Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Kelompok 1 A
Diah Niati Putri Setyawati
Putri Sakinah Stephanie Dwi Hapsari
Titis Sukma P. Rosa Mayangsari
Komang Ayu Eka W. Ockta Yolanda
Nindi Novianti Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Puguh Priyo Romadhoni Ephysia Ratriningtyas
Oleh :
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas
Kelompok 1 A
NIP.197809122005021001 NIP.196606071988032010
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang terjadi baik ketika
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah,
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, dan merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular yang
ditargetkan untuk dilakukan tindakan pencegahan oleh para pemimpin dunia.
Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat, hal ini berkaitan dengan
meningkatnya status sosial, yang diikuti perubahan pola hidup menjadi kurang
sehat, seperti kurangnya latihan fisik (olah raga) dan pola makan tidak sehat,
sehingga terjadi obesitas dan faktor genetik yang menyebabkan resistensi insulin
berlanjut menjadi Diabetes Mellitus (WHO, 2017; Darmono, 2006).
Selama dekade terakhir, prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat
di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-
negara berpenghasilan tinggi. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada
tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari yang normal menyebabkan
tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian terjadi sebelum usia
70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh glukosa darah tinggi atau
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 lebih tinggi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan
tinggi (WHO, 2017).
Di Indonesia sendiri, pada tahun 2007 dan 2013 dilakukan wawancara
kepada warga di atas usia 15 tahun yang telah didiagnosis menderita Diabetes
Mellitus oleh Dokter atau yang selama satu bulan selama pengkajian mengalami
gejala-gejala Diabetes Mellitus yaitu Sering lapar, sering buang air kecil dengan
jumlah banyak, dan mengalami penurunan berat badan secara drastic. Didapatkan
hasil bahwa terjadi peningkatan dua kali lipat pada data di 2013 dibandingkan pada
tahun 2007. Pada Tahun 2013 di Jawa Timur sendiri terdapat 605.974 warga yang
telah terdiagnosa Diabetes Mellitus dan 115.224 orang yang memiliki gejala
Diabetes Mellitus.
Desa Karangwidoro terletak di wilayah Kecamatan Dau Kabupaten Malang
provinsi Jawa Timur dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah Utara berbatasan dengan desa Tegalweru dan Kelurahan Karangbesuki
Kodya Malang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Petungsewu
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Di sisi Selatan berbatasan dengan desa
Kucur dan Kalisongo, sedangkan di sisi Timur berbatasan dengan Kelurahan
Karangbesuki Kecamatan Sukun Kodya Malang. Suhu udara rata-rata antara 23-
24⁰C dengan ketinggian rata-rata dari permukaan air laut kurang lebih 600 m.
Di Desa Karangwidoro sendiri Diabetes masuk kedalam 10 besar penyakit
terbanyak pada tahun 2017, dan menempati posisi nomor empat dibawah ISPA,
Diare dan Hipertensi. Desa Karang Widoro terbagi atas 3 RW dan di RW 2
merupakan RW yang memiliki Prevalensi Diabetes yang paling banyak di desa
Karang Widoro. Terdapat 10 orang yang teridentifikasi menderita Diabetes Melitus
di RW 2, namun banyak warga yang memeliki resiko untuk mengidap penyakit
tersebut dikarenakan faktor resiko keluarga yang ada atau dikarenakan pola hidup
yang perlu untuk diperbaiki.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada agregat dewasa
dengan Diabetes melitus di wilayah RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
kabupaten Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Membangun kepercayaan dengan warga di wilayah RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
2. Melakukan pengkajian dan membuat analisa asuhan keperawatan untuk
RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
3. Menentukan masalah kesehatan asuhan keperawatan untuk RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
4. Menetapkan prioritas masalah asuhan keperawatan di RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
5. Menyusun rencana intervensi asuhan keperawatan komunitas terkait
masalah kesehatan warga di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
Kabupaten Malang.
6. Melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas terkait
masalah kesehatan warga di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
Kabupaten Malang.
7. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan komunitas terkait masalah warga
di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada masyarakat tentang perilaku
masyarakat untuk mengontrol diabetes melitus.
2. Belajar menjadi model profesioanal dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisis dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
1. Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang perilaku
mengontrol diabetes melitus.
2. Dapat dijadikan bahan penyuluhan bagi puskesmas pada masyarakat di
wilayah kerja puskesmas.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti/Core
a. Demografi
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, dan keyakinan. Data
demografi yang perlu dikaji dalam keluarga atau masyarakat adalah nama
anggota keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan,
pekerjaan, dan agama.
b. Nilai dan Kepercayaan
Bagian dari inti komunitas adalah nilai, keyakinan, dan praktik
keagamaan penduduk.Setiap komunitas bersifat unik dengan nilai, keyakinan,
dan praktik keagamaan yang mengakar pada tradisi dan secara kontinu
berkembang serta tetap eksis karena memenuhi kebutuhan masyarakat.
Semua kelompok etnik mempunyai nilai dan keyakinan yang berinteraksi
dengan sistem komunitas untuk mempengaruhi kesehatan warganya. Dalam
masyarakat ditanyakan keyakinan terhadap sehat dan sakit, tempat mereka
berobat dan usaha menyembuhkan sakit atau meningkatkan derajat
kesehatan.
c. Sejarah (History)
Sejarah dalam komunitas adalah terkait dengan sejarah masyarakat,
daerah yang terkait dengan kesehatan yang pernah dialami oleh
masyarakat.Tokoh masyarakat yang disegani yang mengetahui sejarah
daerah. Data sejarah yang perlu ditanyakan kepada keluarga adalah riwayat
anggota keluarga yang menderita ISPAC, cara penatalaksanaan, riwayat
pengobatan.
d. Vital Statistik
Data vital statistik meliputi angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan, penyakit penyebab kematian terbanyak dll.
2. Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan adalah salah satu subsistem yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
perlu ditingkatkan juga kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Data subsistem lingkungan yang perlu dikaji
adalah bahan utama bangunan, jumlah kamar tidur, jenis lantai, ventilasi
rumah, luas ventilasi,alat penerangan, kelembapan, dan masuk tidaknya
cahaya matahari.
b. Keamanan dan Transportasi
Di lingkungan tempat tinggal, tersediannya ambulan desa, tersedianya
kendaraan umum (Ojek, Angkot), tersediannya kendaraan pribadi (Mobil,
Sepeda Motor), tersediannya jalan pintas,penggunaan jalan umum, serta
kondisi jalan menuju layanan kesehatan
c. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat dan memantau apabila gangguan sudah terjadi.
