Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB I

LATAR BELAKANG

I.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai
upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan
penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan
pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan
yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat
segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu
melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan
dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK
Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara
Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut.

1
Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan
Pademangan diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

I.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan


I.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa
“Kota Administrasi”. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi
dengan DPRD tingkat II, maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta
tidak memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi Walikota.
Berdasarkan lembaran daerah No. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah
kota administratif di DKI Jakarta, yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi
dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan
dan Kelurahan ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu
pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000
jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan
pinggiran.
Wilayah kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51
Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha.
Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang
kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan
kurang lebih 110 pulau yang ada di kepulauan seribu. Ketinggian
dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang
di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa
atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara
merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27ºC, curah
hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah
hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan
wilayah pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua
banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan
banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut.
Secara geografis Wilayah Kecamatan Pademangan terdiri dari
daerah dataran rendah dengan ketinggian 0,75 meter dari permukaan

2
laut, saat air laut pasang ada beberapa daerah di wilayah kecamatan
pademangan tergenang air laut, terlebih pada musim hujan, suhu
udara di wilayah kecamatan Pademangan setiap tahunnya berkisar
27ºC. Bukan hanya itu wilayah Kecamatan Pademangan merupakan
muara dari 4 (empat) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Ciliwung
(Gunung Sahari), Sungai Opak, Sungai Ciliwung (Kota), Sungai
Sunter dan Angkasa Pura.

Gambar 1.1. Peta Wilayah Jakarta Utara

Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam


kecamatan yang ada di wilayah Kotamadya Jakarta Utara.
Kecamatan Pademangan secara administrasi mempunyai luas
wilayah 1.187 km2. Teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga
kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Pademangan Timur
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Timur
memiliki luas wilayah sebesar 370,2 Ha. Jumlah RT 145 dan
pengurus RW 10. Kelurahan Pademangan Timur memiliki jumlah

3
penduduk kurang lebih 32.460 jiwa dan jumlah KK kurang lebih
12.773 jiwa.
2. Kelurahan Pademangan Barat
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Barat
memiliki luas wilayah sebesar 630,8 Ha. Jumlah RT 213 dan
pengurus RW 16. Kelurahan Pademangan Barat memiliki jumlah
penduduk kurang lebih 90.112 jiwa dan jumlah KK kurang lebih
25.998 jiwa.
3. Kelurahan Ancol
Berdasarkan data statistik wilayah Ancol memiliki luas
wilayah sebesar: 186 Ha. Jumlah RT 63 dan RW 7. Kelurahan
Ancol memiliki jumlah penduduk kurang lebih 40.285 jiwa dan
jumlah KK kurang lebih 18.603 jiwa.

Batas wilayah Kecamatan Pademangan adalah sebagai berikut :


Utara : Laut Jawa, Teluk Jakarta
Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter,
Tanjung Priuk
Selatan :Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua,
Sawah Besar danTamansari
Barat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa
Dan Gambir

Gambar 1.2. Peta Wilayah Kecamatan Pademangan

4
I.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat
penduduk yang sangat heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik
Jakarta Pusat pada akhir Juni tahun 2010, Kecamatan Pademangan
mempunyai jumlah penduduk sebanyak 130.455 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 659,51 per km2.
Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Tahun 2010.

Tabel 1.1 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Pademangan Periode Maret Tahun 2013

No. Kelurahan Luas wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan


(Ha) jiwa/km2
1 Pademangan Barat 630,8 90.112 658
2 Pademangan Timur 370,2 32.460 237
3 Ancol 186 40.285 294
Jumlah 1.187 162.857 1.189
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2013)
Berdasarkan tabel 1.1. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di
wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah
Pademangan Barat.

5
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW),
dan Rukun Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
Periode Maret Tahun 2013

Kelurahan Jumlah RW RT
No. Penduduk
KK
1 Pademangan Barat 90.112 16 213 25.998
2 Pademangan Timur 32.460 10 145 12.773
3 Ancol 40.285 7 66 18.603
Jumlah 162.857 33 423 57.374
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data jumlah penduduk


menurut KK, RT dan RW terbanyak adalah Pademangan Barat.

Berikut merupakan data demografi Kecamatan Pademangan:


A. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.3 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Maret Tahun 2013
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tidak Sekolah 15.042
2 Tidak Tamat SD 15.043
3 Tamat SD 30.036
4 Tamat SLTP 34.903
5 Tamat SLTA 34.662
6 Tamat Akademi/PT 13.818
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut


tingkat pendidikan di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak
adalah tamat Akademi/Perguruan Tinggi.

B. Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur

6
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur
di Wilayah puskesmas kecamatan Pademangan Periode Maret
Tahun 2013
NO UMUR LAKI – PEREMPUAN JUMLAH
LAKI
1 0- 4 Th 5.717 5.233 10.950
2 5-9 Th 7.259 6.479 13.738
3 10-14 Th 6.277 6.018 12.295
4 15-19 Th 6.363 5.912 12.275
5 20-24 Th 7.206 6.930 14.136
6 25-29 Th 9.259 8.944 18.203
7 30-34 Th 9.936 8.754 18.690
8 35-39 Th 7.556 7.213 14.769
9 40-44 Th 7.375 5.875 13.250
10 45-49 Th 5.755 4.972 10.727
11 50 –54 Th 4.502 4.011 8.513
12 55-59 Th 2.940 2.923 5.863
13 60-64 Th 2.043 1.984 4.027
14 65-69 Th 1.272 1.311 2.583
15 70- 74 Th 838 817 1.655
16 > 75 Th 596 587 1.183
JUMLAH 84.894 77.963 162.857

(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2013)

Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut
golongan usia di wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia
produktif (usia 15-65 tahun) sebanyak 115.453 dan penduduk usia non
produktif 46.404
Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 115.453 x 100 % = 70,80 %
162.857

Presentase usia non produktif : 46.404 x 100 % = 28,49 %


162.857

7
Dependency ratio : 46.404 = 0,401
115.453

E. Data Sarana Kesehatan

Tabel 1.5 Sarana Kesehatan di Wilayah kecamatan Pademangan Maret


Tahun 2013

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

1 PUSKESMAS 5

2 POSYANDU 41

3 BALAI PENGOBATAN UMUM/ KLINIK 24 JAM 5

4 DOKTER UMUM PRAKTEK SWASTA 15

5 DOKTER GIGI PRAKTEK SWASTA 0

6 DOKTER PRAKTEK BERSAMA 5

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

7 RUMAH BERSALIN 1

8 APOTIK 11

9 DUKUN BERANAK 0

10 LABORATORIUM KLINIK 3

JUMLAH 86
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Maret Tahun 2013)

I.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

8
I.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai
misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya,
memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai
masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan
yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan
menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas
sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang
dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan
dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komphrensif yang meliputi promtif
(peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas
pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat

9
reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan
paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada
upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya
preventif dan promotif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-
pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak
dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.

I.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau


sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan
pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga

10
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota /
bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten /
kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah
sekitar 30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas
dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau
lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat
rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.

I.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas


meliputi:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak


membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai meninggal.

I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus


menjalankan fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas
sebagai berikut :

11
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

 Pelayanan kesehatan perorangan

12
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
 Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.

Gambar 1.3 : Fungsi Puskesmas


(Sumber : Buku Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan)

13
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan


kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan


evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil
atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan
fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang


menilai tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat –
tempat umum mempunyai indikator :
- Tersedianya air bersih
- Tersedianya jamban yang saniter
- Tersedianya larangan merokok
- Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
- Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
- Tumbuh dan kembangnya LSM
- Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

14
- Promosi kesehatan masyarakat
- Kesehatan lingkungan
- KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
- KB ( Keluarga Berencana )
- Perbaikan gizi masyarakat
- P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
- Pengobatan dasar

I.1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas


mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis
dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke
depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi dan pemantauan
yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

15
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.

3.Pertanggung jawaban penyelenggaraan


Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah
satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat
lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang


berorientasi pada kepuasan pelanggan sesuai dengan Standart
International menuju Indonesia Sehat.

I.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan


promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
professional dan berkualitas.

16
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai dengan
standart mutu.
4. Mengembangkan system manajemen Puskesmas.
5. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
6. Mengembangkaan upaya kemandirian masyarakat dalam
bidang kesehatan.

17
I.1.2.8 Struktur Organisasi

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Pademangan

I.1.2.9 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat

Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut antara lain:

18
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga


sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat
di wilayah kerjanya.

Tabel 1.6 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator


Promosi kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Pembinaan kesehatan lingkungan
di tempat-tempat umum(TPM).
Program kesehatan kerja indrustri.
Program kesehatan Lingkungan
pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan Linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan Imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKET

Diare Cakupan kasus diare

19
Pemberantasan penyakit ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
menular
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap yodium
yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok


Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat
diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh
Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal
demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan
diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah
Daerah.

Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan
yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari
daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health
Nursing/PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut

20
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Upaya Kesehatan Remaja
11. Dana Sehat

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula


bersifat upaya inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh


puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan


puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab
dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional
lainnya.

21
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan
pengembangan di Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2013
adalah :

A. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan


2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya


pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni
satu atau sebagian wilayah kecamatan. Untuk ini puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :

22
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat
perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara
lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina


Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat
(TPKJM)

23
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan
yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain :

- Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan


KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
- UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & Kesehatan gigi.
- Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
Kesehatan jiwa & promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

- UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,


lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
- Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama &
pertanian.

24
- KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK (Pusat Kesejahteraan Keluarga) &
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).
- Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,
pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi
kemsyarakatan.
- Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia
usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkanefisiensi, maka
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang
oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang
diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan
yang sama

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :


a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani
suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat

25
merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu
(baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas :

- Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan


tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
- Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
- Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan
tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan
tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan
medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat
adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian
luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan
pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal
upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan
atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat,
vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
- Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.

26
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan
masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4: Sistem Rujukan Puskesmas


(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)

27
Dari data table 1.20 .s/d table 1.25 didapatkan identifikasi masalah antara lain :

1. Cakupan Program K/S di wilayah kelurahan Ancol bulan Januari – Juli 2014
sebesar 75.71%

2. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan


Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 68.55%

3. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan


Pademangan Barat I bulan Januari – Juli 2014 sebesar 81.95%

4. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan


Pademangan Barat II bulan Januari – Juli 2014 sebesar 71.12%

5. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol


bulan Januari – Juli 2014 sebesar 57.52%

6. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita N/D di wilayah Puskesmas


Kecamatan Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 62.12%

7. Cakupan keefektifan program kegiatan N/S di wilayah Puskesmas Kecamatan


Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 42.58%

8. Angka Kejadian balita bawah garis merah BGM/D di wilayah puskesmas


kelurahan Pademangan Barat II bulan Januari – Juli 2014 sebesar 8.33%

9. Cakupan pemberian Vitamin A pil Biru di wilayah puskesmas kecamatan


Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 76.52%

10. Cakupan pemberian Vitamin A pil Merah di wilayah puskesmas kecamatan


Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 76.91%

11. Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan


bulan Januari – Juli 2014 sebesar 32.68%

1.4.3 Rumusan Masalah


Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas
Kecamatan Pademangan periode Januari - Juli2014 terdapat 11 cakupan program
yang menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program
kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebagai berikut :

28
1. Cakupan Program K/S di wilayah kelurahan Ancol bulan Januari – Juli 2014
sebesar 75.71% dibawah target yaitu 80%
2. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 68.55% dibawah target yaitu 85%
3. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat I bulan Januari – Juli 2014 sebesar 81.95% dibawah target yaitu
85%.

4. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan


Pademangan Barat II bulan Januari – Juli 2014 sebesar 71.12% dibawah target yaitu
85%.
5. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol
bulan Januari – Juli 2014 sebesar 57.52% dibawah target yaitu 85%.
6. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita N/D di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 62.12% dibawah target
yaitu 80%.

7. Cakupan keefektifan program kegiatan N/S di wilayah Puskesmas Kecamatan


Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 42.58% dibawah target yaitu 60%.

8. Angka Kejadian balita bawah garis merah BGM/D di wilayah puskesmas


kelurahan Pademangan Barat II bulan Januari – Juli 2014 sebesar 8.33% yang
seharusnya tidak boleh melebihi target 5%
9. Cakupan pemberian Vitamin A pil Biru di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 76.52% dibawah target yaitu 80%
10. Cakupan pemberian Vitamin A pil Merah di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan bulan Januari – Juli 2014 sebesar 76.91% dibawah target yaitu 80%
11. Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
bulan Januari – Juli 2014 sebesar 32.68% jauh dibawah target yaitu 80%.

29

Вам также может понравиться