Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB VI

5.1. Organisasi kapal (Tanker) :

26
5.3. Pertimbangan membuat suatu rencana perawatan dan perbaikan mesin, ialah:
 Tahun pembuatan mesin dan kondisi mesin sudah berapa lama Jam kerjanya
(running hours) ?
 Kap n terakhir melakukan "General Overhaul" pada mesin tersebut dan material I
suku cadang apa saja sudah diganti barn ?
 Berapa lama lagi Mesin (kapal) akan dipertahankan untuk dioperasikan ?
 Bagaimana menjalankan Sistim perawatan dan perbaikan sebelumnya ?
 Berapa anggaran yang disediakan guna menjalankan PMS tersebut ?
 Urgensi-nya perawatan dan perbaikan terhadap tiap-tiap mesin ?

5.4. Pengukuran Crank Shaft Daection Mesin Penggerak Utama:


Cara pengukuran untuk Mesin Utama dan Motor Bantu, secara umum adalah sama,
Lihat pada Jawaban Mesin Bantu Item 2.2.

5.5. Perawatan Mesin Bantu (Dies 1 Genset) sesuai jadwal dan journal kerja, ialah:
 Sistim Perawatan hams dilakukan sesuai Instruction Book dari Maker mesin bantu
tersebut, sebab ada beberapa spesiNkasi dari setiap mesin yang berbeda
pembuatan, power, type, series, tahun pembuatan, dan sebagainya.
 Sistim perawatan berdasarkan Jam-kerja material (r u n n i n g
hour), dan pemeriksaan actual terhadap material, sebagai contoh:
 Semua penggantian Lube Oil untuk rank Case, Cam Shaft, Turbo Charger, Semua
overhaul Silinder untuk pemeriksaan Piston, Piston Ring, Piston Pin Bush, Crank
Pin Metal dan Main Bearing.
 Semua pemeriksaan material (baut-baut) dan penyetelan Katup buang/masuk,
pengambilan "Crank Shaft DeElection" berdasarkan Jam-kerja juga kondisi aktual
pada saat mesin bekerja.
 Pembersihan semua saringan/Ellter, Manometer, Thermometer, dan Safety
Device antara lain Pressure switch, Thermo switch, overspeed, dll.
 Sistim pengukuran material I peralatan yang sudah "oversize" hams segera
dilakukan penggantian material yang barn.
 Sistim perawatan Suku-cadang, hams direncanakan untuk operasi selama
minimal 6 (enam) bulan dalam kondisi siap-pakai (Minimum Stock Level)

27
6.1. Prosedur membakar dapur Ketel Uap
Persiapan: (Ketel sudah berisi Uap bertekanan normal)
 Periksa dan pastikan bahwa semua peralatan pengaman yang terdapat di Item 6.1
tersebut diatas, masih bekerja dengan baik dan normal.
 Periksa permukaan air didalam Gelas penduga, pastikan bahwa 2 (dua) buah
gelas duga bekerja dengan baik, bila perlu dilakukan test gelas duga dengan jalan
bukatutup katup bagian atas-bawah dan cerat.
 Periksa dan pastikan bahwa tekanan uap pada Manometer bekerja benar
 Periksa dan pastikan Pompa pengisian Air Ketel bekerja baik.
 Periksa dan pastikan Pompa bahan-bakar bekerja baik.
 Jalankan Blower tekanan tinggi (Force Draught Fan) untuk membilas "sisa gas"
yang masih tertinggal didalam dapur, kurang-lebih selama 5 menit.
 Jalankan Pompa bahan bakar dan jalankan pemanas bahan bakar (FO.Heater)
sampai suhu mencapai untuk :MFO = +/- 85 Celcius, MDO < 70 Celcius.

Bakar Dapur Ketel Uap :


 Jalankan Blower tekanan tinggi (Force Draught Fan) untuk membilas "sisa gas,
yang masih tertinggal didalam dapur dan lakukan pengaturan tekanan udara
sesuai kebutuhan pembakaran.
 Hidupkan Pemantik Api atau masukkan sumbu pengapian (manual)
 Jalankan Fuel Oil Burning Pump Marine Diesel Oil (MDO) dan buka katup masuk
bahan bakar, sambil memeriksa/ melihat apakah "pembakaran sudah
normal/tidak"

Peringatan :
Apabila gagal pembakaran, hams dilakukan pembilasan udara berulang..ulang,
untuk menjaga terjadinya "ledakan/explosive"
Apabila pembakaran berhasil dengan baik/sempurna, dilanjutkan menggunakan
bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO)

Setelah Pembakaran bekerja normal:


