Вы находитесь на странице: 1из 10

Available online at http://journal.uny.ac.id/index.

php/jrpm

Jurnal Riset Pendidikan Matematika 4 (1), 2017, 11-20

Penerapan Model Pembelajaran NHT-TGT untuk Meningkatkan Motivasi dan


Pemahaman Konsep Materi Matematika SMA
Alifiani Alifiani
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Islam Malang. Jalan Mayjen Haryono No.193,
Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia
Email: alifiani.matematika@yahoo.com
Received: 22 February 2017; Revised: 27 March 2017; Accepted: 8 May 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan NHT-TGT dalam meningkatkan
motivasi dan pemahaman konsep materi matematika SMA dari mahasiswa Kelas 2C Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi
pendahuluan yang kurang memuaskan. Skor motivasi mahasiswa tergolong dalam kriteria “sangat
rendah” dengan skor 48,4. Hasil tes pemahaman konsep mahasiswa juga masih kurang memuaskan,
hanya 22,6% mahasiswa “tuntas”, yaitu mahasiswa yang mendapatkan nilai Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus
terdiri atas 4 pertemuan. Hasil dari siklus pertama menunjukkan persentase mahasiswa yang tuntas
dalam pemahaman konsep mahasiswa meningkat menjadi 48,3%. Pada akhir siklus I, motivasi
mahasiswa juga meningkat ke kategori “rendah” dengan skor 66. Selanjutnya, di siklus II motivasi
kembali meningkat dan masuk kategori “tinggi” dengan skor 84,8. Demikian juga dengan persentase
mahasiswa yang tuntas dalam pemahaman konsep meningkat menjadi 90,3%. Jadi penerapan NHT-
TGT terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi mahasiswa.
Kata Kunci: Number Head Together (NHT), Team Games Tournament (TGT), motivasi, pemahaman
konsep, materi matematika SMA

Implementation of NHT-TGT Learning Model to Improve Motivation and


Conceptual Understanding of Mathematics for Senior High School

Abstract
The study aims to describe the application of NHT-TGT to improve students of Class 2C
Mathematics Education Program University of Islam Malang’s motivation and understanding of high
school mathematics material concept. The study is motivated by the results of preliminary studies were
less than satisfactory. Student motivation score belonging to the criteria of "very low" with a score of
48.4. Student conceptual understanding test results are still unsatisfactory, only 22.6% of the students
"completes", that is student scores ≥60. The study is a classroom action research which performed in
2 cycles with each cycle consisting of 4 meetings. The results of the first cycle show the percentage of
students who complete the understanding of the concept increased to 48.3%. At the end of the first
cycle, the students’ motivation also increased to the category of "low" with a score of 66.
Furthermore, in the second cycle motivation score increased and categorized of "high" with a score of
84.8. Likewise, the percentage of students who complete the understanding of the concept increased to
90.3%. So the application of NHT-TGT is proven to improve student understanding of concepts and
motivation.
Keywords: Number Head Together (NHT), Team Games Tournament (TGT), motivation, concept
understanding

How to Cite: Alifiani, A. (2017). Penerapan model pembelajaran NHT-TGT untuk meningkatkan motivasi dan
pemahaman konsep materi matematika SMA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(1), 11-20.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.13100

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.13100

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 12
Alifiani Alifiani

aktivitas, keterlibatan, ketekunan, keingintahu-


PENDAHULUAN
an, dan kinerja siswa di kelas (Meece,
Telaah Materi Matematika Sekolah Mene- Anderman, & Anderman, 2006). Sejalan dengan
ngah 2 merupakan salah satu Matakuliah Meece et al. (2006), Williams & Williams
Perilaku Berkarya (MPB) yang wajib ditempuh (2011) berpendapat bahwa siswa dikatakan me-
mahasiswa Program Studi Pendidikan Mate- miliki motivasi belajar jika siswa memperhati-
matika Universitas Islam Malang. Secara umum, kan, segera melaksanakan tugas yang diberikan
matakuliah tersebut bertujuan untuk menelaah dosen, bertanya dan menjawab pertanyaan do-
materi matematika di Sekolah Menengah Atas sen, serta antusias dalam mengikuti pembelajar-
(SMA), sehingga diharapkan dapat menanamkan an. Motivasi mahasiswa dalam belajar dipe-
pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi ngaruhi oleh lima faktor, yaitu siswa, dosen,
matematika SMA maupun memperbaiki kesa- materi, metode, dan lingkungan belajar
lahan pemahaman konsep yang mungkin (Williams & Williams, 2011). Berdasarkan hasil
dimiliki mahasiswa sebagai bekal mahasiswa wawancara kepada enam orang mahasiswa
ketika mengajar di SMA. diperoleh informasi bahwa faktor yang mem-
Motivasi belajar mahasiswa merupakan pengaruhi kurangnya motivasi mahasiswa
kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa adalah metode pembelajaran ceramah dan tanya
dalam pembelajaran matematika (Amiluddin & jawab yang digunakan dosen terasa membosan-
Sugiman, 2016). Hal ini juga didukung oleh kan ditambah perkuliahan berlangsung pukul
Ristanti (2016) bahwa motivasi belajar merupa- 12.30 sampai dengan pukul 15.00 sehingga
kan aspek fundamental dari pembelajaran yang suasana perkuliahan menjadi tidak kondusif
membuat mahasiswa melakukan sesuatu tindak- (panas dan mengantuk). Hal ini sesuai dengan
an dengan memiliki kegembiraan, minat, dan pendapat Amiluddin & Sugiman (2016) bahwa
antusiasme terhadap pembelajaran. Menurut salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
Farhan & Retnawati (2014) motivasi merupakan motivasi belajar seseorang, bisa saja karena
suatu stimulus yang memberikan kekuatan faktor pembelajaran yang diberikan oleh dosen.
(energi) kepada seseorang untuk melaksanakan Permasalahan lain yang dialami maha-
suatu aktivitas, yang mengarahkannya agar tepat siswa kelas 2C Program Studi Pendidikan Mate-
pada tujuan yang diharapkan dan menjaga agar matika adalah kurangnya pemahaman konsep
tetap stabil terhadap apa yang telah dilakukan. mahasiswa terhadap materi matematika SMA.
Maka, motivasi dalam setiap proses pembelajar- Ternyata meskipun pernah dipelajari di SMA,
an matematika akan sangat berguna dalam ke- mahasiswa belum memahami konsep materi
berhasilan proses pembelajaran yang dilakukan matematika SMA dengan baik. Berdasarkan
(Farhan & Retnawati, 2014). Oleh karena itu, data, rata-rata hasil tes yang berisi soal-soal
motivasi belajar perlu dimiliki mahasiswa dalam pemahaman konsep masih kurang memuaskan,
belajar matematika. hanya ada 7 dari 31 mahasiswa yang memper-
Namun, permasalahan yang terjadi saat oleh nilai 60. Menurut Idris (2009), pema-
perkuliahan Telaah Materi Matematika Sekolah haman konsep bukan hanya sekedar mengingat
Menengah 2 di Kelas 2C adalah kurangnya konsep atau dapat mengikuti prosedur untuk
motivasi mahasiswa saat perkuliahan. Selama menyelesaikan soal. Pemahaman konsep berarti
perkuliahan mahasiswa terlihat tidak memper- dapat menjelaskan, menemukan bukti, memberi
hatikan, tidak antusias dan hanya diam ketika contoh dan bukan contoh, menggeneralisasikan,
dosen mengajukan pertanyaan saat diskusi kelas. mengaplikasikan, menganalogikan, dan mere-
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan presentasikan konsep. Zirbel (2006) berpenda-
dengan berbantuan Rubrik Penilaian Motivasi pat, pemahaman konsep berarti bahwa konsep-
berdasarkan Kategori PEWBO dari Wilcox konsep direpresentasikan dan dihubungkan
(2011), skor motivasi mahasiswa tergolong dengan baik. Pemahaman melibatkan beberapa
dalam kriteria “sangat rendah” dengan skor konsep dalam satu kesatuan yang tiap-tiap
48,4. Hal ini sesuai pendapat Tella (2007), konsepnya memiliki makna masing-masing.
bahwa rendahnya motivasi siswa berpengaruh Selanjutnya pemahaman dapat berpengaruh
pada sikap siswa terhadap matematika sehingga pada kemampuan untuk membuat hubungan dari
siswa tidak tertarik untuk belajar matematika jaringan konsep.
seperti yang terlihat pada mahasiswa kelas 2C. Guna mengatasi permasalahan yang
Dalam penelitian pendidikan, teori moti- terjadi diperlukan suatu model pembelajaran
vasi sering digunakan untuk menjelaskan pilihan yang tepat sehingga mampu mengatasi perma-

