Вы находитесь на странице: 1из 9

Phantom

Konjungtivitis ec Suspek Bakteri OD

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:

Silvi Silvania, S.Ked 04054821820026


Syah Fitri, S.Ked 04054821820028
Defina Yunita, S.Ked 04054821820020

Pembimbing:
dr. Ani, Sp.M (K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
2

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. PT
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Karyawati
Alamat : Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 22 Januari 2019

2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Mata merah pada mata kanan sejak 2 hari yang lalu

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 2 hari yang lalu, os merasa mata kanan merah dan terasa
mengganjal (+). Keluhan mata gatal (-), pandangan kabur (-), berair (+),
kotoran mata (+) berwarna putih kekuningan terutama pagi hari setelah
bangun tidur, kelopak mata terasa lengket pada pagi hari setelah bangun
tidur (+), bengkak pada kelopak mata (-), silau (-), nyeri (-). Keluhan lain
seperti demam (-), batuk pilek (+) sejak 3 hari yang lalu.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
• Riwayat memakai kacamata (-)
• Riwayat trauma pada mata (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat kencing manis (-)
• Riwayat darah tinggi (-)
• Riwayat operasi mata (-)
• Riwayat penggunaan obat tetes mata (-)
3

d. Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
• Riwayat kontak dengan penderita yang sama (+) dengan teman
sekantor

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Pasien tampak baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,6o C

b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/6 6/6

Tekanan P = N+0 P = N+0


intraokular

KBM Ortoforia
GBM

Palpebra Tenang Tenang


Konjungtiva Injeksi Konjungtiva (+), Tenang
Sekret (+) putih
kekuningan, mukopurulen
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
4

Iris Gambaran baik Gambaran baik


Pupil Bulat, Central, Refleks Bulat, Central, Refleks
Cahaya (+), diameter 3 mm cahaya (+), diameter 3 mm

Lensa Jernih Jernih


Segmen Posterior
Refleks
Fundus
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Makula
Retina

4. Pemeriksaan Penunjang

 Slit lamp
 Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan gram dan KOH

5. Diagnosis banding
 Konjungtivitis et causa susp. bakteri OD
 Konjungtivitis et causa susp. virus OD
 Konjungtivitis et cause susp. jamur ODS

6. Diagnosis Kerja
Konjungtivitis et causa susp. bakteri OD

7. Tatalaksana

o Informed consent
Menjelaskan kepada pasien penyakit yang diderita merupakan penyakit
infeksi yang sifatnya dapat disembuhkan, namun sangat menular.
o KIE
 Mengedukasi pasien untuk menjaga kebersihan diri terutama mata dan
tangan
5

 Menganjurkan kepada pasien untuk menggunakan handuk dan sapu


tangan terpisah atau tissue sekali pakai agar tidak menular ke orang
lain.
 Menganjurkan kepada pasien agar tidak menggosok-gosok matanya
dengan tangan, bila pasien kontak dengan kotoran mata, pasien harus
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
 Menjelaskan cara memakai obat tetes mata yang benar
 Menganjurkan pasien untuk kembali ke dokter bila keluhan bertambah
berat atau keluhan mata merah tidak hilang dalam 7 hari.

o Farmakologi
 Kloramfenikol ED 1% 1 gtt/ 6 jam OD
 Artificial tears ED 1 gtt/ 6 jam OD

8. Prognosis
• Okuli Dekstra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
o Quo ad sanationam : bonam
6

ANALISIS KASUS

Ny. PT, 22 tahun, datang berobat dengan keluhan utama mata merah pada
mata kanan sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya, 3 hari yang lalu, pasien telah
mengeluhkan batuk pilek tetapi tidak disertai demam. Kemudian 2 hari yang lalu,
timbul keluhan mata merah pada mata kanan. Didapatkan juga keluhan mata kanan
terasa mengganjal, mata berair, keluar kotoran mata (+) bejumlah banyak berwarna
putih kekuningan terutama di pagi hari setelah bangun tidur, dan kelopak mata yang
terasa lengket pada pagi hari. Namun, keluhan lain seperti pandangan kabur, bengkak
pada kelopak mata, pengelihatan silau, rasa nyeri pada bola mata dan rasa gatal tidak
ada. Pasien kemudian berobat ke RSMH Palembang. Riwayat keluhan yang sama
dan penyakit pada mata sebelumnya disangkal. Riwayat trauma tidak ada, riwayat
memakai kacamata tidak ada, riwayat penggunaan obat tidak ada, riwayat operasi
pada mata tidak ada, riwayat alergi tidak ada, riwayat kencing manis tidak ada,
riwayat darah tinggi tidak ada. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
disangkal, namun terdapat riwayat kontak dengan penderita keluhan yang sama yaitu
teman sekantor pasien dalam 1 minggu terakhir.
Pada hasil anamnesis, maka diagnosa kelainan pada mata dengan mata
merah visus tenang seperti pada penyakit konjungtivitis, dry eye syndrome,
episkleritis, skleritis, pterigium, pseudopterigium dan pinguekula dapat
dipertimbangkan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Dari anamnesis, didapatkan bahwa terdapat keluhan mata kanan
merah sejak 2 hari yang lalu dengan rasa mengganjal (+), berair (+), keluar
sekret (+) dalam jumlah banyak berwarna putih kekuningan terutama di pagi
hari, kelopak mata terasa lengket (+) dan keluhan lain seperti batuk pilek (+)
sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik okuli dekstra didapatkan visus, tekanan
intraokuler, kedudukan bola mata, dan gerakan bola mata dalam batas normal.
Pada segmen anterior, didapatkan injeksi konjungtiva dengan sekret berjumlah
banyak berwarna putih kekuningan, mukopurulen. Sementara pemeriksaan
segmen posterior tidak dilakukan. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan ini,
maka diagnosisnya mengarah pada kelainan mata dengan mata merah, visus
tenang dengan sekret mata yaitu konjungtivitis. Sehingga pada pasien ini dapat
7

