarea kerja Lt III.
 Crew Lantai Empat & Atap.

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan seluruh area lantai atap, baik
lantai beton, enamel , hingga saluran2 beton

Tugas Bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area atap gedung.

 Membantu memelihara kebersihan bila ada salah satu


lantai yang memerlukan bantuan
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja

X. INDEX KATA-KATA
NO KATA KETERANGAN

1 Bendurol Merek Chemical pengangkat debu dan pelicin


yang mengandung desinfectant

Jenis Chemical pembersih toilet


2 Bowl Cleaner
Kipas angin pengering
3 Blower
Merek Chemical pembersih logam
4 Brasso
Merek Chemikal pengangkat debu dr Jhonson
5 Conk R Dust
Kabel power extention / tambahan
6 Cable Roll
Rambu Peringatan
7 Danger Notice
Jenis Chemical pensuci hama / bakteri
8 Desinfectant
Penampung ganda untuk alat pengepel lantai :
9 Double Bucket 1. Pembilas dan 2. Pemberian bahan kimia

Jenis Chemical pembersih debu

10 Dust Cleaner Jenis Chemical pengangkat debu

11 Dust Trapper Mop pel penyapu debu memakai tongkat

13 Dusting Mop Mesin pembersih bahan fabric / u meubel.

14 Extractor ( Wet & spray ) Karet pendorong air untuk lantai dg tongkat.

15 Floor squeeqe Jenis chemical pembersih kaca

16 Glass Cleaner Alat bantu transportasi vertical u/ kebersihan

17 Gondola Merek Chemical pembersih toilet

18 Helios Jenis alat penyemprot bertekanan

19 High Pressure sprayer Chemois /alat pembersih dg daya serap tinggi


20 Kanebo Kain pel pengering kaca, biasa dg kanebo

21 Kain Lap Kaca Kain pel pembersih

22 Kain pel Plat baja tipis u/ meratakan bahan / mendorong


kotoran mengerak.
23 Kape
Merk alat penyemprot bertekanan dg penyete-
lan temperature buatan Jerman.

24 Karcher Moppel kering khusus pembersih debu lantai


bertongkat dg chemical dust trapper

Kain lap pembersih dari bahan perca


25 Lobby duster
Jenis chemical pemoles logam

Jenis kain pel untuk mendorong debu, lebar dan


ber-rangka kawat bertongkat.
26 Majun
Jenis Chemical pembersih=Multi purpose
27 Metal Polish
cleaner
28 Mop pel
Jenis mesin pemoles dg pad dapat diganti untuk

Polishing atau Brushing


29 MPC Pembersih plafond dr ijuk / sikat plastic
berbentuk bulat dan bertongkat
30 Polisher (low speed, high
speed) Sabuk pengaman kerja

Alat perancah atau untuk panggung kerja tinggi


31
Rack ball Alat bantu penyemprot bahan kimia.

Alat pelindung tangan terhadap bahan kimia /


32 terhadap gesekan
Safety belt
33 Merek chemical pembersih lantai
Scaffolding
34 Merk chemical pembersih keramik dg bahan
Spray botol asam dr Johnson
35
Sarung tangan Alat pembersih tangan bahan plastic , ijuk atau
baja /kawat
36 Scoring / Perr Sikat pembersih berbentuk khusus untuk toilet

37 Sigla Sikat pembersih dengan tangkai

Busa untuk pembersih / pemoles

38 Sikat tangan Alat bantu transportasi vertical secara manual

Sabut sintetis kasar pembersih.

39 Sikat wc Alat bantu tangkai dg penyetelan panjang.

40 Sikat gagang/tangkai Tempat pengangkutan sampah beroda

41 Spons Mesin penghisap debu khusus kotoran kering

42 Tangga Mesin penghisap kotoran dan cairan ( basah dan


kering )
43 Tapas
Alat penyapu air dr karet dg gagang stainless
44 Telescopic
Jenis Chemical pembersih
45 Troley Sampah
Jenis Chemikal pengkilap lantai
46 Vaccum ( dry )

47 Vaccum ( wet & dry )

48 Window squeeqe / wiper

49 Wash applicator

50 Wax Stripper
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEBERSIHAN & PERAWATAN LANDSCAPE

MASJID JAMI TANGKUBANPERAHU


JAKARTA SELATAN.

