Pasien datang dengan keluhan mules-mules sejak 6 jam SMRS, keluar
lendir darah positif, keluar air-air 1 minggu SMRS, gerakan janin aktif. Sesuai dengan teori persalinan dapat didiagnosis apabila kontraksi yang menimbulkan nyeri (his) disertai oleh pendataran lengkap serviks, bloody show (darah lendir), atau pecahnya keruban. Wanita dengan tanda-tanda ini diharuskan melahirkan bayi dalam waktu kurang lebih 12 jam.1 Pasien mengaku hamil 7 bulan. HPHT : 12-04-2018 TTP : 17-01-2017 sesuai 30-31 minggu. Pasien ANC di bidan 4x, dan ke Sp.OG 1x. Menurut KEMENKES RI menyatakan bahwa, Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12- 24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24minggu - lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.8 Satu minggu yang lalu pasien sudah pernah dirawat di RSUDZA dan sudah mendapat pematangan paru. Dari USG terakhir dikatakan bayi dengan hidrocephalus dan presentasi bokong. Pasien datang ke IGD dengan pembukaan lengkap dan kaki sudah di introitus vagina. BAB dan BAK dalam batas normal. Berdasarkan dengan teori kehamilan dengan hidrosefalus hanya dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan hidrosefalus melalui USG melalui penampang transversal kepala pada berbagai berbagai tingkatan, mulai dari verteks sampai dasar tengkorak.1 Pada saat dilakukan pemeriksaan generalisata dan tanda-tanda vital tidak ditemukan adanya kelainan dan pada pemeriksaan status obstetri didapatkan TFU 25 cm, punggung sebelah kanan, presentasi kaki, DJJ: positif, His ; 4x/10’/45’’ dengan vulva membuka. Pada pemeriksaan USG ditemukan tampak pelebaran ventrikel lateralis bilateral dengan kesan Janin tunggal hidup sesuai usia kehamilan 29-30 minggu dengan suspek hidrosefalus. Untuk mendiagnosis janin dengan hidrosefalus dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG Pemeriksaan ventrikel lateral otak dapat dilakukan mulai kehamilan 13 minggu. Ukuran ventrikel lateral biasanya dinyatakan secara kualitatif, yaitu berupa rasio dari lebar ventrikel lateral dan lebar hemisfer (rasio V/H). Diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan bila pada kehamilan 18 minggu atau lebih dijumpai rasio V/H yang lebih dari 0,5 atau terdapat pelebaran pada ventrikel lateralis bilateral.9 Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah leukosit meningkat di atas nilai normal, hal tersebut sesuai dengan teori bahwasannya selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat sekitar 5.000-12.000/µl. Pada saat kelahiran dan masa nifas, jumlah leukosit mencapai puncak, yaitu antara 14.000-16.000/µl dan ini merupakan hal yang bersifat fisiologis. Distribusi tipe sel juga berubah selama kehamilan. Pada awal kehamilan, aktivitas leukosit alkalin fosfatase dan C- Reactive Protein (CRP) meningkat. Selain itu, reaktan serum akut dan Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) meningkat akibat dari peningkatan plasma globulin dan fibrinogen. Pada trimester ketiga kehamilan, jumlah granulosit dan limfosit CD8 T meningkat, tetapi limfosit dan monosit CD4 T menurun.1 Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa dengan G3P2 hamil 30-31 minggu, janin tunggal hidup presentasi kaki, PK II, dengan janin hidrosephalus. Berdasarkan teori kehamilan dengan hidrosefalus dapat terjadi karena faktor genetik dan lingkungan. Pajanan terhadap zat kimia berbahaya atau radiasi, penggunaan obat- obatan tertentu, penggunaan obat riwayat nutrisi yang buruk sebelum hamil meningkatkan peluang munculnya masalah genetik. Selain itu hemilan dengan janin hidrosefalus dapat disebabkan karena toksoplasma. Sekitar 90% penderita toksoplasma tidak mengalami gejala, apabila timbul gejala, gejala tersebut menyerupai influenza yang disertai dengan limfadenopati. Diagnosisi toksoplasmosis dapat ditegakkan melalui imunofluoresen indirek, pewarnaan Sabin-Feldman (Sabin-Feldmandye), dan tes ELISA. Maka dari itu perlu pemantauan ketat selama menjalani asuhan antenatal selama kehamilan.1 Pasien direncanakan untuk persalinan sectio sesarea, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kehamilan dengan janin hidrosefalus dapat menyebabkan distosia persalinan. Distosia persalinan adalah persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal, yang timbul karena berbagai kondisi yang berhubungan dengan persalinan yang disfungsional, perubahan struktur pelvis, sebab-sebab pada janin, posisi ibu serta respon psikologis ibu. Salah satu penatalaksanaan kehamilan dengan hidrosefalus adalah operasi sectio caesarea, maka dari itu sangat perlu edukasi serta penjelasan kepada ibu maupun pihak keluarga tentang keadaan ibu dan janin agar ibu dan keluarga tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi ibu dan janin.7 Pada pelaksanaan operasi saat dilakukan eksplorasi lebih lanjut tampak mioma uteri multiple di intra ligamenter kanan ukuran 7x6 cm, 4x3 cm, dan multiple mioma uteri di korpus anterior dan posterior ukuran diameter 2cm. Sesuai dengan teori penyebab hidrosefalus pada janin selain dari lingkungan dan infeksi, penyebab hidrosefalus juga dapat diakibatkan dari genetik seperti riwayat keganasan atau tumor yang dapat menyebabkan tersumbatnya aliran LCS.9 Setelah dilakukan operasi pasien di rawat di ruang rawatan untuk evaluasi dan observasi lebih lanjut dengan pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan kontraksi dan pemantauan bila terjadi perdarahan serta perlu mengedukasi pasien selain untuk teratur dalam pemeriksaan antenatal dan perlu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti ELISA, imunofluoresen indirek, pewarnaan Sabin-Feldman (Sabin-Feldmandye) selama asuhan antenatal untuk mengetahui apakah terdapat infeksi TORCH selama kehamilan.1 BAB V KESIMPULAN
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dengan
ovum dan dilanjutkan dengan suatu proses yang disebut nidasi atau implantasi. Selama kehamilan ibu hamil perlu melakukan pengawasan dengan antenatal care yang bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan. Sekurang- kurangnya ibu hamil menjalani empat kali pemeriksaan antenatal selama masa kehamilan. Hidrosefalus merupakan salah satu gangguan perkembangan pada janin yang dapat disebabkan oleh infeksi toksoplasma, genetik dan lingkungan. Untuk mendiagnosa hidrosefalus di dalam kandungan dapat dilakukan pemeriksaan USG kandungan. Selama asuhan antenatal ibu juga dianjurkan pemeriksaan laboratorium seperti ELISA untuk dapat mengetahui apakah terdapat infeksi selama masa kehamilan sehingga dapat menindaklanjuti untuk mencegah dampak buruk pada janin.