Вы находитесь на странице: 1из 12

 Kelompok 7 : °Pendi Adi Cahya Pratama

°Reza Alfandi Saputra


°Ruri Maulidia Rahmah
°Septi Andriyani
JERMAN TIMUR

Jerman Timur, atau nama resminya Republik Demokratik


Jerman atau RDJ (bahasa Jerman: Deutsche Demokratische Republik[ˈdɔʏtʃə
demoˈkʀaːtɪʃə ʀepuˈbliːk]), merupakan negara Blok Timur selama periode Perang
Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang
diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II yang disebut Zona
Pendudukan Soviet sesuai dengan hasil Perjanjian Potsdam, yang berbatasan
langsung dengan Perbatasan Oder-Neisse di sebelah timur. Zona Soviet
mengelilingi Berlin Barat, tetapi Berlin Barat bukan merupakan Zona Pendudukan
Soviet; sehingga Berlin Barat tetap berada di luar yurisdiksi RDJ. Jerman Timur
didirikan di Zona Soviet, sementara Jerman Barat didirikan di gabungan
zona Amerika Serikat, Britania Raya, dan Perancis. Jerman Timur sering disebut
sebagai negara satelit Uni Soviet.[3]Pihak berwenang dari Soviet mulai mentransfer
tanggung jawab administratif ke pemimpin partai komunis di Jerman pada tahun
1948, dan RDJ resmi menjadi negara pada tanggal 7 Oktober 1949. Namun Pasukan
Soviet tetap berada di RDJ selama periode Perang Dingin. Sampai tahun 1989, RDJ
dipimpin oleh Partai Persatuan Sosialis(SED), walau partai lainnya ikut serta dalam
organisasi pendukung pemerintah, Front Nasional Demokratik Jerman.[4]
Republik Demokratik Jerman
Deutsche Demokratische Republik

Negara satelit Uni Soviet

1949–1990

Bendera (1959-90) Lambang

Semboyan
Proletarier aller Länder, vereinigt Euch!

Lagu kebangsaan
Auferstanden aus Ruinen
"Bangkit dari kehancuran"
Jerman Timur tahun 1990

Ibu kota Berlin Timur

Bahasa Jerman

Bentuk Negara
pemerintahan sosialis/komunispartai
tunggal

Sekertaris Jenderal

- 1949–1950 Wilhelm Pieck

- 1989 Egon Krenz

Kepala Negara

- 1949–1960 Wilhelm Pieck

- 1990 Sabine Bergmann-Pohl

Kepala
Pemerintahan

- 1949–1964 Otto Grotewohl

- 1990 Lothar de Maizière


Badan legislatif Volkskammer

- Dewan Negara Länderkammera

Era sejarah Perang Dingin

- Konstitusi 7 Oktober 1949

- Pemberontakan
1953 16 Juni 1953

- Krisis Berlin 4 Juni 1961

- Revolusi Damai 13 Oktober 1989

- Penyelesaian akhir 12 September 1990

- Reunifikasi 3 Oktober 1990

Luas

- 1990 108.333 km² (41.828


mil²)

Populasi

- Perk. 1950 18.388.000b

- Perk. 1970 17.068.000

- Perk. 1990 16.111.000

Kepadatan 148,7 /km² (385,2 /mil²)

Mata uang 1949–1964: Deutsche


Mark
1964–1967: Mark der
Deutschen Notenbank,
(1967–1990)
Mark der DDR
(tiga nama berbeda
untuk satu mata uang)
Deutsche Mark
(mulai 1 Juli 1990)

Sekarang bagian dari Jerman

Awalnya Bendera Jerman Timur (1948) hampir sama dengan bendera Jerman Barat. Tahun
1959, pemerintah DDR mengeluarkan versi baru dengan diberi lambang negara, untuk
membedakan Barat dan Timur.

^a Dibubarkan Volkskammer pada 8 Desember 1958.