 Pertahankan perbandingan udara dan bahan bakar tetap seimbang, normal;
 Periksa dan perhatikan semua Indikator di Panel Ketel Uap.
 Periksa dan perhatikan permukaan air didalam Glas penduga, walaupun sudah
diperlengkapi dengan peralatan pengaman.
28
Bahaya-bahaya pada saat membakar Dapur Ketel Uap apabila tidak melaksanakan
prosedur yang benar, antara lain :
 Ledakan (explosive), akibat dari pembakaran awal yang tidak sempurna terns
menerus yang mengakibat minyak. yang tidak terbakar mengendap dan
membentuk Gas. Apabila gas tersebut sudah terakumulasi dengan 02 yang cukup
dan pada pengapian awal dapat langsung terjadi "ledakan yang dahsyat"
Peringatan: Pelajari Tiga unsur terjadinya api (Segitiga Api) yaitu Gas
Hydrocarbon, Oxygen diatas 10% by Vol. dan Panas, maka akan terjadi API, dan
seterusnya.
Tindakan pencegahan:
 Setiap Gagal pembakaran, hams dilakukan/dijalankan Blow-Up yang cukup
selama minimum 5 menit.
 Kebakaran dapur bagian depan, penyebab dari MFO Bronder yang menetes
(minyak berat) dan terkumpul dibagian dalam-depan-dapur dan pada saat panas
yang cukup dapat terbakar sendiri, terns-menerus . Ganti baru Atomizer
FO.Brunder, atau ukuran Atomizer yang tepat.
 Kebocoran Pipa-Pipa Air, penyebab apabila permukaan air didalam Drum Uap
tidak terkontrol sampai "lowest level" dan Gelas penduga serta peralatan
keamanan tidak bekerja.

29
Kartu Bukti Penyimpanan Material Suku cadang ini, selain sangat membantu
Engineer dalam mempelajari kronologi pemakaian material per item, juga merupakan
salah satu "dokumen" yang selalu diperiksa oleh BPKP (Pemerintah) apabila
diperlukan ada permasalahan terhadap material tersebut..

Keterangan:
Kartu Bukti Pemakaian Material (BPM) ini, merupakan salah satu "dokumen" yang
selalu diperiksa oleh BPKP (Pemerintah) apabila diperlukan ada permasalahan
terhadap material tersebut..
Kartu Bukti Pemakaian Material (BPM) ini, juga untuk mencegah terjadinya
"manipulasi" pemakaian material dengan ditanda-tangani oleh 5 (lima) orang yang
mempertanggung-jawabkarmya (minimal 3 orang yang berbeda)

6.3. Perawatan Lube Oil, Fuel Oil dan Diesel Oil PuriMer (Separator).
LO. I FO. I DO. PuriNer (Separator) adalah suatu Pesawat I Alat pembersih media
cair seperti Minyak Pelumas Mesin Diesel, Bahan bakar berat ataupun ringan yang
dipakai untuk Mesin Diesel umumnya.
Sebelum kita berbicara mengenai perawatan dan perbaikan, baiklah kita perlu
terlebih dahulu mengenal fungsi pesawat PuriEler ini secara sederhana.

30
Lube Oil PuriMen
Membersihkan kotoran (karbon, lumpu r padat, logam, d) yang terkandung didalam
Minyak pelumas (bekas) yang terdapat didalam "Crank Case" Mesin Penggerak
Utama I Motor Bantu Generator yang jumlahnya mencapai puluhan ribu liter, agar
tetap dapat dipergunakan lagi didalam "system" pelumasan mesin dengan baik,
bersih dan masih memenuhi kekentalannya (viscositet) .
Apabila Minyakpelumas (bekas) ini tidak dibersihkan ulang, maka akan berakibat
mempercepat rusaknya (keausan) Metal-metal bearing dan Bushing yang
membutuhkan pelumasan. Minyak pelumas bekas yang masih mengandung
(bercampur) kadar air, dapat membuat lebih cepat panas, dan metal akan "gosong"
terbakar dan cepat aus.

Fuel Oil I Diesel Oil PuriEler :


Membersihkan kotoran (karbon, lumpur padat, logam , dn.) yang terkandung didalam
minyak Bahan bakar yang akan dipergunakan untuk Mesin Penggerak Utama dan
Motor Bantu Generator .
Bahan bakar Mesin Diesel hams dalam keadaan benar-benar bersih, karena akan
dikabutkan melalui Injector yang mempunyai lubang-lubang pengabut sangat kecil.
Apabila bahan bakar. minyak ini kotor, maka akan sering terjadi penyumbatan-
penyumbatan pada ujung-ujung Injector, dst.

Cara kerja PuriEler,


Suatu pesawat yang menggunakan "gaya sentrifugal" dengan putaran tinggi +/-
7.500 Rpm, dimana didalam pesawat itu terdapat puluhan piringan plat (+/- 50
discplate) yang berbentuk kerucut dan bagian tengahnya berlubang, disusun pada
satu.
Guide Disc yang duduk didalam Mangkok (Bowl) yang dip u t a r dengan Vertical
Shaft.
Putaran mesin/peswat PuriNer tersebut digerakkan oleh Electromotor dengan
putaran +/- 1750 Rpm, yang dihubungkan dengan Kopling-gesek (Cluth coupling)
dan untuk meningkatkan putaran tinggi pada "Horizontal Shaft" dipasang Roda Gigi
besar yang dihubungkan dengan "Vertical Shaft" yang dipasang Roda Gigi • kecil
"tirus", sehingga menghasilkan putaran +/- 7.500 Rpm.
Pada bagian atas susunan discplate ditutup dengan "gralOty disc" yang ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan berat-jenis minyak yang akan dibersihkan.

