Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
Muhamad Isafarudin Susanto, S.Ked
NIM : K1 A1 12 007
PEMBIMBING :
dr. Zida Maulina Aini, M.Ked. Trop
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. Faisal
Usia : 40 tahun
Kedudukan dalam keluarga : Kepala Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pelabuhan
Suku : Muna
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kelurahan Gunung Jati Lr. Mabolu
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Waktu Kegiatan
(WITA)
05.00-06.00 Bangun, sholat, bersiap- siap pergi kerja dan sarapan
c. Bahaya potensial :
Ganggaun
Bahaya Potensial Kesehatan Risiko
Daftar
Yang Kecelakaan
Kegiata
Mungkin
n
Psikososia
Fisik Kimia Biologi Ergonomi
l
Mengang Kejatu Posisi Strees LBP, Myalgia Jatuh
kat han membung ketika
Barang barang kuk untuk tidak ada
mengangk penumpan
at barang g yang
akan
diangkatka
n
barangnya
Lompat Jatuh Polusi Salah Jika Dislokasi, Tenggelam
di kapal dilaut kapal tumpuan kurang Fraktur
saat penumpan
melopat g
d. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami
Pasien mengeluhkan nyeri yang awalanya tidak mengganggu,
namun lama kelamaan nyeri punggung bawah dirasakan semakin
memberat. Nyeri terus menerus seperti diremas-remas. Dalam
melakukan pekerjaan pasien banyak mengangkat baranng
menggunakan tangan lalu diletakan dipunggung.
e. Body Discomfort Map / Peta Ketidaknyamanan Tubuh
Pasien merasahkan nyeri pada area tangan (nomor 36, 37, 38,39,
46) yang mana berhubungan dengan anggota gerak bagian bawah
curiga setinggi L2-S1
f. Brief Survey
5 4
Skor total brief survey untuk tangan dan pergelangan tangan knan kiri : 3
Skor total brief survey untuk lengan kanan dan kiri : 0
Skor total brief survey untuk bahu kanan dan kiri : 3
Skor total brief survey untuk leher : 0
Skor total brief survey untuk punggung : 4
Skor total brief survey untuk kaki : 3
Kesimpulan Skor Brief Survey untuk pergelangan tangan kanan 13 (High
Risiko), Skor total brief survey untuk punggung : 4 (High Risiko).
D. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
GCS : E4 M6 V5
Tanda Vital
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 ᵒC
Berat badan : 56 cm
Kepala : normocepal
Superior Inferior
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Pemeriksaan
Gerakan (+) Normal (+) Normal (+) Normal (Nyeri) (+) Normal
G. DIAGNOSIS OKUPASI
1. Diagnosis Klinis
Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita LBP ec. Susp. HNP L2-S1
2. Diagnosis Okupasi
HNP dapat berhubungan dengan penyakit akibat kerja (PAK)
H. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa :
Amitriptilin 25 mg 3x1/4 tab,
Diazepam 5mg 3x1/4 tab,
Vit B1 B6 B12 3x1 tab
2. Rehabilitasi Medik
Problem Rehabilitasi Medik :
a. Nyeri punggung bawah (VAS: 7)
b. Keterbatasan lingkup gerak sendi lumbosakral (fleksi, ekstensi,
lateral bending, rotasi)
c. Gangguan transfer dan ambulasi
d. Gangguan AKS
Program :
1. Alih baring tiap 2 jam
2. Proper Back Mechanism
3. Breathing exercise
4. TENS Regio Lumbosacral
3. Okupasi Terapi
a. Edukasi Cara mengangkat beban berat
Tinjauan pustaka
A. DEFINISI
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal
5
paha. LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan
6
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
B. GAMBARAN ANATOMI
3
Anatomi tulang belakang :
1. Kolum vertebra
Kolum vertebra terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri atas :
a. Segmen anterior
Bagian ini terutama berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh
korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh
diskus intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligament
longitudinal posterior dan ligament longitudinal anterior.
b. Segmen posterior
Bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transverses dan prosesus
spinosus. Satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh sepasang
artikulasi dan diperkuat oleh ligament serta otot.
2. Diskus intervertebra
Diskus intervertebra berfungsi sebagai penyangga beban dan sebagai
peredam kejut. Diskus dibentuk oleh annulus fibrosus yang merupakan
anyaman serat- serat fibroelastik sehingga berbentuk seperti gentong.