^b Statistik merujuk pada Statistisches Bundesamt.[1]

^c Meskipun .dd dibuat agar sesuai dengan ISO code untuk DDR, namun tidak memasuki
akarnya sebelum negara ini bergabung dengan Jerman Barat.[2]

Perekonomian dikomando langsung oleh pemerintah di mana perusahaan milik


negaraberperan besar.[5] Harga dari komoditas dan jasa primer diatur oleh
pemerintah pusat, dan tidak fluktuatif tergantung permintaan dan penawaran. Walau
RDJ harus membayar pampasan perang kepada Uni Soviet, RDJ berhasil menjadi
negara termakmur di Blok Timur. Hanya saja, masih jauh jika dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi Jerman Barat. Emigrasi ke Barat menjadi masalah besar
karena emigran sebagian besar merupakan pemuda terdidik, mengakibatkan
ekonomi negara melemah. Pemerintah memperkuat perbatasan di bagian barat dan,
pada tahun 1961, membangun Tembok Berlin. Banyak warga yang berusaha untuk
melarikan diri terbunuh oleh penjaga perbatasan atau karena ranjau darat.[6]
Pada tahun 1989, serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi di RDJ yang
berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang
berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun berikutnya, pemilu
terbuka diadakan,[7] dan kemudian RDJ dibubarkan dan Jerman
kembali bersatu pada 3 Oktober 1990.
Jerman Timur berbatasan dengan Laut Baltik di sebelah utara; Republik Rakyat
Polandia di sebelah timur; Cekoslowakia di sebelah selatan, dan Jerman Barat di
sebelah barat. RDJ juga berbatasan dengan sektor Soviet dari Berlin yang dikenal
sebagai Berlin Timuryang menjadi ibu kota negara Jerman Timur dan juga
berbatasan dengan wilayah Berlin yang diduduki Amerika Serikat, Britania
Rayadan Perancis yang dikenal dengan nama Berlin Barat. Berlin Barat dikelilingi
oleh Tembok Berlin sejak pembangunannya pada tahun 1961 sampai runtuhnya
Tembok Berlin pada tahun 1989.
Nama resmi Jerman Timur adalah Deutsche Demokratische Republik (Republik
Demokratik Jerman ), biasanya disingkat DDR. Kedua nama tersebut digunakan di
Jerman Timur, dengan meningkatnya penggunaan singkatan nama, terutama
setelah Jerman Timur menganggap warga Jerman Barat dan Beriln Barat sebagai
warga negara asing setelah perumusan konstitusi kedua pada 1968. Jerman Barat,
media dan politikus barat menghindari penggunaan nama resmi dan singkatannya
dan lebih memilih memakai istilah seperti Ostzone (Zona Timur),[8]Sowjetische
Besatzungszone (Zona Pendudukan Soviet; sering disingkat SBZ), dan sogenannte
DDR[9] (atau "yang disebut RDJ").[10] Pusat kekuasaan politik di Jerman Timur sering
disebut Pankow. (Pusat komando Pasukan Soviet di Jerman Timur sering
disebut Karlshorst.[8]) Seiring berjalannya waktu, istilah DDR juga sering digunakan
oleh Jerman Barat dan media Jerman Barat.[11]
Istilah Westdeutschland (Jerman Barat), ketika digunakan oleh warga Jerman Barat
hampir selalu merujuk pada wilayah geografis Jerman sebelah barat dan bukan
meruju pada negara Jerman Barat. Namun, penggunaan istilah tersebut tidak selalu
konsisten; contohnya, warga Berlin Barat sering menggunakan
istilah Westdeutschland untuk menyebut Republik Federal Jerman.[12]Sebelum
Perang Dunia II, Ostdeutschland(Jerman Timur) digunakan untuk merujuk seluruh
wilayah yang ada ada di timur Elbe(Elbe Timur), seperti pada karya sosiolog Max
Weber dan ahli politik Carl
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Jerman Timur

Informasi lebih lanjut: Sejarah Jerman

Jerman dikalahkan: Berdasarkan Konferensi Potsdam , Sekutu bersama-sama menduduki Jerman sebelah
barat perbatasan Oder-Neisse.

Untuk menjelaskan dampak internal pemerintahan Jerman Timur dari sudut pandang
sejarah Jerman jangka panjang, sejarawan Gerhard A. Ritter (2002) berpendapat
bawha Jerman Timur dibentuk oleh dua kekuatan dominan – Komunisme Soviet dan
tradisi Jerman yang dipilah dengan pengalaman komunis Jerman selama dua
perang dunia. Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah komunis yang terlihat
jelas adalah mengakhiri kapitalisme dan mentransformasikan industri dan pertanian,
dan mengubah sistem pendidikan dan media massa. Di sisi lain, relatif tidak terdapat
perubahan dalam bidang yang tidak berkaitan dengan sejarah seperti sains, profesi
insinyur, gereja Protestan, dan sebagian besar gaya hidup borjuis. Menurut Ritter,
kebijakan sosial menjadi alat legitimasi penting dalam dekade terakhir. [18]
Asal mulaSunting
Pada Konferensi Yalta selama Perang Dunia II, Blok Sekutu (Amerika Serikat,
Britania Raya, dan Uni Soviet) sepakat untuk membagi Nazi Jerman menjadi
beberapa zona pendudukan,[19] dan membagi Berlin, ibu kota Jerman. Awalnya
akan dibentuk tiga zona pendudukan, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni
Soviet. Kemudian, zona Perancis dibentuk dari zona Amerika dan Britania.
PembentukanSunting
Partai komunis penguasa, yang dikenal sebagai Partai Persatuan Sosialis
Jerman(SED), terbentuk pada April 1946 dari hasil merger antara Partai Komunis
Jerman (KPD) dan Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) atas mandat dari Josef Stalin.
Dua partai itu sebelumnya merupakan rival ketika aktif sebelum Nazi berhasil
berkuasa dan mengkriminalkan mereka. Penyatuan kedua partai itu melambangkan
persahabatan antara kaum sosialis Jerman dalam mengalahkan musuh
bersamanya; namun, Partai Komunis, yang memegang mayoritas, memiliki kendali
penuh atas kebijakan yang dibuat.[20] SED menjadi partai penguasa selama Jerman
Timur ada sebagai negara. Mereka mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni
Soviet, yang menempatkan pasukan militer di Jerman Timur hingga Jerman Timur
bubar pada tahun 1991 (Federasi Rusia tetap mempertahankan keberadaan
pasukannya di wilayah Jerman Timur hingga tahun 1994), dengan alasan untuk
melawan NATO yang memiliki pangkalan di Jerman Barat. Sejarawan
memperdebatkan apakah keputusan untuk membentuk negara terpisah berasal dari
Uni Soviet atau dari SED.[21]
Setelah Jerman Barat memperoleh kemerdekaannya, Republik Demokratik Jerman
didirikan di Jerman Timur pada tahun 1949. Pembentukan dua negara meneguhkan
pemisahan Jerman 1945.[22] Pada 10 Maret 1952, (yang lebih dikenal sebagai "Nota
Stalin") Stalin memberikan usulan untuk menyatukan Jerman dengan kebijakan
netralitas, dengan tanpa kondisi pada kebijakan ekonomi dan dengan jaminan untuk
"hak asasi manusia dan kebebasan dasar, yang meliputi kebebasan berpendapat,
pers, kegiatan keagamaan, dan berserikat", dan kebebasan untuk melakukan
kegiatan partai dan organisasi demokratis.[23] Usulan ini ditolak; reunifikasi bukanlah
prioritas pemerintah Jerman Barat, dan NATO juga menolak ususlan ini, beraasan
bahwa Jerman seharusnya dapat bergabung dengan NATOdan negosiasi semacam
itu dengan Uni Soviet akan dipandang sebagai kapitulasi. Terdapat beberapa
perdebatan apakah kesempatan untuk reunifikasi terlewatkan pada tahun 1952.
Pada tahun 1949, Soviet menyerahkan kekuasaan Jerman Timur kepada Partai
Persatuan Sosialis yang dipimpin oleh Wilhelm Pieck (1876–1960), yang menjadi
presiden RDJ dan memegang jabatan hingga ia meninggal, sementara sebagian
besar kewenangan eksekutif diberikan kepada Sekretaris Jenderal SED Walter
Ulbricht. Pemimpin Sosialis Otto Grotewohl (1894–1964) menjadi perdana menteri
hingga ia meninggal.[24]
Pemerintah Jerman Timur mengecam kegagalan Jerman Barat dalam
melakukan denazifikasi dan memutus keterkaitannya dengan Nazi, memenjarakan
mantan anggota Nazi dan mencegah mereka untuk memegang jabatan di
pemerintahan. SED menetapkan tujuan utama untuk membersihkan Jerman Timur
dari jejak rezim fasis. Platform Partai SED mengklaim akan mendukung pemilihan
demokratis dan melindungi kebebasan inidividu untuk membangun sosialisme.[25]
Peran SovietSunting
Pada tahun 1945, Uni Soviet mendeklarasikan Zona pendudukan Soviet–bagian
tengah Jerman–menjadi negara berdaulat yang akan dinamai Deutsche
Demokratische Republik, sementara Tentara Merah dan pasukan Sekutu Barat tetap
ditempatkan di Jerman sesuai dengan Perjanjian Potsdam (1945) yang
membentuk Zona pendudukan di Jerman.[26]
Republik Demokratik Jerman didirikan di wilayah yang secara historis disebut
"Mitteldeutschland" (Jerman Tengah). Wilayah Jerman terdahulu di timur
Sungai Oder dan Neisse, terutama Provinsi Prusia yaitu Pommern, Prusia
Timur, Prusia Barat, Dataran Tinggi Silesia, Dataran Rendah Silesia,
timur Neumark, Brandenburg, dan bagian kecil Sachsen terpisah dari Jerman.
Sebagai ganti rugi kepada Polandia atas pendudukan Uni Soviet di provinsi timur
Polandia, Sekutu menetapkan perbatasan barat Polandia setelah perang
hingga Perbatasan Oder-Neisse pada Konferensi Yalta (1945). Hasilnya, sebagian
besar wilayah tengah Jerman menjadi Sowjetische Besatzungszone(SBZ, Zona
Pendudukan Soviet). Seluruh wilayah di timur perbatasan Oder–Neisse menjadi
milik Polandia, dengan pengecualianutara Prusia Timur menjadi milik Uni Soviet.[27]
Zona PendudukanSunting
Informasi lebih lanjut: Pendudukan Sekutu di Jerman

