Вы находитесь на странице: 1из 28

IMPLEMENTASI DAN

ANALISA JARINGAN
BORDER GATEWAY
PROTOCOL (BGP)
MENGGUNAKAN ROUTER
CISCO
Latar Belakang Masalah
Komunikasi global dapat terjadi antar jaringan yang dikenal dengan istilah
Autonomous System (AS).

Pada proses pertukaran informasi antar Autonomous System ini menjadi


tugas utama sebuah routing External Gateway protocol (EGP) yakni Border
Gateway Protocol (BGP).

BGP sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur menuju internet yang
berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana memiliki jalur keluar lebih
dari satu buah ini disebut dengan istilah multihoming. Jaringan multihoming
pada umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti
misalnya ISP (Internet Suply Provider), Biasanya jaringan ini memiliki blok IP
dan nomor AS sendiri.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang dan menganalisa kebutuhan BGP
(Border Gateway Protocol) di PT. Hendevane Indonesia?

2. Bagaimana cara konfigurasi routing BGP?

3. Mempelajari mekanisme pemilihan jalur (path selection) pada


routing protocol BGP ?

4. Mengetahui informasi melalui table prefix pada routing


jaringan BGP ?
Batasan Masalah

1. Topologi jaringan yang dipakai hanya menghubungkan dua


router ISP (internet Service Provider) ke satu router jaringan
lokal.

2. Penelitian yang dilakukan hanya sampai OSI (Open System


Interconnect) layer 3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan menganalisa hasil konfigurasi routing BGP.

2. Memahami cara kerja dan menguji fungsi protocol jaringan


BGP.

3. Mengetahui proses pertukaran informasi interdomain AS


(Autonomous System).
Apa itu Jaringan Border Gateway Protocol ?

BGP (Border Gateway Protocol) merupakan


routing protocol jenis EGP (Exterior Gateway
Protocol) . BGP adalah salah satu routing protocol
yang menangani jaringan antar AS (Autonomous
System). BGP memiliki kemampuan untuk
melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan
menentukan jalur terbaik untuk mencapai tujuan.
BGP merupakan metode routing untuk tingkat
jaringan yang besar dan rumit yang disetting secara
dynamic guna mempermudah dan mempercekat
dalam pengkonfigurasiannya.
IGP DAN EGP ?
Network Development Live Cycle

Pada penelitian ini Penulis menggunakan


model pengembangan sistem NDLC
(Network Development Live Cycle)

siklus hidup pengembangan yang


menggambarkan secara eksplisit seluruh
proses dan tahapan pengembangan
sistem jaringan yang terus berkelanjutan.

(Goldman dan Rawles, 2001)


Topologi Penelitian
Langkah Pengujian dan Analisa

Memonitoring kinerja routing. Hal ini


mengingat bahwa proses pengujian
dan analisa dilakukan melalui
aktifitas pengoperasian konfigurasi
dan pengamatan sistem yang sudah
dibangun.
Konfigurasi R1 (Router Lokal)
R1#config t
R1(config)#int s0/0
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#desc R1 --> ISP1
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int s0/1
R1(config-if)#ip add 13.13.13.1 255.255.255.0
R1(config-if)#desc R1 --> ISP2
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo11
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.0
R1(config-if)#exit

R1(config)#router bgp 100


R1(config-router)#neighbor 12.12.12.2 remote-as 200
R1(config-router)#neighbor 13.13.13.3 remote-as 300
R1(config-router)#network 1.1.1.0 mask 255.255.255.0
R1(config-router)#network 11.11.11.0 mask 255.255.255.0
R1(config-router)#end
R1#write
Building configuration...
[OK]
R1#
Konfigurasi R2 (Router ISP 1)
R2#config t
R2(config)#int s0/0
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#desc ISP1 --> R1
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.0
R2(config-if)#exit

R2(config)#router bgp 200


R2(config-router)#neighbor 12.12.12.1 remote-as 100
R2(config-router)#network 2.2.2.0 mask 255.255.255.0
R2(config-router)#end
R2#write
Building configuration...
[OK]
R2#
Konfigurasi R3 (Router ISP 2)
R3#config t
R3(config)#int s0/0
R3(config-if)#ip add 13.13.13.3 255.255.255.0
R3(config-if)#desc ISP2 --> R1
R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.0
R3(config-if)#exit

R3(config)#router bgp 300


R3(config-router)#neighbor 13.13.13.1 remote-as 100
R3(config-router)#network 3.3.3.0 mask 255.255.255.0
R3(config-router)#end
R3#write
Building configuration...
[OK]
R3#
Verifikasi routing R1 (Router Lokal)
R1#show ip route bgp
2.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 2.2.2.0 [20/0] via 12.12.12.2, 00:02:11
3.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 3.3.3.0 [20/0] via 13.13.13.3, 00:02:11

R1#ping 2.2.2.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 2.2.2.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/22/72 ms

R1#ping 3.3.3.3
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 3.3.3.3, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/27/108 ms
R1#
Verifikasi BGP Pada R1
R1#show ip bgp
BGP table version is 5, local router ID is 11.11.11.11
Status codes: s suppressed, d damped, h history, * valid, > best, i
- internal,
r RIB-failure, S Stale
Origin codes: i - IGP, e - EGP, ? - incomplete

Network Next Hop Metric LocPrf Weight Path


*> 1.1.1.0/24 0.0.0.0 0 32768 i
*> 2.2.2.0/24 12.12.12.2 0 0 200 i
*> 3.3.3.0/24 13.13.13.3 0 0 300 i
*> 11.11.11.0/24 0.0.0.0 0 32768 i
R1#
Verifikasi BGP Pada R2 (ISP 1)
R2#show ip bgp
BGP table version is 5, local router ID is 2.2.2.2
Status codes: s suppressed, d damped, h history, * valid, > best, i -
internal,
r RIB-failure, S Stale
Origin codes: i - IGP, e - EGP, ? - incomplete

Network Next Hop Metric LocPrf Weight Path


*> 1.1.1.0/24 12.12.12.1 0 0 100 i
*> 2.2.2.0/24 0.0.0.0 0 32768 i
*> 3.3.3.0/24 12.12.12.1 0 100 300 i
*> 11.11.11.0/24 12.12.12.1 0 0 100 i
R2#
Verifikasi BGP Pada R3 (ISP 2)
R3#show ip bgp
BGP table version is 5, local router ID is 3.3.3.3
Status codes: s suppressed, d damped, h history, * valid, > best, i -
internal,
r RIB-failure, S Stale
Origin codes: i - IGP, e - EGP, ? - incomplete

Network Next Hop Metric LocPrf Weight Path


*> 1.1.1.0/24 13.13.13.1 0 0 100 i
*> 2.2.2.0/24 13.13.13.1 0 100 200 i
*> 3.3.3.0/24 0.0.0.0 0 32768 i
*> 11.11.11.0/24 13.13.13.1 0 0 100 i
R3#
Pengujian dan Analisa Route filtering
Jika memeriksa table routing R3 (ISP 2) maka akan terlihat route yang seharusnya milik R2
(ISP 1) karena R1 (sebagai customer) melakukan advertise routing table milik R2 (ISP1) ke
R3 (ISP2) disebabkan R1 sebagai transit trafik.
R3#show ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter o
- ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

1.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


B 1.1.1.0 [20/0] via 13.13.13.1, 00:30:27
2.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 2.2.2.0 [20/0] via 13.13.13.1, 00:30:27
3.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 3.3.3.0 is directly connected, Loopback0
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 11.11.11.0 [20/0] via 13.13.13.1, 00:30:27
13.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 13.13.13.0 is directly connected, Serial0/0
R3#
Oleh sebab itu perlu dilakukan route filter sehingga R1 (sebagai customer) hanya meng-
advertise jaringan R1 sendiri ke R2 (ISP1) dan R3 (ISP2).
R1#config t
R1(config)#access-list 1 permit 1.1.1.0 0.0.0.255
R1(config)#access-list 1 permit 11.11.11.0 0.0.0.255

R1(config)#router bgp 100


R1(config-router)#neighbor 12.12.12.2 distribute-list 1 out
R1(config-router)#neighbor 13.13.13.3 distribute-list 1 out
R1(config-router)#end
R1#write
Building configuration...
[OK]
R1#
Maka network IP 2.2.2.0/24 pada R2 (ISP1) sudah tidak terlihat di R3 (ISP2), dan network
IP 3.3.3.0/24 pada R3 (ISP2) sudah tidak terlihat di R2 (ISP1).

R1#clear ip bgp *
R3#show ip route bgp
1.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 1.1.1.0 [20/0] via 13.13.13.1, 00:04:34
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 11.11.11.0 [20/0] via 13.13.13.1, 00:04:34

R2#show ip route bgp


1.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 1.1.1.0 [20/0] via 12.12.12.1, 00:04:48
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 11.11.11.0 [20/0] via 12.12.12.1, 00:04:48
R2#
Konfigurasi primary dan backup route
menggunakan floating static route
Route static ini dimaksudkan sebagai backup, dimana jika routing BGP down atau terlepas.
Konfigurasi static route pada R1 dengan distance metric 210 menuju R2 (ISP1) dan 220
menuju R3 (ISP2).

R1#config t
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 12.12.12.2 210
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 13.13.13.3 220
R1(config)#end
R1#write
Building configuration...
[OK]
Verifikasi Static Route
R1#show ip route
Gateway of last resort is 12.12.12.2 to network 0.0.0.0

1.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


C 1.1.1.0 is directly connected, Loopback0
2.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 2.2.2.0 [20/0] via 12.12.12.2, 00:19:29
3.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
B 3.3.3.0 [20/0] via 13.13.13.3, 00:19:29
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 11.11.11.0 is directly connected, Loopback11
12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 12.12.12.0 is directly connected, Serial0/0
13.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 13.13.13.0 is directly connected, Serial0/1

S* 0.0.0.0/0 [210/0] via 12.12.12.2


Pengujian IP loopback R2
Untuk pengujian, membuat sebuah ip loopback21 yang tidak diadvertise pada R2 (ISP 1).
Konfigurasi R2 (Router ISP 1)
R2#config t
R2(config)#int lo21
R2(config-if)#ip add 192.168.100.1 255.255.255.0
R2(config-if)#end
R2#write
Building configuration...
[OK]
R2#
R1#ping 192.168.100.1 source 1.1.1.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 21.21.21.1, timeout is 2
seconds:
Packet sent with a source address of 1.1.1.1
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max =
1/15/44 ms
R1#

diketahui bahwa un-advertise network milik R2 (ISP 1) bisa di ping dari R1 karena
gateway utama langsung ke R2 (ISP 1). Jika preferred route adalah R3 (ISP2) maka
ping akan fail kecuali ada interkoneksi antar ISP.
Kesimpulan
Jaringan BGP menggunakan router
Cisco ini telah selesai di konfigurasi
dan berhasil dibuat dengan
menyambungkan router lokal pada
kedua router ISP.

Berdasarkan hasil pengujian, router


melakukan proses pertukaran
informasi dan jaringan BGP yang di
rancang ini berjalan dengan
semestinya
Saran
untuk kelanjutan penelitian jaringan BGP ini dapat
mengembangkan fitur-fitur seperti Konfigurasi :
• IPV6
• NAT (Network Address Translation)
• DMVPN (Dynamic Multi Point VPN)
• PPP (Point to Point Protocol)

dapat dirancang dan diimplementasikan untuk kebutuhan


suatu jaringan
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться