Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
php/jrpm
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan NHT-TGT dalam meningkatkan
motivasi dan pemahaman konsep materi matematika SMA dari mahasiswa Kelas 2C Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi
pendahuluan yang kurang memuaskan. Skor motivasi mahasiswa tergolong dalam kriteria “sangat
rendah” dengan skor 48,4. Hasil tes pemahaman konsep mahasiswa juga masih kurang memuaskan,
hanya 22,6% mahasiswa “tuntas”, yaitu mahasiswa yang mendapatkan nilai Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus
terdiri atas 4 pertemuan. Hasil dari siklus pertama menunjukkan persentase mahasiswa yang tuntas
dalam pemahaman konsep mahasiswa meningkat menjadi 48,3%. Pada akhir siklus I, motivasi
mahasiswa juga meningkat ke kategori “rendah” dengan skor 66. Selanjutnya, di siklus II motivasi
kembali meningkat dan masuk kategori “tinggi” dengan skor 84,8. Demikian juga dengan persentase
mahasiswa yang tuntas dalam pemahaman konsep meningkat menjadi 90,3%. Jadi penerapan NHT-
TGT terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi mahasiswa.
Kata Kunci: Number Head Together (NHT), Team Games Tournament (TGT), motivasi, pemahaman
konsep, materi matematika SMA
Abstract
The study aims to describe the application of NHT-TGT to improve students of Class 2C
Mathematics Education Program University of Islam Malang’s motivation and understanding of high
school mathematics material concept. The study is motivated by the results of preliminary studies were
less than satisfactory. Student motivation score belonging to the criteria of "very low" with a score of
48.4. Student conceptual understanding test results are still unsatisfactory, only 22.6% of the students
"completes", that is student scores ≥60. The study is a classroom action research which performed in
2 cycles with each cycle consisting of 4 meetings. The results of the first cycle show the percentage of
students who complete the understanding of the concept increased to 48.3%. At the end of the first
cycle, the students’ motivation also increased to the category of "low" with a score of 66.
Furthermore, in the second cycle motivation score increased and categorized of "high" with a score of
84.8. Likewise, the percentage of students who complete the understanding of the concept increased to
90.3%. So the application of NHT-TGT is proven to improve student understanding of concepts and
motivation.
Keywords: Number Head Together (NHT), Team Games Tournament (TGT), motivation, concept
understanding
How to Cite: Alifiani, A. (2017). Penerapan model pembelajaran NHT-TGT untuk meningkatkan motivasi dan
pemahaman konsep materi matematika SMA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(1), 11-20.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.13100
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.13100
salahan yang terjadi secara efektif. Model pem- siswa berpengaruh pada pemahaman siswa.
belajaran yang diterapkan harus mampu menarik Menurut Handayani KD (2010), TGT juga dapat
perhatian mahasiswa pada berbagai tingkat inte- meningkatkan pemahaman mahasiswa. Penerap-
legensi untuk belajar saat proses perkuliahan. an TGT selanjutnya diharapkan dapat mening-
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan katkan motivasi dan meningkatkan pemahaman
mampu menarik perhatian mahasiswa untuk konsep mahasiswa.
fokus dalam perkuliahan adalah Number Head Oleh karena itu, peneliti menerapkan
Together (NHT). Menurut Hunter et al. (2015) NHT dan TGT dalam upaya meningkatkan mo-
bahwa NHT adalah salah satu alternatif model tivasi dan pemahaman konsep mahasiwa kelas
pembelajaran yang secara aktif dapat melibatkan 2C pada matakuliah Telaah Materi Matematika
semua mahasiswa secara simultan dalam proses Sekolah Menengah 2. Penerapan NHT-TGT ini
pembelajaran. NHT merupakan salah satu tipe diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang
model pembelajaran kooperatif yang dapat terjadi tanpa mengubah jam perkuliahan.
mempengaruhi pola interaksi antar mahasiswa Dengan menerapkan NHT-TGT, mahasiswa
dan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa diharapkan dapat termotivasi belajar dan tidak
terhadap materi perkuliahan (Lince, 2016). Se- mengantuk walaupun perkuliahan berlangsung
lain dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di siang hari. Selanjutnya diharapkan bahwa
terhadap materi perkuliahan, berdasarkan peneli- pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi
tian Aspriyani, Mardiyana, & Saputro (2014) matematika SMA dapat meningkat.
NHT juga diketahui dapat meningkatkan Berdasarkan uraian pendahuluan, maka
motivasi mahasiswa. Berdasarkan penelitian tujuan dari penelitian ini adalah mendes-
Aspriyani et al. (2014), NHT dapat meningkat- kripsikan penerapan NHT-TGT dalam mening-
kan motivasi mahasiswa dengan berbagai ting- katkan motivasi dan pemahaman konsep materi
kat intelegensi. Dalam model pembelajaran tipe matematika SMA dari mahasiswa Kelas 2C
NHT, mahasiswa ditunjuk secara acak untuk Program Studi Pendidikan Matematika Univer-
mempresentasikan hasil diskusi ataupun sitas Islam Malang.
menyelesaikan soal yang diberikan dosen.
METODE
Sehingga, dengan model pembelajaran NHT
mahasiswa pada berbagai tingkat intelegensi Pendekatan penelitian yang digunakan
dapat termotivasi untuk mempelajari materi dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
sehingga dapat presentasi dan menjawab soal karena bertujuan untuk mendeskripsikan pene-
dengan baik. Oleh karena itu diharapkan NHT rapan model pembelajaran NHT dan TGT pada
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman Mata Kuliah Telaah Materi Matematika Sekolah
konsep mahasiswa. Menengah 2 untuk Meningkatkan Motivasi dan
Dalam upaya menciptakan suasana per- Pemahaman Konsep Mahasiswa Program Studi
kuliahan yang menyenangkan guna mening- Matematika Kelas 2C Universitas Islam Malang.
katkan antusisme dan keterlibatan mahasiswa Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
dalam proses perkuliahan dapat pula dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Pengambilan
dengan melibatkan Games. Pembelajaran de- jenis penelitian ini didasarkan pada alasan
ngan Games efektif dalam menarik perhatian bahwa penelitian ini berawal dari permasalahan
mahasiswa, dan berkontribusi untuk mening- praktis di kelas, fokus penelitiannya adalah
katkan motivasi mahasiswa dalam belajar mate- kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pem-
matika (Meletiou-Mavrotheris & Mavrotheris, belajaran yang diberikan merupakan tindakan
2012). Salah satu tipe pembelajaran yang mene- yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan
rapkan games adalah TGT (Team Games yang terjadi di kelas. Dalam penelitian ini
Tournament). Aktivitas belajar dengan TGT diutamakan tindakan kepada subjek penelitian,
memungkinkan mahasiswa untuk dapat belajar yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan
dengan lebih menyenangkan serta dapat menum- Matematika kelas 2C yang terdiri atas 31 maha-
buhkan tanggung jawab, kerja sama, dan moti- siswa yang terdiri atas 7 mahasiswa laki-laki dan
vasi siswa untuk bersaing secara sehat (Slavin, 24 mahasiswa perempuan.
2014). Park (2012) berpendapat bahwa efek Tindakan yang diberikan untuk mengatasi
positif dari pembelajaran dengan game adalah permasalahan adalah pembelajaran dengan NHT
dapat memotivasi siswa untuk belajar dan dan TGT yang dilaksanakan dalam siklus dima-
selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar na tiap siklus terdiri atas 4 pertemuan. Siklus
siswa. Menurut Tella (2007), motivasi belajar akan terus berulang hingga indikator keberhasil-
an tindakan tercapai. Langkah-langkah NHT dan dilempar ke kelompok lain. Apabila tidak ada
TGT secara umum dirangkum sebagai berikut. kelompok yang dapat menjawab benar maka
Pertama, mahasiswa dibagi dalam kelom- skor diberikan kepada kelompok penantang.