Hal yang perlu dikaji dalam pelayanan kesehatan dan sosial adalah
ketersediaan tenaga kesehatan, jarak RS, ketersediaan klinik dan gawat
darurat, mencari pelayanan kesehatan, jarak puskesmas, dan adanya jaminan
kesehatan.
d. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas perlu diketahui apakah sudah
mencukupi dengan standar yang ada, sehingga upaya pelayanan kesehatan
yang diberikan dapat efektif.Yang perlu dikaji adalah jenis pekerjaan warga
sekitar, jumlah penghasilan rata-rata keluarga tiap bulan, ketersediaan
lapangan kerja, jumlah pengeluaran rata-rata yang dikeluarkan dalam sehari,
adakah alokasi simpanan dana untuk kesehatan, status kepemilikan rumah,
kepemilikan asuransi kesehatan.
e. Pendidikan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan penting dalam pengkajian karena
untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga sekitar tentang penyakit
hipertensi. Yang perlu dikaji dalam subsistem pendidikan atau tingkat
pengetahuan yaitu, pengetahuan umum tentang penyakit hipertensi seperti,
pengertian, tanda dan gejala penyakit, komplikasi, pencegahan dan
pengobatan.
f. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan untuk
menunjang kesehatan warga sekitar. Di masyarakat yang perlu dikaji adalah,
adanya jadwal pelaksana kegiatan PKK, rutinitas kegiatan PKK, program
PKK, tersedianya kader-kader kesehatan tiap RT, rutinitas kegiatan kader
untuk menunjang kesehatan di masyarakat, serta keterlibatan warga dalam
kegiatan pemerintah.
g. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam
menerima informasi terutama terkait dengan kesehatan. Sarana komunikasi
apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan kesehatan (misalnya: televisi, radio, koran, atau
leaflet yang diberikan kepada komunitas). Dalam subsistem komunikasi yang
perlu dikaji adalah penggunaan alat komunikasi (telepon, handphone, tv,
radio, koran dll), ketersediaan tempat untuk kegiatan bersama warga, antusias
warga dalam mendapatkan informasi kesehatan.
h. Rekreasi
Rekreasi disekitar daerah apakah terdapat masalah atau dapat
menimbulkan masalah kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Yang
perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah ketersediaan fasilitas bermain
anak-anak dan bentuk rekreasi yang sering dilakukan.
C. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier
yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan
diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini
meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas
sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,
menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
D. Implementasi (Pelaksanaan)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
yaitu:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap
suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi
dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit
atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
E. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
asuhan keperawatan
52% 48%
Usia
0-5 tahun
6-15 tahun 12% 7%
16-21 tahun 15%
22-59
≥60 tahun 7%
57%
Agama
Islam
Kristen
100%
Katolik
Berdasarkan hasil literature review dari data desa di RW 2 Desa
Karang Widoro 100 % warga beragama Islam.
d. Pendidikan
Pendidikan
24%
1% 52%
7%
15%
SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
Tidak Tamat SD
3.2.2 Core
1. Demografi Sample
a. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
46% Laki-laki
54% Perempuan
Usia
15%
25%
16-21 tahun
22-59 tahun
≥60 tahun
60%
Pendidikan
1%
8%
25%
15% Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
51%
Agama
Islam
Kristen
100%
Katolik
12% Hipertensi
DM
Asam Urat
84% Stroke
10%
Tinggi
30% Sedang
60% Rendah
Sikap Penderita DM
30%
Sikap positif
Sikap Negatif
70%
30%
Tidak Pernah
Pernah
70%
Tidak Pernah
Pernah
100%
Tidak Pernah
40%
1-3 kali seminggu
60% >3 kali seminggu
Tidak Pernah
40%
1-3 kali seminggu
60%
>3 kali seminggu
10%
Teratur
Tidak Teratur
90%
10%
20%
Tidak Pernah
≤1 bulan sekali
>1 bulan sekali
70%
Tidak Pernah
50% 50%
Pernah
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 warga didapatkan hasil 38%
(91 orang) mengonsumsi makanan tinggi gula 1-3 kali seminggu dan 62% (149
orang) mengonsumsi gula >3 kali seminggu.
12. Perilaku Latihan Fisik pada Warga
0 kali seminggu
1-3 kali seminggu
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 warga didapatkan hasil 88%
(210 orang) tidak pernah melakukan latihan fisik minimal 15 menit, 10% (25 orang)
melakukan latihan fisik 1-3 kali seminggu, dan 2% (5 orang) melakukan latihan
fisik lebih dari 3 kali seminggu.
6%
Tidak Pernah
≤1 bulan sekali
>1 bulan sekali
92%
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 watga didapatkan hasil 2% (5
orang) melakuan pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, 6% (15 orang)
melakukan pemeriksaan glukosa darah ≤1 bulan sekali, dan 92% (220 orang) tidak
pernah melakukan pemeriksaan glukosa darah.
3. Suku dan Budaya
a. Bahasa Sehari-hari yang Digunakan
Hasil pengkajian tentang bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat di
wilayah RW 02 sebagai berikut.
Bahasa Sehari-hari
Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
100%
b. Suku
Kependudukan
1%
Jawa
100% Luar Jawa
4. History
Desa Karangwidoro berada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang
awalnya kondisinya perhutanan dan tidak ada rumah. Perkembangan selanjutnya
wilayah tersebut terdapat rumah-rumah, yang awalnya terdapat 11 RT kemudian
menjadi 12 RT.
a. Riwayat Diabetes Melitus
Riwayat DM
Tidak ada
50% 50%
ada
Berdasarkan hasil survei pada 240 warga, didapatkan hasil 50% orang memiliki
riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus.
3.2.3 Subsistem
1. Ekonomi
a. Keikutsertaan Jaminan Kesehatan/JKN
Keikutsertaan JKN
12%
ya
88%
tidak
Pekerjaan
4% petani
pedagang
25%
50% pns
10% buruh
5%
6% wiraswasta
lain-lain
c. Penghasilan
Penghasilan
17%
>2 juta
83%
<2 juta
2% 6% Rumah Sakit
29% 11% Puskesmas
Dokter
52% Bidan
Beli obat sendiri
83%
Penyuluhan kesehatan
12%
Pernah
b. Pemberi Penyuluhan
Pemberi penyuluhan
kesehatan
1%
0%
Mahasiswa
Puskesmas
Kader
99%
c. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan
2%
98%
Poster Leaflet
Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa 98% (235 orang)
mendapat media penyuluhan berupa leaflet dan 2% (5 orang) mendapat media
penyuluhan berupa poster.
• Wawancara :
5. Lingkungan Fisik
Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RW 02 Desa Karangwidoro
didapatkan hasil sebagai berikut :
Survei
Kondisi lingkungan rumah
1. Jenis lantai
Jenis lantai
2%
keramik
27%
ubin
71%
tanah
2. Ventilasi rumah
Ventilasi
4%
Ada
Tidak Ada
96%
sumber air
0%
PDAM
HIPAM
100%
sarana MCK
100%
WC pribadi
Pembuangan Sampah
18%
Dibuang di TPS
82% Dibakar
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 240 KK, frekuensi
terbanyak membuang sampah dengan cara dibuang di TPS sebanyak 196
KK(82%), dibakar sebanyak 44 KK (18%)
6. Keamanan Transportasi
a. Alat transportasi
Hasil survey yang dilakukan di RW 02 tentang transportasi dapat diketahui
bahwa alat transportasi yang digunakan masyarakat bervariasi. Masyarakat
menggunakan alat transportasi motor dan mobil untuk menuju ke pelayanan
kesehatan. Jarak yang perlu ditempuh untuk menuju ke pelayanan kesehatan
cukup jauh, sehingga mayoritas masyarakat menggunakan mobil atau
menggunakan motor yang dipinjami oleh warga sekitar.
b. Keamanan
Berdasarkan observasi secara langsung, kondisi jalan di RW 02 baik,
sebagian telah beraspal dan sebagian masih beralas tanah. Kondisi jalan cukup
sepi sehingga tidak beresiko tinggi terjadi kecelakaan. RW 02 Karangwidoro
memiliki siskampling sebagai penjaga keamanan yang rutin dan terjadwal dengan
sistem pengamanan malam hari tanpa adanya portal akan tetapi akhir-akhir ini
siskampling tidak berjalan.
