Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.
Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang tersedia dialam (tanah) maupun yang
diaplikasikan atau diberikan oleh manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus
hidupnya, sama dengan manusia memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan
secara seimbang untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang optimal. Pemupukan
seimbang yaitu pupuk yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada
tanaman itu sendiri. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman memiliki
perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang sangat penting dan
yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis unsur hara. Unsur hara esensial
terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan
unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S)
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor
utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.Diantaranya 105 unsur yang ada di
atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman
untuk dapat menyelesaikan siklushidupnya dengan sempurna.
Layaknya manusia, tumbuhan juga membutuhkan makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Unsur makro dan unsur mikro merupakan makanan bagi tanaman.
Bedanya hanya pada takaran yang dipakai oleh tanaman tersebut. Jika tanaman kekurangan
satu unsur hara saja (makro/mikro), walaupun unsur hara yang lain cukup banyak, maka
produktivitas pertumbuhan tanaman akan terganggu. Kunci nya adalah, pengelompokan
kandungan unsur hara makro dan mikro dalam tanah dapat kita gunakan untuk
memperkirakan kebutuhan unsur hara tanaman. Dengan itu kita dapat memberikan unsur hara
(pupuk) dalam jumlah yang lengkap dan seimbang sehingga kebutuhan sumber hara pada
tanah akan optimal dan terjaga.

1
Bahan organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai
bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar
antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah
organik mendekati 60 % dan pada Titik oleh kadar bahan organik memperlihatkan
kecenderungan yang menurun. (Pairunan, dkk., 1985).
Sumber nitrogen terbesar bagi tanaman berasal dari N atmosfer. Nitrogen organik yang
dibenamkan ke dalam tanah merupakan N organik tanah yang bentuk kimianya tidak dapat
diserap begitu saja oleh tanaman. Dalam bentuk NO3-, nitrogen mudah keluar dari daerah
perakaran. Ia mudah tercuci karena besar muatan listrik positif tanah biasanya sangat
kecil. Nitrogen dalam bentuk NO3- juga dapat tereduksi secara mikrobiologis menjadi NO,
N2O, atau N2 yang menguap.
Unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah dipindahkan dari bagian daun
yang tuda ke titik tumbuh. Gejala kekahatan: tanaman kerdil, pertumbuhan akar buruk,
kedewasaan terlambat, warna daun hijau kelam, muncul warna keunguan misalnya pada
jagung. Jika P berlebihan meskipun tidak secara langsung meracuni tanaman, akan
menyebabkan merangsang pertumbuhan organisme perairan, mempercepat eutrofikasi, P
tanah yang berlebih meningkatkan pengangkutan P dalam sedimen, air limpasan.
Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah
hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak
menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik,
K+berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya:
R-COO–K+. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya
dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini
termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia.
Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam
berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1.620°C.
Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II). Walaupun
bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb) sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit
larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit,
asam asetat dan asam sulfat pekat.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total, dan Pb
dalam sampel tanah.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui alat dan bahan pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total,
K-total dan Pb dalam sampel tanah.
2. Untuk mengetahui cara kerja pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total, K-
total dan Pb dalam sampel tanah.
3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total
dan Pb dalam sampel tanah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tanah


Tanah bertalian erat dengan lingkungan yang dapat dicermati dari kuatnya
keterlibatan tanah dalam pengaliran energi dan pandauran bahan yang berlangsung di
permukaan daratan bumi. Tanah dapat terlibat secara sendirian selaku ekosistem atau sistem
energi dan dapat terlibat secara bekerja sama dengan subsistem lahan lain yang berasosiasi
dengan tanah, terutama biosfer.
Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di
muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu
sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi
tertakrifkan (disadur dari Schroeder,1984). Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam.
Namun demikian banyak tanah yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen.
(Notohadiprawiro,1999)
Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh
tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman mestinya dapat segera diperbaharui sehingga
kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan
jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah.
(Novizan,200)
Tanah yang dikehandaki tanaman adalah yang berstruktur gembur, di dalamnya
terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara. Air tanah dan udara sangat
penting bagi pertumbuhan akar tanaman.
Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang kita kehendaki ialah
struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah
berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad
renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam
tanah. Oleh Karena itu, untuk memperbaiki struktur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk
organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau). (Lingga P. dan Marsono, 2005)
Guna tekstur tanah secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan
secara kimia berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan
sebagainya. Fraksi liat tergolong bagian tnah yang aktif, sedangkan fraksi pasir dandebu non

4
aktif. Penetapan di lapangan dengan cara perasa. Ambil contoh tanah dan basahi dengan air
sedikit demi sedikit sambil dirasakan. (Kuswandi,1993).