31
Apabila putaran vertical-shaft sudah mencapai putaran normal +/- 7.500 Rpm, maka
dimasukkan lebih dahulu Air-tawar pancingan, kemudian Media minyak yang akan
dibersihkan secara perlahan-lahan, sambil memperhatikan "hasil" minyak bersihnya
yang dapat dilihat pada "sight glass".
Media minyak yang akan dimasukkan kedalam PuriEler, sebelumnya harus
membantu mempercepat proses pemisahan antara minyak, kotoran dan kandungan
air.

Perawatan PuriMer.
 Perawatan pertama adalah melaksanakan Standing Operation Procedure (SOP)
PuriEler dengan benar dan konsisten.
 Mempelaj ari secara benar cara-kerja atau fungsi dari semua bagian PuriEler
tersebut (lihat keterangan cara kerja diatas).
 Bersihkan Saringan isap dan periksa kekedapan semua katup isap, agar tidak
mengganggu pada waktu permulaan dijalankan.
 Pembersihan kotoran minyak yang terdapat dibagian dalam PuriEler secara
berkala, contoh: setiap 4 Jam sekali atau 8 Jam sekali.
 Pembersihan kotoran minyak tersebut hams sesering mungkin dilakukan agar
tidak terjadi "overload" yang akan mempercepat rusaknya Ball Bearing, Roda Gigi,
Kampas kopling, dll.

Pudgier pada umumnya dapat bekerj a terus-menerus selama 24-jam, namun .


demikian kita hams mengetahui sejauh mana kondisi minyak kotor yang akan
dibersihkan tersebut. Sebaiknya pertama-kali dijalankan selama 4 (empat) Jam
pertama, langsung dilakukan pembersihan kotoran (karbon, lumpur padat, logam,
dll.) yang terdapat melengket pada sekeliling dinding Mangkok-piringan (Bowl disc).
Jarak dinding dalam Bowl-disc dengan pinggiran Disc-plate sekitar 5 Cm, sekeliling
bagian dalam Bowl-disc dapat berisi penuh dengan kotoran sampai keseluruh Disc-
plate. Jadi berapa lama PuriNer dijalankan, tergantung kepada seberapa jauh kondisi
kotoran yang terkandung didalam minyak yang akan dibersihkan tersebut, PuriEler
dapat dijalankan 4 Jam terus-menerus atau 24 Jain terus-menerus.

32
6.4. Kegunaan peralatan Alat Ukur, dibawah ini.
a. Mikrometer dalam (Inside Micrometer) :
 Alat-ukur dengan tingkat ketelitian1/100mm masih dap at terukur/terbaca dengan
baik dan jelas.
 Alat Ukur untuk mengukur secara teliti bagian dalam dari suatu Material/ benda
kerja. Contoh : pengukuran Diameter-dalam pada Cylinder Liner Mesin Diesel,
pengukuran jarak tertentu yang dapat dijangkau dengan alat tersebut.

b. Mikormeter luar (Outside Micrometer) :


 Alat-ukur dengan tingkat ketelitian 11100 mm masih dapat
 Alat Ukur untuk mengukur secara teliti bagian luar dari suatu material/benda kerja
Contoh : pengukuran Diameter-luar pada Piston, Shaft, Pin, dan ketebalan
shim/plat-tipis sesuai pengukuran tertentu disesuaikan dengan benda kerja dan
alat tersebut.

c. Schetmatch:
 Alat ukur dengan bentuk menyerupai "kunci Inggris" tetapi tipis seperti penggaris,
mempunyai tingkat ketelitian 1/100 mm dan 1/100 inch, masih dapat terbaca
dengan baik dan jelas.
 Alat ukur ini dapat dipergunakan serbaguna sesuai panjang-pendeknya
Schetmatch tersebut , yaitu untuk mengukur:
— Diameter dalam sampai jangkauan +/- 300 nun
— Diameter luar sampai jangkauan +/- 300 nun
— Kedalaman sampai jangkauan +/- 300 mm

Filler:
 Alat ukur berbentuk seperti lidah-tipis yang sudah diberi tanda ukurannya masing-
masing dan mempunyai tingkat ketelitian cukup baik yaitu 1110 mm masih dapat
terbaca dengan baik dan jelas.
 Alat ukur ini dipergunakan untuk mengukur celah-celah dari antara dua-benda
yang sating bersentuhan atau ruang gerak (clearance), sebagai contoh:
 Mengukur "clearance" pada waktu penyetelan Katup-katup buang/masuk
terhadap lengan penekan tuas-katup (rocker arm).
 Mengukur "clearance" main-bearing atau crank-pin bearing pada posisi yang
sempit, pada mesin-mesin besar.