LANDSCAPE

Adalah : Wajah / karakter lahan / tapak bagian dari muka bumi dengan segala aktifitas
kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya sebagai fungsi : Estetis, Hidrologis, Adaptis,
Klimatologis, Protektif, Hygienis, Edukatif, Ekonomis dan Sosial.

TUJUAN LANDSCAPE

Menciptakan suasana yang asri, nyaman, sejuk, sehat, indah dan alami dilingkungan Masjid
Jami Tangkubanperahu, Jakarta Selatan.

CAKUPAN LANDSCAPE
A. Interiorscaping

adalah suatu kegiatan penataan dan pengelolaan tanaman hias ruangan (indoor) untuk
menciptakan ruangan yang nyaman,asri, indah,sejuk, sehat dan alami.

Lingkup interiorscaping

Pengadaan/penggantian tanaman, rotasi tanaman,pemeliharaan tanaman, desain tanaman.

B. Ekteriorscaping

adalah kegiatan penataan dan pengelolaan lingkungan eksterior (outdoor) untuk


menciptakan area ruang luar yang nyaman, asri, indah, sejuk, sehat dan alami.

Lingkup eksteriorscaping

Pengadaan/ penggantian tanaman outdoor, pemeliharaan & perawatan kolam hias, sign
system, Plaza Shalat, pembuangan sampah, halaman parkir, septictank.

I.A. Kriteria Tanaman yang Diinginkan:

1. Kesehatan Tanaman

 SEHAT
 Bebas hama dan penyakit
 Pertumbuhan baik
 Bebas dari tanaman pengganggu / gulma / benalu.

2. Penampilan

 Bentuk proporsional -
 Tanaman & wadah proporsional -
 Warna sesuai karakter tanaman -
 Daun terlihat bersih –
3. Media Tanam

 Bersih
 Ringan
 Mengandung nutrisi
 Porousitas baik
 Mampu menyimpan air

4. Aklimatisasi

 Siap untuk di dalam ruangan -


 Siap untuk ruangan ber-AC –

B. Tahapan Pekerjaan Landscape

1. Persiapan

 Survei

-Pengukuran luas areal taman

- Kondisi ruangan (bentuk, warna, cahaya, dll.)

- Kebutuhan material/bahan

 Perencanaan & Perancangan/Desain

- Tinggi tanaman - warna tanaman

- Jenis tanaman - gaya/style desain

 Pengadaan bahan

2. Pelaksanaan

 Tindakan / execution
 Pengawasan

- Nursery

- Rotasi tanaman

- Seluruh Area

3. Maintenance

 Sumber daya manusia


 Pemeliharaan
 Pengurusan complain
 Kontrol & monitoring
 Evaluasi

C. Jenis-jenis Tumbuhan yang ditanam di

Masjid Jami Tangkubanperahu:

1. Rumput gajah mini 742.44 m2


2. Tehtehan 60 cm 103.82 m

D. Lingkup Kerja Pemeliharaan

Soft Material

(Vegetasi dan Mahluk Hidup Lain di Dalamnya)

 Membersihkan Sampah (harian)


 Penyiraman (harian)
 Pemupukan (bulanan)
 Pemangkasan Ringan (bulanan)
 Pemangkasan Berat (tentatif)
 Penyiangan dan Pendangiran (mingguan)
 Proteksi Hama dan Penyakit (mingguan)

Hard Material

( Meliputi : Lampu Taman, Sign System,

dan Elemen Keras Lainnya)

 Membersihkan Sampah (harian)


 Pencucian Elemen Perkerasan (bulanan)
 Membersihkan Selokan (mingguan)

E. Kontrol & Pengawasan

 Dilakukan secara berkala


 Untuk mendapatkan hasil sesuai dgn yg diharapkan
 Meliputi:

1. Proses awal pengerjaan

2. Penggunaan alat dan bahan.

3. Hasil akhir pekerjaan

F. Penanganan Komplain

 Klien berhak mengajukan complain


 Complain dapat diajukan sesuai prosedur
 Penanganan complain dilakukan selambatnya 24 jam

setelah ditemukannya masalah, kecuali ada kasus yang

memerlukan penanganan & waktu khusus.


G. Evaluasi

 Dilakukan secara berkala


 Bertujuan untuk mempertahankan standard dan meningkatkan kualitas kerja

 Hasil evaluasi dianalisis

II.A. PEMBAGIAN LANDSCAPE

1. Pengadaan / pengelolaan tanaman indoor

Lokasi : * Lobby, Atrium & Koridor

Jenis Tanaman : * Hidroponik & media tanah sesuai dengan keadaan mendesign dan
mengatur tata letak tanaman

* Mengganti tanaman lama dengan yang baru

* Merawat / membersihkan tanaman

2. Pengadaan / pengelolaan tanaman outdoor

(Baik berupa bak atau taman)

Jenis Tanaman : Tanaman penutup tanah (rumput), semak / perdu (bunga-daun), pagar,
pohon, tanaman merambat dengan media
tanah subur / tanah berpasir.

Jenis Perawatan : * Menyiram,penyiangan,memangkas

* Memberi pupuk

* Penggemburan tanah

* Memberantas hama
* Membersihkan sampah-sampah

B. Bahan dan Peralatan : untuk halaman / taman per bulan

Chemicals / consumable goods

Pupuk urea

Pupuk NPK

Antonic

Basudin

Peralatan habis pakai

Sapu lidi

Pengki

Lap majun

Kantong plastik sampah

Botol Sprayer

Peralatan Kerja

Cangkul / garpu tanah / kored

Gembor / emrat

Selang plastik / Sprinkler

Arit / parang, gunting pangkas / dahan

Grass Mower

Tong sampah / alfabak


Knapsak-sprayer

C. Perawatan Taman

Peralatan yang dipergunakan

o Selang air
o Alat penyemprot hama
o Cangkul kecil
o Gunting rumput
o Gunting dahan

Cara kerja

 Siram tanaman dua kali sehari, pagi dan sore hari bila tidak turun hujan
dengan menggunakan selang air.

 Gemburkan tanah dengan menggunakan cangkul kecil.


 Pupuk tanaman dengan menggunakan pupuk kimia dan pupuk kandang supaya
tanamannya menjadi subur
 Semprotkan dengan menggunakan alat penyemprot hama untuk membunuh hama
(gulma) yang merugikan tanaman.
 Pangkas tanaman dengan menggunakan alat gunting rumput maupun gunting dahan
agar tanaman kelihatan rapi.

D. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

 Crew Gardener

Tugas Pokok : Menjaga, merawat & memelihara kebersihan area taman dan halaman parkir
lantai dasar.

Tugas bantuan : Menjaga kebersihan seluruh area selasar lantai dasar.

 Menjadi back up / tenaga pengganti bila ada kegiatan di


lantai dasar (General Cleaning ).
 Tenaga pengganti bila salah satu crew (CS) tidak masuk
kerja
 Stanby diarea kerja Lt dasar

RESUME PERAWATAN

1. Pekerjaan perawatan & pemeliharaan Kebersihan

AKTIFITAS

 Pembersihan / Pengepelan Lantai


 Pembersihan Jendela, Pintu dan Kaca
 Pembersihan Ruang Toilet dan Perlengkapan Sanitari
 Membuang Sampah
 Pemeliharaan Lahan Parkir

Pembersihan Secara Berkala

 Lantai
 Toilet
 Dinding
 Kaca
 Tangga
 Taman

2. GARDENER

AKTIFITAS

 Menyiram, Penyiangan, Memangkas


 Memupuk
 Penggemburan tanah
 Menyiangi
 Membersihkan sampah
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGUNAN

MASJID JAMI TANGKUBANERAHU


JAKARTA SELATAN.

Prosedur Standar Pemeliharaan

(Standard Maintenance Procedure)

I. Pekerjaan Pengecatan

1. Pekerjaan pengecatan baru

Sebelum dilakukan pengecatan dinding yang baru, beberapa hal yang harus
diperhatikan

1. Permukaan plesteran harus sudah dalam keadaan rata


2. Plesteran sudah benar-benar kering

Dinding yang akan di cat baru disarankan untuk pertama kali menggunakan Alkali
primer. Alkali ini berfungsi sebagai media pengikat dan penutup pori-pori antara bidang
plesteran dan cat baru yang akan dipakai, selain itu lapisan ini merupakan cat warna
dasar untuk membantu keaslian warna cat baru. Setelah lapisan alkali ini benar- benar
kering, pengecatan dapat dilakukan secara bertahap (3x) agar karakter warna yang
diinginkan dapat tercapai.
2. Pekerjaan perbaikan kerusakan cat lama.

Terjadinya kerusakan pada permukaan cat diakibatkan oleh

1. Perubahan temperatur udara panas – dingin


2. Perubahan cuaca hujan dan panas
3. Perubahan warna akibat sinar Ultraviolet.

Pada bagian dinding yang lembab, sehingga menyebabkan lapisan cat melepuh
terlebih dahulu harus ditinjau penyebab kelembaban tsb. Apabila kelembaban
disebabkan oleh faktor-faktor internal ( mis : Muka air tanah yg dangkal, rembesan dari
bak / kamar mandi.), maka dinding yang rusak tsb plesterannya di bongkar dan diganti
menggunakan trasram ( campuran semen pasir 1 : 2 ). Tujuannya adalah menghambat /
menghentikan rembesan kadar air pada dinding. Setelah plesteran diganti, pengecatan
diperlakukan sama seperti halnya dengan cat baru, hanya jenis cat harus disesuaikan
dengan kondisi yang ada ( interior atau exterior ).

Pada kondisi dinding berjamur karena foktor- faktor external / luar, tahap pertama
adalah dengan membuang lapisan berjamur tsb dengan menggunakan ampelas tembok
hingga jamur dan noda noda hitamnya hilang. Bila terdapat kondisi permukaan yang
tidak rata, tidak disarankan untuk menggunakan wall filler / dempul tembok. Bila
kerusakan cukup dalam , hendaknya dilakukan pemelesteran untuk meratakannya, jika
tidak dalam, cukup dengan menghaluskannya dengan ampelas hingga rata.

Pada bagian akhir perbaikan dilakukan penutupan pelesteran / dinding dengan


lapisan alkali pembunuh jamur ( Alkali Killer : ICI ). Lapisan alkali ini berfungsi untuk
menghilangkan jamur pd dinding dan memblokir tumbuhnya jamur yang baru. Setelah
seluruh permukaan dinding terlapis oleh lapisan alkali dan sudah kering, proses
pengecatan dapat dilakukan. Pengecatan untuk bagian luar / exterior ini hendaknya
menggunakan cat anti jamur dan tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca. ( mis
weathercoat : Mowilex ; Weathershield : ICI )
II. Pekerjaan pemasangan granit popping

Bila terdapat kondisi granit popping dalam suatu areal ruang kerja, tahap pertama
adalah melokalisasi areal tersebut, gunanya untuk menghindari pecahnya granit yang
popping tsb karena terinjak.Granit yang popping tsb harus segera dipotong natnya oleh
mesin pemotong granit agar dapat meminimalisir proses pengangkatan granit lain yang
masih baik. Granit yang terangkat dilepaskan seluruhnya dari lantai dan dilakukan
pembersihan semen tersisa pada bagian belakang granit. Demikian pula pada bagian
lantainya, dilakukan pengerokan lapisan semen yang tersisa sehingga dimungkinkan
untuk pemberian perekat baru untuk pemasangan kembali.

Pada pemasangan kembali, bila terdapat penggantian granit yang baru agar
diperhatikan kesesuaian jenis, corak, dan warna dengan granit existing.

Media perekat harus menggunakan perekat yang khusus direkomendasikan untuk


pemasangan granit dalam gedung, mis : Lemkra F-101 ataupun am 40 , atau jenis
perekat khusus lainnya yang setara.

Untuk menghindarkan adanya gelembung udara yang terjebak pada spesi dibawah
granit, dilakukan pemukulan menggunakan palu karet saat pemasangan kembali . Untuk
memastikan kelurusan dan kerataan elevasi, hendaknya menggunakan waterpass agar
pemasangan kembali dapat sesuai dengan kondisi semula.

Pemberian nat granit dilakukan setelah granit terpasang selama minimal 1 x 24 jam,
disarankan menggunakan spesi nat khusus ( am.50 grouting tile , dll ) untuk memastikan
media perekat granit masih dapat “bernafas”.

III. Penanganan kebocoran.


Kebocoran yang terjadi pada gedung disebabkan oleh 2 hal utama : yaitu krn air hujan
dan karena kebocoran air dari saluran pipa (air bersih dan air kotor ). Adapun jenis
kebocoran karena air hujan disebabkan karena :

