Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
VIII - 1
7.1.1 Dampak Kegiatan
Setiap tahap kegiatan pertambangan Batu Andesit tersebut akan menimbulkan dampak
baik positif ataupun negatif terhadap komponen lingkungan. Tahap kegiatan pertambangan
PT. Andesite Quality Corporation adalah sebagai berikut :
1) Tahap Pra-konstruksi
a. Sosialisasi
b. Pembebasan Lahan
c. Penerimaan tenaga kerja
d. Mobilisasi Peralatan
2) Tahap Konstruksi
a) Pembangunan jalan
b) Pembangunan fasilitas penunjang meliputi : pembuatan jalan tambang, pembangunan
instalasi pengolahan Batu Andesit.
3) Tahap Operasi
a) Penambangan Batu Andesit
b) Penyaliran tambang
c) Pemuatan dan pengangkutan Batu Andesit
d) Peremukan Batu Andesit
e) Pengoperasian fasilitas penunjang
f) Coorporate Social responsibility (CSR) / Community Development (CD)
4) Tahap Pasca-Operasi
a) Penutupan tambang
b) Reklamasi tambang
c) Pemutusan Hubungan Kerja
d) Pemindahan atau pembongkaran sarana tambang
e) Pemanfaatan bangunan atau sarana tambang
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan PT. Andesite Quality
Corporation ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan rona lingkungan awal. Untuk
memudahkan melihat dampak setiap tahapan kegiatan pertambangan terhadap aspek
lingkungan, maka dibuat matriks seperti tertera pada Tabel 7.1.
VIII - 2
Tabel 7.1
Matriks Identifikasi Dampak Rencana Kegiatan Pertambangan batu Andesit PT. Andesite Quality Corporation
Komponen lingkungan 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
A. Fisik-Kimia Tahap Prakonstruksi
Iklim X X X X X X X X 1. Sosialisasi
Kualitas udara X X X X X X X X X X 2. Pembebasan lahan
3. Penerimaan tenaga kerja
Kebisingan X X X X X X X X X X 4. Mobilisasi peralatan
Fisiografi dan geologi X X X X X X Tahap Konstruksi
1. Pembangunan jalan
Lahan dan Ruang X X X X X X 2. Pembang. fasilitas penunjang
Tanah X X X X X X X Tahap Operasi
Hidrologi X X X X X X X 1. Pembersihan lahan
Kualitas Air X X X X X X X X 2. Pengupasan tanah pucuk dan
Transportasi X X tanah peutup
B. Biologi 3. Penggalian Breksi
Flora darat X X X X X X 4. Penyalirantambang
Fauna darat X X X X X 5. Pemuatan &pengangkutan Breksi
6. Pengoperasian fasilitas penunjang
Biota Air X X X X X X X 7. CSR/CD
C. Sosial Tahap Pascaoperasi
Demografi X X 1. Pemutusan hubungan kerja
Sosial ekonomi X X X X X X 2. Reklamasi dan revegetasi
Sosial budaya X X X X X 3. Pengelolaan fasilitas tambang
X= Ada dampak,positif maupun
Sikap dan persepsi masy. X X X X X X X X X X X X X
negatif
D. Kesehatan Masyarakat X X X X X X X X X X X
VIII - 3
Uraian dampak negatif dari kegiatan pertambangan batu Andesit PT.
Andesite Quality Corporation adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pra-Konstruksi
a) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk meluruskan persepsi masyarakat
adanya kegiatan usaha pertambangan. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan
dengan baik dan hati-hati maka dapat menimbulkan persepsi negatif masyarakat,
terhadap rencana kegiatan penambangan, jika konflik ini tidak di selesaikan
dengan baik maka munculnya konflik antara perusahaan dengan masyarakat akan
menjadi kendala proses pelaksanaan penambangan. Sosialisasi merupakan
tahapan yang akan terus dilakukan khususnya jika terjadi perselisihan antara
perusahaan dan masyarakat. Ketidaksepahaman tersebut dapat dipicu oleh
kegiatan pembebasan lahan atau hubungan kerja.
b) Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan sangat potensial memicu munculnya dampak
negatif penting pada aspek sosial budaya, persepsi dan sikap masyarakat.
Terutama bagi masyarakat yang mempunyai klaim lahan yang terkait dengan
lokasi penambang. Proses pembebasan lahan yang dilakukan secara terbuka akan
melibatkan semua elemen yang terkait dan berlandaskan asas musyawarah untuk
mufakat. Hal tersebut akan dapat mengeliminasi persepsi dan sikap negatif dari
masyarakat yang dipicu oleh kecemburuan sosial. Namun jika kesepakatan yang
telah dibuat dilanggar maka akan berpotensi menimbulkan dampak negatif, selain
itu munculnya klaim lahan juga akan mengubah budaya dan tingkah laku
masyarakat, yang tentunya akan memberikan dampak terhadap pola budaya yang
selama ini ada.
Di samping dampak negatif yang timbul, dampak positif yang diperkirakan
akan muncul adalah peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari hasil
ganti rugi lahan. Dampak positif tersebut dapat berlangsung singkat jika penduduk
yang menerima ganti rugi tidak dapat memanfaatkan secara optimal uang tersebut.
Kelompok masyarakat yang demikian akan berpotensi menyebabkan munculnya
persepsi negatif pada tahapan kegiatan selanjutnya. Pembinaan terhadap
VIII - 4
masyarakat atau kelompok masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat agar dapat mengambil kesempatan dan meraih peluang
usaha seiring berkembangnya aktivitas penambangan PT. Andesite Quality
Corporation.
c) Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk menangani kegiatan-kegiatan
tahap pra-konstruksi hingga tahap operasi, dapat menimbulkan dampak terhadap
peningkatan pendapatan penduduk yang diterima bekerja di perusahaan. Proses
penerimaan tenaga kerja dilakukan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku dengan tetap mengutamakan tenaga kerja lokal yang sesuai dengan posisi
tenaga kerja yang dibutuhkan. Keresahan masyarakat dan potensi konflik akan
muncul jika aspirasi masyarakat lokal untuk dapat berpartisipasi (bekerja) dalam
kegiatan perusahaan tidak/belum dapat terakomodasi dengan baik. Sikap dan
persepsi masyarakat positif jika dilakukan secara transparan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Sebaliknya dampak negatif akan terjadi jika
proses rekruitmen tenaga kerja dilakukan secara tidak transparan.
Harapan lain untuk penyerapan tenaga kerja berasal dari tumbuh dan
berkembangnya sektor jasa dan sektor informal dengan beroperasinya kegiatan
penambangan Batu Andesit PT. Andesite Quality Corporation. Berbagai sektor
informal tersebut diperkirakan akan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Sektor informal ini meliputi kebutuhan hidup sehari-hari seperti warung, bengkel,
pasar, toko, pemondokan dan lain-lain. Implikasi dari kegiatan ini banyaknya
penduduk yang bermigrasi ke lokasi ini sebagai bentuk dari peluang berusaha di
sektor informal seperti yang dijelaskan diatas.
d) Mobilisasi peralatan
Mobilisasi peralatan dimaksudkan untuk mempersiapkan seluruh peralatan
yang akan digunakan dalam tahap konstruksi, yaitu pembangunan jalan, sarana
dan prasarana penunjang di lokasi proyek. Mobilisasi peralatan dapat
menimbulkan dampak negatif berupa kepadatan transportasi peralatan yang
mengganggu arus lalu lintas penduduk di sekitar lokasi proyek, dan menimbulkan
polusi debu serta kebisingan akibat peralatan mekanis yang berlalu-lalang.
VIII - 5
a. Tahap Konstruksi
a) Pembangunan Jalan
Pembuatan jalan diawali dengan pembersihan lahan yang direncanakan
akan dijadikan badan jalan. Pembersiha ini hanya dilakukan untuk menghilangkan
kotoran ataupun sedikit ilalang kering di atas lahan yang akan dibuat jalan, karena
pada lahan ini tidak terdapat overburden. Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan
pembuatan jalan dengan menggunakan alat Bulldozer.
b. Tahap Operasi
a) Penggalian atau Penambangan batu andesit
Pembongkaran/penggalian Batu Andesit akan menimbulkan dampak
negatif penting terhadap fisiografi lahan, penurunan kualitas tanah dan parameter
hidrologi. Penambangan Batu Andesit akan menimbulkan genangan air di lubang
tambang yang berpotensi menjadi habitat organisme penyebab penyakit
(pathogen), seperti nyamuk. Pembongkaran dan peremukan Batu Andesit dapat
menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Pengoperasian peralatan
yang digunakan untuk penambangan Batu Andesit akan meningkatkan polutan
udara dan kebisingan.
b) Penirisan air tambang atau Penyaliran Tambang
Penurunan kualitas air akan menurun apabila air dari tambang langsung
masuk ke badan perairan, maka dari itu diperlukan settling pond sehingga air yang
keluar dari tambang tidak berdampak ke badan perairan.
c) Pemuatan dan Pengangkutan Batu Andesit
Pemuatan dan pengangkutan Batu Andesit dari lokasi tambang ke lokasi
penumpukan/stockyard akan meningkatkan konsentrasi debu dan kebisingan.
Dampak yang terjadi bersifat terus menerus dan terakumulasi sehingga akan
berdampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya penyakit ISPA. Selain itu
kebisingan ini akan menyebabkan satwa yang berada pada sekitar tempat kegiatan
akan semakin jauh bermigrasi dari lokasi penambangan. Akumulasi dari dampak
negatif yang timbul oleh kegiatan pemuatan dan pengangkutan batubasaltpada
komponen kualitas udara, kebisingan dan kesehatan masyarakat selanjutnya akan
VIII - 6
memacu timbulnya sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat negatif, sehingga
akan berpotensi timbulnya gangguan dan keamanan masyarakat.
d) Pengoperasian Fasilitas Penunjang
Dalam rangka menunjang kelangsungan dan kelancaran kegiatan
penambangan, PT. Andesite Quality Corporation melakukan operasional beberapa
fasilitas penunjang, seperti bengkel, mushola, kantin, perkantoran, serta fasilitas
tambang dan pengolahan lainnya. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini
adalah penurunan kualitas udara, kebisingan, hidrologi dan penurunan kualitas air
yang berimplikasi pada perubahan terhadap biota perairan, terbentuknya persepsi
dan sikap masyarakat dan perubahan terhadap aspek kesehatan masyarakat.
e) CSR/CD (Coorporate Social Responsibility/Community Development)
PT. Andesite Quality Corporation mengadakan berbagai program
kemasyarakatan berdasarkan pemahaman terhadap konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) dengan tiga sendi utama yang
mengokohkannya yaitu : pertumbuhan ekonomi, kinerja lingkungan, dan
tanggung jawab sosial. Program-program ini dilakukan sebagai wujud interaksi
yang saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat setempat.
c. Tahap Pasca-Operasi
a) Penutupan Tambang
Penutupan tambang akan berdampak negatif terhadap masyarakat sekitar
karena adanya pemutusan hubungan kerja. Sehingga masyarakat setempat akan
kehilangan mata pencaharian yang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi
masyarakat. Terlebih lagi bila pekerja tidak dapat memanfaatkan pesangon yang
diberikan dengan sebaik mungkin, maka uang pesangon tersebut dapat habis
dengan jangka waktu pendek. Selain Pemutusan Hubungan Kerja, kegiatan
pertambangan akan meninggalkan rona akhir yang tidak bervegetasi. Hal ini
menyebabkan terbentuknya persepsi dan sikap masyarakat yang negatif terhadap
kegiatan pertambangan.
b) Reklamasi
Kegiatan reklamasi lahan dilakukan dengan cover crop terhadap lahan-
lahan yang masih terbuka, dan menanami tanaman dengan tanaman berkayu.
VIII - 7
Sasaran utamanya adalah tanaman tahunan sehingga secara pelan-pelan akan
merubah penutupan lahan dari lahan terbuka menjadi lahan yang bervegetasi,
vegetasi ini lambat laun akan memberikan iklim mikro. Dengan adanya vegetasi
juga menyebabkan kualitas tanah akan semakin membaik begitu juga dengan laju
aliran tanah yang menyebabkan air hujan sebagian akan tertahan oleh akar
tanaman sehingga mengurangi pengaruh negatif terhadap kualitas air di perairan.
Akumulasi dari pengurangan dampak negatif ini akan memberikan persepsi positif
pada masyarakat.
c) Pemindahan atau Pembongkaran Sarana Tambang
Berhentinya operasi penambangan PT. Andesite Quality Corporation akan
meninggalkan fasilitas penambangan yang sudah tidak digunakan lagi. Fasilitas
yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dibongkar agar tidak membahayakan
masyarakat dan lingkungan sekitar. Yang perlu diperhatikan dalam proses
pembongkaran adalah aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaan
pembongkaran akan dilakukan setelah fasilitas tidak digunakan lagi dan proses
pembongkaran dilakukan hingga selesai (tidak meninggalkan material sisa).