33
 Mengukur "clearance" jarak-gerak (Gap) Piston Ring setelah dimasukkan
kedalam Cylinder Liner.

Filler ini umumnya 1(satu) set, terdiri Filler mulai dari ukuran 0,2 mm- 1 mm, pada
salah-satu sisinya ada tanda ukuran masing-masing.

d. Crank Shaft DeElection Clockmeter:


Adalah sebuah alat ukur yang khusus untuk mengukur kelurusan .Poros Engkol
Mesin Diesel, dengan basil pengukuran yang sangat teliti sampai 1/100 milimeter.
Alat ukur ini terdiri dari dudukan (magnet) dan Clock, yang dipasang diantara Pipi-
engkol per Silinder untuk mendapatkan basil keseluruhan Poros Engkol terhadap
kedudukan Metal Duduk. Dari basil pengukuran tersebut, akan mendapatkan
perkiraan kondisi Metal Duduk (Main -Bearing), apakah masih baik atau sudah
harus diganti • baru (lihat penjelasan Item 4.2 )

e. Diagram Indicator.
Adalah Alat Ukur khusus untuk mengukur "besaran" tenaga yang ada didalam
Ruang pembakaran didalam Silinder Mesin Diesel.
Alat Ukur ini dipasang diujung Katup indikator (pipa draad) dan diperlengkapi
dengan "kertas indikator, yang akan tergambar hasil pengukuran tersebut.

Ukuran yang dapat diambil tersebut, ialah:


— Besaran tekanan Kompresi awal dan kompresi akhir,
— Besaran tekanan kompresi, mulai terjadi pembakaran,
— Besaran tekanan rata-rata didalam silinder,
— Besaran jumlah tenaga (diagram pisang) didalam silinder.

Dari basil keseluruhan Diagram Indicator tersebut, dapat diambil kesimpulan
mengenai kondisi: Piston Ring (Compressi), Pengabutan Injector, tekanan Udara
pembilas, Daya per silinder Mesin, dll.

34
6.5. Cara kerj a Fuel Oil Solenoid Valve sebagai peralatan pengaman "Shutdown"
pada Ketel Uap.

Fuel Oil Solenoid Valve, secara umum cara kerjanya sama yaitu sebuah Katup yang
membuka dan menutupnya diatur oleh tuas yang berhubungan dengan Coil
Magnetic. Pada saat ada anus ke Coil, maka Katup (Valve) akan terbuka dan
sebaliknya apabila arus-listrik ke Coil terputus maka Katup akan tertutup.

Fuel Oil Solenoid Valve untuk Ketel Uap diperintahkan menutup oleh:
 Permukaan terendah didalam Drum Uap (Lowest Water Level Shutdown)
 Pembakaran didalam Dapur tidak sempurna (Flame Failure Shutdown)
 Tekanan Udara pembakaran terlalu rendah (Lowest Air Pressure Shutdown).

7.1. Kemungkinan kerusakan apabila pada waktu Mesin Induk sedang bekerja, tiba-
tiba dari cerobong keluar asap berwarna hitam-tebal, dan tindakannya:

 Terjadinya Injector "bocor/rusak" bahan bakar tidak dapat dikabutkan,


pembakaran tidak sempurna dan Gas buang berasap hitam. Tindakan: periksa
suhu Gas buang pada masing-masing silinder, pastikan silinder yang mana dan
adakan penggantian Injector . segera, karena dapat berakibat meluasnya
kerusakan.
 Terjadi kerusakan pada Turbo Charger, Bearing rusak, Rpm menurun, Tekanan/
produksi Udara pembilasan berkurang, pembakaran tidak sempurna dan Gas
buang langsung berasap tebat. Tindakan: Segera turunkan Rpm Mesin Induk
sampai Dead Slow dan periksa seberapa jauh kerusakan pada Turbo Charger
tersebut.
 Kemungkinan kedua adalah Crew sedang pembakaran-awal Ketel Uap, dan
terjadi pembakaran awal yang tidak sempurna. Tindakan: Stop pembakaran Ketel
Uap dan lakukan Blow-Up berulang-kali pada ruang pembakaran Ketel, sampai
pastikan bahwa ruang pembakaran sudah benar-benar bersih dari sisa-gas
pembakaran .

35
7.2. Persiapan Paralel 2 (dua) Mesin Bantu Generator.
Pemeriksaan Mesin & Generator, yaitu :
 Pastikan kedua Mesin Bantu Generator sudah dalam keadaan normal, khususnya
untuk Generator yang akan menggantikannya.
 Pastikan Governor, pengatu r putaran mesin dalam keadaan normal.
 Pastikan semua Safety device, Manometer, Thermpmeter, dan Indicator lainnya
bekerja normal.
 Pastikan Mesin Bantu Generator tersebut sudah siap menerima beban penuh
dengan RPM normal untuk menggantikan yang akan di stop.

