Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukorrhoea (leukore) / fluor albus / keputihan ialah cairan
yang keluar dari saluran genitalia wanita yang berlebihan dan bukan
merupakan darah. Menurut kamus Kedokteran Dorlan Leukorrhoea
adalah sekret putih yang kental keluar dari vagina maupun rongga
uterus. Walaupun arti kata Leukorrhoea yang sebenarnya adalah sekret
yang berwarna putih, tetapi sebetulnya warna sekret bervariasi
tergantung penyebabnya. Leukorrhoea bukan penyakit melainkan
gejala dan merupakan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi.
Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal /
patologis (Blankast dalam Suparyanto, 2011)
Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan
75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar
25%. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan
minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa
mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN,2011)

B. Tujuan umum dan Tujuan khusus


a) Tujuan umum
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
Manajemen Asuhan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny.”J”
dengan Flour Albus di RS Pertamina Balikpapan dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan menurut
Hellend Varney.
b) Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a) Definisi diagnosa flour albus
b) Etiologi diagnosa flour albus
c) Patofisiologi diangnosa flour albus
d) Manifestasi klinik
e) Penatalaksanaan medis
f) Prognosa
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Konsep dasar medis, meliputi


A. Definisi
Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah
bukanlah suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genital yang berlebihan dan bukan
merupakan darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks
menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan
bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar
Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas
bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Vagina merupakan
organ berbentuk yang panjangnya berkisar 8-10 cm, berdinding tipis
dan elastis yang ditutupi epitel gepeng berlapis pada permukaan
dalamnya. Lapisan epitel vagina tidak mempunyai kelenjar dan
folikel rambut, dinding depan dan dinding belakang saling
bersentuhan.
Pada wanita, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang
alami dari tubuh sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai
infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih,
putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada
pakaian. Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat
darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal vagina meliputi
Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella,
Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH
asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh
Lactobacillus Doderlin.
Dapat dibedakan antara fluor albus yang fisiologik dan yang
patologik. Fluor albus fisiologik diproduksi oleh kelenjar pada leher
rahim (serviks), dinding vagina dan kelenjar bartholin dibibir
kemaluan, menyatu dengan sel-sel dinding vagina yang lepas serta
bakteri normal didalam vagina, bersifat asam dan berperan penting
dalam menjamin fungsi yang optimal.

B. Etiologi
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan
pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada
dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a) Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini
sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap
uterus dan vagina janin.
b) Menjelang atau setelah haid.
c) Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu
koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding
vagina. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk
menerima penetrasi pada senggama.
d) Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
e) Kehamilan
f) Stres, kelelahan
g) Pemakaian Kontrasepsi Hormonal

C. Patofisiologi
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat
rentanterhadap infeksi. Hal ini disebabkanbatas antara uretra dengan
anussangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur,
bakteri,parasit,maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Infeksi
juga terjadikarena terganggunyakeseimbangan ekosistem di vagina.
Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yangdipengaruhi
oleh duaunsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau
bakteri baik.Di siniestrogen berperan dalam menentukan kadar zat
gula sebagaisimpanan energi dalam sel tubuh(glikogen). Glikogen
merupakannutrisi dari Lactobacillus, yang akan dimetabolisme
untukpertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan
asamlaktat, yang menentukan suasanaasam di dalam vagina, dengan
pH dikisaran 3,8-4,2. Dengan tingkat keasaman ini,
Lactobacillusakansubur dan bakteri patogen akan mati.

D. Manifestasi klinik
Pada penelitian ini, keluhan yang bermakna dan spesifik untuk
kandidiasis (p<0,05) adalah : gatal, secret bergumpal seperti kepala
susu (cottage cheese-like), dan kental. Menurut Luthra, R., (2008),
keluhan utama pada penderita kandidiasis adalah gatal, rasa
terbakar, dan bergumpal seperti kepala susu/seperti putih keju
(cottage cheese-like) (12).
E. Penatalaksanaan medik
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan
(flour albus). Sebaiknya penatalaksaan dilakukan sedini mungkin
sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab
lain seperti kanker leher Rahim yang juga memberikan gejala
keputihan berupa secret encer, berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta bau busuk. Selain itu,
dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai
tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan.

F. Prognosa
Prognosis flour albus baik karena infeksinya dapat
disembuhkan walaupun dapat timbul kembali pada 20-30% wanita
walaupun tidak menunjukkan gejala. Pengobatan ulang dengan
antibiotik yang sama dapat dipakai.
Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus.
Dengan pengobatan yang tepat dapat memberi angka kesembuhan
yang tinggi (84-96%).

