Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Oleh :
SAGITA ARISANDY
NIM. 10215042
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Wiyata Kediri.
3. dr. Hartati Tuna, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut
pendidikan.
v
vi
do’a.
skripsi ini.
10. Semua teman teman mahasiswa yang banyak membantu dan mendukung
11. Semua pihak yang membantu baik secara moral maupun material kepada
penulis.
Skripsi ini jauh dari sempurna, namun telah dibuat sesuai dengan
berbagai pihak.
Semoga ALLAH SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
Kami sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
penulis
vii
ABSTRAK
Henti jantung adalah berhentinya fungsi jantung secara tiba – tiba pada
seseorang yang telah atau belum diketahui sedang menderita penyakit jantung.
Hal ini terjadi ketika sistem kelistrikan jantung menjadi tidak berfungsi dan
menghasilkan irama jantung yang tidak normal. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dalam menolong korban henti jantung adalah
memberikan pengetahuan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
Cardiopulmonary esuscitation AHA 2015 terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
Rtentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 di IIK Bhakti Wiyata
Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan
kelompok kontrol – intervensi Pretest-posttest design. Pada penelitian ini terdiri
dari dua kelompok yang ditentukan secara acak (tiap kelompok n=26).
Pengumpulan data digunakan dengan kuesioner pengetahuan dan sikap tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015. Data dianalisis dengan menggunakan
uji Wilcoxon Signed Rank untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan
sikap sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol dan
intervensi, sedangkan uji Mann-Whitney U Test untuk membandingkan tingkat
pengetahuan dan sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada
kelompok kontrol dengan intervensi. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon Signed
Rank menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada kelompok kontrol ρ-value =
0,000, pada kelompok intervensi ρ-value = 0,000. Setelah dianalisis menggunakan
Uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai ρ-value = 0,000 pada sikap dan ρ-value
= 0,003 pada pengetahuan. Karena nilai ρ-value <0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan kesehatan tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015.
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
ix
x
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Tingkat Pengetahuan responden tentang
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri sebelum
dilakukan Pendidikan Kesehatan ............................................... 56
B. Analisa Sikap responden tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri
sebelum dilakukanPendidikan Kesehatan .................................. 57
C. Analisa Tingkat Pengetahuan responden setelah diberikan
Pendidikan Kesehatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan
IIK Bhakti Wiyata Kediri ........................................................... 58
D. Analisa Sikap responden setelah dilberikan Pendidikan
Kesehatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan
IIK Bhakti Wiyata Kediri ........................................................... 59
E. Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 terhadap
Pengetahuan dan sikap Tentang Cardiopulmonary
Resuscitation AHA 2015 pada mahasiswa
Prodi S1 Keperawatan IIK Kediri .............................................. 60
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Komponen CPR Sesuai BLS AHA Guidelines 2015 ......... 31
Tabel IV.1 Rancangan penelitian ........................................................ 35
Tabel IV.2 Definisi Operasional .......................................................... 39
Tabel IV.3 Hasil uji validitas pengetahuan tentang CPR .................... 41
Tabel IV.4 Hasil uji reliabilitas pengetahuan tentang CPR ................. 42
Tabel IV.5 Hasil uji validitas sikap tentang CPR ................................ 42
Tabel IV.6 Hasil uji reliabilitas sikap tentang CPR ............................. 43
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Masa Kuliah Responden ...... 50
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin
Responden .......................................................................... 51
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan
Tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
kelompok intervensi ............................................................ 51
Tabel V.4 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Pengetahuan
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 .......... 52
Tabel V.5 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Sikap
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015
kelompok intervensi ............................................................ 52
Tabel V.6 Distribusi Frerkuensi Responden berdasarkan Sikap
tentang Cardiopulmonary Resuscitation AHA 2015 ......... 53
Tabel V.7 Distribusi Frerkuensi Crosstabs pre test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok intervensi ................................. 53
Tabel V.8 Distribusi Frerkuensi Crosstabs post test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok intervensi ................................ 54
Tabel V.9 Distribusi Frerkuensi Crosstabs pre test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok kontrol ..................................... 54
Tabel V.10 Distribusi Frerkuensi Crosstabs post test Pengetahuan
dan Sikap tentang Cardiopulmonary Resuscitation
AHA 2015 pada kelompok kontrol .................................... 55
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil
kehamilan atau persalinan sebesar kurang lebih 830 wanita di seluruh dunia setiap
hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan Beberapa Negara sejak tahun 1990 telah
melakukan upaya penurunan angka kematian ibu. Antara tahun 1990 dan 2015,
angka kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44% atau kurang lebih hanya
2,3% per tahun. Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang.
Lebih dari setengah kematian di dunia terjadi di sub Sahara Afrika dan hampir
derajat kesehatan perempuan. Berdasarkan data SUPAS tahun 2015 AKI (yang
kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 305 per 100.000 kelahiran
1
2
hidup. Angka ini telah mengalami penurunan dari tahun 2012 yakni sebesar 359
Pada tahun 2015, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 86,9 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini telah mengalami penurunan sekita 6-7 poin
dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup.
Selama lima tahun berturut-turut AKI di Jawa Timur telah mengalami penurunan
(Dinkes RI, 2016). Hal ini menunjukkan tingkat mortalitas dan morbiditas ibu
Development Goals pada tahun 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup, angka ini masih cukup tinggi untuk mensukseskan program Sustainable
faktor penyebab kematian ibu di Jawa Timur tersebut ialah perdarahan (25,05%),
dan lain-lain (25,99%). Pada kurun waktu 2011-2015, penyebab terbesar kematian
ibu ialah akibat preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada perdarahan dan
penyebab lainnya tidak mengalami penurunan yang berarti. Faktor penyebab tidak
langsung AKI antara lain adalah 3 terlambat dan 4 terlalu. 3 Terlambat (3T)
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. 4 Terlalu (4T) yaitu terlalu tua, terlalu
angka tertinggi Kematian Ibu ada pada tahun 2014 yaitu sebanyak 37 dan turun
secara signifikan pada tahun 2017 sebanyak 17 ibu hingga saat ini bisa ditekan
menjadi 15 ibu. Sedangkan penyebab AKI pada tahun 2017, 53% karena
perdarahan disusul Pre Eklamsi 33%, selanjutnya dengan jantung sebanyak 7%.
untuk diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hamil. Pengetahuan tentang tanda
sejak dini, maka penanganan akan lebih cepat. Mendeteksi secara dini tentang
tanda bahaya tersebut dengan cara mengetahui apa saja tanda-tanda bahaya dari
kehamilan tersebut.
oleh Nambala dan Ngoma (2013) yang berjudul Pengetahuan dan Persepsi Ibu
menunjukkan bahwa 66% dari responden telah mendengar tentang tanda bahaya
kehamilan, dan 66,7% memiliki persepsi positif tentang tanda bahaya kehamilan
4
serta 71% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang tanda bahaya
kehamilan.
dini pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan. Salah satu cara pemberian
yang tujuan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang tanda bahaya kehamilan sehingga mereka dapat mengenali tanda bahaya
tersebut sejak awal dan mereka bisa segera mencari pertolongan ke bidan, dokter,
atau langsung ke rumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.
meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Tanda Bahaya
Kabupaten Kediri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kehamilan.
kehamilan.
D. Manfaat
informasi yang didapat ibu hamil tidak salah dan dapat digunakan sebagai
2. Bagi Pendidikan
6
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu
kehamilan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan data awal
tanda bahaya kehamilan dan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Edukasi
7
8
dilihat dari sudut pandang jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial
(Agusyanto, 2007).
kondisi sehat.
a. Dimensi sasaran
individu.
9
masyarakat luas.
pelajar.
kecacatan.
2) Wawancara (interview)
b. Metode Kelompok
1) Kelompok besar
a) Ceramah
b) Seminar
2) Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok
diskusi.
c) Metode Massa
a. Media cetak
membaca.
tersebut.
kendaraan umum.
b. Media elektronik
proses kehamilan, ibu hamil perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada
13
persalinan.
atau resiko.
terdiri dari:
a. Perdarahan Pervaginam
1) Abortus imminens
2) Abortus Insipiens
15
(Nirmala, 2011).
3) Abortus Habitualis
4) Abortus Inkompletus
5) Abortus Kompletus
2010).
6) Misses Abortion
7) Kehamilan Mola
8) Kehamilan Ektopik
(Prawirohardjo, 2009).
17
antara lain:
1) Plasenta Previa
2) Solusio Plasenta
2013).
kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi turun dari tempat
(Prawirohardjo, 2005).
6) Penglihatan kabur
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
11) Kejang
(Kusmiyati, 2008).
Manuaba (2008):
22
dihadapi.
b. Resiko kehamilan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA,
yaitu:
24
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
(Notoatmodjo, 2011).
2. Tingkat Pengetahuan
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
2011).
a. Pendidikan
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tak
sebaliknya.
b. Pekerjaan
langsung.
c. Umur
d. Minat
dalam.
e. Pengalaman
f. Kebudayaan
g. Informasi
4. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2007).
5. Kategori Pengetahuan
lain:
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari
seluruh pertanyaan
28
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari
seluruh pertanyaan.
1. Pengertian kehamilan
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama dan haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulah ketujuh sampai 9
hal ini disebabkan oleh kepala janin yang turun dan masuk
11,5-16 kg
bernafas.
6) Sistem Kardiovaskuler
(Manuaba, 2010).
merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. Pada periode ini ibu
khawatir apabila bayi tidak lahir tepat waktu dan khawatir bayi akan
a. Kebutuhan nutrisi
lemak, vitamin, mineral, kalsium , dan zat besi. Minum air putih
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan,
setelah buang air besar dan buang air kecil. Menyikat gigi secara
d. Eliminasi
Pada kehamilan trimester III ibu mengalami sering buang air kecil
aktivitas usus halus dan usus besar, sehingga buang air besar
e. Perawatan payudara
f. Seksual
g. Persiapan persalinan
a. Indicator Program
persalinan.
pelayanan nifas.
dengan stiker.
stiker P4K.
dengan standar.
34
sebagai berikut :
sayuran, minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur, dan
hemoroid.
35
teratur.
senam kegel.
lebih luas.
makan, demam tinggi, bengkak pada (kaki, tangan, dan wajah), sakit
sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gata-gatal di daerah
36
Maximum 2,4 inci (6 cm) diameter AP dada; sekitar 2 diameter AP dada; sekitar 1 ½
inci (5 cm) inci (4 cm)
Penempatan tangan 2 tangan berada di separuh 2 tangan atau 1 tangan 1 penolong : 2 jari di bagian
bagian bawah tulang dada (opsional utnuk anak yang tengah dada, tepat di bawah
sangat kecil) berada di separuh baris puting
bagian bawah sternum 2 penolong atau lebih : 2
tangan dengan ibu jari
bergerak melingkar di bagian
tengah dada, tepat di bawah
baris puting.
BAB III
Gambar I.1 Kerangka konsep penelitian pengaruh edukasi tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III
39
40
dari hasil pendidikan kesehatan. Maka dalam penelitian ini, akan meneliti
pengetahuan dan sikap sampel tentang CPR AHA 2015 setelah diberikan
pengetahuan dengan nilai Baik, Cukup, dan Kurang. Untuk penilaian sikap
dengan menggunakan skala likert sangat setuju; setuju; tidak setuju; sangat
(Unfavourable).
B. Hipotesis
Hipotesis, berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”
hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus di uji melalui data atau fakta
Wiyata Kediri
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
CPR AHA 2015, sebelum perlakuan diberikan pre test tentang pengetahuan
CPR AHA 2015 dan setelah perlakuan dilakukan post test tentang
pengetahuan CPR AHA 2015. Pada kelompok kontrol, diberikan pre test dan
penelitian tentang CPR sesuai AHA 2015. Bentuk rancangan penelitian ini
(pretest)
(posttest)
42
43
1) Populasi
2) Sampel
(Nursalam, 2014)
a) Kriteria inklusi :
kediri.
3) Tehnik Sampling
𝑁
n=
𝑡
Keterangan :
t : jumlah kelompok
𝑁
n=
𝑡
52
n=
2
n = 26 responden
C. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kampus IIK Bhakti Wiyata kediri
D. Waktu penelitian
E. Definisi operasional
dibantu dengan instruktur CPR yang pernah mengikuti pelatihan BTCLS dan
F. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a) Variabel independen
b) Variabel dependen
tentang CPR AHA 2015 dan sikap tentang CPR AHA 2015.
1. Alat Penelitian
responden dalam artian memaparkan tentang hal hal yang diketahui oleh
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah post test tentang
pengetahuan yaitu dengan soal 16 soal yang terdapat jawaban untuk dipilih
40% - 55% maka dikategorikan kurang. Dan 10 butir soal untuk post test
tentang sikap dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju.
katakan valid atau reliabel jika hasil dari r hitung > r tabel. Dan nilai r tabel
Karena jumlah sampel dalam uji validitas ini ada 20 responden maka batas
nilai tabel r dengan signifikansi 0,05 (5%) adalah 0,444 (Junaidi, 2014).
Dari hasil uji validitas di atas, didapat jumlah kuesioner pengetahuan yang
b) Uji Reliabilitas
nilai r tabel dengan signifikansi 0,05 (5%) adalah 0,444 (Junaidi, 2014).
Dari hasil uji validitas di atas, didapat jumlah kuesioner pengetahuan yang
d) Uji Reliabilitas
a) Data Primer
dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari kuesioner yang
b) Data Sekunder
Wiyata kediri.
5. Tahap Pelaksanaan
Wiyata Kediri.
demonstrasi.
populasi berdistribusi data tidak normal, adapun uji paired sample T-test
(4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 (+) / skor 4 (-)
Setelah skor diperoleh lalu dicari rata-rata skor per responden. Data
H. Analisa data
1. Analisa Univariat
intervensi.
2. Analisa Bivariat
CPR AHA 2015 dengan melihat perbandingan pre test – post test,
dilakukan uji paired sample T-test untuk populasi berdistribusi data tidak
normal, adapun uji Independent t test untuk distribusi data normal. Karena
54
I. Etika Penelitian
1. Informed consent
diharapkan dapat berpartisipasi secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan.
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data (kuesioner) atau hasil penelitian yang
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk tujuan
J. Kerangka Kerja
Populasi
Mahasiswa tingkat 1 dan 2 S1
keperawatan dengan jumlah 69
responden
Tehnik Sampling:
Purposive Sampling
Sampel, berjumlah 52 responden
Sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
Pengolahan data :
- Tabulasi - Coding
- Entri data - editing
Hasil Penelitian
Kesimpulan
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan
Keperawatan IIK Kediri. Berdasarkan data yang diambil selama 1 hari penelitian
yaitu pada tanggal 20 April 2017 dengan 52 responden yang telah memenuhi
A. Data Umum
1. Karakteristik Responden
Ilmu Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri yang telah sesuai kriteria. Sesuai
berikut :
a. Frekuensi Responden
B. Data Khusus
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
C. Analisa Bivariat
Intervensi
Dari tabel V.7 dapat dilihat bahwa pada hasil pre test kelompok
Post_Sikap
Positif Negatif Total
Post Baik Frekuensi 8 3 21
Pengetahuan % Persentase 72,7% 27,3% 100,0%
Cukup Frekuensi 8 7 5
% Persentase 53,3% 46,7% 100,0%
Total 16 10 26
% Persentase total 61,5% 38,5% 100,0%
Dari tabel V.8 dapat dilihat bahwa pada hasil post test setelah
Kontrol
Dari tabel V.9 dapat dilihat bahwa pada hasil pre test
Dari tabel V.10 dapat dilihat bahwa pada hasil post test setelah
yaitu 10 responden.
D. Keterbatasan Penelitian
ini.
BAB VI
PEMBAHASAN
Kesehatan
pengetahuan kurang.
ini disebabkan juga adanya rasa takut pada kejadiandengan pasien henti jantung,
(2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
63
64
2017).
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam proses
pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama dan pengaruh faktor emosional (Azwar,
akan merasa belum siap melakukan pertolongan dan timbullah sikap negatif untuk
Hal itu sesuai menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan &
Dewi (2011), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Goldman (Bordbar &
psikiatri yang bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi (Saputro, 2017).
responden sikap positif (61,5%) meningkat 26,9% dari hasil saat pretest, dan 10
responden sikap negatif (38,5%) mengalami penurunan 26,9% dari hasil pretest.
mengajak orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan
pertolongan pertama pada korban henti jantung didorong oleh berbagai faktor,
sikap positif pada responden (Oskup & Schult 2005 dalam Sonatha, 2012).
Kesamaan nilai sikap positif dan negatif pada kedua kelompok, bisa disebabkan
data berdistribusi tidak normal (nilai sig < 0,05), maka dilakukan uji Non-
Hasil uji statistik menunjukkan nilai mean post test kelompok intervensi
yaitu 12,27 lebih besar dari nilai mean kelompok kontrol yaitu 12,04 dan nilai
signifikansi pada nilai uji wilcoxon pada kelompok intervensi pengetahuan adalah
0,000 dan sikap 0,000. Pada kelompok kontrol niali signifikansi pengetahuan
adalah 0,00 dan sikap 0,000, karena nilai signifikansi kedua kelompok kurang dari
ρ-value (sig < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yaitu ada pengaruh
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
2015.
B. Saran
1. Bagi Institusi
menghadapi pasien atau korban dengan henti jantung dan henti nafas.
69
70
2. Bagi Responden
benar ketika menjumpai korban dengan henti jantung dan henti nafas.
3. Bagi Masyarakat
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
71
72
Lampiran 1
74
Lampiran 2
75
Lampiran 3
76
Lampiran 4
Keterangan :
: pelaksanaan kegiatan
77
Lampiran 5
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 6
Kuesioner tentang CPR
Inisial respoden :
Jenis kelamin :
Tingkat :
Kode responden : ..................................... (diisi oleh peneliti)
Jawab pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat.
1. Apa pengertian dari CPR.?
a. Pertolongan pertama kepada pasien yang mengalami henti jantung
b. Pertolonga pertama pada pasien dengan palpitasi
c. Pertolongan pertama pada pasien dengan aritmia
d. Pertolongan pertama pada pasien dengan koma
2. Berapa kedalaman maksimal dalam memberikan kompresi dada .....
a. 2,4 inci c. 3,4 inci
b. 3 inci d. 2,5 inci
3. Berapa jumlah kompresi yang di tentukan sesuai AHA 2015.?
a. 80-90x/menit c. 100-110x/menit
b. 90-100x/menit d. 100-120x/menit
4. Berapa rasio kompresi yang di berikan bila anda menolong orang yang
mengalami henti jantung.?
a. 30 : 2 c. 30 : 3
b. 40 : 2 d. 30 : 4
5. Apa indikasi untuk melakukan CPR.?
a. Henti nafas
b. Tidak ada denyut dalam 10 detik
c. Periksa nafas dan nadi dilakukan secara bersamaan kurang dari 10
detik
d. Semua benar
6. Bagaimana posisi lengan saat melakukan CPR.?
a. Lengan lurus sejajar sternum
b. Lengan sedikit di tekuk
c. Lengan satu berada di atas sternum, lengan yang satunya lagi berada
di leher untuk periksa nadi carotis
d. Lengan membuka lebar
7. Bagaimana prinsip pemeriksaan saat melakukan CPR
a. C-A-B (Compresion - Airway - Breathing)
b. A-B-C (Airway - Breathing - Compresion)
c. B-A-C (Breathing - Airway - Compresion)
d. C-B-A (Compresion – Breathing - Airway)
8. Hal yang di perhatikan sebelum melakukan CPR, kecuali.?
a. Aman Diri
79
b. Aman Lingkungan
c. Aman Tangan
d. Aman Pasien
9. Indikasi melakukan CPR adalah .....
a. Henti jantung
b. Henti jalan
c. Henti gerak
d. Henti bicara
10. Penolong tidak boleh menghentikan kompresi dalam durasi / waktu ......
a. Lebih dari 10 detik
b. Lebih dari 20 detik
c. Kurang dari 10 detik
d. Kurang dari 20 detik
11. Posisi tangan yang tepat saat melakukan CPR berada di ….
a. Sternum
b. Mid axila
c. Mid Clavicula
d. Ics II mid clavicula sinistra
12. Apa alat yang di gunakan untuk memberikan listrik pada jantung setelah
melakukan CPR.
a. AED c. EEG
b. ECG d. defribilasi
13. Setelah memberikan CPR kepada pasien apa yang kita lakukan.?
a. Memanggil ambulans
b. Melakukan pemeriksaan nadi carotis ulang
c. Melakukan CPR
d. Tidak memanggil orang sekitar untuk ikut membantu
14. Pernyataan yang sesuai tentang CPR adalah
a. Kompresi dada dilakukan dengan siklus 30 : 3
b. Kedalaman kompresi dada adalah 2,5 inci
c. Pengecekan EKG dilakukan sebelum memberikan CPR
d. CPR dilakukan dengan siklus 30 : 2
15. Apa yang di lakukan setelah melakukan CPR dan nadi carotis teraba….
a. Memberikan Recovery Position
b. Memakai AED untuk mengejutkan jantung
c. Memberikan nafas bantuan
d. Memberikan alat bantu nafas
16. Kapan pemberian CPR dihentikan pada pasien dewasa yang mengalami
henti jantung.?
a. Penolong terlatih tiba.
b. Penolong tidak kelelahan untuk melakukan CPR.
c. Keadaan lingkungan menjadi tidak aman.
d. Belum ada alat AED yang datang
80
Lampiran 7
Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang CPR
1. A
2. A
3. D
4. A
5. D
6. A
7. A
8. C
9. A
10. A
11. A
12. A
13. B
14. D
15. A
16. A
81
Lampiran 8
Kuesioner sikap dalam melakukan CPR
Inisial :
Jenis kelamin :
Tingkat :
Nomor : (diisi oleh peneliti)
NO Kuesioner SS S TS STS
Saya harus melakukan aman diri, aman pasien dan aman
1
lingkungan sebelum melakukan CPR. (+)
Saya tidak perlu melakukan pemeriksaan nafas dan nadi carotis
2
pada pasien henti jantung sebelum dilakukan CPR. (-)
Saya harus melakukan nafas buatan untuk membantu
3
menunjang CPR. (+)
Saya melakukan CPR terlebih apabila peralatan AED
4
(automatic eksternal deftribilator) belum siap digunakan. (+)
Saya mengetahui manfaat dari CPR adalah untuk memberi
5
pertolongan pertama pada pasien henti jantung. (+)
Jika ada pasien tidak sadarkan diri saya langsung memeriksa
6
kesadaran pasien dan memeriksa nadi carotis. (+)
Saya hanya melihat saja ketika ada orang pingsan atau tidak
7
sadarkan diri. (-)
Setelah melakukan CPR, saya langsung memberikan air minum.
8
(-)
Jika ada orang pingsan atau tidak sadarkan diri, saya langsung
9
melarikan diri. (-)
Saya mengamankan pasien, aman diri dan aman lingkungan
10
sebelum melakukan CPR. (+)
Keterangan :
*kuesioner dengan tanda (+) * kuesioner dengan tanda (-)
STS : nilai 1 STS : nilai 4
TS : nilai 2 TS : nilai 3
S : nilai 3 S : nilai 2
SS : nilai 4 SS : nilai 1
82
Lampiran 9
Data tabulasi pra test Kelompok Kontrol
persen
P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nilai kategori
P1 (%)
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7 43,75 CUKUP
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6 37,5 KURANG
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 7 43,75 CUKUP
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 37,5 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5 31,25 KURANG
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 7 43,75 CUKUP
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 5 31,25 KURANG
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 37,5 KURANG
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 6 37,5 KURANG
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4 25 KURANG
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 43,75 CUKUP
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 7 43,75 CUKUP
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 31,25 KURANG
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7 43,75 CUKUP
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 6 37,5 KURANG
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 8 50 CUKUP
1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 43,75 CUKUP
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 37,5 KURANG
83
Lampiran 10
Hasil Uji Statistik
Descriptives - kelompok intervensi
Frequencies
Statistics
Pre_Pengetahuan_Cod Post_Pengetahuan_Co