Pemeriksaan pada Main Switch Board, yaitu:


 Pastikan semua Indicator di Panel bekerja baik dan sudah di kalibrasi.
 Pastikan Safety Main Switch Board untuk kedua Generator bekerja baik; yaitu:
Under Voltage Shut Off, Under Current Shut off, Over Current Shut Off, Over Load
Shut Off, No Syncronizer not Paralel, Motorization breaker, Adjuster Governor
semua bekerja baik, normal.
 Periksa Frequensi Meter sudah sesuai dengan RPM Generator; yaitu 50 Hz .atau
60Hz., sesuaikan kedua Generator pada posisi Frequensi yang sama dan untuk
Generator yang akan menggantikan hams lebih. tinggi sedikit.
 Keseimbangan Frequensi selain pada Frequensi Meter juga hams disesuaikan
dengan Frequensi Counter, Frequensi Lamp dan Frequensi Round Arrow. Hal ini
sangat penting untuk "tingkat ketelitian" nilai FrequensiGenerator tersebut, yang
mempunyai "karakteristik" masing-masing Generator belum tentu sama, walaupun
satu Type.
 Pengaturan Frequensi dilakukan dengan menggunakan Pengatur RPM (adjuster
governor) secara perlahan-lahan jangan terlalu lama, jangan terburu-buru),
sesuaikan kedua Frequensi Generator dapat dikendalikan/diatur dengan
baik, normal. Posisi Frequensi Lamp dan Frequensi Round Arrow berputar searah
jarum-jam dengan sangat pelan.

Pelaksanaan PARALEL Generator, yaitu :


 Setelah persiapan Mesin Generator dan Main Switch Board Generator sudah
benarbenar normal, seperti hal tersebut diatas, maka pelaksanaan paralel
Generator dapat dikerj akan.
 Perhatikan I Lihat Jarum frequensi yang berputar tekanan searah putaran Jarum

36
Jam dengan putaran sepelan-mungkin dan tangan kanan siap memegang Handle
atau Push Botton Generator yang akan menerima beban, sedangkan tangan kiri
siap untuk menaikan "adjuster governor".
 Pada saat Jarum frequensi berputar kekanan mendekati (sekitar 5 deraj at)
menuju "titik atas" , segera dengan cepat masukkan Handle atau Push Botton
Generator yang akan menerima beban tersebut dan kedua Generator sudah
Paralel.
 Perhatikan semua Indicator di Panel (Switch Board); matikan Frequensi Lamp dan
Frequensi Round Arrow.
 Kedua tangan bermain dengan masing-masing Adjuster Governor Generator
untuk menyesuaikan I menyamakan "beban dalam Ampere Meter atau Kilo Watt
Meter ".
 Kedua Mesin Bantu Generator sudah PARALEL dengan baik, normal.

7.3. Hal yang perlu diperhatikan pad a saat overhaul Ketel Uap.
Sebelum dan sesudah perbaikan (overhaul) :
 Perhatikan Permukaan air Ketel tetap dijaga normal.
 Turunkan tekanan Uap secara perlahan-lahan sampai tekanan "0" Atm, dengan
membuka Cerat udara (Air Cook), atau membiarkan Katup Uap Utama terbuka
untuk pemakaian lainnya .
 Setelah tekanan sampai "0" Atm, biarkan sekitar 4-jam untuk pendinginan secara
perlahan (Cooling down) pada material.
 Kemudian Air Ketel secara perlahan dibuang (Blow down) sampai habis dan
biarkan beberapa jam sampai Ruangan Dapur menjadi dingin, sehingga orang
dapat bertahan lama bekerja didalamnya.
 Perbaikan (overhaul) dapat dilaksanakan dengan aman.

Sesudah perbaikan (overhaul) :


 Periksa I pastikan Katup buang (blow down) sudah ditutup kembali.
 Katup Uap Induk sudah ditutup.
 Pengisian air kedalam Ketel Uap, sampai batas permukaan normal.
 Lakukan pemeriksaan kedalam Ruangan Dapur, pastikan tidak ada kebocoran.
 Persiapan Ketel Uap mulai bekerja Tutup/buka kembali semua perlengkapan Ketel
Uap pada posisinya semula.

37
 Buka Katup Cerat Udara (Air Cook) yang letaknya diatas Drum Uap (Steam
 Drum) didekat Katup Uap Utama (Main Steam Valve).
 Mulai membakar Dapur Ketel Uap.