Pada Konferensi Yalta dan Potsdam, Sekutu mendirikan zona pendudukan militer
bersama dan administrasi Jerman melalui Dewan Kontrol
Sekutu (ACC), pemerintahan militerempat negara (AS, Britania Raya, Uni Soviet,
Perancis) efektif diberlakukan hingga pengembalian kedaulatan Jerman. Di Jerman
bagian timur, SBZ terdiri dari lima negara bagian (Länder) yaitu Mecklenburg-
Vorpommern, Brandenburg, Sachsen, Sachsen-Anhalt, dan Thüringen. Pertentangan
mengenai kebijakan yang harus diikuti di zona pendudukan dengan cepat
menyebabkkan perpecahan antara empat negara, dan Soviet mengatur zonanya
tanpa mengindahkan kebijakan yang diberlakukan di zona lainnya. Soviet keluar dari
ACC pada tahun 1948; kemudian tiga zona lainnya semakin bersatu dan diberikan
pemerintahan mandiri, administrasi Soviet membentuk pemerintahan sosialis
terpisah di zonanya.

Jerman 1949: Jerman Barat (biru) terdiri dari zona Sekutu Barat, tidak termasuk Saarland (ungu); zona Soviet,
Jerman Timur (merah) mengelilingi Berlin Barat (kuning)

Namun, tujuh tahun setelah Perjanjian Potsdam dibuat untuk menyatukan Jerman,
usulan pada Nota Stalin (10 Maret 1952) untuk menyatukan kembali Jerman dan
menarik kekuatan adidaya dari Eropa Tengah ditolak oleh Barat (Amerika
Serikat, Perancis, dan Britania Raya). Pemimpin Soviet Josef Stalin, yang merupakan
pendukung reunifikasi, meninggal pada awal Maret 1953. Demikian pula Lavrentiy
Beria, Deputi Pertama Perdana Menteri Uni Soviet, mengejar reunifikasi Jerman,
tetapi ia disingkirikan dari jabatannya pada tahun yang sama sebelum ia dapat
bertindak mengenai hal it. Penerusnya, Nikita Khrushchev, menolak reunifikasi
karena hal itu sama dengan membuat Jerman Timur kembali diduduki oleh Barat;
maka reunfikasi tidak kembali dipertimbangkan hingga tahun 1989.
Pendudukan Jerman setelah perang: Zona pendudukan Britania (hijau), Soviet (merah), AS (oranye), dan
Perancis (biru)

Berlin Barat dan Timur dengan Tembok Berlin (peta interaktif)

