Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB III

KAJIAN SISTEM
DAN PENDETAILAN STRUKTUR

3.1 Umum
Tujuan kajian struktur pada bab ini yakni untuk mengevaluasi konfigurasi apakah
kompleks atau sederhana. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui system struktur pada
bangunan apakah didnding geser atau dinding yang bisa difungsikan. Kajian juga
dilakukan untuk mendapatkan data-data menyangkut bidang dinding,assessment dan
perkuatan.
Melakukan kajian system struktur yakni mengkaji konfigurasi secara horizontal
dan vertical yakni gewel, Kajian elemen struktur per-potongan bangunan dikaji per-as yang
telah dibagi pada denah kemudian mengevaluasi tiap as berdasarkan SNI 03-1726-2002.
melihat system struktur yakni dinding share wall atau bare wall serta mengetahui bahan
yang digunakan
3.2 Evaluasi konfigurasi bangunan
3.2.1 Bentuk Bangunan
Denah bangunan dapat dilihat memiliki bentuk simetris, tanpa coakan dan
tonjolan.

300 130 170

200
A
3

150
650

300
1
150

150

300 300

A B C
B
DENAH RENCANA
Scale: 1:100

Gambar 3.1. denah rencana

3.2.2 Tata Letak Tembok


Dilihat dari kondisi existing bangunan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut;
1. Bangunan simetris, apabila dipotong 2 arah memiliki luas yang sama dan terlihat
bentuk denah adalah persegi panjang.
2. Ukuran panjang denah bangunan adalah 6,5 m dan lebarnya adalah 6,0 m.
3. Tonjolan pada denah tidak ada.
4. Coakan pada denah bangunan tidak ada

Kondisi yang di isyaratkan.


 Bangunan simetris dan sederhana, namun tata letak tidak simetris.
 Dilatasi pada bangunan minimum 30 mm jika tidak memenuhi L<3A
 Panjang tonjolan pada denah tidak boleh > 0.25 kali lebar bangunan.
 Pembagian as :
 Pada panjang tembok sisi kiri
Panjang tembok = 650 cm
Teras = 150 cm
= 650+150 = 800 cm
= 150 / 650 = 23 %
 Panjang tembok sisi kanan
Panjang tembok luar = 300+150+200 = 650 cm
Tembok kamar mandi = 170+170+150 = 490 cm
= 1140 cm
=490/650 = 75 %
 Panjang tembok depan
Panjang tembok = 300 + 300 + 300 = 900 cm
= 300 / 600 = 50 %
 Panjang tembok belakang
Panjang tembok = 300 + 300 + 200 = 600 cm
= 200 / 600 = 33%

Kesimpulan
 Bangunan simetris…….Ok
 Tidak ada dilatasi…….Ok
 Tonjolan pada denah tidak extrim………Ok

 Tinggi bangunan adalah 3 m


 Lebar bangunan adalah 6,0 m
 Panjang bangunan adalah 8,0 m
3.2.3 Konfigurasi Vertikal bangunan
Konfigurasi vertikal bangunan dilihat bangunan hanya terdiri dari satu lantai, namun ada
tembok gewel yang tampak pada tampak depan bangunan. Tinggi tembok gewel kurang lebih
1,35 meter.

TAMPAK DEPAN
Scale: 1:100

Gambar 3.2 Tampak Depan

Gambar 3.3 Tampak Belakang

3.3 . Kajian Elemen Struktur per-Potongan Bangunan


Untuk mengakaji elemen struktur dilakukan per-as tembok sesuai dengan pembagian as
pada denah. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui luasan tembok serta luas bukaan pada
tembok sehingga dapat mengetahui apakah item pengamatan di lapangan sesuai syarat yang
ditentukan SNI berdasarkan wilayah gempa, begitu juga pada evaluasi mutu bahan.
3.3.1 Evaluasi Bidang Tembok

A B B' C

Gambar 3.3. Pembagian As pada Denah

EVALUASI BIDANG TEMBOK


Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letsk tembok = Sisi Luar Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa

Tinjau Tembok As-1


Tinjau Bidang-1 AB
hw = 3.00 m lw = 3.00 m
hw/lw = 1 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Luas bidang tembok 9 7.5 m2 TDK
2 Luas bukaan 4.38 M2 (48.65%) 10% TDK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 0.4 M lw/4 = 0.7500 M OK
jarak dari kolom (kanan) 0 lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 1.25 M hw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 0.3 M hw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan tidak ada harus ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 CM 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Bidang tembok 1-AB bukan merupakan bidang tembok
Kesimpulan struktur dan tidak dapat atau tidak mungkin dikembangkan
menjadi bidang tembok struktur
Tinjau Bidang-1 BC
hw = 3.00 m lw = 3.00 m
hw/lw = 1 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Lua bidang tembok 9 7.5 m2 TDK
2 Luas bukaan 2.167 M2 (24.08%) 10% TDK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 0.73 M lw/4 = 0.7500 M 75% OK
jarak dari kolom (kanan) 0.73 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 0.35 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 0.8 M lw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan harus ada tidak ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 cm 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Bidang tembok 1-BC merupakan bidang tembok non-struktur
tetapi dapat dikembangkan menjadi bidang tembok struktur,
Kesimpulan jika luas bukaan di perkecil, penambahan kolom praktis yang
sekaligus berfungsi sebagai pengaku bukaan serta
penambahan/pemberian angkur

Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letsk tembok = Sisi Dalam Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letsk tembok = Sisi Dalam Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa

Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letsk tembok = Sisi Luar Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letak tembok = Sisi Luar Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letak tembok = Sisi Dalam Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Tinjau Tembok As-B
Tinjau Bidang-3 4
hw = 3.00 m lw = 2.00 m
hw/lw = 1.5 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Luas bidang tembok 6 7.5 m2 OK
2 Luas bukaan 0 10% OK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 3.00 M lw/4 = 0.7500 M OK
jarak dari kolom (kanan) 3.00 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 2.00 M hw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 2.00 M hw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan tidak ada harus ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 CM 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Kesimpulan Bidang tembok B-34 merupakan bidang tembok struktur

Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letak tembok = Sisi Dalam Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Data umum
Lokasi = Kabupaten Kupang
Letak tembok = Sisi Luar Bagunan
Mutu batako = 4 mpa
Mutu adukan pasangan= 5 mpa
Mutu adukan plesteran = 6 mpa
Mutu beton =15 mpa
Tinjau Tembok As- C
Tinjau Bidang-1 2
hw = 3.00 m lw = 3.00 m
hw/lw = 1 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Luas bidang tembok 9 7.5 m2 TDK
2 Luas bukaan 0 10% OK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 3.00 M lw/4 = 0.7500 M OK
jarak dari kolom (kanan) 3.00 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 3.00 M hw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 3.00 M hw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan tidak ada harus ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 CM 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Kesimpulan Bidang tembok C-12 merupakan bidang tembok struktur
Tinjau Tembok As- C
Tinjau Bidang-2 3
hw = 3.00 m lw = 1.50 m
hw/lw = 2 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Luas bidang tembok 4.5 7.5 m2 OK
2 Luas bukaan 0.513 M2 (11.4%) 10% TDK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 0.18 M lw/4 = 0.7500 M OK
jarak dari kolom (kanan) 0.18 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 2.19 M hw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 2.19 M hw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan tidak ada harus ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 CM 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Bidang tembok C-23 merupakan bidang tembok non-struktur
tetapi dapat dikembangkan menjadi bidang tembok struktur,
Kesimpulan jika luas bukaan di perkecil, penambahan kolom praktis yang
sekaligus berfungsi sebagai pengaku bukaan serta
penambahan/pemberian angkur

Tinjau Tembok As- C


Tinjau Bidang-3 4
hw = 3.00 m lw = 2.00 m
hw/lw = 1.5 < 2
evaluasi bidang tembok berdasarkan luas
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Luas bidang tembok 6 7.5 m2 OK
2 Luas bukaan 2.198 M2 (36.633%) 10% TDK
3 posisi bukaan
jarak dari kolom (kiri) 0.23 M lw/4 = 0.7500 M OK
jarak dari kolom (kanan) 0.23 M lw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (atas) 0.80 M hw/4 = 0.7500 M
jarak dari balok (bawah) 0.35 M hw/4 = 0.7500 M
4 rangka pengaku bukaan tidak ada harus ada TDK
5 mutu batu batako 4 Mpa 3.5 Mpa OK
6 mutu adukan pasangan 5 Mpa 3.5 Mpa OK
7 mutu plesteran 3 Mpa 3.5 Mpa OK
8 Tebal Plesteran 2 cm 1 cm OK
9 tebal tembok 12 CM 9.0 CM OK
10 angkur temok-kolom tidak terpasang setiap 60 CM TDK
Bidang tembok C-34 merupakan bidang tembok non-struktur
tetapi dapat dikembangkan menjadi bidang tembok struktur,
Kesimpulan jika luas bukaan di perkecil, penambahan kolom praktis yang
sekaligus berfungsi sebagai pengaku bukaan serta
penambahan/pemberian angkur
Tinjau Frame Beton Bertulang
Kolom Utama
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 bXh 12 X 12 CM 15 X 15 CM TDK
2 jumlah tulangan 4 batang 4 batang OK
3 Diameter tulangan utama 8 MM 12 MM TDK
4 Diamtera sengkang 6 MM 6 MM OK
5 Jarak Sengkang 40 CM max. 15 CM TDK
6 selimut beton 2 CM 2 CM OK
Kolom Praktis (pembagi bidang tembok)
1 bXh 12 X 12 CM  tebal tembok TDK
2 jumlah tulangan 4 batang 4 batang OK
3 Diamter tulangan kolom 8 MM 12 MM TDK
4 Diamtera sengkang 6 MM 6 MM OK
8 Jarak Sengkang 40 CM max 15 CM TDK
7 selimut beton 2 CM 2 CM OK
Sloof
1 bXh 12 X 12 CM  10 X 10 CM OK
2 jumlah tulangan 4 batang 4 batang OK
3 Diamter tulangan kolom 8 MM 12 MM TDK
4 Diamtera sengkang 6 MM 6 MM OK
8 Jarak Sengkang 40 CM max 15 CM TDK
7 selimut beton 2 CM 2 CM OK
Ring Balok
1 bXh 12 X 12 CM  10 X 10 CM OK
2 jumlah tulangan 4 batang 4 batang OK
3 Diamter tulangan kolom 8 MM 12 MM TDK
4 Diamtera sengkang 6 MM 6 MM OK
8 Jarak Sengkang 45 CM max 15 CM TDK
7 selimut beton 2 CM 2 CM OK
Tinjau Detail (hubungan antara elemen)
Join Kolom -Pondasi
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 panjang angkur/stek TDK ADA 40d  300 MM TDK
2 jumlah angku/stek - 4 batang OK
3 bahan pengikat angkur - beton TDK
Join Kolom - Sloof
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 panjang penyaluran 6d  90 MM 40d  300 MM TDK
2 sengkang pengikat joint 2 minim. 1 sengkang OK
Join Kolom - Ring Balok
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 panjang penyaluran 6d  90 MM 40d  300 MM TDK
2 sengkang pengikat joint 2 minim. 1 sengkang OK
Pengaku Bukaan Jendela
No Item yang dievaluasi Data Syarat Keterangan
1 Kolom pengapit bukaan tidak ada 40d  300 MM TDK
ada/tidak tidak ada kolom praktis TDK
jika ada
bXh -  tebal tembok TDK
jumlah tulangan - 4 batang TDK
Diamter tulangan kolom - 12 MM TDK
Diamtera sengkang - 6 MM TDK
Jarak Sengkang - max 15 CM TDK
selimut beton - 2 CM TDK
2 balok pengaku bukaan tidak ada 40d  300 MM TDK
ada/tidak tidak ada harus ada TDK
2 jika ada
bXh - min. 7X10 CM TDK
jumlah tulangan - 2batang TDK
Diamter tulangan balok - 10 MM TDK
Diamtera sengkang - 6 MM TDK
Jarak Sengkang - max 15 CM TDK
selimut beton min. 2 CM TDK
(1) Bidang Tembok 1-AB, bersifat non-struktur dan tidak dapa
dikembangkan menjadi elemen struktur; (2) Bidang tembok
1-BC, 2-BC, 4-AB, B'23, C-12, bersifat non- struktur dan dapat
dikembangkan menjadi elemen struktur dengan cara:
Kesimpulan Umum (a)perbaikan detailing join; (b) penambahan angkur pada
pertemuan kolom-tembok; (c) penambahan elemen pengaku
bukaan pada bidang bukaan. (3) bidang tembok yang
berfungsi struktural yakni bidang A-14, 3-BC, 4-BC, B-12, B-34,
C-23, C-34.
3.3.2. Evaluasi Sistem Struktur
TINJAUAN PONDASI

Plesteran 1:4

Pas. bata

Spesi 1:4
Rabat beton 1:2:3 Sloof 15/20

Tanah urug

Pas. pondasi 1 : 4
0.56

0.80 Aanstamping
Urugan Pasir
0.20

0.10

0.15
0.25
0.60

0.70

No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan


1 Kedalaman Pondasi > 45cm 80cm > 45cm OK
2 Lebar Bawah > 40cm 70cm > 40cm OK
Pondasi
3 Lebar Atas Pondasi > 25cm 25cm >25cm OK
4 Tebal Anstamping > 15cm 20cm > 15cm OK
5 Tinggi Pondasi > 65cm 80cm > 65cm OK
6 Lebar >7,5cm 15cm > 7,5cm OK
Pasangan/tebal
tembok
7 Urugan Pasir >10cm 10cm = 10cm OK
EVALUASI MUTU BAHAN
No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan
1 Mutu Bata 3 Mpa 3 Mpa OK
2 Mutu Pasangan 1:4 1:4 OK
Pondasi
KESIMPULAN
Pondasi memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa

TINJAUAN JOINT PONDASI, SLOOF dan KOLOM


kolom
join sloof dan kolom
sloof

No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan


1 Kedalaman Kolom 40db Tidak ada TDK OK
masuk ke Pondasi
2 Slof dikait ke pondasi 90° Tidak ada TDK OK
& kolom dengan
sudut
3 Diameter Sengkang ≥8 mm 6 mm < 8 mm TDK OK
4 Jarak Sengkang ≤ 20 cm 40 cm > 20 cm TDK OK
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, tidak ada tulangan kolom yang masuk ke
dalam pondasi. Jadi tidak ada join kolom pondasi. Dalam pekerjaan dilapangan
hanya terdapat join kolom dengan sloof. Join kolom tidak memenuhi syarat untuk
bangunan tahan gempa
TINJAUAN JOINT KOLOM DAN RINGBALK

ringbalok

join kolom dan ringbalok


kolom

No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan


1 Panjang kait ≥ 30 cm Tidak ada TDK OK
tulangan kolom ke
ringbalk
2 Kolom dikait ke 90° Tidak ada TDK OK
ringbalk dengan
sudut
3 Diameter Sengkang ≥8 mm 6 mm < 8 mm TDK OK
4 Jarak Sengkang = 5 cm Tidak ada TDK OK
pada join kolom
ringbalk
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, tidak ada tulangan kolom yang masuk ke
dalam ringbalk. Join kolom tidak memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa
TINJAUAN SLOOF dan RINGBALK

Item
No. Syarat Data Lapangan Keterangan
Pengamatan
1 Diameter ≥8 mm 6 mm < 8 mm OK
Sengkang
2 Jarak Sengkang ≤ 20 cm 40 cm > 20 cm OK
3 Sudut Bengkok ≥135° 100°< 135° TDK OK
pada Sengkang
4 Panjang Bengkok 6d 3cm>6d(6x0,6=3,6cm) TDK OK
pada Sengkang
5 Diameter 12 mm 10 mm < 12 mm TDK OK
Tulangan
Memanjang
6 Dimensi Slof dan >10cm x 10cm 12cmx12cm>10cmx10cm OK
Ringbalk
7 Selimut Beton > 2,5cm 2cm > 2,5cm TDK OK
EVALUASI MUTU BAHAN
Item
No. Syarat Data Lapangan Keterangan
Pengamatan
1 Mutu Beton Slof ≥K175 (14,5 K200 (16,9MPa) setara OK
dan Ringbalk MPa) dengan campuran 1:2:3

KESIMPULAN
Sloof dan Ringbalk tidak memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa
TINJAUAN KOLOM

No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan


1 Diameter Sengkang ≥8 mm 6 mm < 8 mm TDK OK
2 Jarak Sengkang ≤ 20 cm 20 cm = 20 cm OK
3 Sudut Bengkok pada ≥135° 100°< 135° TDK OK
Sengkang
4 Panjang Bengkok 6d 3cm>6d(6x0,6=3,6cm) TDK OK
pada Sengkang
5 Diameter Tulangan 12 mm 10 mm < 12 mm TDK OK
Memanjang
6 Dimensi Kolom > 10cmx10cm 12cm x OK
12cm>10cmx10cm
7 Selimut Beton > 2,5cm 2cm < 2,5cm TDK OK
EVALUASI MUTU BAHAN
No. Item Pengamatan Syarat Data Lapangan Keterangan
1 Mutu Beton Slof ≥K175 (14,5 K200 (16,9MPa) OK
dan Ringbalk MPa) setara dengan
campuran 1:2:3
KESIMPULAN
Kolom tidak memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa
TINJAUAN KUDA-KUDA

Item
No. Syarat Data Lapangan Keterangan
Pengamatan
1 Papan Pengapit Memiliki Papan Memiliki Papan OK
Pengapit Pengapit
2 Skoor Tegak Memiliki Skoor Memiliki Skoor Tegak OK
Tegak
3 Skoor Diagonal Memiliki Skoor Memiliki Skoor OK
Diagonal Diagonal
4 Pelat Pengapit Pada sambungan Pada sambungan OK
menggunakan menggunakan pelat
pelat Pengapit Pengapit
5 Papan Pengapit Memiliki Papan Memiliki Papan OK
Pengapit Pengapit
KESIMPULAN
Kuda-kuda memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa
HUBUNGANKUDA-KUDA DENGAN KOLOM

Beugel
12 mm

Angker

Item
No. Syarat Data Lapangan Keterangan
Pengamatan
1 Angker yang ≥ 12mm 12 = 12 OK
mengikat kolom
dan kuda-kuda
2 Angker besi yang ≥ 12mm 12 = 12 OK
mengikat batang
diagonal dan
horisontal
KESIMPULAN
Hubungan kuda-kuda dengan kolommemenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa

3. 4 Narasi

1. Konfigurasi (Bentuk Denah)


Konfigurasi (bentuk denah) pada bangunan proyek yang ditinjau tidak memenuhi
syarat yang ditentukan, yaitu ;
 Bentuk denah sederhana, berbentuk persegi panjang.
 Tonjolan pada denah bangunan tidak lebih besar dari 0,25 atau tidak ada
tonjolan.
 Perbandingan tinggi dan lebar bangunan lebih kecil dari 2.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konfigurasi bangunan yang
ditinjau adalah sudah memenuhi syarat dari segi denah.

2. Bukaan Pada Dinding Bangunan


Kondisi bukaan dinding pada bangunan yang ditinjau dapat diuraikan sebagai
berikut :
 Tinggi dinding 3,5 m < 4 m…OK
 Luas dinding 3 x 4 = 12 m2> 10 m2..tidak OK
 Tebal dinding 15 cm > 11 cm…OK
 Jarak lubang 1 (Pintu) dengan kolom praktis adalah 0 cm < 30 cm….Tdk Ok
(Tampak depan)
 Jarak lubang bukaan (jendela) dengan kolom praktis adalah 108 cm > 30
cm… OK (Tampak belakng)
 ada bukaan pada dinding……… Tidak Ok
 Tinggi dinding/lebar dinding…. Tidak Ok
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dinding dari bangunan
yang ditinjau tidak dapat menerima beban lateral karena sebagian besarnya
kondisi eksxitingnya tidak memenuhi syrat SNI bangunan sederhana tahan
gempa.

