Вы находитесь на странице: 1из 7

NAMA : INDI ANDINI

NIM : 20176322019

KELAS : D4 TINGKAT 2

MAKUL : BUDAYA ANTI KORUPSI

DALIL TENTANG LARANGAN KORUPSI

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuhu

Saat ini, korupsi di Indonesia bisa dikatakan sudah menjadi budaya dari mulai tingkat
rendah sampai tinggi. Bahkan, Indonesia sudah menjadi salah satu negara terkorup di dunia
yang tentunya sangat memilukan. Meskipun saat ini sudah didirikan lembaga anti korupsi yaitu
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK yang secara gencar memberantas para koruptor,
akan tetapi korupsi yang sudah berubah menjadi budaya ini terasa sangat sulit untuk dihentikan
dan diberantas.

Dimensi Istilah Korupsi Dalam Islam

Agama Islam sendiri juga membagi istilah korupsi dalam beberapa dimensi yakni
risywah atau suap, saraqah atau pencurian, al gasysy atau penipuan dan juga khianat atau
penghianatan.

Korupsi dalam dimensi suap atau risywah di dalam pandangan hukum Islam adalah
perbuatan yang tercela dan juga menjadi dosa besar dan Allah sendiri juga melaknatnya.

Saraqah atau pencurian dilihat dari etimologinya memiliki arti melakukan sebuah
tindakan pada orang lain dengan cara sembunyi. Namun menurut Abdul Qadir ‘Awdah
pencurian diartikan sebagai tindakan mengambil harta orang lain dalam keadaan sembunyi-
sembunyi dalam arti tidak diketahui pemiliknya.
Korupsi Menurut Pandangan Islam

Dalam hukum Islam disyariatkan Allah SWT demi kemaslahatan manusia dan diantara
kemaslahatan yang ingin diwujudkan dalam syariat hukum tersebut adalah harta yang
terpelihara dari pemindahan hak milik yang tidak menurut dengan prosedur hukum dan juga
dari pemanfaatannya yang tidak sejalan dengan kehendak Allah SWT. Karena itulah, larangan
merampas, mencuri, mencopet dan lainnya menjadi pemeliharaan keamanan harta dari
kepemilikan yang tidak sah. Larangan memakainya sebagai taruhan judi dan juga memberikan
pada orang lain yang diyakini akan dipakai untuk perbuatan yang maksiat, sebab penggunaan
yang tidak sesuai dengan jalan Allah SWT jadikan kemaslahatan yang dituju menjadi tidak
tercapai. Ulama fikih juga sepaham dan berkata jika perbuatan korupsi merupakan haram dan
juga terlarang sebab menjadi hal yang bertentangan dengan maqasid asy-syariah.

Hukum Menggunakan Hasil Korupsi

Istilah dari penggunaan mempunyai pengartian yang luas seperti menyantap,


mengeluarkan untuk keperluan ibadah, keperluan sosial dan lain sebagainya. Menggunakan
harta kekayaan dari hasil tindak pidana korupsi sama saja dengan hasil rampasan, hasil judi,
hasil curian dan hasil haram lainnya. Dengan cara meraihnya yang sama, maka hukum
menggunakan hasilnya juga tentunya sama. Ulama fikih dalam urusan ini juga sepakat jika
menggunakan harta yang didapat dengan cara terlarang maka hukumnya adalah haram karena
prinsip harta tersebut bukan menjadi milik yang sah namun milik orang lain yang didapat
dengan cara terlarang.

Dasar yang menjadi penguat pendapat ulama fikih ini diantaranya adalah firman dari Allah
SWT sendiri, “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) hartamu itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).

Dalam ayat tersebut juga tertulis larangan mengambil harta orang lain yang didapat dengan
cara batil seperti menipu, mencuri dan juga korupsi. Harta yang didapat dari hasil korupsi juga
bisa diartikan menjadi harta kekayaan yang didapat dengan cara riba, sebab kedua cara ini sama
– sama berbentuk ilegal. Jika memakan harta yang diperoleh secara riba itu diharamkan (QS.
Ali Imran: 130).
Para ulama juga menggunakan kaidah fikih yang memperlihatkan keharaman dalam memakai
harta korupsi yakni “apa yang diharamkan mengambilnya, maka haram juga untuk
memberikan atau memanfaatkannya.”

Seperti yang juga sudah ditegaskan Imam Ahmad bin Hanbal, selama sebuah perbuatan
dipandang sebagai hal yang haram, maka selama itu juga diharamkan untuk menggunakan hasil
dari cara tersebut. Namun, jika perbuatannya sudah tidak dikatakan haram, maka hasilnya bisa
digunakan.

Selama hasil dari perbuatan diharamkan untuk menggunakannya, maka selama itu juga pelaku
akan diharuskan untuk mengembalikan pada pemilik harta yang sah. Apabila ulama fikih
sepakat untuk mengharamkan menggunakan harta kekayaan yang didapat dengan cara korupsi,
maka mereka berbeda pendapat mengenai akibat hukum dari menggunakan hasil korupsi itu.