pok yang terdiri atas 3-4 mahasiswa, setiap Kelompok yang mendapat poin dapat menan-
mahasiswa dalam setiap kelompok mendapat tang kelompok lain untuk menyelesaikan soal
nomor (1-4/ 1-3). Nomor dari setiap mahasiswa yang dibuat, begitu seterusnya.
hanya diketahui oleh mahasiswa dalam kelom-
Babak II (Lelang Waktu)
pok dan dosen. Pembagian kelompok didasarkan
pada tingkat intelegensi mahasiswa. Dalam 1 Pada babak ini, dosen memberi kesem-
kelompok terdiri atas mahasiswa dengan tingkat patan pada masing-masing kelompok untuk
intelegensi tinggi, rendah, sedang. menyebutkan waktu yang diperlukan untuk
Kedua, dosen memberikan tugas dan mengerjakan soal tertentu. Kelompok yang
masing-masing kelompok mengerjakannya. menyebutkan waktu paling sedikit diberi
Ketiga, kelompok mendiskusikan jawaban yang kesempatan terlebih dahulu. Jika ternyata pada
benar dan memastikan tiap anggota kelompok waktu yang disepakati kelompok belum dapat
dapat mengerjakan tugas yang diberikan/ menyelesaikan soal, maka soal dilempar pada
mengetahui jawabannya. Keempat, dosen me- kelompok lain yang menyebutkan waktu paling
manggil salah satu nomor mahasiswa dengan sedikit selanjutnya demikian pula apabila
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja jawaban dari kelompok pertama salah. Skor
sama mereka. Kelima, tanggapan dari teman diberikan kepada kelompok yang menjawab
yang lain, kemudian mahasiswa yang baru saja benar, begitu seterusnya.
melaporkan hasil kerja sama diberi kesempatan
Babak III (Cepat Tepat)
untuk memanggil nomor mahasiswa dari kelom-
pok lain secara acak karena mahasiswa tidak Pada babak ini masing-masing kelompok
mengetahui nomor mahasiswa dari kelompok berebut menjawab soal yang diberikan dosen.
lain. Keenam, tiap kelompok yang melaporkan Kelompok yang menjawab benar diberi skor
hasil dengan baik dan benar mendapatkan skor. tambahan, jika salah maka skor dikurangi.
Terakhir, pada setiap akhir siklus, yaitu Setelah babak III selesai skor diakumulasi dan
pada pertemuan ke-4 diadakan turnamen (TGT) kelompok dengan skor paling tinggi menang dan
antar kelompok. Skor yang diperoleh selama diberi reward.
perkuliahan dalam satu siklus diakumulasi dan Instrumen
dijadikan skor awal turnamen tiap kelompok.
Sebelum memulai turnamen masing-masing Instrumen yang digunakan dalam
kelompok diberi kesempatan untuk membuat penelitian ini adalah.
soal beserta kunci jawaban yang nantinya Soal Tes Pemahaman Konsep
dilempar untuk diselesaikan oleh kelompok lain.
Setelah itu dilaksanakan turnamen yang terdiri Soal tes pemahaman konsep berisi soal-
atas 3 babak sebagai berikut. soal yang bertujuan untuk mengetahui pema-
haman konsep mahasiswa yang meliputi soal-
Babak I (Lempar Soal) soal: (1) merepresentasikan konsep dengan
Kelompok dengan skor awal paling tinggi menjelaskan definisi, (2) memberi contoh dan
diberi kesempatan untuk menantang kelompok bukan contoh, (3) menemukan bukti, (4)
lain untuk menyelesaikan soal yang sudah mengaplikasikan konsep.
dibuat oleh kelompok penantang. Jika jawaban Rubrik Penilaian Motivasi Mahasiswa
kelompok lain (kelompok yang ditantang) benar
dan kunci jawaban benar, skor diberikan pada Rubrik penilaian motivasi mahasiswa
kelompok yang ditantang. Jika jawaban kelom- dikembangkan menggunakan kategori PEWBO
pok lain (kelompok yang ditantang) benar dan yang dijelaskan pada Tabel 1 (Wilcox, 2011).
kunci jawaban salah, skor diberikan pada kelom- Pada Tabel 2 dijelaskan Rubrik Penilaian Moti-
pok yang ditantang dan skor kelompok penan- vasi berdasarkan Kategori PEWBO.
tang dikurangi. Jika jawaban kelompok lain
(kelompok yang ditantang) salah maka jawaban
4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 0 5 0 26 0 41
Effort (Usaha) 0 10 6 14 2 56
Class Work (Kegiatan di kelas) 4 6 11 0 10 56
Behavior (Sikap) 4 13 14 0 0 83
Organization (Keteraturan) 0 10 14 6 2 64
Jumlah 300
Skor (P)* 48, 4
*) ∑ = 620
Tabel 4. Data Motivasi Mahasiswa pada Siklus 1
4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 7 10 4 10 0 76
Effort (Usaha) 2 15 13 1 1 80
Class Work (Kegiatan di kelas) 4 12 10 0 5 72
Behavior (Sikap) 8 16 7 0 0 94
Organization (Keteraturan) 5 17 7 2 1 87
Jumlah 380
Skor (P)* 66
*) ∑ = 620
Tabel 5. Data Motivasi Mahasiswa pada Siklus 2
4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 10 13 4 4 0 91
Effort (Usaha) 13 15 2 1 1 102
Class Work (Kegiatan di kelas) 20 7 3 0 1 107
Behavior (Sikap) 25 4 2 0 0 116
Organization (Keteraturan) 19 11 0 0 1 109
Jumlah 526
Skor (P) * 84, 8
*) ∑ = 620
100
90
80
70
60 Studi Pendahuluan
50
Siklus 1
40
30 Siklus 2
20
10
0
Motivasi Pemahaman Konsep
mengalami kesulitan dalam perkuliahan dan dari 31 mahasiswa atau 22,6% mahasiswa
tidak antusias untuk memperhatikan karena mendapat nilai . Dengan adanya tindakan
materi dianggap terlalu sulit; (3) enam maha- pada siklus 1, skor motivasi mahasiswa mulai
siswa sepakat bahwa metode ceramah dan tanya meningkat walaupun masih masuk ke dalam
jawab ditambah waktu perkuliahan pukul 12.30 kategori rendah dengan skor 66. Skor tes pema-
sampai dengan pukul 15.00 sehingga suasana haman konsep juga mengalami peningkatan
perkuliahan tidak kondusif (panas dan menjadi ada 15 orang atau 48,3% mahasiswa
mengantuk). yang mendapat nilai .
Permasalahan lain yang terjadi adalah Kendala utama pada siklus I adalah mana-
pemahaman konsep mahasiswa. Berdasarkan jemen waktu. Pada siklus 1, saat NHT waktu
hasil tes pemahaman konsep, skor rata-rata yang berdiskusi tidak benar-benar dibatasi, sehingga
diperoleh masih belum memuaskan. Hanya ada saat ada mahasiswa presentasi, mahasiswa dari
7 dari 30 mahasiswa yang memperoleh nilai kelompok lain masih berdiskusi/ menyelesaikan
60 atau hanya 23, 33% mahasiswa yang men- tugas. Hal ini menyebabkan tidak ada maha-
dapat nilai 60. Sebagai usaha mengatasi siswa yang bertanya ataupun menanggapi
permasalahan tersebut peneliti memberikan presentasi sehingga dosen harus selalu meng-
tindakan berupa kombinasi dari 2 model pem- ingatkan mahasiswa dan langsung menunjuk
belajaran yaitu Number Head Together (NHT) nomor mahasiswa untuk bertanya. Pada saat
dan Team Games Tournament (TGT). Kom- TGT, waktu pembuatan soal terlalu lama. Babak
binasi 2 model pembelajaran ini diharapkan lempar soal (babak I) juga berlangsung terlalu
dapat meningkatkan motivasi belajar dan lama karena ada 8 kelompok yang saling menan-
pemahaman konsep mahasiswa Kelas 2C. tang dan waktu mengerjakan soal tantangan
yang terlalu lama. Akibatnya, 2 babak selanjut-
Siklus 1
nya berlangsung buru-buru agar tes akhir siklus
Selama pemberian tindakan, yaitu seba- bisa terlaksana.
nyak 4 pertemuan pada siklus pertama peneliti Menindaklanjuti kendala yang terjadi
melakukan asesmen terhadap motivasi siswa. pada siklus 1, manajemen waktu pada siklus 2
Hasil asesmen terhadap motivasi mahasiswa mulai diperhatikan. Waktu pada masing-masing
menunjukkan adanya peningkatan motivasi fase NHT maupun TGT dibatasi. Pada saat
mahasiswa walaupun masih masuk ke dalam diskusi pada tahapan NHT, ketika waktu ber-
kategori “rendah”. Data hasil asesmen terhadap diskusi habis maka dosen meminta mahasiswa
motivasi mahasiswa dirangkum dalam Tabel 4. untuk mengumpulkan tugas. Sehingga semua
Berdasarkan hasil tes pemahaman, ada 15 mahasiswa fokus pada presentasi dan tidak ada
atau 48,3% mahasiswa yang mendapat nilai mahasiswa yang masih berdiskusi saat presen-
. Hasil ini belum memenuhi indikator ke- tasi berlangsung. Adapun, soal untuk babak
berhasilan tindakan sehingga perlu dilaksanakan lempar soal pada tahap TGT didiskusikan di luar
siklus selanjutnya. jam kuliah sehingga babak lempar soal bisa
langsung dilaksanakan. Waktu menjawab soal
Siklus 2
tantangan pada babak lempar soal juga dibatasi
Secara umum, motivasi mahasiswa sudah 3 menit saja, jika dalam waktu 3 menit ke-
terlihat baik pada pelaksanaan siklus 2. Hal ini lompok yang ditantang belum dapat menjawab
didukung oleh data motivasi mahasiswa pada soal, maka soal dilempar ke kelompok lain.
Tabel 5. Oleh karena perbaikan yang dilakukan
Pemahaman konsep mahasiswa juga pada siklus 2, maka kembali terjadi peningkatan
meningkat menjadi 28 mahasiswa atau 90,3% skor motivasi dan tes pemahaman mahasiswa.
mendapat nilai tes pemahaman konsep 60. Skor motivasi pada siklus 2 sudah memenuhi
Hasil tindakan pada siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan, yaitu masuk
indikator keberhasilan tindakan sehingga tidak kategori tinggi dengan skor motivasi 84,8. Skor
diperlukan adanya siklus selanjutnya. tes pemahaman konsep mahasiswa juga sudah
Pembahasan memenuhi indicator keberhasilan tindakan yaitu
ada 90,3% mahasiswa sudah memperoleh skor
Pada saat studi pendahuluan skor motivasi tes pemahaman konsep Peningkatan skor
mahasiswa masuk kategori sangat rendah motivasi dan tes pemahaman mahasiswa
dengan skor 48,4 dan hasil tes pemahaman selanjutnya dirangkum dalam Gambar 1.
konsep masih kurang memuaskan, yaitu hanya 7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan linear satu variabel pada siswa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SMP negeri di Kota Surakarta. Jurnal
NHT dan TGT terbukti mampu meningkatkan Pembelajaran Matematika, 2(6), 643–654.
motivasi dan pemahaman konsep mahasiswa. Retrieved from
Kondisi ini sesuai dengan pendapat ahli maupun https://jurnal.uns.ac.id/jpm/article/view/10
peneliti terdahulu (Aspriyani et al., 2014; Hunter 468
et al., 2015; Lince, 2016) bahwa NHT terbukti Farhan, M., & Retnawati, H. (2014).