ing ding Pre_Sikap_Coding Post_Sikap_Coding
N Valid 26 26 26 26
Missing 0 0 0 0
Mean 2,46 1,65 1,58 1,38
Median 2,00 2,00 2,00 1,00
Std. Deviation ,508 ,485 ,504 ,496
Minimum 2 1 1 1
Maximum 3 2 2 2
Frequency Table
Pre_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup 14 53,8 53,8 53,8
Kurang 12 46,2 46,2 100,0
Total 26 100,0 100,0
Post_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 11 42,3 34,6 34,6
Cukup 15 57,7 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0
Pre_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 11 42,3 42,3 42,3
Negatif 15 57,7 57,7 100,0
Total 26 100,0 100,0
Post_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 16 61,5 61,5 61,5
Negatif 10 38,5 38,5 100,0
Total 26 100,0 100,0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Pengetahuan ,207 26 ,006 ,915 26 ,034
Post_Pengetahuan ,326 26 ,000 ,759 26 ,000
Pre_Sikap ,191 26 ,016 ,883 26 ,007
Post_Sikap ,396 26 ,000 ,619 26 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
91
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_Pengetahuan - Pre_Pengetahuan Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 26b 13,50 351,00
Ties 0c
Total 26
Post_Sikap - Pre_Sikap Negative Ranks 0d ,00 ,00
Positive Ranks 26e 13,50 351,00
Ties 0f
Total 26
a. Post_Pengetahuan < Pre_Pengetahuan
b. Post_Pengetahuan > Pre_Pengetahuan
c. Post_Pengetahuan = Pre_Pengetahuan
d. Post_Sikap < Pre_Sikap
e. Post_Sikap > Pre_Sikap
f. Post_Sikap = Pre_Sikap
Test Statisticsa
Post_Pengetahuan - Post_Sikap -
Pre_Pengetahuan Pre_Sikap
Z -4,501b -4,475b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
Pre_Pengetahuan_Coding * Pre_Sikap_Coding
Crosstab
Pre_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Pre_Pengetahuan_Coding Cukup Count 8 6 14
% within Pre_Pengetahuan_Coding 57,1% 42,9% 100,0%
% of Total 30,8% 23,1% 53,8%
Kurang Count 3 9 12
% within Pre_Pengetahuan_Coding 25,0% 75,0% 100,0%
92
Post_Pengetahuan_Coding * Post_Sikap_Coding
Crosstab
Post_Sikap_Coding
Positif Negatif Total
Post_Pengetahuan_Coding Baik Count 8 3 9
% within Post_Pengetahuan_Coding 72,7% 27,3% 100,0%
% of Total 30,8% 11,5% 42,3%
Cukup Count 8 7 17
% within Post_Pengetahuan_Coding 53,3% 46,7% 100,0%
% of Total 30,8% 26,9% 57,7%
Total Count 16 10 26
% within Post_Pengetahuan_Coding 61,5% 38,5% 100,0%
% of Total 61,5% 38,5% 100,0%
Frequencies
Statistics
Pre_Pengetahuan_Cod Post_Pengetahuan_Co
ing ding Pre_Sikap_Coding Post_Sikap_Coding
N Valid 26 26 26 26
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Pre_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup 11 42,3 42,3 42,3
Kurang 15 57,7 57,7 100,0
Total 26 100,0 100,0
93
Post_Pengetahuan_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 9 34,6 34,6 34,6
Cukup 17 65,4 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0
Pre_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 9 34,6 34,6 34,6
Negatif 17 65,4 65,4 100,0
Total 26 100,0 100,0
Post_Sikap_Coding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 16 61,5 61,5 61,5
Negatif 10 38,5 38,5 100,0
Total 26 100,0 100,0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Pengetahuan ,228 26 ,001 ,890 26 ,009
Post_Pengetahuan ,213 26 ,004 ,848 26 ,001
Pre_Sikap ,254 26 ,000 ,898 26 ,014
Post_Sikap ,350 26 ,000 ,777 26 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_Pengetahuan - Pre_Pengetahuan Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 26b 13,50 351,00
Ties 0c
Total 26
Post_Sikap - Pre_Sikap Negative Ranks 0d ,00 ,00
Positive Ranks 26e 13,50 351,00
Ties 0f
Total 26
a. Post_Pengetahuan < Pre_Pengetahuan
b. Post_Pengetahuan > Pre_Pengetahuan
c. Post_Pengetahuan = Pre_Pengetahuan
d. Post_Sikap < Pre_Sikap
e. Post_Sikap > Pre_Sikap
f. Post_Sikap = Pre_Sikap
94
Test Statisticsa
Post_Pengetahuan - Post_Sikap -
Pre_Pengetahuan Pre_Sikap
Z -4,502b -4,476b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Pre_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Pre_Sikap_Coding
Post_Pengetahuan_Coding *
26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
Post_Sikap_Coding
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai_sikap Post Test Kontrol 26 17,08 444,00
Post Test Intervensi 26 35,92 934,00
Total 52
Nilai_Pengetahuan Post Test Kontrol 26 20,87 542,50
Post Test Intervensi 26 32,13 835,50
Total 52
Test Statisticsa
Nilai_Pengetahua
Nilai_sikap n
Mann-Whitney U 93,000 191,500
Wilcoxon W 444,000 542,500
Z -4,856 -2,986
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,003
a. Grouping Variable: Kelompok
96
Lampiran 11
Dokumentasi
97
Lampiran 12
SATUAN ACARA PENYULUHAN
II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
III. Media
1. LCD
V. Materi Penyuluhan
Terlampir
VI. Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat Bantu atau media, proses penyuluhan
2. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada mahasiswa tentang :
a. Apa definisi dari CPR
b. Apa sajakah hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan CPR
c. Apa sajakah indikator melakukan CPR
d. Bagaimana tehnik melakukan CPR
e. Apa sajakah hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan saat CPR
99
SUSUNAN ACARA
Media dan
Rincian Kegiatan Metode Durasi
Alat
Pendahuluan
1. Memperkenakan diri pemateri
2. Menjelaskan tujuan Ceramah
Powerpoint 5 Menit
pendidikan kesehaan
Penyajian:
1. Menjelaskan tentang
penjelasan CPR
2. Menjelaskan hal hal yang di
perhatikan dalam CPR AHA
2015 Ceramah
3. Menjelaskan teknik CPR yang + Demo tanya jawab
50 Menit
tepat dan Tanya
4. Menjelaskan indikator Jawab
melakukan CPR
5. Melakukan Demonstrasi CPR
AHA 2015 (untuk kelompok
intervensi)
Penutup
1. Menarik kesimpulan dari
materi yang telah disampaikan
2. Memberikan penekanan
kepada mahasiswa tentang Ceramah
pentingnya pelaksanaan dan Tanya tanya jawab 5 Menit
tindakan CPR saat ada pasien Jawab
tidak sadar karena henti
jantung
3. Evaluasi
100
Materi Penyuluhan
1. Definisi CPR
CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah suatu usaha untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau fungsi jantung serta menangani akibat-
akibat berhentinya fungsi tersebut pada orang yang tidak diharapkan mati pada saat
itu (AHA, 2015).
2. Hal yang harus diperhatikan dalam CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)
Menurut Guidelines AHA 2015 dalam melakukan CPR, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu kedalaman dalam melakukan kompresi dada,
kecepatan kompresi dada, posisi penolong dalam melakukan kompresi. Kompresi
dada diberikan dengan kedalaman minimum 2 inci (5 cm) untuk dewasa, dengan
tetap menghindari kedalaman kompresi dada yang berlebihan (lebih dari 2,4 inci
atau 6 cm). Kompresi akan membantu menciptakan aliran darah dan dapat secara
langsung mengkompresi jantung agar bisa membantu untuk mengalirkan darah
yang mengandung oksigen ke otak dan jantung. Urutan pemberian pertolongan
dengan satu penolong yang sesuai dengan Guidelines AHA 2015 adalah terlebih
dahulu melakukan kompresi dada sebelum memberi nafas buatan (C-A-B bukan A-
B-C) agar dapat mengurangi penundaan kompresi pertama. Satu satunya penolong
harus memulai CPR dengan 30 kompresi dada yang diikuti dengan 2 nafas buatan.
Tindakan kompresi dada diberikan pada kecepatan 100x hingga 120x / menit.
3. Posisi saat melakukan CPR (Hazinski et al, 2015)
Posisi tangan yang tepat waktu kompresi :
a. Dengan jari telunjuk dan jari tengah menentukan batas bawah iga pasien.
b. Jari-jari menelusuri titik dimana iga bertemu dengan sternum bagian tengah
bawah.
c. Jari telunjuk diletakkan disebelahnya pada bagian bawah sternum.
d. Bagian telapak tangan yang dekat dengan kepala pasien diletakkan pada bagian
bawah sternum.
e. Tangan yang lain diletakkan diatas tangan yang berada pada sternum sehingga
kedua tangan berada pada posisi sejajar.
101
f. Jari-jari dapat diluruskan atau menyilang tetapi tidak boleh menyentuh dada.
g. Karena terdapat berbagai bentuk dan ukuran tangan, maka posisi tangan ialah
menggunakan pergelangan tangan yang berada pada dada dengan tangan yang
berada dibagian bawah sternum.
4. Indikasi Melakukan CPR
CPR tidak dilakukan terhadap semua pasien atau korban, tetapi ada indikasi-
indikasi untuk melakukan CPR. Beberapa indikasi untuk melakukan CPR pada
pasien (Hazinski et al, 2015):
a) Henti Nafas
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan
tindakan Bantuan Hidup Dasar.
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke datam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dari
organ vital lainnya jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat
bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
b) Henti Jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan tejadi henti
sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ
vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal)
merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung.