Sarana dan prasarana yang mengandung limbah akan dilakukan pembersihan
(cleaning up) terlebih dahulu sebelum dibongkar, sehingga tidak membahayakan
lingkungan dan masyarakat sekitar.
d) Pemanfaatan Bangunan atau Sarana Tambang
Pada tahap pasca operasi, sarana dan prasarana tambang dapat
dimanfaatkan kembali, baik oleh Pemerintah Daerah maupun oleh perusahaan
sebagai penunjang program pasca tambang yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitar. Hal ini dapat menimbulkan persepsi positif masyarakat terhadap kegiatan
penambangan PT. Andesite Quality Corporation bahwa kegiatan penambangan
tersebut tetap memperhatikan masyarakat sekitar.
Beberapa komponen lingkungan yang terkena dampak, antara lain :
1. Komponen Fisika – Kimia
Dengan adanya kegiatan penambangan, komponen-komponen fisik yang
akan terkena dampak antara lain:
a. Iklim dan cuaca
VIII - 8
Iklim merupakan rata-rata kondisi cuaca dalam periode yang panjang. Suhu
dan curah hujan merupakan dua unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan
di bumi. Suhu rata-rata di Desa Girimulyo sebesar 26,30C serta curah hujan rata-
rata 2654 mm. Suhu di bulan April yang merupakan bulan terhangat sebesar
27,00C serta suhu rata-rata terendah berada pada bulan Juli sebesar 25,00C. lihat
lampiran G.1
Kondisi iklim di Desa Girimulyo yaitu 48 mm hujan yang trejadi di bulan
Agustus yang merupakan bulan terkering. Hamper semua presipitasi jatuh pada
bulan Januari dengan rata-rata 381 mm. Berdasarkan analisis data curah hujan
bulanan selama tahun 2017, rata-rata curah hujan perbulan adalah 248 mm. Lihat
lampiran G.2 & G.3.
Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan November, sedangkan
terendah terjadi pada bulan Agustus. Nilai ini mengikuti pola distribusi musim di
Indonesia, yaitu bulan basah jatuh pada musim penghujan (November-April) dan
bulan kering pada musim kemarau (Mei-Oktober).
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata curah hujan per tahun yaitu
111,88mm/tahun. Pada musim kemarau besar curah hujan rata-rata adalah
31,095mm/tahun. Pada musim hujan besar curah hujan rata-rata adalah
194,3317mm/tahun. Grafik data Curah hujan dari tahun 2006 – 2015 Kabupaten
Kulon Progo. Lihat lampiran G.4
b. Topografi
Perubahan lahan akan terjadi apabila dilaksanakan kegiatan penambangan,
yaitu yang semula bentang alam berupa bukit akan berubah menjadi galian yang
dalam.
c. Perubahan tata guna lahan
Tata guna lahan mengalami perubahan yang besar, dikarenakan sebelum
penambangan terdapat tanaman diatas lahan tersebut. Setelah kegiatan
penambangan berakhir akan berbentuk lahan datar yang memiliki elevasi datar
sama dengan rumah penduduk sekitar.
d. Kualitas Udara
VIII - 9
Pada tahap operasi penambangan, perubahan kualitas udara didaerah
kegiatan akan terjadi. Hal ini disebabkan oleh penggunaan truck didalam proses
pengangkutan bahan galian. Komponen kualitas udara yang menjadi tolak ukur
adalah CO, NO2 dan SO2. Komponen tersebut akan meningkat seiring kegiatan
pertambangan yang disebabkan oleh alat angkut truck, Back Hoe dan Bulldozer.
e. Kebisingan
Dampak kebisingan pada tahap operasional pasti terjadi, terutama
ditimbulkan oleh suara dari kendaraan alat berat, terutama pada saat peledakan,
transportasi dan pengolahan pada kegiatan tahap operasi.
f. Hidrologi
Perubahan kualitas air disekitar penambangan akan mengalami dampak dari
kegiatan penambangan terutama pada saat pengolahan. Air akan bersifat basa
dikarenakan proses pengolahan Batu Andesit yang akan menggunakan bantuan
air, sehingga perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas air, baik disekitar
lokasi penambangan maupun disekitar sumur warga.
2. Komponen Biologis atau Biotis
a. Flora
Tidak terlalu banyak perubahan flora yang terjadi karena pada daerah
penambangan, karena lahan penambangan ini merupakan lahan dengan banyak
tanaman seperti jati dan sengon.
b. Fauna
Jumlah fauna penghuni lokasi kegiatan penambangan pada saat ini (fauna
liar) semakin berkurang atau jenis-jenis fauna bermigrasi dikarenakan adanya
penambangan dan habitatnya mengalami gangguan.
3. Komponen Sosekbud – Kesmas
a. Dengan adanya rencana kegiatan penambangan diwilayah ini masyarakat
sangat mendukung karena akan dapat memberikan peluang untuk bekerja dan
mendapatkan penghasilan diperusahaan ini dalam upaya untuk
meningkatakan kesejahteraan keluarganya.
b. Sosial – Ekonomi
VIII - 10
Perubahan yang terjadi untuk kondisi sosial – ekonomi masyarakat dengan
adanya rencana kegiatan penambangan, akan memberikan dampak yang lebih
baik dibandingkan sebelum ada kegiatan penambangan. Dengan kegiatan ini
banyak penduduk setempat memeberikan kesempatan kerja yang secara langsung
akan memberikan penghasilan bagi masyarakat sekitarnya sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat setempat.
c. Sosial – Budaya
Kemungkinan dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan
Batu Andesit bagi penduduk sekitar daerah Dusun Kalisonggo dilihat dari jenis
dan macam kegiatan yang direncanakan tidak memberikan perubahan yang sangat
signifikan terhadap sistem sosial – budaya di wilayah tersebut, terutama
perubahan yang sifatnya negatif, tetapi kemungkinan malah memperkokoh
ekosistem sosial – budaya yang sudah ada bahkan dapat lebih meningkat lagi
karena kondisi sosial – ekonomi masyarakatnya menjadi lebih mantap.
Perkumpulan kesenian tradisional yang sudah ada dapat lebih semarak,
bergairah, dengan demikian kelestarian budaya tradisional yang sudah melekat
dimasyarakat akan lebih terjaga.
d. Kesehatan Masyarakat
Adanya kegiatan rencana penambangan di wilayah Desa Pendoworejo
mempunyai pengaruh atau dampak langsung maupun tidak langsung bagi
penduduk sekitar kegiatan penambangan tersebut. Sebelum adanya kegiatan
penambangan, masyarakat sekitar hidup dari pertanian lahan kritis dan berkebun,
serta berternak sehingga pendapatan belum mencukupi untuk hidup layak. Dengan
kekurangan inilah muncul penyakit–penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang
tidak baik atau sehat. Penyakit endemik seperti malaria, diare, ISPA, dan lain-lain
mengindikasikan bahwa kondisi sosial – ekonomi masyarakat masih sangat redah,
tetapi dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat karena adanya kegiatan
penambangan akan dapat memperbaiki taraf hidup sehingga dengan demikian
mereka mampu untuk memperbaiki dan memperhatikan kesehatan keluarganya.
VIII - 11
Sesuai dengan PP nomor 27 tahun 2012, PT. Andesite Quality Corporation
wajib melakukan kegiatan UKL (Upaya pengelolaan lingkungan hidup) dimana
UKL dilakukan oleh PT. Andesite Quality Corporation. Dengan adanya dampak
negatif yang mungkin terjadi saat penambangan yang dilakukan, maka perlu
adanya suatu usaha untuk meminimalisir, sehingga tidak berdampak langsung
terhadap kelangsungan perusahaan sendiri maupun lingkungan hidup. Adapun
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh PT. Andesite Quality
Corporation sebagai berikut :
1. Lingkungan Abiotik
Melakukan penyemprotan pada jalan tambang untuk mengurangi polusi
debu.
Membuat kolam pengendapan untuk mengendapkan lumpur yang
terbawa air hujan, dari tambang dan pengolahan sebelum dibuang ke
sungai.
Melakukan kegiatan penambangan secara bertahap untuk mengurangi
luas areal terbuka, perubahan iklim mikro, pengurangan intensitas
dampak pada bentang alam.
Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat untuk mengurangi
kebisingan dan polusi udara akibat alat-alat yang digunakan.
2. Lingkungan Biotik
Melakukan penanaman pohon di areal bekas penambangan dan areal yang
tidak ditambang.
3. Lingkungan Culture
Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal.
Memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan pada masyarakat sekitar.
Membantu sarana kesehatan di lingkungan sekitar.
Memperbaiki sarana dan prasarana fisik sehingga dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan sendiri dan masyarakat sekitar.
pengelolaan lingkungan PT. Andesite Quality Corporation selanjutnya
dijabarkan dalam suatu matriks dimana pada matriks tersebut terdapat rincian hal
tentang tata cara pelaksanaan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan sesuai
VIII - 12
dengan tahapan penambangan yang dilakukan. Adapun matriks tersebut
ditampilkan sebagai berikut :
VIII - 13
Tabel 7.2 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Penambangan Batu Andesit PT. Andesite Quality Corporation
VIII - 14
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
BENTUK PENGELOLAA
SUMBER JENIS BESARAN LOKASI PERIODE
UPAYA N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
TAHAP KONSTRUKSI
A. KOMPONEN FISIK DAN KIMIA
A1. KUALITAS UDARA
penambangan penigkatan kadar debu melakukan area dilakukan saat Instansi
andesit dan kadar debu yang penyiraman air penambangan melakukan pelaksana yaitu
transportasi udara dihasilkan pada saat andesit, depan penambangan PT. Andesite
andesit sebesar 50 penambangan bengkel alat berat Quality
mppcf Corporation
selaku
pemrakarsa dan
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan kantor
LH Kab. Kulon
Progo
VIII - 15
emisi gas buang penurunan gas karbon produksi gas area 1 kali/bulan Instansi
dari alat berat kualitas monoksida karbon penambangan pelaksana yaitu
udara (CO) yang monoksida dapat andesit, depan PT. Andesite
dihasilkan dikurangi dengan bengkel alat berat Quality
dari alat berat cara memasang Corporation
alat pengubah selaku
katalik untuk pemrakarsa dan
menyempurnakan instansi penerima
pembakaran laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan kantor
LH Kab. Kulon
Progo
A.2. KEBISINGAN
Operasi alat berat peningatan kebisingan diberikan area setiap alat Instansi
dan mesin andesit kebisingan ditimbulkan peredam suara penambangan beroperasi pelaksana yaitu
oleh suara alat berat andesit depan PT. Andesite
dari sehingga bengkel alat berat Quality
kendaraan alat kebisingannya Corporation
berat, berkurang selaku
terutama pada pemrakarsa dan
transportasi instansi penerima
dan laporan yaitu
pengelolaan Bappeda Prov.
pada kegiatan DIY dan kantor
tahap operasi LH Kab. Kulon
produksi Progo
VIII - 16
HIDROGEOLOGI
Proses penurunan air permukaan proses area 1 kali/bulan Instansi
penambangan kualitas air menurun penambangan penambangan pelaksana yaitu
batu andesit dilakukan dengan andesit PT. Andesite
baik, sehingga Quality
kualitas air Corporation
permukaan tidak selaku
menurun pemrakarsa dan
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan kantor
LH Kab. Kulon
Progo
VIII - 17
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN
PENGELOLAAN PENGELOL PEMANTAU AN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
LH AAN LH AN LH
proses peningkata kebisingan Rata-rata curah area saat proses instansi
penambangan n aliran yang hujan per tahun penambangan penambangan pelaksana yaitu
batu andesit permukaan dihasilkan 100 yaitu 251 mm/tahun. batu andesit PT. Andesite
dan reklamasi DB Keadaan rata-rata Quality
bekas curah hujan tertinggi Corporation
tambang terjadi pada bulan selaku
November sebesar pemrakarsa dan
716 mm dengan instansi
jumlah hari hujan 23 penerima
hari sebulan. laporan yaitu
Sehingga terjadi Bappeda Prov.
peningkatan DIY dan
permukaan air. Kantor LH
Kab. Kulon
Progo.
VIII - 18
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUA AN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
LH LH N LH
GEOLOGI
proses perubahan batuan yang penambangan area saat proses instansi proses
penambangan keaktifan proses memiliki dengan cara penambangan penambangan pelaksana yaitu penambanga
batu andesit geomorologi kekerasan membongkar batu andesit PT. Andesite n batu
dan reklamasi yang tinggi batuan galian Quality andesit
bekas dengan Corporation
tambang menggunakan alat selaku
mekanis pemrakarsa
dan instansi
penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan
Kantor LH
Kab. Kulon
Progo.