Jerman Timur menganggap Berlin Timur adalah ibu kotanya, dan Uni Soviet serta
seluruh negaraBlok Timur secara diplomatik mengakui Berlin Timur sebagai ibu kota
Jerman Timur. Namun, Barat mempertanyakan klaim tersebut, dengan
pertimbangan bahwa keseluruhan Kota Berlin merupakan wilayah yang
diduduki yang diperintah oleh Dewan Kontrol Sekutu. Menurut Margarete Feinstein,
status Berlin Timur sebagai ibu kota tidak diakui oleh sebagian besar negara Barat
dan Dunia Ketiga.[28] Dalam praktiknya, kewenangan ACC diperdebatkan
selama Perang Dingin, dan status Berlin Timur sebagai wilayah yang diduduki
menjadi fiksi legal, dan yang dulunya sektor Soviet menjadi terintegrasi penuh ke
RDJ.
Konflik Perang Dingin yang semakin memburuk antara Kekuatan Barat dan Uni
Soviet atas status Berlin Barat menyebabkan Blokade Berlin (24 Juni 1948;– 12 Mei
1949). Tentara Soviet memulai blokade dengan menghentikan seluruh lalu lintas
kereta api, jalan, dan pasokan air dari dan ke Berlin Barat. Barat mencoba untuk
memberikan pasokan makanan dan bahan bakar ke Berlin Barat. [29]
PemisahanSunting
Pada 21 April 1946, Partai Komunis Jerman(Kommunistische Partei Deutschlands–
KPD) and the Partai Demokrat Sosial Jerman(Sozialdemokratische Partei Deutschlands–
SPD) bergabung untuk membentuk Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische
Einheitspartei Deutschlands-SED), yang memenangi pemilihan umum tahun 1946,
yang diselenggarakan di bawah pengawasan tentara Soviet. Karena ideologinya
merupakan Marxis–Leninis, pemerintahan SED menasionalisasi infrastruktur dan
pabrik industri.
Pemimpin RDJ: Presiden Wilhelm Pieck dan Perdana Menteri Otto Grotewohl, 1949

Pada tahun 1948, Komisi Ekonomi Jerman(Deutsche Wirtschaftskomission—DWK) di


bawah kepemimpinan Heinrich Raumemegang kewenangan administratif di zona
pendudukan Soviet, yang menjadikannya sebagai pendahulu pemerintahan Jerman
Timur.[30][31]
Pada 7 Oktober 1949, SED mendirikan Deutsche Demokratische Republik (Republik
Demokratik Jerman – RDJ), yang kemudian mengendalikan front antifasis, Front
Nasional Republik Demokratik Jerman (NF, Nationale Front der Deutschen
Demokratischen Republik), sebuah aliansi yang terdiri dari seluruh partai dan organisasi
masyarakat di Jerman Timur. NF didirikan untuk ikut serta dalam pemilihan umum
untuk Volkskammer (Majelis Rakyat), parlemen Jerman Timur. Satu-satunya Presiden
Republik Demokratik Jerman adalah Wilhelm Pieck. Setelah 1950, kekuasaan politik di
Jerman Timur dipegang oleh Sekretaris Pertama SED, Walter Ulbricht.[32]

Sekretaris Pertama SED, Walter Ulbricht, 1950

Pada 16 Juni 1953, buruh yang membangun adimarga baru Stalinallee di Berlin
Timurprotes melawan peningkatan kuota sebesar 10%. Awalnya hanya protes buruh,
kemudian protes juga diikuti oleh masyarakat umum, dan pada 17 Juni unjuk rasa
serupa terjadi di beberapa wilayah RDJ, dengan jutaan orang mogok kerja di sekitar 700
kota. Khawatir dengan kontra revolusi antikomunis, pada 18 Juni 1953 pemerintah RDJ
meminta Pasukan Soviet untuk membantu polisi untuk mengakhiri unjuk rasa; sekitar
50 orang tewas dan 10.000 orang dipenjarakan.[33][34] (Lihat Pemberontakan Jerman
Timur 1953.)
Pampasan perang Jerman Timur kepada Uni Soviet membuat perekonomian Jerman
Timur melemah. Selama periode 1945–46, Soviet mengambil sekitar 33% pabrik
industri dan di awal 1950-an telah mengambil hasil produksi pertanian dan industri
setara dengan US$10 miliar untuk ganti rugi perang.[35] Kemiskinan di Jerman Timur
yang disebabkan pampasan perang ini menyebabkan Republikflucht("desersi dari
republik") ke Jerman Barat, yang memperburuk perekonomian Jerman Timur.
Kesempatan di Barat menyebabkan pengurasan keterampilan. Untuk menanggapi hal
tersebut, RDJ menutup Perbatasan Jerman Dalam, dan pada 12 Agustus 1961, tentara
Jerman Timur mulai membangun Tembok Berlin.[36]

