Вы находитесь на странице: 1из 3

Bagi Pasangan Kekasih Dilarang Bertamu Ke Rumah Pacar ( Wakuncar)

Hingga Lewat

Pukul 22.00 Waktu Setempat.

A. PENDAHULUAN
Sebuah peraturan yang berlaku di desa pakraman Kayubihi, kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli dimana peraturan tersebut menegaskan khususnya bagi kaum bujang baik
laki-laki maupun perempuan apabila akan bertamu ke rumah pasangan (pacar) sangat
dilarang hingga melewati pukul 22.00 waktu setempat. Apabila aturan tersebut dilanggar
maka pada saat itu anda akan ditangi oleh beberapa orang petugas keamanan (pecalang) yang
akan meng-grebeg anda, bahkan anda beserta pasangan anda akan dihantarkan pulang untuk
dinikahkan.

1. Bukti

Gambar 1 : Awig-awig yang melarang menerima tamu/angguran diatas jam 10 malam.

2. Pemahan Saya
Dengan adanya peraturan tersebut, cukup untuk menjadi batasan bagi kaum anak baru
gede (ABG) agar tidak bertamu ke rumah pasangan hingga larut malam, selain mengganggu
kenyamanan hal tersebut juga akan berimbas pada munculnya image yang kurang baik di
masyarakat khususnya bagi yang menerima tamu, dalam kata lain akan menjadi bahan
bicaraan orang.

1
Namun menurut pandangan saya pribadi, peraturan tersebut belum cukup kuat untuk
menghalau kenakalan remaja yang kini tengah merajarela, khusunya yang menjurus kearah
seks bebas. Karena peraturan tersebut hanya melarang pasangan kekasih untuk bertamu
kerumah saja, tidak menutup kemungkinan jika ada pasangan kekasih yang ingin ketemu
diluar rumah atau diluar lingkungan desa Kayubihi. Jika hanya ketemuan yang dilakukan
pasangan tersebut hanya mengobrol saja sih tidak masalah, namun yang namanya darah muda
kalau sudah berdua dengan pasangan biasanya tidak akan cukup hanya dengan mengobrol
saja, dan yang disesalkan apabila hingga melakukan hubungan suami istri diluar pernikahan
(seks pra-nikah).

B. PEMBAHASAN
1. Analisis Bebas
Jika mengacu pada sudut pandang penulis, peraturan tersebut diberlakukan untuk
kebaikan yang bertamu itu sendiri khusunya dari hal-hal yang berbau mistis. Misalkan saja
peraturan tersebut tidak ada, maka ABG-ABG terlebih yang laki-laki akan bebas
mengunjungi wanitanya kerumahnya untuk mengisi malam minggu, dan apabila pulangnya
hingga larut malam, ditakutkan dalam perjalanan pulang sang laki-laki akan berpapasan
dengan mahluk astral (anak nge-leak) hingga pada akhirnya tidak berani pulang dan meminta
orangtua dari wanitanya tersebut untuk menghantarkan pulang. Jadi malah menambah repot
bagi pihak orangtua wanita jika harus menghantarkan pacar anaknya yang tidak berani pulang
karena takut melihat hantu dijalan usai wakuncar terlalu larut malam. Apalagi mengingat
jalanan di Bangli diatas jam 10 malam sudah sangat sepi terutama di desa-desa, jadi
kemungkinan adanya orang nge-leak itu sangat besar.

2. Analisis Sumber
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada salah seorang petugas keamanan
atau di Bali yang lumrah disebut dengan istilah pecalang, dikemukakan bahwa awal mula
diberlakukannya peraturan tersebut merupakan usulan salah seorang warga yang merasa
resah dengan keadaan disaat itu dimana kebetulan dalam pekarangan rumahnya ada kerabat
yang memiliki anak gadis dan selalu kedatangan tamu laki-laki yang merupakan kekasihnya
hingga berlarut malam. Hal tersebut tentu menggangu kenyamanan dari orang sekitar terlebih
sudah tak terhitung lagi berapa kali jumlahnya laki-laki tersebut bertamu kerumah sang gadis
hingga malam, bahkan laki-laki tersebut tak canggung lagi untuk menginap disana. Namun
yang disayangkan sang gadis tidak dilamar-lamar oleh laki-laki tersebut. Kerabat yang
2
merasa tidak nyaman tersebut akhirnya merembugkan dengan orang tua anak gadis tersebut
namun karena tidak mendapat respon yang positif dari orang tua gadis tersebut maka pihak
yang merasa tidak nyaman tersebut mengusulkannya di paruman banjar. Singkat cerita
setelah menjalani beberapa kali rapat banjar tentu ada yang setuju namun tidak sedikit juga
yang kontra terhadap peraturan tersebut tapi karena dirasa untuk kebaikan bersama terlebih
terhadap generasi muda maka akhirnya disepakatilah peraturan tersebut yang melarang bagi
pasangan untuk bertamu hingga melebihi pukul 22.00 waktu setempat.

Dasar pertimbangan diberlakukannya peraturan tersebut adalah untuk :


a) Mencegah perilaku menyimpang dari pasangan kekasih khususnya yang
mengarah ke perbuatan seks sebelum menikah, mengingat waktu malam
merupakan waktu yang rawan karena disamping suasana sudah gelap juga
pengawasan dari orang sekitar utamanya orangtua sudah tentu terbatas.
b) Menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi seluruh warga yang berpemukiman
di desa Kayubihi, kecamatan Bangli ( termasuk juga anak kost).
c) Sebagai edukasi bagi remaja akan betapa pentingnya menjaga suatu hal yang
belum sepantasnya diserahkan pada sembarang orang.

Вам также может понравиться