Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai dengan peningkatan


tekanan darah melebihi normal. Pada umumnya, sistolik yang berkisar diatas 140 mmHg dan
diastolik diatas 85 mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi (Junaidi, 2010).
Menurut JNC (Joint National Committee) VII batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti,
namun nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Masa lanjut usia ini rentan sekali dengan berbagai penyakit degeneratif, salah satunya
penyakit kardiovaskular. Jenis penyakit kardiovaskular yang sering sekali dialami lansia
yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Departemen Kesehatan Repubik Indonesia (2012) menyatakan hipertensi


merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang secara terus menerus menambah
beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi
tebal dan kaku, sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga bisa mengakibatkan
penyakit jantung karena jika tekanan darah tinggi dibiarkan tanpa perawatan tetap, jantung
harus memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah ke dalam arteri, lama-kelamaan
dinding otot jantung akan menjadi tebal. Sebuah jantung yang membesar abnormal adalah
jantung yang tidak sehat karena jantung menjadi kaku dan irama denyutnya cenderung tidak
teratur. Hal ini akan menjadikan pemompaan kurang efektif dan akhirnya akan
menyebabkan kegagalan jantung (Wahyuni, 2015).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2013) menyebutkan hipertensi


merupakan silent killer, gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir
sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung
berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Hipertensi sering ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan,
Vitahealth (2006).

Dari hasil data lansia di banjar Marga Bingung dengan jumlah lansia sebanyak 31
lansia didaptkan hasil lansia dengan penderita Hipertensi sebanyak 9 lansia, lansia dengan
Resiko Jatuh sebanyak 7 lansia, Goutatritis sebanyak 7 lansia, gangguan pola tidur sebanyak
4 lasia, Infeksi saluran kencing sebanyak 2 lansia dan tidak ada keluhan sebanyak 2 lansia
dari jumlah diatas didapatkan bahwa sebagian banyak lansia penderita Hipertensi.

Inovasi menurut Rogers dalam Suwarno (2008:9) adalah sebuah ide, praktek, atau
objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya. Pengertian inovasi di atas
dapat disimpulkan bahwa inovasi merupakan ide kreatif teknologi atau cara baru dalam
teknologi pelayanan atau memperbarui yang sudah ada di bidang teknologi pelayanan atau
menciptakan terobosan atau penyederhanaan di bidang aturan, pendekatan, prosedur,
metode, maupun struktur organisasi pelayanan yang manfaatnya hasil mempunyai nilai
tambah baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan. Adapun proses inovasi menurut
Rogers dalam Suwarno (2008:98-99) sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Menurut Rogers dalam Suwarno (2008:98-99), proses inovasi bagi organisasi
berbeda dengan proses yang terjadi secara individu. Sebagai sebuah organisasi,
sektor publik dalam mengadopsi produk inovasi akan melalui tahapan sebagai
berikut :
2. Initiation (Perintisan)
Tahapan perintisan terdiri atas fase agenda setting dan matching. Ini merupakan
tahapan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang terjadi
dalam organisasi. Pada tahapan agenda setting ini dilakukan proses identifikasi
dan penetapan prioritas kebutuhan dan masalah. Fase selanjutnya adalah
matching atau penyesuaian. Pada tahapan ini permasalahan telahteridentifikasi
dan dilakukan penyesuaian atau penyetaraan dengan inovasi yang hendak
diadopsi.
3. Implementation (Pelaksanaan) Pada tahapan ini, perintisan telah menghasilkan
keputusan untuk mencari dan menerima inovasi yang
dianggap dapat menyelesaikan permasalahan organisasi. Tahapan implemenasi
ini terdiri atas fase redefinisi, klarifikasi dan rutinisasi.

Dari uraian diatas project inovasi pada lansia dengan hipertensi di banjar Marga
Bingung yaitu dengan Yoga pranayama diamana yoga pranayama adalah suatu mekaisme
penyatuan dari tubuh (body), pikiran dan jiwa (Ridwan,2009,hlm.127). yoga
engkonbinasikan antara teknik bernafas, relaksasi dan meditasi serta peregangan
(Jain,20011,hlm.190). Yoga dianjurkan pada penderita hipertensi, karena yoga memiliki
efek relaksasi yang dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sirkulasi darah
yang lancar, mengindikasikan kerja jantung yang baik (Ridwan,2009,hlm.128). senam yoga
juga menstimulasi hormon endorphin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan
tubuh pda saat relak atau tenang. Endropin dihasilkan di otak dan susunan saraf tulang
belakang. Hormone ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak
yang melahirkan rasa nyaman dan menigkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk
mengurangi tekanan darah tinggi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum:


Setelah dilakukan inovasi Yoga pada penderita hipertensi dapat dilakukan secara
komprehensif.
1.2.2 Tujuan khusus:
Setelah dilakukan Yoga secara komprehensive diharapkan :
1) Menurunkan tekanan darah lansia.
2) Menurunkan stressor pada lansia.
3) Melatih tonus otot.

1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
1) Menumbuhkan cara berfikir yang inovatif.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah lansia.
2. Bagi Lansia
1) Lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
2) Masalah klien dapat teratasi.
3. Bagi Puskesmas
Meningkatnya pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.
BAB II

ANALISIS SITUASI DAN PENGKAJIAN

Вам также может понравиться