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 13
Alifiani Alifiani

salahan yang terjadi secara efektif. Model pem- siswa berpengaruh pada pemahaman siswa.
belajaran yang diterapkan harus mampu menarik Menurut Handayani KD (2010), TGT juga dapat
perhatian mahasiswa pada berbagai tingkat inte- meningkatkan pemahaman mahasiswa. Penerap-
legensi untuk belajar saat proses perkuliahan. an TGT selanjutnya diharapkan dapat mening-
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan katkan motivasi dan meningkatkan pemahaman
mampu menarik perhatian mahasiswa untuk konsep mahasiswa.
fokus dalam perkuliahan adalah Number Head Oleh karena itu, peneliti menerapkan
Together (NHT). Menurut Hunter et al. (2015) NHT dan TGT dalam upaya meningkatkan mo-
bahwa NHT adalah salah satu alternatif model tivasi dan pemahaman konsep mahasiwa kelas
pembelajaran yang secara aktif dapat melibatkan 2C pada matakuliah Telaah Materi Matematika
semua mahasiswa secara simultan dalam proses Sekolah Menengah 2. Penerapan NHT-TGT ini
pembelajaran. NHT merupakan salah satu tipe diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang
model pembelajaran kooperatif yang dapat terjadi tanpa mengubah jam perkuliahan.
mempengaruhi pola interaksi antar mahasiswa Dengan menerapkan NHT-TGT, mahasiswa
dan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa diharapkan dapat termotivasi belajar dan tidak
terhadap materi perkuliahan (Lince, 2016). Se- mengantuk walaupun perkuliahan berlangsung
lain dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di siang hari. Selanjutnya diharapkan bahwa
terhadap materi perkuliahan, berdasarkan peneli- pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi
tian Aspriyani, Mardiyana, & Saputro (2014) matematika SMA dapat meningkat.
NHT juga diketahui dapat meningkatkan Berdasarkan uraian pendahuluan, maka
motivasi mahasiswa. Berdasarkan penelitian tujuan dari penelitian ini adalah mendes-
Aspriyani et al. (2014), NHT dapat meningkat- kripsikan penerapan NHT-TGT dalam mening-
kan motivasi mahasiswa dengan berbagai ting- katkan motivasi dan pemahaman konsep materi
kat intelegensi. Dalam model pembelajaran tipe matematika SMA dari mahasiswa Kelas 2C
NHT, mahasiswa ditunjuk secara acak untuk Program Studi Pendidikan Matematika Univer-
mempresentasikan hasil diskusi ataupun sitas Islam Malang.
menyelesaikan soal yang diberikan dosen.
METODE
Sehingga, dengan model pembelajaran NHT
mahasiswa pada berbagai tingkat intelegensi Pendekatan penelitian yang digunakan
dapat termotivasi untuk mempelajari materi dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
sehingga dapat presentasi dan menjawab soal karena bertujuan untuk mendeskripsikan pene-
dengan baik. Oleh karena itu diharapkan NHT rapan model pembelajaran NHT dan TGT pada
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman Mata Kuliah Telaah Materi Matematika Sekolah
konsep mahasiswa. Menengah 2 untuk Meningkatkan Motivasi dan
Dalam upaya menciptakan suasana per- Pemahaman Konsep Mahasiswa Program Studi
kuliahan yang menyenangkan guna mening- Matematika Kelas 2C Universitas Islam Malang.
katkan antusisme dan keterlibatan mahasiswa Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
dalam proses perkuliahan dapat pula dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Pengambilan
dengan melibatkan Games. Pembelajaran de- jenis penelitian ini didasarkan pada alasan
ngan Games efektif dalam menarik perhatian bahwa penelitian ini berawal dari permasalahan
mahasiswa, dan berkontribusi untuk mening- praktis di kelas, fokus penelitiannya adalah
katkan motivasi mahasiswa dalam belajar mate- kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pem-
matika (Meletiou-Mavrotheris & Mavrotheris, belajaran yang diberikan merupakan tindakan
2012). Salah satu tipe pembelajaran yang mene- yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan
rapkan games adalah TGT (Team Games yang terjadi di kelas. Dalam penelitian ini
Tournament). Aktivitas belajar dengan TGT diutamakan tindakan kepada subjek penelitian,
memungkinkan mahasiswa untuk dapat belajar yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan
dengan lebih menyenangkan serta dapat menum- Matematika kelas 2C yang terdiri atas 31 maha-
buhkan tanggung jawab, kerja sama, dan moti- siswa yang terdiri atas 7 mahasiswa laki-laki dan
vasi siswa untuk bersaing secara sehat (Slavin, 24 mahasiswa perempuan.
2014). Park (2012) berpendapat bahwa efek Tindakan yang diberikan untuk mengatasi
positif dari pembelajaran dengan game adalah permasalahan adalah pembelajaran dengan NHT
dapat memotivasi siswa untuk belajar dan dan TGT yang dilaksanakan dalam siklus dima-
selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar na tiap siklus terdiri atas 4 pertemuan. Siklus
siswa. Menurut Tella (2007), motivasi belajar akan terus berulang hingga indikator keberhasil-

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 14
Alifiani Alifiani

an tindakan tercapai. Langkah-langkah NHT dan dilempar ke kelompok lain. Apabila tidak ada
TGT secara umum dirangkum sebagai berikut. kelompok yang dapat menjawab benar maka
Pertama, mahasiswa dibagi dalam kelom- skor diberikan kepada kelompok penantang.
pok yang terdiri atas 3-4 mahasiswa, setiap Kelompok yang mendapat poin dapat menan-
mahasiswa dalam setiap kelompok mendapat tang kelompok lain untuk menyelesaikan soal
nomor (1-4/ 1-3). Nomor dari setiap mahasiswa yang dibuat, begitu seterusnya.
hanya diketahui oleh mahasiswa dalam kelom-
Babak II (Lelang Waktu)
pok dan dosen. Pembagian kelompok didasarkan
pada tingkat intelegensi mahasiswa. Dalam 1 Pada babak ini, dosen memberi kesem-
kelompok terdiri atas mahasiswa dengan tingkat patan pada masing-masing kelompok untuk
intelegensi tinggi, rendah, sedang. menyebutkan waktu yang diperlukan untuk
Kedua, dosen memberikan tugas dan mengerjakan soal tertentu. Kelompok yang
masing-masing kelompok mengerjakannya. menyebutkan waktu paling sedikit diberi
Ketiga, kelompok mendiskusikan jawaban yang kesempatan terlebih dahulu. Jika ternyata pada
benar dan memastikan tiap anggota kelompok waktu yang disepakati kelompok belum dapat
dapat mengerjakan tugas yang diberikan/ menyelesaikan soal, maka soal dilempar pada
mengetahui jawabannya. Keempat, dosen me- kelompok lain yang menyebutkan waktu paling
manggil salah satu nomor mahasiswa dengan sedikit selanjutnya demikian pula apabila
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja jawaban dari kelompok pertama salah. Skor
sama mereka. Kelima, tanggapan dari teman diberikan kepada kelompok yang menjawab
yang lain, kemudian mahasiswa yang baru saja benar, begitu seterusnya.
melaporkan hasil kerja sama diberi kesempatan
Babak III (Cepat Tepat)
untuk memanggil nomor mahasiswa dari kelom-
pok lain secara acak karena mahasiswa tidak Pada babak ini masing-masing kelompok
mengetahui nomor mahasiswa dari kelompok berebut menjawab soal yang diberikan dosen.
lain. Keenam, tiap kelompok yang melaporkan Kelompok yang menjawab benar diberi skor
hasil dengan baik dan benar mendapatkan skor. tambahan, jika salah maka skor dikurangi.
Terakhir, pada setiap akhir siklus, yaitu Setelah babak III selesai skor diakumulasi dan
pada pertemuan ke-4 diadakan turnamen (TGT) kelompok dengan skor paling tinggi menang dan
antar kelompok. Skor yang diperoleh selama diberi reward.
perkuliahan dalam satu siklus diakumulasi dan Instrumen
dijadikan skor awal turnamen tiap kelompok.
Sebelum memulai turnamen masing-masing Instrumen yang digunakan dalam
kelompok diberi kesempatan untuk membuat penelitian ini adalah.
soal beserta kunci jawaban yang nantinya Soal Tes Pemahaman Konsep
dilempar untuk diselesaikan oleh kelompok lain.
Setelah itu dilaksanakan turnamen yang terdiri Soal tes pemahaman konsep berisi soal-
atas 3 babak sebagai berikut. soal yang bertujuan untuk mengetahui pema-
haman konsep mahasiswa yang meliputi soal-
Babak I (Lempar Soal) soal: (1) merepresentasikan konsep dengan
Kelompok dengan skor awal paling tinggi menjelaskan definisi, (2) memberi contoh dan
diberi kesempatan untuk menantang kelompok bukan contoh, (3) menemukan bukti, (4)
lain untuk menyelesaikan soal yang sudah mengaplikasikan konsep.
dibuat oleh kelompok penantang. Jika jawaban Rubrik Penilaian Motivasi Mahasiswa
kelompok lain (kelompok yang ditantang) benar
dan kunci jawaban benar, skor diberikan pada Rubrik penilaian motivasi mahasiswa
kelompok yang ditantang. Jika jawaban kelom- dikembangkan menggunakan kategori PEWBO
pok lain (kelompok yang ditantang) benar dan yang dijelaskan pada Tabel 1 (Wilcox, 2011).
kunci jawaban salah, skor diberikan pada kelom- Pada Tabel 2 dijelaskan Rubrik Penilaian Moti-
pok yang ditantang dan skor kelompok penan- vasi berdasarkan Kategori PEWBO.
tang dikurangi. Jika jawaban kelompok lain
(kelompok yang ditantang) salah maka jawaban

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 15
Alifiani Alifiani

Tabel 1. Definisi Kategori P.E.W.B.O.