Dalil Quran Tentang Korupsi Dalam Islam

QS An-Nisa’ 4:29

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu.

QS Al-Maidah :42

Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak
memakan yang haram. Menurut Ibnu Mas’ud dan Ali bin Abi Talib, makna suht adalah suap.”

QS Al-Maidah: 2

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
Q.S Ali-Imran ayat 161

“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa
yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (
Ali Imran : 161 )

Q.S Al-Baqarah ayat 188

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui."

Q.S Al-Anfal Ayat 27

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)
dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui."

Q.S Al-Muminun Ayat 8

"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya."


Dalil Hadits Tentang Korupsi Dalam Islam

Hadits Sahih Riwayat Imam Lima Nabi bersabda, “Rasulullah melaknat penyuap dan penerima
suap dan yang terlibat di dalamnya.”

Pendapat Sahabat dan Tabi’in Mengenai Korupsi

Ibnu Mas’ud

Ibnu Mas’ud berkata, “Suap itu adalah apabila seorang memiliki keperluan pada yang lain dan
memberinya hadiah dan hadih itu diterima.”

Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Hadiah pada zaman Nabi adalah hadiah. Pada zaman sekarang
adalah suap.”

Akibat Jika Menggunakan Uang Haram

Ada beberapa akibat yang akan didapat jika seseorang menggunakan uang haram seperti uang
hasil korupsi, mencuri, judi dan sebagainya, yakni:

Tidak diterima doanya.

Harta tidak akan menjadi berkah.

Masyarakat juga akan terkena dampak musibah seperti firman Allah [QS Al Anfal: 25], “Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja
di antara kamu.”

Bahaya Ghulul [Korupsi]

Allah sendiri tidak melarang sesuatu hal, namun dibalik itu terkandung hal buruk serta
mudharat atau bahaya bagi pelakunya. Begitu juga halnya dengan korupsi atau ghulul yang
juga tidak luput dari keburukan dan juga mudharat dan diantaranya adalah:

Pelaku Ghulul Akan Dibelenggu

Pelaku ghulul atau korupsi akan dibelenggu atau akan membawa hasil dari korupsi di hari
kiamat seperti yang ditunjukkan pada ayat ke-161 Surat Ali Imran dan juga hadits ‘Adiy bin
‘Amirah Radhiyallahu ‘anhu. Sedangkan dalam hadits Abu Humaid as Sa’idi Radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah), yang jiwaku berada
di tanganNya. Tidaklah seseorang mengambil sesuatu daripadanya (harta zakat), melainkan dia
akan datang pada hari Kiamat membawanya di lehernya. Jjika (yang dia ambil) seekor unta,
maka (unta itu) bersuara. Jika (yang dia ambil) seekor sapi, maka (sapi itu pun) bersuara. Atau
jika (yang dia ambil) seekor kambing, maka (kambing itu pun) bersuara …”

Korupsi Penyebab Kehinaan dan Siksa Api Neraka

Korupsi juga menjadi penyebab dari kehinaan serta siksa api neraka di hari kiamat. Pada hadits
Ubadah bin ash Shamit Radhyyallahu ‘anhu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
dengan arti, “(karena) sesungguhnya ghulul (korupsi) itu adalah kehinaan, aib dan api neraka
bagi pelakunya”.

Mati Saat Korupsi Akan Terhalang Masuk Surga

Seseorang yang mati saat membawa harta korupsi atau ghulul maka ia tidak mendapat jaminan
atau terhalang masuk surga. Hal tersebut juga dipahami dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari tiga
perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang”.

Allah Tidak Menerima Shadaqah Korupsi

Allah SWT juga tidak akan menerima shadaqah seseorang dari hasil harta ghulul atau korupsi.

Hasil Korupsi Adalah Haram

Harta yang didapatkan dari hasil korupsi merupakan haram sehingga ia akan menjadi salah satu
dari penyebab yang bisa menghalangi terkabulnya doa seperti yang dipahami pada sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ” Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima
kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan
apa yang Allah perintahkan kepada para rasul. Allah berfirman,”Wahai para rasul, makanlah
dari yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa
yang kalian kerjakan“. Dia (Allah) juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah yang baik-baik dari yang Kami rizkikan kepada kamu,” kemudian beliau
(Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seseorang yang lama bersafar,
berpakaian kusut dan berdebu. Dia menengadahkan tangannya ke langit (seraya berdo’a): “Ya
Rabb…, ya Rabb…,” tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
dirinya dipenuhi dengan sesuatu yang haram. Maka, bagaimana do’anya akan dikabulkan?”.

Korupsi menjadi sebuah kata yang memiliki banyak pengartian seperti keburukan, kebusukan,
kebejatan, tidak jujur, bisa disuap, tidak memiliki moral, penyimpangan dari kesucian dan kata
ucapan yang menghina atau fitnah. Korupsi yang merupakan tindakan terlarang dalam
memiliki harta milik orang lain adalah haram hukumnya, sehingga seluruh umat muslim sangat
diwajibkan untuk menghindari tindakan haram ini supaya tidak mendapat murka dari Allah
SWT.

Вам также может понравиться