Вы находитесь на странице: 1из 5

JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

1. A, alasannya : input merupakan energi yang dimasukkan kedalam sistem.


Input juga merupakan suatu mekanisme pengendalian memantau proses
transformasi untuk meyakinan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya.
2. B, alasannya : proses merupakan serangkaian kegiatan dari sistem yang
dirancang secara sadar dalam usaha merubah input / masukan menjadi output
atau outcome yang bermutu .
3. C, alasannya : output merupakan hasil yang dicapai dalam jangka pendek.
4. E, alasannya : outcome menghasilkan keluaran yang sifatnya jangka pendek
dan juga menghasilkan keluaran yang bersifat jangka panjang
5. D, alasannya : impact menghasilkan keluaran yang memiliki dampak jangka
panjang.
6. C, alasannya : Pada kondisi ini, tingkat keragaman masalah tidak begitu
tinggi, namun kompleksitasnya sangat tinggi dan sulit dikendalikan oleh
sistem. Misalnya pada unit pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit dengan
kunjungan pasien yang dapat dikendalikan namun terdapat kompleksitas
masalah yang sulit dikontrol (seperti masalah absensi petugas kesehatan karena
sistem remunerasi/gaji yang buruk, terdapat lonjakan jumlah pasien karena
adanya bencana alam, dan sebagainya. Menurut Weinberg, kondisi ini hanya
dapat diatasi dengan pendekatan sistem.
7. A, Ealasannya : Holism, yaitu pada sistem terdapat suatu sifat ‘keseluruhan’
yang jumlahnya lebih besar dari penjumlahan sub-subsistem.
8. B, alasannya : pada karektiristik self – organizing, prinsip ini meyatakan
bahwa setiap sistem mampu mengorganisasikan dirinya sendiri.
9. B, alasannya : kejadian terbagi dua yaitu kejadian sederhana dan kejadian
majemuk. Kejadian sederhana bila suatu kejadian dapat dinyatakan sebagai
himpunan yang hanya terdiri dari satu titik contoh, sdangkan kejadian
majemuk bila suatu kejadian dapat dinyatakan sebagai gabungan beberapa
kejadian sederhana.
10. C, alasannya : dynamic thinking : dapat melihat masalah sebagai akibat
dari pola perilaku sepanjang masa.
11. A, alasannya : Systems-as-effect thinking: melihat perilaku yang terjadi
dalam sistem merupakan akibat dari lingkungan
12. D, alasannya : forest Thinking : meyakini bahwa untuk memahami ssuatu
adalah dengan memahami konteks masalah secara keseluruhan.
13. B, alasannya : Operational Thinking : berfokus pada akibat dari masalah dan
memahami bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
14. E, Aalasannya : Loop Thinking : memandang sebab akibat terjadi dalam
proses yang selalu berjalan.
15. B, Dalasannya : General System Theory digunakan untuk membantu seseorang
dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan secara umum
16. B, alasannya : living System Theory ini memberi kontribusi berupa “8 levels
of living system” yang membagi sistem kehidupan dalam delapan tingkatan
yaitu: 1) cell (sel); 2) Organ; 3) Organism (organisme); 4) Group (kelompok); 5)
Organization; 6) Community (komunitas); 7) Society (peradaban); dan 8)
Supranational system (sistem supranasional).
17. E, alasannya : Para penggagas teori mathematical models theory menggunakan
model-model persamaan matematika yang kaku untuk sebuah sistem, termasuk
melibatkan pendekatan aksioma matematika ke dalam teori sistem.
18. A, alasannya : Teori Cybernetics menggunakan konsep regulasi (kebijakan) dan
komando (perintah) dalam menjelaskan sistem. Regulasi dan komando dipahami
penganut teori ini sebagai Komunikasi dan Kontrol, yang menghasilkan Umpan
Balik (feedback).
19. B, alasannya : Prinsip emergence menyatakan bahwa seluruh bagian dari sistem
pada dasarnya merupakan penjumlahan dari subsistem-subsistem yang ada di
bawahnya. Suatu subsistem memiliki arti bagi sistem jika ikut berkontribusi
dalam sistem, bukan hanya bagian dari sistem saja
20. C, alasannya : Prinsip hierarchy menyatakan bahwa keseluruhan sistem
dibentuk dari subsistem. Subsistem terbentuk dari sub subsistem, dan seterusnya.
21. E, alasannya : Prinsip holism menyatakan bahwa untuk memahami suatu
sistem maka jangan hanya melihat pada fungsi dari bagian-bagiannya saja
melainkan pada keseluruhan sistem tersebut.
22. D, alasannya : Prinsip Darknes menyatakan bahwa tidak ada sistem yang dapat
diketahui secara keseluruhan (100%) oleh manusia karena adanya keterbatasan
daya observasi.
23. A, alasannya : Prinsip Complementary menyatakan bahwa setiap orang harus
memahami berbagai sudut pandang orang lain dalam mempelajari suatu sistem
24. D, alasannya : Prinsip Equifinality umumnya terjadi pada sistem manusia atau
sistem yang terbuka. Prinsip equifinality menyatakan sistem akan mencapai
tujuan yang sama meskipun berasal dari asal (origin) yang berbeda.
25. C, alasannya : Prinsip multifinality umumnya terjadi pada sistem buatan
manusia atau sistem yang tertutup. Prinsip multifinality menyatakan bahwa
sistem tertutup (sistem buatan manusia) akan mencapai tujuan yang berbeda
meskipun berasal dari titik/tempat yang sama
26. A, alasannya : Prinsip purposive behavior menyatakan bahwa untuk mencapai
tujuannya, setiap prinsip memiliki perilaku atau aksi yang berbeda-beda. Khusus
untuk sistem tertutup atau sistem yang dibuat oleh manusia, perilaku untuk
mencapai tujuan (purposive behavior) diturunkan dari visi, misi, tujuan dan
sasaran.
27. E, alasannya : Prinsip satisficing menyatakan bahwa setiap sistem memiliki
ukuran/dimensi untuk mencapai tujuannya. Pada sistem terbuka (pada manusia)
ukuran pencapaian tujuan adalah yang paling memuaskan, sedangkan pada
sistem tertutup (buatan manusia) ukuran tujuan yang akan dicapai adalah yang
paling optimal.
28. C, alasannya : Prinsip Multifinality umumnya terjadi pada sistem buatan
manusia atau sistem yang tertutup. Prinsip multifinality menyatakan bahwa
sistem tertutup (sistem buatan manusia) akan mencapai tujuan yang berbeda
meskipun berasal dari titik/tempat yang sama
29. E, alasannya : Prinsip Viability menyatakan bahwa terdapat dua dimensi yang
saling bertentangan pada suatu sistem yaitu perubahan (change) dan pengawasan
(control). Setiap sistem secara dinamis akan mengalami perubahan dan tidak bisa
lepas dari perubahan akibat lingkungan sekitarnya. Namun perubahan ini harus
dikendalikan (kontrol) agar tidak memberikan akibat negatif bagi sistem.
30. D, alasannya : Prinsip Dynamic equilibrium menyatakan bahwa jika sistem
berinteraksi dengan lingkungan dari luar maka akan terjadi reaksi dari sistem
tersebut kemudian secara berangsur akan mengalami keseimbangan (kembali ke
titik awal).
31. A, Calasannya : Prinsip relaxation time menyatakan bahwa sistem akan
memiliki waktu memperbaiki diri (relaxation time) jika waktu yang dibutuhkan
untuk kembali menjadi stabil lebih pendek dibandingkan rata-rata waktu
datangnya gangguan terhadap sistem
32. A, alasannya : Prinsip suboptimization menerangkan bahwa sistem tidak akan
mencapai hasil yang optimal meskipun susbsistem yang ada di bawahnya telah
mencapai titik optimal
33. B, Calasannya : Prinsip Circular Causality menjelaskan bahwa setiap sistem
akan memberikan dampak kepada sistem lainnya. Sistem A akan berdampak
pada sistem B. Sistem B akan berdampak pada sistem C. Sistem C akan
berdampak pada sistem A dan seterusnya.
34. A, alasannya : prinsip requisite hierarchy menyatakan bahwa pengaturan output
sistem akan dijalankan secara alamiah berdasarkan prinsip hirarki pada sistem.
Perilaku subsistem yang berada level rendah akan mengikuti perilaku yang
diterapkan oleh sistem di atasnya.
35. E, alasannya : Untuk mencapai kinerja sistem yang optimal maka dibutuhkan
umpan balik (feedback) bagi sistem tersebut. Feedback (baik pada sistem terbuka
dan tertutup) digunakan sebagai kontrol terhadap perilaku sistem sehingga dapat
menangkal gangguan yang tidak diharapkan. Prinsip feedback digunakan sebagai
dasar dalam sibernetika.
36. B, alasannya : Prinsip Circular Causality menjelaskan bahwa setiap sistem akan
memberikan dampak kepada sistem lainnya
37. B, alasannya : Prinsip Requisite Parsimony menyatakan bahwa setiap sistem
memiliki keterbatasan dalam mengendalikan berbagai parameter dalam sistem
seperti: tujuan, sasaran, konsep, hirarki, konfigurasi, tingkat desain dan
sebagainya.
38. C, Aalasannya : Prinsip Requisite Saliency menjelaskan bahwa sistem
memiliki “atribut-atribut” yang merupakan ciri khas dari sistem tersebut. Atribut
tersebut memiliki ranking atau tingkatan yang berbeda pada setiap sistem
39. E, alasannya : Prinsip pareto menyatakan sistem memiliki hukum/aturan
natural yang menggambarkan bahwa pada hampir seluruh sistem menghasilkan
80% output yang dihasilkan oleh 20% input, dan menghasilkan 20% output yang
dihasilkan oleh 80% input.
40. B, alasannya : Prinsip Finagle’s Law of Information menjelaskan bahwa sistem
yang mengalami kekacauan atau berada dalam kompleksitas yang tinggi
umumnya hampir tidak membutuhkan data/informasi yang akurat dalam
pengambilan keputusan.

Вам также может понравиться