Participation (Partisipasi) Ikut berpartisipasi dan berdiskusi dalam diskusi kelas
Effort (Usaha) Ambisi mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuan
Class Work (Kegiatan di Semua kegiatan akademis yang ditunjukkan mahasiswa selama perkuliahan
kelas)
Behavior (Sikap) Respon positif mahasiswa terhadap lingkungan belajar
Organization (Keteraturan) Mengembangkan perencanaan dan terus memantau perencanaan secara
sistematis
diadaptasi dari Wilcox (2011)
Tabel 2. Rubrik Penilaian Motivasi Mahasiswa
4 3 2 1 0
P i. 100% berpartispasi i. 50% berapartisipasi i. 50% berpartisipasi Mahasiswa Mahasiswa
ketika diskusi kelas ketika diskusi kelas ketika diskusi kelas hanya diam membuat gaduh
ii. Menjawab ii. Menjawab ii. Menjawab saat diskusi (tidak
pertanyaan maupun pertanyaan maupun pertanyaan atau kelas berhubungan
mengajukan mengajukan mengajukan dengan topik) saat
pendapat sesuai pendapat sesuai pendapat yang tidak diskusi kelas
topik pembicaraan topik pembicaraan sesuai dengan topik
pembicaraan
E i. Selalu (lebih dari i. Hanya sekali i. Menyelesaikan i. Tidak i. Tidak
sekali) mengajukan mengajukan tugas dengan tidak mengerjakan mengerjakan
pertanyaan pertanyaan tepat waktu tugas tugas
ii. Menyelesaikan ii. Menyelesaikan ii. Mencatat materi ii. Tidak ii. Tidak pernah
tugas dengan baik tugas dengan baik perkuliahan tetapi pernah Mencatat
dan tepat waktu dan tepat waktu tidak lengkap Mencatat iii. Sering
iii. Mencatat materi iii. Mencatat materi meninggalkan
perkuliahan dengan perkuliahan kelas saat
rapi dan lengkap dengan rapi dan perkuliahan
lengkap iv. Sering absen
tanpa alasan
yang jelas
W Tugas 100% lengkap Tugas 75% lengkap Mengerjakan tugas Tidak pernah Tidak pernah
dan bisa menunjukkan dan bisa tetapi tidak bisa mengerjakan mengerjakan
pemahaman menunjukkan menunjukkan tetapi bisa tugas dan tidak
pemahaman pemahaman menunjukkan bisa menunjukkan
pemahaman pemahaman
B i. Tidak pernah i. Selalu bertutur kata Bersikap pasif selama i. Sesekali i. Selalu
berperilaku negatif dengan santun diskusi kelompok menggangg mengganggu
saat perkuliahan kepada dosen u teman teman
ii. Selalu bertutur kata maupun teman ii. Bersikap ii. Bersikap pasif
dengan santun ii. Dapat bekerjasama pasif selama selama diskusi
kepada dosen dalam tim dengan diskusi kelompok
maupun teman baik dan aktif kelompok
iii. Dapat bekerjasama berpartisipasi dalam
dalam tim dengan diskusi kelompok
baik dan aktif
berpartisipasi dalam
diskusi kelompok
O Sudah duduk di Sudah duduk di Belum duduk di Datang Absen tanpa
bangku masing- bangku masing- bangku masing- Terlambat Saat alasan yang jelas
masing, Buku masing, baru masing dan tidak Perkuliahan
Referensi, Buku menyiapkan Buku menyiapkan buku
catatan, dan alat tulis Referensi, Buku referensi, buku
sudah siap di meja saat catatan, dan Alat catatan, dan alat tulis
Dosen datang Tulis saat Dosen saat dosen datang
datang
diadaptasi dari Wilcox (2011)

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 16
Alifiani Alifiani

Teknik Analisis Data Conclusion (Simpulan)


Analisis data penelitian mengikuti model Langkah ketiga adalah penarikan kesim-
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono pulan.Penarikan kesimpulan dilakukan berdasar-
(2010), yang terdiri atas aktivitas data reduc- kan rumusan masalah penelitian pada bagian
tion, data display, dan conclusion. pendahuluan.
Data Reduction (Reduksi Data) Tabel 3. Kriteria Skor Motivasi Mahasiswa ( )
Data yang diperoleh dari lapangan jum- Skor Kriteria
lahnya cukup banyak, sehingga data perlu 90 100 Sangat Tinggi
direduksi. Reduksi dilakukan dengan membuat 80 90 Tinggi
abstraksi, yaitu usaha membuat rangkuman yang 70 80 Sedang
inti, proses, dan data yang perlu dijaga. 60 70 Rendah
0 60 Sangat Rendah
Data Display (Penyajian Data) (Ratnaningsih, 2011)
Setelah data direduksi, langkah selanjut- Indikator Keberhasilan Tindakan
nya adalah menyajikan data. Sebelum dilakukan
penyajian data, data yang diperoleh harus diolah Tindakan yang diberikan untuk mengatasi
terlebih dahulu. Berikut diuraikan proses permasalahan yang tejadi di Kelas 2C Proram
pengolahan data. Studi Pendidikan Matematika dilaksanakan
dalam siklus dimana tiap siklus terdiri atas 4
Tes pemahaman pertemuan. Siklus akan terus berulang hingga
Soal tes pemahaman berisi soal essay indikator keberhasilan tindakan tercapai.
yang di-skor berdasarkan benar atau tidaknya Adapun indikator keberhasilan tindakan yaitu
jawaban mahasiswa. Skor akhir tes pemahaman 80% mahasiswa mendapat skor tes dan
diperoleh dari akumulasi skor pada tiap soal. rata-rata skor motivasi mahasiswa kelas 2C
minimal masuk dalam kriteria tinggi yaitu .
Motivasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skor motivasi diperoleh dengan meng-
hitung skor pada rubrik POWBE. Skor motivasi Hasil
dinilai dari masing-masing mahasiswa kelas 2C, Sebelum membahas hasil penelitian yang
yang terdiri atas 31 mahasiswa. Mengingat dilakukan, terlebih dahulu dijelaskan hasil studi
banyaknya mahasiswa, maka peneliti hanya pendahuluan yang melandasi dilaksanakannya
menilai 7-8 mahasiswa dalam sekali pertemuan. penelitian agar terlihat pengaruh tindakan ter-
Jadi, pada akhir siklus masing-masing maha- hadap motivasi dan pemahaman konsep materi
siswa kelas 2C sudah dapat dinilai motivasi matematika SMA.
belajarnya. Persamaan yang digunakan adalah
Studi Pendahuluan
sebagai berikut.
∑ Pada saat perkuliahan Telaah Materi
∑ Matematika Sekolah Menengah 2 berlangsung,
ditemukan permasalahan kurangnya motivasi
Keterangan: mahasiswa yang terlihat dari banyak mahasiswa
P = Skor yang tidak memperhatikan, tidak antusias dan
Σx = Skor total yang diperoleh hanya diam ketika dosen mengajukan pertanya-
Σxi = nilai maksimum yang dapat diperoleh dari an saat diskusi kelas. Selanjutnya peneliti
rubrik POWBE melakukan studi pendahuluan dengan asesmen
100= Konstanta(diadaptasi dari Arikunto, 2010) terhadap motivasi mahasiswa menggunakan
Adapun kriteria skor lembar observasi rubrik PEWBO dengan hasil dapat dilihat pada
aktivitas siswa dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3.

