Вы находитесь на странице: 1из 18

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR UMUM

BAHASA INDONESIA

OLEH:

1. ABRAR ROSYAD PRADIPTA


2. AGUSTINE CHRISTYULINA BR TARIGAN
3. ALIFA ALYA ZALFA
4. AMANDA MOEZA FADILLAH
5. AMIRAH ADILAH
6. AMIRAH SYIFA DELIMA
7. ANNAZMI CHAIRAN SIREGAR
8. ANNISA HASYRAHIM REDHA
9. ANNISA SALSABILLAH

DOSEN PEMBIMBING:

YENNI LIDYAWATI, M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …........................................................................................ i

BAB. I. PENDAHULUAN …................................................................ 1

1.1.Latar Belakang …................................................................ 1


1.2.Rumusan Masalah ........................................................ 2
1.3.Tujuan Pembahasan ......….............................................. 2
BAB. II. KAJIAN TEORI …................................................................ 3

2.1 Pengertian Kalimat ........................................................ 3

2.2 Unsur Kalimat .................................................................... 3

2.3. Kesalahan Berbahasa ….................................................... 4

BAB. III PEMBAHASAN .................................................................... 6

3.1 Kesalahan Ejaan .................................................................... 6

3.2 Kesalahan Kalimat ….................................................... 10

BAB. IV PENUTUP ................................................................................ 15

4.1 Simpulan …............................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA …............................................................................ 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai


unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari
sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. S. Piet
Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistik menjelaskan bahwa
kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa. Pelanggaran ini
disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan pengetahuan terhadap kode.
Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2 (bahasa
yang dipelajari siswa), tetapi juga dibuat siswa yang belajar B1 (bahasa ibu).

Sedangkan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara atau langkah


kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengumpulkan
data, mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan
kesalahan dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa biasanya ditentukan berdasarkan ukuran


keberterimaan. Apakah bahasa (ujaran atau tulisan) si pembelajar bahasa itu
berterima atau tidak bagi penutur asli atau pengajarnya. Jadi, jika pembelajar
bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran yang digunakan adalah
apakah kata atau kalimat yang digunakan pembelajar benar atau salah menurut
penutur asli bahasa Indonesia. Jika kata atau kalimat yang digunakan pembelajar
bahasa tadi salah, dikatakan pembelajar bahasa membuat kesalahan. Ukuran
berbahasa yang baik ini adalah ukuran intrabahasa atau intralingual. Ukuran
kesalahan dan ketidaksalahan intrabahasa adalah ukuran kebahasaan.

1
Kekeliruan dalam berbahasa disebabkan karena faktor performansi,
sedangkan kesalahan berbahasa disebabkan faktor kompetensi. Faktor
performansi meliputi keterbatasan ingatan atau kelupaan sehingga menyebabkan
kekeliruan dalm melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau
kalimat. Kekeliruan ini bersifat acak, maksudnya dapat terjadi pada berbagai
tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri oleh siswa yang
bersangkutan dengan cara lebih mawas diri dan lebih memusatkan perhatian pada
pembelajaran. Sedangkan kesalahan yang di sebabkan faktor kompetensi adalah
kesalahan yang disebabkan siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang
digunakannya. Kesalahan berbahasa akan sering terjadi apabila pemahaman siswa
tentang sistem bahasa kurang. Kesalahan berbahasa dapat berlansung lama apabila
tidak diperbaiki. Guru dapat melakukan perbaikan dengan melalui remedial,
latihan, praktik, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah.

