Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
ARINA MA’RUFA
P1337420618098
A. Latar Belakang
Banyak issue legal yang terjadi dalam perawatan pasien. Perawatan pasien
dengan HIV/AIDS menimbulkan banyak masalah sulit baik tentang tes HIV,
stigma dan diskriminasi, masalah dipekerjaan, dan masih banyak masalah yang
lain. Berdasarkan hasil penelitian Kristina di Samarinda Kalimantan Selatan,
penerimaan masyarakat terhadap pasien HIV/AIDS masih kurang disebabkan
HIV banyak dihubungkan dengan mitos-mitos di masyarakat.
Perawat harus selalu mengevaluasi diri untuk memastikan tindakannya
telah sesuai dengan prinsip etik dan hukum. Hukum merupakan proses yang
dinamis sehingga tenaga kesehatan juga harus selalu memperbaharui
pengetahuan mereka tentang hukum yang berlaku saat itu. Prinsipnya, bersikap
jujur pada pasien dan meminta informed consent atas semua tindakan atau
pemeriksaan merupakan tindakan yang paling aman untuk menghindari
implikasi hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep etik dan hukum dalam asuhan keperawatan
pasien HIV/AIDS ?
2. Bagaimana issues etik & hukum pada konseling pre – post tes HIV ?
3. Bagaimana kerahasiaan status HIV ?
4. Bagaimana isu etik khusus ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai konsep etik dan hukum dalam asuhan
keperawatan pasien HIV/AIDS.
2. Menjelaskan mengenai issues etik & hukum pada konseling pre – post Tes
HIV.
3. Menjelaskan mengenai kerahasiaan status HIV.
4. Menjelaskan mengenai isu etik khusus.
BAB II
ISU-ISU TERKAIT ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIV
POSITIF DAN AIDS
B. Issues Etik & Hukum pada Konseling Pre – Post Tes HIV
1. Konseling Pre-Post Tes HIV
Konseling adalah proses pertolongan dimana seseorang dengan tulus
ikhlas dan tujuan yang jelas memberikan waktu, perhatian dan keahliannya
untuk membantu klien mempelajari dirinya, mengenali dan melakukan
pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
Voluntary counseling and tesing (VCT) atau konseling dan tes suka rela
merupakan kegiatan konseling yang bersifat suka rela dan rahasia, yang
dilakukan sebelum dan sesudah tes darah di laboratorium. Tes HIV
dilakukan setelah klien terlebih dahulu memahami dan menandatangani
informed consent yaitu surat persetujuan setelah mendapatkan penjelasan
yang lengkap dan benar. Pelayanan VCT harus dilakukan oleh petugas
yang sangat terlatih dan memiliki keterampilan konseling dan
pemahaman akan HIV/AIDS. Konseling dilakukan oleh konselor terlatih
dengan modul VCT. Mereka dapat berprofesi perawat, pekerja sosial,
dokter, psikolog, psikiater atau profesi lain.
Persetujuan pada tes HIV harus bersifat jelas dan khusus, maksudnya,
persetujuan diberikan terpisah dari persetujuan tindakan medis atau
tindakan perawatan lain (Kelly 1997 dalam Chitty 1993). Persetujuan juga
sebaiknya dalam bentuk tertulis, karena persetujuan secara verbal
memungkinkan pasien untuk menyangkal persetujuan yang telah
diberikannya di kemuadian hari. Depkes Afrika pada Bulan Desember
1999 mengeluarkan kebijakan tentang perkecualian dimana informed
consent untuk tes HIV tidak diperlukan yaitu untuk skrening HIV pada
darah pendonor dimana darah ini tanpa nama. Selain itu informed consent
juga tidak diperlukan pada pemeriksaan tes inisial HIV (Rapid Tes) pada
kasus bila ada tenaga kesehatan yang terpapar darah klien yang di curigai
terinfeksi HIV, sementara klien menolak dilakukan tes HIV dan terdapat
sampel darah.
A. Kesimpulan
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan / rehabilitasi
dan edukasi.Kepercayaan merupakan standar legal dan etis dari kerahasiaan
dimana profesi kesehatan harus menjaganya. Tanpa pemahaman bahwa
pembeberan tersebut akan selalu dijaga kerahasiaannya, pasien mungkin akan
menahan informasi pribadi yang dapat mempersulit dokter dalam usahanya
memberikan intervensi efektif atau dalam mencapai tujuan kesehatan
publiktertentu. Ada banyak kesulitan yang timbul didalam menjaga
kerahasiaan informasi pasien yang sensitif HIV AIDS terutama pada
masyarakat r yang memiliki kecenderungan untuk berbagi informasi. Namun
dengan sosialiasi dan penanganan yang baik petugas kesehatan dan medis
diharapkan dapat memberikan pengertian terutama pada mereka yang tingkat
pendidikannya rendah.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA