Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Fadhlan Hakiki
1102011092
Pembimbing :
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “OSTEOARTHRITIS PASIEN LANSIA
DENGAN RISIKO ASPEK INTERNAL MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
Pembimbing
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI periode Juli-Agustus 2018. Penulis juga berharap agar laporan ini
dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan
tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara
holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Dr. Dini Widianti, MKK, DipIDK , selaku pembimbing, dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
3. dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Universitas YARSI dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staff pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
5. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku bendahara dan staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Sophianita, MKK, PKK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Prof. Qomariyah, MS.PKK. AIFM selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Henni Bariah selaku kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
10. dr. Dwi Maisa Marwati dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang yang telah memberikan bimbinan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses
penulisan laporan ini
11. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun
laporan ini
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi
maupun dari bahasa yang disajikan. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekhilafan, serta
dengan tangan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
BAB I
DIAGNOSIS KLINIS
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), reflex cahaya (+/+), pupil bulat
isokor
Hidung : Status lokalis
d. Tenggorokan : Status lokalis
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak sianosis, lidah tidak kotor
f. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)
g. Thorak :
- Cor : Bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
- Pulmo : Vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing -/-, rhonki -/-
h. Abdomen : Supel, bising usus (+) normal
i. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
1.1.4 Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1. Mengurangi berat badan
2. Mengurangi mengangkat barang-barang berat
b. Farmakologi
1. Asam Mefenamat 500 mg 3 x1
2. Vit B Complex 1x1
Genogram
a. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri atas 2 generasi. Bentuk keluarga ini adalah Nuclear family dengan
keluarga terdiri atas Tn. A (65) sebagai kepala keluarga, Ny.A (63) sebagai istri, yang
sudah menikah sejak 30 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 1 orang anak yaitu
anak laki-laki Tn. D berusia 29 tahun.
b. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan
Miller (1998), keluarga Tn. A berada pada tahapan siklus keluarga yang ke VI, yaitu
keluarga anak dewasa
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya dengan
mempunyai yaitu Tn. D berusia 29 tahun yang sudah bekerja. Keluarga tidak ada yang
memiliki kecacatan. Ny. A dan suaminya Tn. A membesarkan anaknya dengan baik, serta
merawat dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya. Keluarga Tn. A merasa
cukup memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi
seimbang yaitu kurang makan daging dan kurang melakukan aktivitas fisik yang cukup.
b. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn. A menyadari akan pentingnya mengejar pendidikan setinggi mungkin,
anak Tn. A mencapai taraf pendidikan SMK.
c. Fungsi Psikologis
Pasien adalah seorang kepala keluarga yang memiliki seorang anak yang sudah
bekerja. Keluarga pasien masih memperhatikan kondisi penyakit pasien dan menjaga pola
makan serta kegiatan sehari - hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran
yang baik akan pentingnya kesehatan. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar
keluarga juga saling memberi dukungan terhadap penyakit yang diderita keluarga. Tn. A
dan Ny A saling membrikan rasa aman, nyaman, perhatian kepada anggota keluarganya.
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga Tn.A dan Ny. A, aktif dalam
bermasyarakat di lingkungan setempat. Mereka turut serta dalam kegiatan yang ada di RT
maupun RW seperti acara penyuluhan yang diadakan. Keluarga ini menerapkan nilai –
nilai dan norma sosial budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal pasien dengan cukup
baik.
e. Fungsi Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah pasien adalah suku betawi. Meski ada
yang berbeda suku namun Ny R dapat bersosialisasi dengan baik.
f. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari anak pasien. Keluarga
mampu memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan dan
pakaian. Untuk tempat berlindung Tn. A tinggal di rumah yang tidak besar. Untuk biaya
kesehatan, pasien menggunakan BPJS sehingga pasien dapat berobat tanpa memikirkan
banyaknya biaya yang keluar dan terjamin kesehatannya. Pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga ini dilakukan oleh Ny. S untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-
harinya.
g. Fungsi Spiritual
Tn. A dan keluarga selalu melaksanakan ibadah wajib. Keluarga Tn. A
melaksanakan ibadah wajib dan kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa adanya hambatan
dalam keluarga dan lingkungan sosial.
Dinamika Keluarga
Tn. A dan Ny. A memiliki hubungan keluarga yang sangat baik. Mereka selalu
memperhatikan anaknya dengan baik agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
daripada mereka.
Tn A Ny A
Tn D
Keterangan:
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31
3 Lantai a. Tanah 0
b. Ada 1
b. Ada 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2
dengan normal
KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
II SARANA SANITASI 25
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1 1
YG DINILAI
44
c. Setiap hari 2
Kriteria
Kesimpulan: Rumah Tn. A (total skor 880) termasuk dalam kategori rumah tidak sehat dengan
kurangnya 3 faktor yang medukung rumah sehat yaitu komponen fisik rumah, sarana sanitasi dan
perilaku penghuni.
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record pasien selama 3
hari setelah datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan
pasien belum sesuai dengan jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Kebutuhan
protein dan lemak belum mencukupi, namun kebutuhan karbohidrat sudah mencukupi.
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
ASPEK -Menjelaskan kepada pasien mengenai Pasien Saat -Dapat mengurangi - Pasien sudah lebih
PERSONAL penyakitnya serta komplikasi dari kunjungan ke kekhawatiran atas mengerti tentang
-Pasien seorang laki-laki penyakit tersebut jika tidak diperiksa Puskesmas pemikiran terhadap penyakit yang
datang dengan keluhan secara teratur. dan home penyakitnya selama ini. dideritanya bahwa
nyeri pada lutut kiri. -Menjelaskan pasien tentang pola hidup visite -Pasien mulai menerapkan penyakitnya merupakan
-Pasien khawatir sehat dan pola makan gizi seimbang dan pola hidup sehat dan pola penyakit yang cukup
penyakitnya akan agar pasien tidak terlalu banyak pikiran makan gizi seimbang serta serius namun bisa
bertambah parah. yang dapat mempengaruhi kondisi patuh minum obat dan rajin sembuh bila patuh dan
-Pasien percaya bila tekanan darah tingginya. kontrol ke Puskesmas. rutin meminum obat.
minum obat teratur
-Mencelaskan kepada pasien bahwa -Pasien lebih taat beribadah.
- Pasien sudah menjadi
penyakit adalah salah satu cara Allah
penyakitnya akan sembuh. lebih tenang dan tidak
menggugurkan dosa hambanya.
-Pasien percaya bila khawatir berlebih.
-Menjelaskan kepada pasien bahwa
memohon kesembuhan - Pasien sudah mengerti
penyakitnya mungkin tidak dapat
pada Allah penyakitnya disembuhkan, namun dapat dikontrol pentingnya meminum
akan sembuh. dengan cara meminum obat dan kontrol obat dan menjaga pola
secara teratur dengan cara mengatur pola hidup.
makan mengurangi makan jeroan dan - Pasien sudah rutin
kacang-kacangan. beribadah.
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow up
ASPEK -Mengedukasi pola hidup Pasien Saat kunjungan -Pasien menerapkan pola hidup sehat -Pasien mulai menerapkan pola
sehat dan pola makan gizi ke Puskesmas dan pola makan gizi seimbang. hidup sehat dan makan gizi
KLINIS (Tn A)
seimbang. -Pasien menurunkan berat badannya. seimbang.
-OA genue sinistra -Menyarankan untuk -Pasien dapat patuh minum obat agar -Pasien mengikuti anjuran
-DD : RA menurunkan berat badan. keluhan pasien berkurang sehingga minum obat teratur.
-Memberikan obat untuk pasien dapat melakukan aktivitas
menunjang kesembuhan tanpa gangguan.
pasien dengan obat:
Asam Mefenamat
Vit B kompleks
ASPEK -Menganjurkan pasien untuk Pasien -Pasien dapat mengerti tentang -Pasien sudah mengerti tentang
menkonsumsi gizi pentingnya gizi seimbang. gizi seimbang dan mulai
RISIKO INTERNAL (Tn A) Saat di
seimbang. -Pasien melakukan olahraga rutin menerapkan di pola makannya.
puskesmas dan walaupun hanya olahraga ringan -Pasien mulai rutin berolahraga
-Pasien tidak mengerti -Menganjurkan pasien untuk
pola makan gizi home visit -Pasien dapat memahami dengan ringan.
berolahraga ringan seperti
seimbang. jalan cepat di gang baik penyakitnya. -Pasien sudah mulai mencoba
rumahnya menerapkan pola hidup sehat.
-Pasien tidak rutin olah
raga -Menjelaskan tentang
penyakit yang diderita
-Pasien kurang mengerti pasien dan faktor
tentang sakut yang
penyebabnya.
dideritanya.
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow up
-Mengajak diskusi bersama anggota keluarga yang Pasien Saat home -Keluarga dapat lebih -Keluarga memahami apa yang
ASPEK lainnya bahwa pasien membutuhkan dukungan dan visit memahami apa yang pasien pasien alami.
PSIKOSOSIAL dalam hal pengobatan dan diperhatikan ketika keluarga alami dan mendukung
-Kondisi rumah pasien memasak makanan untuk pasien.
program hidup sehat dan pola
tergolong rumah tidak
sehat. -Mengatakan bahwa pasien juga membutuhkan makan gizi seimbang yang
-Seluruh anggota perhatian dari anak-anaknya ketika berada akan pasien jalani seterusnya.
keluarga tidak mengerti dirumah dengan cara berkumpul untuk
pola makan gizi menceritakan masalah apa saja yang dapat
seimbang. dipecahkan bersama.
-Keluarga kurang
memperhatikan
penyakut yang diderita
oleh pasien.
-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan Pasien Di -Pasien membatasi -Pasien mulai membatasi
ASPEK aktivitas berlebihan seperti mengecat rumah dan puskesmas kegiatannya mengingat kegiatannya dan sering mengisi
FUNGSIONAL memperbaiki kondisi rumah yang rusak. penyakit yang ia derita dan waktu luang dengan membaca
-Aspek fungsional usianya sudah lansia. koran dan berinteraksi dengan
-Menjaga kebugaran tubuh dengan cara olahraga,
tergolong derajat 2. pola makan yang seimbang dan pola tidur yang lingkungan.
cukup.
2.3 Prognosis
- Ad Vitam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
- Ad fungtionam : dubia ad bonam
Lampiran