Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa rang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.Contoh: dapat menyebutkan
tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan-makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks attau situasi yang lain.
Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-
perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
7
menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
2.1.3.6 Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dua sikap
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai
berikut:
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan
menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode trial (coba) dan error (gagal
atau salah atau metode coba salah adalah coba-coba).
2) Kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu
baik atu tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional
saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan
ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak.Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Adapun pepatah mengatakan “pengalaman adalah guru terbaik”. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
4) Jalan pikiran
Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara
berpikir umat manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata
lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan
jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi
pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui pernyataan-pernyataan yag dikemukakan.
5) Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis
dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif
bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, membuat cacatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamati.
12
𝑆𝑝
𝑁= × 100%
𝑆𝑚
Keterangan :
N : Nilai pengetahuan
Sm : Skor tertinggi maksimal
Sp : Skor yang didapat
Kategori tingkat pengetahuan pada masing-masing tingkatan pengetahuan
dapat dinilai berdasar persentase sebagai berikut (Budiman, 2013: 11) :
1) Tingkat pengetahuan kategori Baik >75%.
2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup 56-74%.
3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang < 55%.
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga
kesehatan lainnya (Bart, 2004).
Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang
professional terhadap suatu anjuran, prosedur atau aturan yang harus dilakukan
atau ditaati (Niven, 2012). Sebagai contoh kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat
kesesuaian perilaku penderita melaksanakan cara pengobatan yang disarankan
oleh dokter atau orang lain.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tentang kepatuhan dapat peneliti
simpulkan bahwa kepatuhan adalah suatu pemikiran atau perasaan seseorang yang
menimbulkan respon untuk melaksanakan suatu perintah tentang anjuran, ajaran
atau aturan bernilai positif.
2) Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan semacam kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara - cara tertentu. Dapat
dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
3) Kemampuan
Kemampun adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau
mental. Kemampuan seseorang pada umumnya stabil. Kemampuan
merupakan faktor yang dapat membedakan karyawan yang berkinerja
tinggi dan yang berkinerja rendah. Kemampuan individu mempengaruhi
karateristik pekerjaan, perilaku, tanggung jawab, pendidikan dan memiliki
hubungan secara nyata terhadap kinerja pekerjaan. Manajer harus berusaha
menyesuaikan kemampuan dan keterampilan seseorang dengan kebutuhan
pekerjaan. Proses penyesuaian ini penting karena tidak ada kepemimpinan,
motivasi, atau sumber daya organisasi yang dapat mengatasi kekurangan
kemampuan dan keterampilan meskipun beberapa keterampilan dapat
diperbaiki melalui latihan atau pelatihan.
4) Motivasi
Motivasi mempunyai arti dorongan, berasal dari bahasa latin “movere”,
yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi inilah yang
mendorong seseorang untuk berperilaku, beraktifitas dalam pencapaian
tujuan. Karena itu motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
15
Keterangan:
P : Nilai kepatuhan
x : Jumlah jawaban yang benar
18
N: Jumlah pertanyaan
100% Nilai konstanta
Kategori tingkat kepatuhan dengan scoring sebagai berikut :
1) Sangat patuh (76 - 100%)
2) Patuh (56 - 75%)
3) Tidak patuh (<26% - 55%)
4) Sangat tidak patuh (<26%)
maksud warna gelang tersebut, guna mencegah terjadinya angka Kejadian Tidak
Diharapkan. Kriteria pada gelang pasien tersebut meliputi :
1) Gelang warna pink untuk pasien perempuan.
2) Gelang warna biru untuk pasien laki – laki.
3) Gelang warna merah untuk pasien mempunyai riwayat alergi.
4) Gelang warna kuning untuk pasien mempunyai resiko jatuh.
5) Gelang warna ungu untuk pasien DNR (Do Not Resusitation)
Hal – hal yang harus diperhatikan petugas saat pemasangan gelang identitas:
1) Jelaskan manfaat gelang pasien.
2) Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang.
3) Meminta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
atau memberi obat, memberikan pengobatan tidak mengkonfirmasi nama
dan mengecek gelang identifikasi.
Adapun prosedur tetap dalam pemberian identitas pada gelang pasien
sebagai berikut :
1) Gelang pasien dipakai pada tangan kiri pasien
2) Pada gelang pasien tertulis nama lengkap pasien
3) Pada gelang pasien tertulis nomor rekam medis pasien
4) Pada gelang pasien tertulis tanggal lahir pasien dan umur
5) Pada gelang pasien tertulis alamat pasien
6) Pada gelang pasien tertulis dokter penanggung jawab pasien
7) Pada gelang pasien tertulis nomor registrasi.
Contoh gelang identitas pasien :
1) Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
27
21
28
29
Variabel Dependent
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Mempengaruhi
: Hubungan
2.6 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan
antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab pertanyaan dalam
penelitian (Nursalam, 2011).
Menurut (Arikunto, 2010) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian, yaitu: Hipotesis Nol (H0) sering juga disebut hipotesis statistik, karena
biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Hipotesis Kerja (H1) menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua variabel.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris antara dua variabel. Variabel tersebut
adalah variabel bebas, yakni variabel penyebab, serta variabel terikat yakni
variabel akibat (Supriyanto, 2011:90)
Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan identifikasi pasien di bangsal rawat inap RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.