Вы находитесь на странице: 1из 2

Seiring bertambahnya jumlah anak dengan alergi makanan, kejadian anafilaksis

yang diinduksi makanan/Food-Induced Anaphylaxis (FIA) juga meningkat.1-4 FIA


berpotensi mengancam nyawa, dengan epinefrin menjadi satu-satunya obat yang
memiliki efek life-saving.5-7 Semua pedoman anafilaksis terbaru5,6,8-10
merekomendasikan epinefrin sebagai pengobatan lini pertama untuk FIA.
Pentingnya pemberian epinefrin sejak awal telah ditekankan secara universal,
dimana apabila ditunda, sering dianggap sebagai faktor risiko kematian. 11,12
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tatalaksana dengan epinefrin sejak dini
dapat memberikan hasil yang lebih baik. Namun, data penelitian tersebut
menunjukkan hasil yang bertentangan dalam hal rawat inap, dimana penelitian
sebelumnya menunjukkan risiko lebih tinggi13,14 atau lebih rendah.15,1 Belum ada
penelitian yang secara langsung menyelidiki risiko rawat inap pada pasien dengan
FIA yang diterapi epinefrin, dengan perancu tingkat keparahan. Oleh karena itu,
peneliti menyelidiki dampak dari terapi epinefrin dini versus terlambat, dengan
terapi dini didefinisikan sebagai pemberian epinefrin sebelum tiba di IGD dan
terapi terlambat didefinisikan sebagai pemberian epinefrin dilakukan di IGD.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Anak Hasbro / Rumah Sakit Rhode
Island, sebuah pusat rujukan tersier pediatrik dengan 87 tempat tidur dan
kunjungan IGD kurang lebih 48.000 per tahun. Peneliti meninjau rekam medis
dari semua pasien yang berusia kurang dari 18 tahun yang dibawa ke IGD karena
reaksi alergi akut yang diinduksi makanan dalam kurun waktu 6 tahun (1 Januari
2004 -31 Desember 2009). Kasus-kasus tersebut diidentifikasi dengan
menggunakan International Classification of Diseases, Ninth revision, Clinical
Modification dengan kode diagnosis 995.60 (syok anafilaktik akibat makanan
yang tidak spesifik), 995.61995.69 (syok anafilaktik akibat makanan yang
spesifik), 995.0 (syok anafilaktik lainnya), 693.1 (dermatitis akibat makanan),
558.3 (gastroenteritis alergi), dan 692.5 (dermatitis kontak akibat makanan).
Berdasarkan penelitian kami sebelumnya,13,17 kode-kode tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi sebagian besar pasien di IGD dengan reaksi akut alergi yang
diinduksi makanan. Kasus-kasus yang ada diperiksa oleh ahli imunologi/alergi.

Вам также может понравиться