1. Genting / perabung ( wuwungan ) atap yang pecah, retak atau lepas

2. Atap spandek / Zyncallum yang sobek / bolong

3. Keretakan dinding non structural

4. Rembesan air pada plat lantai / dak beton.

5. Struktur rangka bangunan yang retak

1. Kebocoran yang disebabkan genting rusak

Kebocoran jenis ini memerlukan penelitian dan pengamatan pada seluruh bagian
atap genting bagian luar karena lapisan genting bagian bawah / dalam tertutup oleh
alluminium foil dan ram kawat . Dari pengamatan secara visual bila ditemukan adanya
keretakan atau genting yang pecah, bagian kerusakan tsb harus diganti dengan yang
baru. Tidak diperbolehkan menambal / menyambung genting yang retak atau pecah tsb
walau dengan alasan ketaktersediaan material yg sejenis. Bila ditemukan kasus seperti
diatas ( ketiadaan corak yang sama ), hendaknya dilakukan penukaran bagian yang
pecah tsb dari material yang terletak dibawahnya ( tidak terlihat ), sehingga bagian yang
tidak terlihat tsb dapat mempergunakan genting sejenis dengan sedikit perbedaan corak
warna.

Bila kebocoran terjadi akibat lepasnya perabung dari spesinya, diharuskan


menggunakan material perekat yang tahan bocor/ waterproofing ( mis : lemkra F-103
atau am-100 ) dan bila pecah harus diganti dengan tipe dan jenis yang sama.
2. Kebocoran yang terjadi pada Atap seng / Spandek / Zyncallum

Kebocoran pada atap jenis ini disebabkan oleh 2 hal ;

1. Disebabkan karena fisik seng tsb sobek akibat terinjak


ataupun bolong karena pemakuan/ benda tajam lainnya.
Perbaikan jangka pendek dapat dilakukan dengan
penempelan flashband ataupun sealent, jika kerusakannya
tidak parah. Namun bila kerusakan cukup besar harus
diganti secara permanen, dan mengganti secara utuh
bagian tersebut, dengan memperhatikan susunan / lapisan
seng tsb. ( perbaikan diurut dari bagian bawah, yang
kemudian disusun penyambungan bagian atasnya) yang
kemudian di tutup dengan perabung seng.
2. Disebabkan karena sytem jalur aliran pembuangan yang
tidak sempurna.

Perbaikan kebocoran kondisi ini harus melalui pengamatan yang seksama. Jalur air
harus diteliti arah alirannya hingga masuk dalam roof drain yang semestinya.
Kebocoran bisa terjadi karena kotoran yang meghalangi jalan air sehingga air
meluap masuk pada celah bagian terbuka ke plafond. perbaikan cukup dengan
melakukan pembersihan saluran tsb.

Kondsi yang lebih berat disebabkan design struktur atap yang kurang curam
sehingga aliran air mudah lari bila curah hujan besar, ataupun terkena hambatan
seperti angin ataupun kotoran. Hal yang harus diperhatikan apabila alur
pembuangan seng tsb berakhir pd ujung bagian tembok, sehingga kebocoran mu-
dah sekali terjadi. Perbaikan harus dilakukan dengan memindahkan arah aliran air
tsb sehingga dapat langsung menuju arah yang benar. Caranya dengan membu-at
talang dari seng ataupun cor adukan yg diwaterproofing, membentuk sistem talang
menuju jalur yang seharusnya.
3. Kebocoran pada dinding retak non structural.

Penenganan kebocoran akibat dinding yang retak harus dilakukan pengupasan atau
pembobokan pada sisi jalur keretakan dengan kelebaran yang memungkin-kan
dilakukan penambalan, dan dengan kedalaman hingga akhir keretakan. Penambalan
dapat dilakukan dengan zat perkat khusus waterproofing ( Lemkra F-103 atau am-
100 ) atau menggunakan spesi campuran semen dangan bounding agent ( 1 : 1 ) .
spt : Callbound, U-Strobond, Calcibond dll. Campuran dibuat hingga menyerupai
pasta. Dinding yang sudah dibobok dibasahi air secara merata hingga meresap baru
kemudian dilakukan penambalan dengan zat perekat seperti diatas. Penambalan
langsung mengejar elevasi ketebalan pelesteran shg tidak diperlukan pemelesteran
lagi. Pengecatan dilakukan setelah tambalan dinding kering sempurna, dengan
metoda pengecatan seperti diatas.