2.2 Fungsi Tanah


a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
b. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin,
dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat
meningkatkan kesediaan hara)
d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung
atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman
tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit
tanaman.

2.2 Definisi C-Organik


Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, di
rombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa
mencemari tanah dan air (Anonim, 2010).
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang
sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Nabilussalam, 2010).

2.3 Karakter C-Organik


Tanah Titik I memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Titik II. Hal ini terjadi karena Titik I merupakan Titik permukaan, dimana pada Titik
ini tidak terjadi proses pencucian yang dapat menyebabkan tingginya bahan organik yang
dikandungnya dan selain itu proses humufikasi berlangsung pada Titik ini. Kandungan bahan
organik tertinggi adalah tanah berada pada Titik I, karena adanya proses pelapukan sisa-sisa
mikroorganisme yang mati dan berakumulasi diTitik ini.
Tanah Titik II, memiliki kandungan bahan organik yaitu 0,0879 %,ini menunjukkan
kandungan bahan organiknya lebih rendah daripada Titik I. Hal ini terjadi karena pada Titik
II tidak terdapat humus, dimana humus ini merupakan polimer dari bahan organik. Lagipula
Titik II bukan merupakan Titik permukaan. Tanah yang mengandung bahan organik adalah

5
tanah Titik atas atau top soil, karena semakin ke bawah suatu Titik tanah maka kandungan
bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras.
Titik III memiliki kandungan bahan organik lebih rendah dibandingkan Titik I, II. Hal
ini terjadi karena Titik III merupakan Titik paling dalam dimana semakin dalam tanah
semakin kurang kandungan bahan organiknya. Hal ini juga disebabkan karena tingginya
kandungan liat tanah Titik terdalam. Karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan
organiknya kurang tersedia. Jumlah kandungan bahan organik sangat ditentukan oleh faktor
kedalaman tanah dan tekstur tanah itu, dan semakin tinggi kandungan liat suatu Titik tanah
maka semakin rendah kandungan bahan organiknya. Semakin dalam suatu Titik tanah dan
semakin tinggi kandungan liatnya maka kandungan bahan organiknya semakin rendah pula.
Kandungan c-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari 1% pada
tanah berpasir, sampai lebih dari 20% pada tanah yang berlumpur. Warna tanah menunjukkan
kandungan c-organik tanah tersebut. Tanah yang berwarna hitam kelam mengandung C-
organik lebih tinggi. Makin cerah warna tanah kandungan C-organik makin rendah (Darliana,
2011)

2.4 Fungsi C-Organik


Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik
dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan
bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 2009).
Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik
dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan
bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2
persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat
proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik
mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat
berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah.

2.5 Pengertian Nitrogen


Nitrogen merupakan unsur penting dalam protein, jadi penting bagi tumbuhan dan
hewan. Dibanding dengan oksigen, nitrogen tersedia empat kali lebih banyak di atmosfir,
tetapi kebanyakan organisme tidak dapat mempergunakan nitrogen atmosfir secara langsung.
Hampir semua tanaman dan hewan dapat menggunakan nitrogen secara langsung. Oleh

6
karena itu siklus nitrogen menyediakan banyak jembatan antara cadangan atmosfir dan
komunitas biologis. (Kristanto, 2002)

2.6 Sumber Nitrogen


Beberapa sumber N adalah
1. perombakan bahan organik
2. daur n
3. penyematan biologis
4. simbiotik dan non simbiotik
5. deposisi atmosfir karena muatan listrik dan kegiatan industri
6. pupuk n dan rabuk
7. kompos dan biosolid.

2.7 Pengertian Fosfor


Fosfor (P) adalah salah satu jenis unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang relatif besar dan juga termasuk dalam hara makro. namun jumlah P ini di dalam
tanaman diketahui lebih kecil di bandingan unsur N dan K, namun peran P ini snagat penting
bagi tanaman karena kunci dari kehidpan tanaman tersebut. unsur P yang berada di dalam
tanah didapat dari berbagai sumber baik dari bahan organik, pupuk buatan, seperti kompos
serta mineral tanah.

2.8 Bentuk Dan Fungsi Fosfat Di Dalam Jaringan Tanaman


1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N
dan K, setara dengan S, Ca dan Mg
2. Fosfat: unsur P sangat reaktif, di alam ditemukan dalam bentuk gugus fosfat
3. ATP : transfer energi
4. NADP : fotosintesis
5. Asam nukleat: bahan DNA, RNA
6. Lemak fosfat (phospholipids): membran sel dan organ dalam sel

2.9 Pengertian Kalium


kalium adalah unsur keempat dalam kolom pertama dari tabel periodik. kalium
diklasifikasikan sebagai logam alkali. atom kalium memiliki 19 elektron dan 19 proton

7
dengan satu elektron valensi di kulit terluar. kalium dianggap senyawa yang mirip dengan
natrium, logam alkali di atas pada tabel periodik.

2.10 Bentuk Dan Fungsi K Dalam Tanaman


Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua
setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K
tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik,
K+berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya:
R-COO–K+. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.
Ensim yang diaktifkan antara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis, reduksi
nitrat, translokasi gula ke biji, buah, umbi atau akar. Pengaturan air sel: K+ mengatur
potensial air sel dan osmosis, Na+ dapat menggantikan fungsi K+ pada sebagian spesies.
Turgor sel: ketegaran tanaman, pembukaan dan penutupan stomata. Pengambilan air oleh
akar: tarikan osmotik. K dan ketahanan terhadap cekaman: ketahanan terhadap kekeringan:
mengatur transpirasi dan penyerapan air oleh akar, musim dingin atau beku, ketahanan
terhadap serangan penyakit jamur, ketahanan terhadap serangan serangga, mengurangi
kerebahan : batang lebih kuat.

2.11 Pengertian Timbal


Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan
dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-
organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena
banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan
angka oktan secara ekonomi. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik
didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka
penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua
senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan
senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator (Anonim, 2008).

2.12 Unsur Hara Dalam Tanah


Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hara dibedakan menjadi unsur
hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak, apabila kurang, pertumbuhan tanaman dan produksi akan berkurang.

8
Mineral yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, dan Mg. Unsur hara mikro
adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kurang sedikit saja
pertumbuhan tanaman akan terganggu, dan apabila kelebihan sedikit saja tanaman akan
beracun. Unsur hara mikro antara lain adalah B, Cu, dan Zn.(Pahan.I,2008)
Unsur hara di dalam tanah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro. Mengenai
faedah atau kegunaan unsur-unsur hara tersebut bagi tanaman, berikut ulasannya.
a. Nitrogen
Peranan utama Nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain
itu, Nitrogen pun berperan penting dalam pembentukkan hijau daun yang
sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk
protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
b. Fosfor
Unsur fosfor (P) bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai
bahan mentah untuk pembentukkan sejumlah protein tertentu; membantu
asimilasi san pernapasan; serta mempercepat pembuangan, pemasakan biji,
dan buah.
c. Kalium
Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukkan protein dan
karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar
daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tak biasa dilupakan ialah
Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi
kekeringan dan penyakit.
d. Magnesium
Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat,
lemak, dan minyak-minyak, magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun
memegang
peranan penting dalam transportasi Fosfat dalam tanaman. Dengan
demikian, kandungan Fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan
menambah unsur Magnesium.
e. Kalsium
Bagi tanaman, Kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan
bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukkan

9
biji. Kalsium yang terdapat pada batang dan daun ini berkhasiat untuk
menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada
tanah.
f. Belerang
Belerang (S) berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini
merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam
amino. Unsur ini pun membantu pertumbuhan anak ikan. Selain itu, sulfur
merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran
seperti cabai, kubis dan lain-lain.
g. Klor
Memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti
tembakau, kapas, kentang, dan tanaman sayuran umumnya adalah peran dari
Klor (Cl). Unsur ini pun banyak ditemukan dalam air sel semua bagian
tanaman.
h. Besi
Untuk pernapasan tanaman dan pembentukkan hijau daun merupakan
peran dari Besi (Fe). Kehadirannya tidak boleh dianggap enteng. Sekali tidak
ada, terutama pada tanah yang mengandung banyak kapur, tanaman akan
langsung merana.
i. Mangan
Peranan Mangan (Mn) tak jauh beda dengan unsur Besi. Selain sebagai
komponen untuk memperlancar proses asimilasi, unsur ini pun merupakan
komponen penting dalam berbagai enzim.
j. Tembaga
Fungsi Tembaga (Cu) ini pun baru sedikit diketahui. Kehadirannya
dapat mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama
dalam berbagai enzim.

k. Boron
Boron (B) berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman
pdan mengisap unsur Kalsium. Selain itu, Boron berperan dalam
perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman
penghasil biji, unsur ini pun berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan, yang

10
paling penting nyata ialah perannya dalam menaikkan mutu tanaman sayuran
dan tanaman buah.
l. Molibdenum
Sama halnya dengan tembaga, hingga kini diketahui masih sedikit
peranan molybdenum (Mo) bagi tanaman. Unsur ini sangat berguna bagi
tanaman jeruk dan sayuran. Untuk tanaman pupuk hijau, Molybdenum
membantu mengikat bagian dari komponen penyusun enzim-enzim pada
Bakteri Nodula akar tanaman pupuk hijau.
m. Seng
Seng (Zn) memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena
diduga Zn dapat berfungsi membentuk hormon tubuh. (Hanafiah,K.A, 2005)
- Gejala Kekurangan Unsur Hara
1. Nitrogen
- Daun menjadi kuning pucat dimulai dari daun termuda
- Daun pendek dan keras
2. Fospor
- Daun memendek dan anak daun keungu-unguan
- Daun rumputan di sekitar tanaman bewarna ungu
memanjang
- Batang dan tandan mengecil
3. Kalium
- Pada daun terapat bercak berwarna kuning (tembus
cahaya)
4. Magnesium
- Daun menguning merata pada daun yang tua, dimulai
dari ujung daun sampai ke pangkal daun
- Gejala berat ditandai dengan jaringan yang mati,
ditemui dari pinggir daun sampai ke anak daun
- Gejala tersebut hanya ditemukan pada daun yang
terkena cahaya matahari (Pahan.I, 2008)
5. Boron
- Ujung anak daun berbentuk pancing (hook leaf)
- Terdapat daun mengeriting seperti tanda bahaya pada
gardu listrik

11
BAB III
HASIL

3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum


Hari/Tanggal : Senin/11 dan 18 April 2016
Pukul : 8.30 WIB – 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Tanah Universitas Andalas Padang

3.2 Uji N-Total


3.2.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Labu kjeldahl 1 Buah
Pipet ukur 10 ml 1 Buah
Karet penghisap 1 Buah
Gelas ukur 100 ml 1 Buah
Destruksi 1 buah
Destilasi I buah
Erlenmeyer 100 ml 1 buah
Neraca analitik 1 bauh
Buret 1 bauh
Shaker 1 Buah
3.2.2 Bahan
Bahan Jumlah
Sampel Tanah 0,5 gr
Selen 0,5 gr
Aquadest 40 ml
Naoh 40% 20 ml
Asam Borat 10 ml
Indikator Conway 1-3 Tetes
H2SO4 0,1 N Secukupnya

12
3.2.3 Cara Kerja
Persiapan Destilasi
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukan H3BO3 10 ml ke dalam erlenmeyer 100 ml.
3. Tambahkan 1-3 tetes indikator conway.
4. Lalu pasangkan erlenmeyer ke alat destilasi.

Persiapan Sampel
1. Timbang 0,5 gr sampel tanah dan masukkan ke dalam labu kjeldal.
2. Tambahkan 0,5 gr selen dan 5 ml H2SO4 pekat.
3. Lalu destruksi sampai warna berubah menjadi putih susu dan dinginkan.
4. Tambahkan aquadest 40 ml dan 20 ml NaOH 40% ke dalam labu kjeldal.
5. Lalu pasang labu kjeldal ke bagian atas alat destilasi.
6. Lalu destilasi sampai warna berubah menjadi hijau dan bersisa 40 ml.
7. Kemudian titrasi larutan menggunakan H2SO4 0,1 N sampai larutan berubah
menjadi warna merah muda.
8. Kemudian catat pemakaiannya.
Hasil titrasi:

Blanko 0,1 ml
Sampel 1,1 ml

Rumus %N:

𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑟 − 𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑥 𝑁(0,1) 𝑥 𝐵𝐸𝑁(14)


%𝑁 = 𝑋 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑚𝑔)

Perhitungan :
𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑟 − 𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑥 𝑁(0,1) 𝑥 𝐵𝐸𝑁(14)
%𝑁 = 𝑋 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑚𝑔)
0,7 − 0,1 𝑥 0,1 𝑥 14
%𝑁 = 𝑋 100%
500
0,7 − 0,1 𝑥 1,4
%𝑁 = 𝑋 100%
500

13
0,6 − 0,14
%𝑁 = 𝑋 100%
500
%N = 0,092 %

3.3 Uji K-Total


3.3.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Botol Kocok 1 Buah
Labu Ukur 50 ml 1 Buah
Botol Film 1 Buah
Mesin Kocok 1 Buah
Neraca Analitik 1 Buah
Kertas Penyaring 1 Buah
Corong 1 Buah
Erlenmeyer 100 ml 1 Buah
Gelas Ukur 100 ml 1 Buah
Pipet Ukur 10 ml 1 Buah
Karet Hisap 1 Buah
Shaker 1 Buah
Kertas Saring 1 Buah
3.3.2 Bahan
Bahan Jumlah
Sampel Tanah 1 gr
Amonium Asetat 50 gr
Aquadest Secukupnya

3.3.3 Cara Kerja


Pembuatan larutan
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang 1 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 50 ml amonium asetat.
4. Homogenkan di shaker selama 30 menit.
5. Biarkan selama 24 jam.
6. Setelah didiamkan, homogenkan lagi menggunakan shaker selama ½ jam.

14
7. Saring dan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml.
8. Paskan dengan aquadest.
9. Ukur menggunakan AAS.
10. Catat hasil yang telah di dapatkan.
Larutan Standar (mg/l) Absorban
0 0,000
2,0 0,083
4,0 0,195
6,0 0,282
8,0 0,356
10,0 0,455

Sampel K Absorban C Out (Ppm)


A3 0,062 1,36

3.4 Uji Pb
3.4.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Erlenmeyer 100 ml 1 Buah
Pipet Ukur 10 ml 1 Buah
Gelas Ukur 50 ml 1 Buah
Karet Hisap 1 Buah
Labu Ukur 50 ml 1 Buah
Corong 1 Buah
Kertas Penyaring 1 Buah
Botol Film 1 Buah
3.4.2 Bahan
Bahan Jumlah
Sampel Tanah 0,5 gr
Asam Nitrat Pekat 5 ml
Aquadest Secukupnya

15
3.4.3 Cara Kerja
Pembuatan larutan
1. Timbang 0,5 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 5 ml HNO3 dan 0,5 ml HCl.
3. Diamkan selama 24 jam dan setelah didiamkan 24 jam, didestruksi selama ½
jam atau sampai volume menjadi ½ ml.
4. Masukkan didalam labu ukur 25 ml dengan cara disaring.
5. Paskan dengan aquadest.
6. Ukur menggunakan AAS.
7. Lalu catat hasil yang di dapatkan.

