Вы находитесь на странице: 1из 5

HIPOTESIS DeBROGLIE

Ciri perkembangan fisika biasanya ditandai dengan periode panjang pekerjaan


eksperimen dan teori tidak memuaskan yang kadang-kadang diselingi oleh cetusan
berbagai gagasan mendalam yang menyebabkan perubahan mencolok dalam cara kita
memandang alam semesta. Seringkali, semakin dalam gagasan yang dicetuskan dan
semakin berani orang mengambil langkah awal semakin sederhana pula gagasan itu
tampak dalam sudut pandang sejarah, sehingga kita cendrung bersandar ke belakang
dan bertanya dalam hati, “Mengapa saya tidak memikirkannya?” Teori relativitas
Einstein merupakan salah satu contohnya.

Bukti percobaan pertama hakikat gelombang dari elektron (dan bukti kualitatif dari
hubungan deBroglie 𝜆 = ℎ/𝑝) diperoleh segera setelah deBroglie mengemukakan
hipotesisnya. Pada tahun 1926, di Laboratorium Bell Telephon, Clinton Davisson dan
Lester Germer menyelidiki pemantulan berkas elektron dari permukaan Kristal nikel.
Gambaran skematis peralatan mereka diperlihatkan pada gambar1.1. Dalam
percobaan ini, seberkas elektron dari suatu kawat pijar panas dipercapat melalui suatu
benda potensial V. setelah melewati suatu celah kecil, berkas elektron ini menumbuk
kristal nikel tunggal. Kemudian elektronnya dihamburkan ke segala arah oleh atom
kristal, beberapa menumbuk suatu detector, yang dapat digerakkan ke sebarang sudut
𝜙 relative terhadap arah berkas dating, yang mengukur intensitas berkas elektron
yang dihamburkan pada sudut itu.
Jika kita menganggap bahwa setiap atom kristal dapat bertindak sebagai satu
penghambur, maka gelombang elektron yang terhambur dapat berinterferensi,
sehingga kita memperoleh semacam kisi difraksi kristal bagi gelombang elektron.
Sebarang bidang khayal yang membuat sejumlah atom dalam Kristal memiliki pusat-
pusat hambur yang tersusun secara teratur sehingga dapat menghasilkan suatu pola
interferensi, hamburan dari salah satu himpunan bidang seperti itu diperlihatkan pada
gambar1.2. sudut hamburan 𝜃, sebagaimana kita mendefinisikannya, tidak lain
adalah 90° − 𝜙/2.

Berkas yang terpantul dengan intensitas maksimum akan teramati pada sudut 𝜙
apabila syarat Bragg bagi interferensi maksimum terpenuhi. Jarak atom a
berhubungan dengan jarak d menurut persamaan

𝜙
𝑑 = 𝑎 sin ( )
2
Dalam Gambar 1.3 dituliskan data yang diperoleh Davisson dan Germer, yang
memperlihatkan intensitas berkas hambur pada sudut 𝜙 antara 0 dan 90°. Berkas
denga intensitas pada 𝜙 = 50° terjadi untuk V = 54 volt.

DIFRAKSI BRAGG

Berkas sinar-x ekawarna (monokhromatik) yang jatuh pada sebuah kristal akan
dihamburkan ke segala arah, tetapi karena keteraturan letak atom-atom, pada arah
tertentu gelombang hambur itu akan berinterferensi konstruktif sedangkan yang lain
berinterferensi destruktif. Atom-atom dalam kristal dapat dipandang sebagai unsur
yang membentuk keluarga bidang datar. Dengan masing-masing keluarga mempunyai
jarak karakteristik antara bidang-bidang komponen. Analisis seperti ini diusulkan
oleh W.L. Bragg dalam tahun 1913, untuk menghormatinya bidang-bidang itu
dinamai bidang Bragg.