Prosedur membakar Dapur Ketel Uap •


(Ketel Uap mulai dalam keadaan dingin):
 Pembakaran awal dilakukan dengan menggunakan bahan bakar Marine Diesel Oil
(MDO) secara manual selama +/- 5 menit bakar dan+/- 10 menit stop, tents
menerus sampai dan Katup Cerat Udara mengeluarkan udara-bertekanan dan
selanjutnya mengeluarkan Uap-bertekanan, walaupun pada Manometer Uap
belum terlihat tekanan.
 Melanjutkan membakar Dapur dengan menaikan tekanan secara bertahap "Step
by step" bakar selama +/- 10 menit dan stop • selama +/- 15 menit, sampai
Manometer Uap menunjukkan tekanan +/- 1 (satu) Atmosfer, kemudian Katup
cerat udara segera ditutup.
 Pembakaran berikutnya selama +/- 15 menit, stop selama +/- 20 menit, sampai
tekanan Uap menunjukkan +/- 4 (empat) Atm.
 Pembakaran Normal, pertama menggunakan MDO selanjutnya diganti Marine
Fuel Oil MFO yang sudah melalui pemanas (FO Heater) pada suhu antara 90100
derajat Celcius (Falsh Point :MFO pada suhu +/- 130 derajat Celcius).

Pembakaran Dapur Ketel Uap sampai tekanan kerja normal antara 12 - 16 Atmosfer
(tergantung permintaan kondisi pemakai)
Periksa, pastikan, test semua peralatan Keamanan Ketel Uap sudah bekerja dengan
baik dan normal.

Keterangan:
Pekerjaan untuk pendinginan (cooling down) material badan Ketel Uap sampai dingin dan
pemanasan (step-up heater) sampai mencapai tekanan kerja normal, memerlukan waktu
selama +/- 24 Jam. Sedangkan pekerjaan perawatan dan perbaikan Ketel Uap tergantung
kepada "bobot pekerjaan" yang akan diperbaiki.

38
7.4. Perawatan Material Suku Cadang (Spare Part) dan Material Habis Pakai
(Running Store/Consummable).

Jakarta, 18 Januari 2003


KKM

Keterangan :
MSL : Minimum Stock Level artinya Minimum Material yang hams tersedia diatas kapal,
sesuai persyaratan Biro Classilkation, berapa besarnya MSL. dapat dilihat pada
Buku Material bawaan dari Kapal pertama kali dibuat laik laut.
No.1 : Kolom Remain, artinya Spare part "Shaft, sudah habis dan hams segera
mengajukan permintaan material untuk melengkapi persyaratan Class , yaitu
MSL= 1 Ea.
No.I : Kolom Remark, MR.No: 24/ED/X/03, • singkatan dari. Material Requisition No:
24/Engine Dept/bulan November/ tahun 2003. berarti Engine Deppartment sudah
mengajukan permintaan material "Shaft" tersebut.

39
7.5. Perawatan Oilly bilge Water Separator (OWS)
Pesawat/Alat pembersih Kandungan minyak yang terdapat didalam Air-Got Kamar
Mesin (OWS) ini adalah salah-satu "Peryaratan Biro KlassiNkasi Internasional" yang
diberlakukan bagi semua kapal, untuk mencegah terjadinya pencemaran
pembuangan limbah-minyak dari kapal ke laut, sungai dan perairan pelabuhan.
OWS, secara periodik tahunan (Annual Survey) selalu dilakukan oleh Biro
KlassiNkasi juga oleh lnspektorat Pelabuhan (Port State Control), yang mana setiap
pembuangan "Air got kamar mesin" hams ditulis didalam "buku merah (Red Book"
dan dilaporkan bersama "In/out Clearance" Surat-surat kapal di pelabuhan.
Begitu pentingnya OWS, ini dalam pengawasan yang ketat untuk mencegah,
menjaga terjadinya pencemaran dilaut, yang dapat menjadi berita nasional I
internasional. Oleh karena itu sangat diperlukan perawatan OWS agar tetap selalu
dalam keadaan siap pakai setiap hari.

Cara kerja OWS,


OWS, umumnya terdiri dari 2 (dua) tabung Separator yang menampung
pembuangan Air Got kamar mesin, dan setelah keluar dan separator hams melalui
"Oil Content Monitor (OCM)" yang sudah di "setting 15 ppm" (part per million =ppm)
sebelum dibuang ke laut.
Apabila Air Got kamar mesin yang keluar dari OCM masih "melebihi 15 ppm", maka
Solenoid Valve (1) yang menggerakkan katup kembali ke kamar mesin "open" dan
Solenoid Valve (2) yang menggerakkan katup buang ke laut "close" dan lampu
indikator "red" menyala, serta "alarm" juga berbunyi memberikan isyarat.
Sebenarnya OWS ini adalah peralatan yang sederhana, namun di beberapa kapal
sering tidak bekerj a sebagaimana mestinya ?

Perawatan OWS.
 Perawatan pertama adalah melaksanakan Standing Operation Procedure (SOP)
dengan benar dan konsisten.
 Mempelajari secara benar cara-kerja atau fungsi dari OWS tersebut (lihat
keterangan cara kerja diatas).
 Pembersihan kotoran minyak yang terdapat dibagian dalam 2 (dua) Tabung
Separator secara berkala bila perlu saringan-saringannya selalu diganti barn .
 Perawatan Oil Contant Monitor dan Solenoid Valve, yaitu dengan melakukan OP
pembersihan (Flushing) pipa-saluran contoh air-got yang diteksi oleh OCM, harus

40
dilakukan sebelum dan sesudah OWS dijalankan, sehingga pipa..saluran•
contoh air-got tersebut tetap selalu dalam keadaan bersih.
 Setiap menjalankan OWS hams selalu dicatat dalam buku merah dan diberi
catatan, berapa KL, berapa ppm, waktu dan kondisinya.

8.1. Fungsi Peralatan Kerja Harian , dibawah ini.


a. Tackal (Chain Block)
Sebuah alat untuk mengangkat dan menurunkan suatu muatan, Benda kerj a,
material, orang, dll.
Alat ini hams sudah dikalibrasi (bersertiElkat) dengan Batas keamanan yang
diijinkan menerima beban atau Minimum Safe Load (SWL) berapa Ton yang
diijinkan untuk mengangkat benda-kerja tersebut.
Umumnya di badan Tackle sudah tercetak beban yang diijinkan, misal: 1 Ton, 2
Ton, 5 Ton, yang berarti beban yang diijinkan tidak boleh melebihi batas yang
tercetak tersebut.
b. Hydraulic Jack for Tightening and openning Bolt & Nuts.
Sebuah Alat khusus yang menggunakan tenaga Hydraulic untuk membuka Baut
dan Mur, yang mempunyai ukuran besar serta tekanan yang tinggi dan umumnya
sering dipakai pada Mesin Penggerak Utama .
Alat ini diperlengkapi dengan sebuah Pompa Hydraulic tekanan tinggi sampai
dengan +/- 900 kg/cm2 dan pada ujungnya dihubungkan dengan satu atau dua
bush Selang hydrolik .(Hydrolic hose) untuk dihubungkan dengan Pengangkat
hydrolik (Hydraulic Jack).
Hydraulic Jack inillah yang akan menekan Mur (Nut) terhadap Baut (Bolt)
sehingga Mur akan dengan mudahnya diputar mengikat atau membuka.
Alat ini banyak dipergunakan pada Mesin Penggerak Utarila, Type Burminster &
Wind (B&W) , Zulzer dan Fiat.
c. Kacamata Las untuk Pengelasan.
Sebuah Kacamata yang dipergunakan untuk orang yang sedang mengelas
untuk melindungi Mata dari pancaran panas Las, yang dapat merusak Mata atau
dapat menjadikan buta.
Kacamata ini terdiri dari sepasang Kaca lnframerah (hitam gelap) yang dilindungi
dengan kaca Putih biasa.
Kacamata Las hams dipakai oleh orang yang akan mempergunakan Electroda
Las ataupun menggunakan Acetylin Las, kedua-duanya sangat berbahaya.

41
Apabila terjadi kebocoran kacamata dan Cahaya pancaran panas Las dapat
menembus mata, maka akan terjadi gejala-gejala sbb:
Mata akan terasa perih, terjadi luka bakar dan apabila untuk melihat Cahaya
Lampu atau Matahari, maka mata akan mengeluarkan air-mata terus-menerus,.
perawatan darurat ditengah laut; Jangan dipakai melihat cahaya lampu atau
matahari, mata jangan dikucak-kucak, tidur yang banyak lampu
digelapkan dan bagian mata ditutup dengan "parutan" Mentimun, bengkoang atau
kentang.
d. Kunci Momen.
Kunci Momen adalah sebuah Lengan pemegang kunci "Shock" yang mempunyai
1-Set Kunci Sock diperlengkapi dengan Alat ukur . dengan satuan Gaya atau
Momen puntir
Fungsi Kunci Momen hampir sama dengan Jack Hydralic, yaitu untuk membuka
dan mengikat Baut-baut dan Mur dengan Ukuran yang sudah ditetapkan oleh
Maker, hanya ukuran lebih kecil dibanding Hidraulic Jack.

Sebagai contoh;
Kunci Momen dipakai untuk semua Daihatsu Diesel, pada Diesel Genset dan juga
Type Diesel lainnya, yang mana dalam pengikatan Baut-baut Metal Duduk (Main
Bearing) hams diikat sesuai Manual Instruction Book sebesar 90 Kgf, maka
kekuatan ikatan juga hams sebesar itu, lebih ataupun kurang dari "nilai" tersebut
dapat beresiko "fatal".
Terlalu kuat dari ikatan yang ditentukan dapat menyebabkan "clearance" terlalu
sempit atau panas meningkat, metal bisa melengket (Jamp), dan dapat berakibat
msaknya Poros Engkol.
Terlalu kendor dari ikatan yang ditentukan dapat menyebabkan "clearance" terlalu
longgar) bergetar, baut-baut mulai kendor, pada beban yang besar akhimya baut
"patah" dan Poros Engkol dapat menjadi rusak.
e. Kunci-kunci Khusus (Special Tools).
Peralatan khusus (Special Tool) yang dipakai secara khusus untuk membuka dan
memasang suatu peralatan/ bagian mesin hams ditempatkan secara khusus juga,
yaitu didalam Box masing-masing, contoh :
 Special tools for Overhaul Main Engine, yaitu untuk membuka dan memasang
Cylinder Head, Piston, Piston Ring, Cylinder Liner, Main Bearing, dll.
 Special Tool for Turbo Charger, yaitu untuk membuka dan memasang Bearing

42
Rotor, bushing, menyetel aksial rotor, dll.
 Special tools for Exhaust I Inlet Valve, yaitu untuk membuka dan memasang
 Special tools for LP/HP Valve of Air Compressor, yaitu untuk membuka dan
memasang LP/HP/Valve Compressor.
 Special tools for Extractor Bolt, yaitu untuk membuka Baut-baut yang patah
didalam.
 Special tools for Exspander Boiler Tubes, yaitu untuk
mengembangkan permukaan (bibir) Pipa-pipa Ketel Uap, apabila ada yang
bocor atau pemasangan Pipa baru.
 Special tools for Exspander Cooper tubes, yaitu untuk mengembangkan
permukaan (bibir) Pipa-pipa pada Cooler atau Heater, apabila ada yang bocor
atau pemasangan Pipa baru.

8.2. Peralatan-peralatan Listrik yang diperlukan dalam Perawatan dan Perbaikan


Instalasi Listrik dan Pesawat-pesawat Listrik
 Megger Tester (pengukuran yang teliti tiap kabel terhadap "grounded")
 Multi Tester (Ampere, Volt, Watt meter)
 Test Pen (sesuaikan Voltage yang dipergunakan)
 Electric Tools Set. (jangan gunakan Screw driver yang sudah rusak)
 Special Electric Isolator.(gunakan isolator khusus untuk listrik)
 Peralatan lainnya sesuai standard safety.

8.3. Cara kerja Pressure Switch dan Thermo Switch untuk Motor Bantu Generator.
(sama dengan untuk Mesin Utama Item 4.3 diatas).
Pressure Switch.
Sebuah Alat yang menerima perintah berupa tekanan Minyak pelumas dan Mesin
dan diteruskan dalam tabung-kecil yang berisi "plate membrane" yang ditahan oleh
per (spring), tekanan "spring" ini dapat diatur oleh baut-pengatur yang berhubungan
dengan plat "contactor" yang selanjutnya berhubungan dengan sistim kelistrikan.
Tekanan "Spring" yang diatur sesuai kebutuhan pemakai ini, sangat penting dalam
menentukan seberapa tekanan Minyak pelumas mesin akan bekerja memutuskan
hubungan "ON/OFF" Switch, yang selanjutnya memerintahkan untuk 'Alarm" atau
"Shutdown Engine".

43
Shutdown Engine ada bermacam-macam cara, antara lain:
 Shutdown Fuel Oil Solenoid Valve.
 Shutdown, Losses Lube Oil pressure to Overspeed Trip-Off
Sebagai contoh:
Tekanan kerja minyak pelumas minimal 2,5 kg/cm2 akan berbunyi "Alarm" dan
Tekanan kerja minyak pelumas minimal 1,8 kg/cm2 akan terjadi "Shutdown Engine".

44
Thermoswitch.
Sebuah Alat yang menerima • perintah berupa suhu I panas .dari Air-tawar Mesin
dan diteruskan dalam tabung-kecil yang berisi "plate membrane" yang ditahan oleh
per (spring), . tekanan "spring" ini dapat diatur oleh baut-pengatur yang berhubungan
dengan plat "contactor" yang selanjutnya berhubungan dengan sistim kelistrikan
Tekanan "Spring" yang diatur sesuai kebutuhan pemakai ini, sangat penting dalam
menentukan seberapa tekanan Minyak pelumas mesin akan bekerja memutuskan
hubungan "ON/OFF' Switch, yang selanjutnya memerintahkan untuk 'Alarm" atau
"Shutdown Engine".

Sebagai contoh:
Panas Air-tawar pendingin mesin mencapai suhu 85 Celcius akan "Alarm"dan Panas
Air-tawar pendingin mesin mencapai suhu 100 Celcius akan "Shutdown Engine".
Cara kerja Pressure Switch ataupun Thermo Swtch, secara garis besarnya adalah
sama, hanya yang membedakan adalah usaha media dengan tekanan dan panas
yang menghasilkan pengembangan pada "membrane,.
Keluar dari Pressure Switch ataupun dari Thermo Switch adalah "arus listrik" yang
akan memerintahkan I memutuskan (Close System) Relay-relay yang dikehendaki,
dalam hal ini Relay untuk supply power Solenoid Valve for Fuel Oil Supply Main
Engine.

Saran - Saran :
Seperti dalam kata pengantar pada halaman depan, apabila ada penambahan atau
saran-saran untuk jawaban tersebut diatas, kami sangat menghargai dan
mengucapkan beribu terima kasih, demi kemajuan mata pelajaran Perawatan dan
Perbaikan Mesin Kapal ini.
Demikian, atas perhatian dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 01 Januari 2004
Salam Hormat,

Jusak Johan H. HME.

45

Вам также может понравиться