Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Daya Berkecambah

Hasil pengamatan daya berkecambah dapat dilihat pada tabel lampiran Ia

sedangkan sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 1b. Analisis

keragaman daya berkecambah menunjukan bahwa terjadi pengaruh nyata pada

interaksi antara kombinasi perlakuan berbagai konsentrasi PEG-4000 dengan

perlakuan varietas yang berbeda. Secara mandiri masing-masing perlakuan

berpengaruh sangat nyata.

Hasil uji BNJ 5% (tabel 1) menunjukan bahwa pada kombinasi perlakuan

konsentrasi PEG-4000 K5V2 memiliki nilai tertiggi yaitu 93,33 % namun tidak

berbeda nyata dengan K4V2,K3V2, sedangkan kombinasi perlakuan K2V2 tidak

berbeda nyata dengan K1V2 dan K0V2. Pada Kombinasi perlakuan K5V1 tidak

berbeda nyata dengan K4V1,K3V1,K2V1,K1V1, dan K0V1.

Tabel 1. Rata-rata Daya Berkecambah (%) dan Waktu berkecambah (%)

Varietas BNJ
Konsentrasi
V1 V2 V1 V2 5%
K0 68,33a p 66,67a p 3,27a p 3,31a p
K1 80,00a q 78,33a q 3,35b q 3,43b q 2,71
K2 81,67a q 83,33a r 3,46c r 3,47c q
K3 81,67a q 86,67b s 3,49d s 3,55d q
K4 83,33a q 90,00b t 3,54e t 3,60e r 0,12
K5 88,33a r 93,33b u 3,70f u 4,04f s
BNJ 5% 3,14 KK = 1,66% 0,13 KK = 3,21%

24
25

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada baris (ab) tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%. dan kolom (pqrs) yang sama,
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%
4.1.2 Waktu berkecambah (%)

Hasil pengamatan waktu berkecambah dapat dilihat pada tabel lampiran

2a sedangkan sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 2b. Analisis

keragaman waktu berkecambah menunjukan bahwa terjadi interaksi antara

kombinasi perlakuan berbagai konsentrasi PEG-4000 dengan perlakuan dua

varietas kedelai.

Hasil uji BNJ 5% pada tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan K5V2

menghasilkan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,04% namun berbeda nyata dengan

K4V2,K3V2,K2V2,K1V2 dan K0V2. Sedangkan pada perlakuan K5V1 tidak

berbeda nyata dengan K4V1,K3V1,K2V1,K1V1 dan K0V1.

4.1.3 Kecepatan berkecambah (%)

Hasil pengamatan kecepatan berkecambah dapat dilihat dari tabel lampiran

2a dan sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 2b. Hasil analisis

keragaman pada pengamatan kecepatan berkecambah menunjukkan bahwa antar

kedua perlakuan tidak menunjukkan interaksi, akan tetapi perlakuan konsentrasi

berpengaruh nyata sedangkan perlakuan varietas kedelai berpengaruh sangat

nyata.
26

Tabel 2. Rata-rata Kecepatan Berkecambah (%)

Varietas
Konsentrasi V1 V2 Rata-rata BNJ 5%
K0 20,61 21,23 20,92 a
K1 21,99 24,55 23,27 a
K2 24,77 25,78 25,27 b
K3 26,37 26,71 26,54 b 4,33
K4 28,34 28,67 28,51 b
K5 29,56 32,73 31,15 c
Rata-rata 25,27 p 26,61 q
BNJ 5% 5,01 KK = 16,2%
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada baris (ab), tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Hasil uji BNJ 5% (tabel 2) menunjukan bahwa perlakuan K5 memiliki

nilai rata-rata kecepatan berkecambah lebih tinggi yaitu 31,15% dan pada

perlakuan K0 memiliki nilai rata-rata terendah dan tidak berbeda dengan

perlakuan K1 sedangkan K2 tidak berbeda nyata denga K3 dan K4.

4.1.4 Panjang Tajuk (cm)

Hasil pengamatan panjang tajuk dapat dilihat dari tabel lampiran 4a dan

sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 4b. Hasil analisis keragaman

panjang tajuk menunjukkan bahwa, perlakuan konsentrasi berpengaruh nyata

sedangkan perlakuan varietas kedelai berpengaruh sangat nyata.