3. Sistem Struktur Pondasi


Kondisi sistem struktur pondasi pada bangunan yang ditinjau dapat diuraikan
sebagai berikut :
Kedalaman pondasi 50 cm > 45 cm…OK
Lebar bawah pondasi 60 cm > 40 cm…OK
Lebar atas pondasi 30 cm > 25 cm.. OK.
Tebal astamping 10 cm < 15 cm… TDK OK.
Tinggi pasangan pondasi 65 cm = 65 cm… OK
Lebar pasangan/tebal tembok = 30/15 = 2 cm > 0.75 cm...OK
Urugan pasir 5 cm < 10 cm… TDK OK.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pondasi bangunan
pada bangunan yang ditinjau adalah tidak memenuhi syarat bangunan tahan
gempa, karena ukuran pondasinya tidak memenuhi aturan yang disyaratkan oleh
SNI bangunan sederhana tahan gempa.

4. Sistem Struktur Sloof Dan Ringbalk


Kondisi sistem struktur sloof dan ringbalk pada bangunan yang ditinjau dapat
diuraikan sebagai berikut :
 Diameter sengkang 8 mm = 8 mm.. OK
 Jarak sengkang 40 cm > 20 Cm..Tidak OK
 Diameter tulangan memanjang 10 mm < 12 mm….Tidak OK.
 Dimensi 12 cm x 12 cm > 10 cm x 10 cm..OK.
 Selimut beton cm = 2 cm…OK.
 Sudut bengkokan pada sengkang 100˚ < 135˚……..Tidak Ok

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sloof dan ringbalk
pada bangunan yang ditinjau adalah tidak aman terhadap pengaruh gempa.

5. Sistem Struktur Kolom


Kondisi sistem struktur kolom pada bangunan yang ditinjau dapat diuraikan
sebagai berikut :
 Diameter sengkang adalah 8 mm = 8 mm……Ok
 Jarak sengkang 45 > 20 mm……..Tidak Ok
 Sudut bengkokan 100 < 135 ˚……….Tidak Ok
 Dimensi 12 x 12 cm > 10 x 10 cm………Ok
 Selimut beton 2 cm = 2 cm……Ok

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kolom pada bangunan
yang ditinjau adalah tidak aman terhadap pengaruh gempa.

6. Hubungan Pondasi dan Kolom


 Panjang lawatan 70d > 40d…..Ok
 Sudut bengkokan 100˚ > 90 ˚……….Tidak Ok

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan pondasi


dan kolom pada bangunan yang ditinjau adalah tidak memenuhi syarat SNI
bangunan tahan gempa.
7. Join Sloof dan Kolom
 Sudut bengkokan 100˚ > 90 ˚……….Tidak Ok
Join Sloof dan Kolom pada bangunan ini tidak memnuhi syarat SNI
bangunan sederhana tahan gempa.

8. Sistem Kuda-Kuda
Kondisi kuda-kuda pada bangunan yang di tinjau adalah memiliki papan
pengapit, memiliki skoor tegak, memiliki skoor diagonal, menggunakan pelat
pengapit pada sambungan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem struktur
kuda-kuda pada bangunan yang di tinjau adalah sudah memenuhi syarat.

9. Hubungan Kuda-Kuda dan Kolom


Kondisi sambungan kuda-kuda dan kolom pada bangunan yang di tinjau
adalah memiliki angker dengan Ø 12 mm, memiliki pengapit batang diagonal
haorisontal dan vertikal dengan Ø 12 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sistem penyambungan kuda-kuda dan kolom pada bangunan yang di tinjau
adalah sudah memenuhi syarat.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat bahwa bangunan yang di tinjau


masih belum memenuhi syarat yang berlaku dalam SNI bangunan sederhana tahan
gempa yang ada di Indonesia. Hal ini menimbulkan kerusakan pada konstruksi
banguanan atau umur bangunan tidak terlalu lama yang berdampak bagi pemilik atau
pengguna bangunan baik secara ekonomi maupun lingkungan social.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kerentanan atau desain
bangunan yang tidak mengikuti standar pada bangunnan tersebut pada umumnya
disebabkan oleh pihak–pihak yang berperan dalam proses pembangunan yang tidak
memahami aturan yang berlaku dan selalu mengejar keuntungan pribadi

Вам также может понравиться