Вы находитесь на странице: 1из 7

BAHAN AJAR

Nama Guru : Nurul Izza Aulia


Sekolah : SMA Negeri 1 Telagasari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Semester 1
Materi Pokok : Teks Anekdot
Alokasi Waktu :1 Pertemuan (2 X 45menit)
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientific dan model Problem Based
Learning, peserta didik mampu memerinci struktur dan kaidah kebahasaan dalam teks
anekdot dengan mandiri dan rasa ingin tahu secara kritis
2. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientific dan model Problem Based
Learning, peserta didik mampu menilai struktur dan kebahasaan yang terdapat dalam teks
anekdot dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara kritis

I. Judul :
Teks Anekdot
II. Petunjuk Belajar :
1. Peserta didik memfokuskan memerinci struktur dan kaidah kebahasaan yang terdapat
dalam teks anekdot
2. Peserta didik menilai struktur dan kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot
III. Kompetensi Dasar :
3.6 Mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot
IV. Informasi Pendukung :
1. Struktur anekdot
Struktur anekdot antara lain :
a. Abstraksi : Bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks
secara umum.
b. Orientasi : Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang
bagaimana peristiwa terjadi.
c. Krisis : Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi
pada si penulis.
d. Reaksi : Bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah
yang timbul dibagian krisis tadi.
e. Koda : Bagian terakhir dari cerita unik tersebut.

2. Kaidah kebahasaan anekdot

1. Menggunakan pertanyaan retorik.


2. Menggunakan kata keterangan waktu lampau.
3. Menggunakan penghubung.
4. Menggunakan kata kerja aksi.
5. Menggunakan kalimat perintah.
6. Urut berdasarkan kejadian waktu.

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Seorang warga melapor kemalingan


Pelapor : “Pak, saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak …”
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya
bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum ….” (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan)
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya)

Aksi Maling Tertangkap CCTV


Struktur Isi
Abstraksi Seorang warga melapor kemalingan.
Orientasi Pelapor : “Pak, saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak …”
Krisis Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas.
Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
ReaksiPelapor : “Belum ….” (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan)
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Koda Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya)

A. Contoh Analisis Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. “Bukankah
benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang
pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara
dengan Anda.

Contoh unsur kebahasaan di dalam teks anekdot “Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi” sebagai berikut.
No. Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat
1. Kalimat yang menyatakan masa Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa
lalu penuntut umum menyerang saksi.
2. Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda
menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?”
3. Konjungsi yang menyatakan Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab
hubungan waktu pertanyaan Jaksa.”

4. Kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak


mendengar pertanyaan.
5. Kalimat seru “Oh, maaf.”
6. Kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
7. Kalimat langsung “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
8. Kalimat tidak langsung Hakim berkata kepada saksi bahwa ia harus
menjawab pertanyaan Jaksa. (perubahan dari
kalimat langsung : “Pak, tolong jawab
pertanyaan Jaksa.”

Sumber: http://inonkkubil.blogspot.com/2017/02/teks-anekdot.html

I. Latihan
Bacalah teks anekdot di bawah ini!

Sekolah Bertarif Internasional

Bu Guru memasuki kelas satu demi-persatu saat lonceng sekolah di Kota A mulai bergema. Bu
Guru tersebut berdiri di depan kelas sambil menenteng lembaran pengumuman.
“Anak-anak, Ibu punya pengumuman penting dan gemabira untuk kalian. Mulai bulan depan,
sekolah kita akan berubah status sebagai sekolah bertaraf internasional. Nah, bagaimana? Apa
yang akan kalian lakukan untuk menyambutnya?” Bu Guru mengoper lembaran pengumuman
untuk dibagikan.
Jono mengangkat tangan. “Saya mau les bahasa inggris buat mendukung belajar dengan taraf
internasional, Bu!”
“Bagus, Jono.” Bu Guru senang mendengarnya, dia melirik ke arah Ical. “Kalau kamu Ical?”
“Saya? Saya mau meminta orangtua saya untuk menyiapkan biaya sekolah lebih banyak lagi.”
“Lho? Kenapa?.”
“Soalnya dengan bergantinya status sekolah ini menjadi bertaraf internasional maka biaya
sekolahnya pun pasti lebih mahal. Iurannya akan lebih tinggi, belum bayar ini itu,” jawab Ical.
Bu Guru mengkerutkan kening. “Kok jawaban kamu sinis sekali? Gini, kalau sekolah kita jadi
bertaaraf internasional kan jadinya sama kayak sekolah-sekolah luar negeri. Lebih berkualitas.”
“Tapi, Bu, menurut saya sekolah bertaraf internasional itu sebenarnya punya arti sekolah
bertarif internasional,” jelas Ical.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Analisislah struktur teks anekdot di atas!
2. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot tersebut!

V. Langkah Kerja :
Problem based learning
Mengidentifikasi masalah (Mengamati)
1. Peserta didik mengamati teks anekdot “Aksi Maling Tertangkap CCTV”
2. Peserta didik bersama-sama mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan teks
anekdot
Menanya
3. Peserta didik bertanya jawab tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot “Aksi
Maling tertangkap CCTV”
4. Peserta didik memberi komentar melalui kegiatan berdiskusi tentang struktur dan kaidah
kebahasaan teks anekdot.
Menetapkan masalah (Mengumpulkan Informasi)
5. Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber tentang struktur dan kaidah
kebahasaan teks anekdot.
6. Peserta didik memilih informasi berupa informasi yang paling akurat mengenai struktur
dan kaidah kebahasaan teks anekdot
Mengembangkan solusi (Menalar)
7. Peserta didik duduk secara berkelompok (heterogen, 3-4 orang) untuk mendiskusikan
struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot yang telah dipilih.
8. Peserta didik secara berkelompok mencari contoh anekdot lain dari berbagai sumber.
9. Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot
yang telah dipilih
Melakukan tindakan strategis (Mengomunikasikan/menyajikan)
10. Peserta didik dari masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi berkaitan
dengan ketepatan analisis struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot.
Peserta didik dari kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan atas
penampilan temannya melalui kegiatan curah pendapat.

VI. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap :Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi :Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis :Uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja :Lembar penilaian presentasi
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD- nya belum
tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remEdial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Вам также может понравиться