Syarat yang diperlukan supaya radiasi dihamburkan atom kristal membentuk


interferensi konstruktif dapat diperoleh dari diagram seperti dalam Gambar 2.17.
Suatu berkas sinar-x yang panjang gelombangnya 𝜆 jatuh pada kristal dengan sudut 𝜃
terhadap permukaan keluarga bidang Bragg yang jarak diantaranya 𝑑. Seberkas sinar
mengenai atom A pada bidang pertama dan atom B pada bidang berikutnya, dan
masing-masing atom menghambur sebagian berkas tersebut dalam arah rambang.
Interferensi konstruktif hanya terjadi antara sinar terhambur sejajar dan beda jarak
jalannya tepat 𝜆, 2𝜆, 3𝜆, dan seterusnya. Jadi beda jarak jalan harus 𝑛𝜆, dan 𝑛
menyatakan bilangan bulat. Berkas cahay yang terhambur oleh A dan B yang
memenuhi ialah yang bertanda I dan II dalam Gambar 2.17.

Syarat Bragg

Syarat pertama terhadap I dan II ialah sudut hambur bersama-sama dengan sudut
jatuh 𝜃 dari berkas semula. (persyaratan ini tidak bergantung dari panjang gelombang
serupa dengan pemantulan yang biasa dalam optik, sudut dating = sudut pantul).
Syarat kedua ialah

2𝑑 sin 𝜃 = 𝑛𝜆 𝑛 = 1, 2, 3, . . .

Karena sinar II harus menempuh jalan berjarak 2𝑑 sin 𝜃 lebih jauh dari sinar I.
bilangan bulat 𝑛 menyatakan orde berkas yang terhambur.

Spektrometer sinar-x

Rancangan skematik spektrometer sinar-x yang didasarkan atas analisis Bragg yang
diperlihatkan dalam Gambar 2.18. Seberkas sinar-x yang terarah jatuh pada kristal
dengan sudut 𝜃 dan sebuah detektor diletakkan untuk mencatat sinar yang sudut
hamburnya juga 𝜃. Setiap sinar-x yang sampai ke detektor memenuhi persyaratan
pertama Bragg. Ketika 𝜃 diubah, detektor akan mencatat puncak intensitas yang
berseuaian dengan orde yang diramalkan oleh persamaan syarat kedua. Jika jarak 𝑑
antara bidang Bragg yang bersebelahan dalam bidang kristal diketahui, maka sinar-x
panjang gelombang 𝜆 bias dihitung.
Mencari jarak antara bidang Bragg

Bagaimana kita dapat mencari harga 𝑑? Hal ini merupakan tugas dengan mudah
dalam kisi kubus seperti garam dapur (NaCl) diperlihatkan dalam Gambar 2.16.
Jarak dasar yang diperlukan ialah 𝑑 = 𝑑1, karena dari sini kita dapat memakai
geometri sederhana untuk mencari 𝑑2 dan jarak-jarak lainnya antara bidang-bidang
Bragg. Karena 𝑑 menyatakan jarak antara atom yang bersebelahan (atau, pada
umumnya antara pusat penghambur yang bersebelahan) dalam kristal, ini berarti
terdapat 1/𝑑 atom per meter sepanjang suatu sumbu kristal dan terdapat 1/𝑑 3 atom

meter kubik dalam Kristal itu. Jika massa rata-rata atom ialah 𝑚 dan kerapatan
Kristal secara keseluruhan ialah 𝜌, maka
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑚
𝜌= = 𝑎𝑡𝑜𝑚 = 𝑑 3
𝑚3 1/( 3 )
𝑚
Dan

𝑚 1/3
𝑑=( )
𝜌

Untuk mencari 𝑚 kita ingat rumus 𝑀 dari senyawa kimia yang merupakan jumlah
massa atomic dari unsur-unsur pembentuknya yang dinyatakan dalam satuan massa
atomik (u), dengan

1 𝑢 = 1,66 𝑥 10−27 𝑘𝑔

Jika terdapat 𝐾 atom persatuan rumus senyawa, maka 𝑚 yang dinyatakan dalam
kilogram dapat ditulis sebagai berikut:
𝑀
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎/atom= ( 𝐾 ) (1,66 x 10-27 kg/u)

Dan
1/3
𝑀 𝑘𝑔
Jarak atomik 𝑑 = [(𝐾 ) (1,66 𝑥 10−27 )]
𝜌 𝑢

Вам также может понравиться