7. Rekreasi
a. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara dari ketua RW didapatkan jika di wilayah RW
02 tidak ada tempat rekreasi..
b. Jenis Rekreasi
Jenis Rekreasi
8%
Rekreasi alam
92% nonton TV
Data Sekunder:
a. Penyakit terbanyak di RW 2 adalah 80% hipertensi, 15% diabetes melitus, 3% asam urat, dan
2% stroke
b. 88% warga RW 2 tidak memiliki jaminan kesehatan
3.5 Web Of Causation
Lingkungan Gaya Hidup
Pelayanan Kesehatan
b. Preventif Sekunder
b. Preventif Sekunder (target:
NIC: Identifikasi Risiko
60%)
1. Pemeriksaan Kesehatan
NOC: Kontrol Risiko Penderita
Keluarga
Diabetes
1. Keluarga setuju untuk • Lakukan pemeriksaan
berpartisipasi dalam kesehatan keluarga
(pengukuran BB, TB,
pemeriksaan gula darah dan Tekanan darah, dan gula
tekanan darah sebesar 80% darah).
2. Mengikuti pemeriksaan • Lakukan konseling
glukosa darah rutin untuk mengenai hasil
monitoring kesehatan pemeriksaan kesehatan.
• Psikomotor
Target pemeriksaan rutin • Monitoring hasil
60% pengukuran BB, TB, TD,
dan gula darah tiap
kunjungan ke keluarga.
• Menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
rutin ke tenaga
kesehatan (TD dan gula
darah).
2. Senam keluarga
• Mengajarkan praktek
senam kaki
• Mengevaluasi
kemampuan dan
kemandirian senam kaki.
• Berdiskusi dengan
keluarga untuk membuat
jadwal pelaksanaan
senam kaki untuk
monitoring.
2. Perilaku Cenderung Setelah dilakukan tindakan a. Preventif Primer (target: 80%) a. Preventif Primer
Berisiko terhadap keperawatan selama 3 NOC: Orientasi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
Diabetes Mellitus minggu, pengetahuan 1. Meningkaatkan pengetahuan 1. Pendidikan Kesehatan
masyarakat umum masyarakat terkait konsep Komunitas
mengenai penyakit diabetes mellitus (faktor • Mengkaji pengetahuan
diabetes meningkat 80% penyebab, tanda dan gejala, klien tentang konsep
dan meningkatkan manajemen, komplikasi dan diabetes mellitus,
manajemen pencegahan pencegahan) meliputi:
resiko diabetes mellitus • Target 80% - Faktor penyebab DM
60% • Selisih skor dari pre ke - Tanda dan gejala DM
post mencapai 20% - Komplikasi DM
1. Meningkatkan jumlah - Manajemen DM
masyarakat yang - Senam kaki
mendapatkan informasi • Berikan informasi
megenai diabetes mellitus mengenai diabetes.
(60%). • Lakukan evaluasi
terhadap pengetahuan
klien tentang konsep
diabetes mellitus.
Sekunder
1 Pemeriksaan 1. Keluarga setuju Keluarga Pemeriksaan tekanan Minggu ke-3 Leafleat, 1. Diah N. Rp
Kesehatan untuk binaan darah, pemeriksaan profesi tensi dan 2. P. 540.000,-
Keluarga berpartisipasi gula darah dan (9 Juli-15 Juli stetoskop, Sakinah
dalam
konsultasi kesehatan 2018) alat cek 3. Titis S.
pemeriksaan
glukosa darah dan GD, 4. Komang
tekanan darah antropom 5. Nindi
(80%) etri 6. Puguh
2. Keluarga 7. P.
mengikuti Setyawati
pemeriksaan 8. Stephanie
glukosa darah
9. Rosa M.
rutin untuk
memonitoring 10. Ockta Y.
kesehatan ( 60%) 11. Ni Luh
Putu
12. Ephysia
2 Pemeriksaan 1. Menyekrining Warga RW 02 Pemeriksaan tekanan Tanggal: 29 Leafleat, Ockta Rp
Kesehatan kesehatan darah, pemeriksaan Juli 2018 tensi dan 540.000,-
Komunitas masyarakat gula darah dan Waktu: 08.00 stetoskop,
• Kehadiran
• Pemeriksaan konsultasi kesehatan WIB alat cek
masyarakat
tekanan Tempat : GD,
60% dari total
darah masyarakat Balai Desa antropom
• Pemeriksaan Karangwidoro etri
antropometri
• Pemeriksaan
gula darah
• Konseling
kesehatan
2. Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 21 Juli speaker, Titis Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Rabu, 25 Juli speaker, Komang Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% senam
Tempat :
Balai desa
Karangwidoro
Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 28 Juli speaker, Ayu Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 28 Juli speaker, Ayu Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Preventif Tersier
1 Senam Kaki Meningkatkan Keluarga Demo praktik senam Minggu ke-5 Koran 1. Diah N. Rp 20.000,-
Diabetes aktivitas fisik senam Binaan kaki profesi atau 2. P.
kaki (23-29 Juli kertas Sakinah
• Psikomotor
2018) bekas 3. Titis S.
(keteraturan)
Target 60% 4. Komang
• Kemandirian 80% 5. Nindi
6. Puguh
7. P.
Setyawati
8. Stephanie
9. Rosa M.
10. Ockta Y.
11. Ni Luh
Putu
12. Ephysia
2 Konseling dan 1. Keteraturan Warga RW 02 Konseling pengobatan Tanggal: 29 Leaflet 1. Diah N. Rp
Pemberian konsumsi obat secara umum dan pembuatan terapi Juli dan jus 2. P. 540.000,-
Terapi Jus farmakologi (konseling) jus tomat dan timun Waktu: 08.00 timun Sakinah
(target peserta
Timun dan dan serta pemberian jus WIB tomat 3. Titis S.
yang teratur
Tomat minum obat 80%). timun dan timun Tempat : 4. Komang
2. Keteraturan Balai Desa 5. Nindi
Dilakukan konsumsi obat Karangwidoro 6. Puguh
dalam herbal (target 7. P.
program peserta yang Setyawati
pemeriksaan teratur minum 8. Stephanie
obat 80%).
kesehatan 9. Rosa M.
