Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Etiologic Agents
Infectious Diseases
Virus
Classic viral exanthema:
Measles, Rubella, Varicella Zoster Virus (VZV)
Parvovirus, Roseola (HHV 6 and HHV 7)
Others: HSV, EBV, HBV, Enterovirus, Dengue
Bacteria
Scarlet fever, meningococcemia, typhoid fever
Staphylococcal infection (sepsis, toxic shock syndrome)
Mycoplasma
Rickettsia
Noninfectious Diseases
Allergic: food, drugs, toxin, serum sickness
The etiology remains elusive: Kawasaki disease
Differential Diagnosis
Past history of infectious disease and immunization
Type of prodromal period
Feature of the rash
Presence of pathognomonic (gajala yang khas pada penyakit tersebut dan tidak dimiliki oleh penyakit
ain) or other diagnostic signs. Eg/; coplic spot pada measles
Laboratory diagnostic tests
DIAGNOSE
Anamnesis
Demographic data
Appearance of rash
History of exposure
History of health before
History of disease in the family
Other complaint
Physical Examination
General condition/severity of disease
Meningococcemia, Staphylococcal toxic syndrome
Characteristic of rash
Macule, papule, maculo-papule
o Vesicle, pustule, bulla
o Petechiae or purpura
o Erythroderma: diffuse or local
Nonblanching lesions
o Petechiae, purpura, and echymosis
o Difference size
o Petechiae diameter <2 mm
o Purpura 2 mm–1 cm
o Echymosis diameter >1 cm
With enanthema (Ruam pada mulut)
o Mouth: Hand-foot-mouth disease?
Buccal mucosa, palatum, pharyng, and tonsil
o Genital mucosa
Others
o Arthritis, eye disorders, cardiac disorders
o Hepatomegaly, splenomegaly, lymphadenopathy
Other physical disorders
Diffential Diagnosis of Fever and Rash
Viruses Bacteria Other
Petechiae Hemorrhagic fever, CMV, EBV, VZV Sepsis (N.men, S.pneu,Hib) Rickettsia
enterovirus Rat bite fever
Complications
Local spread/per continuitatum:
- Sinusitis – otitis media – mastoiditis
- Retro/parapharyngeal abcess
- Brochopneumonia
- Servical adenitis
Hematogenic spread
- Meningitis – osteomyelitis – arthritis (septic)
Non suppurative (late) complications
- Acute rheumatic fever
- Acute glomerulonephritis
Other complaint
• Headache, retro orbital pain
• Joint pain, back pain (backborne fever)
• Weakness, malaise
• Flushing: face, neck
• Photophobia, cough
Skin rash
Primary rash
Rash: morbilliform (maculopapule):
chest and joint fold
Secondary rash
After day-4, especially day-6 or day-7
Maculopapule/petechiae /purpura/mixed
Confluence: usually hand and foot
Sometimes itching
Hemorrhage ?
Although not usual hemorrhage
- petechiae (skin)
- epistaxis
- gum bleeding, vomiting/with blood
- menorrhage
Meningococcemia
Etiology: Neisseria meningitidis (meningococcus)
Clinical manifestations
– Acute fever, suddenly high
– Hemorrhagic manifestations: petechia, purpura (fulminant)
– Progressive severe meningitis, sepsis, septic shock
Varicella/Chickenpox
Clinical manifestations
Prodromal: 1–2 days, mild fever
Papular erythromatous vesicle pustule crusta
Distribution of rash from body to face neck and extremities
Pruritus +++
Mucous membrane
Spesific: several kinds of rash in the same time
Complication
Pneumonia (rare in children, high mortality in immunocompromised hosts
Cerebellar ataxia (1/4.000: age <15 yr)
(Develops 7 to 10 days into the disease, excellent prognosis)
Transvere myelitis, Guillain-Barre syndrome
Hemorrhagic: thrombocytopenia
Superinfection
- local: S. aureus or GABHS: cellulitis
- systemic: GABHS: sepsis, necrotizing fasciitis, streptococcal toxic shock syndrome
Reye Syndrome
Persistent vomiting, decreased mental status, liver dysfunction
Associated with salicylate-containing products
Avoid aspirin in varicella !!!