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 17
Alifiani Alifiani

Tabel 3. Data Motivasi Mahasiswa pada Studi Pendahuluan

4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 0 5 0 26 0 41
Effort (Usaha) 0 10 6 14 2 56
Class Work (Kegiatan di kelas) 4 6 11 0 10 56
Behavior (Sikap) 4 13 14 0 0 83
Organization (Keteraturan) 0 10 14 6 2 64
Jumlah 300
Skor (P)* 48, 4
*) ∑ = 620
Tabel 4. Data Motivasi Mahasiswa pada Siklus 1

4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 7 10 4 10 0 76
Effort (Usaha) 2 15 13 1 1 80
Class Work (Kegiatan di kelas) 4 12 10 0 5 72
Behavior (Sikap) 8 16 7 0 0 94
Organization (Keteraturan) 5 17 7 2 1 87
Jumlah 380
Skor (P)* 66
*) ∑ = 620
Tabel 5. Data Motivasi Mahasiswa pada Siklus 2

4 3 2 1 0 ∑
Participation (Partisipasi) 10 13 4 4 0 91
Effort (Usaha) 13 15 2 1 1 102
Class Work (Kegiatan di kelas) 20 7 3 0 1 107
Behavior (Sikap) 25 4 2 0 0 116
Organization (Keteraturan) 19 11 0 0 1 109
Jumlah 526
Skor (P) * 84, 8
*) ∑ = 620
100
90
80
70
60 Studi Pendahuluan
50
Siklus 1
40
30 Siklus 2
20
10
0
Motivasi Pemahaman Konsep

Gambar 1. Diagram Peningkatan Skor Motivasi dan Tes Pemahaman Konsep


Berdasarkan data pada Tabel 3 diperoleh informasi bahwa faktor yang menyebabkan
informasi bahwa skor motivasi mahasiswa rendahnya motivasi mahasiswa antara lain: (1)
masuk dalam kategori “sangat rendah” dengan dua mahasiswa yang bosan karena mengulang
skor 48,4. Kemudian peneliti melakukan wa- materi pelajaran yang pernah dipelajari di SMA;
wancara kepada 6 mahasiswa tentang faktor (2) satu mahasiswa yang belum pernah mem-
yang menyebabkan rendahnya motivasi maha- pelajari materi sama sekali karena berasal dari
siswa. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 18
Alifiani Alifiani

mengalami kesulitan dalam perkuliahan dan dari 31 mahasiswa atau 22,6% mahasiswa
tidak antusias untuk memperhatikan karena mendapat nilai . Dengan adanya tindakan
materi dianggap terlalu sulit; (3) enam maha- pada siklus 1, skor motivasi mahasiswa mulai
siswa sepakat bahwa metode ceramah dan tanya meningkat walaupun masih masuk ke dalam
jawab ditambah waktu perkuliahan pukul 12.30 kategori rendah dengan skor 66. Skor tes pema-
sampai dengan pukul 15.00 sehingga suasana haman konsep juga mengalami peningkatan
perkuliahan tidak kondusif (panas dan menjadi ada 15 orang atau 48,3% mahasiswa
mengantuk). yang mendapat nilai .
Permasalahan lain yang terjadi adalah Kendala utama pada siklus I adalah mana-
pemahaman konsep mahasiswa. Berdasarkan jemen waktu. Pada siklus 1, saat NHT waktu
hasil tes pemahaman konsep, skor rata-rata yang berdiskusi tidak benar-benar dibatasi, sehingga
diperoleh masih belum memuaskan. Hanya ada saat ada mahasiswa presentasi, mahasiswa dari
7 dari 30 mahasiswa yang memperoleh nilai kelompok lain masih berdiskusi/ menyelesaikan
60 atau hanya 23, 33% mahasiswa yang men- tugas. Hal ini menyebabkan tidak ada maha-
dapat nilai 60. Sebagai usaha mengatasi siswa yang bertanya ataupun menanggapi
permasalahan tersebut peneliti memberikan presentasi sehingga dosen harus selalu meng-
tindakan berupa kombinasi dari 2 model pem- ingatkan mahasiswa dan langsung menunjuk
belajaran yaitu Number Head Together (NHT) nomor mahasiswa untuk bertanya. Pada saat
dan Team Games Tournament (TGT). Kom- TGT, waktu pembuatan soal terlalu lama. Babak
binasi 2 model pembelajaran ini diharapkan lempar soal (babak I) juga berlangsung terlalu
dapat meningkatkan motivasi belajar dan lama karena ada 8 kelompok yang saling menan-
pemahaman konsep mahasiswa Kelas 2C. tang dan waktu mengerjakan soal tantangan
yang terlalu lama. Akibatnya, 2 babak selanjut-
Siklus 1
nya berlangsung buru-buru agar tes akhir siklus
Selama pemberian tindakan, yaitu seba- bisa terlaksana.
nyak 4 pertemuan pada siklus pertama peneliti Menindaklanjuti kendala yang terjadi
melakukan asesmen terhadap motivasi siswa. pada siklus 1, manajemen waktu pada siklus 2
Hasil asesmen terhadap motivasi mahasiswa mulai diperhatikan. Waktu pada masing-masing
menunjukkan adanya peningkatan motivasi fase NHT maupun TGT dibatasi. Pada saat
mahasiswa walaupun masih masuk ke dalam diskusi pada tahapan NHT, ketika waktu ber-
kategori “rendah”. Data hasil asesmen terhadap diskusi habis maka dosen meminta mahasiswa
motivasi mahasiswa dirangkum dalam Tabel 4. untuk mengumpulkan tugas. Sehingga semua
Berdasarkan hasil tes pemahaman, ada 15 mahasiswa fokus pada presentasi dan tidak ada
atau 48,3% mahasiswa yang mendapat nilai mahasiswa yang masih berdiskusi saat presen-
. Hasil ini belum memenuhi indikator ke- tasi berlangsung. Adapun, soal untuk babak
berhasilan tindakan sehingga perlu dilaksanakan lempar soal pada tahap TGT didiskusikan di luar
siklus selanjutnya. jam kuliah sehingga babak lempar soal bisa
langsung dilaksanakan. Waktu menjawab soal
Siklus 2
tantangan pada babak lempar soal juga dibatasi
Secara umum, motivasi mahasiswa sudah 3 menit saja, jika dalam waktu 3 menit ke-
terlihat baik pada pelaksanaan siklus 2. Hal ini lompok yang ditantang belum dapat menjawab
didukung oleh data motivasi mahasiswa pada soal, maka soal dilempar ke kelompok lain.
Tabel 5. Oleh karena perbaikan yang dilakukan
Pemahaman konsep mahasiswa juga pada siklus 2, maka kembali terjadi peningkatan
meningkat menjadi 28 mahasiswa atau 90,3% skor motivasi dan tes pemahaman mahasiswa.
mendapat nilai tes pemahaman konsep 60. Skor motivasi pada siklus 2 sudah memenuhi
Hasil tindakan pada siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan, yaitu masuk
indikator keberhasilan tindakan sehingga tidak kategori tinggi dengan skor motivasi 84,8. Skor
diperlukan adanya siklus selanjutnya. tes pemahaman konsep mahasiswa juga sudah
Pembahasan memenuhi indicator keberhasilan tindakan yaitu
ada 90,3% mahasiswa sudah memperoleh skor
Pada saat studi pendahuluan skor motivasi tes pemahaman konsep Peningkatan skor
mahasiswa masuk kategori sangat rendah motivasi dan tes pemahaman mahasiswa
dengan skor 48,4 dan hasil tes pemahaman selanjutnya dirangkum dalam Gambar 1.
konsep masih kurang memuaskan, yaitu hanya 7

