Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CA COLON
Disusu oleh:
SONYA APRILIA S.
B. ETIOLOGI
Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-
buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma.
Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat
(FKUI, 2001 : 207).
C. PATOFISIOLOGI
a. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon
menurun(descending),kolon sigmoid, dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian
sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat
cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada
stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam
waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum
terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip
jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas
ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui
beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan
ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi
dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
dan tidak dapat di operasi lagi.
E. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran
tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.
Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
3. Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma
kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
4. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia.
Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada
GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase
(tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan
feces spesimen.
5. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
1. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker
telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor,
merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan
usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
4. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen.
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen
terjadi pembesaran
3. Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya
kanker kolon
4. Riwayat penyakit keluarga
Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami
pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5. Riwayat psikososial dan spiritual
Bgaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan
sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan,
rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya dan bagaimana pasien
menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
b. Riwayat biopsikososial spiritual
1. Pola nutrisi
Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja
yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi
makanannya
2. Pola eliminasi
kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah,
atau tidak, keras, lembek, cair?
3. Pola istirahat dsn tidur
Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
4. Pola personal hygiene
Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak
menyikat gigi
5. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar
kegiatan olahraga, misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan
sekitarnya
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras
ketergantungan dengan obat – obatan (narkoba)
7. Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman
sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat?
8. Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga,
kebersamaan dengan keluarga
9. Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama
yang dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap
perintah dan larangannya
10. Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga
besarnya dan lingkungan sekitar.
c. Riwayat pengkajian nyeri
P: provokasi paliatif
Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat? Apa yang bisa
mengurangi?
Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?
R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?
S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?
T: time
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa serng gejala dirasakan? Tiaba – tiba atau
bertahap? Seberapa lama gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C,
nadi 60 – 100 x / menit. RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
- Pemeriksaan head to toe
- Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a) Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b) Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c) Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi
keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?
d) Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e) Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat
trauma?
f) Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
- Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama,
gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri
dinding dada
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada
batas paru dan hepar
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan
wheezing
- Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
- Secara system pencernaan / abdomen
Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar,
tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada
benjolan – benjolan / massa
Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit
perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?
Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan
menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit