Вы находитесь на странице: 1из 120

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TANDA BAHAYA

KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN


IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH
KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Oleh :
SAGITA ARISANDY
NIM. 10215042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015

Terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA

2015” dengan lancar.

Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. EC. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti

Wiyata Kediri.

2. Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Apt. , selaku Rektor Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.

3. dr. Hartati Tuna, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan

pada kami untuk menyelesaikan pendidikan.

4. Ely Isnaeni, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan

pendidikan.

5. Ika Rahmawati, S.Kep.,Ns, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Eko Dian Hadi, S.Kep.,Ns, M.M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan demi kesempurnaan skripsi ini.

v
vi

7. Kedua Orangtua yang telah memberi motivasi dan selalu memanjatkan

do’a.

8. Pihak perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Kediri yang telah

membantu menyediakan buku sumber bagi peneliti demi terselesaikannya

skripsi ini.

9. Bapak ibu dosen penguji yang akan menguji skripsi ini.

10. Semua teman teman mahasiswa yang banyak membantu dan mendukung

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang membantu baik secara moral maupun material kepada

penulis.

Skripsi ini jauh dari sempurna, namun telah dibuat sesuai dengan

kemampuan penulis untuk itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak.

Semoga ALLAH SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kami sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami

berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 1 Agustus 2017

penulis
vii

ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CARDIOPULMONARY


RESUSCITATION AHA 2015 TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
TENTANG CARDIOPULMONARY RESUSCITATION AHA 2015

Nicho Eka Sakti, Ika Rahmawati1,Eko Dian Hadi2

Henti jantung adalah berhentinya fungsi jantung secara tiba – tiba pada
seseorang yang telah atau belum diketahui sedang menderita penyakit jantung.
Hal ini terjadi ketika sistem kelistrikan jantung menjadi tidak berfungsi dan
menghasilkan irama jantung yang tidak normal. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dalam menolong korban henti jantung adalah
memberikan pengetahuan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
Cardiopulmonary esuscitation AHA 2015 terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
Rtentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 di IIK Bhakti Wiyata
Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan
kelompok kontrol – intervensi Pretest-posttest design. Pada penelitian ini terdiri
dari dua kelompok yang ditentukan secara acak (tiap kelompok n=26).
Pengumpulan data digunakan dengan kuesioner pengetahuan dan sikap tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015. Data dianalisis dengan menggunakan
uji Wilcoxon Signed Rank untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan
sikap sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol dan
intervensi, sedangkan uji Mann-Whitney U Test untuk membandingkan tingkat
pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada
kelompok kontrol dengan intervensi. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon Signed
Rank menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok kontrol ρ-value =
0,000, pada kelompok intervensi ρ-value = 0,000. Setelah dianalisis menggunakan
Uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai ρ-value = 0,000 pada sikap dan ρ-value
= 0,003 pada pengetahuan. Karena nilai ρ-value <0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan kesehatan tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Cardiopulmonary Resuscitation AHA


2015, Pengetahuan, Sikap.
viii

ABSTRACT

EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON CARDIOPULOMONARY


RESUSCITATION AHA 2015 ON KNOWLEDGE AND ATTITUDE
OF CARDIOPULMONARY RESUSCITATION AHA 2015

Nicho Eka Sakti, Ika Rahmawati1,Eko Dian Hadi2

Cardiac arrest is the sudden cessation of heart function in someone who


has or has not been known is suffering from heart disease. This occurs when the
heart's electrical system becomes defective and produces an abnormal heart
rhythm. One effort to increase knowledge in helping victims of cardiac arrest is to
provide knowledge about Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015. This study
aims to determine the effect of health education on Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 on the level of knowledge and attitudes about
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 Bhakti Wiyata IIK Kediri. The type
of research used was pseudo experimental with control group - Pretest-posttest
design intervention. In this study consisted of two groups that were determined
randomly (each group n = 26). Data were collected using a questionnaire of
knowledge and attitudes about the Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.
The data were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank test to determine
differences in knowledge and attitude levels before and after treatment in the
control and intervention groups, while the Mann-Whitney U Test to compare the
level Knowledge and attitudes about the Cardiopulmonary Resuscitation AHA
2015 in the control group with intervention. The results of Wilcoxon Signed Rank
test showed that the level of knowledge and attitude about Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 in control group ρ-value = 0.000, in intervention group
ρ-value = 0,000. After analyzed using Mann-Whitney U Test, we get ρ-value =
0,000 in attitude and ρ-value = 0,003 on knowledge. Because the value of ρ-value
<0,05, it can be concluded that there is influence of health education of health
about Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 to level knowledge and attitude
about Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.

Keyword : Health Education, Cardiopulmonary Resuscitation


AHA 2015, Knowledge, Attitude
DAFTAR ISI

Sampul Dalam ............................................................................................... i


Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Surat Keaslian Penulisan ............................................................................... iv
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Abstrak .......................................................................................................... vii
Abstract ......................................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel .................................................................................................. xii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Singkatan ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Tentang Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan ......................................... 6
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan ............................................... 6
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ................................. 7
a) Dimensi sasaran .............................................................. 7
b) Dimensi tempat pelaksanaan .......................................... 7
c) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan ............................ 8
4. Metode Pendidikan Kesehatan .............................................. 8
a) Metode Individual (Perorangan) .................................... 8
b) Metode Kelompok .......................................................... 8
5. Model Pendidikan Kesehatan ................................................ 10
a) Model Perilaku Individu ................................................. 10
b) Model Pemberdayaan Masyarakat ................................. 10
6. Media Pendidikan Kesehatan ................................................ 10
a) Media cetak .................................................................... 11
b) Media elektronik ............................................................. 11

B. Konsep Tentang Pengetahuan .................................................... 12


1. Definisi Pengetahuan ............................................................. 12
2. Tingkat Pengetahuan ............................................................. 13
a) Tahu (Know) ................................................................... 13
b) Memahami (Comprehension) ......................................... 13
c) Aplikasi (Aplication) ...................................................... 13

ix
x

d) Analisis (Analysis) .......................................................... 13


e) Sintesis (Synthesis) ......................................................... 14
f) Evaluasi (Evaluation) ..................................................... 14
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................. 14
4. Pengukuran Pengetahuan ....................................................... 16
5. Kategori Pengetahuan ............................................................ 16
C. Konsep Tentang Sikap (attitude)
1. Definisi Sikap ........................................................................ 16
2. Tingkatan Sikap ..................................................................... 17
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ............................... 18
4. Pengukuran Sikap .................................................................. 19

D. KONSEP CPR (Cardiac Pulmonary Resuscitation) menurut


AHA 2015
1. Definisi CPR .......................................................................... 20
2. Hal yang harus diperhatikan dalam ....................................... 20
3. Posisi saat melakukan CPR ................................................... 21
4. Indikasi Melakukan CPR ....................................................... 22
5. Tehnik kompresi saat melakukan CPR .................................. 23
6. Tahap Tahap pelaksanaan CPR sesuai Guidelines
AHA 2015 ............................................................................. 23
7. Anjuran pelaksanaan CPR dengan kualitas tinggi pada orang
dewasa ................................................................................... 30
8. Waktu penghentian CPR dengan kualitas tinggi pada orang
dewasa ................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


A. KERANGKA KONSEP .......................................................... 33
B. HIPOTESIS ............................................................................. 34

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ........................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel penelitian .................................................. 36
1. Populasi ................................................................................. 36
2. Sampel ................................................................................... 36
3. Tehnik Sampling .................................................................... 37
C. Lokasi penelitian ........................................................................ 38
D. Waktu penelitian ........................................................................ 38
E. Definisi operasional .................................................................... 39
F. Variabel penelitian ..................................................................... 40
G. Alat penelitian dan cara pengumpulan data ............................... 40
1. Alat Penelitian ....................................................................... 40
2. Uji validitas dan reliabilitas ................................................... 41
3. Cara Pengumpulan Data ........................................................ 43
4. Tahap Pengumpulan Data ...................................................... 43
5. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 44
xi

6. Tehnik Pengolahan Data ........................................................ 44


H. Analisa data ................................................................................ 46
1. Analisa Univariat ................................................................... 46
2. Analisa Bivariat ..................................................................... 46
I. Etika Penelitian .......................................................................... 47
J. Kerangka Kerja .......................................................................... 49
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Data Umum ................................................................................ 50
B. Data Khusus ............................................................................... 51
C. Analisa Bivariat .......................................................................... 53

BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Tingkat Pengetahuan responden tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri sebelum
dilakukan Pendidikan Kesehatan ............................................... 56
B. Analisa Sikap responden tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri
sebelum dilakukanPendidikan Kesehatan .................................. 57
C. Analisa Tingkat Pengetahuan responden setelah diberikan
Pendidikan Kesehatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan
IIK Bhakti Wiyata Kediri ........................................................... 58
D. Analisa Sikap responden setelah dilberikan Pendidikan
Kesehatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan
IIK Bhakti Wiyata Kediri ........................................................... 59
E. Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap
Pengetahuan dan sikap Tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
Prodi S1 Keperawatan IIK Kediri .............................................. 60

BAB VIII KESIMPULAN


A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................ 62

Daftar Pustaka ............................................................................................... 63


xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Komponen CPR Sesuai BLS AHA Guidelines 2015 ......... 31
Tabel IV.1 Rancangan penelitian ........................................................ 35
Tabel IV.2 Definisi Operasional .......................................................... 39
Tabel IV.3 Hasil uji validitas pengetahuan tentang CPR .................... 41
Tabel IV.4 Hasil uji reliabilitas pengetahuan tentang CPR ................. 42
Tabel IV.5 Hasil uji validitas sikap tentang CPR ................................ 42
Tabel IV.6 Hasil uji reliabilitas sikap tentang CPR ............................. 43
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Masa Kuliah Responden ...... 50
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin
Responden .......................................................................... 51
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan
Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
kelompok intervensi ............................................................ 51
Tabel V.4 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Pengetahuan
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 .......... 52
Tabel V.5 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Sikap
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
kelompok intervensi ............................................................ 52
Tabel V.6 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Sikap
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 ......... 53
Tabel V.7 Distribusi Frerkuensi Crosstabs pre test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok intervensi ................................. 53
Tabel V.8 Distribusi Frerkuensi Crosstabs post test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok intervensi ................................ 54
Tabel V.9 Distribusi Frerkuensi Crosstabs pre test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok kontrol ..................................... 54
Tabel V.10 Distribusi Frerkuensi Crosstabs post test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok kontrol .................................... 55
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar konsultasi ............................................................ 65


Lampiran 2 Surat Balasan Uji Validitas .............................................. 66
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian .......................................................... 67
Lampiran 4 Jadwal kegiatan penelitian ............................................... 68
Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden ............................. 69
Lampiran 6 Kuesioner pengetahuan tentang CPR ............................... 70
Lampiran 7 Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang CPR ................. 72
Lampiran 8 Kuesioner sikap dalam melakukan CPR .......................... 73
Lampiran 9 Tabulasi data .................................................................... 74
Lampiran 10 Hasil Uji Statistik ........................................................... 82
Lampiran 11 Dokumentasi .................................................................. 83
Lampiran 12 SAP ................................................................................ 61
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Posisi penolong saat akan melakukan CPR .................... 21


Gambar II.2 Posisi Tangan Kompresi Dada ........................................ 23
Gambar II.3 Melakukan Penekanan Dada
pada Dewasa ................................................................... 23
Gambar II.4 Maneuver untuk membuka dan membebaskan
jalan nafas ....................................................................... 26
Gambar II.5 Recovery Position ............................................................ 28
Gambar II.6 Algoritma CPR pada dewasa sesuai Guidelines
AHA 2015 ....................................................................... 29
Gambar II.7 Chain of survival OHCA
(out of Hospital Cardiac Arrest) ..................................... 29
xv

DAFTAR SINGKATAN

CPR : Cardiopulmonary Resuscitation


RJP : Resusitasi Jantung Paru
ECC : Emergency Cardio Care
AED : Automatic External Defibrilator
VCD : Vidio Compact Disk
AHA : American Heart Association
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia

sangat tinggi khususnya di Negara berkembang. Kematian ibu karena komplikasi

kehamilan atau persalinan sebesar kurang lebih 830 wanita di seluruh dunia setiap

hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan

setelah kehamilan dan persalinan Beberapa Negara sejak tahun 1990 telah

melakukan upaya penurunan angka kematian ibu. Antara tahun 1990 dan 2015,

angka kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44% atau kurang lebih hanya

2,3% per tahun. Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang.

Lebih dari setengah kematian di dunia terjadi di sub Sahara Afrika dan hampir

sepertiga di Asia Selatan. (WHO, 2016)

Angka kematian ibu (AKI) merupakan suatu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Berdasarkan data SUPAS tahun 2015 AKI (yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) menunjukkan bahwa angka

kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 305 per 100.000 kelahiran

1
2

hidup. Angka ini telah mengalami penurunan dari tahun 2012 yakni sebesar 359

per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi

penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan (30%), preeklamsi/eklamsi (27%),

infeksi (7,3%), dan lain–lain (40,8%) (Kemenkes RI, 2016)

Pada tahun 2015, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 86,9 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini telah mengalami penurunan sekita 6-7 poin

dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup.

Selama lima tahun berturut-turut AKI di Jawa Timur telah mengalami penurunan

(Dinkes RI, 2016). Hal ini menunjukkan tingkat mortalitas dan morbiditas ibu

masih sangat tinggi. Meskipun telah memenuhi target dari Milenium

Development Goals pada tahun 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran

hidup, angka ini masih cukup tinggi untuk mensukseskan program Sustainable

Development Goals (SDG’s) pada tahun 2030 mendatang yaitu menurunkan

angka kematian ibu yaitu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup.

(Dinkes Provinsi Jatim, 2015).

Data dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebutkan

faktor penyebab kematian ibu di Jawa Timur tersebut ialah perdarahan (25,05%),

preeklamsia dan eklamsia (30,51%), infeksi (6,40%), penyakit jantung (12,05%),

dan lain-lain (25,99%). Pada kurun waktu 2011-2015, penyebab terbesar kematian

ibu ialah akibat preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada perdarahan dan

penyebab lainnya tidak mengalami penurunan yang berarti. Faktor penyebab tidak

langsung AKI antara lain adalah 3 terlambat dan 4 terlalu. 3 Terlambat (3T)

terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengabil keputusan, terlambat


3

di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. 4 Terlalu (4T) yaitu terlalu tua, terlalu

muda, terlalu banyak dan terlalu rapat jarak kelahiran.

(Dinkes Provinsi Jatim, 2015).

Data dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menyebutkan bahwa

angka tertinggi Kematian Ibu ada pada tahun 2014 yaitu sebanyak 37 dan turun

secara signifikan pada tahun 2017 sebanyak 17 ibu hingga saat ini bisa ditekan

menjadi 15 ibu. Sedangkan penyebab AKI pada tahun 2017, 53% karena

perdarahan disusul Pre Eklamsi 33%, selanjutnya dengan jantung sebanyak 7%.

Untuk emboli kita masukkan pada kelompok lain-lain sebanyak 7%.

(Dinkes Kabupaten Kediri, 2017)

Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan merupakan hal yang penting

untuk diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hamil. Pengetahuan tentang tanda

bahaya kehamilan penting karena apabila tanda-tanda bahaya tersebut diketahui

sejak dini, maka penanganan akan lebih cepat. Mendeteksi secara dini tentang

tanda bahaya tersebut dengan cara mengetahui apa saja tanda-tanda bahaya dari

kehamilan tersebut.

Penelitian terkait dengan pengetahuan tanda bahaya kehamilan dilakukan

oleh Nambala dan Ngoma (2013) yang berjudul Pengetahuan dan Persepsi Ibu

Hamil terhadap Tanda Bahaya Kehamilan di Choma, Zambia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa 66% dari responden telah mendengar tentang tanda bahaya

kehamilan, dan 66,7% memiliki persepsi positif tentang tanda bahaya kehamilan
4

serta 71% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang tanda bahaya

kehamilan.

Kegiatan pemberian edukasi kesehatan penting dan perlu dilakukan sejak

dini pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan. Salah satu cara pemberian

pendidikan kesehatan adalah dengan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan,

yang tujuan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil

tentang tanda bahaya kehamilan sehingga mereka dapat mengenali tanda bahaya

tersebut sejak awal dan mereka bisa segera mencari pertolongan ke bidan, dokter,

atau langsung ke rumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.

Berdasarkan data dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Tanda Bahaya

Kehamilan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah

Kabupaten Kediri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh pemberian

edukasi tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil

trimester III di Wilayah Kabupaten Kediri?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

edukasi tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil

trimester III di Wilayah Kabupaten Kediri.


5

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah

Kabupaten Kediri sebelum diberikan edukasi tentang tanda bahaya

kehamilan.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah

Kabupaten Kediri setelah diberikan edukasi tentang tanda bahaya

kehamilan.

c. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang tanda bahaya

kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III sebelum

dan setelah diberikan intervensi pemberian edukasi tentang tanda bahaya

kehamilan pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kabupaten Kediri.

D. Manfaat

1. Bagi UPTD Puskesmas

Bagi pihak puskesmas diharapkan dapat melanjutkan kegiatan ini sebagai

bekal ibu hamil trimester III selanjutnya dengan metode pemberian

edukasi seputar masalah kesehatan kehamilan, terutama tentang tanda

bahaya kehamilan yang merupakan salah satu cara untuk mencegah

bahaya kehamilan. Selain untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil

tentang tanda bahaya kehamilan kegiatan ini bertujuan agar informasi-

informasi yang didapat ibu hamil tidak salah dan dapat digunakan sebagai

acuan untuk mengetahui sejak dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

2. Bagi Pendidikan
6

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu

yang menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang keperawatan

mengenai pemberian edukasi sebagai salah satu metode dalam

meningkatkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya

kehamilan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan data awal

untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan edukasi tentang

tanda bahaya kehamilan dan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Edukasi

1. Pengertian Edukasi

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya

yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003). Edukasi

merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan

merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah

semestinya usaha dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara

sistematis dan berkualitas perlu terus di upayakan, sehingga tujuan dari

proses pendidikan dapat dicapai secara optimal. Pendidikan memiliki arti

penting bagi individu, pendidikan lebih jauh memberikan pengaruh yang

besar terhadap kemajuan suatu bangsa.

Dalam konteks relasi sosial, khususnya dalam relasi antara masyarakat

yang membutuhkan pendidikan pada tingkat dan jenjang tertentu melalui

pendidikan formal dan pemerintah sebagai penyedia kebutuhan itu

terdapat semacam yang menjadi pengikat dalam relasi itu. Hubungan

antara masyarakat dan pemerintah dengan salah satu kebutuhan atas

pendidikan dipahami dalam konteks organisasi, keberadaannya dapat

7
8

dilihat dari sudut pandang jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial

(Agusyanto, 2007).

2. Tujuan Edukasi atau Pendidikan

Tujuan utama dari diberikan pendidikan atau edukasi kesehatan

(Mubarak dan Chayati, 2009) yaitu :

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,

dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar.

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan

taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat

Sedangkan menurut WHO (1992) pendidikan kesehatan bertujuan

untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dari perilaku yang

tidak sehat menjadi sehat. Pendidikan kesehatan diharapkan mampu

mengubah perilaku individu dan masyarakat sehingga mampu mencapai

kondisi sehat.

3. Ruang Lingkup Edukasi atau Pendidikan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi

menurut Fitriani (2011) yaitu :

a. Dimensi sasaran

1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah

individu.
9

2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah

kelompok masyarakat tertentu.

3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah

masyarakat luas.

b. Dimensi tempat pelaksanaan

1) Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah

pasien dan keluarga

2) Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah

pelajar.

3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan

sasarannya adalah masyarakat atau pekerja.

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

1) Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health

Promotion), misal: peningkatan gizi, gaya hidup dan sebagainya.

2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific

Protection) misal : imunisasi

3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat

(Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan

pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko

kecacatan.

4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal :

dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

4. Metode Edukasi atau Pendidikan


10

Menurut Notoatmodjo (2012) metode pendidikan kesehatan dibagi

menjadi 3 macam, yaitu :

a. Metode Individual (Perorangan)

Metode ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :

1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)

2) Wawancara (interview)

b. Metode Kelompok

Metode kelompok ini harus memperhatikan apakah kelompok

tersebut besar atau kecil, karena metodenya akan lain.

1) Kelompok besar

a) Ceramah

Metode yang cocok untuk yang berpendidikan tinggi

maupun rendah, yang di tambahkan dengan praktik atau demo.

b) Seminar

Metode ini cocok digunakan untuk kelompok besar dengan

pendidikan menengah atas. Seminar sendiri adalah presentasi dari

seorang ahli atau beberapa orang ahli dengan topik tertentu.

2) Kelompok kecil

a) Diskusi kelompok

Kelompok ini dibuat saling berhadapan, ketua kelompok

menempatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok punya

kebebasan untuk mengutarakan pendapat, biasanya pemimpin

mengarahkan agar tidak ada dominasi antar kelompok.


11

b) Curah pendapat (Brain storming)

Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap kelompok

memberikan pendapatnya, pendapat tersebut ditulis di papan tulis,

saat memberikan pendapat tidak ada yang boleh mengomentari

pendapat siapapun sebelum semuanya mengemukakan

pendapatnya, kemudian tiap anggota berkomentar lalu terjadi

diskusi.

c) Metode Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara

tidak langsung atau menggunakan media massa.

5. Media Edukasi atau Pendidikan

Menurut Nursalam (2008) dalam Ahmad (2012) media pendidikan

kesehatan adalah saluran komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan

pesan kesehatan. Media dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Media cetak

1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan tulisan

maupun gambar, biasanya sasarannya masyarakat yang bisa

membaca.

2) Leaflet : penyampaian pesan melalui lembar yang dilipat biasanya

berisi gambar atau tulisan atau biasanya kedua-duanya.

3) Flyer (selebaran) :seperti leaflet tetapi tidak berbentuk lipatan.

4) Flip chart (lembar balik) : informasi kesehatan yang berbentuk

lembar balik dan berbentuk buku. Berisi gambar dibaliknya berisi


12

pesan kalimat tentang informasi berkaitan dengan gambar

tersebut.

5) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah,

mengenai hal yang berkaitan dengan hal kesehatan.

6) Poster :berbentuk media cetak berisi pesan-pesan kesehatan

biasanya ditempel di tembok-tembok tempat umum dan

kendaraan umum.

7) Foto : yang mengungkapkan masalah informasi kesehatan.

b. Media elektronik

1) Televisi : dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara, dan

vorum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.

2) Radio :bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan

tanya jawab dan lain sebagainya.

3) Vidio Compact Disc (VCD).

4) Slide : slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.

5) Film strip juga bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.

B. Konsep Tanda Bahaya Kehamilan

1. Definisi Tanda Bahaya Kehamilan

Setiap ibu hamil menginginkan bisa menjalani kehamilannya dengan

lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang biasanya menyertai jalannya

proses kehamilan, ibu hamil perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada
13

kehamilan supaya bisa segera mencari pertolongan medis. Tanda bahaya

kehamilan menurut beberapa ahli:

a. Menurut Nirmala (2011), tanda bahaya kehamila adalah tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang bisa terjadi selama

kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan

atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.

b. Menurut Tiran (2007), tanda bahaya kehamilan adalah suatu

kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih

besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun janinnya), akan

terjadinya suatu penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah

persalinan.

c. Menurut Kusmiyati (2008), tanda bahaya kehamilan yaitu tanda

yang bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tanda

bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan

bahwa ibu dan janin yang dikandungnya memiliki suatu bahaya

atau resiko.

2. Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan

Macam tanda bahaya kehamilan menurut Tiran (2007),

terdiri dari:

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. Pada

masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami


14

perdarahan yang sedikit atau spotting di sekitar waktu pertama

haidnya terlambat. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi

dan normal. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan

kecil mungkin pertanda dari friable cervix. Perdarahan ini mungkin

normal karena di sebabkan adanya suatu infeksi. Pada awal

kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,

perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang sangat

menyakitkan. Perdarahan ini dapat berarti aborsi, kehamilan mola

atau kehamilan ektopik (Yulifah, 2011)

Menurut Sulistyawati (2011), perdarahan pervaginam pada

kehamilan muda antara lain:

1) Abortus imminens

Abortus imminens disebut dengan keguguran membakat

dan akan terjadi pada kehamilan muda. Dalam kasus ini

keluarnya janin masih bisa diselamatkan dengan pengobatan

medik yang khusus atau tirah baring secara total, tidak

melakukan aktifitas fisik secara berlebihan (Prawirohardjo,

2005). Penanganan abortus imminenbisa dengan istirahat baring

karena menyebabkan peningkatan aliran darah ke uterus, dan

pemberian fenobarbitol 3x30 mg untuk menenangkan penderita.

2) Abortus Insipiens
15

Abortus insipiens terjadi apabila ditemukan adanya

perdarahan pada kehamilan muda dengan membukanya ostium

uteri dan terabanya selaput ketuban. Penanganan abortus

insipienpada prinsipnya dilakukan evakuasi ataupembersihan

cavum uteri sesegara mungkin dilatasi dan kuretase.

(Nirmala, 2011).

3) Abortus Habitualis

Abortus tipe ini jika telah mengalami keguguran berturut-

turut selama lebih dari 3 kali (Astuti Puji, 2010).

4) Abortus Inkompletus

Abortus ini terjadi jika perdarahan pervaginam disertai

pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Jika

perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16

minggu dapat dievakuasi dengan cunam ovum untuk

mengeluarkan hasil konsespsi. Jika kehamilan lebih dari 16

minggu beri infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV dan

evakuasi hasil konsepsi yang tertinggal. Gejala yang menyertai

amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar

banyak atau sedikit (Yulifah, 2010).

5) Abortus Kompletus

Abortus ini ditandai dengan pengeluaran seluruh hasil

konsepsi. Penanganan tidak perlu dilatasi dan kuratase, perlu


16

transfusi dan pengobatan lain untuk anemia (Astuti Maya,

2010).

6) Misses Abortion

Missed abortion ialah berakhirnya kehamilan sebelum usia

20 minggu, namun keseluruhan hasil konsepsi tertahan dalam

uterus selama 6 minggu atau lebih (Achadiat, 2004).

Penanganannya dengan dilatasi dan kuratase jika kadar

fibrinogen normal, jika rendah perlu diberi dulu fibrinogen,

kuratse pada missed abortion cukup sulit, karena hasil konsepsi

melekat erat pada dinding uterus (Nirmala, 2011).

7) Kehamilan Mola

Kehamilan anggur yaitu adanya jonjot korion (Chorionic

Villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung

kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai

anggur atau mata ikan (Kusmiyati, 2008).

8) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik ialah kehamilan yang pertumbuhan sel

telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding kavum

uteri. Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba uterina.

Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura

apabila masa kehamilan melebihi kapasitas ruang implantasi

(Prawirohardjo, 2009).
17

Perdarahan pada kehamilan lanjut menurut Prawirohardjo (2009)

antara lain:

1) Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada

segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi

seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Pada palsenta

previa perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa

nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir trimester dua ke

atas (Sulistyawati, 2012).

2) Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh

permukaan maternal plasenta dari implantasinya yang normal

pada lapisan desiduaendometrium sebelum waktunya yakni

sebelum anak lahir. Gejala dari solusio plasenta adalah

terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui

vagina, rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus mirip

seperti his prematurus (Yulifah, 2010).

3) Sakit kepala hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius

adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang


18

hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklmpsia.

Ibu hamil yang mengalami nyeri kepala di dahi disertai

penglihatan kabur, nyeri uluhati, mual dan muntah

kemungkinan merupakan tanda bahwa ibu hamil mengidap

penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini

tergolong berat, ibu harus dirawat di rumah sakit (Lalega,

2013).

4) Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa

adalah yang hebat, yang menetap dan tidak hilang setelah

istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis ,kehamilan ektopik,

aborsi, penyakit tulang pelviksiritasi uterus, infeksi saluran

kemih atau infeksi lainnya (Kusmiyati, 2008).

5) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) muntah (emesis) adalah gejala yang sering

ditemukan pada kehamilan trimester 1. Mual biasa terjadi di

pagi hari, gejala ini bisa terjadi 6 minggu setelah HPHT

berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena


19

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG. Ibu hamil

yang mengalami muntah muntah lebih dari 7 kali sehari

disertai kondisi yang lemah, tidak selera makan, berat badan

turun, nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu

hamil menderita penyakit berat. Pada penyakit ini ibu hamil

tidak mau makan. Semakin hari muntahmuntahnya semakin

berat, ibu hamil harus di rawat di rumah sakit (Nirmala, 2011).

Cara meringankan atau mencegah mual muntah yaitu dengan

mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah

kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi turun dari tempat

tidur, dianjurkan makan roti kering dengan teh hangat.

Makanan yang berminyak dan berlemak sebaiknya dihindarkan

(Prawirohardjo, 2005).

6) Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu

dapat berubah selama proses kehamilan. Perubahan ringan

adalah normal. Masalah visual yang megidentifikasikan

keadaan jiwa yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau

berbayang secara mendadak. Perubahan penglihatan ini

mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin

merupakan gejala dari pre-eklampsi (Sulistyawati, 2012).

7) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan


20

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang

normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan

biasanya hilang setelah istirahat. Bengkak bisa menunjukkan

adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,

tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan

fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia,

gagal jantung atau preeklampsi (Astuti Maya, 2010)

8) Gerakan janin berkurang

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan

gerakannya. Minimal 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang dari

itu, waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim,

misalnya asfiksia janin sampai kematian (Yulifah, 2011).

9) Selaput kelopak mata pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada

banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan

rendah, kuantitas dari sel ini tidak memadai untuk memberikan

oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada

kehamilan karena volume darah meningkat kira-kira 50%

selama kehamilan (Nirmala, 2011).

10) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh > 380C dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi yang

terjadi lebih dari 3 hari dapat merupakan tanda gejala dari


21

infeksi. Penanganan demam antara lain dengan istirahat

berbaring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan

suhu (Lalega, 2013).

11) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya

keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri

ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan

semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang

dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia

(Saifudin dalam Lalega, 2013).

12) Keluar ketuban sebelum waktunya

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

waktunya. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil

aterm diatas 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak

terlalu banyak. Penyebab umum dari KPD adalah

multi/grandemulti, overdistensi (hidramnion, hamil ganda),

disporposi sefalo pelvis, kelainan letak (lintang, sunsang)

(Kusmiyati, 2008).

3. Kehamilan Resiko Tinggi

a. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi

Dibawah ini kemukakan beberapa definisi yang erat

hubungannya dengan resiko tinggi menurut Rustam dalam

Manuaba (2008):
22

1) Wanita resiko tinggi adalah wanita yang dalam lingkaran

hidupnya dapat terancam kesehatan dan jiwanya oleh karena suatu

penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.

2) Ibu resiko tinggi adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi

risiko kematian perinatal atau kematian perinatal.

3) Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat

mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin kehamilan yang

dihadapi.

b. Resiko kehamilan

Menurut Depkes RI, (2007) faktor resiko ialah faktor yang

berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian ibu

(maternal) dan bayi. Faktor resiko dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Faktor resiko rendah

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik tidak

memiliki faktor-faktor resiko berdasarkan klasifikasi resiko sedang

dan resiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.

Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk

PAP minggu ke-36 (Muslihatun, 2009).

2) Faktor resiko sedang

Faktor resiko sedang adalah faktor yang tidak langsung

menimbulkan kematian yaitu, tinggi badan kurang dari 145 cm,

pendidikan ibu rendah, tingkat ekonomi sosial rendah, Hb kurang

dari 8 g %. Tekanan darah diastole 130-160 dan sistole 85-100,


23

jarak usia anak kurang dari 2 tahun, anak lebih dari 5,

primigravida kurang dari 20 tahun, primi tua lebih dari 35 tahun

3) Faktor resiko tinggi

Faktor resiko tinggi merupakan penyebab yang erat

kaitannya dengan kematian ibu atau bayi seperti perdarahan

antepartum, hypertensi lebih dari 160/95, preeklampsia berat,

eklampsia, letak lintang lebih dari 38 minggu, letak sunsang

primigravida, berat janin lebih dari 4 kg, penyakit jantung, ketuban

pecah dini, infeksi berat, partus preterm, gemeli, riwayat sc.

C. Konsep Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh

dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mrngungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA,

yaitu:
24

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di

sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


25

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

– penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang ada (Notoatmodjo,

2011).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :


26

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tak

dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dan begitu juga

sebaliknya.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek psikis dan psikologis (mental).

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dab menekuni

suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih

dalam.

e. Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Jika pengalaman terhadap objek


27

tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan diatas

(Notoatmodjo, 2007).

5. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan terbagi dalam 3 kategori, antara

lain:

a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh petanyaan

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pertanyaan
28

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pertanyaan.

D. Konsep Tentang Ibu Hamil Trimester III

1. Pengertian kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama dan haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari

bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulah ketujuh sampai 9

bulan (Saifuddin, 2009).

2. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada kehamilan Trimester III

a. Perubahan fisiologi selama kehamilan Trimester III

Perubahan yang biasanya terjadi selama kehamilan trimester III

menurut Saifuddin (2009) dan (Bobak, Lowdermik dan Jensen, 2005)

yaitu sebagai berikut:

1) Uterus, Usia kehamilan (UK) 40 minggu, fundus akan turun

kembali dan terletak 3 jari bawa procesus xifoideus (PX),

hal ini disebabkan oleh kepala janin yang turun dan masuk

ke dalam rongga panggul. Umur kehamilan 36 minggu

dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri dengan

menggunakan teknik Mc. Donald dilakukan untuk


29

mengetahui Tafsiran Berat Badan Janin (TBBJ)

(Bobak,Lowdermik dan Jensen, 2005).

2) System payudara, pada trimester III pertumbuhan kelenjar

mamae membuat ukuran payudara semakin membesar, pada

umur kehamilan 32 minggu biasanya keluar cairan yang

keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak

mengandung lemak, cairan ini disebut kolostrum.

3) Kenaikan Berat Badan (BB), kenaikan BB setiap minggu

diharapkan 0,4-0,5 kg metode yang baik untuk mengkaji

peningkatan BB normal selama hamil yaitu dengan cara

menggunakan untuk mengkaji peningkatan BB normal

selama hamil yaitu dengan cara menggunakan rumus Indeks

Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membagi BB

dan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua, peningkatan

BB untuk ibu dengan IMT sebelum hamil normal adalah

11,5-16 kg

(Bobak, Lowdermik dan Jensen, 2005).

4) System respirasi, pada kehamilan 32 minggu keatas,

desakan oleh uterus yang membesar kearah diafragma

kurang leluasa bergerak akibatnya ibu akan merasakan sulit

bernafas.

5) System pencernaan, biasanya terjadi konstipasi karena

pengaruh hormon progesteron yang meningkat, selain itu


30

perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus

yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-

organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus

besar, kearah atas dan lateral.

6) Sistem Kardiovaskuler

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin

meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi

pertumbuhan janin dalam Rahim, tetapi pertambahan sel

darah tidak seimbang dengan peningkatan volume, darah

sehingga terjadi hemodelusi yang disertasi anemia fisologis

(Manuaba, 2010).

3. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III

Kehamilan trimester III sering disebut sebagai periode penantian

dengan penuh kewaspadaan. Rasa tidak nyaman timbul kembali, ibu

merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. Pada periode ini ibu

merasa takut akan proses persalinannya, mulai timbul perasaan

khawatir apabila bayi tidak lahir tepat waktu dan khawatir bayi akan

dilahirkan dalam keadaan tidak normal. Perasaan sedih juga muncul

karena ibu merasa akan terpisah dengan bayinya dan hilangnya

perhatian khusus selama hamil (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2006).

4. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III


31

a. Kebutuhan nutrisi

Pada saat memasuki kehamilan trimester ke III, nafsu makan baik.

Adapun beberapa zat yang diperlukan yaitu karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, kalsium , dan zat besi. Minum air putih

juga sangat penting.

(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).

b. Kebutuhan Istirahat dan tidur sangat dianjurkan bagi ibu hamil

terutama ibu dengan usia kehamilan lanjut dengan tujuan untuk

perkembangan janin dan menjaga kesehatan ibu, pada ibu hamil

dianjurkan untuk istirahat secara teratur pada malam hari ± 8 jam

dan tidur siang hari selam ± 1 jam (Kemenkes, 2016).

c. Menjaga kebersihan diri

Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan,

setelah buang air besar dan buang air kecil. Menyikat gigi secara

benar dan teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur.

Mandi 2 kali sehari bersihkan payudara dan daerah kemaluan, dan

mencuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu. Ganti pakaian

dan pakaian dalam setiap hari. Periksakan gigi ke fasilitas

kesehatan pada saat periksa kehamilan (Kemenkes RI, 2016).

d. Eliminasi

Pada kehamilan trimester III ibu mengalami sering buang air kecil

karena penekanan kandung kemih akibat penurunan kepala janin ke

pintu atas panggul. Selain itu, perubahan hormonal mempengaruhi


32

aktivitas usus halus dan usus besar, sehingga buang air besar

mengalami konstipasi atau sembelit.

(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).

e. Perawatan payudara

Perawatan payudara sangat penting dilakukan untuk menyambut

kelahiran bayi. Sehingga puting susu harus dibersihkan jika

kolustrum keluar. Puting susu yang masuk diusahakan supaya

keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi dan hindari

memilin puting susu pada umur kehamilan yang belum aterm

karena sangat merangsang terjadinya kontraksi.

(Varney, Kriebs, Gegor, 2007).

f. Seksual

Menurut National Institute for Health and Care Excellence (NICE,

2008) ibu hamil harus diberikan informasi bahwa hubungan seksual

pada kehamilan cukup bulan tidak membahayakan janin di dalam

kandungannya, tetapi hubungan seksual pada usia kehamilan belum

cukup bulan dianjurkan untuk mengunakan kondom.

g. Persiapan persalinan

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,

anggota keluarganya dan bidan. Ada 7 komponen penting dalam

rencana kehamilan yaitu: tempat persalinan, memilih tenaga

kesehatan terlatih, transportasi ke tempat persalinan, biaya yang

dibutuhkan selama persalinan, calon pendonor apabila terjadi


33

kegawatdaruratan, pedamping selama persalinan, dan Kb pasca

bersalin yang akan digunakan (Kemenkes, 2009).

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) dengan Stiker (Kemenkes, 2009):

a. Indicator Program

1) Presentase desa melaksanakan P4K dengan stiker.

2) Presentase ibu hamil mendapat stiker.

3) Presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan

antenatal sesuai standar.

4) Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker

yang mengalami komplikasi tertangani.

5) Persentase penggunaan metode KB pasca

persalinan.

6) Presentase ibu bersalin di nakes mendapat

pelayanan nifas.

b. Output perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

dengan stiker.

Output yang diharapkan adalah sebagi berikut:

1) Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel

stiker P4K.

2) Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai

dengan standar.
34

3) Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana

persalinan termasuk KB yang dibuat bersama

dengan penolong persalinan.

4) Bidan menolong persalinan sesuai standar

5) Bidan memberikan pealyanan nias sesuai standar

6) Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan

dan kesehatan lingkungan (sosial-budaya).

5. Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

Menurut Varney (2006), beberapa ketidaknyaman yang

dialami ibu hamil selama trimester III dan cara mengatasinya

sebagai berikut :

a. Nyeri ulu hati, cara mengatasi dengan makan sedikit-sedikit

tapi sering, hindari makanan yang pedas, makanan berminyak,

hindari makan berat atau makanan lengkap sesaat sebelum

tidur, tinggikan bagian kepala tempat tidur

b. Konstipasi, dengan makan makanan tinggi serat, buah,

sayuran, minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur, dan

berjalan setiap hari.

c. Hemorhoid, hindari konstipasi, hindari mengejan, mandi

berendam air hangat atau kompres es untuk mengurangi

hemoroid.
35

d. Insomnia, dengan menganjurkan ibu untuk minum air hangat

sebelum tidur, dapat mandi dengan menggunakan air hangat,

ambil posisi relaksasi.

e. Kram otot betis, dengan perbanyak makanan yang

mengandung kalsium dan pospor, anjurkan elevasi kaki secara

teratur.

f. Buang air kecil yang sering, dengan minum terakhir minimal 2

jam sebelum tidur, menghindari minum kafein, perbanyak

minum di siang hari tanpa mengurangi kebutuhan minum

minimal 8 gelas per hari, dan anjurkan ibu untuk melakukan

senam kegel.

g. Sesak nafas, dengan latihan pernafasan atau pegang kedua

tangan di atas kepala yang akan memberikan ruang bernafas

lebih luas.

h. Mudah lelah, dengan beristirahat dan tidak melakukan

pekerjaan yang terlalu berat.

6. Tanda bahaya kehamilan trimester III

Tanda bahaya pada kehamilan trimester III yang mungkin dialami

pada kehamilan meliputi : muntah terus-menerus dan tidak selera

makan, demam tinggi, bengkak pada (kaki, tangan, dan wajah), sakit

kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan

sebelumnya, perdarahan, air ketuban keluar sebelum waktunya, terasa

sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gata-gatal di daerah
36

kemaluan, batuk terlalu lama (lebih dari 2 minggu), jantung berdebar-

debar atau nyeri dada, diare berulang (Kemenkes RI, 2016).


37

Tabel II.1 Komponen CPR Sesuai BLS AHA 2015


Komponen Dewasa dan Anak Remaja Anak-Anak Bayi
(Usia 1 Tahun hingga (Usia Kurang dari 1 Tahun,
Pubertas) Tidak termasuk Bayi Baru
Lahir)
Keamanan Lokasi Pastikan lingkungan aman untuk penolong dan korban
Pengenalan serangan jantung Periksa adanya reaksi
Nafas terhenti atau tersengal (misalnya : nafas tidak normal,
Tidak ada denyut dalam 10 detik
(Pemeriksaan nafas dan denyut dapat dilakukan secara bersamaan kurang dari 10 detik)
Pengaktifan sistem tanggapan  Jika anda sendiri tanpa ponsel,  Korban terlihat jatuh pingsan
darurat tinggalkan korban untuk  Ikuti langkah langkah untuk orang dewasa dan anak remaja di
mengaktifkan sistem sebelah kiri
tanggapan darurat dan  Korban tidak telihat jatuh pingsan
mengambil AED sebelum  Berikan CPR selama 2 menit
memulai CPR  Tinggalkan korban untuk mengaktifkan sistem tanggapan
 Atau kirim orang lain untuk darurat dan mengambil AED
melakukannya dan mulai CPR  Kembali ke anak atau bayi dan lanjutkan CPR;gunakan AED
secepatnya; gunakan AED segera setelah tersedia
segera setelah tersedia.
Rasio kompresi ventilasi tanpa 1 atau 2 penolong 1 penolong
saluran udara lanjutan 30 : 2 30:2
2 penolong atau lebih
15:2
Rasio kompresi ventsilasi Kompresi berkelanjutan pada kecepatan 100-120/min
dengan saluran udara lanjutan Berikan 1 nafas buatan setiap 6 detik (10 nafas buatan/min)
Kecepatan kompresi 100-120/min
Kedalaman kompresi Minimum 2 inci (5 cm) Minimum sepertiga dari Minimum sepertiga dari
38

Maximum 2,4 inci (6 cm) diameter AP dada; sekitar 2 diameter AP dada; sekitar 1 ½
inci (5 cm) inci (4 cm)
Penempatan tangan 2 tangan berada di separuh 2 tangan atau 1 tangan 1 penolong : 2 jari di bagian
bagian bawah tulang dada (opsional utnuk anak yang tengah dada, tepat di bawah
sangat kecil) berada di separuh baris puting
bagian bawah sternum 2 penolong atau lebih : 2
tangan dengan ibu jari
bergerak melingkar di bagian
tengah dada, tepat di bawah
baris puting.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


Edukasi atau Pendidikan :
A. Kerangkan Konsep a) Metode Individual
(Perorangan)
Ibu Hamil b) Metode Kelompok
Faktor yang
1) Kelompok besar
mempengaruhi
TM 1 Edukasi tanda bahaya a) Ceramah
pengetahuan :
kehamilan
a. Pendidikan
b) Seminar
b. Pekerjaan TM 2
2) Kelompok kecil
c. Umur Output : a) Diskusi
d. Minat TM 3 1. Tahu kelompok
e. Pengalaman 22 2. Paham b) Curah pendapat
f. Kebudayaan
c) Metode Massa
g. Informasi Pengetahuan tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Pengetahuan tentang Tanda Keterangan :
(Pre Test) Bahaya Kehamilan
(Post Test) : Di teliti
Penilaian pengetahuan:
1. Baik : 76% - 100% Penilaian pengetahuan: : Tidak diteliti
2. Cukup : 56% - 75% 1. Baik : 76% - 100%
3. Kurang : 40% - 55% 2. Cukup : 56% - 75% : Berpengaruh
3. Kurang : 40% - 55%
: Berhubungann

Gambar I.1 Kerangka konsep penelitian pengaruh edukasi tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III

39
40

1. Penjelasan dari Kerangka Konsep

Dalam mendapatkan pengetahuan seseorang akan bisa memperolehnya

dari hasil pendidikan kesehatan. Maka dalam penelitian ini, akan meneliti

pengetahuan dan sikap sampel tentang CPR AHA 2015 setelah diberikan

pendidikan kesehatan dan ditambah demonstrasi. Setelah itu akan

dilakukan peniliaian tentang pengetahuan dan sikap sampel tentang CPR

dalam Guidelines AHA 2015, dengan memberikan penilaian pada

pengetahuan dengan nilai Baik, Cukup, dan Kurang. Untuk penilaian sikap

dengan menggunakan skala likert sangat setuju; setuju; tidak setuju; sangat

tidak setuju, selanjutnya menjumlah nilai skala likert dan

mengkategorikan sikap positif (favourable) atau sikap negatif

(Unfavourable).

B. Hipotesis

Hipotesis, berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”

artinya sementara dan “thesis” artinya pernyataan. Menurut dantes (2012)

hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus di uji melalui data atau fakta

yang di peroleh melalui penelitian.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Cardiopulmonary

Resuscitation Guidelines AHA 2015 dengan Pengetahuan dan Sikap

tentang Cardiopulmonary Resuscitation Guidelines AHA 2015 Pada


41

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti

Wiyata Kediri
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Quasy Experimental dengan

menggunakan rancangan penelitian pre test-post test with control group

design. Pada kelompok intervensi diberikan pendidikan kesehatan tentang

CPR AHA 2015, sebelum perlakuan diberikan pre test tentang pengetahuan

CPR AHA 2015 dan setelah perlakuan dilakukan post test tentang

pengetahuan CPR AHA 2015. Pada kelompok kontrol, diberikan pre test dan

post test tanpa diberikan perlakuan. Design ini berupaya untuk

mengungkapkan pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengetahuan sampel

penelitian tentang CPR sesuai AHA 2015. Bentuk rancangan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Rancangan Penelitian


Subjek Pre test perlakuan Post test
Kelompok intervensi O1 X O2
Kelompok kontrol O3 - O4
Keterangan :

O1 : pengetahuan mahasiswa IIK BW tingkat 1 dan 2 tentang CPR AHA 2015

sebelum diberikan program pendidikan kesehatan CPR AHA 2015

(pretest)

O2 : pengetahuan mahasiswa IIK BW tingkat 1 dan 2 tentang CPR AHA 2015

sesudah diberikan program pendidikan kesehatan CPR AHA 2015

(posttest)

X : intervensi pendidikan kesehatan CPR AHA 2015

42
43

O3 : pengetahuan mahasiswa IIK BW tingkat 1 dan 2 tentang CPR AHA 2015

pada kelompok kontrol (pretest)

O4 : pengetahuan mahasiswa IIK BW tingkat 1 dan 2 tentang CPR AHA 2015

pada kelompok kontrol (posttest)

B. Populasi dan Sampel penelitian

1) Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria - kriteria yang di

tentukan dalam sebuah penelitian (Nursalam, 2014).

Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa tingkat 1 dan 2 S1

Keperawatan yang sedang menempuh pendidikan di kampus IIK Bhakti

Wiyata. Populasi berjumlah 69 mahaiswa tingkat 1 dan 2.

2) Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat di

pergunakan sebagai subjek dalam penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2014)

Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1 prodi S1

Keperawatan IIK Bhakti Wiyata. Sampel mahasiswa S1 Keperawatan

tingkat 1 dan 2 IIK Bhakti Wiyata kediri di kategorikan dalam :

a) Kriteria inklusi :

1) Mahasiswa tingkat 1 dan 2 S1 Keperawatan di IIK Bhakti Wiyata

kediri.

2) Bersedia menjadi responden.

b) Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :


44

1) Mahasiswa yang tidak hadir saat pengambilan data

2) Mahasiswa yang sedang cuti

3) Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara – cara

yang di tempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel

yang benar - benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian

(Sastroasmoro & Ismail, 1995 dalam Nursalam, 2014).

Tehnik sampling yang di gunakan untuk penelitian ini adalah teknik

sampling Purposive sampling, adalah suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di

kehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian), sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2014).

Dan untuk menentukan jumlah responden untuk kelompok intervensi

atau kelompok kontrol di lakukan penghitungan dengan melakukan

tehnik random sampling mengambil responden secara acak untuk

dikelompokkan ke dalam kelompok intervensi atau kelompok kontrol.

Untuk menentukan jumlah responden tiap kelompok, memakai rumus :

𝑁
n=
𝑡

Keterangan :

n : Jumlah sampel dalam satu kelompok

N : jumlah sampel seluruhnya


45

t : jumlah kelompok

Jumlah responden yang didapatkan dari kriteria inklusi dan

eksklusi sejumlah 52 responden. Dan dibagi ke dalam dua kelompok :

𝑁
n=
𝑡

52
n=
2

n = 26 responden

Jadi tiap kelompok, terdapat 26 responden. Kelompok intervensi

berjumlah 26 responden dan kelompok kontrol berjumlah 26 responden.

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kampus IIK Bhakti Wiyata kediri

D. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan 20-21 April 2017.

Jadwal kegiatan penelitian terlampir


46

E. Definisi operasional

Penelitian akan dilakukan dengan memberikan ceramah tentang CPR yang

dibantu dengan instruktur CPR yang pernah mengikuti pelatihan BTCLS dan

bekerja di Ruang ICU. Berikut distribusi dari definisi operasional :

Tabel IV.2 Definisi Operasional


NO VARIABEL DEFINISI PARAMETER ALAT SKALA SKOR
UKUR
1 Pendidikan Upaya untuk Pendidikan - Nominal -
Kesehatan memberikan Kesehatan tentang
tentang CPR pengetahuan Cardiopulmonary
Guidelines baru dan bisa Resuscitation
AHA 2015 memberikan sesuai Guidelines
manfaat bagi AHA 2015
penerima
informasi
kesehatan
tentang CPR
Guidelines
AHA 2015.
2 Pengetahuan Suatu respon Pengertian CPR. Kuesioner Ordinal Baik : 76% -
yang didapat Cara melakukan dengan butir 100% jawaban
seseorang CPR. soal 16 soal, benar
setelah Posisi yang benar yang berisi
melakukan saat CPR. tentang Cukup : 56% -
penginderaan Waktu yang tepat pengertian 75% jawaban
terhadap objek untuk dilakukan CPR, cara benar
atau suatu nya CPR. melakukan
kejadian. Waktu CPR, posisi Kurang : 40%
berhentinya yang benar - 55% jawaban
melakukan CPR. saat CPR, benar
waktu yang
tepat untuk
dilakukan
nya CPR,
waktu
berhentinya
melakukan
CPR.
3 Sikap Kecenderunga Sikap untuk Kuesioner Nominal Sikap Positif,
n seseorang melakukan CPR. tentang cara jika skor T ≥
dalam Sikap untuk melakukan skor mean
melakuan menolong pasien CPR AHA kelompok
sesuatu hal henti jantung. 2015
dengan Sikap dalam Sikap Negatif,
mempertimba melakukan CPR. jika skor T <
ngkan hal skor mean
posistif dan kelompok
negatif.
47

F. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a) Variabel independen

Sugiyono (2014) mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang menjadi variabel

bebas adalah pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015.

b) Variabel dependen

Sugiyono (2014) mendefinisikan variabel terikat atau variabel

dependen sebagai berikut variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel terikat (dependent variable) yaitu pengetahuan

tentang CPR AHA 2015 dan sikap tentang CPR AHA 2015.

G. Alat penelitian dan cara pengumpulan data

1. Alat Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam artian memaparkan tentang hal hal yang diketahui oleh

responden. (Arikunto, 2010 dalam Fathoni,2014).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah

disediakan pilihan jawaban sehingga responden dapat memilih jawaban

yang sudah disediakan. (Arikunto, 2010 dalam Fathoni, 2014).


48

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah post test tentang

pengetahuan yaitu dengan soal 16 soal yang terdapat jawaban untuk dipilih

para responden atau jawaban Multiple Choice (pilihan ganda), apabila

responden mampu menjawab benar dengan nilai 76% – 100% maka

dikategorikan baik, bila menjawab benar dengan prosentase 56% – 75%

maka dikategorikan cukup, dan bila menjawab benar dengan prosentase

40% - 55% maka dikategorikan kurang. Dan 10 butir soal untuk post test

tentang sikap dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat

tidak setuju.

2. Uji validitas dan Reliabilitas

Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas, suatu kuesioner dapat di

katakan valid atau reliabel jika hasil dari r hitung > r tabel. Dan nilai r tabel

untuk 20 responden adalah 0,444 (Junaidi, 2014).

a) Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang CPR

Tabel IV.3 Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan tentang CPR


SOAL r hitung r tabel KETERANGAN
Soal 1 0,334 0,444 Tidak Valid
Soal 2 0,729 0,444 Valid
Soal 3 0,357 0,444 Tidak Valid
Soal 4 0,581 0,444 Valid
Soal 5 0,656 0,444 Valid
Soal 6 0,705 0,444 Valid
Soal 7 0,464 0,444 Valid
Soal 8 0,656 0,444 Valid
Soal 9 0,628 0,444 Valid
Soal 10 0,841 0,444 Valid
Soal 11 0,565 0,444 Valid
Soal 12 0,487 0,444 Valid
Soal 13 0,841 0,444 Valid
Soal 14 0,714 0,444 Valid
Soal 15 0,533 0,444 Valid
Soal 16 0,534 0,444 Valid
Soal 17 0,461 0,444 Valid
Soal 18 0,056 0,444 Tidak Valid
Soal 19 0,86 0,444 Valid
49

Soal 20 0,09 0,444 Tidak Valid

Karena jumlah sampel dalam uji validitas ini ada 20 responden maka batas

nilai tabel r dengan signifikansi 0,05 (5%) adalah 0,444 (Junaidi, 2014).

Dari hasil uji validitas di atas, didapat jumlah kuesioner pengetahuan yang

valid ada 16 puertanyaan, tidak valid ada 4 pertanyaan (Soal 1,3,18,20).

b) Uji Reliabilitas

Tabel IV.4 Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan tentang CPR


Reliability Statistics
Cronbac N
h's Alpha of Items
,826 20
Karena nilai cronbach’s alpha adalah 0,826 ( > 0,444), maka kuesioner

dapat dikatakan reliabel.

c) Uji Validitas Kuesioner Sikap Tentang CPR

Tabel IV.5 Hasil uji validitas kuesioner sikap tentang CPR


SOAL r hitung r tabel KETERANGAN
Soal 1 0,688 0,444 Valid
Soal 2 0,750 0,444 Valid
Soal 3 0,939 0,444 Valid
Soal 4 0,667 0,444 Valid
Soal 5 0,834 0,444 Valid
Soal 6 0,669 0,444 Valid
Soal 7 0,665 0,444 Valid
Soal 8 -0,286 0,444 Tidak Valid
Soal 9 0,738 0,444 Valid
Soal 10 -0,665 0,444 Tidak Valid
Soal 11 0,217 0,444 Tidak Valid
Soal 12 0,573 0,444 Valid
Soal 13 0,229 0,444 Tidak Valid
Soal 14 0,249 0,444 Tidak Valid
Soal 15 0,669 0,444 Valid
Karena jumlah sampel dalam uji validitas ini ada 20 responden maka batas

nilai r tabel dengan signifikansi 0,05 (5%) adalah 0,444 (Junaidi, 2014).

Dari hasil uji validitas di atas, didapat jumlah kuesioner pengetahuan yang

valid ada 10 puertanyaan, tidak valid ada 5 pertanyaan( Soal 8, 10,11,12,14).


50

d) Uji Reliabilitas

Tabel IV.6 Hasil uji reliabilitas kuesioner sikap tentang CPR


Reliability Statistics
Cronbac
h's Alpha Based
Cronbac on Standardized N
h's Alpha Items of Items
,722 ,656 15
Karena nilai cronbach’s alpha adalah 0,722 ( > 0,444), maka kuesioner

dapat dikatakan reliabel.

3. Cara Pengumpulan Data

a) Data Primer

Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan

secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian. Data primer

dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari kuesioner yang

diberikan kepada responden.

b) Data Sekunder

Dari subyek peneliti yang diukur sesudah pemberian kuesioner

pengetahuan dan sikap tentang CPR Guidelines AHA 2015.

4. Tahap Pengumpulan Data

a) Peneliti mengumpulkan data pertama dengan melakukan interview pada

10 sampel responden pertama.

b) Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian

ini dengan membaca beberapa referensi dan beberaoa jurnal yang

bersangkutan dengan penelitian ini.

c) Peneliti melakukan study pendahuluan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan CPR pada responden mahasiswa.


51

d) Peneliti menyusun skripsi yang sebelumnya berkonsultasi dalam

penyusunan materi kepada pembimbing I dan pembimbing II.

e) Peneiliti melakukan revisi skripsi penelitian sebelum melaksanakan

penelitian yang kemudian dikonsultasikan kembali kepada pembimbig I

dan pembimbing II.

f) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada IIK Bhakti

Wiyata kediri.

5. Tahap Pelaksanaan

a) Peneliti menetapkan objek penelitian dengan pemilihan sampel yaitu

mahasiswa tingkat 1 dan 2 Prodi S1 Keperawatan di IIK Bhakti

Wiyata Kediri.

b) Peneliti memberikan pendidikan kesehatan dengan dibantu asisten

dalam memberikan materi CPR dengan konsep ceramah dan

demonstrasi.

c) Peneliti melakukan pengambilan data tentang pengetahuan CPR

setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR.

d) Peniliti menyusun laporan hasil penelitian.

6. Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi :

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan datayang

dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 uji Wilcoxon untuk

populasi berdistribusi data tidak normal, adapun uji paired sample T-test

untuk distribusi data normal.. Sebelum melaksanakan analisa data


52

beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan data

yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala.

Langkah langkah pengolahan yaitu :

1. Editing atau mengedit data, dimasukkan untuk melakukan evaluasi

kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian kriteria data yang diperlukan

untuk mengunci hipotesis atau menjawab tujuan penelitian.

2. Coding atau memberi kode data merupakan suatu metode untuk

mengobservasi data yang sudah dikumpulkan selama penelitian

kedalam simbol yang tepat untuk keperluan analisa terhadap hasil

observasi yang sudah dilakukan. Dalam penelitian ini coding

dilakukan dengan menggunakan kode angaka 1,2,3,4. Coding

digunakan untuk melakukan pengukuran sikap sampel dengan

menggunakan skala likert. Adapun penggunaan skala 1 - 4 pada

kuesioner sikap untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi ke

dalam empat kategori yakni:

(1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 (+) / skor 1 (-)

(2) Setuju (S) diberi skor 3 (+) / skor 2 (-)

(3) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 (+) / skor 3 (-)

(4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 (+) / skor 4 (-)

Adapun penggunaan kode 0 dan 1 pada kuesioner pengetahuan yang di

bagi kedalam dua kategori yaitu :

1. Kode 0 untuk jawaban yang salah

2. Kode 1 untuk jawaban yang benar


53

Setelah skor diperoleh lalu dicari rata-rata skor per responden. Data

responden secara individu didistribusikan berdasarkan kriteria tertentu,

sehingga dapat dideskripsikan distribusi jawabannya.

3. Entri data merupakan proses memasukkan data kedalam aplikasi

komputer, yang digunakan adalah aplikasi SPSS 21.

4. Tabulasi merupakan proses mengklasifikasikan data menurut kriteria

tertentu dari masing - masing item.

H. Analisa data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan

atau menggambarkan karakteristik masing - masing variabel yang di teliti.

Analisis univariat akan tersaji dalam bentuk distribusi frekuensi

(Widyasari&Anika, 2011 dalam kusumastuti, 2014) Variabel yang di

analisis secara univariat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

dan sikap sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok

intervensi.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang

CPR AHA 2015 dengan melihat perbandingan pre test – post test,

dilakukan uji paired sample T-test untuk populasi berdistribusi data tidak

normal, adapun uji Independent t test untuk distribusi data normal. Karena
54

skala data ordinal dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.

Intepretasi hasil uji statistik bila :

ρ value > α (0,05) maka Ho diterima atau H1 ditolak, tidak ada

pengaruh pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015 dengan tingkat

pengetahuan CPR AHA 2015.

ρ value ≤ α (0,05) maka H1 diterima atau Ho ditolak, ada pengaruh

pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015 dengan tingkat

pengetahuan CPR AHA 2015.

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :

1. Informed consent

Informed Consent adalah persetujuan antara peneliti dan responden

dengan memberikan lembar persetujuan. Inform consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan, dengan memberikan lembar persetujuan

sebagai responden. Peneliti memberikan informasi tentang mekanisme atau

proses penelitian sebagai calon responden, sehingga mampu memahami dan

diharapkan dapat berpartisipasi secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan.

Lembar informed consent ditanda tangani oleh responden setelah bersedia

menjadi responden, apabila responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden (Aziz, 2014 dikutip dalam Ambarwati, 2015).

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak


55

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data (kuesioner) atau hasil penelitian yang

akan disajikan (Aziz, 2014 dikutip dalam Ambarwati, 2015).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Peneliti memberitahukan jaminan rahasia kepada responden sebelum

kuesioner dibagikan, yaitu semua informasi responden dirahasiakan kecuali

hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk tujuan

akademis saja. (Aziz, 2014 dikutip dalam Ambarwati, 2015).


56

J. Kerangka Kerja
Populasi
Mahasiswa tingkat 1 dan 2 S1
keperawatan dengan jumlah 69
responden
Tehnik Sampling:
Purposive Sampling
Sampel, berjumlah 52 responden
Sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

Melakukan Pre test Melakukan Pre test

Menentukan kelompok Menentukan kelompok


kontrol intervensi

Memberikan ceramah Memberikan ceramah


tentang CPR dan demo tentang CPR

Melakukan post test Melakukan post test


- Pengetahuan CPR - Pengetahuan CPR
- Sikap tentang CPR - Sikap tentang CPR

Pengolahan data :
- Tabulasi - Coding
- Entri data - editing

Melakukan Analisa Data


dengan analisa univariat
dan analisa bivariat

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar IV.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang


Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap pengetahuan
dan sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
57

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan

kesehatan Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap pengetahuan dan

sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation pada mahasiswa Prodi S1

Keperawatan IIK Kediri. Berdasarkan data yang diambil selama 1 hari penelitian

yaitu pada tanggal 20 April 2017 dengan 52 responden yang telah memenuhi

kriteria. Dari kegiatan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut :

A. Data Umum

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa tingkat 1 dan 2

yang sedang menempuh kuliah di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri yang telah sesuai kriteria. Sesuai

dengan hasil penelitian, diperoleh data karakteristik responden sebagai

berikut :

a. Frekuensi Responden

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Masa Kuliah Responden


NO Tingkat Frekuensi Persentase (%)
1 tingkat 1 23 44,23
2 tingkat 2 29 55,77
Total 52 100

Pada tabel V.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden adalah tingkat 2, yaitu 55,77%.


58

b. Jenis Kelamin Responden

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin


Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki laki 27 51,92
2 Perempuan 25 48,08
Total 52 100

Pada tabel V.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden adalah laki laki yaitu 51,92%.

B. Data Khusus

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Cardiopulmonary Resuscitation

AHA 2015 pada kelompok Intervensi

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan


Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
kelompok intervensi.
Kategori Sebelum Sesudah
No
Pengetahuan Jumlah Persen Jumlah Persen
1 Baik 0 0 11 42,3%
2 Cukup 14 53,8% 15 57,7%
3 Kurang 12 46,2% 0 0
Total 26 100% 26 100%

Dari hasil tabel V.3 dapat diketahui bahwa responden sebelum

diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015 sebagian

besar memiliki pengetahuan cukup tentang CPR AHA 2015 yaitu

53,8%, setelah responden diberikan pendidikan kesehatan tentang

CPR AHA 2015 sebagian besar memiliki pengetahuan cukup dan

baik yaitu 57,7% dan 42,3%.


59

2. Tingkat Pengetahuan Tentang Cardiopulmonary Resuscitation

AHA 2015 pada kelompok kontrol

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan


Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
Kategori Sebelum Sesudah
No
Pengetahuan Jumlah Persen Jumlah Persen
1 Baik 0 0 9 34,6%
2 Cukup 11 42,3% 17 65,4%
3 Kurang 15 57,7% 0 0
Total 26 100% 26 100%

Dari hasil tabel V.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR

AHA 2015 memiliki pengetahuan kurang tentang CPR AHA 2015

yaitu 57,7%. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR

AHA 2015 sebagian besar memiliki pengetahuan baik dan cukup

yaitu 34,6% dan 65,4%.

3. Sikap Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada

Kelompok Intervensi

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Tentang


Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 kelompok
intervensi.
Sebelum Sesudah
No Kategori Sikap
Jumlah Persen Jumlah Persen
1 Positif 11 42,3% 16 61,5%
2 Negatif 15 57,7% 10 38,5%
Total 26 100% 26 100%

Dari hasil tabel V.5 dapat diketahui bahwa responden sebelum

diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015 memiliki

sikap negatif (Unfavourable) tentang Cardiopulmonary Resuscitation

AHA 2015 sebesar 57,3%, setelah diberikan pendidikan kesehatan


60

tentang CPR AHA 2015 sebagian besar responden memiliki sikap

positif (favourable) sebesar 61,5%.

4. Sikap Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada

Kelompok Kontrol

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Tentang


Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada Kelompok
Kontrol.
Sebelum Sesudah
No Kategori Sikap
Jumlah Persen Jumlah Persen
1 Positif 9 34,6% 16 61,5%
2 Negatif 17 65,4% 10 38,5%
Total 26 100% 26 100%

Dari hasil tabel V.6 dapat diketahui bahwa bahwa responden

sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang CPR AHA 2015

sebagian besar memiliki sikap negatif (Unfavourable) tentang CPR

AHA 2015 yaitu 65,4% , setelah diberikan pendidikan kesehatan

tentang CPR AHA 2015 sebagian besar memiliki sikap positif

(Favourable) yaitu 61,5%.

C. Analisa Bivariat

1. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden Kelompok

Intervensi

a. Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel V.7 Distribusi frekuensi tabulasi silang (crosstabs) pre test


pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada Kelompok Intervensi
Pre_Sikap
Positif Negatif Total
Pre Cukup Frekuensi 8 6 14
Pengetahuan % Persentase 57,1% 42,9% 100,0%
Kurang Frekuensi 3 9 12
61

% Persentase 25,0% 75,0% 100,0%


Total 11 15 26
% persentase 42,3% 57,7% 100,0%

Dari tabel V.7 dapat dilihat bahwa pada hasil pre test kelompok

intervensi didapat sebagian besar responden dengan pengetahuan

kurang dan sikap negatif yaitu 9 responden.

b. Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel V.8 Distribusi frekuensi tabulasi silang (crosstabs) post test


pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada Kelompok Intervensi

Post_Sikap
Positif Negatif Total
Post Baik Frekuensi 8 3 21
Pengetahuan % Persentase 72,7% 27,3% 100,0%
Cukup Frekuensi 8 7 5
% Persentase 53,3% 46,7% 100,0%
Total 16 10 26
% Persentase total 61,5% 38,5% 100,0%

Dari tabel V.8 dapat dilihat bahwa pada hasil post test setelah

diberikan pendidikan kesehatan, kelompok intervensi didapat

sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik dan sikap

positif yaitu 8 responden.

2. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden Kelompok

Kontrol

a. Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel V.9 Distribusi frekuensi tabulasi silang (crosstabs) pre test


pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada Kelompok Kontrol
Pre_Sikap
Positif Negatif Total
Pre Cukup Frekuensi 2 9 11
Pengetahuan % Persentase 18,2% 81,8% 100,0%
Kurang Frekuensi 7 8 15
62

% Persentase 46,7% 53,3% 100,0%


Total 9 17 26
% Persentase 34,6% 65,4% 100,0%

Dari tabel V.9 dapat dilihat bahwa pada hasil pre test

kelompok kontrol didapat sebagian besar jumlah responden

dengan pengetahuan cukup dan sikap positif yaitu 9 responden.

b. Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel V.10 Distribusi frekuensi tabulasi silang (crosstabs) post test


pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada Kelompok Kontrol
Post_Sikap
Positif Negatif Total
Post Baik Frekuensi 6 3 13
Pengetahuan % Persentase 66,7% 33,3% 100,0%
Cukup Frekuensi 10 7 13
% Persentase 58,8% 41,2% 100,0%
Total 16 10 26
% Persentase total 61,5% 38,5% 100,0%

Dari tabel V.10 dapat dilihat bahwa pada hasil post test setelah

diberikan pendidikan kesehatan, kelompok kontrol didapat sebagian

besar jumlah responden dengan pengetahuan cukup dan sikap positif

yaitu 10 responden.

D. Keterbatasan Penelitian

Jumlah responden yang sedikit untuk bersedia mengikuti penelitian

ini.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa tingkat pengetahuan responden tentang

Cardioresuscitationpulmonary AHA 2015 pada Mahasiswa prodi S1

Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri sebelum dilakukan Pendidikan

Kesehatan

Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tingkat

pengetahuan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok

kontrol 15 responden (42,3%) memiliki pengetahuan cukup dan 11 responden

(57,7%) memiliki pengetahuan kurang. Pada kelompok intervensi 14 responden

(53,8%) memiliki pengetahuan cukup dan 12 responden (46,2%) memiliki

pengetahuan kurang.

Berdasarkan data pengetahuan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pengetahuan responden sebagian besar masih cukup/kurang. Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya adalah informasi, karena

informasi dapat memberikan seseorang pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007).

Karena responden masih belum mendapatkan informasi yang cukup, sehingga

pengetahuan mereka dalam penelitian ini masih tergolong cukup/kurang. Kondisi

ini disebabkan juga adanya rasa takut pada kejadiandengan pasien henti jantung,

sehingga mereka cenderung menghindari sesuatu yang berkaitan dengan henti

jantung karena belum mendapat pengetahuan tentang Cardiopulmonary

Resuscitation. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian Saptaningrum

(2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya

63
64

pengetahuan remaja tentang pertolongan pertama pada suatu penyakit, adalah

adanya rasa takut remaja terhadap penyakit tersebut misalnya keracunan,

kecelakaan dan sebagainya, sehingga remaja cenderung menghindari semua hal

yang berkaitan dan menyebabkan pengetahuannya menjadi rendah (Saputro,

2017).

B. Analisa Sikap responden tentang Cardio Resuscitation Pulmonary AHA 2015

pada Mahasiswa prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri sebelum

dilakukan Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa sikap responden

tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok kontrol 9

responden (34,6%) memiliki sikap positif (Favourable) dan 17 responden (65,4%)

memiliki sikap negatif (Unfavourable). Pada kelompok intervensi 11 responden

(42,3%) memiliki sikap positif (Favourable) dan 15 responden (57,7%) memiliki

sikap negatif (Unfavourable).

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam proses

pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi,

pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,

lembaga pendidikan dan lembaga agama dan pengaruh faktor emosional (Azwar,

2005 dalam Saputro, 2017).


65

Responden yang kurang mendapat informasi dari media informasi, maka

akan merasa belum siap melakukan pertolongan dan timbullah sikap negatif untuk

menolong pasien yang henti jantung.

C. Analisa Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan Pendidikan

Kesehatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada

Mahasiswa prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data bahwa

pengetahuan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok

kontrol 9 responden (34,6%) memiliki pengetahuan baik dan 17 responden

(65,4%) memiliki pengetahuan cukup. Pada kelompok intervensi sejumlah 11

responden memiliki pengetahuan baik (42,3%) dan 15 responden memiliki

pengetahuan cukup (57,7%). Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan

responden yaitu dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan yang cukup

menjadi baik, dan penurunan pengetahuan yang kurang menjadi 0%.

Hal itu sesuai menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan &

Dewi (2011), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Sedangkan menurut Wawan &

Dewi (2011) pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Goldman (Bordbar &

Faridhosseini, 2010) yang mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai suatu


66

bentuk pendidikan ataupun pelatihan terhadap seseorang dengan gangguan

psikiatri yang bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi (Saputro, 2017).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Muliana (2014)

tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap

remaja SMA tentang upaya pencegahan HIV/Aids. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan

HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan dan sikap (Saputro, 2017).

D. Analisa Sikap responden setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang

Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada Mahasiswa prodi S1

Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri

Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh data bahwa sikap tentang

Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok kontrol sejumlah 16

responden sikap positif (61,5%) meningkat 26,9% dari hasil saat pretest, dan 10

responden sikap negatif (38,5%) mengalami penurunan 26,9% dari hasil pretest.

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau

mengajak orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan

perilaku sehat. Secara operasional adalah kegiatan untuk memberikan

pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007). Sikap responden terhadap

pertolongan pertama pada korban henti jantung didorong oleh berbagai faktor,

salah satunya adalah peningkatan pengetahuan mereka tentang pertolongan

pertama pada korban henti jantung dengan Cardiopulmonary Resuscitation.

Karena responden mendapat pengetahuan baru dari hasil pendidikan kesehatan,


67

sehingga memberikan respon positif pada responden yang akhirnya menimbulkan

sikap positif pada responden (Oskup & Schult 2005 dalam Sonatha, 2012).

Kesamaan nilai sikap positif dan negatif pada kedua kelompok, bisa disebabkan

oleh salah satu kelompok sudah membaca sedikit informasi tentang

Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015. Maka bisa terjadi kesamaan nilai

pada kedua kelompok.

E. Analisa pengaruh pendidikan kesehatan Cardiopulmonary Resuscitation AHA

2015 terhadap pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary

Resuscitation pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan IIK Kediri

Setelah dilakukan uji normalitas data pada kedua kelompok menunjukkan

data berdistribusi tidak normal (nilai sig < 0,05), maka dilakukan uji Non-

Parametrik test (uji Wilcoxon).

Hasil uji statistik menunjukkan nilai mean post test kelompok intervensi

yaitu 12,27 lebih besar dari nilai mean kelompok kontrol yaitu 12,04 dan nilai

signifikansi pada nilai uji wilcoxon pada kelompok intervensi pengetahuan adalah

0,000 dan sikap 0,000. Pada kelompok kontrol niali signifikansi pengetahuan

adalah 0,00 dan sikap 0,000, karena nilai signifikansi kedua kelompok kurang dari

ρ-value (sig < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yaitu ada pengaruh

pendidikan kesehatan Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap

pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation pada mahasiswa

Prodi S1 Keperawatan IIK Kediri.

Adanya perbedaan pengetahuan ini, sesungguhnya tidak lepas dari

pemberian pendidikan kesehatan pada kedua kelompok dan praktik pada


68

kelompok intervensi. Sehingga tingkat pengetahuan menunjukkan adanya

perubahan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lontoh (2013) menunjukkan adanya pengaruh

pelatihan BLS terhadap pengetahuan resusitasi jantung paru pada Siswa-siswi

SMA Negeri 1 Toili.


BAB VII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan responden sebagian

besar memiliki pengetahuan cukup mencapai 25 responden.

2. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan responden

sebagian besar menjadi pengetahuan baik dan yang lainnya memiliki

pengetahuan cukup mencapai 34 responden.

3. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sikap responden sebagian besar

memiliki sikap negatif yang hampir mencapai 32 responden.

4. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, sikap responden sebagian besar

menjadi sikap positif mencapai 32 responden.

5. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa pendidikan kesehatan tentang

Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 memiliki pengaruh terhadap

pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA

2015.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang

Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 agar lulusannya lebih

menguasai tehnik Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 ketika

menghadapi pasien atau korban dengan henti jantung dan henti nafas.

69
70

2. Bagi Responden

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap positif

tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 dan digunakan dengan

benar ketika menjumpai korban dengan henti jantung dan henti nafas.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Cardiopulmonary

Resuscitation AHA 2015 dan mampu memberi pertolongan pertama ketika

ada korban henti jantung dan henti nafas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian berikutnya bisa menambahkan jumlah

kuesioner untuk kuesioner pengetahuan dan sikap pada penelitian yang

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati.2014.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Polisi Lalu


Lintas Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Unit LAKA Dan Patroli
SATLANTAS POLRESTA Surakarta.
American Heart Association (AHA) 2015.Fokus utama Pembaruan Pedoman American
Heart Association 2015 untuk CPR dan ECC.
Arikunto.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Fathoni, Aziz Nur.2014.Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Basic Life
Support (BLS) Dengan Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan Primary
Survey DI RSUD dr. Soedirman Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.
Hazinski, et al.2015.Part 3 : Ethical Issues : 2015 American Heart Association
Guidelines Upodate for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovasxuler Care.American Heart Association:Dallas.
Hutapea, E.2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang
Bantuan Hidup Dasar di Kota Depok. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Junaidi.2014.Menghitung Nilai Distribusi F. Distribusi t dan Distribusi r dengan
Microsoft Excel.Jambi
Lontoh, Christie. Kiling, Maykel. Wongkar, Djon. (2013).Pengaruh Pelatihan Teori
Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru
Siswasiswi SMA Negeri 1 Toili.Ejournal keperawatan,1-5.
Mubarak dan Chayati.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.Salemba
Medika:Jakarta
Notoatmodjo, S.2007.Pengantar Pendidikan dan Ikmu Penelitian Kesehatan.Andi
offset:Yogyakarta
Notoatmodjo, S.2012.Promosi Kesehatan Perilaku Kesehatan.PT. Rineka Cipta:Jakarta
Nursalam.2013.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis, Edisi
3.Jakarta:Salemba Medika.

71
72

Saputro, Wisnu Wijiyanto.2017.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode


Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Di SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali.
Sonatha, Betty.2012.Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga Dalam
Pemberian Perawatan Pasien Pasca Stroke.
Suharsono, T. & Ningsih, D.2012.Penatalaksanaan Henti Jantung di Luar Rumah
Sakit.Malang.UMM Press.
Vanden, H., Morrison, L., Shuster, M., Donnino, M,, Sinz, M., Lavonas, E. 2010. Part
12 Cardiac Arrest in Special Situation 2010 American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Journal of the American Heart Circulation
(110.971069): S829-S86.
Wawan, A., Dewi, M., 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Wulandari, Ayu.2015.Pengetahuan Perawat Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pada Pasien Kegawatan Kecelakaan Lalu Lintas di RSUD dr Soehadi
Prijonegoro Sragen.
Yanti Bala, Dede Kharisma, Abdul Rakhmat & Junaidi. 2014. Gambaran Pengetahuan
dan Pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar Perawat Gawat Darurat Di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Labuang Baji Makassar.Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis.Vol 4.No 4.
.
73

Lampiran 1
74

Lampiran 2
75

Lampiran 3
76

Lampiran 4

Jadwal kegiatan penelitian


Agenda Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Mingg I I I I I I I I I I
I I II I II I I I I I
u I II III I II III I II I II I I I I I I V I I V
V V I V I V I V I V
I I I I
Konsul judul
Konsul bab I –
bab IV
Pengambilan
Data awal
Konsul
kuesioner
Uji validitas
dan reliabilitas
Sidang
proposal
Revisi
proposal
Penelitian
Konsul bab V-
VII
Sidang skripsi

Keterangan :
: pelaksanaan kegiatan
77

Lampiran 5
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Inisial Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
No. Telp :
Alamat :

Menyatakan bersedia dan setuju untuk mengikuti penelitian tentang :


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CARDIOPULMONARY
RESUSCITATION AHA 2015 TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
TENTANG CARDIOPULMONARY RESUSCITATION AHA 2015, secara sukaela
mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari pene;litian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya setujui untuk dapat digunakan


sebagaimana mestinya.
Kediri,.................. 20...

Pelaksana Peneliti Responden


78

Lampiran 6
Kuesioner tentang CPR

Inisial respoden :
Jenis kelamin :
Tingkat :
Kode responden : ..................................... (diisi oleh peneliti)
Jawab pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat.
1. Apa pengertian dari CPR.?
a. Pertolongan pertama kepada pasien yang mengalami henti jantung
b. Pertolonga pertama pada pasien dengan palpitasi
c. Pertolongan pertama pada pasien dengan aritmia
d. Pertolongan pertama pada pasien dengan koma
2. Berapa kedalaman maksimal dalam memberikan kompresi dada .....
a. 2,4 inci c. 3,4 inci
b. 3 inci d. 2,5 inci
3. Berapa jumlah kompresi yang di tentukan sesuai AHA 2015.?
a. 80-90x/menit c. 100-110x/menit
b. 90-100x/menit d. 100-120x/menit
4. Berapa rasio kompresi yang di berikan bila anda menolong orang yang
mengalami henti jantung.?
a. 30 : 2 c. 30 : 3
b. 40 : 2 d. 30 : 4
5. Apa indikasi untuk melakukan CPR.?
a. Henti nafas
b. Tidak ada denyut dalam 10 detik
c. Periksa nafas dan nadi dilakukan secara bersamaan kurang dari 10
detik
d. Semua benar
6. Bagaimana posisi lengan saat melakukan CPR.?
a. Lengan lurus sejajar sternum
b. Lengan sedikit di tekuk
c. Lengan satu berada di atas sternum, lengan yang satunya lagi berada
di leher untuk periksa nadi carotis
d. Lengan membuka lebar
7. Bagaimana prinsip pemeriksaan saat melakukan CPR
a. C-A-B (Compresion - Airway - Breathing)
b. A-B-C (Airway - Breathing - Compresion)
c. B-A-C (Breathing - Airway - Compresion)
d. C-B-A (Compresion – Breathing - Airway)
8. Hal yang di perhatikan sebelum melakukan CPR, kecuali.?
a. Aman Diri
79

b. Aman Lingkungan
c. Aman Tangan
d. Aman Pasien
9. Indikasi melakukan CPR adalah .....
a. Henti jantung
b. Henti jalan
c. Henti gerak
d. Henti bicara
10. Penolong tidak boleh menghentikan kompresi dalam durasi / waktu ......
a. Lebih dari 10 detik
b. Lebih dari 20 detik
c. Kurang dari 10 detik
d. Kurang dari 20 detik
11. Posisi tangan yang tepat saat melakukan CPR berada di ….
a. Sternum
b. Mid axila
c. Mid Clavicula
d. Ics II mid clavicula sinistra
12. Apa alat yang di gunakan untuk memberikan listrik pada jantung setelah
melakukan CPR.
a. AED c. EEG
b. ECG d. defribilasi
13. Setelah memberikan CPR kepada pasien apa yang kita lakukan.?
a. Memanggil ambulans
b. Melakukan pemeriksaan nadi carotis ulang
c. Melakukan CPR
d. Tidak memanggil orang sekitar untuk ikut membantu
14. Pernyataan yang sesuai tentang CPR adalah
a. Kompresi dada dilakukan dengan siklus 30 : 3
b. Kedalaman kompresi dada adalah 2,5 inci
c. Pengecekan EKG dilakukan sebelum memberikan CPR
d. CPR dilakukan dengan siklus 30 : 2
15. Apa yang di lakukan setelah melakukan CPR dan nadi carotis teraba….
a. Memberikan Recovery Position
b. Memakai AED untuk mengejutkan jantung
c. Memberikan nafas bantuan
d. Memberikan alat bantu nafas
16. Kapan pemberian CPR dihentikan pada pasien dewasa yang mengalami
henti jantung.?
a. Penolong terlatih tiba.
b. Penolong tidak kelelahan untuk melakukan CPR.
c. Keadaan lingkungan menjadi tidak aman.
d. Belum ada alat AED yang datang
80

Lampiran 7
Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang CPR
1. A
2. A
3. D
4. A
5. D
6. A
7. A
8. C
9. A
10. A
11. A
12. A
13. B
14. D
15. A
16. A
81

Lampiran 8
Kuesioner sikap dalam melakukan CPR
Inisial :
Jenis kelamin :
Tingkat :
Nomor : (diisi oleh peneliti)

NO Kuesioner SS S TS STS
Saya harus melakukan aman diri, aman pasien dan aman
1
lingkungan sebelum melakukan CPR. (+)
Saya tidak perlu melakukan pemeriksaan nafas dan nadi carotis
2
pada pasien henti jantung sebelum dilakukan CPR. (-)
Saya harus melakukan nafas buatan untuk membantu
3
menunjang CPR. (+)
Saya melakukan CPR terlebih apabila peralatan AED
4
(automatic eksternal deftribilator) belum siap digunakan. (+)
Saya mengetahui manfaat dari CPR adalah untuk memberi
5
pertolongan pertama pada pasien henti jantung. (+)
Jika ada pasien tidak sadarkan diri saya langsung memeriksa
6
kesadaran pasien dan memeriksa nadi carotis. (+)
Saya hanya melihat saja ketika ada orang pingsan atau tidak
7
sadarkan diri. (-)
Setelah melakukan CPR, saya langsung memberikan air minum.
8
(-)
Jika ada orang pingsan atau tidak sadarkan diri, saya langsung
9
melarikan diri. (-)
Saya mengamankan pasien, aman diri dan aman lingkungan
10
sebelum melakukan CPR. (+)

Keterangan :
*kuesioner dengan tanda (+) * kuesioner dengan tanda (-)
STS : nilai 1 STS : nilai 4
TS : nilai 2 TS : nilai 3
S : nilai 3 S : nilai 2
SS : nilai 4 SS : nilai 1
82

Lampiran 9
Data tabulasi pra test Kelompok Kontrol
persen
P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nilai kategori
P1 (%)
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7 43,75 CUKUP
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6 37,5 KURANG
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 7 43,75 CUKUP
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 37,5 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 7 43,75 CUKUP
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 37,5 KURANG
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 6 37,5 KURANG
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4 25 KURANG
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 43,75 CUKUP
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 7 43,75 CUKUP
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 31,25 KURANG
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7 43,75 CUKUP
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 8 50 CUKUP
1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 37,5 KURANG
83

Data Tabulasi Pra test Sikap Kelompok Kontrol


Y=(X-
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Nilai 50+(10*Y) kategori
X")/s
2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 27 0,30 52,96 POSITIF
3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 28 0,85 58,47 POSITIF
4 2 4 2 3 4 3 3 3 4 32 3,05 80,50 POSITIF
3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28 0,85 58,47 POSITIF
4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 28 0,85 58,47 POSITIF
3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 28 0,85 58,47 POSITIF
4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 29 1,40 63,98 POSITIF
4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 28 0,85 58,47 POSITIF
2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 23 -1,91 30,94 NEGATIF
2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 0,85 58,47 POSITIF
3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 24 -1,36 36,45 NEGATIF
3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 25 -0,80 41,95 NEGATIF
2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25 -0,80 41,95 NEGATIF
3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 25 -0,80 41,95 NEGATIF
2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
2 3 2 3 1 3 2 3 4 2 25 -0,80 41,95 NEGATIF
3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 25 -0,80 41,95 NEGATIF
84

Data Pra Test pengetahuan Kelompok Intervensi


persen
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nilai Kategori
(%)
0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 6 37,5 KURANG
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 37,5 KURANG
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5 31,25 KURANG
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 31,25 KURANG
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 37,5 KURANG
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 37,5 KURANG
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 31,25 KURANG
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 31,25 KURANG
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 43,75 CUKUP
0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 5 31,25 KURANG
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8 50 CUKUP
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 6 37,5 KURANG
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 6 37,5 KURANG
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 7 43,75 CUKUP
1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 5 31,25 KURANG
85

Data Pra Test Sikap Kelompok Intervensi


Y=(X-
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Nilai 50+(10*Y) kategori
X")/s
2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 29 1,16 61,61 POSITIF
3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 23 -1,67 33,32 NEGATIF
4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 29 1,16 61,61 POSITIF
3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 27 0,22 52,18 POSITIF
3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 28 0,69 56,89 POSITIF
4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 28 0,69 56,89 POSITIF
3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 34 3,52 85,18 POSITIF
3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 24 -1,20 38,03 NEGATIF
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 27 0,22 52,18 POSITIF
3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25 -0,73 42,75 NEGATIF
3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 25 -0,73 42,75 NEGATIF
3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 25 -0,73 42,75 NEGATIF
2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25 -0,73 42,75 NEGATIF
3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 27 0,22 52,18 POSITIF
3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 27 0,22 52,18 POSITIF
3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 26 -0,25 47,46 NEGATIF
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28 0,69 56,89 POSITIF
2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 24 -1,20 38,03 NEGATIF
3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 27 0,22 52,18 POSITIF
2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 26 -0,25 47,46 NEGATIF
86

Data Post Test pengetahuan Kelompok Komtrol


persen
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nilai Kategori
(%)
1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 75 CUKUP
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 81,25 BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 68,75 CUKUP
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12 75 CUKUP
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 68,75 CUKUP
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 75 CUKUP
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13 81,25 BAIK
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 13 81,25 BAIK
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 10 62,5 CUKUP
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 81,25 BAIK
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 13 81,25 BAIK
87

Data Post Test Sikap Kelompok Komtrol


Y=(X-
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Nilai 50+(10*Y) kategori
X")/s
3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 36 0,63 56,27 POSITIF
4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 36 0,63 56,27 POSITIF
3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 37 1,79 67,90 POSITIF
3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 35 -0,54 44,63 NEGATIF
4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 36 0,63 56,27 POSITIF
4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 35 -0,54 44,63 NEGATIF
3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 34 -1,70 32,99 NEGATIF
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 35 -0,54 44,63 NEGATIF
3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 36 0,63 56,27 POSITIF
3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 36 0,63 56,27 POSITIF
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 35 -0,54 44,63 NEGATIF
4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 34 -1,70 32,99 NEGATIF
4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 36 0,63 56,27 POSITIF
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 34 -1,70 32,99 NEGATIF
3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 34 -1,70 32,99 NEGATIF
3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 34 -1,70 32,99 NEGATIF
4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 36 0,63 56,27 POSITIF
4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36 0,63 56,27 POSITIF
3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 36 0,63 56,27 POSITIF
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 35 -0,54 44,63 NEGATIF
88

Data Post Test pengetahuan Kelompok Intervensi


persen
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nilai kategori
(%)
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 81,5 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 81,5 BAIK
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13 81,25 BAIK
0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 75 CUKUP
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 75 CUKUP
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 12 75 CUKUP
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12 75 CUKUP
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 75 CUKUP
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 81,25 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12 75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 81,25 BAIK
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 12 75 CUKUP
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 81,25 BAIK
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 11 68,75 CUKUP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 12 75 CUKUP
89

Data Post Test Sikap Kelompok Intervensi


Y=(X-
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Nilai 50+(10*Y) kategori
X")/s
4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 36 -1,24 37,60 NEGATIF
4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36 -1,24 37,60 NEGATIF
3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 37 0,78 57,75 POSITIF
3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 37 0,78 57,75 POSITIF
4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 36 -1,24 37,60 NEGATIF
4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 36 -1,24 37,60 NEGATIF
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 36 -1,24 37,60 NEGATIF
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 36 -1,24 37,60 NEGATIF
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 37 0,78 57,75 POSITIF
3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 36 -1,24 37,60 NEGATIF
3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 37 0,78 57,75 POSITIF
3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36 -1,24 37,60 NEGATIF
3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 36 -1,24 37,60 NEGATIF
4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 37 0,78 57,75 POSITIF
3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 36 -1,24 37,60 NEGATIF
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 37 0,78 57,75 POSITIF
90

Lampiran 10
Hasil Uji Statistik
Descriptives - kelompok intervensi
Frequencies
Statistics
Pre_Pengetahuan_Cod Post_Pengetahuan_Co
ing ding Pre_Sikap_Coding Post_Sikap_Coding
N Valid 26 26 26 26
Missing 0 0 0 0
Mean 2,46 1,65 1,58 1,38
Median 2,00 2,00 2,00 1,00
Std. Deviation ,508 ,485 ,504 ,496
Minimum 2 1 1 1
Maximum 3 2 2 2
Frequency Table
Pre_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup 14 53,8 53,8 53,8
Kurang 12 46,2 46,2 100,0
Total 26 100,0 100,0

Post_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 11 42,3 34,6 34,6
Cukup 15 57,7 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0
Pre_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 11 42,3 42,3 42,3
Negatif 15 57,7 57,7 100,0
Total 26 100,0 100,0

Post_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 16 61,5 61,5 61,5
Negatif 10 38,5 38,5 100,0
Total 26 100,0 100,0

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Pengetahuan ,207 26 ,006 ,915 26 ,034
Post_Pengetahuan ,326 26 ,000 ,759 26 ,000
Pre_Sikap ,191 26 ,016 ,883 26 ,007
Post_Sikap ,396 26 ,000 ,619 26 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
91

NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_Pengetahuan - Pre_Pengetahuan Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 26b 13,50 351,00
Ties 0c
Total 26
Post_Sikap - Pre_Sikap Negative Ranks 0d ,00 ,00
Positive Ranks 26e 13,50 351,00
Ties 0f
Total 26
a. Post_Pengetahuan < Pre_Pengetahuan
b. Post_Pengetahuan > Pre_Pengetahuan
c. Post_Pengetahuan = Pre_Pengetahuan
d. Post_Sikap < Pre_Sikap
e. Post_Sikap > Pre_Sikap
f. Post_Sikap = Pre_Sikap
Test Statisticsa
Post_Pengetahuan - Post_Sikap -
Pre_Pengetahuan Pre_Sikap
Z -4,501b -4,475b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding

Pre_Pengetahuan_Coding * Pre_Sikap_Coding
Crosstab
Pre_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Pre_Pengetahuan_Coding Cukup Count 8 6 14
% within Pre_Pengetahuan_Coding 57,1% 42,9% 100,0%
% of Total 30,8% 23,1% 53,8%
Kurang Count 3 9 12
% within Pre_Pengetahuan_Coding 25,0% 75,0% 100,0%
92

% of Total 11,5% 34,6% 46,2%


Total Count 11 15 26
% within Pre_Pengetahuan_Coding 42,3% 57,7% 100,0%
% of Total 42,3% 57,7% 100,0%

Post_Pengetahuan_Coding * Post_Sikap_Coding
Crosstab
Post_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Post_Pengetahuan_Coding Baik Count 8 3 9
% within Post_Pengetahuan_Coding 72,7% 27,3% 100,0%
% of Total 30,8% 11,5% 42,3%
Cukup Count 8 7 17
% within Post_Pengetahuan_Coding 53,3% 46,7% 100,0%
% of Total 30,8% 26,9% 57,7%
Total Count 16 10 26
% within Post_Pengetahuan_Coding 61,5% 38,5% 100,0%
% of Total 61,5% 38,5% 100,0%

Descriptives - kelompok kontrol


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Pre_Pengetahuan 26 4 8 161 6,19 ,939
Post_Pengetahuan 26 10 13 313 12,04 ,871
Pre_Sikap 26 23 32 688 26,46 1,816
Post_Sikap 26 34 37 922 35,46 ,859
Pre_Pengetahuan_Coding 26 2 3 67 2,58 ,504
Post_Pengetahuan_Coding 26 1 2 43 1,65 ,485
Pre_Sikap_Coding 26 1 2 43 1,65 ,485
Post_Sikap_Coding 26 1 2 36 1,38 ,496
Valid N (listwise) 26

Frequencies
Statistics
Pre_Pengetahuan_Cod Post_Pengetahuan_Co
ing ding Pre_Sikap_Coding Post_Sikap_Coding
N Valid 26 26 26 26
Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Pre_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup 11 42,3 42,3 42,3
Kurang 15 57,7 57,7 100,0
Total 26 100,0 100,0
93

Post_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 9 34,6 34,6 34,6
Cukup 17 65,4 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0
Pre_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 9 34,6 34,6 34,6
Negatif 17 65,4 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0

Post_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 16 61,5 61,5 61,5
Negatif 10 38,5 38,5 100,0
Total 26 100,0 100,0

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Pengetahuan ,228 26 ,001 ,890 26 ,009
Post_Pengetahuan ,213 26 ,004 ,848 26 ,001
Pre_Sikap ,254 26 ,000 ,898 26 ,014
Post_Sikap ,350 26 ,000 ,777 26 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_Pengetahuan - Pre_Pengetahuan Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 26b 13,50 351,00
Ties 0c
Total 26
Post_Sikap - Pre_Sikap Negative Ranks 0d ,00 ,00
Positive Ranks 26e 13,50 351,00
Ties 0f
Total 26
a. Post_Pengetahuan < Pre_Pengetahuan
b. Post_Pengetahuan > Pre_Pengetahuan
c. Post_Pengetahuan = Pre_Pengetahuan
d. Post_Sikap < Pre_Sikap
e. Post_Sikap > Pre_Sikap
f. Post_Sikap = Pre_Sikap
94

Test Statisticsa
Post_Pengetahuan - Post_Sikap -
Pre_Pengetahuan Pre_Sikap
Z -4,502b -4,476b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding

Pre_Pengetahuan_Coding * Pre_Sikap_Coding Crosstabulation


Pre_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Pre_Pengetahuan_Coding Cukup Count 2 9 11
% within Pre_Pengetahuan_Coding 18,2% 81,8% 100,0%
% of Total 7,7% 34,6% 42,3%
Kurang Count 7 8 15
% within Pre_Pengetahuan_Coding 46,7% 53,3% 100,0%
% of Total 26,9% 30,8% 57,7%
Total Count 9 17 26
% within Pre_Pengetahuan_Coding 34,6% 65,4% 100,0%
% of Total 34,6% 65,4% 100,0%

Post_Pengetahuan_Coding * Post_Sikap_Coding Crosstabulation


Post_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Post_Pengetahuan_Cod Baik Count 6 3 9
ing % within Post_Pengetahuan_Coding 66,7% 33,3% 100,0%
% of Total 23,1% 11,5% 34,6%
Cukup Count 10 7 17
% within Post_Pengetahuan_Coding 58,8% 41,2% 100,0%
% of Total 38,5% 26,9% 65,4%
Total Count 16 10 26
% within Post_Pengetahuan_Coding 61,5% 38,5% 100,0%
% of Total 61,5% 38,5% 100,0%
95

NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai_sikap Post Test Kontrol 26 17,08 444,00
Post Test Intervensi 26 35,92 934,00
Total 52
Nilai_Pengetahuan Post Test Kontrol 26 20,87 542,50
Post Test Intervensi 26 32,13 835,50
Total 52

Test Statisticsa
Nilai_Pengetahua
Nilai_sikap n
Mann-Whitney U 93,000 191,500
Wilcoxon W 444,000 542,500
Z -4,856 -2,986
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,003
a. Grouping Variable: Kelompok
96

Lampiran 11
Dokumentasi
97

Lampiran 12
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tindakan CPR AHA 2015


Sasaran : mahasiswa S1 Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri
Tempat : di kampus IIK Bhakti Wiyata Kediri
Hari/Tanggal : ...................... 20....
Waktu : 30 Menit
Sub Pokok Bahasan :
1. Definisi dari CPR
2. Hal hal yang harus diperhatikan saat CPR
3. Indikator pelaksanaan CPR
4. Tehnik melakukan CPR
5. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat CPR
I. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan membentuk sikap yang positif dalam
melakukan tindakan CPR

II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

III. Media
1. LCD

IV. Indikator Keberhasilan


1. Mahasiswa memahami definisi CPR
2. Mahasiswa memahami Hal hal yang harus diperhatikan saat CPR
3. Mahasiswa memahami indikator pelaksanaan CPR
98

4. Mahasiswa memahami tehnik melakukan CPR


5. mahasiswa memahami indikator pelaksanaan CPR
6. Mahasiswa memahami hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat CPR

V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VI. Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat Bantu atau media, proses penyuluhan
2. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada mahasiswa tentang :
a. Apa definisi dari CPR
b. Apa sajakah hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan CPR
c. Apa sajakah indikator melakukan CPR
d. Bagaimana tehnik melakukan CPR
e. Apa sajakah hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan saat CPR
99

SUSUNAN ACARA
Media dan
Rincian Kegiatan Metode Durasi
Alat
Pendahuluan
1. Memperkenakan diri pemateri
2. Menjelaskan tujuan Ceramah
Powerpoint 5 Menit
pendidikan kesehaan

Penyajian:
1. Menjelaskan tentang
penjelasan CPR
2. Menjelaskan hal hal yang di
perhatikan dalam CPR AHA
2015 Ceramah
3. Menjelaskan teknik CPR yang + Demo tanya jawab
50 Menit
tepat dan Tanya
4. Menjelaskan indikator Jawab
melakukan CPR
5. Melakukan Demonstrasi CPR
AHA 2015 (untuk kelompok
intervensi)
Penutup
1. Menarik kesimpulan dari
materi yang telah disampaikan
2. Memberikan penekanan
kepada mahasiswa tentang Ceramah
pentingnya pelaksanaan dan Tanya tanya jawab 5 Menit
tindakan CPR saat ada pasien Jawab
tidak sadar karena henti
jantung
3. Evaluasi
100

Materi Penyuluhan
1. Definisi CPR
CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah suatu usaha untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau fungsi jantung serta menangani akibat-
akibat berhentinya fungsi tersebut pada orang yang tidak diharapkan mati pada saat
itu (AHA, 2015).
2. Hal yang harus diperhatikan dalam CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)
Menurut Guidelines AHA 2015 dalam melakukan CPR, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu kedalaman dalam melakukan kompresi dada,
kecepatan kompresi dada, posisi penolong dalam melakukan kompresi. Kompresi
dada diberikan dengan kedalaman minimum 2 inci (5 cm) untuk dewasa, dengan
tetap menghindari kedalaman kompresi dada yang berlebihan (lebih dari 2,4 inci
atau 6 cm). Kompresi akan membantu menciptakan aliran darah dan dapat secara
langsung mengkompresi jantung agar bisa membantu untuk mengalirkan darah
yang mengandung oksigen ke otak dan jantung. Urutan pemberian pertolongan
dengan satu penolong yang sesuai dengan Guidelines AHA 2015 adalah terlebih
dahulu melakukan kompresi dada sebelum memberi nafas buatan (C-A-B bukan A-
B-C) agar dapat mengurangi penundaan kompresi pertama. Satu satunya penolong
harus memulai CPR dengan 30 kompresi dada yang diikuti dengan 2 nafas buatan.
Tindakan kompresi dada diberikan pada kecepatan 100x hingga 120x / menit.
3. Posisi saat melakukan CPR (Hazinski et al, 2015)
Posisi tangan yang tepat waktu kompresi :
a. Dengan jari telunjuk dan jari tengah menentukan batas bawah iga pasien.
b. Jari-jari menelusuri titik dimana iga bertemu dengan sternum bagian tengah
bawah.
c. Jari telunjuk diletakkan disebelahnya pada bagian bawah sternum.
d. Bagian telapak tangan yang dekat dengan kepala pasien diletakkan pada bagian
bawah sternum.
e. Tangan yang lain diletakkan diatas tangan yang berada pada sternum sehingga
kedua tangan berada pada posisi sejajar.
101

f. Jari-jari dapat diluruskan atau menyilang tetapi tidak boleh menyentuh dada.
g. Karena terdapat berbagai bentuk dan ukuran tangan, maka posisi tangan ialah
menggunakan pergelangan tangan yang berada pada dada dengan tangan yang
berada dibagian bawah sternum.
4. Indikasi Melakukan CPR
CPR tidak dilakukan terhadap semua pasien atau korban, tetapi ada indikasi-
indikasi untuk melakukan CPR. Beberapa indikasi untuk melakukan CPR pada
pasien (Hazinski et al, 2015):
a) Henti Nafas
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan
tindakan Bantuan Hidup Dasar.
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke datam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dari
organ vital lainnya jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat
bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
b) Henti Jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan tejadi henti
sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ
vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal)
merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung.
5. Tehnik kompresi saat melakukan CPR (Hazinski et al, 2015)
Teknik kompresi yang tepat, disaat penolong akan melakukan CPR :
a. Siku dipertahankan pada posisi lengan diluruskan dan bahu penolong berada
pada posisi langsung diatas tangan sehingga setiap penekanan kompresi dada
luar dilakukan lurus kebawah sternum.
b. Tekanan kompresi dilepaskan agar dapat mengalir kedalam jantung, tekanan
harus dilepaskan dan dada dibiarkan kembali keposisi normal, waktu yang
digunakan untuk pelepasan harus sama dengan waktu yang digunakan untuk
kompresi.
102

c. Tangan tidak boleh diangkat dari dada atau diubah posisinya

6. Tahap Tahap pelaksanaan CPR sesuai Guidelines AHA 2015 (Hazinski et al,
2015):
1. Mengamankan lingkungan , pasien dan penolong.
2. Memeriksa kesadaran klien dengan AVPU (Alert, verbal, pain, unrespon).
3. Memanggil bantuan orang sekitar dan bantuan rumah sakit terdekat.
4. C (Compresion) : Berikan kompresi dinding dada; lakukan CPR
berkualitas/high quality CPR Pada korban yang mengalami henti jantung, harus
segera dilakukan Resusitasi Jantung Paru yang berkualitas. Komponen dari
tindakan RJP menganut prinsip C-A-B, terdiri dari kompresi dinding dada
(Compression), membuka jalan nafas (Airway) dan memberikan bantuan nafas
(Breathing). Teknik melakukan CPR yang berkualitas tinggi adalah :
a. Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk memastikan korban
mendapatkan penekanan yang adekuat/cukup.
b. Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan penempatan tangan
yang tepat danmelihatrecoil/pengembangan kembali dinding dada.
c. Letakkan tangan di tengah dada korban, tumpukan salah satu pangkal tangan
pada daerah separuh bawah tulang dada; tangan lainnya diletakkan di atas tangan
yang bertumpu tersebut.
d. Lengan harus tegak lurus 900 terhadap dada korban, dengan bahu penolong
sebagai tumpuan atas.
e. Tekan/kompresi dada dengan kecepatan 100 – 120x/ menit dengan kedalaman
minimal 5 cm tapi tidak boleh lebih dari 6 cm.
f. Selama melakukan penekanan/kompresi, pastikan bahwa dinding dada
mendapatkan kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuk semula (recoil
penuh).
g. Berikan 2 kali bantuan nafas setiap selesai 30 kali melakukan penekanan dinding
dada, dengan durasi selama 1 detik untuk setiap pemberian bantuan nafas.
Pastikan dinding dada korban mengembang saat diberikan bantuan nafas.
103

Interupsi/jeda waktu antara selesai melakukan satu siklus kompresi dinding dada
dengan memberikan bantuan nafas tidak boleh lebih dari 10 detik.
h. Untuk penolong yang tidak terlatih melakukan CPR, disarankan untuk
melakukan kompresi/penekanan dinding dada saja, tanpa memberikan bantuan
nafas.
i. Lakukan pengecekan apakah sudah muncul sirkulasi spontan, dengan cara
melakukan pengecekan denyut nadi korban setiap 2 menit.
j. Pasangkan AED jika ada, dan ikuti langkah-langkah instruksi yang
diperintahkan dari alat AED.
5. A (Airway) : Membuka dan membebaskan jalan nafas Pada korban yang tidak
sadar harus dipastikan bahwa tidak ada sumbatan jalan nafas. Sumbatan jalan
nafas pada pasien tidak sadar dapat disebabkan oleh lidah yang tertarik ke
bagian belakang tenggorokan akibat kekuatan otot yang menurun. Ada dua
cara yang dapat dilakukan untuk membuka jalan nafas, yaitu :
a. Head tilt/chin lift technique maneuver Yaitu dengan menekan dahi dan
mengangkat dagu korban, sehingga posisi dagu menjadi terangkat.
b. Jaw thrust maneuver Yaitu dengan mendorong rahang korban ke arah atas.
Teknik ini dilakukan bila curiga terdapat cedera pada kepala, leher atau
tulang belakang korban. Cara melakukannya dengan mengambil posisi di
atas pasien, penolong berlutut, lalu letakkan telapak tangan pada kedua sisi
kepala dan letakkan jari-jari pada sudut tulang rahang dengan ibu jari pada
sudut mulut. Lalu angkat rahang korban ke arah atas dengan jari-jari
penolong, sementara ibu jari bertugas untuk membuka mulut dengan
mendorong dagu ke arah depan. Pastikan penolong tidak menggerakkan
kepala atau leher korban ketika melakukan maneuver tersebut.
6. B (Breathing) : Memberikan bantuan nafas Bantuan nafas diberikan pada
korban yang mengalami henti nafas namun masih teraba denyut nadinya.
Segera berikan bantuan nafas pada korban yang mengalami henti nafas yaitu
dengan sambil membuka jalan nafas korban, berikan tiupan melalui mulut
korban selama satu detik. Hindari memberikan bantuan nafas dengan cara
104

mouth to mouth untuk membatasi risiko penularan infeksi. Indikasi bahwa


bantuan nafas kita cukup adalah terlihatnya pengembangan atau gerakan naik
dari dinding dada. Setelah memberikan tiupan nafas, beri kesempatan udara
keluar dan lihat turunnya permukaan dinding dada. Hindari tiupan nafas yang
berlebihan (excessive ventilation).
Bantuan nafas pada korban henti nafas diberikan hingga :
a. Korban bernafas spontan.
b. Penolong terlatih datang.
c. Nadi korban hilang. Pada keadaan ini harus segera dilakukan CPR dan
pasangkan alat AED jika ada.
d. Keadaan lingkungan menjadi tidak aman
7. Setelah nafas dan nadi korban ada, jika tidak ada kontraindikasi untuk
mencegah kemungkinan jalan nafas tersumbat oleh lidah, lender, atau muntah
berikan posisi recovery pada korban dengan langkah sebagai berikut
(Suharsono, T., & Ningsih, D. K., 2012) :
a. Letakkan tangan korban yang dekat dengan anda dalam posisi lengan
lurus dan telapak tangan menghadap keatas kearah paha korban.
b. Letakkan lengan yang jauh dari anda menyilang diatas dada korban dan
letakkan punggung
c. tangannya menyentuh pipinya.
d. Dengan menggunakan tangan anda yang lain, tekuk lutut korban yang
jauh dari anda sampai
e. membentuk sudut 90˚.
f. Gulingkan korban kearah penolong.
g. Lanjutkan untuk memonitor denyut nadi korban, ‘tanda sirkulasi’, dan
pernafasan tiap 2 menit hingga bantuan datang.

7. Anjuran untuk melakukan CPR dengan kualitas tinggi pada orang dewasa
(AHA, 2015) :
a. Melakukan kompresi dada pada kecepatan 100 – 120 x/menit.
105

b. Kedalaman kompresi 2 inci - 2,4 inci (5 cm – 6 cm).


c. Membolehkan rekoil penuh setelah setiap kali kompresi.
d. Minimalkan jeda dalam kompresi.
e. Memberikan ventilasi yang cukup (2 nafas buatan setelah 30 kompresi, setiap
nafas buatan di berikan lebih dari 1 detik, setiap kali diberikan dada akan
terangkat).
8. CPR berkualitas tinggi pada orang dewasa dihentikan apabila :
a. Kembalinya sirkulasi spontan, yang ditandai dengan terabanya
denyut nadi korban dan nafas spontan.
b. Penolong terlatih tiba.
c. Penolong kelelahan untuk melakukan CPR.
d. Keadaan lingkungan menjadi tidak aman.

Вам также может понравиться