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 19
Alifiani Alifiani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan linear satu variabel pada siswa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SMP negeri di Kota Surakarta. Jurnal
NHT dan TGT terbukti mampu meningkatkan Pembelajaran Matematika, 2(6), 643–654.
motivasi dan pemahaman konsep mahasiswa. Retrieved from
Kondisi ini sesuai dengan pendapat ahli maupun https://jurnal.uns.ac.id/jpm/article/view/10
peneliti terdahulu (Aspriyani et al., 2014; Hunter 468
et al., 2015; Lince, 2016) bahwa NHT terbukti Farhan, M., & Retnawati, H. (2014).
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari
konsep mahasiswa. TGT juga terbukti dapat prestasi belajar, kemampuan representasi
meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematis, dan motivasi belajar. Jurnal
mahasiswa sesuai dengan pendapat para ahli dan Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227.
peneliti terdahulu (Handayani KD, 2010; http://doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.2678
Meletiou-Mavrotheris & Mavrotheris, 2012;
Handayani KD, F. (2010). Pembelajaran
Park, 2012; Slavin, 2014). Namun penelitian ini
kooperatif tipe team game tournament
belum dapat mengungkap tipe pembelajaran
(TGT) untuk meningkatkan hasil belajar
kooperatif apa antara NHT atau TGT yang lebih
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi
berperan dalam meningkatkan motivasi sendiri
Kabupaten Pasuruan pada materi
ataupun pemahaman konsep sendiri. Penelitian
keragaman bentuk muka bumi / Fitri
ini juga belum bisa menyimpulkan adanya keter-
Handayani KD. Program Studi Pendidikan
kaitan antara motivasi dan pemahaman konsep.
Geografi, Universitas Negeri Malang.
Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan
Retrieved from
yang dapat mengungkap permasalahan-
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=
permasalahan tersebut.
detail&id=38440
SIMPULAN Hunter, W. C., Maheady, L., Jasper, A. D.,
Penerapan model pembelajaran kooperatif Williamson, R. L., Murley, R. C., &
tipe Number Head Together (NHT) dan Team Stratton, E. (2015). Numbered heads
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan together as a tier 1 instructional strategy in
motivasi mahasiswa kelas 2C Pendidikan multitiered systems of support. Education
Matematika Universitas Islam Malang pada and Treatment of Children, 38(3), 345–
mata kuliah Telaah Materi Matematika Sekolah 362.
Menengah 2. Penerapan model pembelajaran Idris, N. (2009). Enhancing students’
kooperatif tipe Number Head Together (NHT) understanding in calculus trough writing.
dan Team Games Tournament (TGT) dapat International Electronic Journal of
meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa Mathematics Education, 4(1), 36–55.
kelas 2C Pendidikan Matematika Universitas Retrieved from
Islam Malang pada mata kuliah Telaah Materi http://www.iejme.com/makale/323
Matematika Sekolah Menengah 2. Lince, R. (2016). Creative thinking ability to
DAFTAR PUSTAKA increase student mathematical of junior
high school by applying models numbered
Amiluddin, R., & Sugiman, S. (2016). Pengaruh heads together. Journal of Education and
problem posing dan PBL terhadap prestasi Practice, 7(6), 206–212.
belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
Meece, J. L., Anderman, E. M., & Anderman, L.
pendidikan matematika. Jurnal Riset
H. (2006). Classroom goal structure,
Pendidikan Matematika, 3(1), 100–108.
student motivation, and academic
http://doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303
achievement. Annu. Rev. Psychol, 57, 487–
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu 503.
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. http://doi.org/10.1146/annurev.psych.56.09
Aspriyani, R., Mardiyana, M., & Saputro, D. R. 1103.070258
S. (2014). Eksperimentasi pembelajaran Meletiou-Mavrotheris, M., & Mavrotheris, E.
matematika dengan model kooperatif tipe (2012). Game-enhanced mathematics
NHT dan TPS terhadap prestasi belajar dan learning for pre-service primary school
motivasi berprestasi siswa ditinjau dari teachers. In ICICTE Proceedings (pp. 455–
kecerdasan emosional pokok materi 465). Cyprus. Retrieved from

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4 (1), 2017 - 20
Alifiani Alifiani

http://www.icicte.org/Proceedings2012/Pa kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


pers/12-1-Meletiou.pdf Tella, A. (2007). The impact of motivation on
Park, H. (2012). Relationship between student’s academic achievement and
motivation and student’s activity on learning outcomes in mathematics among
educational game. International Journal of secondary school students in Nigeria.
Grid and Distributed Computing, 5(1). EURASIA Journal of Mathematics, Science
Retrieved from and Technology Education, 3(2), 149–156.
http://www.sersc.org/journals/IJGDC/vol5 Retrieved from
_no1/8.pdf http://www.iserjournals.com/journals/euras
Ratnaningsih, D. (2011). Penerapan realistic ia/articles/10.12973/eurasia.2007.00051a
mathematics education (RME) untuk Wilcox, S. R. (2011). Motivating the
meningkatkan motivasi belajar matematika unmotivated: The pewbo grading rubric.
siswa SMK Negeri 4 Malang. Thesis. University of Wisconsin Oshkosh.
Universitas Negeri Malang. Retrieved Retrieved from
from http://karya- http://digital.library.wisc.edu/1793/49189
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/ Williams, K. C., & Williams, C. C. (2011). Five
view/11454 key ingredients for improving student
Ristanti, Y. (2016). Peningkatan motivasi dan motivation. Research in Higher Education
keterampilan hitung pecahan desimal Journal, 11, 1–23. Retrieved from
melalui media manipulatif pada http://scholarsarchive.library.albany.edu/m
pembelajaran tematik-integratif SD. Riset ath_fac_scholar
Pendidikan Matematika, 3(1), 122–136. Zirbel, E. (2006). Teaching to promote deep
Slavin, R. E. (2014). Educational psychology: understanding and instigate conceptual
Theory and practice. Pearson College Div. change. Bulletin of the American
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif Astronomical Society, 38, 1220.

Copyright © 2017, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


ISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)

Вам также может понравиться