1. Apa saja jenis – jenis kesalahan yang sering dilakukan pengguna bahasa?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami


bentuk kesalahan – kesalahan yang sering di lakukan oleh pengguna bahasa.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Kalimat

Sudah terlalu banyak definisi kalimat yang dikemukakan para ahli


bahasa. Secara umum, definisi-definisi tersebut mengacu kepada pendeskripsian
pengertian kalimat. Gorys Keraf (Nurhadi, 1995: 320) memberikan batasan
kalimat adalah suatu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan
sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
Sejalan dengan pendapat ini, Ramlan (Nurhadi, 1995: 320) mengemukakan bahwa
kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik. Ahli bahasa yang lain juga mendefinisikan
kalimat sebagai bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran
yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan
titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh suatu
kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, dan sementara itu ditentukan pula
di dalamnya berbagai tanda baca. (Alwi, 2000: 311)

2.2 Unsur Kalimat dan Pola Kalimat Bahasa Indonesia

Dilihat dari segi bentuk pola kalimat bahasa Indonesia dapat dirumuskan
sebagai kontruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih.
Hubungan struktural antara kata dan kata atau kelompok berbeda-beda. Antara
kalimat dan kata terdapat satuan sintaksis, yaitu “klausa” dan “frasa”. Klausa
merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas predikat dan
objek. Sedangkan frasa adalah sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak mengandung unsur prediksi. Dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat

3
dan klausa terdiri atas unsur predikat atau subjek, baik menyertakan objek,
pelengkap, keterangan, maupun tidak, misalnya:

Dia Sakit.
S P

Dokter sedang memeriksa pasien.


S P O

Dalam pola kalimat bahasa indonesia, hal yang terpenting adalah unsur
kalimat karena merupakan kerangka dari sebuah kalimat. Adapun unsur-unsur
dalam kalimat adalah:

(1). Subjek/pokok kalimat adalah unsur utama dalam sebuah kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat.

(2). Predikat dapat berupa benda, kata kerja, ataupun kata sifat akan tetapi
prediket dapat diingkarkan dengan kata tidak atau bukan.

(3). Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Objek berfungsi
membentuk kalimat dasar dan menperjelas makna kalimat.

(4). Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi dalam
sebuah kalimat, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.

(5). Keterangan berfungsi melengkapi dan menjelaskan informasi pesan-pesan


kalimat. Keterangan mempunyai fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling
mudah berpindah letaknya.

2.3 Kesalahan Berbahasa

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia mengandung arti suatu hal yang


menyimpang dari kaidah-kaidah berbahasa yang benar. Dalam kaitannya dengan
hal ini, Safriandi (Gemasastrin, 2009) menulis sebagai berikut:

Dapat dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah


pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang

4
meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah
bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.

Secara umum, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga


katagori, yakni kesalahan struktur, kesalahan diksi, dan kesalahan ejaan.
(Azwardi, 2008:68). Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum
dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak
terjadi secara sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah
bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan sistem
kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai (Safriandi, 2009).

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kesalahan Ejaan

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil analisis atas kesalahan-
kesalahan ejaan dalam menulis kalimat.

(1). Jum’at, tanggal 18 November 2011.

Pada kalimat di atas, kata “Jum’at” mengandung ejaan yang salah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku untuk kata tersebut adalah “Jumat”.
Jadi, kalimat tersebut seharusnya menjadi, “Jumat, tanggal 18 November 2011.”.

(2). …mahasiswa Unsri untuk mentaati dan mengikuti jadwal.

Pada kalimat di atas, kata “mentaati” mengandung ejaan yang salah. Prefiks meN-
berubah menjadi men-jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal
/t/,/d/,/j/, dan /c/. Jadi, kalimat tersebut seharusnya menjadi,“…mahasiswa Unsri
untuk menaati dan mengikuti jadwal.”.

(3). dr. Evi membuka praktek pada pukul 19.00 – 21.00.

Pada kalimat di atas, kata “Praktek” mengandung ejaan yang salah. karena
menurut KBBI, kata baku untuk kata tersebut adalah “Praktik”. Jadi, kalimat
tersebut akan menjadi, “dr. Evi membuka praktik pada pukul 19.00 – 21.00.”

(4). Semoga Allah SWT. meridhoi kita.

Pada kalimat di atas, kata “meridhoi” mengandung ejaan yang salah karena tidak
sesuai dengan kaidah EYD. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku dari
kata “ridho” adalah “rida”. Jadi, penulisan kalimat yang benar adalah, “Semoga
Allah SWT. meridai kita. “.

6
(5). Menghargai keberagaman sebagai sebuah kekuatan.

Kalimat di atas mengandung kata yang mengalami kesalahan ejaan. Kata


“keberagaman” tidak sesuai dengan yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kata “Ragam” yang diimbuhi prefiks ke- seharusnya ditulis
“Keragaman”, bukan “Keberagaman”.

(6). Darussalam-Banda Aceh.

Kalimat di atas mengandung penggunaan kata hubung “-“ yang salah. Tanda
hubung “-“ tidak digunakan untuk menghubungkan nama tempat. Untuk
menyatakan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
seharusnya menggunakan tanda koma. Jadi, seharusnya penulisan yang benar
adalah, “Darussalam, Banda Aceh”.

(7). Tanggal 18 s/d 19 November 2011.

Kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan. Singkatan kata “Sampai dengan”


seharusnya dipisahkan dan diakhiri dengan menggunakan tanda titik. Jadi, kalimat
tersebut ditulis, “Tanggal 18 s.d. 19 November 2011”.

(8). Periode Nopember 2011 – Januari 2012.

Kata “Nopember” merupakan kata yang tidak baku dan tidak tercantum di Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Kata yang baku dari kata tersebut adalah “November”.
Jadi, seharusnya kalimat tersebut ditulis, “Periode November 2011 – Januari
2012.”.

(9). Silakan hubungi.

Kata “hubungi” mengandung ejaan yang salah karna tidak diimbuhi dengan
prefiks meN-. Imbuhan meN-pada kata “menghubungi” mengandung makna
melakukan. Imbuhan ini dibutuhkan karna kata di depan kata “hubungi”
bermakna perintah. Jadi, seharusnya kalimat tersebut ditulis, “Silakan
menghubungi.”.

7
(10). Jln Rawasakti.

Singkatan “Jln” pada kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan, karena


menurut konsep ejaan yang benar, singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih diikuti satu tanda titik. Jadi, seharusnya kalimat di atas ditulis, “Jln.
Rawasakti”.

(11). Menghadirkan 5 orang.

Kalimat di atas mengandung penulisan bilangan yang salah, karena menurut


konsep ejaan yang benar, lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa bilangan dipakai secara
berurutan. Jadi, penulisan yang benar untuk kalimat di atas adalah,
“Menghadirkan lima orang”.

(12). Menghadirkan 5 orang oudien.

Kalimat di atas mengandung ejaan yang salah. Kata “oudien” adalah kata yang
tidak baku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku dari kata
“oudien” adalah “audien”. Kesalahan pada penulisan angka dapat dilihat pada
nomor sebelumnya.

(13). Dapat memperbaiki dan memprogramkan mata kuliah baru.

Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah


menjadi mem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /p/ dan
ketika terjadi pengimbuhan tersebut, fonem /p/ hilang kecuali pada beberapa
bentuk dasar yang berasal dari kata asing yang masih mempertahankan
keasingannya. Jadi, kalimat tersebut seharusnya ditulis, “Dapat memperbaiki dan
memrogramkan mata kuliah baru.”.

8
(14). Data-data yang harus dilengkapi sebagai berikut;

Kalimat tersebut mengandung tanda baca yang salah. Kata “sebagai berikut”
seharusnya diakhiri dengan tanda titik, bukan tanda titik koma. Jadi, penulisan
kalimat yang benar adalah, “Data-data yang harus dilengkapi sebagai berikut.”.

(15). Photocopy kwitansi UKT semester ganjil.

Kalimat di atas mengandung unsur serapan yang salah, karena kata “photocopy”
merupakan penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal
sehingga kata tersebut berubah menjadi “fotokopi”.

(16). …semua pihak yang telah mensukseskannya.

Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah


menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. Kata
“mensukseskannya” seharusnya menjadi “menyukseskannya”.

(17). Jadi jika anda berminat.

Kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan. Huruf A pada kata “anda”


seharusnya menggunakan huruf kapital, karena huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata ganti “Anda”. Jadi, kalimat di atas seharusnya ditulis, “Jadi
jika Anda berminat”.

(18). Sebagai dokter, harus mempunyai sikap yang bertanggung jawab atas
tindakan yang diambil.

Kalimat di atas mengandung ejaan yang salah. Kata “bertanggung jawab”


seharusnya digabungkan menjadi “bertanggungjawab”. Jadi, kalimat yang benar
adalah, “Sebagai dokter, harus mempunyai sikap yang bertanggungjawab atas
tindakan yang diambil.”.

9
(19). Sebagai institusi akademik mempsiapkan SDM.

Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah


menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. jadi,
kata “mempsiapkan” seharusnya diganti menjadi “menyiapkan”. Jadi, kalimat
yang benar adalah, “Sebagai institusi akademik menyiapkan SDM”.

(20). Bank Mandiri sebagai Bank Anda.

Kalimat di atas mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital. Huruf kapital


tidak dipakai sebagai huruf pertama nama sebuah badan yang tidak diikuti nama
badan tersebut. “Bank Anda” seharusnya ditulis “bank Anda”.Jadi, kalimat
tersebut seharusnya ditulis, “Bank Mandiri sebagai Bank Anda”.

3.2 Kesalahan Kalimat

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil analisis atas kesalahan-kesalahan dalam
menulis kalimat.

(1). Sumbangan dari china.

Dalam prinsip pemilihan kata, kata yang digunakan dalam sebuah kalimat harus
bersifat netral. Kata “sumbangan” merupakan pilihan kata yang tidak tepat karena
cenderung merujuk pada situasi yang tidak formal. Kata “sumbangan” lebih tepat
diganti menjadi kata “bantuan”. Jadi kalimat tersebut sebaiknya ditulis, “Bantuan
dari China”.

(2). Selambat-lambatnya sehari sebelum jadwal pendaftaran.

Kata “selambat-lambatnya” merupakan kata yang tidak cermat dalam pemilihan


kata. Kata “selambat-lambatnya” lebih tepat diganti dengan kata “paling
lambat”. Jadi, kalimat tersebut sebaiknya ditulis, “Selambat-lambatnya sehari
sebelum jadwal pendaftaran”.

10
(3). Tempat sekretariat BEM FK Unsri.

Kalimat tersebut tidak efektif dan terkesan tidak utuh. Seharusnya kata “tempat”
dilengkapi menjadi, “bertempat di” sehingga kalimat tersebut menjadi “Bertempat
di sekretariat BEM FK Unsri”.

(4). Mengikuti pendidikan politik SMUR yang diadakan pada.

Agar kalimat lebih tepat, kata berimbuhan “diadakan” lebih baik diganti dengan
kata “dilaksanakan” sehingga kalimat tersebut menjadi “Mengikuti pendidikan
politik SMUR yang dilaksanakan pada”.

(5). Dengan membawa bahan-bahan sebagai berikut.

Kalimat tersebut akan lebih tepat jika kata ulang “bahan-bahan” diganti dengan
kata “perlengkapan” agar lebih umum dan lebih mudah di mengerti oleh
masyarakat. Jadi, kalimat tersebut sebaiknya ditulis menjadi,“Dengan membawa
bahan-bahan sebagai berikut”.

(6). Diharapkan kepada mahasiswa Unsri.

Kata “diharapkan” pada kalimat di atas tidak sesuai dengan maksud yang
diinginkan. Kata tersebut sebaiknya diganti dengan kata “diminta”, sehingga
kalimat di atas menjadi “Diminta kepada mahasiswa Unsri.”.

(7). Atas perhatian kami atur banyak terima kasih.

Kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak lengkap dan mengandung unsur
pemilihan kata yang tidak cermat, karena tidak mengandung subjek dan kata
“atur” mengandung makna yang tidak leksikal. Kata “atur” dalam KBBI adalah
“disusun baik-baik (rapi, tertib)”. Seharusnya, kata “atur” diganti dengan kata
“ucapkan” agar tidak terjadi kesalahan makna dan pembaca lebih mudah
memahami makna kalimat tersebut. Penambahan subjek yang tepat pada kalimat
tersebut adalah kata ganti orang pertama yaitu, “Anda”. Jadi, kalimat tersebut
seharusnya ditulis, “Atas perhatian Anda kami ucapkan banyak terima kasih”.

11
(8). Menjalankan amanah sebaik mungkin.

Kalimat di atas salah karena mengandung peniadaan unsur preposisi yang


menyertai verba. Verba yang disertai preposisi itu umumnya berupa verba
intransitive. Frasa “sebaik mungkin” juga mengandung kesalahan makna. Kata
“mungkin” bermakna sesuatu yang tidak pasti, oleh karena itu, kata “mungkin”
dapat dihilangkan sehingga frasa tersebut menjadi kata ulang berimbuhan yaitu,
“sebaik-baiknya”. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi, “Menjalankan
amanah dengan sebaik-baiknya”.

(9). Tapi walau bagaimana pun, tamu kita tetap harus kita muliakan.

Kalimat di atas mengandung kesalahan kalimat karena adanya penggunaan dua


kata yang makna dan fungsinya kurang lebih sama, yaitu “tapi walau bagaimana
pun”. Penggunaan dua kata secara bersamaan ini tidak efisien. Untuk
memperbaiki kalimat tersebut, kita cukup dengan menghilangkan salah satu dari
dua kata tersebut. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi, “Walau
bagaimana pun, tamu kita tetap harus kita muliakan”.

(10). Tulisan diketik dengan Times New Roman, ukuran 12 pt, dan 1,5 spasi.

Kalimat tersebut mengandung kesalahan kalimat karena terdapat peniadaan


predikat. Kalimat tersebut akan lebih efektif jika dilengkapi dengan kata “format”
setelah kata “diketik”. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi, “Tulisan
diketik dengan format Times New Roman, ukuran 12 pt, dan 1,5 spasi.”.

(11). Karya dapat dikumpul sejak tanggal 14 November.

Kalimat tersebut mengandung kata yang mengungkapkan pengertian yang tidak


tepat. Kata “sejak” lebih tepat diganti dengan kata “mulai” agar kalimatnya lebih
tepat. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi, “Karya dapat dikumpul
mulai tanggal 14 November.”.

12
(12). … membuka pendaftaran bagi para mahasiswa-mahasiswi mulai tanggal.

Kalimat di atas mengandung kesalahan kalimat karena adanya penggunaan makna


jamak secara berganda. Agar tidak mubazir, kata-kata “para mahasiswa-
mahasiswi” dhilangkan salah satunya. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan
menjadi, “ …membuka pendaftaran bagi mahasiswa-mahasiswi mulai tanggal”.

(13). Sedangkan bagi pensiunan,swasta,petani dan lainnya disahkan oleh kepala


desa dimana orang tua berdomisili.

Penggunaan kata “di mana” pada kalimat di atas mengandung pemakaian bentuk
yang salah. Kata “di mana” lebih tepat jika di ganti dengan kata “tempat”
sehingga kalimat tersebut menjadi, “Sedangkan bagi pensiunan,swasta,petani dan
lainnya disahkan oleh kepala desa tempat orang tua berdomisili.”.

(14). Bahwa KKN salah satu bentuk kegiatan bakti.

Kalimat di atas salah karena tidak berpredikat. Supaya kalimat tersebut benar,
harus dihadirkan predikat atau penanda predikat sehingga kalimat tersebut
menjadi “Bahwa KKN adalah salah satu bentuk kegiatan bakti”.

(15). Dilarang buang sampah di sini.

Kalimat di atas mengandung makna ambigu karena kata “di sini” pada kalimat di
atas bermakna “di larang buang sampah yang ada di sini”. Jadi, agar kalimat
tersebut lebih efektif, maka kata “di sini” diganti menjadi kata “ke sini” agar
kalimat tersebut bermakna “Dilarang buang sampah ke sini”.

(16). Perlu komitmen untuk tingkatkan mutu pendidikan.

Kalimat di atas tidak tepat karena mengandung makna yang sulit dipahami oleh
masyarakat. Agar kalimat tersebut menjadi efektif, di antara kata “perlu” dan kata
“komitmen” harus dimasukkan kata “adanya”. Kata “tingkatkan” juga perlu
diimbuhi prefiks meN- sehingga menjadi “meningkatkan”. Jadi, kalimat tersebut
dapat dibenarkan menjadi, “Perlu adanya komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan”.

13
(17). Seluruh bahan-bahan tersebut dapat diambil di biro.

Kalimat di atas mengandung kesalahan kalimat karena adanya penggunaan makna


jamak secara berganda. Agar tidak mubazir, kata-kata “seluruh bahan-bahan”
dihilangkan salah satunya. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi,
“Seluruh bahan-bahan tersebut dapat diambil di biro”.

(18). Agar segera menghubungi kordinator PF dari Universitas Sriwijaya di No.


HP 085370456438.

Pada kalimat di atas, “No. HP” tidak perlu ditulis secara bersamaan karena kata
“No.” sudah merujuk kepada nomor yang harus dihubungi, sehingga tidak perlu
menggunakan kata “HP” setelahnya. Jadi, kalimat tersebut dapat dibenarkan
menjadi, “Agar segera menghubungi kordinator PF dari Universitas Sriwijaya di
No. 085370456438”.

(19). Jangan ragukan kemampuannya.

Kalimat tersebut mengalami kesalahan struktur karena peniadaan subjek.


Seharusnya kalimat tersebut dilengkapi dengan subjek yang berisi nama orang
atau kata ganti orang. Kalimat tersebut dapat dibenarkan menjadi, “Jangan
ragukan kemampuan Intan”.

(20). Bagi mahasiswa Pendidikan Dokter yang mau mendaftar ujian.

Kalimat di atas mengandung makna yang tidak tepat. Jika di analisis, maka
pendaftaran ujian hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang mau mendaftar saja,
tidak mengandung arti keseluruhan mahasiswa. Jika kalimat tersebut dibenarkan,
maka penulisan seharusnya adalah “Bagi seluruh mahasiswa Pendidikan Dokter
yang mendaftar ujian.”

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat


tampak seperti hal yang lumrah terjadi bukan hanya di tempat-tempat umum,
melainkan juga di lembaga pendidikan seperti universitas. Kesalahan berbahasa
terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang
bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca,
kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan
kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan
mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa
tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti). Namun, sebagai
bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh
dikesampingkan.jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat
gramatikal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Azwardi. 2008. Menulis Ilmiah: Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa.Banda Aceh:Unsyiah.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta:


Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. (Edisi IV) Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami


Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan Penyusunan Buku Bahasa.


Semarang: IKIP Semarang Press.

A., Rohani. 2009. Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Ragam Media
dalam Surat Kabar Harian Radar Tarakan bab 2, (Online),
(http://massofa.wordpress.com., diakses 21 Desember 2011).

Cahyadi. 2011. Pola Kalimat Bahasa Indonesia, (Online), (http://meugah.com.,


diakses 20 Desember 2011)

Gemasastrin. 2009. Analisis Kesalahan Berbahasa, (Online),


(http://gemasastrin.wordpress.com., diakses 24 Desember 2011)

Yulianto, Irfan. 2011. Ejaan Bahasa Indonesia, (Online), (http://mas-shiro.com.,


diakses 21 Desember 2011)

16

Вам также может понравиться