Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya cara membuat obat sintesis
saja namun juga mengenali dan memanfaatkan hewan dan tanaman yang berkhasiat obat untuk
Sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui dahulu kandungan apa yang ada di dalam
tanaman tersebut sebelum dipas arkan. Salah satu caranya adalah memalui ekstraksi untuk
Metode pemisahan merupakan aspek penting karena kebanyakan materi yang terdapat di
alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus
campuran.
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif daribagian tanaman obat,
hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel
tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponen-komponen
tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan.
Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
fla$onoid atau saponin,meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan
1
beberapa cara yaitu dengan cara dingin diantaranya Maserasi dan Perkolasi.Ekstraksi dengan
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
2
BAB II
ISI
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau
hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering
Ekstraksi merupakan proses suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan
bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponen-
komponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan
kelarutan. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya
alkaloid, flavonoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
Menurut Mc Cabe (1999) dalam Muhiedin (2008), ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua
1. Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya
2. Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur,
Ekstraksi padat cair secara umum terdiri dari maserasi, refluktasi, sokhletasi, dan perkolasi.
Metoda yang digunakan tergantung dengan jenis senyawa yang kita gunakan. Jika senyawa yang
kita ingin sari rentan terhadap pemanasan maka metoda maserasi dan perkolasi yang kita pilih,
3
jika tahan terhadap pemanasan maka metoda refluktasi dan sokletasi yang digunakan
(Safrizal,2010).
Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya
menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi sampel di
antara kedua pelarut tersebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat
2.2. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi
refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan (Sudjadi,
1986).
Kelebihan dari metode refluks adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang
Kekurangan dari metode refluks adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar,dan
4
2.4. Uraian Umum Alat Pengekstraksi (Refluks)
Pemanasan suhu tinggi tanpa ada zat yang dilepaskan. Tabung kondensor dihubungkan
dengan selang berisi air dingin. Selang air masuk ada di bagian bawah dan selang air keluar di
bagian atas. Prinsip kerja pada rangkaian refluks ini terjadi empat proses, yaitu :
1. Heating, terjadi pada saat feed dipanaskan di labu didih, evaporating (penguapan) terjadi
ketika feed mencapai titik didih dan berubah fase menjadi uap yang kemudian uap tersebut
2. Evaporating (Penguapan),
3. Kondensasi (Pengembunan), proses ini terjadi di kondensor, jadi terjadi perbedaan suhu
antara kondensor dalam yang berisi uap panas dengan kondensor luar yang berisikan air
dingin, hal ini menyebabkan penurunan suhu dan perubahan fase dari steam tersebut untuk
4. Cooling, terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air, sehingga
ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari bawah menuju kondensor
5
luar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan dari atas agar tidak ada turbulensi
udara yang menghalangi dan agar air terisi penuh. Labu alas bulat Heating
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu
tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk
uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap
air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap cairan penyari terkondensasi
pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat. Demikian
pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
1. Spirulina platensis
2. Beras kencur
6
2.7 Refluks dalam Skala Industri
Istilah refluks banyak digunakan dalam industri yang menggunakan kolom distilasi dan
fraksionator berskala besar seperti pengilangan minyak bumi, petrokimia dan pabrik kimia, serta
Dalam konteks ini, refluks merujuk pada produk cairan bagian atas dari kolom distilasi
atau fraksionator yang berbalik kembali ke bagian atas kolom seperti ditunjukkan dalam skema
kolom distilasi industri. Di dalam kolom, cairan refluks yang mengalir ke bawah memberikan
pendinginan dan kondensasi uap yang mengalir ke atas sehingga meningkatkan efisiensi kolom
distilasi.
Semakin banyak refluks yang menyediakan jumlah pelat teoretis, semakin baik pemisahan
kolom untuk bahan-bahan dengan titik didih rendah dari bahan-bahan bertitik didih yang lebih
7
tinggi. Sebaliknya, untuk pemisahan yang diinginkan, semakin banyak refluks yang dihasilkan,
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
antara contoh dan pelarut yang sesuai pada suhu dan waktu tertentu. Penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
3.2. Saran
Pada metode ini menggunakan metode ekstrasi cara panas sehingga dalam pengerjaannya
9
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi IV. 1995. Direktorat
Faradillah.2011. Ekstraksi Pelarut (Cair-Cair dan Padat Cair). Diakses tanggal 1 April 2014
Perry, Robert H. and Green, Don W. (1984). Perry's Chemical Engineers' Handbook (edisi ke-
Gavin Towler and R K Sinnott (2007). Chemical Engineering Design: Principles, Practice and
10