Hand-foot-mouth Disease
Etiologi
- Coxackie virus type 16 (A 16) >>
- Enterovirus 71 encephalitis
- Others: A5, A7, A9, A10, B2, B5
Fever, pharyngitis, salivation
Self-limiting, simptomatic therapy
Kawasaki disease
First described in 1967
Incidence: 67 cases /100,000 in Japan
5.6 cases/100,000 in USA
85% in children < 5 years (peak 18–24 mo)
Rarely occurs in adolescent, adults or children < 6 mo
M/F ratio 1.4:1
Occurs often in late winter and spring
Etiology: Unknown
Pathophysiology: « Superantigen theory » causing an intense vasculitis
Diagnosis: fever lasting more than 5 days, plus 4 of the following 5 criteria (other illnesses with similar
clinical signs must be excluded):
1. Polymorphous rash
2. Bilateral conjunctival injection
3. One or more of the following mucous membrane changes:
- Diffuse injection of oral and pharyngeal mucosa
- Erythema or fissuring of the lips
- Strawberry tongue
4. Acute, nonpurulent cervical lymphadenopathy (one lymph node must be >1.5 cm)
5. One or more of the following extremity changes:
- Erythema of palms and/or soles
- Indurative edema of hands and/or feet
- Membranous desquamation of the fingertips
Conclusions
Group 1 : children with symptoms of serious illness who require immediate intervention
Group 3 : children who present early in the course of the disease, when the clinical picture and physical
findings are nonspecific, and those with undifferentiated rashes with fever
Macule : Circumscribed area of change in normal skin color, with no skin elevation or depression; may be any
size
Nodule : Similar to papule but located deeper in the dermis or subcutaneous tissue; differentiated from
papule by palpability and depth, rather than size
Plaque : Elevation of skin occupying a relatively large area in relation to height; often formed by confluence
of papules
Vesicle : Circumscribed, elevated, fluid-containing lesion less than 0.5 cm in greatest diameter; may be
intraepidermal or subepidermal in origin
Pustule : Circumscribed elevation of skin containing purulent fluid of variable character (i.e., fluid may be
white, yellow, greenish or hemorrhagic)
Differential Diagnosis
* Category:
- Macular or maculo-papular:
- Papulo-vesicular:
Varicella, herpes zoster, variola (smallpox) ditemukan guarnieri bodies>site dr viral replication> di warnai
dg HE> terlihat pink bolbs
* Distribution, duration
Anamnesis
Demographic Data
Sex
Appearance of rash
History of Exposure
Pet, insects
Immunization
Autoimmun ?
Other complaint
Penggolongan Antivirus
1. Penghambat absorpsi/penetrasi virus. Efek sampingnya adalah sakit kepala, pusing dan tidak dapat
tidur. Contoh, Amantadin (Symmetrel).
2. Penghambat sintesis intrasel. Berbagai efek samping obat atau cara pemberian bervariasi. Obat
analog purin dan pirimidin yang digunakan secara sistemik dapat mengganggu jaringan muda yang
berkembang seperti sumsum tulang, saluran cerna dan gonad.
3. Penghambat sintesis protein, yaitu metisazon untuk profilaksis cacar. 1
A. HERPES ZOOSTER2
Herpes zooster merupakan penyakit akibat infeksi virus varicella zooster yang menyerang kulit dan mukosa.
Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak. Virus bisa diisolasi dari lesi
herpes,CNS, basuhan tenggokan selama infeksi akut dan reaktivasi tanpa gejala. Isolasi di dalam jaringan kultur
akan dilanjutkan dengan tes netralisasi atau pewarnaan immunofluorescence dengan antibodi spesifik.
Diagnosis banding untuk penyakit ini adalah herpes simplex. Selain itu, rasa nyeri yang merupakan gejala
prodromal lokal sering salah diagnosis dengan penyakit rematik maupun angina pectoris.
Herpes Zooster
Pencegahan
Penularan herpes zooster sukar untuk dicegah karena infeksi menular selama 24-48 jam sebelum ruam
muncul. Penderita bisa diisolasi dalam udara dengan sisten udara tersaring. Pekerja kesehatan yang rentan
yang telah mengalami pajanan yang dekat dengan varisela tidak boleh merawat penderita resiko tinggi selama
masa inkubasi.
Petugas kesehatan harus memakai sarung tangan ketika bekerja dengan cairan tubuh yang berpotensi
terinfeksi, mencuci tangan dengan sabun. Kemudian,pasien dengan riwayat herpes genital diharuskan
menahan diri dari seksual saat memiliki gejala prodromal atau luka. Selain itu, Ibu hamil dengan herpes genital
aktif harus dilahirkan cesar.
Profilaksis globulin imun varicella zooster (GIVZ) dianjurkan untuk anak yang terganggu sistem imunnya,
wanita hamil, dan bayi baru lahir yang terpajan terhadap varisela ibu.
Pengobatan
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik, untuk nyerinya diberikan analgesik. Apabila terjadi infeksi
sekunder, dapat diberikan antibiotik.