VIII - 19
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
LOKASI PERIODE KET
SUMBER JENIS BESARAN UPAYA
PENGELOLAAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN
LH LH
LH
KOMPONEN GEOLOGI
Penambangan perubahan habitat melakukan lahan 4 kali/ tahun instansi pelaksana
andesit dan keanekaragaman tumbuhan yang penambangan penambangan yaitu PT.
reklamasi bekas dan kerapatan jumlahnya dengan tidak dengan hasil Andesite Quality
tambang flora berkurang mengganggu reklamasi Corporation
habitat tumbuhan pertambangan selaku
pemrakarsa dan
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan Kantor
LH Kab. Kulon
Progo.
Penambangan perubahan habitat hewan melakukan lahan 4 kali/ tahun instansi pelaksana
andesit dan keanekaragaman yang jumlahnya penambangan penambangan yaitu PT.
reklamasi bekas jenis dan berkurang dengan tidak dengan hasil Andesite Quality
tambang kelimpahan mengganggu reklamasi Corporation
fauna darat habitat hewan pertambangan selaku
pemrakarsa dan
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan Kantor
LH Kab. Kulon
Progo.
VIII - 20
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
SUMBER BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN
A.2 SOSIAL BUDAYA
operasional keresahan hampir seluruh dengan melakukan desa-desa disekitar selama proses instansi pelaksana
penambangan masyarakat warga menolak pendekatan dengan lokasi penambangan yaitu PT. Andesite
batu andesit adanya warga setempat dan penambangan sampai pasca Quality
penambangan membuat program tambang Corporation
CSR selaku pemrakarsa
dan isntansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
B. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
B.1 KESEHATAN MASYARAKAT
operasional penurunan tingkat memicu membuka jasa areal sekitar dari tahap instansi pelaksana
penambangan kesehatan timbulnya akibat pemeriksaan penambangan penambangan yaitu PT. Andesite
batu andesit masyarakat penambangan kesehatan gratis hingga pasca Quality
tambang Corporation
selaku pemrakarsa
dan isntansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
VIII - 21
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
SUMBER BESARAN LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK UPAYA
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
TAHAP PASCA TAMBANG
A. KOMPONEN FISIK DAN KIMIA
A1. PENUTUPAN TAMBANG
Reklamasi bekas perubahan jumlah habitat melakukan lahan dari tahap instansi pelaksana
tambang keanekaragaman flora dan fauna reklamasi di penambangan dan penambangan yaitu PT. Andesite
dan kerapatan berkurang daerah tambang lahan hasil hingga tahap pasca Quality
flora dan fauna reklamasi pasca tambang Corporation
tambang selaku pemrakarsa
serta instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
bekas perubahan terjadi perubahan melakukan areal sekitar dari tahap instansi pelaksana
penambangan batu geomorfologi geomorfologi reklamasi di pertambangan penambangan yaitu PT. Andesite
andesit setelah daerah tambang hingga tahap pasca Quality
penambangan tambang Corporation
selaku pemrakarsa
serta instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
VIII - 22
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
SUMBER BESARAN LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK UPAYA
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
A.2 KOMPONEN SOSIAL BUDAYA
Berakhirnya Pemutusan Pekerja tambang Membuat Daerah sekitar IUP Setahun sebelum instansi pelaksana
kegiatan hubungan kerja tidak mendapat lapangan tambang berakhir yaitu PT. Andesite
pertambangan pekerjaan pekerjaan seperti Quality
membuat sawah Corporation
dan kebun selaku pemrakarsa
serta instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
VIII - 23
7.1.2.1 Pengelolaan Limbah
Pengelolaan air limbah dari area pertambangan sudah dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola
aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk
menetapkan titik penataan titik penataan air limbah yang akan dibuang ke
lingkungan. Saat ini terdapat 23 titik penataan yang semuanya sudah mendapatkan
izin pembuangan air limpah (IPAL) dari Bupati Kulonprogo. Air limbah yang
dibuang melalui semua lokasi titik penataan sudah dilakukan pengujian
laboratorium ekstrernal setiap 1 bulan sekali. Hasil analisasi menunjukkan bahwa
air limbah yang dibuang tersebut telah memnuhi baku mutu air limbah yang
ditetapkan.
Kebijakan yang diambil oleh perusahaan saat ini adalah mempersiapkan
dahulu fasilitas pengelolaan air limbah dan kemudian memintakan izin
pembuangan air limbah ke Bupati. Setelah semua fasilitas dan izin diperoleh baru
fasilitas tersebut dioperasikan sebagai sarana pengolahan air limpah (IPAL).
Pembangunan fasilitas IPAL ini telah melalui perencanaan pembangunan
IPAL dengan mempertimbangkan kualitas dan volume air limbah (curah hujan
tertinggi) yang akan diolah.
Kebijakan manajemen PT. Andesite Quality Corporation terhadap
pelaksanaan konservasi air juga termasuk sebagai salah satu bagian dalam
efisiensi sumber daya. Beberapa aktivitas terkait konservasi adalah sebagai
berikut :
Pengaspalan jalan mampu menghemat air untuk penyiraman, fasilitas
pencucian alat berat dan angkutan karyawan yang menggunakan sistem sirkulasi
tertutup. Sedang dalam perencanaan adalah pembuatan dan pemanfaatan settling
pond dan catchment dam sebagai sumber air yang dimanfaatkan.
Tabel 7.4 Rencana reklamasi areal penambangan Tahun 2023 s/d 2028
Tahap Reklamasi Rencana Luasan Reklamasi Keterangan
Tahap 1 & 2 0,8 Ha Tahun 2023 – 2024
Tahap 3 & 4 1,4 Ha Tahun 2024 – 2025
Tahap 5 & 6
Tahap Akhir 2,8 Ha Tahun 2025 – 2026
Tahap Akhir 2,3 Ha Tahun 2026 – 2027
1,1 Ha Tahun 2027 – 2028
TO TA L 8,62 Ha
Selain lokasi tambang reklamasi dilakukan pada tempat-tempat
terbuka akibat pembuatan jalan tambang, halaman perkantoran dan
basecamp, dimana penghijauan dilakukan di tepi kiri dan kana jalan tambang,
halaman perkantoran, basecamp dan workshop dengan jenis tanaman
setempat yang mudah dan cepat tumbuh.
Berdasarkan hasil pembahasan dalam Dokumen Studi Kelayakan PT.
Andesite Quality Corporation, maka metode dan peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan reklamasi adalah sebagai berikut :
A. Reklamasi
a. Back Filling
Dalam perencanaan penimbunan lapisan penutup, penimbunan di lokasi
outside dump hanya akan dilaksanakan sampai tersedianya daerah bekas
penambangan yang cukup luas untuk dapat melaksanakan back filling. Cara
seperti ini, selain mengurangi biaya produksi (karena jarak angkut lapisan
penutup berkurang) juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat
bekas penambangan. Dengan back filling, lubang- lubang bekas tambang
akan terisi kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera
berjalan.
b. Water Filling
Pelaksanaan water filling dilakukan pada pit 1 secara terencana yaitu
dengan mengisi lahan bekas penambangan (quarry) dengan air hujan atau air
tanah dan pembuatan saluran sirkulasi.
c. Penataan Permukaan Tanah
Penataan permukaan tanah timbunan dilakukan dengan membuat
terasering dan pengaturan elevasi permukaan.
B. Penebaran Tanah Pucuk
Penebaran tanah pucuk dilakukan pada seluruh bidang datar dari
tumpukan waste dump, dengan ketebalan 30 – 40 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi penimbunan tanah
adalah sebagai berikut:
Jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang.
Tidak mengganggu areal yang akan ditambang.
Topografi permukaan berupa lembah.
C. Revegetasi
Kegiatan revegetasi atau penanaman kembali ini dilakukan pada tumpukan
waste di bekas bukaan tambang yang sudah di-back filling. Jenis tanaman
yang digunakan dalam proses revegetasi ini adalah tanaman penutup tanah,
yang terdiri dari: tanaman centrocema pubescens, peureraria, javanica,
colopogonium munuciodes serta tanaman kayu-kayuan yang diutamakan,
misalnya: pinus dan kakao. Penanaman kembali ini dapat dilakukan dengan
jarak 4x4 meter atau ±729 batang per hektar.
2. Teknik Reklamasi Settling Pond
Ketika kolam pengendapan sudah tidak berfungsi lagi, maka akan
meninggalkan kolam-kolam besar berisi lumpur yang perlu penanganan khusus
dalam kegiatan reklamasinya. Metode penimbunan dipilih untuk menangani
kolam pengendapan ini agar lahan bekas kolam pengendapan memiliki daya
dukung yang baik untuk kegiatan revegetasi. Material yang digunakan untuk
kegiatan penimbunan berasal dari Pit 1 sebanyak ??? BCM untuk menangani
kolam seluas ??? m2. Kegiatan penimbunan dilakukan segera setelah kolam
pengendapan tidak difungsikan lagi, agar proses pengeringan menjadi lebih cepat
dan penataan lahan untuk persiapan revegetasi lebih mudah dilakukan. Pada
kegiatan revegetasi, penataan tanah pucuk (top soil) dilakukan dengan sistem
lubang tanam (pot) dengan tujuan menghemat volume tanah pucuk yang
digunakan. Tanah pucuk juga didatangkan dari pit 1 dengan volume ??? LCM.
Volume tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan volume lubang tanam
yang berjumlah ??? lubang tanam dengan volume setiap lubang tanam adalah ???
m3. Untuk mendukung kestabilan lahan terhadap erosi, maka dilakukan
perancangan sistem pembuangan air (SPA) atau drainase yang baik untuk
mencegah air limpasan masuk ke dalam lahan bekas kolam pengendapan tersebut.
Penempatan lokasi saluran penirisan disesuaikan dengan kemiringan kontur di
wilayah tersebut.
3. Teknik Reklamasi Waste Dump Area
Timbunan lapisan penutup Overburden dan Topsoil (waste dump area)
diluar tambang akan direklamasi dengan cara direvegetasi (penebaran cover
crop) untuk menjaga erosi tanah. Setelah material OB dikembalikan ke pit
bekas tambang. Waste dump area ini berada pada kontur yang relative datar
sehingga ditanami pohon pinus dimana sebelumnya diawali oleh penyebaran
benih rumput dan dapat dilakukan juga dengan cover crop, kemudian
dilakukan juga pemupukan dengan nitrogen, fosfor, dan potassium/kalium,
untuk menambah unsur hara tanah sehingga menyuburkan tanaman.
Reklamasi pada area waste dump (Penanaman Pinus) ini dapat dilakukan
pada tahun ke 5 setelah material tanah penutup ditimbun kembali pada area
bekas tambang, sedangkan penebaran covercrop dapat dilakukan pada tahun
ke 4 selama material penutup masih ditumpuk di area waste dump.
4. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan reklamasi PT. Andesite
Quality Corporation ini antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 7.5 Peralatan Mekanis
No. Alat Tipe Alat Jumlah (Unit)
1. Bulldozer Komatsu D7G 1
2. Dump Truck Mitsubishi PS 100 2
3. Excavator Komatsu PC 200-7 2
Tabel 7.7. Kesesuaian Syarat Tumbuh Tanaman Kakao dengan kondisi lahan
Kriteria
Kondisi Lahan di
No. Kesesuaian Syarat Tumbuh Keterangan
Lokasi Penelitian
Lahan
1 Ph tanah 5,6 - 6,8 4,5 - 6,5 Sesuai
1100 - 3000
2 Curah Hujan 2240 (mm/tahun) Sesuai
(mm/tahun)
Lempung,
Lempung dan
3 Tekstur tanah massif, kerikil Sesuai
berpasir
& berpasir
Kedalaman
4 efektif tanah ≥ 40 cm
pucuk
5 Suhu udara 15°C – 31°C 21,1°C - 29,4°C Sesuai
6 Ketinggian 0 - 800 mdpl 100 - 500 mdpl Sesuai
emisi gas penurunan gas karbon melakukan sampling area penambangan setiap 3 bulan instansi pengawas
buang dari alat kualitas udara monoksida udara dengan metode andesit depan sekali yaitu kantor-kantor LH
berat (CO) yang analisis udara sesuai bengkel alat berat Kab. Kulon Progo dan
dihasilkan dari dengan PP No.41 Dinasker DUK-Capil
alat berat Tahun 1999 tentang Kab. Kulon Progo dan
pengendalian instansi penerima
pencemaran udara laporan yaitu Bappeda
Prov. DIY dan kantor
LH Kab. Kulon Progo.
