Вы находитесь на странице: 1из 7

RESUME

JURNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN LEMBAGA KEUANGAN

BANK DAN NON BANK

Disusun Oleh:

SAID ABDUL QODIR

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

STIE MUHAMMADIYAH

JAMBI
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. i
RESUME……………………………………………………………………………….. 1
A. Kinerja Lembaga Keuangan Bank Syariah Di Indonesia………………………. 1
B. Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro…………………………………. 2
C. Lembaga keuangan Islam Non Bank…………………………………………… 3
D. Kinerja Lembaga Keuangan Bank Syariah Di Indonesia………………………. 3
E. Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro…………………………………. 3
KESIMPULAN………………………………………………………………………… 4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 5
RESUME JURNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN LEMBAGA KEUANGAN
BANK DAN NON BANK
A. Peranan Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam
Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat
Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank (baik bank sentral, bank
umum konvensional, bank umum syariah, bank perkreditan rakyat konvensional, bank
perkrediran rakyat syariah) maupun lembaga keuangan bukan bank (asuransi, perusahaan
dana pensiun atau taspen, koperasi, pasar modal atau bursa efek, perusahaan anjak piutang
atau factoring , perusahaan modal ventura, pegadaian, perusahaan sewa guna usaha atau
leasing, perusahaan kartu kredit atau kartu plastik, pasar uang, perusahaan pembiayaan
infrastruktur, pembiayaan konsumen)
Peranan dari lembaga keuangan bank maupun non bank adalah:
a. Menghimpun dana masyarakat; Menyalurkan dana masyarakat; Pengalihan aset (assets
transmutation);
b. Likuiditas (liquidity);
c. Alokasi pendapatan (income allocation);
d. transaksi atau transaction.
Disamping itu peran lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan
bank yang sangat penting dalam memberikan distribusi keadilan kepada masyarakat antara
lain :
a. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekanisme pembayaran antar
pelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan (transmission role),
b. Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan
dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermedition role),
c. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mengurangi kemungkinan resiko
yang ditanggung pemilik dana penabung.
Faktor yang mendorong peningkatan peran lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan Bukan Bank dalam memberikan distribusi keadilan masyarakat, antara lain:
Besarnya peningkalan pendapatan masyarakat kelas menengah keluarga dan individu dengan
pendapatan yang cukup terutama dan kalangan menengah memiliki sejumlah bagian
pendapatan untuk ditabung setiap tahunnya; Pesatnya perkembangan industri dan teknologi :
Lembaga keuangan telah memperlihatkan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua
kebutuhan modal dan dana sektor industri yang biasanya dalam jumlah besar yang bersumber
dan para penabung; Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya
penabung kecil memperoleh akses.
Lembaga keuangan bank dalam perpektif sebagian masyarakat lebih memberikan
kesempatan untuk diakses jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bukan bank. Oleh
karena itu perlu ada kebijakan riil dan merata agar masyarakat mendapatkan akses yang
mudah untuk dapat berperan serta dan mengetahui fungsi lembaga keuangan bukan bank
dalam masyarakat.
Dengan pesatnya perkembangan industri dan teknologi, lembaga keuangan telah
memperlihatkan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan modal dan
dana sektor industri yang biasanya dalam jumlah besar dan bersumber dari para penabung,
oleh karena itu kedepan peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan agar terus mendorong
laju pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan bukan bank sejajar dengan lembaga
keuangan bank sehingga masyarakat dapat dimungkinkan agar mendapakan kesempatan yang
luas untuk mendapatkan akses keadilan dalam bidang ekonomi
B. Peranan Perbankan Bagi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Kepada Perbankan yang telah mengucurkan penyaluran dana kepada Lembaga
Keuangan Mikro, sebaiknya tidak melepaskan begitu saja. Artinya bahwa pengawasan atas
penggunaan dan pengembalian dana yang sudah dikucurkan tersebut, benar – benar sesuai
dengan yang diharapkan dan direncanakan sehingga Lembaga Keuangan Mikro dapat
berjalan dengan baik cash flow yang ada padanya. Cash Flow yang dapat dilihat pada
Lembaga Keuangan Mikro adalah aliran uang tunai yang masuk kepada Lembaga Keuangan
Mikro, dari anggota yang membayar kewajibannya serta aliran uang tunai keluar dari
Lembaga Keuangan Mikro karena harus membayar kewajiban atau memberikan pinjaman
kepada anggota.
Perhatian Lembaga Keuangan Mikro jangan hanya terfokus bagaimana Perbankan
memberikan sumber dana yang besar, tetapi juga harus memiliki pola dan cara pemasaran
yang baik untuk mengelola dana yang telah dikucurkan oleh perbankan. Beberapa cara
pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk tim pemasaran yang bertugas
untuk berkeliling mencari anggota atau pengusaha mikro yang membutuhkan data secara dor
to dor sekaligus melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada pihak yang akan menjadi
calon anggotanya.
C. Lembaga keuangan Islam Non Bank
Dalam perkembangan dewasa inilembaga keuangan syariah non bank berkembang
dan diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dalam tulisan ini disebabkan keterbatasan segala
sesuatu, maka dibatasi hanya dalam empat bentuk,yaitu:
1. Asuransi syariah
2. Baitul mal wa tamwil (BMT)
3. Koperasi syariah
4. Pengadaian syariah
Empat bentuk yang dikemukakan ini hanya sebagai contoh, masih ada dan banyak
lagi bentuk yang tidakdikemukakan. Masing-masing bentuk ini mulai dari landasan hukum,
prinsip yang dipakai, mekanisme pengelolaan, akad yang digunakan, sistem yang diterapkan,
produk yang dihasilkan, keuntungan yang diperoleh adalah berdasarkan kepada ajaran Islam
(syariah) dan ini puyla yang membedakanya dengan lembaga keuangan konvensional.
D. Kinerja Lembaga Keuangan Bank Syariah Di Indonesia
Menurut penelitian bahwa kinerja lembaga keuangan bank syariah selama 14 tahun
lamanya, terhitung sejak tahun 1998 sampai tahun 2012, tingkat perkembangan bank syariah
di Indonesia sangat luar biasa meningkat dengan sangat pesat, dengan rata-rata pertumbuhan
yaitu berkisar 45%-78% per tahun, tetapi sebaliknya pada tahun 2013 sampai pertengahan
tahun 2015 hasil yang didapatkan tidak sesuai yang diharapkan dan dicita-citakan, dimana
pangsa pasar bank syariah hanya 4,85% dibandingkan bank konvensional yang menjapai
95,15%.
E. Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan pengelola BKD dalam mengambil kebijakan, antara
lain:
Pemerintah dan pihak BKD perlu membenahi sistem agar mampu bersaing dengan
dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satuya dengan cara melakukan merger antar BKD
atau membentuk kantor pusat dan pembenahan sistem dimasing-masing unit sebagai kantor
cabang atau kantor unit.
Pemerintah dan pihak BKD perlu membenahi kembali program peningkatan
kemampuan internal baik sumberdaya manusia dan kecukupan modal terutama untuk BKD
yang belum efisien, sehingga lebih kompetitif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
penambahan modal dan meningkatkan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial
sumberdaya manusia yang dimiliki.
KESIMPULAN
Peran lembaga adalah menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana mayarakat;
pengalihan asset, likuiditas, alokasi pendapatan transaksi. Faktor yang mendorong
peningkatan peran lembaga keuangan dalam memberikan distribusi keadilan masyarakat,
antara lain: Besarnya peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah keluarga dan
individu dengan pendapatan yang cukup terutama dan kalangan menengah memiliki sejumlah
bagian pendapatan untuk ditabung setiap tahunnya.
Lembaga keuangan syari’ah merupakan instrumen penting dalam pembangunan
ekonomi Islam, dimana masyarakat atau negara tidak dapat mengabaikan kepentingan untuk
mendirikan lembaga-lembaganya. Terhitung sejak tahun 1991, keberadaan lembaga-lembaga
keuangan syari’ah Indonesia sejnis bank syari’ah (BMI dan BPRS) sebagai lembaga
perbankan alternatif yang bebas dari praktek pembangunan uang. Praktek serupa diikuti pula
oleh lembaga keuangan syari’ah non bank syaria’ah sejenis BMT, Asuransi Takaful, Unit
Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) dan koperasi Pondok Pesantren (Kopotren).
Kepada Perbankan yang telah mengucurkan penyaluran dana kepada Lembaga
Keuangan Mikro, sebaiknya tidak melepaskan begitu saja. Artinya bahwa pengawasan atas
penggunaan dan pengembalian dana yang sudah dikucurkan tersebut, benar – benar sesuai
dengan yang diharapkan dan direncanakan sehingga Lembaga Keuangan Mikro dapat
berjalan dengan baik cash flow yang ada padanya.
Perhatian Lembaga Keuangan Mikro jangan hanya terfokus bagaimana Perbankan
memberikan sumber dana yang besar, tetapi juga harus memiliki pola dan cara pemasaran
yang baik untuk mengelola dana yang telah dikucurkan oleh perbankan.
Pemerintah dan pihak BKD perlu membenahi sistem agar mampu bersaing dengan
dengan lembaga keuangan lainnya. Pemerintah dan pihak BKD perlu membenahi kembali
program peningkatan kemampuan internal baik sumberdaya manusia dan kecukupan modal
terutama untuk BKD yang belum efisien
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, Dian Indah. 2015. Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia.
Surakarta: STIE AAS Surakarta
Pramudia, Aditya. 2013. Peranan Perbankan Bagi Pengembangan Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Medan. Medan: STIE Medan
Susila, Ihwan. Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Syamsuir. 2015. Lembaga Keuangan Islam Non Bank . Batu Sangkar : STAIN Batu Sangkar
Wiwoho, Jamal. 2014. Peranan Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Вам также может понравиться