3. Melaporkan gejala
yang dialami dan 10. Ockta Y.
melaporkan obat 11. Ni Luh
habis kepada Putu
tenaga kesehatan 12. Ephysia
(60%)
1 Konseling dan 1. Keteraturan Penderita DM Konseling pengobatan Minggu ke-4 Leaflet 13. Diah N. Rp
Pemberian konsumsi obat atau keluarga dan pembuatan terapi (16-22 Juli) dan jus 540.000,-
farmakologi
Terapi Jus (target peserta binaan jus tomat dan timun timun 14. P.
Timun dan yang teratur (konseling dan serta pemberian jus tomat Sakinah
Tomat minum obat 80%). pemberian jus) timun dan timun 15. Titis S.
2. Keteraturan
16. Komang
konsumsi obat
herbal (target 17. Nindi
peserta yang 18. Puguh
teratur minum 19. P.
obat 80%). Setyawati
3. Melaporkan gejala 20. Stephanie
yang dialami dan 21. Rosa M.
melaporkan obat
22. Ockta Y.
habis kepada
tenaga kesehatan 23. Ni Luh
(60%) Putu
24. Ephysia
Masalah Diagnosa Rencana
a. 60% memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengenai diabetes melitus. 30% Ketidakefektifan Dengan menerapkan
memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 10% memiliki pengetahuan Manajemen Kesehatan program-program
rendah. berhubungan dengan sebagai berikut:
b. 70% penderita DM tidak pernah mencari informasi mengenai diabetes pengelolaan Diabetes
• Senam Dabes
melitus Mellitus
c. 100% penderita DM tidak pernah mengikuti penyuluhan mengenai diabetes • Pengobatan alami :
melitus pengobatan dengan
d. 30% penderita DM memiliki sikap negatif mengenai diabetes melitus konsumsi jus timun
e. 40% penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula >3 kali dan tomat.
seminggu dan 60% penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi
gula 1-3 kali seminggu.
f. 60% penderita DM tidak pernah melakukan latihan fisik minimal 15
menit/hari dan 40% melakukan latihan fisik 1-3 kali per minggu.
g. 90% penderita DM tidak mengonsumsi obat secara teratur
h. 20% penderita DM tidak pernah melakukan pemeriksaan glukosa darah,
10% melakukan
i. pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, dan 70% ≤1 bulan sekali
j. 50% penderita DM tidak pernah melakukan perawatan kaki
a. Tidak terdapat Posbindu-PTM di Desa Karangwidoro Perilaku kesehatan Dengan menerapkan
b. Tidak pernah ada penyuluhan mengenai diabetes melitus di Desa cenderung beresiko program-program
Karangwidoro sebagai berikut:
c. Penyakit terbanyak di RW 2 adalah 80% hipertensi, 15% diabetes melitus,
• Pemeriksaan
3% asam urat, dan 2% stroke
Kesehatan mengenai
d. 88% warga RW 2 tidak memiliki jaminan kesehatan
Diabetes Mellitus :
Pemeriksaan TD,
antropometri, dan cek
gula darah
• Pendidikan
Kesehatan :
Mengenai diabetes
melitus dan
hipertensi (konseling
individu pada saat
pemeriksaan
kesehatan)
3.8 IMPLEMENTASI
A :Masalah teratasi
P :Hentikan intervensi
1 Minggu ke-3 S:
9 – 15 Juli 2018 Sebagian besar keluarga
(90%) menyatakan sudah
melakukan manajemen
DM (Aktifitas 60%, diet
60%, pemeriksaan 60%,
obat 50%)
O:
• Rata-rata nila pre-test
10 keluarga adalah
51%
• Rata-rata nila pre-
test 10 keluarga adalah
83%
A: Masalah Teratasi
P: lakukan KIE untuk
meningkatkan
pengetahuan
2) Pemeriksaan Kesehatan
No Diagnosa Tanggal, Waktu Evaluasi
2 Tanggal: 29 Juli S :
Waktu: 08.00 WIB 30 orang peserta yang hadir
menyatakan puas dengan
dilakukannya pemeriksaan
kesehatan di desa , 10 tidak puas
karena tidak adanya pemberian
obat kimia yang dapat diberikan
dan pemeriksaannya kurang
lengkap (asam urat dan kolestrol)
O :
Peserta antusias dalam
melakuksan pemeriksaan
disetiap stase pemeriksaan yang
diukur dari 80% peserta
pemeriksaan kesehatan gratis
datang mengikuti kegiatan
pemeriksaan dimana dari 50
peserta yang ditargetkan,
sebanyak 40 peserta datang
untuk mengikuti pemeriksaan
kesehatan
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervansi
3) SENAM
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, didapatkan hasil rata-rata preventif primer
adalah 84% dengan target sebesar 80, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif
primer tercapai. Rata-rata preventif sekunder didapatkan sebesar 88% dengan target
sebesar 60%, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif sekunder memenuhi
target. Kesimpulan yang didapatkan bahwa diagnosis pertama, Perilaku cenderung
Beresiko, tercapai.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan di RW 02 Kecamatan
Dau, Malang yang dilaksanakan pada 25 Juni 2018 sampai 11 Agustus 2018, sebagai
berikut:
5.1 Kesimpulan
1. Pada diagnosis Ketidakefektifan manajemen kesehatan pengelolaan Diabetes
Melitus disimpulkan sudah teratasi sebagian. Hal ini dibuktikan dengan ketercapaian
semua preventif, kecuali preventif tersier (preventif primer 91,5%, preventif sekunder
100%, preventif tersier 56,8%)
2. Pada diagnosis Perilaku cenderung Beresiko disimpulkan sudah teratasi.
Ketercapaian diagnosis dapat dilihat berdasarkan ketercapaian preventif primer dan
sekunder (preventif primer 84% dan preventif sekunder 88%).
5.2. Saran
1. Untuk Puskesmas
Sebaiknya diadakan kegiatan rutin tentang penyuluhan kesehatan sebagai upaya
pencegahan primer sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran warga
akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum terlambat. Selain itu perlu adanya deteksi
dini kesehatan yang dilakukan oleh petugas untuk mengurangi perilaku beresiko pada
warga sehingga dapat menjadi salah satu upaya preventif sekunder terhadap kejadian
penyakit–penyakit yang disebabkan oleh karena perilaku beresiko yang dilakukan warga.
Puskesmas perlu mengadakan program untuk pemberdayaan masyarakat dengan
mengikutsertakan peran aktif kader untuk mendeteksi dini kesehatan warga, meneruskan
terkait kegiatan yang telah dilakukan (senam DABES, dan konsumsi jus timun, tomat)
sehingga kader dapat ikut berperan langsung dan membantu mensukseskan program dari
puskesmas. Konsumsi jus timun tomat sebagai salah satu contoh alternative yang bisa
digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Anderson & McFarlane. 2001. Community As Partner Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins
Clark. 1999. Nursing In The Community Dimensions of Community Health Nursing.
Stamford: Appleton & Lange
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrain RI:
Situasi dan Analisis DIABETES. Jakarta: Kementrain Kesehatan RI.
Linggardini & Isnaini. 2015. Deteksi Dini Diabetes Mellitus Melalui Pengecekan Glukosa
Darah Sewaktu dan Indeks Massa Tubuh Warga Aisyiah Ranting Karang Talun
Kidul. Jakarta: Jurnal Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
Rejeki, Martha Sri Wulaning & Wirawanni, Yekti. 2015. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun
Dan Tomat Terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial Perempuan Overweight
Dan Obesitas. Jakarta: journal of nutrition college.
Safitri, Inda Nofriani. 2013. Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Ditinjau dari Locus
of Control. Malang: Jurnal Psikologi Terapan.
LAMPIRAN 1
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas dan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Dau RW 02 Desa Karangwidoro Kabupaten Malang
Yang dibimbing oleh Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kom.
Oleh :
Kelompok 1 A
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas
Diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang terjadi baik ketika pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah, atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, dan merupakan salah
satu dari empat penyakit tidak menular yang ditargetkan untuk dilakukan tindakan
pencegahan oleh para pemimpin dunia. Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat,
hal ini berkaitan dengan meningkatnya status sosial, yang diikuti perubahan pola hidup
menjadi kurang sehat, seperti kurangnya latihan fisik (olah raga) dan pola makan tidak
sehat, sehingga terjadi obesitas dan faktor genetik yang menyebabkan resistensi insulin
berlanjut menjadi Diabetes Mellitus (WHO, 2017; Darmono, 2006).
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada
tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta orang pada tahun 1980. Prevalensi global
(usia standar) diabetes meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari
4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Menurut WHO pada tahun 2017
sekitar 150 juta orang menderita diabetes mellitus di seluruh dunia, dan jumlah ini
mungkin meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. Hal ini mencerminkan peningkatan
faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Selama dekade terakhir,
prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. Diabetes
menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari yang
normal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian
terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh glukosa
darah tinggi atau diabetes yang terjadi sebelum usia 70 lebih tinggi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi
(WHO,2017).
Divisi Konsumsi
Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Ruangan kondusif untuk kegiatan MMRW.
b. Media dan materi tersedia dan memadai.
c. Peserta yang hadir sebanyak 50% yaitu sebanyak 20 orang dari 40 undangan
yang disebar ke masyarakat.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan hasil pengkajian dengan
seksama
b. Peserta aktif dan antusias selama proses diskusi berlangsung
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam menyampaikan
pendapatnya terkait program yang akan diselenggarakan.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menerima dan memahami permasalahan yang terjadi di RW
02, Desa Karangwidoro
b. Didapatkan rencana kegiatan yang telah disepakati antara mahasiswa dan
peserta MMRw.
Saran :
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas
Kelompok 1A
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan warga RW 02 Desa Karangwidoro kecamatan Dau
dengan melakukan program senam diabetes
Divisi PDDM
Banner Kesehatan Rp. 45.000,-
2. Persiapan
2 Pembukaan 3. Salam pembuka Menjawab salam 5 menit
4. Perkenalan Bekerjasama
5. Perkenalan sebelum
senam …. pelaksanaan senam
3. Evaluasi Proses
a. Seluruh peserta mengikuti kegiatan senam dabes mulai dari awal hingga akhir
acara.
b. Terdapat pelaksanaan kegaiatan senam yang dimulai terlambat dari waktu
seharusnya dikarenakan peserta senam tidak hadir tepat waktu.
2..8.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menirukan dan menghafalkan gerakan senam dabes dari
instruktur senam
b. Peserta mengatakan puas dengan adanya kegiatan senam dabes yang di adakan
oleh mahasiswa
a. Latihan pemanasan
Sebelum masuk ke dalam gerakan inti, sebaiknya lakukan pemanasan.
Berikut ini tujuan pemanasan :
1) Adaptasi jantung terhadap seluruh kegiatan senam
2) Memperbaiki jaringan pembuluh darah dan otot yang telah berubah posisinya
3) Melancarkan perdarahan darah
4) Memperbaiki sistem syaraf dalam tubuh terutama bagian tulang punggung yang
merupakan kumpulan jutaan syaraf
5) Melemaskan otot-otot tubuh agar bisa relaksasi
a) Gerakan 1 : badan tegap dengan sikap sempurna
b) Gerakan 2 : kaki berjinjit satu dan dua tangan disimpan dipinggang
c) Gerakan 3 :
(1) Salah satu kaki tarik ke belakang
(2) Kepalkan kedua tangan simpan diatas dada dan pinggang
(3) Lakukan gerakan jalan ditempat dengan ayunan tangan
Gerakan 3 bermanfaat menyiapkan kondisi tubuh baik secara fisiologis
dan psikologis sehingga dapat melakukan senam dengan baik dan benar.
Gerakan dimulai dengan kaki kanan dan hitungan jantung pada kaki kanan.
d) Gerakan 4 :
(1) Simpan tangan yang terlentang diatas dada
(2) Tundukkan kepala
Gerakan 4
bermanfaat untuk mengatur nafas secara perlahan dan bertahap agar paru-paru
dan jantung bekerja dengan baik selama berlatih. Gerakan dilakukan dengan
jalan ditempat sementara tangan di rentangkan dari bagian samping tubuh ke atas
lalu berakhir di dada sementara kepala masih dalam posisi menunduk.
e) Gerakan 5 :
(1) Satu tangan direntangkan sementara tangan yang lain disimpan di dada
(2) Kepala menoleh bergantian ke kanan dan kiri. Manfaat gerakan tersebutuntuk
melenturkan persendian otot bagian kiri dan kanan
f) Gerakan 6 :
(1) Kepala dimiringkan ke kanan dan ke kiri
(2) Kedua tangan disimpan dipinggang
(3) Jalan ditempat
Manfaat gerakan melatih dan melenturkan persendian otot kepala
g) Gerakan 7 :
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri 1 langkah
(2) Tangan mengepal di sisi badan
(3) Bahu diangkat dan diputar ke belakang
Manfaat gerakan untuk melenturkan persendian otot bahu, pinggang bagian atas
dan dada
h) Gerakan 8 :
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri 2 langkah
(2) Tangan mengepal di sisi badan
(3) Bahu diangkat bergantian ke kanan dan ke kiri
Manfaat gerakan untuk melenturkan persendian otot bahu
i) Gerakan 9
(1) Langkahkan kaki ke depan 1 langkah
(2) Kepalkan tangan dan simpan di dada
(3) Tarik ke atas dan ke bawah
Gerakan 9
Bermanfaat untuk melenturkan persendian otot bahu dan punggung bagian atas
j) Gerakan 10
(1) Langkahkan kaki ke samping kanan dan kiri sebanyak 2
langkah
(2) Tangan direntangkan kedepan dan ke kanan atau kiri
(3) Gerakan kepala ke kanan dan ke kiri secara bergantian
Gerakan 10 bermanfaat untuk melenturkan persendian otot bahu.
k) Gerakan 11
(1) Angkat tangan ke depan
(2) Satu kaki melangkah ke depan dan kaki yang lain mundur
(3) Lakukan secara brgantian
Gerakan 11
Bermanfaat untuk menguatkan otot lengan
l) Gerakan 12
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri bergantian
(2) Kedua tangan membentuk sudut 90 derajat
Gerakan 12 bermanfaat untuk melatih koordinasi otot-otot lengan, bahu, dan kaki
m) Gerakan 13
(1) Langkahkan kaki ke samping kanan dan kiri bergantian
(2) Bedua tangan simpan di depan
(3) Lakukan gerakan
Membuka dan menutup bergantian
Gerakan 13
Bermanfaat untuk menguraikan otot dada dan bahu
n) Gerakan 14
(1) Posisi awal
(2) Kedua siku ditekuk dan telapan tangan mengepal di sisi pinggang
(3) Dorong kaki kanan dan kedua lengan ke belakang kemudian dilanjutkan dengan
kaki kiri
Gerakan 14
Bermanfaat untuk melenturkan dan mengkoordinasikan persendian otot lengan
dan paha bagian belakang
o) Gerakan 15
(1) Kaki tangan diangkat ke atas
(2) Kaki kanan serong ke kanan depan secara bergantian
Gerakan 15
Bermanfaat untuk melenturkan dan mengkoordinasikan otot bahu, tangan
dan tungkai
p) Gerakan 16
(1) Ayunkan kedua lengan bersamaan
(2) Tangan kanan lurus disisi bahu kanan
sejajar dengan bahu dan tangan kiri lurus sejajar dengan bahu
(3) Kaki kanan diangkat kemudian seterusnya
Gerakan 16
Bermanfaat untuk melenturkan, mengkoordinasikan otot-otot bahu dan tubuh
bagian atas serta lutut
q) Gerakan 17
(1) Tubuh kanan dicondongkan kearah kanan
(2) Tubuh kanan seperti menyentuh tumit kaki kanan
(3) Begitupun dengan sebelah kiri
Gerakan 17
Bermanfaat untuk merenggangkan lengan sisi tubuh dan paha bagian dalam
r) Gerakan 18
(1) Kaki dibuka
(2) Lutut sedikit ditekuk
(3) Ayunkan tangan kanan serong ke arah kiri
Gerakan 18
bermanfaat untuk melenturkan otot kanan
s) Gerakan 19
(1) Kedua kaki terbuka
(2) Kedua tangan disamping kepala sejajar dengan bahu
(3) Putar sisi tubuh kearah kanan dan kiri bergantian
Gerakan 19 bermanfaat untuk melenturkan sisi tubuh
t) Gerakan 20
Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
1. Tempat dilaksanakan senam sudah ditentukan h-7 pelaksanaan senam dan
mendapat izin dari kepala desa Karang Widoro.
2. Sarana dan prasarana yang tersedia memadai untuk kegiatan senam
dabes.
3. Pelatih senam telah mendapat video gerakan senam sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1. Seluruh peserta mengikuti kegiatan senam dabes mulai dari awal hingga akhir
acara.
2. Terdapat pelaksanaan kegaiatan senam yang dimulai terlambat dari waktu
seharusnya dikarenakan peserta senam datang terlambat.
c. Evaluasi Hasil
Saran :
2.1. Penambahan durasi, gerakan dan musik senam agar lebih menarik.
2.2. Kegiatan senam dapat diteruskan dan dilaksanakan rutin.
Malang, 8 Agustus 2018
Ketua Kelompok
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas dan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Dau RW 02 Desa Karangwidoro Kabupaten Malang
Yang dibimbing oleh Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kom.
Oleh :
Kelompok 1 A
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas
1. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat di gunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan didalam darah
dan menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi kekurangan
glukosa yang sangat di butuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Izzati &
Nirmala, 2015).
Diabetes Melitus terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II. Individu yang
menderita diabetes melitus tipe I memerlukan suplai insulin dari luar (eksogen insulin),
seperti injeksi untuk mempertahankan hidup. Tanpa insulin pasien akan mengalami
diabetik ketoasidosis, kondisi yang mengancam kehidupan yang di hasilkan dari
asidosis metabolik. Individu dengan diabetes melitus tipe II resisten terhadap insulin,
suatu kondisi dimana tubuh atau jaringan tubuh tidak berespon terhadap aksi dari
insulin. Sehingga individu tersebut hanya selalu menjaga pola makan, mencegah
terjadinya hipoglikemi atau hiperglikemi dan hal tersebut akan berlangsung secara
menerus sepanjang hidupnya (Izzati & Nirmala 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), meskipun termasuk terbesar dalam
jumlah penderita diabetes. Diatasnya adalah negara India, negara yang sedang
berkembang, Indonesia menempati urutan keempat China dan Amerika dengan
prevalensi 8,6% dari total penduduk. Pada tahun 2006, di Indonesia di perkirakan
terdapat 14 juta orang dengan diabetes, tetapi baru 50% yang sadar mengidapnya. Dan
diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat secara teratur (Nasriati, 2013).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi diabetes
yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 2,1% dimana prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5%,
Sulawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur 2,3% (Muflihatin, 2015). Meningkatnya
jumlah penderita diabetes melitus dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang
salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya aktivitas fisik,
proses menua, kehamilan, perokok dan stres (Muflihatin, 2015).
Karang Widoro merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Di RW 2 Desa Karang Widoro terdapat 5% warga dengan penyakit Diabetes
Mellitus. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10 penderita Diabetes, didapatkan
hasil pengetahuan pasien dengan kategori tinggi sebesar 30% dan 70% pada kategori
pengetahuan sedang. Dengan adanya data tersebut, maka perlu diberikan intervensi
keperawatan brupa kegiatan pemeriksaan Gratis untuk mencegah dan mengontrol
Diabetes Mellitus.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Pemeriksaan Gratis di RW 02 Desa Karang Widoro
diharapkan menjadi sarana skrining Diabetes Mellitus bagi warga RW 02 sehingga
menjadi upaya pencegahan serta kontrol gula darah pada penderita Diabetes.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam Pemeriksaan Gratis di RW 02 Desa Karang Widoro
ini adalah sebagai berikut:
- Melakukan skrining DiabetesMellitus bagi warga RW 02 Desa Karang Widoro
- Mengetahui kadar gula darah pada warga RW 02 Desa Karang Widoro
- Mengontrol gula darah sebagai upaya preventif dan promotif di RW 02 Desa
Karang Widoro
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
1. Nama Kegiatan
Pemeriksaan Kesehatan pada warga RW 02 Desa Karangwidoro
5. Susunan Kepanitiaan
Ketua Pelaksanaan :
- Ephysia Ratriningtyas
Divisi Acara :
- Komang Ayu Eka W
- Rosa Mayangsari
Divisi kestari :
- Putri Sakinah
- Putri Setyawati
Divisi PDDM :
- Ni Luh Putu Ayu Prasiska
- Titis Sukma
Divisi Perlengkapan :
- Puguh Priyo R.
- Ockta Yolandha
Divisi Humas :
- Stephanie Dwi H.
Divisi Konsumsi :
- Nindi Novianti
- Diah Niati
6. Anggaran Dana
Divisi Acara dan Materi
Divisi Konsumsi
7. Kritria Evaluasi
Evaluasi Struktur
c. Ruangan kondusif untuk kegiatan pemeriksaan
d. Alat periksa tersedia dan memadai.
e. Peserta yang datang adalah warga RW 02 Desa Karangwidoro
Evaluasi Proses
1) Peserta antusias untuk dilakukan pemeriksaan
2) Peserta aktif bertanya pada saat konseling
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan
Evaluasi Hasil
1) 50% warga datang dan mengatakan puas dengan kegiatan pemeriksaan
kesehatan gratis
BAB III
PENUTUP
Evaluasi :
d. Evaluasi Struktur
a. Pemeriksaan berlangsung kondusif
b. Alat periksa tersedia, mulai dari tensimeter , alat glukometer, dan alat antropometri
c. Peserta pemeriksaan kesehatan yang datang sejumlah 40 orang .
e. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir sejumlah 40 orang
b. Peserta banyak menanyakan terkait keluhan yang sedang dialami
c. Pelaksanaan kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 – 13.00 WIB sesuai dengan yang
sudah direncanakan.
f. Evaluasi Hasil
80% warga mengatakan puas pada kegiatan pemeriksaan kesehatan, sedangkan 20%
mengatakan tidak puas dikarenakan tidak tersedianya obat-obatan untuk psien yang
datang.
Saran : -
Disusun Oleh:
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka
Nindi Novianti
Puguh Priyo R
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolandha
Ni Luh Putu Ayu
Ephysia Ratriningtyas
Kegiatan ini dilaksanakan pada 19, 24 Juli 2018 pukul 15.00 WIB – 17.00
WIB dan tanggal 7 Agustus 2018 pukul 19.00-20.30
Tanggal 24 Juli dan 7 Agustus 2018 bertempat di salah satu rumah warga
RW 02
2.3.3 Metode
MC : Ephysia Ratriningtyas
Devisi Kestari
Print Poster Kesehatan Rp. 36.000
Sasaran
1. Kenapa saya sering terengah-engah? Padahal ketika periksa gula darah saya
normal.
2. Asam urat dan kholesterol saya tinggi, saya sering kesemutan dan linu-linu,
bagaimana cara mengatasinya?
3. Dikulit saya timbul benjolan-benjolan, apa penyebabnya dan bagaimana cara
mengatasinya?
4. Saya sering buang air kecil dimalam hari, apakah ada masalah dengan kesehatan
saya?
Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Suasana penyuluhan di pondok pesantren kondusif untuk kegiatan penyuluhan
meskipun sebagian kecil peserta ada yang berada diluar ruangan
b. Media dan materi tersedia dan cukup memadai.
c. Peserta yang hadir sebanyak 73% yaitu sebanyak 152 orang dari 208 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
b. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (definisi,
tanda dan gejala, serta cara memodifikasi gaya hidup).
Saran : -
3. Sasaran
Warga desa RW 02 desa Karangwidoro yang beresiko terkena diabetes melitus.
Materi:
1. Pengertian DM
2. Tanda dan
gejala
3. Modifikasi
gaya hidup
Tanya 5 menit Memberikan Mengajukan Tanya
Jawab kesempatan pertanyaan jawab
peserta untuk
bertanya
Memberikan timbal
balik terhadap
pertanyaan yang
diberikan
Evaluasi 5 menit Meminta salah satu Menanggapi Tanya
atau beberapa pertanyaan atau jawab
peserta untuk jawaban peserta
menjelaskan
kembali materi
yang telah
disampaikan
Mengevaluasi
apakah peserta
benar-benar
mengertii terhadap
materi yang
disampaikan
Penutup 3 menit Mengucapkan Menjawab salam Ceramah
terimakasih dan
memberikan salam
Menyampaikan
mengenai kegiatan
yang akan
diadakan
berikutnya
6. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
• Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah warga dan pondok
pesantren
• Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum hari
pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
• Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan
• Peserta tidak meninggalkan tempat ketika kegiatan tengah berlangsung
• Kegiatan berjalan lancar
3. Evaluasi Hasil
• Dilakukan post test secara lisan, peserta 80% memahami definisi,
tanda dan gejala, serta modifikasi gaya hidup
7. Materi (Terlampir)
8. Rincian Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan kesehatan di desa Karangwidoro diadakan sebanyak 3 kali.
Penyuluhan dibagi untuk ibu-ibu yang dilaksanakan di PKK RW 2 dan bapak-bapak di
laksanakan di jamaah tahlil. Penyuluhan untuk bapak-bapak dilaksanakan pada hari
Kamis, 19 Juli 2018 pada jam 19.00. Penyuluhan ibu-ibu akan dibagi menjadi dua
bagian, yang pertama akan dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Juli 2018 dan 7 Agustus
2018 pukul 16.00. Materi yang akan disampaikan meliputi Pengertian Diabetes Mellitus
secara umum, penyebab DM, tanda dan gejala DM, Komplikasi dari DM, penanganan
dan pencegahan DM. Kegiatan dimulai dengan pembukaan materi penyuluhan akan
disampaikan menggunakan presentasi powerpoin untuk bapak-bapak dan poster di
PKK. Evaluasi peserta dilakukan dengan tanya jawab kepada peserta dan sebaliknya
pemateri akan memberikan pertanyaan kepada peserta. Bagi peserta yang antusias
akan diberikan hadiah.
9. Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrain RI:
Situasi dan Analisis DIABETES. Jakarta: Kementrain Kesehatan RI.
Ramadhan, Nur & Hanum, Sari (2016). Kontrol Glikemik Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. SEL, 3(1):1-9.
Diabetes Melitus
2.3.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolic menahun akibat pancreas
tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif (Kemenkes,2014). Menurut American Diabetes Association
(ADA) 2011, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia (glukosa darah puasa >130 mg/dL, glukosa darah sewaktu
>180 mg/dL) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau kerja insulin, maupun
keduanya.
2.3.2 Klasifikasi Diaetes Melitus
American Diabetes Association 2011 (ADA 2011) mengklasifikasikan diabetes melitus
menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Diabetes melitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM))
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 1 sekitar 10% dari semua kasus diabetes
dan lebih sering muncul pada anak-anak, penyakit ini ditandai oleh kurangnya
sekresi insulin yang dikarenakan sel β pankreas sangat sedikit atau tidak
menghasilkan insulin (Sherwood, 2011). Dengan demikian, penderita diabetes
melitus tipe 1 membutuhkan insulin eksogen untuk bertahan hidup.
2. Diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM))
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 sekitar 90% dari semua kasus diabetes.
Pada diabetes melitus tipe 2, sekresi insulin mungkin normal atau bahkan
meningkat, tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan
karena terjadi resistensi insulin yang menurunkan kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati (Ndraha, 2014).
3. Diabetes melitus tipe lain
Diabetes melitus ini erjadi karena penyebab lain seperti defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik
endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun, dan kelainan genetik lain
(ADA, 2011).
4. Diabetes melitus gestasional
Diabetes melitus tipe ini terjadi selama kehamilan, dimana terdapat intoleransi
glukosa yang berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal yang
biasanya dijumpai pada trimester kedua atau ketiga (ADA, 2011).
2.3.3 Penyebab dan Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Menurut WHO, penyebab diabetes Mellitus dapat disebabkan karena.