Indikasi pemberian antiviral ialah herpes zooster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imunitas mengingat
komplikasinya. Obat yang biasa digunakan adalah asklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir. 2,4 Selain
itu, antivirus yang bisa untuk herpes zooster adalah Amantidin, Vidarabin, Idoksuridin. 1
Asiklovir merupakan derivat guanin dengan spesifitas yang tinggi terhadap herpes simpleks dan zooster. Obat
ini dikonversi menjadi aminofosfat oleh timidin kinase dari virus, yang ternyata lebih mudah melakukan
fosforilasi timidin kinase sel pejamu yang tidak terinfeksi virus. Jadi obat hanya diaktifkan dalam sel yang
terinfeksi oleh virus. Obat itu nantinya akan menghambat DNA polimerase virus dengan derajat yang lebih
besar daripada terhadap enzim hospes. 1
Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang memiliki paruh eliminasi lebih lama sehingga cukup
diberikan 3x250mg sehari. Obat-obatan tersebut diberikan tiga hari sejak lesi pertama kali muncul.
Dosis asiklovir yang dianjurkan adalah 5×800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari. Valasiklovir cukup
3x1000mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi tetap timbul, obat-obatan masih dapat
diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi.
Menurut FDA, obat untuk nyeri neuropatik pada neuropati perifer diabetik dan neuroplagia pasca herpetik
adalah pregabalin. Dosis awalnya adalah 2x75mg sehari, setelah 3-7hari dapat dinaikan jadi 2x150mg sehari
jika respon dianggap kurang. Dosis maksimum adalah 600mg sehari. Efek samping ringan berupa dizziness dan
somnolen yang akan menghilang sendiri.2
Obat lain yang dapat digunakan adalah antidepresi trisiklik (misalnya nortriptilin dan amitriptilin)yang
menghilangkan nyeri pada 44-67% kasus. Efek sampingnya antara lain gangguan jantung, sedasi, dan hipotensi.
Dosis awal amitriptilin adalah 75mg sehari kemudian ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, bisa sampai
150-300mg sehari. Dosis notriptilin ialah 50-150mg sehari.
Indikasi pemberian kortikosteroid adalah pada syndrom Ramsay Hunt. Pemberian sedini mungkin untuk
mencegah terjadinya paralisis. Prednison merupakan obat yang sering diberikan dengan dosis 3x20mg sehari.
Setelah seminggu, dosis diturunkan secara bertahap. Dikatakan bahwa kegunaannya untuk mencegah fibrosis.
Pengobatan topikal diberikan sesuai stadiumnya. Jika masih stadium vesikel, diberikan bedak untuk mencegah
pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif, diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi
ulserasi, dapat diberikan salap antibiotik.
B. VARISELA
Merupakan infeksi akut primer oleh virus varisela zooster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat
gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium untuk varisela tidak begitu diperlukan karena secara klinis sudah nampak 5. Sebagian
besar anak dengan varicella telah leukopenia dalam 3 hari pertama, diikuti dengan leukositosis. Leukositosis
mungkin menandakan adanya infeksi bakteri sekunder tetapi bukan merupakan suatu pasti.
Diagnosis dapat juga dilakukan dengan percobaan Tzanck dengan membuat sediaan apus yang diwarnai
dengan Giemsa. Bahan
diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak. Percobaan ini belum bisa
membedakan virus varicella
zooster dengan herpes simpleks virus. Untuk membedakan kedua virus itu, biasanya digunakan Direct
Fluorescent Assay (DFA).
Kemudian, jika dilakukan biopsi kulit, tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan
acantholysis. Pada dermis atas dijumpai lymphocytic infiltrate6.
Uji serologi bisa digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi masa lalu untuk menilai status kerentanan pasien. Ini
akan membantu menentukan pencegahan yang diperlukan untuk remaja dewasa atau yang telah terekspos
varicella. Secara komersial, tes latex agglutination (LA) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)cukup
sensitif. PCR juga dapat digunakan. 5
Varisela harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran monomorf dan
penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki. Selain itu, diagnosis
banding untuk penyakit ini adalah dermatitis kontak, Enteroviral Infections, Herpes Simplex Virus Infection,
Impetigo dan Urtikaria. Anak-anak dengan suhu tinggi dan tanda-tanda pernafasan harus mendapatkan
radiografi dada untuk mengkonfirmasi ada tidaknya pneumonia.
Pencegahan
Vaksin varisela dapat diberikan untuk mencegah penyakit ini. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau
lebih. Lama proteksi belum pasti, tapi vaksin ulangan dapat diberikan setelah 4-6tahun. Pemberian dilakukan
secara subkutan, 0.5ml pada anak berusia 12bulan sampai 12tahun. Untuk usia di atas 12 tahun juga diberikan
0.5ml, tapi setelah 4-8minggu diulangi dengan dosis yang sama.
Bila terpajannya masih kurang dari 3 hari, perlindungan vaksin masih dapat terjadi. Sedangkan antibodi yang
cukup sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi.
Pengobatan
Pengobatan bersifat simptomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat
diberikan sedativa.2Lokal diberikan bedak ditambah dengan antigatal (mentol, kamfora) untuk mencegah
pecahnya vesikel. Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berupa salap atau oral. Hindari
menggaruk untuk mencegah luka. Pada anak, kuku mestinya dipangkas atau bisa juga dengan menggunakan
sarung tangan saat tidur untuk mengurangi garukan.
Antivirus7
Anak-anak yang immunocompromised, orang berisiko penyakit parah, dan memiliki penyakit parah,
memerlukan perawatan khusus.Dapat pula diberikan obat-obatan antivirus seperti pada herpes zooster.
Acyclovir merupakan obat pilihan. Obat lain misalnya famciclovir (tidak disetujui untuk anak-anak) dan
foskarnet.VZIG (varicella zooster immunoglobuline) dapat mencegah atau meringankan varisela, diberikan
intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.
Penelitian pada hewan menunjukan adanya resiko untuk fetus pada pemberian acyklovir (Zovirax) sehingga
sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil. Tidak boleh juga diberikan pada penderita gagal ginjal atau saat
menggunakan obat nefrotoxic. Obat ini juga menyebabkan malaise, gangguan gastrointestinal, dan ruam.
Bioavailabilitas buruk, sehingga pemberian IV sangat penting pada varisela yang parah dan pasien yang
immunocompromised.
Beberapa anak dengan varicella berkurang nafsu makan sehingga harus didorong untuk mengkonsumsi cairan
yang cukup untuk mempertahankan hidrasi.Hidrasi yang memadai penting jika anak menerima asiklovir karena
obat tersebut dapat mengkristal di tubulus ginjal jika diberikan kepada individu yang dehidrasi.
Antipiretik
Agen ini menghambat pusat sintesis dan pelepasan prostaglandin yang memediasi endogeneous pirogen di
hipotalamus, sehingga menormalkan kembali suhu. Demam biasanya rendah tetapi mungkin meningkat.
Acetaminophen mungkin adalah obat paling aman untuk digunakan untuk tujuan ini. Selain itu, juga bisa
diberikan Ibuprofen (Motrin dan Ibuprin). Obat ini menghambat sintesis prostaglandin, serta bersikap seperti
Hepatotoksisitas mungkin terjadi pada orang dengan alkoholisme kronis berikut berbagai tingkat dosis; sakit
parah atau berulang atau demam tinggi atau demam lanjutan mungkin menunjukkan penyakit yang
serius. Mungkin juga terdapat dosis acetaminophen kumulatif melebihi dosis maksimum yang disarankan.
Antihistamin
Agen-agen ini tersebut dapat mengontrol pruritus dengan menghalangi efek pelepasan histamin endogen.
Pruritus mungkin parah pada varicella, mencegah tidur dan mungkin menyebabkan infeksi jaringan parut atau
sekunder.
C. VARIOLA2
Variola atau yang sering disebut cacar atau small pox merupakan penyakit virus yang disertai keadaan umum
yang buruk, dapat menyebabkan kematian. Efloresensinya bersifat monomorf terutama terdapat di perifer
tubuh.
Pemeriksaan
Pembantu diagnosis terdiri atas inokulasi pada korioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron
dan deteksi antigen virus pada agar sel. Pemeriksaan histopatologik dan serologik juga dapat dilakukan.
Pencegahan
Vaksinasi dengan metode multiple puncture merupakan teknik yang dianggap terbaik.NHMRC menganjurkan
satu dosis tunggal vaksin variola diberikan kepada semua anak yang berumur 18 bulan kecuali yang sudah
pernah terkena cacar air.8 Pada waktu pemberian vaksin, tempat tersebut tidak perlu diberikan alkohol, cukup
dengan eter atau aseton. Vaksinasi tidak boleh diberikan jika atopi, penderita sedang mendapatkan
kortikosteroid dan defisiensi imunologik.
Pengobatan
Pasien harus dikarantina. Pengobatan secara sistemik bisa dilakukan dengan pemberian obat antiviral seperti
isoprinosin dan interferon, bisa juga dengan globulin gama. Kecuali itu, diberikan juga obat yang bersifat
simptomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Harus diperhatikan juga kemungkinan munculnya infeksi sekunder
maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan elektrolit. Jika masih ada lesi di mulut, diberikan makanan
lunak. Pengobatan topikal bersifat penunjang, misalnya kompres dengan antiseptik atau salap antibiotik.