Вы находитесь на странице: 1из 2

MANAJEMEN MODAL KERJA

Manajemen kerja berkenaan dengan managemen current account perusahaan (aktiva lancar dan utang
lancar) dimana memiliki tujuan untuk mengelola masing masing pos aktiva lancar dan utang lancar
sedemikian rupa sehingga net working capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Pos pos
utama dalam aktiva lancar adalah : kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan.

Istilah

Net working capital : atau disebut juga modal kerja benih perusahaan didefinisikan sebagai selisih antara
aktiva lancar dengan utang lancar. Penggunaan net working capital untuk mengukur likuiditas
perusahaan "digarisbawahi" oleh keyakinan bahwa semakin besar kelebihan (margin) aktiva lancar atas
utang lancar, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban-
kewajiban pada saat jatuh tempo.

Trade off antara profitabilitas dan risiko

Dalam hal ini profitabilitas diukur dengan jumlah keuntungan sememtara risiko diukur dengan
profitabilitas suatu perusahaan untuk berada dalam keadaan "technically insolvent" artinya
ketidakmampuan membayar kewajiban atau utang pada saat jatuh tempo. Keuntungan perusahaan
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan dan menekan biaya. Diasumsikan semakin besar
jumlah net working capital yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil risiko yang dihadapinya
demikian sebaliknya. Maka dari itu, dibahas lebih lanjut mengenai trade off sebagai berikut berdasarkan
asumsi dasar yaitu:

- asumsi pertama: berkenaan dengan jenis perusahaan, kemampuan aktiva dalam memperoleh hasil,
biaya dari berbagai alternatif pembelanjaan

1. Jenis perusahaan

Dimaksud adalah perusahaan industri manufaktur, bukan perusahaan dagang ataupun jasa

2. Kemampuan aktiva dalam memperoleh hasil

Diasumsikan aktiva tetap lebih besar daripada aktiva lancar yang dimiliki

3. Biaya modal

Perusaan dapat memenuhi kebutuhan modalnya dalam dua bentuk yaitu modal jangka pendek dan
modal jangka panjang. Diasumsikan bahwa modal jangka pendek lebih murah dibandingkan modal
jangka panjang dengan melihat komponen utang lancar tertentu (utang dagang dan accrual) biasanya
tidak dikenakan beban bunga.
Analisa Profitabilitas dan Risiko

Jika perusahaan bermaksud meningkatkan keuntungan, maka risiko yang ditimbulkan juga aman
semakin besar. Begitu juga sebaliknya. Pemilihan alternatif tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dimana trade off tersebut akan diukur dengan melihat jumlah net working capital yang tersedia.
Adapun pengaruh aktiva lancar dan pasiva lancar terhadap trade off terhadap profitabilitas dan risiko
dijelaskan sebagai berikut

- aktiva lancar : pengaruh aktiva lancar terhadap trade off adalah apabila ratio aktiva lancar atas total
aktiva meningkat maka baik profitabilitas maupun risiko yang dihadapi akan menurun. Menurun
disebabkan karena aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit daripada aktiva tetap. Akan tetapi, jika ratio
menurun maka profitabilitas dan risiko akan meningkat. Hal ini karena modal yang diinvestasikan lebih
besar dibandingkan aktiva lancar.

- utang lancar : pengaruh utang lancar terhadap trade off dapat diilustrasikan dengan menggunakan
ratio antara utang lancar dan total aktiva. Dengan meningkatnya jumlah utang lancar maka akan
memperbesar ratio utang lancar atas total aktiva. Pengaruh dari besarnya ratio adalah meningkatnya
profitabilitas dan risiko. Hal ini disebabkan karena menurunnya biaya penggunaan modal jangka pendek.
Begitu pula sebaliknya jika ratio mengalami peningkatan.

Penentuan Komposisi Pembelanjaan

Ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan bagaimana pengaturan komposisi
pembelanjaan perusahaan

- pendekatan agresif : kebutuhan modal jangka pendek harus dibiayai dengan pinjaman jangka pendek.
Sedangkan kebutuhan jangka panjang harus dibiayai dengan pinjaman atau modal jangka panjang.
Perusahaan yang menggunakan pendekatan agresif dalam pemenuhan kebutuhan dananya beroperasi
dengan jumlah net working capital yang minimal karena jumlah aktiva lancar yang bersifat permanen
saja yang dibiayai modal jangka panjang. Risikonya jugalebih besar karena perusahaan menaruh beban
cukup besar dipundak modal jangka pendek.

- pendekatan konservatif : mengatakan bahwa seluruh proyeksi kebutuhan modal perusahaan harus
dibiayai dengan modal jangka panjang. Sedangkan modal jangka pendek akan dipergunakan hanya
apabila timbul keadaan yang darurat. Pendekatan ini memberikan keuntungan yang lebih rendah tetapi
risikonya juga rendah.

- pendekatan rata-rata : pendekatan ini menggunakan perencanaan pembelanjaan yang terletak pada
suatu titik antara dua pendekatan yang sudah dijelaskan diatas.

Вам также может понравиться