Tepi atas dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra
sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi
nucleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak
mengandung
C. PATOFISIOLOGI
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus
ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi
yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang
atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf.7
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan
serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan
mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di
mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini
menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap
rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan
7
Laseque.
D. ETIOLOGI
3
Dalam klinik LBP dibagi dalam 2 kelompok:
1. LBP oleh faktor mekanik.
a. LBP oleh mekanik akut
Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak
melampaui batas kemampuan sendi dan otot atau melakukan sesuatu
untuk jangka waktu terlampau lama.
b. LBP oleh mekanik kronik (menahun)
Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek, yaitu sikap
tubuh yang membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut
membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian
mendorong Titik Berat Badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai
kompensasi agar keseimbangan tubuh. tetap terjaga. Di samping akibat
sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada
wanita-wanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi.
2. LBP oleh faktor organik
a. LBP osteogenik
1) Radang
2) Trauma
Tidak jarang LBP merupakan keluhan utama pada fraktur vertebra
lumbal. Lebih-lebih fraktur spontan akibat osteoporosis pada
penderita usia lanjut. Jenis fraktur ini sering disertai spondilolistesis
Faktor risiko terjadinya LBP adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk,
masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis
mayor, obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerja
seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-
jam (posisi tubuh kerja yang statik), mengangkat dan membawa beban yang
9
berat, menarik beban, membungkuk, serta kehamilan.
F. GAMBARAN KLINIK
Low back pain merupakan suatu gejala, bukan suatu penyakit dan
12
memiliki banyak penyebab. Secara umum digambarkan sebagai rasa nyeri
12
antara batas kosta dan lipatan bokong. Pada umumnya para penderita
berusia dekade kedua. Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar. Pada
tahap yang lebih ringan, nyeri biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan
tidak menjalar, bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya
pegal pada otot pinggang. Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah
pinggang dapat menjalar ke arah leher ataupun ke arah bokong, paha, belakang
tumit dan telapak kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah leher dapat
dipikirkan adanya spondilitis ankilosa, terlebih jika nyeri terutama dirasakan
pada waktu bangun pagi dan menghilang saat melakukan pergerakan. Jika
nyeri menjalar ke arah bokong, paha, belakang tumit hingga telapak kaki,
10
maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias yang khas pada penderita HNP.
G. DIAGNOSIS KLINIS LOW BACK PAIN
Diagnosis klinis LPB meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan
neurologis serta pemeriksaan penunjang.
7
1. Anamnesis
Dalam anamnesis perlu diketahui:
a. Awitan
Penyebab mekanis LBP menyebabkan nyeri mendadak yang
timbul setelah posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan
otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena
penyebab lain timbul bertahap.
b. Lama dan frekuensi serangan
LBP akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai
beberapa bulan. Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari
sampai resolusinya degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4 minggu.
c. Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan LPB akibat gangguan mekanis atau medis terutama
terjadi di daerah lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah
atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang
menyebar ke tungkai juga dapat disebabkan peradangan sendi
sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak mempunyai pola penyebaran yang
tetap.
d. Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah
saat aktivitas. Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat
nyeri. Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada
penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring.
e. Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu. Harus dibedakan antara
LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas dari
masing- masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri radikuler.
Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio 80-
20% menunjukkan adanya radikulopati dan mungkin memerlukan suatu
tindakan operasi. Bila nyeri LBP lebih banyak daripada nyeri tungkai,
biasanya tidak menunjukkan adanya suatu kompresi radiks dan juga
biasanya tidak memerlukan tindakan operatif. Gejala LBP yang sudah
lama dan intermiten, diselingi oleh periode tanpa gejala merupakan
gejala khas dari suatu LBP yang terjadinya secara mekanis.
Walaupun suatu tindakan atau gerakan yang mendadak dan berat,
yang biasanya berhubungan dengan pekerjaan, bisa menyebabkan
suatu LBP, namun sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah
suatu gerakan yang relatif sepele, seperti membungkuk atau memungut
barang yang enteng.
