Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
DOKUMEN PEMILIHAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASCA KUALIFIKASI
KONTRAK HARGA SATUAN
Nomor : 03/POKJA/BPJN1-ACEH/XII/2018
Tanggal : 28 Desember 2018
PROPINSI : ACEH
2
DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor : 03/POKJA/BPJN1-ACEH/XII/2018
untuk
Pengadaan
3
i
DAFTAR ISI
ii
iii
iii
BAB I. UMUM
B. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang digunakan
adalah ketentuan pada Lembar data Pemilihan (LDP).
1
- Pengguna : yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
Anggaran (PA) pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.
2
- Tingkat : yang selanjutnya disingkat TKDN adalah
Komponen besarnya komponen dalam negeri pada barang,
Dalam Negeri jasa, dan gabungan antara barang dengan jasa.
(TKDN)
3
Keselamatan : adalah segala kegiatan keteknikan konstruksi
Konstruksi dalam mewujudkan proses pekerjaan
konstruksi yang handal, aman, dan ramah
lingkungan.
4
- APENDO : adalah aplikasi pengaman dokumen.
5
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI
6
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM
3. Peserta Tender 3.1 Tender ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta yang berbentuk badan usaha atau KSO
yang memenuhi kualifikasi.
7
3.7 KSO harus terdiri atas perusahaan nasional.
8
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi
Pertentangan dan perannya, menghindari dan mencegah
Kepentingan pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
9
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi,
Kolusi, dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan
Penyedia;
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak dapat diterima Pokja Pemilihan;
e. pemenang Pemilihan yang telah menerima Surat
Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ)
mengundurkan diri sebelum penandatanganan
Kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima
oleh PPK;
f. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan
kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan
oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
g. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya.
10
7.4 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan
dalam hal:
a. barang/jasa tersebut belum dapat
diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi
dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli dalam
negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
11
2) Dokumen Penawaran Teknis:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan;
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
c) Daftar Peralatan Utama;
d) Daftar Personel Manajerial beserta
Surat pernyataan kepemilikan
sertifikat kompetensi;
e) Formulir Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK);
f) Daftar Bagian Pekerjaan yang
disubkontrakkan (apabila
disyaratkan).
3) Dokumen Penawaran Harga:
a) Sesuai Surat Penawaran dalam
Dokumen Administrasi;
b) Daftar Kuantitas dan Harga;
c) Formulir Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (khusus apabila ada
evaluasi kewajaran harga di bawah
80% HPS);
Peserta pemilihan akan memenuhi
Dokumen Penawaran Harga pada
huruf c) pada saat acara klarifikasi
kewajaran harga. Analisa Harga
Satuan Pekerjaan bukan merupakan
bagian dari Dokumen Kontrak.
f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi
isiannya oleh PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila diberikan
uang muka);
5) Jaminan Pemeliharaan;
6) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga);
7) Formulir Daftar Barang yang diimpor.
(apabila ada barang yang diimpor).
12
11. Bahasa Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi
Dokumen tertulis dalam proses pemilihan menggunakan Bahasa
Pemilihan Indonesia.
13
13.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi
teknis, gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum
dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pemilihan.
14
16.3 Dokumen penunjang yang berbahasa Inggris
perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
18. Harga 18.1 Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan
Penawaran huruf.
15
pengujian, serta semua pajak, bea, retribusi,
tenaga kerja, praktik/magang, dan pungutan
lain yang sah yang harus dibayar oleh penyedia
untuk pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
ini telah diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
19. Mata Uang 19.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dan Cara dalam LDP.
Pembayaran
19.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-Syarat
Khusus Kontrak.
16
20.4 Berkaitan dengan 20.2 dan 20.3, maka peserta
dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran; atau
b. menolak permintaan tersebut dan dapat
mengundurkan diri secara tertulis dengan
tidak dikenakan sanksi.
17
paling lambat sebelum batas akhir
penyampaian penawaran.
18
D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
19
sanksi pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) pimpinan dan pengurus badan usaha
bukan sebagai pegawai K/L/PD atau
pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai K/L/PD yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/PD.
20
26. Batas Akhir 26.1 Penawaran harus disampaikan secara
Waktu elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Pokja
Pemasukan Pemilihan paling lambat pada waktu yang
Penawaran ditentukan oleh Pokja Pemilihan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
21
tersebut tidak memenuhi syarat sebagai
penawaran dan penyedia barang/jasa yang
mengirimkan Dokumen Penawaran tersebut
dianggap tidak memasukkan penawaran.
Apabila dapat dibuka, maka Pokja Pemilihan
akan melanjutkan proses atas penawaran yang
bersangkutan.
22
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada Daftar Kuantitas dan Harga
tetap dibiarkan kosong;
d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pemilihan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol.
23
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini,
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat adalah:
1) Penyimpangan Dokumen Penawaran
dari Dokumen Pemilihan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan diluar ketentuan
dan syarat-syarat yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan/atau tidak adil.
e. Pokja Pemilihan dilarang menggugurkan
penawaran dengan alasan:
1) Peserta tidak aktif/tidak membuka SPSE
dan/atau tidak bertanya pada saat
pemberian penjelasan; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial,
adalah kesalahan-kesalahan yang tidak
mempengaruhi hasil evaluasi.
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja
Pemilihan selama proses evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama
(indikasi kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja Pemilihan, UKPBJ, PPK
dan/atau pihak lain yang terlibat, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu
peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dikenakan sanksi dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja Pemilihan, PPK dan/atau
pihak lain yang terlibat persekongkolan
dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain
sebagaimana dimaksud pada angka 3),
maka tender dinyatakan gagal.
h. Apabila indikasi persekongkolan terpenuhi,
maka peserta digugurkan pada tahap evaluasi
administrasi, teknis, dan/atau kualifikasi.
24
b) Jaminan Penawaran Asli (apabila
dipersyaratkan);
c) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
(apabila ber-KSO);
d) Dokumen Penawaran Teknis;
e) Dokumen Penawaran Harga.
2) Surat Penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) bertanggal;
b) jangka waktu berlakunya Surat
Penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan:
i. apabila ada perbedaan penulisan
antara angka dan huruf maka
jangka waktu yang diakui adalah
tulisan huruf;
ii. apabila yang tertulis dalam angka
jelas sedangkan nilai dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah,
maka jangka waktu yang diakui
adalah yang tertulis dalam angka;
atau
iii. apabila yang tertulis dalam angka
dan dalam huruf tidak jelas/tidak
bermakna/salah, maka
penawaran dinyatakan gugur.
c) Dalam hal terdapat kesalahan
pengetikan dalam penulisan nama
Pokja dan/atau nama paket, maka
tidak dapat dinyatakan gugur; dan
d) Dalam hal terdapat kesalahan
tanggal, maka apabila kesalahan
tersebut tidak menyebabkan masa
berlaku surat penawaran menjadi
kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP maka tidak
dapat dinyatakan gugur.
3) Jaminan Penawaran Asli (apabila
disyaratkan) memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) Dalam hal pekerjaan Konstruksi
dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah), diterbitkan oleh:
1. Bank Umum;
2. Perusahaan Penjaminan;
3. Perusahaan Asuransi;
4. Lembaga khusus yang
menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia;
atau
5. Konsorsium perusahaan asuransi
umum/konsorsium Lembaga
penjaminan/ konsorsium
perusahaan penjaminan yang
25
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah
ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
26
h) Nama Pokja Pemilihan yang
menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja Pemilihan yang
mengadakan Tender;
i) Paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
ditenderkan;
j) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan
dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja
Pemilihan diterima oleh Penerbit
Jaminan;
k) Jaminan Penawaran atas nama KSO
harus ditulis atas nama KSO; dan
l) Substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan Penawaran telah
dikonfirmasi dan diklarifikasi secara
tertulis oleh Pokja Pemilihan kepada
penerbit jaminan apabila kurang jelas
dan meragukan.
4) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) mencantumkan nama KSO sesuai
dengan dokumen isian kualifikasi;
b) mencantumkan nama perusahaan
leadfirm dan anggota KSO;
c) mencantumkan pembagian modal
(sharing) dari setiap perusahaan;
d) mencantumkan nama individu pihak
yang mewakili KSO; dan
e) ditandatangani para calon peserta
KSO.
c. Pokja Pemilihan dapat melakukan
klarifikasi/konfirmasi secara tertulis
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
d. Evaluasi administrasi menghasilkan dua
kesimpulan, yaitu memenuhi syarat
administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi;
e. Peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi maka Pokja Pemilihan
melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi teknis; dan
h. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka tender
dinyatakan gagal.
27
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja Pemilihan menilai persyaratan
teknis minimal yang harus dipenuhi
dengan membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP apabila:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif
yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam
menyelesaikan pekerjaan, meliputi:
(1) Tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis
besar dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan
utama;
(2) Kesesuaian antara metode kerja
dengan peralatan utama yang
ditawarkan/diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
(3) Kesesuaian antara metode kerja
dengan spesifikasi/volume
pekerjaan yang disyaratkan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak
mengevaluasi jobmix/rincian/
campuran/komposisi material dari
jenis pekerjaan.
28
batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP.
29
dibutuhkan, maka dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan
dan dapat digugurkan pada
tahap evaluasi teknis.
30
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis), dan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Kecil;
dan/atau
(2). Paket pekerjaan dengan nilai
pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) wajib
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan utama kepada
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Kecil.
Peserta dalam penawarannya
sudah menominasikan sub
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sub penyedia jasa
Usaha Kecil dari lokasi
pekerjaan provinsi setempat,
kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa dari provinsi
setempat yang dimaksud,
dengan cara memilih
perkerjaan yang
disubkontrakkan sesuai yang
tercantum dalam lembar Data
Pemilihan (LDP);
(3). Penyedia tidak
mensubkontrakkan seluruh
pekerjaan utama;
(4). Penyedia Usaha Kecil tidak
mensubkontrakkan pekerjaan
yang diperoleh.
31
g) Dokumen lain yang disyaratkan
(apabila ada) sebagaimana
tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
(1) Kriteria evaluasi diuraikan
secara rinci dan terukur;
(2) Persyaratan harus
mempertimbangkan persaingan
usaha yang sehat dan jangka
waktu pemenuhan persyaratan.
32
b) apabila semua harga penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS,
tender dinyatakan gagal.