1. Pankreas gagal memproduksi insulin, umumnya hal ini ditemukan pada diabetes
Mellitus tipe1.
2. Ketidakmampuan tubuh untuk menerima insulin yang diproduksi oleh pancreas.
Umumnya hal ini menyebabkan diabetes Mellitus tipe 2.
Menurut American Diabetes Association, (2016). Fakor resiko DM tipe 2
sebagai berikut:
11. Aktivitas fisik yang kurang
12. Riwayat keluarga dengan diabetes
13. Ras tau etnis ((Aborigin, Afrika, Asia dan Hispanik)
14. Wanita yang melahirkan bayi dengan BB >9
15. Wanita dengan riwayat diabetes gestasional
16. HDL-C <35 mg/dL dan/atau TG >250 mg/Dl
17. A1C ≥ 5,7%, IGT atau IFG
18. Hipertensi (≥140/90 atau pengobatan)
19. Obesitas
20. Obat-obatan (glukokortikoid, antipsikotik, aipikal, HAART)
Faktor lain yang terkait dengan resiko diabetes mellitus tipe 2, yakni :
7. Keturunan
Diabetes merupakan penyakit yang memiliki faktor resiko genetik artinya, diabetes
ada hubungannya dengan faktor keturunan.Seseorang yang kedua orang tuanya
menderita diabetes mellitus berisiko terkena diabetes. Faktor keturunan
merupakan faktor pemicu diabetes yang tidak dapat dimodifikasi artinya, faktor ini
tidak dapat nawar-menawar, dengan memiliki riwayat diabetes dalam keluarga,
maka resiko seseorang untuk terkena penyakit gula darah menjadi tinggi jika di
bandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat kencing manis dalam
keluarganya (Helmawati, 2014).
8. Gaya hidup yang salah
Setelah keturunan (genetik), faktor resiko diabetes selanjutnya adalah gaya hidup.
Gaya hidup dapat menentukaan besar kecilnya resiko seseorang untuk terkena
diabetes, karena hal ini berkaitan dengan pola makan dan aktivitas yang dilakukan
seseoramg sebagai gaya hidupnya. Terbukti membawa dampak negatif dalam hal
kesehatan pada orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang
rendah terhadap pola makanan, orang lebih mencari makanan yang enak rasanya
dari pada makanan dengan kekayaan nutrisinya (Helmawati, 2014).
9. Obesitas atau kegemukan
Obesitas berisiko pada diabetes berkaitan dengan terjadinya resistensi
insulin.Artinya, obesitas dapat menyebabkan terjadinya resistensi insuin, dimana
kondisi resistensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya diabetes,
khususnya diabetes tipe 2 (Helmawati, 2014).
10. Faktor usia
Faktor resiko diabetes selanjutnya adalah faktor usia sebagaimana faktor resiko
disebbkan keturunan, faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi
atau direkayasa. Orang dengan usia 40 tahun mulai memiliki resiko terkena
diabetes. Selanjutnya dengan semakin bertambahnya usia maka semakin besar
pula resiko seseorang mengalami diabetes tipe 2 (Helmawati, 2014).
11. Rokok dan alkohol
Kaitanya rokok dengan diabetes ternyata merokok dapat meningkatkan resiko
seseorang untuk terserang diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan mereka
yang tidak merokok. Berdasarkan artikel yang pernah dirilis oleh Jurnal Of The
Amerika Medical Associaton. Merokok dan diabetes memiliki keterkaitan, merokok
akan menyebabkan diabetes dan merokok akan memperparah penyakit diabetes
yang telah diderita, sama halnya dengan rokok, alkohol juga memiliki efek yang
tidak berbeda jauh, Mengkonsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan resiko
diabetes adalah daya rusak alkohol terhadap organ-organ tubuh khususnya organ
pankreas. Disamping dapat menyebabkan timbulnya diabetes, alkohol juga dapat
memperparah kondisi diabetes yang telah diderita seseorang (Helmawati, 2014)..
12. Stress
Salah satu faktor resiko timbulnya penyakit diabetes, yaitu stres. Stres memang
faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya
secara mental tetapi juga secara fisik, penelitian terbaru membuktikan komponen
kecemasan, depresi, dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu
terjadinya penyakit diabetes khususnya dikalangan pria (Helmawati,2014).
- Sulfonilurea, Obat golongan ini mempunyai efek utama memacu sekresi insulin oleh
sel beta pankreas.
- Glinid, Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan
penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Obat ini dapat mengatasi
hiperglikemia post prandial.
2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan Tiazolidindion
(TZD)
- Insulin
d. Terapi Kombinasi
Terapi dengan obat antihiperglikemia oralkombinasi baik secara terpisah
ataupun fixed dose combinationdalam bentuk tablet tunggal, harus
menggunakan dua macam obat dengan mekanisme kerja yang berbeda. Pada
keadaan tertentu dapat terjadi sasaran kadar glukosa darah yang belum
tercapai, sehingga perlu diberikan kombinasi tiga obat antihiperglikemia oral
dari kelompok yang berbeda atau kombinasi obat antihiperglikemia oraldengan
insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis dimana insulin tidak
memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan kombinasi tiga obat anti
hiperglikemia oraldapat menjadi pilihan.Kombinasi obat antihiperglikemia oral
dan insulin yang banyak dipergunakan adalah kombinasi obat
antihiperglikemia oraldan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang), yang diberikan pada malam hari menjelang tidur.Pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat mencapai kendali glukosa darah yang
baik dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah
adalah 6-10 unit yang diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan
evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa darah puasa keesokan
harinya. Pada keadaaan dimana kadar glukosa darah sepanjang hari masih
tidak terkendali meskipun sudah mendapat insulin basal, maka perlu diberikan
terapi kombinasi insulin basal dan prandial, serta pemberian obat
antihiperglikemia oraldihentikan.
5. Evaluasi Proses
e. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
f. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung yang dapat diukur
dengan banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall
materi 80% (yang terjawab 4 soal dari 5 soal).
g. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya yang dapat
diukur dari ada 4 pertanyaan dari peserta.
h. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
6. Evaluasi Hasil
c. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
d. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (definisi,
tanda dan gejala, serta cara memodifikasi gaya hidup) yang diukur dari dengan
banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall materi
80% (yang terjawab 4 soal dari 5 soal).
Saran : tempat harusnya dilakukan di rumah yang luas agar semua ibu-ibu PKK tertampung
di dalam rumah dan bisa meneria materi penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
b. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung yang dapat diukur
dengan banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall
materi 100% (yang terjawab 5 soal dari 5 soal meskipun ada yang dibantu
menjawab oleh pemateri).
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya yang dapat
diukur dari ada 4 pertanyaan dari peserta.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (pencegahan
Diabetes Mellitus) yang diukur dari dengan banyak peserta yang dapat menjawab
pertanyaan pemateri saat recall materi 100% (yang terjawab 5 soal dari 5 soal
meskipun ada yang dibantu menjawab oleh pemateri).
Saran : tempat harusnya dilakukan di rumah yang luas agar semua ibu-ibu PKK tertampung
di dalam rumah dan bisa meneria materi penyuluhan.