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
TAHAP KONSTRUKSI
A. KOMPONEN FISIK DAN KIMIA
A.2. KEBISINGAN
Operasi alat peningatan kebisingan pengukuran langsung area penambangan setiap 3 bulan instansi pengawas
berat dan kebisingan ditimbulkan di lapangan dengan andesit depan sekali yaitu kantor LH Kab.
mesin andesit oleh suara dari sound level meter dan bengkel alat berat Kulon Progo dan Dinas
kendaraan alat membandingkan hasil Pertambangan Kab.
berat, terutama pengukuran dengan Kulon Progo dan
pada baku mutu tingkat instansi peneriman
transportasi kebisingan laporan yaitu Bappeda
dan Prov. DIY dan kantor
pengelolaan LH Kab. Kulon Progo
pada kegiatan
tahap operasi
produksi
HIDROLOGI
Proses penurunan air permukaan pengambilan sampel area penambangan setiap 6 bulan instansi pengawas
penambangan kualitas air menurun air dan analisis andesit sekali yaitu kantor-kantor LH
batu andesit laboratorium sesuai Kab. Kulon Progo dan
dengan Dinasker DUK-Capil
membandingkan baku Kab. Kulon Progo dan
mutu kelas II PP No. instansi penerima
82 tahun 2001 tentang laporan yaitu Bappeda
Pengelolaan kualitas Prov DIY dan kantor
air dan pengendalian LH Kab. Kulon Progo
pencemaran air
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK
LOKASI PERIODE INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN UPAYA KET
PEMANTAUA PEMANTAUA PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLA
N LH N LH
AN LH
proses peningkatan kebisingan Pengamatan area 3 bulan musim institusi pengawas
penambangan aliran yang dihasilkan langsung penambangan hujan selama yaitu kantor LH
batu andesit permukaan 100 DB dengan batu andesit operasional Kab. Kulon Progo
dan reklamasi mengukur penambangan dan instansi
bekas tambang volume air batu andesit penerima laporan
setiap settling yaitu Bappeda
pond dan Prov. DIY Kab.
pengamatan Kulon Progo
area reklamasi
dan
penghijauan
bekas
penambangan
batu andesit
GEOLOGI
proses perubahan batuan yang operasi lokasi area setiap 6 bulan instansi pengawas proses
penambangan keaktifan proses memiliki penambangan penambangan sekali membuka yaitu kantor LH penambang
batu andesit geomorologi kekerasan yang andesit batu andesit 1 blok Kab. Kulon Progo an batu
dan reklamasi tinggi penambangan dan Dinas andesit
bekas tambang Pertambangan
Kab. Kulon Progo
dan instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY DAN
Kantor LH Kab.
Kulon Progo
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
LOKASI PERIODE KET
SUMBER JENIS BESARAN UPAYA PEMANTAUAN
PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN
LH LH
LH
KOMPONEN GEOLOGI
Penambangan perubahan habitat pengamatan lahan setelah instansi pengawas
andesit dan keanekaragaman tumbuhan yang langsung dan penambangan penambangan yaitu kantor LH
reklamasi bekas dan kerapatan jumlahnya plotting di dan lahan hasil selesai Kab. Kulon Progo
tambang flora berkurang lapangan serta reklamasi dilakukan, dan 2 dan Dinas
analisis dan pertambangan kali tahun Pertambangan
deksriptif analisis (musim kemarau Kab. Kulon Progo
dan hujan) dan instansi
selama penerima laporan
operasional yaitu Bappeda
tambang Prov. DIY dan
Kantor LH Kab.
Kulon Progo
Penambangan perubahan habitat hewan pengamatan lahan 2 kali/ tahun instansi pengawas
andesit dan keanekaragaman yang jumlahnya langsung dan penambangan yaitu kantor-
reklamasi bekas jenis dan berkurang plotting di dan lahan hasil kantor LH Kab.
tambang kelimpahan lapangan serta reklamasi Kulon Progo dan
fauna darat analisis dan pertambangan Dinasker DUK-
deksriptif analisis Capil Kab. Kulon
Progo dan instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
kantor LH Kab.
Kulon Progo
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
SUMBER BESARAN LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK UPAYA
DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
A.2 SOSIAL BUDAYA
operasional keresahan hampir seluruh observasi dan desa-desa di 1 kali/tahun intansi pengawas
penambangan masyarakat warga menolak wawancara serta sekitar lokasi selama proses yaitu kantor LH
batu andesit adanya kuantitatif dan penambangan penambangan Kab. Kulon Progo
penambangan kualitatif dan Dinas
pertabangan Kab.
Kulon Progo serta
instansti penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov. DIY
dan Kantor LH Kab.
Kulon Progo
B. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
B.1 KESEHATAN MASYARAKAT
operasional penurunan tingkat memicu pengumpulan data areal sekitar 1 kali/tahun instansi pengawas
penambangan kesehatan timbulnya akibat dari puskesmas penambangan selama proses yaitu kantor-kantor
batu andesit masyarakat penambangan kecamatan dalam penambangan LH Kab Kulon
wilayah lokasi Progo dan Dinasker
penambangan DUK-capil Kab.
Kulon Progo serta
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov. DIY
dan kantor LH Kab.
Kulon Progo
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
SUMBER BESARAN LOKASI PERIODE
JENIS DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
TAHAP PASCA TAMBANG
A. KOMPONEN FISIK DAN KIMIA
A1. PENUTUPAN TAMBANG
Reklamasi bekas perubahan jumlah habitat pengamatan lahan setelah instansi pengawas
tambang keanekaragaman flora dan fauna langsung dan penambangan dan penambangan yaitu kantor LH
dan kerapatan berkurang plotting di lahan hasil selesai Kab. Kulon Progo
flora dan fauna lapangan serta reklamasi pasca dan Dinas
analisis data tambang Pertambangan
deksriptif Kab. Kulon Progo
serta instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
Kantor LH Kab.
Kulon Progo
bekas perubahan terjadi perubahan observasi lokasi areal sekitar setelah instansi pengawas
penambangan batu geomorfologi geomorfologi bekas awal penambangan penambangan yaitu kantor LH
andesit setelah pertambangan selesai Kab. Kulon Progo
penambangan dan Dinasker
DUK-Capil Kab.
Kulon Progo serta
instansi penerima
laporan yaitu
Bappeda Prov.
DIY dan Knator
LH Kab. Kulon
Progo
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK INSTITUSI
SUMBER BESARAN LOKASI PERIODE PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK UPAYA
DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
A.2 KOMPONEN SOSIAL BUDAYA
Berakhirnya Pemutusan Pekerja tambang Observasi dan Daerah sekitar setelah instansi pengawas
kegiatan hubungan kerja tidak mendapat wawancara serta IUP penambangan yaitu kantor LH
pertambangan pekerjaan kualitatifdan selesai Kab. Kulon Progo
kuantitatif dan Dinas
Pertambangan
Kab. Kulon Progo
serta instansi
penerima laporan
yaitu Bappeda
Prov. DIY dan
Kantor LH Kab.
Kulon Progo
7.1.4 Kegiatan Pascatambang
Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau
seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam
dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan yang
dilakukan oleh PT. Andesite Quality Corporation meliputi kegiatan :
1. Tapak bekas tambang
Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas
tambang, dan reklamasi bekas fasilitas tambang, lokasi penambangan, dan bekas
kolam pengendapan serta pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi
bahaya terhadap manusia.
2. Fasilitas pengolahan.
Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas
pengolahan dan reklamasi bekas fasilitas pengolahan, serta stabilisasinya, dan
pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan
limbah B3.
Berikut ini adalah Rencana Pembongkaran Fasilitas Penambangan PT.
Andesite Quality Corporation, dapat dilihat pada Tabel 7.8.
Tabel 7.8
Rencana Pembongkaran Fasilitas Tambang
Tidak
No. Fasilitas Luas (m2) Dibongkar
Dibongkar
1. Tempat Pengolahan 1118.22
2. Stockyard 494.03
3. Stockpile 454.5
4. Gudang C.E.M 282.11
5. Fuel Tank 150.81
Gudang Bengkel dan 168.89
6.
Operasional
7. Bengkel 226.49
8. Parkir alat berat 362.9
Parkir LV, Motor, 192.43
9.
Tamu, Karyawan
10. Kantor & Pemasaran 311.05
Kantin, Pantry, 261.23
11.
Entertainment Center
12. Gudang Umum 193.51
13. Mushola 50.6
14. Mess 243.07
A. Pemantauan
Pekerjaan penataan lahan merupakan bagian dari pemantauan lingkungan,
dikonsentrasikan pada reklamasi lahan bekas tambang, penataan kolam sedimen,
stabilitas lereng, dan kualitas air. Kegiatan rehabilitasi dikonsentrasikan pada
penanaman tanaman cover crop dan jenis tanaman yang sesuai daerah dan bernilai
ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat.
Hasil pemantauan serta pelaporannya mengenai :
1. Kestabilan Fisik.
Pemantauan kestabilan lereng, keamanan bangunan pengendali erosi dan
sedimentasi, penimbunan material penutup, serta fasilitas lain.
2. Air Permukaan dan Air Tanah.
Pemantauan terhadap kualitas air kolam penampungan, sungai, air sumur di
sekitar lokasi bekas tambang, sumur pantau, air di kolam bekas tambang,
dan lain-lain.
3. Flora dan Fauna.
Pemantauan terhadap flora dan fauna akuatik dan terestrial.
4. Sosial dan Ekonomi.
Pemantauan sosial dan ekonomi (demografi, mata pencaharian, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain).
B. Organisasi
Organisasi untuk pascatambang tidak begitu banyak, hanya memerlukan
beberapa divisi maupun staf–staf dikarenakan lingkup kerjanya hanya untuk
pengelolaan dan pemantauan kegiatan yang telah direncanakan. Adapun staf–staf
yang melakukan pengerjaan pascatambang adalah yang tercantum di diagram
organisasi pada bab IX, kegiatan yang dilakukan antara lain bertanggung jawab
dan mengawasi atas K3, perawatan berkala, melakukan rehabilitasi, pemantuan
terhadap semua kegiatan dalam pascatambang.
Berikut adalah Bagan Organisasi Pascatambang PT. Andesite Quality
Corporation:
Tahun
Jenis Kegiatan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perizinan
pendekatan masyarakat
REKLAMASI
REKLAMASI
REKLAMASI
beli
land clearing &
pengupasan top soil
pembangunan sarana &
prasarana
pengadaan & persiapan
peralatan mekanis
pembuatan jalan
tambang
Bahaya contoh
Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur, Tengu (Mites)
Biologi
Macro bilogi : serangga, parasit, tumbuhan & binatang
Fisik Suara bising getara, pencahayaan, radiasi, temperatur dan tekanan
Kimia Debu, asap, gas, kabut (aerosols), fiber, fume, uap (vapors), B3
Stress fisik (physical stresses) : ruang sempit & terbatas, menarik,
mendorong, canggung/aneh (awkward) or static postures, overexertion,
Ergonomi repetitive motion, fatigue, excessive force, direct pressure.
Tabel 7.3
Keterangan :
H : high risk, memerlukan perhatian manajemen senior
S : significant risk, risiko ekstrim, memerlukan tindakan segera
M : Medium Risk, tanggung jawab manajemen harus dipertegas
L : Low Risk, dapat dikelola dengan prosedur rutin
Setelah penetapan nilai likelihood (L) dan concequences (C) maka langkah
selanjutnya adalah mengalikan nilai likelihood (L) dan Concequences (C)
sehingga hasil perkalian nilai tersebut akan dimasukkan kedalam matriks risiko
sehingga akan didapatkan peringkat risiko serta mengetahui peringkat yag bernilai
ekstrim untuk diberikan rekomendasi perbaikan, seperti tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diliat terdapat dua potesi kecelakaan kerja
yang bernilai ekstrim yaitu sikap pekerja serta lalu lintas tambang. Maka dari itu
kedua potensi kecelakaan kerja tersebut harus diprioritaskan untuk mendapatkan
rekomendasi perbaikan.
Identifikasi Bahaya
Monitoring dan
Peninjauan
Analisa Bahaya Ulang Bahaya/Risiko
Penerapan
Evaluasi Resiko
Kontrol /
Pengendalian Risiko
c. Media Komunikasi K3
1) Rambu
Rambu-rambu yang terpasang adalah jenis rambu larangan,
perintah, infomasi dan peringatan. Rambu ini dipasang di sepanjang jalan
hauling dan di area tambang serta di instalasi berbahaya.
2) Poster
Poster K3 banyak terpasang di ruang kerja dengan tujuan sebagai
peringatan dan sebagai motivasi bagi karyawan untuk mempertimbangkan
dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja ketika bekerja.
3) Papan Informasi K3
Papan informasi dipasang dengan tujuan untuk memberikan
informasi baik kepada karyawan maupun kepada visitor. Papan informasi
di PT. Andesite Quality Coorporation (AQC) dipasang di halaman depan
dengan harapan mudah dilihat karena diletakkan di jalur masuk ke kantor.
4) Billboard
Billboard di PT. AQC diletakkan di tempat yang sering dilalui
karyawan sehingga mudah untuk dibaca. Billboard ini berisi pengumuman
sebagai media komunikasi yang berisi infomasi.
Tabel 7. Instalasi
No Instalasi jumlah
1 Instalasi air
2 Instalasi gas
3 Instalasi kelistrikan
4 Instalasi proteksi kebakaran
5 Instalasi komunikasi
6 Instalasi penangkal petir
7 Instalasi bahan bakar
Tabel 7. Peralatan Pertambangan
No Peralatan pertambangan Jumlah
1
2
3
4
5