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa
menyebabkan bertambahnya nyeri LBP, yaitu duduk dan mengendarai
mobil dan nyeri biasanya berkurang bila tiduran atau berdiri, dan
setiap gerakan yang bisa menyebabkan meningginya tekanan intra-
abdominal akan dapat menambah nyeri, juga batuk, bersin dan
mengejan sewaktu defekasi. Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada
pula nyeri non-mekanik. Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu
peringatan, karena bisa menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung
7
seperti adanya suatu keganasan ataupun infeksi.
7
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang
membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis
serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat
disebabkan oleh spasme otot paravertebral.
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:
5. Edukasi
1. Edukasi penderita (Proper Back Mechanism):
- Proper Body Mechanism
Waktu berdiri :
- Bila berdiri dalam waktu lama, selingi dengan periode jongkok
sebentar.
- Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk tapi
tekuklah pada lutut.
- Waktu berjalan :
- Berjalan dengan posisi tegak, rileks, dan jangan tergesa gesa.
Waktu duduk :
- Busa kursi jangan terlalu lunak.
- Punggung kursi mempunyai kontur bentuk S, seperti kontur tulang
punggung
- Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah
dari paha.
- Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak
dengan punggung kursi.
Waktu tidur :
- Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar, alas tidur
sebaiknya yang keras. Gunakan bantal kepala yang tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah untuk menjaga kelengkungan tulang leher
dan tulang punggung tetap dalam keadaan normal. Gunakan bantal
di bawah lutut agar lutut tetap dalam keadaan tertekuk.
- Ketika tidur dengan posisi menyamping atau miring, tekuk sedikit
lutut, letakkan bantal antara kedua lutut.
- Saat mengangkat barang, terlebih dahulu tekuk lutut dan
berjongkok, jaga punggung agar tetap lurus dan kepala juga lurus
selama mengangkat. Pastikan benda selalu menempel pada tubuh,
selama mengangkat dan membawanya. Jangan mendadak atau
menyentak mengangkat dan jangan memutar atau menyamping.
Ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu
berdiri tegak. Jangan terlalu membungkuk ketika berjalan.
Membawa dengan beban di depan dan menempel ke tubuh.
- Olahraga: Pada penderita LBP dimana kondisi punggung belum
stabil harus menghindari olahraga yang bersifat beregu. Yang
1
dianjurkan adalah olahraga perorangan yaitu berenang dan jogging.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor).
2. Secara etiologi LBP (Low back Pain) digolongkan dalam 2 golongan yang
pertama LBP oleh faktor mekanik yang kedua LBP oleh faktor organik.
3. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penilaian bahaya potensial
di lingkungan kerja pasien maka dapat disimpulkan bahwa penyakit LBP
yang di deritanya saat ini termasuk ke dalam penyakit akibat hubungan
kerja (PAHK)
B. Saran
1. Lebih berhati-hati dalam mengangkat barang dan sesuai prosedur yang
telah ditentukan.
2. Agar pihak pelabuhan melakukan penyuluhan K3 terhadap semua buruh
pelabuhan,
DAFTAR PUSTAKA
1. Lubis I. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah. Dalam : Meliala
L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA., editor. Nyeri Punggung Bawah.
Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. 2003.
2. Bener et al. Obesity and Low Back Pain.Coll. Antropol, 2003, 27: 95-
104.
3. Sengkey L., Angliadi LS, Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam :
Bahan Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-
90
4. Kurt JI, et al. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam; Editor
edisi bahasa Indonesia, Asdie AH. Jakarta : EGC, 199. Hal.90.
5. Rakel D. Low Back Pain. 2003. Dow nlo ade d fr
om:http://www.clinicalevidence.com Mei 2013.
6. Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low Back Pain Syndroma. Philadelpia:
FA DavisCompany.
7. Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam:
Meliala L, Nyeri Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta, 2003.
8. Harsono. Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua.Yogyakarta:
Gajahmada University Press. 2007.
9. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran – EGC. 2004. 756-763.
10. Priguna Sidharta. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta :
Dian Rakyat. 1996.
11. Edgar G. Dawson, M.D.; Regis W. Haid, Jr., M.D. Treatment and
Prevention of Lumbar Disc Herniations Pulposus [Online] 2007 [cited
April 2013]; Available from http://www.Spineuniverse.com
/displayarticle.php/article28.html.
12. Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In : Braddom, RL. Physical
Medicine and Rehabilitation. Edisi ke-4. Philadelpia: Elsevier Inc. 2011.
Hal: 187.