5. Tehnik kompresi saat melakukan CPR (Hazinski et al, 2015)
Teknik kompresi yang tepat, disaat penolong akan melakukan CPR :
a. Siku dipertahankan pada posisi lengan diluruskan dan bahu penolong berada
pada posisi langsung diatas tangan sehingga setiap penekanan kompresi dada
luar dilakukan lurus kebawah sternum.
b. Tekanan kompresi dilepaskan agar dapat mengalir kedalam jantung, tekanan
harus dilepaskan dan dada dibiarkan kembali keposisi normal, waktu yang
digunakan untuk pelepasan harus sama dengan waktu yang digunakan untuk
kompresi.
102
6. Tahap Tahap pelaksanaan CPR sesuai Guidelines AHA 2015 (Hazinski et al,
2015):
1. Mengamankan lingkungan , pasien dan penolong.
2. Memeriksa kesadaran klien dengan AVPU (Alert, verbal, pain, unrespon).
3. Memanggil bantuan orang sekitar dan bantuan rumah sakit terdekat.
4. C (Compresion) : Berikan kompresi dinding dada; lakukan CPR
berkualitas/high quality CPR Pada korban yang mengalami henti jantung, harus
segera dilakukan Resusitasi Jantung Paru yang berkualitas. Komponen dari
tindakan RJP menganut prinsip C-A-B, terdiri dari kompresi dinding dada
(Compression), membuka jalan nafas (Airway) dan memberikan bantuan nafas
(Breathing). Teknik melakukan CPR yang berkualitas tinggi adalah :
a. Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk memastikan korban
mendapatkan penekanan yang adekuat/cukup.
b. Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan penempatan tangan
yang tepat danmelihatrecoil/pengembangan kembali dinding dada.
c. Letakkan tangan di tengah dada korban, tumpukan salah satu pangkal tangan
pada daerah separuh bawah tulang dada; tangan lainnya diletakkan di atas tangan
yang bertumpu tersebut.
d. Lengan harus tegak lurus 900 terhadap dada korban, dengan bahu penolong
sebagai tumpuan atas.
e. Tekan/kompresi dada dengan kecepatan 100 – 120x/ menit dengan kedalaman
minimal 5 cm tapi tidak boleh lebih dari 6 cm.
f. Selama melakukan penekanan/kompresi, pastikan bahwa dinding dada
mendapatkan kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuk semula (recoil
penuh).
g. Berikan 2 kali bantuan nafas setiap selesai 30 kali melakukan penekanan dinding
dada, dengan durasi selama 1 detik untuk setiap pemberian bantuan nafas.
Pastikan dinding dada korban mengembang saat diberikan bantuan nafas.
103
Interupsi/jeda waktu antara selesai melakukan satu siklus kompresi dinding dada
dengan memberikan bantuan nafas tidak boleh lebih dari 10 detik.
h. Untuk penolong yang tidak terlatih melakukan CPR, disarankan untuk
melakukan kompresi/penekanan dinding dada saja, tanpa memberikan bantuan
nafas.
i. Lakukan pengecekan apakah sudah muncul sirkulasi spontan, dengan cara
melakukan pengecekan denyut nadi korban setiap 2 menit.
j. Pasangkan AED jika ada, dan ikuti langkah-langkah instruksi yang
diperintahkan dari alat AED.
5. A (Airway) : Membuka dan membebaskan jalan nafas Pada korban yang tidak
sadar harus dipastikan bahwa tidak ada sumbatan jalan nafas. Sumbatan jalan
nafas pada pasien tidak sadar dapat disebabkan oleh lidah yang tertarik ke
bagian belakang tenggorokan akibat kekuatan otot yang menurun. Ada dua
cara yang dapat dilakukan untuk membuka jalan nafas, yaitu :
a. Head tilt/chin lift technique maneuver Yaitu dengan menekan dahi dan
mengangkat dagu korban, sehingga posisi dagu menjadi terangkat.
b. Jaw thrust maneuver Yaitu dengan mendorong rahang korban ke arah atas.
Teknik ini dilakukan bila curiga terdapat cedera pada kepala, leher atau
tulang belakang korban. Cara melakukannya dengan mengambil posisi di
atas pasien, penolong berlutut, lalu letakkan telapak tangan pada kedua sisi
kepala dan letakkan jari-jari pada sudut tulang rahang dengan ibu jari pada
sudut mulut. Lalu angkat rahang korban ke arah atas dengan jari-jari
penolong, sementara ibu jari bertugas untuk membuka mulut dengan
mendorong dagu ke arah depan. Pastikan penolong tidak menggerakkan
kepala atau leher korban ketika melakukan maneuver tersebut.
6. B (Breathing) : Memberikan bantuan nafas Bantuan nafas diberikan pada
korban yang mengalami henti nafas namun masih teraba denyut nadinya.
Segera berikan bantuan nafas pada korban yang mengalami henti nafas yaitu
dengan sambil membuka jalan nafas korban, berikan tiupan melalui mulut
korban selama satu detik. Hindari memberikan bantuan nafas dengan cara
104
7. Anjuran untuk melakukan CPR dengan kualitas tinggi pada orang dewasa
(AHA, 2015) :
a. Melakukan kompresi dada pada kecepatan 100 – 120 x/menit.
105