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari
konsep mahasiswa. TGT juga terbukti dapat prestasi belajar, kemampuan representasi
meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematis, dan motivasi belajar. Jurnal
mahasiswa sesuai dengan pendapat para ahli dan Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227.
peneliti terdahulu (Handayani KD, 2010; http://doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.2678
Meletiou-Mavrotheris & Mavrotheris, 2012;
Handayani KD, F. (2010). Pembelajaran
Park, 2012; Slavin, 2014). Namun penelitian ini
kooperatif tipe team game tournament
belum dapat mengungkap tipe pembelajaran
(TGT) untuk meningkatkan hasil belajar
kooperatif apa antara NHT atau TGT yang lebih
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi
berperan dalam meningkatkan motivasi sendiri
Kabupaten Pasuruan pada materi
ataupun pemahaman konsep sendiri. Penelitian
keragaman bentuk muka bumi / Fitri
ini juga belum bisa menyimpulkan adanya keter-
Handayani KD. Program Studi Pendidikan
kaitan antara motivasi dan pemahaman konsep.
Geografi, Universitas Negeri Malang.
Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan
Retrieved from
yang dapat mengungkap permasalahan-
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=
permasalahan tersebut.
detail&id=38440
SIMPULAN Hunter, W. C., Maheady, L., Jasper, A. D.,
Penerapan model pembelajaran kooperatif Williamson, R. L., Murley, R. C., &
tipe Number Head Together (NHT) dan Team Stratton, E. (2015). Numbered heads
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan together as a tier 1 instructional strategy in
motivasi mahasiswa kelas 2C Pendidikan multitiered systems of support. Education
Matematika Universitas Islam Malang pada and Treatment of Children, 38(3), 345–
mata kuliah Telaah Materi Matematika Sekolah 362.
Menengah 2. Penerapan model pembelajaran Idris, N. (2009). Enhancing students’
kooperatif tipe Number Head Together (NHT) understanding in calculus trough writing.
dan Team Games Tournament (TGT) dapat International Electronic Journal of
meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa Mathematics Education, 4(1), 36–55.
kelas 2C Pendidikan Matematika Universitas Retrieved from
Islam Malang pada mata kuliah Telaah Materi http://www.iejme.com/makale/323
Matematika Sekolah Menengah 2. Lince, R. (2016). Creative thinking ability to
DAFTAR PUSTAKA increase student mathematical of junior
high school by applying models numbered
Amiluddin, R., & Sugiman, S. (2016). Pengaruh heads together. Journal of Education and
problem posing dan PBL terhadap prestasi Practice, 7(6), 206–212.
belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
Meece, J. L., Anderman, E. M., & Anderman, L.
pendidikan matematika. Jurnal Riset
H. (2006). Classroom goal structure,
Pendidikan Matematika, 3(1), 100–108.
student motivation, and academic
http://doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303
achievement. Annu. Rev. Psychol, 57, 487–
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu 503.
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. http://doi.org/10.1146/annurev.psych.56.09
Aspriyani, R., Mardiyana, M., & Saputro, D. R. 1103.070258
S. (2014). Eksperimentasi pembelajaran Meletiou-Mavrotheris, M., & Mavrotheris, E.
matematika dengan model kooperatif tipe (2012). Game-enhanced mathematics
NHT dan TPS terhadap prestasi belajar dan learning for pre-service primary school
motivasi berprestasi siswa ditinjau dari teachers. In ICICTE Proceedings (pp. 455–
kecerdasan emosional pokok materi 465). Cyprus. Retrieved from