Kepala Negara: Erich Honecker (1971–89)

Pada tahun 1971, pemimpin Soviet Leonid Brezhnev menyingkirkan Ulbricht dari
jabatannya; Erich Honecker menggantikan Ulbricht. Ketika pemerintahan Ulbricht
mencoba untuk melakukan reformasi, pemerintahan Honecker mencabut kembali
kebijakan reformasi tersebut. Pemerintahan baru mengenalkan Konstitusi Jerman
Timurbaru yang mendefinisikan Republik Demokratik Jerman sebagai "republik buruh
dan petani".[37]
Awalnya, Jerman Timur mengklaim memerintah keseluruhan Jerman, klaim tersebut
didukung oleh negara Blok Timur. Klaim tersebut menyatakan bahwa Jerman Barat
adalah negara boneka ilegal yang dibuat NATO. Namun, sejak 1960-an, Jerman Timur
mulai mengakui dirinya sebagai negara yang terpisah dari Jerman Barat. Hal ini
diformalkan pada tahun 1974, ketika klausul reunifikasi dihilangkan dari konstitusi
Jerman Timur yang telah diamendemen. Berbeda dengan Jerman Timur, Jerman Barat
mempertahankan klaim bahwa ia adalah pemerintahan Jerman yang legal. Dari tahun
1949 sampai awal 1970-an, Jerman Barat memandang bahwa Jerman Timur adalah
negara yang dibuat secara ilegal. Mereka berpendapat bahwa RDJ adalah negara boneka
Soviet, dan sering disebut sebagai "Zona pendudukan Soviet". Sikap ini juga dimilik oleh
sekutu Jerman Barat sampai tahun 1973. Jerman Timur diakui terutama oleh negara
komunis dan blok Arab, bersama dengan beberapa simpatisan.[38] Berdasarkan Doktrin
Hallstein (1955), Jerman Barat juga tidak mengakui negara yang mengakui Jerman
Timur – kecuali Uni Soviet.
Namun di awal 1970-an, Ostpolitik("Kebijakaan Timur") tentang "Perubahan Melalui
Pendekatan Kembali" dari pemerintahan pragmatis Kanselir Jerman Barat Willy Brandt,
mendirikan hubungan diplomatik dengan negara Blok Timur. Kebijakan ini akhirnya
dapat menghilangkan klaim salah satu dari kedua pemerintahan Jerman berwenang
atas keseluruhan Jerman and mendirikan hubungan diplomatik antara kedua Jerman.
Kedua negara bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 18 September 1973.
Hal ini juga menambah jumlah negara yang mengakui Jerman Timur menjadi 55 negara,
termasuk AS, Britania Raya, dan Perancis, walau ketiga negara tersebut tetap menolak
untuk mengakui Berlin Timur sebagai ibu kota.[38]
Identitas Jerman TimurSunting

Monumen Karl Marx di Chemnitz(bernama Karl-Marx-Stadt dari 1953 sampai 1990).

Sejak awal pendiriannya, RDJ berusaha untuk membentuk identitas dirinya yang
terpisah.[39]Karena warisan kekaisaran dan militer Prusia, SED memutus keterkaitan
antara Prusia dan RDJ. SED menghancurkan sejumlah barang peninggalan dari
aristokrasi Prusia beserta dengan rumah milik bangsawan terdahulu. Kemudian SED
berfokus pada warisan progresif dari sejarah Jerman, seperti peran Thomas
Müntzer dalam Perang Petani Jerman dan peran yang dimainkan oleh pahlawan
perjuangan antarkelas selama industrialisasi Prusia.
Terutama setelah Kongres ke-9 Partai pada tahun 1976, Jerman Timur memutuskan
tokoh reformis seperti Karl Freiherr vom Stein, Karl August von Hardenberg, Wilhelm
von Humboldt, dan Gerhard von Scharnhorstmenjadi contoh dan panutan yang harus
ditiru oleh rakyat Jerman Timur.[40]
Pada awal 1980-an, Jerman Barat mengadopsi kebijakan "dua negara Jerman dalam satu
bangsa Jerman".[41] Walau mereka menghargai kemerdekaan Jerman Timur, mereka
tetap mempertahankan pandangan bahwa RDJ merupakan pemerintahan de factodalam
satu bangsa Jerman yang diwakilkan oleh Jerman Barat. Contohnya, mereka tidak
memandang warga Jerman Timur sebagai pendatang asing.[42]
Kadet polisi Jerman Timur Volkspolizei menunggu pembukaan secara resmi dari Gerbang Brandenburg pada
22 Desember 1989.

Die Wende (Reunifikasi Jerman)Sunting


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Die Wendedan Reunifikasi Jerman

Pada tahun 1989, setelah kemarahan masyarakat mengenai pemalsuan hasil dari
pemilihan pemerintah daerah di musim semi tahun yang sama, banyak warga
mengajukan visa keluar atau meninggalkan negara dengan cara yang tidak
diperbolehkan oleh hukum RDJ. Pada bulan Agustus 1989 Hongariamenghapus
pembatasan perbatasan dan membuka perbatasannya. Sebanyak 13.000 orang
meninggalkan Jerman Timur melalui perbatasan via Cekoslowakia menuju Hongaria
dan kemudian menuju Austria dan Jerman Barat.[43] Banyak warga lainnya berunjuk
rasa melawan partai penguasa, terutama di Kota Leipzig. Kurt Masur,
konduktor Orkestra Leipzig Gewandhaus, memimpin negosiasi dengan pemerintah dan
mengadakan pertemuan kota di aula.[44] Unjuk rasa tersebut akhirnya membuat Erich
Honecker mengundurkan diri di bulan Oktober, dan ia digantikan oleh tokoh yang
sedikit lebih moderat, Egon Krenz.[45]
Pada tanggal 9 November 1989, beberapa sektor Tembok Berlin dibuka, menyebabkan
ribuan warga Jerman Timur menyeberang secara bebas ke Berlin Barat dan Jerman
Barat untuk pertama kalinya dalam waktu hampir 30 tahun. Krenz mengundurkan diri
beberapa hari kemudian, dan SED meninggalkan kekuasaannya setelah itu. Walau
terdepat beberapa usaha kecil untuk membentuk pemerintahan demokratis permanen
di Jerman Timur, usaha tersebut akhirnya gagal.

Jerman Timur mengadakan pemilihan umum terakhirnya di bulan Maret 1990.


Pemenang pemilu adalah koalisi yang dipimpin oleh Persatuan Demokrat Kristen
Jerman cabang Jerman Timur, yang mengadvokasikan reunifikasi segera.
Pembicaraan 2+4 diadakan dengan melibatkan dua negara Jerman dan Blok
Sekutu yang berujung pada kesepakatan mengenai kondisi untuk reunifikasi Jerman.
Dengan dua pertiga suara di Volkskammerpada 23 Agustus 1990, RDJ mendeklarasikan
penggabungannya dengan Jerman Barat. Lima negara bagian Jerman Timur asli yang
telah dihapuskan oleh pemerintah Jerman Timur dibuat kembali.[46] Pada 3 Oktober
1990, lima negara bagian tersebut secara resmi bergabung dengan Republik Federal
Jerman, sementara Berlin Timur dan Barat bersatu sebagai negara-kota ketiga (sama
seperti Bremen dan Hamburg). Pada 1 Juli, penyatuan mata uang mendahului
penyatuan politik: "Ostmark" dihapuskan, mata uang Jerman Barat "Deutsche Mark"
menjadi mata uang yang umum digunakan.
Ketimpangan ekonomi dan sosial-politik yang besar antara kedua negara terdahulu
membuat pemerintah harus menyediakan subsidi untuk integrasi penuh Jerman Timur
ke Republik Federal Jerman. Hal itu menyebabkan deindustrialisasi di wilayah Jerman
Timur, dan penyebab kegagalan integrasi tersebut masih diperdebatkan. Beberapa
kritikus Barat berpendapat bahwa ekonomi wilayah timur yang terdepresiasi
merupakan akibat dari inefisiensi ekonomi sosialis. Namun beberapa kritikus dari
Jerman Timur berpendapat bahwa metode terapi kejut seperti privatisasi, nilai
tukar yang tinggi untuk Ostmark, dan cepatnya proses integrasi membuat perusahaan
Jerman Timur seperti tidak diberikan kesempatan untuk beradaptasi.[47]

Вам также может понравиться