27

Tabel 3. Rata-rata Panjang Tajuk (cm)

Varietas
Konsentrasi Rata rata BNJ 5%
V1 V2
K0 13,37 15,77 14,57 a
K1 14,55 17,63 16,09 b
K2 15,07 17,87 16,47 b
K3 16,65 17,08 16,87 b 1,14
K4 16,53 17,58 17,06 b
K5 17,47 19,22 18,34 c
Rata rata 15,61 p 17,53 q
BNJ 5 % 1,32 KK = 6,68%
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada baris (ab), tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Hasil uji BNJ 5% (tabel 3) menunjukan bahwa perlakuan K5 memiliki

nilai rata-rata tertinggi yaitu (18,34 cm) dan pada perlakuan K4 tidak berbeda

nyata dengan K3,K2, dan K1 akan tetapi berbeda nyata dengan K0 dan K5.

4.1.5 Panjang Akar (cm)

Hasil pengamatan panjang tajuk dapat dilihat pada tabel lampiran 5a dan

sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 5b. Hasil analisis keragaman

pada pengamatan panjang akar menunjukkan bahwa, masing-masing perlakuan

berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar.


28

Tabel 4. Rata-rata Panjang Akar (cm)

Varietas
Konsentrasi rata-rata BNJ 5%
V1 V2
K0 11,08 12,40 11,74 a
K1 12,03 12,67 12,35 a
K2 12,75 13,70 13,23 b
0,74
K3 13,29 13,68 13,49 b
K4 13,56 14,40 13,98 b
K5 14,67 15,37 15,02 b
rata rata 12,90 p 13,70 q
BNJ 5 % 0,86 KK = 5,43%
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada baris (ab), tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
Hasil uji BNJ 5% (tabel 4) menunjukan bahwa perlakuan pratanam pada

K5 memiliki nilai rata-rata nilai tertinggi dan pengaruhnya tidak berbeda dengan

K4,K3,K2, akan tetapi pengaruhnya berbeda dengan perlakuan K1 dan K0.

4.1.6 Nisbah Panjang Tajuk dan Panjang Akar (cm)

Hasil pengamatan nisbah panjang tajuk dan panjang akar dapat dilihat dari

Tabel lampiran 6a dan sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 6b. Hasil

analisis keragaman pada pengamatan nisbah panjang tajuk dan panjang akar

menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi PEG-4000 berpengaruh sangat nyata

sedangkan perlakuan varietas kedelai tidak berpengaruh nyata

Hasil uji BNJ 5% (tabel 6) menunjukan bahwa perlakuan pratanam pada

K5 memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,82 cm dan pengaruhnya berbeda

dengan perlakuan lainnya (K4,K3,K2,K1 dan K0).


29

Tabel 6. Rata-rata Nisbah Panjang Tajuk dan Panjag Akar (cm)

Varietas
Konsentrasi Rata-rata BNJ 5%
V1 V2
K0 3,27 3,31 3,29 a
K1 3,35 3,43 3,39 b
K2 3,46 3,47 3,47 c
K3 3,49 3,55 3,52 d 0,12
K4 3,54 3,70 3,62 e
K5 3,60 4,04 3,82 f
Rata-rata 3,45 p 3,58 q
BNJ 5% 0,13

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada baris (ab), tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.

4.1.7 Berat Kering Tanaman

Hasil pengamatan berat kering tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran

8a dan sidik ragamnya dapat dilihat pada tabel lampiran 8b. Hasil analisis

keragaman pada pengamatan berat kering tanaman menunjukkan bahwa antara

kedua perlakuan tidak menunjukkan interaksi, perlakuan konsentrasi PEG-4000

berpengaruh nyata sedang perlakuan varietas kedelai berpengaruh sangat nyata.

Hasil uji BNJ 5% (tabel 7) menunjukan bahwa perlakuan pratanam pada

K5 memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 8,80 dan pengaruhnya berbeda dengan

perlakuan lainnya (K4,K3,K2,K1, dan K0).


30

Tabel 7. Rata-rata Berat Kering Tanaman (g)

Konsentras Varietas
Rata-rata BNJ=5%
i V1 V2
K0 5,83 6,71 6,27 a
K1 6,36 7,08 6,72 b
K2 7,35 7,56 7,46 c
K3 7,34 7,94 7,64 d 0,41
K4 7,57 8,30 7,94 e
K5 7,70 9,91 8,80 f
rata-rata 7,02 p 7,92 q
BNJ 5% 0,47 KK=5,25
Keterangan: Angka rata-rata yang diikutu huruf yang sama pada baris (ab), tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5 %

4.2 Pembahasan
31

Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa Pengaruh perlakuan

konsentrasi PEG-4000 (Poly Ethylene Glycol) terhadap pertumbuhan varietas

kedelai yang berbeda, berpengaruh nyata pada parameter daya kecambah, waktu

berkecambah, kecepatan berkecambah. Panjang tajuk, panjang akar, berat kering

tajuk, berat kering akar, dan beat kering tanaman.

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata daya

kecambah 10 HST berpengaruh nyata terhadap berbagai VUB, nilai rata-rata

tertinggi pada K5V2 40 % PEG-4000 yaitu 93,33 %. Perkecambahan adalah

proses perkembangan struktur esensial kecambah melalui tahapan-tahapan

dimana struktur esensial menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara

normal dalam kondisi lingkungan yang optimum (favourable) (Balai

Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2006).

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata waktu

kecambah 10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata-rata tertinngi yaitu pada K5V2

40 % PEG-4000 yaitu 4,04 %. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa waktu

berkecambah dapat dipengaruhi oleh beberapa fakror. Menurut Allard (1960)

faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tanaman adalah lingkungan mikro

yang terdapat disekitar tanaman. Faktor tersebut dapat bervariasi pada setiap

tempat sehingga memberi pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil

tanaman. Menurut Gupta and O’Toole, (1986), ekologi lahan kering sangat cocok

untuk pengembangan padi gogo, beberapa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil padi gogo antara lain curah hujan, temperatur dan radiasi

matahari. Cekaman kekeringan dapat mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia


32

tanaman serta menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi

tanaman (Islami et al., 1995).

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata kecepatan

kecambah 10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata-rata tertinngi yaitu pada K5 40 %

PEG-4000 yaitu 31,15 %. Tanaman yang toleran terhadap kondisi cekaman

kekeringan akan menunjukan respon fisiologis yang berbeda dengan tanaman

yang peka dan tanggap tanaman terhadap cekaman kekeringan dibedakan atas

toleran dan peka (Bohnert dan Jensen, 1996)

Jumin (2002) menyatakan bahwa kekurangan air pada proses fotosintesis

akan berakibat pada proses kecepatannya, akibat dari menutupnya stomata.

Pengaruh kekurangan air ditentukan oleh waktu berlangsungnya kekurangan

tersebut. Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi sebagai penyusun

utama jaringan yang aktif mengadakan kegiatan fisiologis, juga berperan

dalam memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran dan

pertumbuhan sel (Kramer, 1969).

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 3 menunjukan bahwa rata-rata panjang tajuk

10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata-rata tertinngi yaitu pada K5 40 %

PEG-4000 yaitu 18,34 cm. Tanaman yang mengalami kekurangan air secara

umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman

yang tumbuh normal (Kurniasari et al.,2010). Kekurangan air menyebabkan

penurunan hasil yang sangat signifikan dan bahkan menjadi penyebab

kematian pada tanaman (Salisbury dan Ross, 1992).


33

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 4 menunjukan bahwa rata-rata panjang akar

10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata-rata tertinggi yaitu pada K5 40 %

PEG-4000 15,02 cm. Sebagai salah satu organ tanaman, akar berperan penting

pada saat tanaman merespon kekurangan air dengan cara mengurangi laju

transpirasi untuk menghemat air. Pada umumnya tanah mengering dari permukaan

tanah bawah selama musim kemarau. Keadaan ini menghambat pertumbuhan akar

dilapisan tanah yang dangkal, karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan

tugor yang diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang terdapat dilapisan tanah

lebih dalam masih dikelilingi oleh tanah lembab, sehingga akar tersebut akan terus

tumbuh. Dengan demikian sistem akar akan memperbanyak diri dengan cara

memaksimumkan pemaparan air tanah (Campbell et al. 2003).

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 6 menunjukan bahwa rata-rata rasio panjang

tajuk dan panjang akar tanaman 10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata tertinggi

pada K5 40 % PEG-4000 yaitu 8,82 cm.

Hasil uji BNJ 5 % pada tabel 7 menunjukan bahwa rata-rata berat kering

tanaman 10 HST berpengaruh nyata. Nilai rata-rata tertinggi pada K5 40 % PEG-

4000 yaitu 8,80 g. Pertumbuhan suatu tanaman dapat diukur melalui berat kering

dan laju pertumbuhan reltifnya. Berat kering tanaman yang berupa biomassa total,

dipandang sebagai manifestasi proses-proses metabolisme yang terjadi di dalama

tubuh tumbuhan. Berat kering dapat menunjukkan produktivitas tanaman karena

90 % hasil fotosintesis terdapat dalam bentuk kering (Gardner et al,.

1991).

Вам также может понравиться