4. Kebocoran pada plat lantai / dak beton.

Kondisi plat lantai / dak beton pada areal yang terexpose / terbuka, akan mengalami
degradasi setelah mencapai umur pemasangan tertentu ( biasanya diatas 5 tahun ).
Hal itu disebabkan karena kondisi muai susut akibat perubahan alam : panas, dingin,
basah, kering yang silih berganti. Penelitian sumber keretakan untuk menentu-kan
lokasi kebocoran cukup sulit dilakukan karena keretakan biasanya terjadi secara
merata di semua permukaan plat. Oleh karenanya penanganan kebocoran pada plat
lantai dilakukan secara keseluruhan.

a 3 metode penanganan kebocoran pada plat lantai :

1. Mempergunakan lapisan Rubber sheet

Bila plat lantai existing sudah terdapat rubbersheet, diharuskan membongkar


rubber sheet yang lama dan lapisan plesteran penutupnya. Karena plat sudah bocor
berarti kondisi rubber sheet existing sudah rusak. Lapisan lama dibongkar hingga
plat lantai bersih dari lapisan bitumin yang lama. Setelah bersih , dilakukan
pemasangan rubber sheet baru ( bitumin ). Caranya adalah dengan membakar
lapisan permukaan bawah hingga meleleh kemudian direkatkan pada plat sambil
dipukul oleh palu karet. Pada bagian sambungan dilakukan pelapisan secara overlap
selebar 5 cm, dengan cara pembakaran. Pasca perekatan lapisan rubbersheet harus
dilakukan pengetesan yaitu dengan cara perendaman selama minimal 1 x 24 jam,
sambil dilakukan pengamatan apakah masih terdapat kebocoran atau tidak. Bila
dipastikan kondisi perekatan sudah sempurna, tahap akhir adalah melakukan
pelapisan dengan screed beton cor setebal 2 cm.

Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kondisi pemasangan floor drain
harus memperhatikan kecuraman posisi perletakannya. Tidak diperkenan-kan
adanya kerutan dan tonjolan lapisan rubbersheet pada lokasi floordrain, apalagi bila
elevasi floordrain menonjol / lebih tinggi dr plat. sehingga harus dipastikan aliran air
berjalan dengan lancar menuju saluran pembuangan.

2. Dengan cara concrete injection

Cara ini dipergunakan apabila terindikasikan adanya lapisan plat lantai yang porous
(berpori / tidak padat). Hal ini diketahui dari adanya suara keras pada lantai apabila
terinjak atau dipukul. Kondisi plat yang berpori ini akan menyebabkan terjadinya jalur
rembesan air yang akan menyebabkan timbulnya kebocoran.

Cara penginjeksian beton ini adalah dengan menanam nipple / pentil pada
permukan plat tiap 2 m2 untuk 1 nipple. Pada tiap nipple diinjeksikan larutan semen
air dengan campuran epoxy dengan tekanan tinggi menggunakan compressor.
Campuran ini akan terinfiltrasi kedalam setiap celah porous dan mengisi pori tsb
hingga kondisi plat menjadi padat.

3. Dengan menggunakan coating.


Cara ini merupakan metode yang paling sederhana, pelaksanaannya relatif cepat
dan disarankan dipergunakan untuk kondisi permukaan plat lantai yang terlindung.
Areal yang diperkirakan bocor dibersihkan dari kotoran dengan mempergunakan
sikat kawat. Bila permukaan sudah bersih dilakukan pengcoatingan dengan
menggunakan zat rubbercoating ( rubber base ~ aquaproof ) ataupun cementious (
cement base ~ Lemkra Fk-103 ) ). Untuk penanganan dengan metode ini tidak
diperkenankan lantai mendapat perlakuan bebas ( disturb ) seperti diinjak, melainkan
harus terbebas dari gangguan ( undisturb ).

5. Kebocoran karena keretakan struktur rangka bangunan.

Kebocoran pada struktur rangka bangunan merupakan akibat dari adanya kerusakan
struktur bangunan seperti keretakan kolom atau balok struktur yang disebabkan oleh
adanya factor-faktor internal ( kesalahan perhitungan struktur atau penyimpangan
dalam pelaksanaan konstruksi ) maupun faktor – faktor external ( adanya force
majeur seperti: gempa, longsor, ledakan dll ).

Perbaikan structural dalam hal ini adalah mutlak dilaksanakan untuk mengembalikan
performance structur gedung, oleh karenannya perbaikan kebocoran dapat di
masukkan kedalam satu satuan pekerjaan struktur.

Dalam pelaksanannya, kondisi kerusakan structural harus menggunakan vendor


khusus yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ini. Hal ini mengingat diperlukan
adanya kajian ulang terhadap kekuatan structural yang ada, yang pada akhirnya
dapat menentukan solusi design perbaikan yang diperlukan.

IV. Pekerjaan Paving block dan Grass Blok

Paving block merupakan salah satu jenis lapisan struktur perkerasan jalan pada
lapisan finishing layer terakhir. Oleh karenanya struktur lapisan fondasi yang
dipersiapkan untuk pekerjaan paving block sama dengan struktur untuk pembuatan
lapisan perkerasan jalan aspal.

Paving block sendiri dibuat dengan suatu tujuan untuk memberikan nilai estetika
dan adanya fungsi resapan air untuk limpasan air hujan pada areal jalan tersebut.
Jalan paving biasanya dipakai untuk kawasan perumahan atau areal parkir suatu
perkantoran.

Penanganan pekerjaan paving dimulai dengan pekerjaan pematangan lahan


dengan perbaikan pada lapisan sub base tanah dengan kedalaman 30 – 50 cm (
bergantung kondisi stabilitas tanah (CBR ) ). Kemudian dilanjutkan dengan
persiapan lapisan sub grade 1 hingga 3 lapis sub grade ( tergantung peruntukan
beban jalan yang akan dipakai ). Setelah lapisan fondasi diselesaikan ditambahkan
lapisan pasir beton yg dipadatkan setebal 10 – 15 cm, yang berfungsi sebagai media
peresap air limpasan jalan.

Sebagai tahap akhir pekerjaan, paving dipasang setelah permukaan lapisan


pasir benar– benar rata. Jika pasangan paving sudah terpasang, dilakukan
penguncian dengan menggunakan pasir pasang sebagai pengisi nat dan pengunci
paving agar tidak bergerak. Untuk bagian tepi paving bila tidak terdapat kansteen,
dilakukan pengecoran dg stamp beton untuk mengunci dan membatasi pasangan
paving block dengan areal tepi ( pedestrian atau saluran limpasan curah hujan ).

Pada pekerjaan Grass Block, pemasangan dilakukan pada tahap akhir setelah
penebaran (spreading) lapisan pasir yang sudah diratakan. Pemasangan dilakukan
dengan seksama dengan memperhatikan kerataan dan kelurusan pemasangan.
Setelah terpasang segera dimasukkan jenis tanah yang diperuntukan untuk tanaman
pada seluruh lubang grass blok tsb, tujuannya agar material lain seperti kerikil, pasir
ataupun brangkal tidak menutupi lubang untuk tanah tsb, termasuk tidak diperlukan
adanya penguncian block, karena penguncian sudah terjadi pada lubang tepi grass
block yang berhubungan dengan lubang block lainnya, yang apabila diisi tanah akan
saling mengunci.

Pada perbaikan kerusakan pavingblock, biasanya terjadi akibat kepadatan


permukaan lapisan pasir beton yang tidak merata, sehingga terjadi penurunan
(settlement), akibat adanya pembebanan berlebih pada areal tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya genangan air yang mengganggu pengguna jalan tsb.

Untuk perbaikannya dilakukan pembongkaran paving sekitar area kerusakan (


sebaiknya lebih luas dari areal kerusakannya ), kemudian diberikan penambahan
pasir beton dan dilakukan pemadatan. Dilakukan pemeriksaan kerataan dengan
menggunakan water pass. Setelah rata, dilakukan pemasangan kembali yang
dilanjutkan dengan penguncian paving dengan pasir pasang pada nat antara paving
tersebut.

V. PEKERJAAN FINISHING KAYU

Pekerjaan Kayu yang diproduksi saat ini, sebagian besar menggunakan bahan kayu
olahan yang mendapat perlakuan khusus ( treatment ) untuk pekerjaan finishingnya .
Bahan- bahan kayu olahan tsb diantaranya adalah: Partikel board, Multiplex, MDF (
Medium density fibre ), teakblock, dll. Bahan bahan kayu olahan ini sudah dilapisi
dengan lapisan kayu asli seperti: lapisan jati, lapisan sungkai, lapis mahoni; lapis
nyatoh dan untuk partikel board sudah terdapat bahan finishing yang ditempel (
takon ) dengan berbagai macam corak dan warna. Penggunaan bahan- bahan kayu
massif / bahan baku mentah ( spt: Kamper, jati, sungkai, nyatoh, mahoni dll )
biasanya dibuat untuk design- design klasik dan khusus.

Untuk Mesjid raya Bani Umar ini seluruh kusen dan daun pintu interior menggunakan
kayu solid /masif dari bahan kayu nyatoh batu Maluku yang diproses menggunakan
oven oleh PT Tobindo Bandung.