Larutan Standar (mg/l) Absorban


0 0,000
0,2 0,054
0,4 0,112
0,6 0,148
0,8 0,189
1,0 0,238

Sampel Pb Absorban C Out (Ppm)


A3 0,153 0,627

3.5 Uji C -ORGANIK


3.5.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Gelas Ukur 50 ml 1 Buah
Kertas Penyaring 1 Buah
Corong 1 Buah
Neraca Analitik 1 Buah
Erlenmeyer 50 ml 1 Buah
Pipet Ukur 10 ml 1 Buah
Karet Penghisap 1 Buah
Erlenmeyer 250 ml 1 Buah

16
3.5.2 Bahan
Bahan Jumlah
Sampel 0,5 gr
K2aCr2o7 10 gr
H2SO4 Pekat (96%) 20 ml
Bacl2 100 ml

3.5.3 Cara Kerja


Metode yang digunakan : metode Walkoy nd Black
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang sampel tanah 0,5 gram dan masukkan ke dalam erlenmeyer 100ml.
3. Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 dan homogenkan sebanyak 3 kali.
4. Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat dan diamkan selama 30 menit.
5. Lalu tambahkan 100 ml BaCl2.
6. Diamkan selama 24 jam hingga membentuk endapan, lalu saring dengan kertas
saring.
7. Kemudian ukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 645nm.
Cara kerja spektrofotometer:
1. Nyalakan alat spektrofotometer.
2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel.
3. Atur panjang gelombang.
4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri.
5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar
kondisi setting blank (dalam bentuk teks).
Standarn Absorban x.y x2
(x) (y)
0 0,000 0 0
5 0,030 0,15 25
10 0,045 0,45 100
15 0,066 0,99 225
20 0,075 1,5 400
25 0,092 2,3 625
∑𝑥 = 75 ∑𝑌 = 0,388 ∑𝑥. 𝑦 = 5,39 ∑x2= 1375

17
Sampel 0,084

Rumus:

∑𝑌
1. Rata-rata Y = 𝑛𝑦

∑𝑥
2. Rata-rata X = 𝑛𝑥

3. a = Rata-rata Y – b . Rata-rata X

( ∑𝑥 . ∑𝑌)
∑𝑥 . 𝑦 − 𝑛
4. 𝑏 =
2 ( ∑𝑥 . ∑𝑌)
∑𝑥 − 𝑛

𝑌𝑛 − 𝑎
5. Rata-rata X sampe (mg/kurva) =
𝑏

𝑋 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
6. %𝐶 =
𝑚𝑔 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ

7. %BO = %C X 1,72

Cara perhitungan:
∑𝑥 (75 .0,308)
1. Rata-rata x = 5,39−
𝑛𝑥 6
= ( 75 .75)
1375− 6

75
=
6
5,39− 3,85
=
1375−187,5
= 12,5
∑𝑦 1,54
2. 2. Rata-rata y = =
𝑛𝑦 1187,5
0,308 = 0,0013
=
6
4. a = rata-rata y – b. rata-rata x
= 0,051
= 0,051 – 0,0013 . 12,5
( ∑𝑥 .∑𝑦)
∑𝑥 .𝑦−
3. b =
𝑛 = 0,6213
2 ( ∑𝑥 .∑𝑥)
∑𝑥 − 𝑛

18
5. Rata-rata x sampel (mg/kurva) 𝑋 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
6. % C = x KKA
𝑦𝑛 − 𝑎 𝑚𝑔 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ
=
𝑏 19
= x 1,14
500 𝑚𝑔
6 – 0,6213 = 0,043 %
=
0,0013
7. % BO = % C x 1,72
= 0,043 x 1,72
5,379
= = 0,074 %
0,0013

= 4137,7

3.6 Uji P-ORGANIK


3.6.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Botol Kocok 1 Buah
Kertas Saring 1 Buah
Corong 1 Buah
Neraca Analitik 1 Buah
Erlenmeyer 50 ml 1 Buah
Pipet Ukur 10 ml 1 Buah
Karet Penghisap 1 Buah
3.6.2 Bahan
Bahan Jumlah
Pereaksi P 25 gr
Pereaksi C 5 gr

3.6.3 Cara Kerja


Metode yang digunakan : metode Bray 1
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang 2,5 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam botol kocok.
3. Tambahkan 25 ml pereaksi P.
4. Homogenkan sampel menggunakan shaker selama 30 menit.
5. Diamkan beberapa menit sampai tanah terpisah dengan air.

19
6. Setelah tanah terpisah dengan air, lalu saring menggunakan kertas saring.
7. Dari 25 ml larutan yang disaring ambil ekstraknya 5 ml.
8. Lalu tambahkan 5 ml pewarna C.
9. Kemudian ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
889 nm.
Cara kerja spektrofotometer:
1. Nyalakan alat spektrofotometer.
2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel.
3. Atur panjang gelombang.
4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri.
5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar
kondisi setting blank (dalam bentuk teks).
Standarn Absorban x.y x2
(x) (y)
0 0,000 0 0
1 0,067 0,067 1
2 0,155 0,31 4
3 0,244 0,732 9
4 0,288 1,152 16
5 0,439 2,195 25
∑𝑥 = 75 ∑𝑌 = 1,193 ∑𝑥. 𝑦 = 4,456 ∑x2= 55
Sampel 0,233

Rumus:

∑𝑌
1. Rata-rata Y =
𝑛𝑦

∑𝑥
2. Rata-rata X = 𝑛𝑥

3. a = Rata-rata Y – b . Rata-rata X

( ∑𝑥 . ∑𝑌)
∑𝑥 . 𝑦 − 𝑛
4. 𝑏 =
( ∑𝑥 . ∑𝑌)
∑𝑥2 − 𝑛

20
𝑌𝑛 − 𝑎
5. Rata-rata X sampe (mg/kurva) =
𝑏

𝑋 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
6. %𝐶 =
𝑚𝑔 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ

7. %BO = %C X 1,72

Cara perhitungan:
∑𝑥 1,476
1. Rata-rata x = =
𝑛𝑥 17,5
15
= = 0,084
6
= 2,5 4. a = rata-rata y – b. rata-rata x
∑𝑦 = 0,199 – 0,084 . 2,5
2. Rata-rata y =
𝑛𝑦 = 0,288
1,193 𝑦𝑛−𝑎
= 5. Rata-rata x fosfor =
6 𝑏
= 0,199 6 – 0,288
=
( ∑𝑥 .∑𝑦) 0,084
∑𝑥 .𝑦−
𝑛 5,712
3. b = ( ∑𝑥 .∑𝑥) =
2
∑𝑥 − 𝑛 0,084

(15 .1,193) = 68
4,456−
6 25 10
= (15 .15)
55− 6 6. P tersedia = X sampel x x x KKA
2,5 5

4,456− 2,98 = 2,95 x 10 x 2 x 1,14


=
55−37,5 = 67,26

3.7 Pembahasan
Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik
0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari
hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam
kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah
yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah
tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.
Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26
bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini

21
dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria
sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan
dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan
kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.
Analisa kandungan N-total yang dilakukan diperoleh kandungan N-total 0,28%, bila
merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat
diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang
berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok
tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
seperti batang, cabang dan daun.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada pemeriksaan kandungan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total, dan Pb dalam
sampel tanah digunakan alat erlenmeyer, labu kjedal, destilasi, gelas kimia, pipet ukur, gelas
ukur, corong, karet hisap, neraca analitik, shaker, spektrofotometer, dan AAS serta bahan
yang digunakan yaitu sampel tanah, aquades, kertas saring, pereaksi P, pewarna P, H3BO3,
NaOH, H2SO4, selen, indicator conway, dan ammonium asetat.
Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik
0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari
hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam
kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah
yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah
tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.
Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26
bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini
dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria
sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan
dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan
kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.
Analisa kandungan N-total yang dilakukan diperoleh kandungan N-total 0,28%, bila
merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat
diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang
berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok
tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
seperti batang, cabang dan daun.

4.2 Saran
Kepada industri-industri kecil maupun besar diharapkan untuk dapat melakukan
pengolahan limbah industry terlebih, agar tidak mencemari air maupun tanah karena bahan

23
kimia atau logam berat seperti Pb sangat mencemari tanah dan tanaman produktif yang
tumbuh ditanah tercemar tersebut.
Kepada masyarakat diharapkan untuk memisahkan sampah-sampah rumah tangga
seperti sampah organic dan non organic. Untuk sampah organic dapat dijadikan pupuk
kompos, karena kompos merupakan sumber bahan organic yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang dan daun.
Kepada masyakat yang suka bercocok tanam, gunakanlah pupuk yang mengandung
unsur hara tanah seperti C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium.

24

Вам также может понравиться