didiagnosis banding dengan konjungtivitis ec suspek bakteri OD, konjungtivitis


ec suspek virus OD, dan konjungtivitis ec suspek fungi OD.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu slit lamp untuk
membantu menilai segmen anterior okuli. Disarankan juga untuk dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan gram dan KOH pada sekret mata
pasien untuk memastikan etiologi konjungtivitis pada Ny. PT sehingga dapat
menjadi pertimbangan untuk pemberian terapi empirisnya. Pewarnaan gram
merupakan salah satu teknik pewarnaan untuk mengidentifikasi bakteri dan
membedakannya apakah bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif. Pada
uji pewarnaan gram, counterstain ditambahkan setelah methylen blue sehingga
bakteri gram negatif berwarna menjadi merah. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding selnya. Sementara pada bakteri gram positif berwarna ungu gelap
setelah dicuci dengan alkohol. Pemeriksaan KOH dilakukan untuk mengetahui
apakah konjungtivitis disebabkan oleh fungal.
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva atau radang
selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, baik dalam
bentuk akut maupun kronis. Tanda dan gejala umum pada konjungtivitis yaitu
mata merah, terdapat kotoran mata, mata terasa mengganjal dan kelopak mata
lengket. Gambaran klinis ini sesuai dengan temuan pada Ny. PT. Berdasarkan
etiologinya, konjungtivitis dibagi menjadi empat yaitu konjungtivitis yang
diakibatkan bakteri, virus, allergen, dan jamur.
Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh
bakteri, yang paling tersering adalah Haemofilus influenza, Staphyloccous, dan
Streptococcus. Gejala konjungtivitis bakterial yaitu mata merah, berair, dengan
sekret mata yang banyak berwarna putih kekuningan, terkadang juga didapatkan
edema kelopak dengan kemosis konjungtiva. Gambaran ini sesuai dengan
temuan klinis pada pemeriksaan mata kanan pasien. Konjungtivitis bakteri juga
dapat didahului dengan batuk pilek dan mudah menular dari satu ke mata
sebelahnya serta mudah menular ke orang lain melalui benda yang dapat
menyebarkan kuman. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu
sering kontak dengan penderita, baik akibat berjabat tangan atau menggunakan
barang yang bersamaan. Pada anamnesis juga, pasien mengaku bahwa terdapat
8

teman sekantornya yang mengalami keluhan yang sama sejak 1 sebelumnya


yang dapat mendukung resiko penularan konjungtivitis bakerial pada pasien ini.
Konjungtivitis viral merupakan peradangan pada konjungtiva akibat virus
yang biasanya diakibatkan karena demam faringokonjungtiva dan memberikan
gejala demam faringitis, sekret berair dan sedikit, dengan folikel pada
konjungtiva. Konjungtivis ini biasanya disebabkan oleh adenovirus tipe 3,4, dan
7. Konjungtivitis fungal biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan
merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak putih yang dapat timbul pada pasien diabetes dan banyak pada pasien
dengan keadaan sistem imun yang terganggu.
Konungtivitis bakterial, viral dan fungal dapat dibedakan dari gambaran
klinisnya. Konjungtivitis bakterial dan viral dapat dibedakan dari sekretnya,
pada konjungtivitis bakterial sekretnya purulen, putih kekuningan dan
eksudasinya dalam jumlah banyak, yang sesuai dengan temuan pada mata
pasien. Sementara pada konjungtivitis viral didapatkan sekret yang serous
hingga mucous, dengan eksudat minimal dan dapat ditemukan adenopati
preaurikular. Pada sekret dan eksudasi konjungtivitis fungal hampir mirip
dengan konjungtivitis bakterial namun tipe ini jarang terjadi, dan biasanya
mengenai pasien immunocompromised dengan sekret yang purulen. Oleh karena
ini, dapat dipertimbangkan diagnosis kerja pada Ny. PT yaitu konjungtivitis
bakterial okuli dekstra.
Untuk penatalaksanaannya, pasien diberikan edukasi berupa penjelasan
kepada pasien mengenai penyakit yang diderita merupakan penyakit infeksi
pada mata dan menular serta diduga diakibatkan oleh infeksi bakteri. Dianjurkan
kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri sendiri terutama mata dan sering-
sering mencuci tangan, menggunakan handuk dan sapu tangan terpisah atau
tissue sekali pakai, dan tidak menggosok-gosok mata dengan tangan. Pasien
juga diedukasikan cara membersihkan mata dan memakai obat tetes mata yang
benar.
Pada tatalaksana farmakologis, diberikan obat tetes mata Artificial tears
(Cendo Lyteers (Kalium Chloride 0.8 g/ml + Sodium Chloride 4.4 mg/mL)) 1
tetes tiap 4 jam dan antibiotik board spectrum yaitu Kloramfenikol ED 1% 1
tetes tiap 6 jam pada mata kanan. Pasien dianjurkan untuk kembali ke dokter
9

bila keluhan bertambah berat atau keluhan mata merah tidak hilang dalam 7 hari
untuk evaluasi terapi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Prognosis penyakit pada Ny. PT baik ad vitam, funtionam dan


sanationamnya baik. Namun hal ini bergantung dari higienitas pasien dan
ketaatan dalam pengobatan.

Вам также может понравиться