Pekerjaan finishing untuk ke 2 jenis bahan tsb ( olahan ataupun solid ) mendapat
perlakuan yang sama. Ada 4 tahap pekerjaan finishing kayu yang dipakai saat ini.

1. Pengampelasan

Bertujuan untuk menghaluskan permukaan kayu, dan memperkecil pori-


pori permukaan, dan untuk memudahkan dilakukan finishing.
2. Pendempulan / Wood Filler

Bertujuan untuk meratakan bagian permukaan kayu, menutup pori – pori


kayu, sehingga finishing dapat mencapai hasil akhir yang sempurna dan
penggunaan bahan- bahan dapat lebih hemat .

3. Pewarnaan

Bertujuan untuk memberikan warna sesuai kondisi asli, seperti : coklat


jati, merah maroon, merah mohoni, kuning sungkai dll. Pewarnaan kayu ini ber
bentuk polituran dengan berbagai macam warna dan tersedia jenis gloss (kilap)
dan dof/matt. Penggunaan polituran ini dengan cara disemprot (spray)

4. Sending Sealer

Bertujuan untuk pengikat warna ( pelindung ) sehingga lekatan lebih kuat,


dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap cat politur.
Pemakaiannya dilakukan dengan menggunakan spray ( disemprot )

4. Melamik

Bertujuan untuk memberikan hasil pelituran yang rata dan halus. Bersifat
keras, sehingga tahan terhadap goresan dan bahan kimia. Penggunaan cat
melamik harus dengan menggunakan spray, karena bahan- bahan pelarutnya
cepat sekali mengering / Thinner gloss.
Kelemahan dr finishing melamik tidak tahan sinar ultra violet ( UV),
sehingga tidak tepat untuk pemakaian luar ruangan (out door). Melamik ini pun
bersifat keras tetapi getas sehingga bila terkena benturan menjadi retak / pecah.

baikan pekerjaan meubelair harus dilakukan pada satu bidang yang sama. Caranya adalah dengan dilakukan
pengerokan pada bidang tsb dengan pelarut cat. Kemudian dilakukan
pengampelasan sehingga seluruh cat dapat dihilangkan. Proses berikutnya
dilakukan sama dengan pekerjaan baru, dengan tahapan – tahapan seperti
tersebut diatas.

QUALITY CONTROL & PENERAPAN K3

Pengawasan Mutu Quality Control

Pengawasan mutu dilakukan melalui metode-metode agar dapat diukur dan sesuai standar
yang diinginkan Jajaran Management Tenaga lapangan di berikan pelatihan-pelatihan untuk
menyamakan persepsi, yakni proses-proses Quality Control Standarisasi formulir-formulir
cheklist yang disetujui Pemberi Tugas/owner.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Operasional Pekerjaan dilakukan sepenuhnya sesuai prosedur kesehatan dan keselamatan


kerja sesuai standar Depnaker dan Perusahaan Terangkum dalam SOP (Standar
Operasional Procedur)
Prosedur Kerja dan Sistim Monitoring

Mengecek dan memeriksa hasil dari pada pekerjaan pada jam-jam tertentu yang sangat
rawan di lapangan. Melaporkan kerusakan-kerusakan yang ada di lapangan.

Laporan / checklist

Laporan berupa Harian, Mingguan dan Bulanan sesuai standar form yang ada. Membuat
evaluasi dan analisa untuk setiap masalah.

PENUTUP

Demikian penjabaran system pemeliharaan dan perawatan bangunan fisik bangunan dan
taman untuk Masjid Jami Tangkubanperahu, Jakarta Selatan. Diharapkan dengan adanya
panduan pemeliharaan & perawatan gedung yang kami susun ini dapat membantu
mempermudah memberikan acuan kerja kepada pihak-pihak terkait yang mungkin akan
dilibatkan dalam proses perawatan bangunan ini kedepan.

Kami berharap Masjid Jami Tangkubanperahu ini akan mendapat nilai tambah dari seluruh
aktifitas / kegiatan yang akan berlangsung di masjid ini, serta memperoleh predikat yang
baik dari masyarakat umumnya dan Umat Islam pada khususnya, sebagai masjid

yang Aman, Bersih, Indah, Nyaman dan Terpelihara.


Perawatan & Pemeliharaan Masjid Jami Tangkubanperahu Page 27

Вам также может понравиться