2. Konsep dasar keperawatan, meliputi


A. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan saat ini ia mengeluarkan cairan berwarna
kekuningan kental di sertai rasa gatal pada sekitar kemaluan.
2. Riwayat penyakit sekarang
Sejak 2 minggu terakhir klien mulai merasakan adanya pegeluaran
cairan atau lender yang berwarna putih dan mulai timbul rasa gatal.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu.
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita
riwayat penyakit keturunan
B. Pemeriksaan fisik keperawatan
1. Kesadaran : composmentis
2. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, bising usus + normal 10x/mnt,
perkusi perut timpani, tidak terdapat difens muskular
3. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4. Nadi : 80x/mnt
5. Pernafasan : 20x/mnt
C. Diagnostik Test
Hasil pengukuran pH cairan vaginan dapat di tentukan dengan kertas
pengukur pH dan pH di atas 4,5 sering di sebabkan oleh trichomonias,
tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan
melarutkan sampai dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas
objek glass dan sampai kedua dilarutkan dalam KOH 10%. Penutup
objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop sel ragi atau
pseudohyphae dari candida lebih mudah di dapatkan pada preparat
KOH. Namun kultur T vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan
mikroskopik.
3. Masalah/Diagnosa
1. gangguan rasa nyaman (gatal-gatal) berhubungan dengan infeksi
candida albicans, ditandai dengan :
a. gatal-gatal di daerah terinfeksi
b. kemerahan pada kulit terinfeksi
2. perubahan pola tidur berhubugan dengan gatal-gatal dilipatan paha,
pruritis perineal, ditandai dengan :
a. mengutrakan tidur malam kurang karena gatal
b. mata tampak mengantuk
c. sclera berwarna putih kemerahan
d. garis hitam di bawah mata
4. Asuhan keperawatan pada pasien Flour Albus
a. observasi tanda-tanda vital
b. kaji tingkat kecemasan pasien dan berikan penjelasan yang positif
c. menganjurkan pasien untuk lebih memperhatikan kebersihan area
kewanitaannya.
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN 7 LANGKAH VARNEY

Pengkajian
A. Identitas
Nama klien : Ny. J
Umur : 22 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan :
Alamat : Jl. Wiluyo puspoyudo No. 84 kel.Kelandasan Ulu

B. Anamnesa
Pada tanggal : 25 Juli 2018
Oleh : Musdalifah Rudmila
Pukul : 11. 00 wita

1. Alasan kunjungan saat ini : sering mengalami keputihan

2. Keluhan : Ny. J mengatakan sering merasa gatal-gatal


pada daerah inti dan sering mengalami keputihan, sejak 2 minggu yang
lalu, warna putih kecoklatan

3. Riwayat

a. Riwayat kesehatan yang lalu


Jenis penyakit
 Penyakit jantung : tidak ada
 Hypertensi : tidak ada
 Hepar : tidak ada
 Dm : tidak ada
 Anemia : tidak ada
 PSM/HIV/AIDS : tidak ada
 Campak : tidak ada
 Malaria : tidak ada
 Tuberkolosis : tidak ada
 Gangguan mental : tidak ada
 Operasi : tidak ada
Alergi
 Obat – obatan : tidak ada
 Makanan : tidak ada

b. Riwayat kesehatan keluarga


 Penyakit menahun : tidak ada
 Penyakit keturunan : tidak ada
c. Keadaan psikososial : normal
d. Data biologis
Pola nutrisi
 Diet / makanan : nasi , tempe, tahu,
sayur,ikan
 Perubahan makanan yang dialami : tidak ada perubahan
makan
Pola eliminasi
BAB
 Frekuensi : 1-2 x sehari
 Konsistensi : padat
 Obstipasi :-

BAK
 Frekuensi : 8 x sehari
 Warna : kuning kecoklatan
 Keluhan :-
Pola aktivitas
 Dirumah : membersihkan rumah, istirahat
 Diluar rumah : bekerja
Pola istirahat
 Siang : 1 jam
 Malam : 8 jam

C. Pemeriksaan khusus
1. Keadaan umum : baik
2. Kesdaran : composmentis
3. Status emosional : stabil
4. Tanda tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Suhu : 36 C
 Pernafasan : 20 x/menit
 Nadi : 80 x / menit
1. Kepala
 Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe,tidak
ada kutu
 Kontruksi rambut : halus
 Distribusi rambut : penyebaran merata

2. Mata
 Kelopak mata : normal dan simetris
 Konjungtiva : normal ( merah muda )
 Sclera : normal ( tidak ikterik )

3. Muka
 Kloasma gravidarum : tidak terdapat kloasma gravidarum
 Oedema : tidak terdapat pembengkakan
 Pucat/tidak : normal
 Ekspresi : stabil

4. Mulut dan gigi


 Gigi geligi : lengkap
 Mukosa mulut : lembab
 Caries dentis : tidak ada
 Geraham : lengkap
 Lidah : bersih

5. Leher
 Tonsil : tidak ada pembengkakan
 Faring : tidak ada pembesaran
 Vena jugularis : tidak ada pembengkakan
 Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
 Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

6. Dada
 Mamae : simetris
 Roraksi : tidak ada
 Putting susu : normal
7. Punggung
 Bentuk / posisi : lurus

8. Perut
 Bekas operasi : tidak ada
 Striae : tidak ada
 Membesar : normal
 Ascites : tidak ada

9. Ekstrimitas
 Oedema : tidak ada
 Varisas : tidak ada
 Turgor : elastis

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
Hb : 11
Goldar :O
2. Urine
Protein :-
Albumin :-
Reduksin :-
3. Usg
x-ray :-

LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR

DIAGNOSA DASAR
Flour Albus (keputihan) S : pasien mengatakan sangat cemas
dan khawatir
O : ku: baik , td : 110/70 mmHg, s : 36
C, rr : 20x/menit, n; 80x/menit tb :
156 cm,bb: 56 kg,

MASALAH DASAR

Cemas dengan keadaan yang dialami ( S : pasien mengatakan mengalami


keputihan) keputihan sejak 2 minggu belakangan
ini, cairan yang keluar berwarna putih
O : kondisi baik, tidak terlihat pucat
dan tidak lemas

KEBUTUHAN DASAR

Tenaga kesehatan memberi support Pasien harus lebih menjaga kebersihan


kepada pasien area kewanitaannya agar tidak terjadi
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien keputihan yang berlebihan, yang dapat
Pasien harus lebih menjaga kebersihan membahayakan kesehatan bagi pasien
di area kewanitaan

LANGKAH III MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA,MASALAH POTENSIAL,


DAN MENGANTISIPASI PENANGANAN

a. Diagnosa potensial
Potensial terjadinya keputihan pada ny J dengan rasa cemas dan khawatir
b. Masalah potensial
Terjadinya keputihan yang berlebihan
c. Antisipasi penanganan
Melakukan pencegahan terhadap masalah potensial dan mengobservasi pasien
LANGKAH IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN
SEGERA
a. Memberikan klien support positif
b. memenuhi nutrisi pada pasien
c. kolaborasi Dr.Bisma

LANGKAH V MENYUSUN RENCANA ASUHAN MENYELURUH


a. Observasi ttv
b. Kaji tingkat kecemasan pasien dan berikan penjelasan yang positif
c. Mengajanjurkan pasien untuk lebih memperhatikan area kewanitaannya

LANGKAH VI PELAKSANAAN ASUHAN LANGSUNG


a. Mengobservasi ttv
b. Mengkaji tingkat kecemasan pasien dan memberikan penjelasan yang positif
c. Mengkaji keputihan Ny. J

LANGAKAH VII EVALUASI


KU : baik
Kesadaran : komposmentis
Vital sign : td:110/70 mmHg , s: 36 c , n: 80x/mnt , r: 20x/mnt
-Pasien telah memahami bahwa tingkat keputihan yang dialaminya
-pasien paham cara membersihkan area kewanitaan

PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN
S: pasien mengatakan sering merasa gatal-gatal pada daerah intim dan sering
mengalami keputihan dengan warna putih sejak 2 minggu belakangan ini
O : ku baik,cm ttv : TD : 110/70 mmHg
a. N : 20x/menit
b. S : 36 C
c. RR : 80x/menit
d. TB : 156 cm
e. BB : 56 kg
A : kebersihan daerah intim lebih baik dan terjaga kebersihannya
P : intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Ny. J usia 22 tahun dengan
flour albus, mengatakan kemaluannya mengeluarkan lender putih, baud an
gatal. Pada pemeriksaan genetalia terlihat pada flour albus berwarna putih,
tidak ada lrsi dan porsio. Penyebab paling penting dari flour albus patologik
adalah infeksi. Diagnosis flour albus di tegakkan berdasarkan anamnesa,
gambara klinis dan pemeriksaan penunjang.

B. Saran
Disarankan agar semua wanita menjaga kebersihan diri dengan benar,
mengelola stress dan menyeimbangkan aktivitas fisik dan istirahat.
DAFTAR PUSTAKA

Dwina (2011). Kesehatan Reproduksi Wanita (online) . Available at


http//.www.creasoft.wordpres.com/category (3 November 2014)

Kuncoro (2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan


Keperawatan. Jakarta : Salemba Media

Kusmirin;Eny.(2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta


selatan : Salemba Medika

Вам также может понравиться