2) Apabila tidak menyampaikan perkiraan
biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta Keselamatan
Konstruksi maka dinyatakan gugur.
3) Dalam hal harga satuan penawaran yang
nilainya lebih besar dari 110% (seratus
sepuluh perseratus) dari harga satuan
yang tercantum dalam HPS dilakukan
klarifikasi dengan ketentuan:
a) apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga
satuan timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika terjadi
penambahan volume terhadap
pekerjaan yang harga satuannya
dinyatakan timpang, maka
pembayaran terhadap volume
tersebut berdasarkan harga satuan
hasil negosiasi;
b) apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan/ sesuai
dengan harga pasar maka harga
satuan tersebut dinyatakan tidak
timpang.
4) Apabila terdapat mata pembayaran yang
harganya nol atau tidak ditulis maka
dilakukan klarifikasi, kegiatan tersebut
harus tetap dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga
pekerjaan lainnya.
33
kurangnya pada setiap mata
pembayaran utama;
d) Meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan sekurang-kurangnya
pada setiap pekerjaan utama,
sekurang-kurangnya pada setiap
pekerjaan utama;
e) Hasil penelitian butir c) dan butir d)
digunakan untuk menghitung
kewajaran harga tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan;
f) Harga dalam Analisa Harga Satuan
Pekerjaan yang dinilai wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan
digunakan untuk menghitung total
harga penawaran;
g) Total harga sebagaimana dimaksud
pada huruf f) dihitung berdasarkan
volume yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga;
h) Apabila total harga penawaran lebih
kecil dari hasil evaluasi sebagaimana
huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar
dan gugur harga;
i) Apabila total harga penawaran lebih
besar dari hasil evaluasi
sebagaimana huruf g) tersebut, maka
harga penawaran dinyatakan wajar;
j) Apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang tender, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS; dan
k) Apabila peserta yang bersangkutan
tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan menjadi
sebesar 5% HPS, penawarannya
digugurkan serta dikenakan sanksi
Daftar Hitam.
34
dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak menginginkan
diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan
TKDN merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut:
𝐻𝐸𝐴 = (1 − 𝐾𝑃)𝑥 𝐻𝑃
𝑃𝐵𝑡
𝑁𝑃𝐻𝑡 = ( ) 𝑥 𝑃𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃𝐵𝑡
𝑃𝐵𝑡
𝑁𝑃𝐻𝑛 = ( ) 𝑥 𝑃𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃𝐵𝑛
NPHt : nilai untuk peserta
dengan penawaran
komitmen TKDN
tertinggi
NPHn : Nilai untuk peserta
dengan penawaran
komitmen TKDN
dibawahnya
PBt : Harga penawaran
dengan komitmen
TKDN tertinggi
PBn : Harga penawaran
dengan komitmen
TKDN dibawahnya
Phmaks : Preferensi harga
maksimal.
5) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
6) pemberian Preferensi Harga tidak
mengubah Harga Penawaran dan hanya
digunakan oleh Pokja Pemilihan untuk
35
keperluan perhitungan HEA guna
menetapkan peringkat pemenang
tender.
36
form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi
SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi
lainnya.
37
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap
Kualifikasi peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi.
38
penerbit dokumen. Pembuktian kualifikasi
terhadap alamat penyedia, peralatan, dan/atau
sumber daya manusia serta persyaratan
kualifikasi lainnya dapat dilakukan dengan
klarifikasi/verifikasi lapangan apabila
dibutuhkan.
33. Klarifikasi dan 33.1 Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang
Negosiasi memenuhi persyaratan administrasi, teknis, dan
Teknis dan kualifikasi, dilakukan klarifikasi dan negosiasi
Harga teknis dan harga
39
33.2 Hal yang diklarifikasi adalah metode
pelaksanaan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi harga untuk dilakukan
negosiasi.
F. PENETAPAN PEMENANG
40
klarifikasi untuk menentukan personil
tersebut akan ditempatkan, sedangkan
untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan
personil tidak ada dan dinyatakan gugur;
e. Ketentuan pada huruf d hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan konstruksi, kecuali:
1) Personil yang diusulkan penugasannya
sebagai Kepala Proyek/ General
Superintendent (GS);
2) Jadwal penugasan personel tidak
tumpang tindih (overlap) dengan
kegiatan lain berdasarkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan atau jadwal
penugasan;
3) Terdapat personel cadangan yang
diusulkan dalam Dokumen Penawaran
yang memenuhi syarat.
f. Menawarkan personel yang sedang bekerja
di paket lain, maka pada saat akan
ditetapkan sebagai pemenang dipastikan
sudah tidak terikat pada paket lain.
41
34.8 Dalam hal peserta yang lulus evaluasi
penawaran dan evaluasi kualifikasi tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran
dan/atau Jaminan Penawaran (apabila
disyaratkan) dianggap mengundurkan diri dan
tidak dikenakan sanksi.
42
dimuat dalam aplikasi SPSE. Tembusan sanggah
banding disampaikan kepada APIP sesuai LDP.
G. PENUNJUKAN PEMENANG
43
38.3 PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang wajib
melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan
Penyedia dengan ketentuan paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah:
a. masa sanggah berakhir (apabila tidak ada
sanggahan);
b. Pokja Pemilihan menjawab semua
sanggahan dari peserta dan masa sanggah
banding telah berakhir (apabila tidak ada
sanggah banding); atau
c. KPA menyatakan sanggah banding
salah/tidak diterima (apabila ada sanggah
banding).
44
38.9 Proses SPPBJ pada angka 38.8 dilakukan dengan
ketentuan:
a. Dilakukan terhadap pemenang;
b. Dalam hal pemenang tidak memenuhi,
maka proses SPPBJ dilakukan kepada
pemenang cadangan 1 (apabila ada);
c. Dalam hal pemenang cadangan 1 tidak
memenuhi, maka proses SPPBJ dilakukan
kepada pemenang cadangan 2 (apabila ada);
selama masa surat penawaran dan jaminan
penawaran (apabila disyaratkan) masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
45
ii. menyetujui hasil pemilihan penyedia,
PA/KPA memerintahkan Pejabat
Pembuat Komitmen untuk
menerbitkan SPPBJ paling lambat 5
(lima) hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.
e. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen tidak
menyetujui hasil pemilihan penyedia,
PA/KPA menyampaikan penolakan tersebut
kepada Pokja Pemilihan diserta alasan dan
bukti dan memerintahkan Pokja Pemilihan
untuk melakukan evaluasi ulang,
pemasukan penawaran ulang atau tender
ulang paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah hasil pemilihan penyedia diterima.
46
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi
apapun.
47
H. TENDER GAGAL DAN TINDAK LANJUT TENDER GAGAL
48
terlebih dahulu melakukan perbaikan
Dokumen Pemilihan.
49
I. JAMINAN PELAKSANAAN
50
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak
kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
dicantumkan dalam angka dan huruf;
g. Nama Pejabat Pembuat Komitmen yang
menerima Jaminan Pelaksanaan sama
dengan nama Pejabat Pembuat Komitmen
yang menandatangan kontrak;
h. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam
SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pejabat Pembuat
Komitmen diterima oleh penerbit Jaminan;
j. Jaminan Pelaksanaan atas nama KSO ditulis
atas nama KSO atau masing-masing anggota
KSO (apabila masing-masing mengajukan
Jaminan Pelaksanaan secara terpisah); dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
51
sebesar 5% (lima perseratus) dari harga
Kontrak; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran atau penawaran terkoreksi
dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
52
43.9 Pihak yang berwenang menandatangani
kontrak atas nama penyedia adalah direktur
utama/pimpinan perusahaan atau yang
namanya tercantum dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah
didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
53
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Struktur :
- Beton Bertulang
- Rangka Baja Profil
Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
- Pekerjaan Hydrant
54
I. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN
55
14 Alat Kunci 1
Moment/
Torsi Baut
Keterangan:
a. Peralatan Milik Harus Memiliki Bukti
Kepemilikan;
b. Peralatan Yang Di sewa Harus Memiliki Bukti
Perjanjian Sewa - Menyewa Atau Dukungan
Alat dan Perusahaan Pemberi Dukungan
harus melampirkan bukti Legalitas
Perusahaan;
c. Semua Bukti Kepemilikan dan Bukti Sewa -
Menyewa Alat Harus Dapat Dibuktikan Pada
Saat Pembuktian Kualifikasi
d. Pencantuman merk, tipe, dan lokasi dalam
daftar tidak menggugurkan, namun untuk
keperluan pembuktian lapangan.
56
1. -
2. -
3. -
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
1. __________________
2. __________________
Dst
Pekerjaan yang disubkontrakkan dalam hal:
a. Pokja Pemilihan menetapkan Daftar
Pekerjaan yang disubkontrakkan, maka
penyedia wajib mensubkontrakkan
seluruh pekerjaan dalam daftar tersebut;
b. Pokja Pemilihan tidak menetapkan Daftar
Pekerjaan yang disubkontrakkan, maka
peserta menentukan sendiri bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan.
57
9. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Penyedia menyiapkan penjelasan manajemen risiko
serta penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis
pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini
(diisi oleh Pejabat Pembuat Komitmen):
Jenis/Tipe Identifikasi
No.
Pekerjaan Bahaya
1. Galian Tanah
2. Pekerjaan Beton
- Beton Cor
- Pembesian
- Bekisting
3. Pekerjaan
Struktur Baja
Profil
58
O. JAMINAN 1. Besarnya nilai nominal Jaminan Penawaran Rp.
PENAWARAN 285.010.000.-
ASLI (Apabila
Disyaratkan) 2. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Kelompok
Kerja (Pokja) Pemilihan 2 ULP Nanggroe Aceh
Darussalam, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
59
S. EVALUASI Evaluasi Teknis dilakukan dengan Sistem Gugur.
TEKNIS Unsur teknis yang dinilai:
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang layak dan
realistis serta memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar, dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama. Metode
pelaksanaan ini harus dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
60
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
61
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi
pelaku usaha yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
62
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
CONTOH
Kepada Yth.:
Pokja _______UKPBJ____________ [K/L/PD]
[diisi oleh Pokja Pemilihan]
di
______________________________
Penawaran ini berlaku selama _____ (__dalam huruf ___) hari kalender sejak
batas akhir pemasukan penawaran.
63
Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat
dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Fa/KSO_________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
…………………….
Jabatan
64
B. BENTUK SURAT KUASA
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada
hal-hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., ..................20.....
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
65
C. BENTUK PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) – (apabila ber-KSO)
CONTOH
3. Masing-masing peserta anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO.
4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-
masing anggota KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian
ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima,
daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-
lain.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila tender tidak
dimenangkan oleh perusahaan KSO.
66
[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
ini harus dinotariatkan.
67
D. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ______________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
5. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.
68
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri _______________
Dikeluarkan di : _______________
Pada tanggal : _______________
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
_______________
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
69
E. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN –
(apabila disyaratkan)
CONTOH
JAMINAN PENAWARAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama _______(_______) hari kalender dan efektif mulai
tanggal _______ [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
Dikeluarkan di _______
pada tanggal _______
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
(______________) (______________)
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...........[penerbit
jaminan]
70
F. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI BANK
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ______________
Dikeluarkan di : _______________
Pada tanggal : _______________
71
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
_______________
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
72
G. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
__________________ __________________
[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]
73
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika diperlukan,
keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
74
H. DATA PERALATAN
CONTOH
Merk Kepemilikan
No Jenis Lokasi Kapasitas Jumlah
dan Tipe /status
1 ___ ___ ___ ___ ___ ___
2 ___ ___ ___ ___ ___ ___
dst ___ ___ ___ ___ ___ ___
75
I. DATA PERSONEL MANAJERIAL
CONTOH
Jabatan dalam Pengalaman
Tingkat Sertifikat
pekerjaan yang Kerja
No Nama Pendidikan/ Kompetensi
akan Profesional
Ijazah Kerja
dilaksanakan (Tahun)
1 ___ ___ ___ ___ ___
2 ___ ___ ___ ___ ___
Dst ___ ___ ___ ___ ___
76
J. BENTUK SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
CONTOH
Nama : __________________________________________
Jabatan : __________________________________________
Alamat : __________________________________________
No. KTP : __________________________________________
Dengan ini menyatakan bahwa Personel Manajerial yang saya usulkan dalam Dokumen
Penawaran, sudah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Pemilihan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang berbeda dengan
surat pernyataan ini, saya tidak akan menuntut dan bersedia dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. sanksi administratif, berupa pembatalan sebagai pemenang; dan
b. sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
____________,_____20__
(__________)
[nama jelas]
77
K. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN (APABILA DISYARATKAN)
CONTOH
Jenis Pekerjaan yang
No. Nama dan alamat sub penyedia
disubkontrakkan
A. Subpenyedia Spesialis
1. ......
1. ...... 2. ......
Dst.
1. ......
...... 2. ......
2.
Dst.
1. ......
...... 2. ......
1.
Dst.
1. ......
...... 2. ......
2.
Dst.
78
L. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
79
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
80
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
81
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO
Keterangan:
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
82
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Dibuat oleh,
83
M. BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN
CONTOH
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK
PERTAMA dalam kondisi baik.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
84
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara
kedua belah pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan
sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket]
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama
berjalannya Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK
KEDUA dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari
Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA
berturut- turut sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa
memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti
bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini
batal dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang
berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan
yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA
yang atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik
PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak
lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila
PIHAK KEDUA tidak memenangkan pelelangan Paket Pekerjaan
……………[diisi nama paket].
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap
operasi dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK
KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper
dan mekanik sesuai dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak
dibenarkan memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat
lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam keadaan
kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
85
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung
jawab terhadap PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun,
baik sebagian maupun seluruhnya.
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya
yang berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh
kedua pihak
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessor/ penyedia peralatan] Lessee/ penerima peralatan]
86
N. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) [apabila diberikan preferensi harga]
Nama Penyedia :
Alamat :
Nama Gabungan barang dan jasa :
Pengguna Gabungan barang dan jasa :
No. Dokumen Gabungan barang dan jasa :
87
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
peralatan (barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa
umum yang berasal dari dalam negeri.
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum
yang berasal dari luar negeri.
Kolom (4)
Total biaya KDN dan KLN
Kolom (5)
Total Biaya KDN (9A)
% TKDN Gabungan = X 100%
Barang & Jasa (9D)
Total Biaya Gabungan Barang dan Jasa (9C)
88
O. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
NAMA NEGARA
NO SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA
BARANG/URAIAN ASAL
TOTAL HARGA
1
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
89
P. SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN KONTINUITAS MATERIAL
SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN KONTINUITAS MATERIAL
Kepada Yth.:
Pokja Pemilihan _______________
UKPBJ ____________ [K/L/PD]
[diisi oleh Pokja Pemilihan]
di
______________________________
Berikut kami lampirkan, Ijin Usaha Penambangan (IUP) atau Surat Perjanjian Dukungan
Quarry untuk menegaskan kesanggupan kami.
____________
Meterai Rp6000,00
Nama
Jabatan
90
Q. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta
telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota KSO]
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan
nama Pokja Pemilihan] dengan ini menyatakan bahwa:
2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.
91
R. ISIAN DATA KUALIFIKASI
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta Tunggal atau Peserta sebagai Leadfirm KSO
berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
92
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK ANGGOTA KSO
93
A. Data Administrasi
D. Izin Usaha
94
F. Sertifikat Lainnya (apabila dipersyaratkan)
G. Data Keuangan
2. Pajak
1 2 4 5 6 7 8
Pemberi Tugas /
Tanggal Selesai
Pejabat Pembuat
Kontrak Pekerjaan/PHO
Nama Sub Ringkasan Komitmen/Pejabat
Berdasarkan
No. Paket Klasifikasi Lingkup Lokasi Pembuat Komitmen
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
95
J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir
(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (Wajib diisi untuk menghitung SKP
dan/atau SKN)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Kontrak Progres Terakhir
Nama Klasifikasi/Sub Pembuat
No. Paket Klasifikasi Lokasi Komitmen
Pekerjaan Pekerjaan
Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Kualifikasi Keuangan
Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Auditor : __________
Kekayaan Bersih : __________
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka badan usaha yang saya wakili
bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar
Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PT/CV/Firma/Koperasi
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
96
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
D. Izin Usaha
Tabel izin usaha :
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor identitas KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak
a. Diisi NPWP badan usaha
b. Diisi nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
97
H. Data Tenaga Tetap (Tenaga ahli/terampil badan usaha)
Diisi dengan nama, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3) dan nomor dan
tahun penerbitan ijazah, jabatan, lama pengalaman kerja profesional, Sertifikat
Kompetensi Kerja dan nomor Bukti Setor Pajak PPH Pasal 1721/1721-I atau nomor
keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan.
L. Kualifikasi Keuangan
Diisi dengan nomor dan tanggal laporan keuangan/neraca tahun terakhir, nama
auditor/konsultan akuntan publik yang menyiapkan laporan keuangan/neraca
tahun terakhir, dan kekayaan bersih perusahaan berdasarkan laporan
keuangan/neraca tahun terakhir. Penyedia menyampaikan Laporan
Keuangan/Neraca Tahun Terakhir.
98
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Lembar Data Kualifikasi.
99
4. Persyaratan akta pendirian perusahaan disertai dengan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan). Akta asli/legalisir wajib dibawa pada saat
pembuktian kualifikasi.
5. Pernyataan Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil
Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara,
dengan ketentuan:
a. Ketentuan ini berbentuk pernyataan oleh peserta pada aplikasi SPSE. Tidak
perlu dinyatakan dalam surat pernyataan, kecuali untuk KSO;
b. Apabila suatu saat ditemukan bukti bahwa peserta mengingkari pernyataan
ini/menyampaikan informasi yang tidak besar terhadap pernyataan ini,
maka dapat menjadi dasar untuk pengenaan sanksi daftar hitam.
6. Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, dengan ketentuan:
a. Pengalaman diambil dari daftar pengalaman pada isian kualifikasi yang
dibuktikan pada saat pembuktian kualifikasi dengan membawa Kontrak Asli
dan Berita Acara Serah Terima;
b. Khusus untuk pengalaman sebagai subkontraktor, maka selain membawa
dan memperlihatkan kontrak subkontrak, juga harus dilengkapi dengan
surat referensi dari PPK/Pemilik Pekerjaan yang menyatakan bahwa peserta
memang benar adalah subkontrak untuk pekerjaan dimaksud.
7. Persyaratan Sisa Kemampuan Paket (SKP) (apabila disyaratkan), dengan
ketentuan:
a. Rumusan SKP
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan. KP = 5
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada
saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
100
fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar,
fp = 7)
MK = Modal Kerja
fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca
keuangan tahun terakhir
b. Σ harga kontrak paket pekerjaan diambil dari daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan dalam Formulir Isian Kualifikasi.
c. SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh perseratus) nilai total
HPS.
d. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sed ang dikerjakan,
maka apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKN peserta tidak memenuhi,
maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan
jaminan penawaran (apabila ada).
10. Persyaratan surat keterangan dukungan keuangan (apabila disyaratkan)
diterbitkan dari bank pemerintah/swasta dengan nilai paling kurang 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
D. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi meterai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membayar denda meterai sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
E. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja Pemilihan
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi/konfirmasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi Formulir Isian Kualifikasi termasuk dapat
melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
101
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
I. SURAT PERJANJIAN
CONTOH 1 - PENYEDIA TUNGGAL
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...........
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak
tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama antara …..
(diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD daerah setempat) (untuk
sumber dana APBD) Nomor ..... tanggal..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang ……. [SK
pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya disebut
“Penyedia”.
102
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ............ [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan dalam
dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga kerja
konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi ............. [diisi nama paket
pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan kode
akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............. atas
nama Penyedia : ............... .
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat Perjanjian (apabila
ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat
Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa lampiran
103
A (daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua)
rangkap, masing-masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan hukum yang
sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp ini untuk Penyedia maka rekatkan meterai
6.000,- )] Rp 6.000,- )]
104
CONTOH 2 - PENYEDIA KSO
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...........
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak
tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama antara …..
(diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD daerah setempat) (untuk
sumber dana APBD) Nomor ..... tanggal ..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang ……. [SK
pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan :
yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO] sebagai badan
usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai berikut:
105
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/ Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ............ [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan dalam
dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga kerja
konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi ............. [diisi nama paket
pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan kode
akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............. atas
nama Penyedia : ............... .
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat Perjanjian (apabila
ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat
106
Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa lampiran
A (daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua)
rangkap, masing-masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan hukum yang
sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp ini untuk Penyedia maka rekatkan meterai
6.000,- )] Rp 6.000,- )]
107
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
108
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
109
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
110
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Dibuat oleh,
111
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Keterangan
112
a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau
dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai
kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah
ditetapkan oleh PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
113
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
114
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL – I BANDA ACEH
Penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini dimaksudkan untuk
memberi informasi tentang metode pelaksanaan dan spesifikasi teknis yang digunakan,
dengan mempertimbangkan semua data yang terkumpul dan hambatan-hambatan yang
diperkirakan muncul nantinya. Dengan laporan ini diharapkan pelaksanaan pekerjaan
“Peningkatan Struktur Kantor BPJN 1 Banda Aceh (Tower I)” ini akan berjalan dengan
lancar dan tetap mengacu pada Kerangka Acuan Kerja yang ada.
Demikian laporan ini disampaikan dengan harapan semoga dapat dijadikan pedoman
kerja lebih lanjut. Atas kerja sama dan kepercayaannya kami ucapkan terima kasih.
Faizal, ST, MT
Nip. 19630604199903 1 001
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB I
Pasal 01
PERATURAN TEKNIS
1.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan peraturan
seperti tercantum di bawah ini :
1.2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/ penyimpangan
dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1.1) di atas, maka rencana kerja dan
syarat-syarat ini yang mengikat.
Pasal 02.
PEMAKAIAN UKURAN
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2.2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang
1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja maupun dalam
persetujuan tertulis dari pengawas.
2.3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi, oleh karaena itu Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan
pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.
Pasal 03
INFORMASI TAPAK
3.1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus benar-benar memahami kondisi/ keadaan
tapak (site) atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan harus
sudah memperhitungkan segala akibatnya.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan secara khusus mengenai peraturan lokasi tempat kerja,
penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan agenda
dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.
Pasal 04
4.1. Selama belangsungnya pembangunan, kebersihan halaman, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam
bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan
lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan pengawas memberi perintah menghentikan
seluruh pekerjaan dan Penyedia Jasa Konstruksi harus menanggung seluruh akibatnya.
4.2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di halaman bebas,
harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan/umum dan
juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh pengawas maupun
pemberi tugas.
4.3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat- tempat tertentu
yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam proyek.
2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 05
5.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan
termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap
keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak
boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus
dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material
paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
b. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang diajukan
/ ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam
hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.
d. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap
jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test
dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
5.3 Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas /
Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan
untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
5.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada
Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh
bahan tersebut.
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan dan atau
sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun
dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material
yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk
pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta
harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya.
c. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai
dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan
yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi
serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan
tidak lebih dari 5 (lima) meter.
Pasal 06
6.1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang, maka dalam
hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang yang digunakan.
6.2. Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan baraang harus disetujui oleh
perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan
barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi yang harus mendapat
persetujuan dahulu dari pengawas atau pemberi tugas.
6.3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi, setelah disetujui oleh pengawas atau pemberi tugas, harus dianggap
bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
6.4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai tidak sesuai
kualitas maupun sifatnya.
6.5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memasukkan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
6.6 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak
oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
6.7 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang
mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Di samping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan
denda sebesar 1 / 1000 (satu per mil) dari harga borongan.
6.8 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai
4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Kontraktor / Pemborong.
6.9 Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-
bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
6.10 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Pasal 07
7.1 Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib”
memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
7.2. Ukuran Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor
dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
7.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
Pasal 08
8.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas dan Penyedia Jasa Konstruksi harus mentaati
keputusan tersebut.
8.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan
ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran dengan skala dari gambar-
gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang telah selesai.
8.3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang berlainan atau
bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap lainnya. Tetapi
untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini maka diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi.
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran
fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan dan barang
adalah gambar struktur.
b. Gambar struktur dengan gambar mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran
kualitas dan jenis bahan adalah gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran
fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan kualitas bahan adalah
gambar elektrikal.
5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 09
9.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut ‘Site Manager’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil Memiliki
Pengalaman 10 (sepuluh) Tahun;
9.2 Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
9.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
9.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa
‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
9.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong harus
sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab /
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 10
10.1 Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib”
memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
10.2 Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan
Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
10.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
Pasal 11
11.1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan dalam gambar kerja, atau diperlukan
gambar tambahan/gambar detail atau untuk memungkinkan Penyedia Jasa Konstruksi
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat gambar tersebut dalam rangkap 3 (tiga) dan biaya atas pembuatan
gambar tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Pekerjaan berdasarkan gambar
tersebut baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pengawas.
11.2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi tugas, dengan
mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
11.3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh pemberi tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan gambar
perubahan rencana.
11.4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum dilaksanakan.
6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 12
12.1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan, perubahan atas
perintah pemberi tugas/pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
12.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) yang
biaya pembuatan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
1.2. Bagian ini meliputi mobilisasi dan demobilisasi, Pembuatan Papan Nama Proyek, Pembuatan
Pagar Pengaman, Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, pembutan Direksi Keet, Barak Pekerja
dan Gudang Material, Pekerjaan Timbunan Lahan dan Quality Control.
Pasal 02
2.1. Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta benda lainnya yang
dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan. Penimbunah lahan dilakukan setelah
dilakukan pembersihan lokasi, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin bahwa pekerjaan harus
dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan,
dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu
drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir
mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus
dibuang ke dalam sistem drainase permanen.
2.2. Bahan yang digunakan untuk timbunan biasa sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified
atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak
dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau
pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi.
Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah
bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Bahan timbunan bila
diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4
hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1742-1989. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25
atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara
Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
Pasal 03
3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta
memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat
yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.3. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
3.4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk segera menyingkirkan
alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
3.5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat (1),
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi
luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
Pasal 04
PENGUKURAN
4.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back Mark atau Line
Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
4.2 Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm, tertancap kuat ke dalam tanah
sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi
peil ± 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan
patokan ketinggian diatas peil ± 0,00.
4.3 Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4.4 Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga
keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.
4.5. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau
referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
Pasal 05
5.1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi
harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi.
5.2 Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan
dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan direksi keet, kantor Penyedia Jasa Konstruksi, kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain
yang dianggap perlu.
5.3. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
5.4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan Generator Set,
dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan
armatur, stop kontak serta saklar/panel.
Pasal 06
6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat dan
tempat shalat bagi pekerja Penyedia Jasa Konstruksi.
6.2. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi tukang/pekerja
Penyedia Jasa Konstruksi dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca
yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
Pasal 07
KEAMANAN PROYEK
7.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang- barang milik
Penyedia Jasa Konstruksi, pengawas atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan bangunan-
bangunan yang ada dari gangguan para pekerja Penyedia Jasa Konstruksi ataupun kerusakan
akibat pelaksanaan pekerjaan.
7.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam penuh
setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan pengamanan
setiap hari setelah selesai pekerjaan.
7.3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja Penyedia Jasa
Konstruksi diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada bagian badan
yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.
7.4. Pekerja Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan menginap di lokasi kecuali petugas keamanan yang
sedang bertugas pada malam hari.
Pasal 08
8.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan kantor pengelola proyek lengkap dengan peralatan /
perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek sebagai
berikut :
8.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola proyek di lapangan,
sebagai berikut :
- Sepatu lapangan yang tahan terhadap paku, helm pengaman dan jas hujan masing- masing 5 set
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi
10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
8.3. Direksi keet/kantor pengeloa proyek, kantor dan gudang Penyedia Jasa Konstruksi, pompa air kerja
adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan yang dipakai habis
pada saat selesai pekerjaan.
Pasal 09
9.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil Penyedia
Jasa Konstruksi bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
9.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
9.3. Penempatan kantor dan gedung Penyedia Jasa Konstruksi harus diatur sedemikian rupa, agar
mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
9.4 Pagar Pengaman Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya
untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong. Tinggi Pagar Proyek minimum
1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat /
tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau
sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
Pasal 10
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-rapat/
pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas yang
berkepentingan dengan proyek.
10.2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius
kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.
Pasal 11
PEMADAM KEBAKARAN
11.1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat pemadam
kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api
akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
11.2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius
kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.
Pasal 12
12.1. Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, Penyedia Jasa Konstruksi
harus sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja
sementara yang disetujui oleh pengawas.
11
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
12.2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan semua
perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
12.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
12.4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan Penyedia Jasa
Konstruksi, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi dan harus segera diperbaiki.
Pasal 13
KESELAMATAN KERJA
13.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang
pekerjaan.
13.2 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di
tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
13.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis
serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
13.4 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
13.5 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4
(empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
13.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor
30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak
Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam
program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
13.2. Di dalam lokasi harus taersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK).
Pasal 14
IZIN-IZIN
14.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin peneringan, izin
pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin
penggunaan bangunan serta izin- izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
daerah setempat.
12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
14.2. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek, dengan
pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta Penyedia Jasa Konstruksi.
14.3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di atas menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 15
DOKUMENTASI
15.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
15.2 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
15.3 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
15.4 Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dari Konsultan
Pengawas.
15.5 Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin
Proyek untuk bahan monitoring.
15.6 Pekerjaan dokumentasi adalah :Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk
keperluan laporan bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3 (tiga) set album yang harus
diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
Pasal 16
16.1.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi
karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
16.1.2 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
16.1.3 Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan
sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor /
Pemborong apa yang harus dilakukan.
16.1.4 Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu diterimanya
Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
13
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
16.1.5 Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
16.1.6 Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.
16.4 TOLERANSI
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang
diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
14
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB III
PEKERJAAN TANAH
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
1.1. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pemborong harus membersihkan daerah yang akan dikerjakan
dari sisa-sisa bongkaran, akar pohon maupun semak-semak serta segala perintang yang ada dalam
daerah kerja, kecuali ditentukan lain oleh pengawas.
1.2. Pemborong harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang telah selesai
dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hati untuk tidak mengganggu patok pengukuran
atau tanda-tanda yang lainnya.
1.3. Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus dijaga akibat pelaksanaan
pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pemborong.
1.4. Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu dan melaporkannya
kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
1.5. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi pekerjaan harus
dilakukan menurut peraturan.
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, dan perlengkapan-
perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, dan pengisian/ pengurugan untuk
peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.
Pasal 03
PENGGALIAN TANAH
3.1. Semua sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan dan bekas urugan harus dibuang. Penggalian
harus dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Sebelum
pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian harus disetujui pengawas.
3.2. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk pondasi harus mempunyai
lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi) untuk dapat memasang maupun
memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, serta pembersihan.
3.3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang
tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka kelebihan di atas harus diisi
kembali dengan adukan beton 1: 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
3.4. Pemborong harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari longsoran. Untuk itu
pemborong harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian,
karena stabilitas selama penggalian merupakan tanggung jawab pemborong.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.5. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus
diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat. Apabila hal tersebut dijumpai, maka
pemborong harus segera memberitahukan kepada pengawas dan mengganti semua kerusakan-
kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
3.6. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya, pemborong harus mendapat
persetujuan/ijin tertulis pengawas.
PASAL 04
4.1. Penggalian harus dilakukan dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah dan sudah memperhitungkan biayanya.
4.2. Pemompaan dilakukan dengan memompa sumur-sumur bor atau cara lain yang disetujui oleh
pengawas dengan memenuhi persyaratan-persyarataan berikut:
a. Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh setiap waktu
untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi kestabilan penggalian tanah.
b. Sistem yang digunakan tidak boleh mengakibatkan penaikan/penurunan tanah dasar galian
secara berlebihan.
c. Harus menyediakan filter-filter secukupnya yang dipasang disekeliling sumur yang dipompa
untuk mencegah kehilangan butir-butir tanah akibat pemompaan.
d. Air yang dipompa harus dibuang sehingga tidak mengganggu penggalian atau daerah
sekitarnya.
e. Sistem pemompaan harus memperhitungkan rencana detail dalam menghadapi bahaya
longsor pada pekerjaan dan daerah sekitarnya pada saat hujan besar.
Pasal 05
5.1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan Lantai
diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk Pengawas. Pasir
urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-
kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya
pemadatan.
5.2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay” yang bersih
tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan yang telah dipecahkan
(pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
5.3. Pemborong wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang keras atau mutu
bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan pengawas.
5.4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih tebal dari 20
cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin penggilas getar, atau alat
tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada kepadatan dimana kadar airnya 95% dari kadar
air optimal, atau “dry density” nya smencapai 95% dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk
pengawas.
16
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Pemborong harus mengadakan “density test”
di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban Pemborong.
5.6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan yang telah
dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan
yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya
biaya tambahan.
5.7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya genangan air di
atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Pemborong harus mengatur pembuangan air
sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik selama ataupun
sesudah pekerjaan selesai.
5.8. Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan pemborong harus mengganti
bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pemborong atau akibat dari aliran air.
PASAL 06
PEKERJAAN PENYELESAIAN
6.1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah dari yang betul-
betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata.
6.2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam gambar. Bila
diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial yang tidak lebih dari 30
cm, maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum material timbunan tambahan
dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan
persyaratan.
6.3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan, seluruh puing-
puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari lokasi.
17
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB IV
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan- bahan, upah dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan bore pile yang terdapat dalam gambar rencana.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI
03- 1729-2015).
2.3. Secara umum pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2010 Revisi
3.
Pasal 03
BAHAN
Bore Pile yang digunanakan untuk pekerjaan ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Rangka Mesin Rangka mesin ini mempunyai lebar 1,80 meter dengan panjang 3,00 meter terbuat dari besi
kanal UNP.
2. Rangkaian Siku ukuran 5 cm x 5 cm dengan panjang per section 3 meter yang berfungsi sebagai line /
pengarah gear box.
3. Penggerak Bor
4. Pipa Bor / Rod
5. Mata bor
6. Katrol / Diesel Winch
7. Pompa
8. Corong Cor
9. Pipa Tremi
10. Alat Bantu (Kunci Pipa, Kunci Pas, Cangkul, Linggis, Ember, Travo Las, Gerinda Potong, gegep dan lain-lain.
11. Roller / Perakit Baja Tulangan
18
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1 Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan aproval shop drawing terlebih dahulu
untuk mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan. Proses aproval shop drawing ini bertujuan untuk
memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah posisi titik-titik bore pile yang akan dibor.
Setelah aproval shop drawing mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan maka surveyor melakukan
pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan dibor.
4.2 Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai dilakukan oleh surveyor lalu dilanjutkan
dengan pekerjaan pemasangan casing temporary. Pemasangan casing temporary ini bertujuan agar
pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi keruntuhan pada permukaan tanah
yang akan dibor tersebut, Cara pemasangan casing sementara yaitu dengan menggunakan Vibrator
(Vibro-hammer) yang di pukul ke dalam tanah. Verticality di check dengan menggunakan 2 plum yang
di letakkan secara ortogonal atau spirit level jika casing kurang dari 4 m.
4.3 Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore pile yg sudah di marking
dan dipasang casing temporary tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter
auger dan panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar rencana atau shop drawing.
4.4 Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor dengan dasar yang flat
(Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang bor.
4.5 Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan measuring tape sampai ke dasar
lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar memastikan
measuring tape sampai ke dasar bore hole.
4.6 Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di pabrikasi kemudian di
turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman desain toe level. Steel cage
disambung dengan alat las.
4.7 Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan dengan setting pipa tremi
untuk persiapan pekerjaan pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat pengecoran
beton segar tidak bercampur dengan tanah.
4.8 Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix dituang melalui
bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman dasar lubang
bor. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di tuang ke dalam corong untuk melancarkan aliran
ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah 1 m diatas cut off level. Selama
pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi minimal 2 m
tertanam di bawah concrete level .
Pasal 05
5.1. Apabila diperlukan, direksi pekerjaan dapat memerintahkan pelaksanaan tiang uji untuk
mengetahui dengan pasti kedalaman dan daya dukung dari pondasi.
5.2. Percobaan pembebanan statis harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan pembebanan yang akan
digunakannya kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan.
19
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.3 Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga memungkinkan penambahan beban tanpa
menyebabkan getaran terhadap tiang uji. Pelaksanaan pengujian Static Loading Test mengacu pada
Standar ASTM (D 1143 - 81 (Reapproved 1994) Standard Test Method for Piles Under Static Axial
Compressive Load).
5.4. Untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer (PDA), alat yang
digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada tiang dan pergerakan relatif
(relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah di sekitarnya akibat impact yang
diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM D 4945-00 Standard Test Method forHigh-
Strain Dynamic Testing of Piles.
20
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB V
PEKERJAAN BETON
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat pelaksanaan beton secara
umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam
buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini :
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi- instruksi yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
1.3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan p ersyaratan dan disetujui
oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Kecuali disebutkan lain, pelaksanaan pekerjaan beton struktural harus menggunakan
beton ready mix. Pelaksanaan pekerjaan beton dengan menggunakan metode konvensional harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan owner dan konsultan pengawas.
2.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan- bahan, upah dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan beton/beton bertulang yang terdapat dalam
gambar rencana.
2.3. Pengadaan, detail, pabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari pekerjaan
lain yang tertanam dalam beton.
2.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan pemeliharaan
beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
Pasal 03
PENGENDALIAN PEKERJAAN
3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Pengendalian pekerjaan ini
tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural (SNI 03-1729-2015).
21
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam gambar-gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.
3.3. Jika karena keadaan pasaran penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan,
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya
yang termuat dalam Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2013) dan Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2014) dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
Pasal 04
BAHAN-BAHAN
a. Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard International atau Standar Nasional
Indonesia (SNI) untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan
kemia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh digunakan jika atas petunjuk Pengawas.
Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan pondasi dan beton harus dari satu merk saja
yang disetujui Pengawas.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirim surat pernyataan pabrik yang menyebutkan
type, kualitas dari semen yang digunakan.
c. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen
tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu
lama disimpan sehingga mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik
dari pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman.
- Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) dan
Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002), Bab 3.
- Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan
organis.
- Ukuran
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat ; Sisa di atas ayakan 2 mm
harus minimal 10 % berat ; Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80%-
90% berat.
- Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal
20% berat ; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif alkali.
- Ukuran
22
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat ; Sisa di atas ayakan 4 mm, harus
berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir antara sisa-sisa kumulatif di atas dua
ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
- Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
2. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja
tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat αkeragu- raguan mengenai
mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan
proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Pembesian/Penulangan
a.Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI, dengan tegangan leleh (αα = 4000
kg / cm 2) atau Baja U – 40. Untuk diameter ≥ 10 MM dan tegangan leleh (αα =
4000 kg / cm 2) atau baja U-24 untuk diameter < 10 MM.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Juga besi
penulangan harus disimpan rata (Round Bars) harus sesuai dengan persyaratan
yang sudah tertera dalam SNI.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus di bersihkan
dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau
menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi
standart atau yang setara dan disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di
tempat yang akan digunakan ; dan bahan yang diakui serta yang disetujui Pengawas.
Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi
tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu penyambungan
yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan ketentuan dari pabrik pembuat,
maka harus atas persetujuan Pengawas.
4. Kawat Pengikat
5. Bahan Additive
Pasal 05
23
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ADUKAN BETON
5.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, harus dilakukan terlebih dahulu “Mix Design” untuk
mengetahui perbandingan bahan adukan beton. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa dan
disetujui pengawas. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beben Penyedia Jasa Konstruksi.
5.2. Adukan beton untuk pekerjaan struktur menggunakan beton ready mix (siap pakai) dengan mutu
beton:
5.3. Adukan beton untuk pekerjaan non structural (lantai kerja, pondasi batu kali) menggunakan
mutu beton K-100 dan K-175.
Pasal 06
6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana cetakan dan
acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas, sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan atau acuan, sambungan-
sambungan dan kedudukan serta sistem rangkanya.
6.2. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI.
6.3. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran- getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan dan acuan antara
tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
6.4. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan konstruksi tetap
terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI.
6.5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton
telah melampaui waktu sebagai berikut :
6.6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar
rencana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.
6.7. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan papan tebal
minimal 2,5 cm atau multliptek 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken diameter 8-12 cm, dapat
digunakan dari mutu kayu Klas II.
24
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 07
PELAKSANAAN
7.1. Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian sehingga mencapai kekuatan
kubus 28 hari sebesar yang disyaratkan pada SNI yaitu untuk Beton f’c = 26,4 Mpa dan f’c = 19,3
Mpa (untuk beton structural) dan f’c = 9,8 Mpa (untuk beton non structural).
7.2. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 7,5–10 cm dan
disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump yang terjadi diluar batas tersebut harus
mendapatkan persetujuan Pengawas.
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka permukaanya
harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan harus dikencangkan kembali dan
permukaan sambungan disiram dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut dengan
persetujuan Pengawas.
Pasal 08
8.1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
8.2. Untuk beton yang bersentuhan langsung dengan tanah atau tertimbun tanah, tebal penutup
beton minimal 7 cm.
8.3. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit
sama dengan mutu beton yang akan dicor.
8.4. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebar merata.
Pasal 09
9.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 (Dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti
bahwa Penyedia Jasa Konstruksi akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
9.2. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam Struktur Bangunan Gedung. Bila tidak disebutkan
lain atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,5 m.
9.3. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari
kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus
terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, Plumbing dan perlengkapan lainnya).
25
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
9.4. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus sudah dibasahi dengan
air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang
akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang
lepas.
9.5. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara pengadukan
dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok
antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
9.6. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang telah ditentukan,
maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (Retarder) dengan persetujuan
pengawas.
9.7. Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat telah
melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap perlu berdasarkan
kondisi tertentu.
9.8. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (Segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti
talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-alat
tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.
Pasal 10
PEMADATAN BETON
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan
dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu
penggetaran secara berlebihan.
10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan dioperasikan
oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak terjadi Over
Vibration dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
Hasil beton harus merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan beton yang baik. Alat
penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai
mengeras.
Pasal 11
11.1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
11.2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar/petunjuk pengawas tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
11.3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan
lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah di pasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
26
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
11.4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan
agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.
11.5. Penyedia Jasa Konstruksi utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
11.6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan yang
akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi bahan
lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
Pasal 12
12.1. Pengujian mutu beton mengacu kepada Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2013).
12.2. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15 x 15 x 15 cm
atau silinder sesuai standar SNI.
12.3. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam
batas-batas yang disyaratkan dalam SNI.
12.4. Pengujian compresive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM dan SNI di laboratorium
yang disetujui Pengawas.
12.5. Mengenai pengambilan contoh/sampel/spesimen untuk benda uji dilaksanakan secara berkala,
paling sedikit setiap 5 m beton yang diproduksi atau pada pekerjaan beton dengan volume kurang
dari 5 m3, pengujian dilaksanakan pada setiap item pekerjaan beton.
12.7. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian beton dan
biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu beton tersebut.
12.9. Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan menggunakan
concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas
beton yang sudah ada. Biaya pekerjaan serupa ini sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
Pasal 13
PERAWATAN BETON
13.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam standarisasi bangunan gedung.
13.2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang
konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk preoses hydrasi semen serta pengerasan beton.
27
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
13.3. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu
beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30° C.
13.4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa
waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
Pengawas.
13.5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan dulu dari
Pengawas.
Pasal 14
CACAT-CACAT PEKERJAAN
14.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian
pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis,
maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
14.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Pengawas. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan
cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu. Seluruhnya menjadi tanggungan
Penyedia Jasa Konstruksi.
28
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VI
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi baja profil, istilah teknik dan syarat pelaksanaan baja profil
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain
dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan harus sesuai dengan standar di bawah ini :
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970) dan lain-lain kecuali
ada hal-hal yang khusus.
- AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
- Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC “Specification for
Structural Joints Bolts”.
- Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc Welding in Builiding
Construction Section”.
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi- instruksi yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
1.3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan p ersyaratan dan disetujui
oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai dengan gambar-gambar
pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :
2.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan- bahan seperti pelat,
profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-
persyaratan teknis pelaksanaan.
2.2 Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom dan ring balok, sambungan-sambungan,
pengelasan baik las sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37 dengan tegangan dasar 1600
Kg/Cm2. Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik
pembuat profil baja tersebut
29
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada tempat terlindung yang
menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las
yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan Umum Bahan
Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar ASTM A-36.
3.4 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier
/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan
Pengawas.
3.5 Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi
yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
Pasal 04
PERSYARATAN TEKNIS
4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail / sambungan dari bagian-
bagian konstruksi baja yang tidak / belum tercantum
dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan tersebut..
4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
4.4 Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak.
4.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi dan
ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian- bagian dari konstruksi baja.
4.6 Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk bagian-bagian pekerjaan
yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
4.7 Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu memberikan
kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
4.8 Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas
biaya Kontraktor.
4.9 Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti
dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
4.10 Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik
(laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang digunakan.
4.11 Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus diberikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan tersebut.
30
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.12 Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam gambar,
lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku
peralatan penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.
4.13 Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
4.14 Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan demi kesempurnaan
pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini,
harus diadakan / disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
4.15 Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus segera dilindungi
terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain- lain dengan cara yang memenuhi syarat.
4.16 Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah diberi
lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan
tidak cacat.
Pasal 05
PERSYARATAN PELAKSANAAN
5.1. Pengelasan
5.1.1 Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga
ahli yang mengerjakan bagian-bagian sekunder konstruksi.
5.1.2 Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja yang dipakai. Bahan las
yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe
E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan
baik dan kering.
5.1.3 Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam keadaan kering. Baja
yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti.
5.1.4 Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan berputar atau
membengkok.
5.1.5 Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan dibersihkan dengan baik.
5.1.6 Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada bahan bajanya.
5.1.7 Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
5.1.8 Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang
dikerjakan.
31
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.1.9 Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat, minyak, karat dan kotoran
dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan di-las juga harus bersih dari aspal.
5.1.10 Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang sesuai dengan yang
dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus
mencapai kapasitas 24 – 40 Volt dan 200 – 400 Ampere.
5.1.11 Perbaikan las. Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
5.2.1 Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang bekerja, selain berguna
untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
5.2.2 Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jika baud dikerjakan di
workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerat. Semua pelubangan /
pengeboran untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan
berhubungan tersebut dikerjakan.
5.2.3 Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan baud itu sendiri harus dapat
memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya tersebut.
5.2.4 Pengujian pekerjaan sambungan baud dan las. Untuk sambungan baud dan las dilakukan pemeriksaan
visual kecuali pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test, sebanyak 2
(dua) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan random testing. Untuk pekerjaan las dan
pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi kembali hingga memenuhi persyaratan.
Biaya X-ray test ditanggung oleh Kontraktor.
5.3.1 Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non struktural. Untuk
melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat dalam keadaan dingin
menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk
batang-batang di bidang plat badannya.
5.3.2 Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan panas segera
setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan
dan memukul dengan martil bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
Pasal 06
PEMASANGAN
6.1 Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari Asnya. Kemudian juga
elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang permukaan lantai.
6.2. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang tertumpuk di lapangan
tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan rusak karena
perubahan cuaca.
32
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 07
7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-kotoran ataupun
minyak-minyak, dengan menggunakan sikat baja atau sandblasting, sampai permukaannya
memperoleh warna metalic yang merata.
7.2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop, seluruh permukaannya
harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus
betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.
7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat kawat, digosok, dan setelah
bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali
pengecatan dan dipakai produksi DANAPAINT.
7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh pabrik dan mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
33
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VII
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantunya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada dinding, pasangan rooster, dan lain-lain
sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.
Pasal 02
BAHAN- BAHAN
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Batu bata merah yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang disetujui
Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
3.2. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3.3. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dengan kemudian disiram air.
3.4. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24 lapis setiap hari,
diikuti dengan cor kolom prektis.
3.5. Bidang dingding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambah kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 13 x 13 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 12 mm, beugel diameter 8–20 cm, jarak antara kolom maksimal 4 m.
3.6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
3.7. embuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua melebihi dari dua tidak boleh
digunakan.
34
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.8. Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ (setengah) batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
3.9. Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan penempatan barang-barang
yang digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagian- bagian tersebut harus dipasang
perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang dihubungkan/disambung
dengan las.
3.10. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
mengenai tempat dan ukurannya.
3.11. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding dengan angkur.
3.12. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan dinding bata dan perletakannya
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk morifnya akan
ditentukan kemudian.
Pasal 04
4.1. Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik/ produser atau
menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Pemborong.
4.2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka Pengawas berhak
meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan pengulangan pengujian tersebut adalah
tanggung jawab Pemborong.
B. PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh bagian yang dijelaskan dalam gambar
dan petunjuk Pengawas.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. SNI 6897-2008
2. SNI 03-2837-2002
3. SNI 7395-2008
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-
campuran lain.
35
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.3. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam atau unsur-
unsur organik lainnya.
Pasal 04
4.1. Plesteran dengan campuran 1 PC : 4 Ps digunakan pada dinding, sedangkan untuk daerah basah
digunakan plesteran dengan campuran 1 PC : 2 Ps.
4.2. Plesteran dengan 1 PC: 3 Ps digunakan pada permukaan beton, kecuali dinyatakan lain dalam
gambar.
4.3. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai hasil
kekentatalan yang sempurna.
Pasal 05
PELAKSANAAN
A. Persiapan Plesteran
5.1. Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
5.2. Untuk daerah yang luas, dibuat pola dasar plesteran (kepala plesteran) dengan jarak 1 meter arah
vertikal sebagai dasar plesteran untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
5.3. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk peresapan. Plesteran dapat dimulai
setelah bidang tersebut kering.
5.4. Pelaksanakan plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak
lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Pemborong.
5.5. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda debu, minyak cat, bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
5.6. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang disyaratankan, maka
dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.
5.7. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (+ 20 mm) dan diratakan dengan roskam
kayu/besi dari kayu halus terserut dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium
dengan panjang minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari untuk
menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang mendadak.
36
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.8. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton harus dikasarkan dengan
pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran.
Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya “Calbon”.
5.9. Basahi permukaan beton untuk air hingga jenuh, tunggu sampai aliran air berhenti.
5.10. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan
cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester, kemudian setelah mengering,
lakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang
dikehendaki.
5.11. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih dari 3 cm,
sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran
tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada permukaan beton yang akan
diplester. Biaya penambahan kewat ayam tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
5.12. Hindarkan benda-benda ataupun bahan-bahan lain yang dapat merusak permukaan acian.
5.13. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil akhir (finishing)
dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.
37
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VIII
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat, bahan-bahan, pengadaan dan pemasangan kosen,
pintu dan jendela kayu beserta perlengkapannya yang tertera dalam gambar.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. SNI 03-3527-1994
2. SNI T-02-2004-C
3. SNI T-02-2003
4. SNI 15-4354-1996
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.2. Daun Pintu yang digunakan menggunakan bahan yang bervariasi yaitu:
3.3. Daun Jendela yang digunakan menggunakan bahan yang bervariasi yaitu:
38
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.4. Seluruh aksesoris pada pintu dan jendela merupakan elemen yang mengikat terhadap bahan daun
pintu dan jendela dengan metode pemasangan disesuaikan terhadap gambar kerja.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standard
pengerjaan yang disetujui Pengawas.
4.2. Untuk profil panjang seperti kusen, lisplank dan sebagainya digunakan mesin-mesin.
4.3 Rangka-rangka harus dibuat sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang baik dan
disetujui Pengawas.
4.4. Semua lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan- sambungan dan
lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
4.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut harus mengganti tanpa
biaya tambahan.
B. PEKERJAAN PERLENGKAPAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN
2.1 Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam RKS ini.
2.2 Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara
tertulis dari Pemberi Tugas.
2.3 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.
2.4 Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
• Bahan : Dari bahan satinless steel dengan sistem single swing dan double swing
standar SII-0407-80.
• Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
• Ukuran : 4 ” u n t u k p i n t u d a n 3” untuk jendela dan pintu double swing.
• Jumlah : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
39
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Tipe : EK 06 BB
• Warna : Silver.
• Contoh : Dapat dilihat pada lampiran.
• Bahan : Pada sisi luar mempunyai lubang kunci dan tombol pada
sisi dalam (Knob Cylinder).
• Pemakaian : Pintu tunggal khusus ruang panel dan utilitas.
• Warna : Ditentukan kemudian
• Produk : KC 01 60, KW 01 60
• Contoh : Dapat dilihat pada lampiran foto.
• Bahan : Karet.
• Pemakaian : Semua pintu.
• Produk : SES, Solid atau setara.
• Contoh : Dapat dilihat pada lampiran foto.
40
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.4. Seluruh aksesoris pada pintu dan jendela merupakan elemen yang mengikat terhadap bahan daun
pintu dan jendela dengan metode pemasangan disesuaikan terhadap gambar kerja.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standard pengerjaan
yang disetujui Pengawas.
4.2. Untuk profil panjang seperti kusen, lisplank dan sebagainya digunakan mesin-mesin.
4.3 Rangka-rangka harus dibuat sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang baik dan
disetujui Pengawas.
4.4. Semua lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan- sambungan dan
lain-lain harus ditutup dengan dempul/ sealer hingga rapi kembali.
4.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut harus mengganti tanpa
biaya tambahan.
41
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB IX
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai rabat beton sesuai dengan detail yang disebutkan
dalam gambar atau petunjuk Pengawas.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. SNI 7394-2008
2. SNI 7395-2008
3. ASTM
4. PUBBI 1982
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Untuk pemasangan langsung di atas tanah, yang akan dipasang rabat harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang
maksimum.
3.2. Pasir urung bawah lantai yang disyaratkan merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali,
asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir
urug minimum 7 cm atau sesuai dengan gambar, disiram dengan air sehingga diperoleh
kepadatan yang maksimal.
3.3. Lantai beton rabat dicor 5 cm minimum atau sesuai dengan gambar dengan adukan 1PC : 3 Ps : 5 Kr.
3.4. Lantai beton rabat permukaannya harus rata, dengan memperhatikan kemiringan daerah basah
dan teras.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai dan dinding keramik sesuai dengan detail yang disebutkan dalam
gambar atau petunjuk Pengawas.
42
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. SNI 7395-2008
2. SII-0243-1979
3. ASTM
4. PUBBI 1982
Pasal 03
PERSYARATAN BAHAN
Pasal 04
CONTOH-CONTOH
4.1. Sebelum diadakan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh bahan-bahan yang akan
digunakan untuk disetujui Konsultan Perencana dan Pengawas.
4.2. Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
Pasal 05
PELAKSANAAN
5.1. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus
sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
43
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.2. Lebar celah lantai dan dinding keramik maksimal 1 mm untuk keramik homogenus, atau 4 mm untuk
keramik glazur. Pengisi celah/naad/siar diberi warna dengan warna sesuai keramik yang dipasang
atau warna lain atas persetujuan Pengawas.
5.3. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar detail atau sesuai petunjuk Pengawas.
5.4. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus, sesuai petunjuk produsen
pembuat.
5.5. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang melekat
sehingga benar-benar bersih (warna keramik tidak kusam/buram).
5.6. Adukan pengikat untuk pemasangan keramik pada lantai menggunakan campuran 1PC : 4 PS,
sedangkan untuk daerah basah (toilet) adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 2 PS.
5.7. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 4 mm membentuk garis lurus atau
sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi berwarna (grout
semen berwarna) yang sesuai dengan warna lantai.
5.8. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
5.9. Keramik yang telah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 2 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
5.10. Hasil pemasangan keramik lantai harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.
5.11. Keramik plint harus terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
44
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB X
PEKERJAAN PENGECATAN
A. KETENTUAN UMUM
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2.2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal yang
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
1. segel kaleng
2. test laboratorium
3. hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3
contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Umum
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui oleh
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan hujan
atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana waktu
45
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun
debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai
persyaratan pabrik dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat persetujuan dari
Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib melakukan percobaan untuk disetujui
Pengawas.
f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Pemborong harus
segera melaporkannya kepada Pengawas.
4.2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan
pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan
persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-
bekas yang menunjukkan tanda- tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas, penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila
disetujui Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau
lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang
dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.
Pasal 05
5.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong wajib melakukan percobaan atas semua pekerjaan
yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus
diulangi/diganti, atas biaya Pemborong.
5.2. Pada waktu penyerahan, pabrik dengan Pemborong harus memberi jaminan selama minimal 2 tahun
atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan
kerusakan cat lainnya.
46
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik oleh pabrik
maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Pemborong.
5.5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya
pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab Pemborong.
Pasal 06
PENGAMANAN PEKERJAAN
6.1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun kegiatan lain
dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.
6.2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan pekerjaan ini
seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut
selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
6.3. Pemborong bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan
pengecatan tersebut.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding (bagian dalam dan luar), plafond atau seperti yang dinyatakan
dalam gambar dan petunjuk Pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Bahan cat yang digunakan untuk bagian dalam (interior) adalah merek Vinilex produksi Nippon
Paint atau setara. Warna ditentukan kemudian.
2.2. Pemakaian cat untuk dinding bagian luar (eksterior) menggunakan cat ICI dengan type “Weather Shield
atau setara. Warna ditentukan kemudian.
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus diperhatikan
permukaan plesterannya dari :
1. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
2. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
3. Seluruh bidang pengecatan sudah diberi dempul tembok dan diampelas serta bersih segala
noda noda atau kotoran/debu.
47
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka Pemborong harus
memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda, seperti yang disyaratkan.
3.3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan menurut petunjuk dari pabrik cat.
3.5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan- sentuhan selama
1,5 sampai 1 jam.
3.6. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengecatan kayu eksposed yang terletak di luar bangunan (eksterior) seperti yang
dinyatakan dalam gambar atau petunjuk pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Bahan cat minyak yang digunakan adalah Bee Brand produksi Nippon Paint atau setara.
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan kayu yang dicat telah diberi dempul (wood filler)
dan diamplas secara merata.
3.2. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat dilakukan pengecatan sesuai petunjuk dari pabrik cat.
3.4. Setiap lapisan cat dilakukan setelah minimal kering selama 3 (tiga) jam.
3.5. Setelah pengecatan lapisan terakhir, permukaan cat harus dijaga dari sentuhan minimal 1 hari
(24 jam).
48
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XI
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan dinding bagian luar sesuai dengan Gambar Kerja.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. GRC Board tipe plain/polos dan tipe kerawang dengan spesifikasi :
2.2. Semua bahan GRC Board dan ACP diproduksi sesuai dengan gambar kerja.
2.3 Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet), sealant dan lain-lain harus mengikuti
spesifikasi yang ditentukan pabrik.
2.4 Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis mengenai
spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
2.5 Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi Tugas berhak meminta
kepada Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus
dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
2.6 Lembaran aluminium diangkut ke atas rangka baja menara hanya apabila akan dipasang.
2.7 Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta memastikan bahwa permukaan atas semua
bagian sudah satu bidang. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan
dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga
kecil.
2.8 Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait, jarak perletakan
pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan
pabrik.
2.9 Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah pergeseran. Untuk
memperbaiki kelurusan, lembaran dapat diatur 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan
ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser ke
bawah, harus dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
2.10 Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan pemasangan ke samping dengan
arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya.
49
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2.11 Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk
lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan
penampilan yang baik.
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Sebelum dimulai pekerjaan, lokasi GRC Board harus diukur kembali untuk mengetahui
ketepatan ukuran sesuai deang keadaan lapangan. Setiap titik penyambungan GRC dengan penyangganya
harus telah dipastikan daya dukungnya.
3.2. GRC Board yang digunakan harus telah memiki umur adonan yang tepat dan memenuhi minimum
strength yang disyaratkan.
3.3. Ornamen GRC dibuat sesuai dengan motif yang diminta dengan ketebalan minimal 8 mm.
3.4. Ornamen GRC direkat pada dinding / tembok dengan menggunakan rangka besi siku 30.30.3 dan dibaut
dengan menggunakan fisher galvanized
3.5. Untuk GRC Board bidang lebar, hubungan antara satu GRC Board dengan satu GRC Board lainnya dibuat
sedemikian sehingga sambungan cukup rapat, celah antara GRC Board segera diisi bahan pengisi agar tidak
terbuka.
3.6. Pemasangan GRC Board harus dilakukan oleh specialist pemasangan GRC Board.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga
dapat dicapai mutu pekerjaan yang baik.
Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN
2.1. Pipa besi / besi hollow yang di gunakan adalah pipa hitam / besi hollow dengan bentuk dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
2.2. Baja Profil yang digunakan adalah baja st. 37 dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
Pasal 03
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari MK/perencana).
50
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.2. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan di atas teknis operatif sebagai informasi bagi
MK/perencana.
3.3. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut di
laboratorium yang ditunjukkan MK/perencana baik mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek-aspek lain
yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab kontraktor.
3.4. Bila perencana/MK memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi, maka segala biaya
dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkwalitas tinggi, seluruh pekerjaan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan dan
dapat berfungsi dengan baik.
4.2. Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar benar ahli dalam bidang
pengelasan, setifikat keahlian merupakan rujukan yang diperlukan jika timbul keragu raguan mengenai
keahlian pelaksanaan.
4.3. Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat mengurangi kekuatan
sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.
4.4. Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus sesuai dengan
persyaratan dari American Welding Society ( AWS ).
4.5. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan.
Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan mengikuti semua
petunjuk gambar rencana secara seksama .
51
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XII
A. PEKERJAAN ATAP
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi rangka atap dan istilah-istilah teknik secara umum menjadi
satu-kesatuan dalam bagian dalam buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam
buku teknis ini, maka semua pekerjaan rangka atap harus mengacu pada Tata cara perencanaan
struktur baja untuk bangunan gedung (SNI 03-1729-2002):
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi- instruksi yang diberikan
pengawas.
1.3. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik sesuai dengan persyaratan dan
diketahui oleh pengawas. Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian atas bahan-bahan
tersebut dan Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas segala biaya untuk
keperluan tersebut.
1.4. Semua pengukuran harus menggunakan pita baja yang disetujui oleh pengawas.
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan kubah yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk pengawas.
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.2. Penutup atas memakai Kubah Enamel. Bahan penutup. Kubah dan Hubungan yang berkualitas baik
yang mempunyai spesifiksai umum antara lain, berukuran sama, tidak cacat (bocor atau berlubang),
kuat, anti lumut, mudah dipotong dan dipaku, tahan panas (sampai 255 derajat celcius) dan tahan
kelembaban udara serta mempunyai kerapatan air yang baik.
52
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.3. Enamel (Alumunium cetak) bermotif islami. . Sebelum dipesan/dikirim kelokasi pekerjaan,
pemborong terlebih dahulu mengajukan contoh kepada direksi/ pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
3.4. Alat sambung yang digunakan harus berkualitas baik dan sesuai dengan jenis dan ketebalan baja yang
digunakan.
3.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan garansi dari vendor dengan rentang garansi
disesuaikan.
3.6. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif
dari pabrik/produsen sebagai informasi bagi Pengawas.
3.7. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi diperlukan dalam
penyelesaian/penggantian pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dan harus disetujui Pengawas.
3.8. Semua material baja harus bersih dari karat, lubang-lubang serta bebas dari tekukan, puntiran dan
kerusakan lainnya.
3.9. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan/balok kayu untuk menghindari
kontak langsung dengan permukaan tanah. Dalam penumpukan material, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menjamin keutuhan material dari kerusakan yang mungkin terjadi.
3.10. Pengawas berhak menolak material-material baja yang tidak memenuhi syarat tersebut di
atas dan tidak diperkenan untuk difabrikasi.
Pasal 04
PENGUJIAN MATERIAL
4.1. Apabila dianggap perlu, maka pengawas dapat memerintahkan Penyedia Jasa Konstruksi
untuk menyediakan contoh material baja guna diadakan pengujian material. Semua biaya yang
timbul untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4.2. Pengawas akan melakukan pengujian pada hasil pengelasan. Type dan jumlah pengujian untuk
pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan serta dilakukan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4.3. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan seperti pasal 03 di atas, maka
pengawas berhak untuk menolak penggunaan material tersebut.
Pasal 05
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum fabrifikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar- gambar kerja
yang diperlukan dan mengirim 4 set copy gambar kerja untuk disetujui oleh pengawas. Bila
mana disetujui, 2 set gambar kerja akan dikembalikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi untuk
dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan pengawas atas gambar kerja tersebut hanyalah menyangkut
segi kekuatan struktur baja seperti:ukuran-ukuran/dimensi profil, ketebalan plat,
ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan.
53
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
c. Ketepatan ukuran-ukuran, panjang lebar, tinggi dari elemen konstruksi yang berhubungan
dengan erection menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan kata lain walaupun
semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan
dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
d. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
5.2. Fabrikasi
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Manual Prosedur Fabrikasi termasuk prosedur
quality control kepada pengawas.
b. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang- tukang yang
berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
c. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi, dan pemotongan
besi harus dilakukan dengan blender dan bagian tepi di gerinda hingga halus dan bebas
dari bekas-bekas kotoran. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.
B. PEKERJAAN PERLINDUNGAN
Pasal 01
Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan sealant.
• Pekerjaan grouting.
• Pekerjaan floor hardener.
• Pekerjaan waterproofing.
54
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN
2.6 Penyerahan bahan / material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masih utuh, tertutup baik dan
tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor / Pabrik. Jika dalam
keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material tersebut tidak diperkenankan untuk dipakai.
Pasal 03
PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan / material yang termasuk dalam pekerjaan harus
bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya. Peil atau elevasi
permukaan tersebut sudah disetujui Konsultan Pengawas. Apabila dari bahan / material yang dipakai
ada yang mengandung bahan dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan
manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Selama pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli / Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal
ini ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur
pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
55
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering, bersih dan bebas dari debu,
minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel bahan / material yang terlepas maupun noda dan
kotoran lainnya. Permukaan material harus sudah difinish.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup karena sealant
memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara pemasangan dan jenis
sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis material yaitu :
a. Persiapan Permukaan
• Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali untuk baja stainless
steel, persyaratan ini tidak berlaku.
• Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih dan bebas dari
debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan / material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
• Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih dahulu tetapi
tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan tersebut pada waktu pelaksanaan
grouting.
b. Pelaksanaan
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang tertutup padat,
tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga udara.
Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat mempergunakan
corong atau alat lain.
c. Perawatan (curing) dan perbaikan
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan yang terlalu
cepat yaitu dengan ditutup oleh kain basah.
a. Persiapan Permukaan
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-
celah. Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air (trasraam)
sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
b. Pelaksanaan
56
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
c. Pemeliharaan
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor hardener harus diperbaiki
oleh Kontraktor hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini tanpa adanya biaya tambahan.
a. Persiapan Permukaan
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah dilepas agar
tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan Pekerjaan beton
struktural. Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk aduk beton,
debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk kedap air 1 Pc :
3 Ps hingga padat dan diratakan permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis yang ditentukan oleh
pabrik.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas, disemprot atau
trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan pemadat (densifier)
plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil tes laboratorium. Kemiringan
ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan dalam Gambar Kerja).
Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Ujung pemberhentian
sepanjang bidang tegak / parapet / dinding dibuat groove + 2 cm. Pada bidang pertemuan
antara plat lantai dan dinding atau parapet serta semua dudukan beton atau instalasi akan
diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (screed) kedap air 1 Pc : 3 Ps dengan
tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
e. Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan lapisan
waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian + 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi kebocoran), maka
Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga sempurna dan
disetujui Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
57
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
58
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XIII
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan plafond gypsumboard, calsium silicate board, pvc dan sebagainya sesuai dengan yang tertera
pada gambar.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
- ASTM
- PUBBI 1970
- PKKI
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
Pasal 04
CONTOH-CONTOH
4.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
4.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
59
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 05
PELAKSAAAN
5.1. Pemasangan rangka plafon dipasang dengan jarak ukuran maksimal 60 x 120 cm. Plafon
gypsumboard/calsium silicate board discrew pada tiap jarak 20 cm pada bagian tepi atau 30 cm pada
bagian tengah. Ukuran screw adalah 1” dengan bahan mutu terbaik dan tidak karat. Plafon UPVC
dipasang sesuai petunjuk dari podusen pembuat.
5.2. Pada pekerjaan plafond ini diperlukan adanya pekerjaan lain yang mempunyai hubungan erat
dalam pelaksanaannya. Sebelum pemasangan plafond dilaksanakan, pekerjaan lain yang terletak di
atas plafond harus sudah terpasang.
5.3. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana plafond harus diteliti dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk pemasangan harus konsultasi
Perencana.
5.5. Pada pertemuan bidang planfond dengan dinding harus diperhatikan dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan gambar.
5.6. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut harus mengganti tanpa
biaya tambahan.
Pasal 06
6.2. Bila tidak ada sertifikat tersebut, Pemborong harus melakukan pengujian atas bahan bahan di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
6.4. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan dinding partisi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
60
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
Rangka dinding terdiri dari steel track dan steel stud yang terbuat dari bahan Zincalume /
Galvalume. Ukuran steel track adalah U - 70x40 mm dengan ketebalan0,6 mm, sedangkan steel
stud adalah C - 70x40 mm tebal 0,8 mm atau hollow 70x40 mm tebal 0,8 mm.
Penutup dinding : Calsium Silicate Board (kalsiboard) dari Eternit Gresik atau setara dengan
ketebalan 8 mm.
2.2. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan dalam penyelesaian /
penggantian pekerjaan, harus disetujui pengawas.
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
3.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
Pasal 05
PELAKSANAAN
5.1. Pekerjaan dinding partisi harus diselesaikan setelah pekerjaan penutup lantai dan plafon selesai.
5.2. Rangka dinding terdiri dari track yang dipasang horizontal pada lantai dan plafond dan stud yang
dipasang vertikal setiap jarak 60 cm. Bahan dinding discrew dengan jarak30 cm pada dinding tepid an
40 cm pada dinding tengah dengan screw ukuran 1”.
5.4. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan denganpekerjaan lain.
Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka pemborong terseut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
61
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XIV
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1 UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut
dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Nasional, Keputusan
Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap
sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional. Adapun standar atau acuan
yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
1.3. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk
instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta
pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail, “Shop Drawing”
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak
berarti membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.
4. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings” disertai dengan
Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1
(satu) asli kalkir berikut softcopynya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi,
notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini
harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi Elektrikal yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan.
5. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original) berikut
terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar
isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
62
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
1.4. KOORDINASI
1. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
2. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan Manajemen
Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab
Kontraktor ini.
1. Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang diatur oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2. Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa memberi keputusan
terhadap sebagian masalah.
Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi
yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan
diproduksi secara teratur.
1. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan sebelum
memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan- keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana antara lain:
2. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi akan diberikan atas dasar
atau sesuai dengan ketentuan di atas.
1. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang minimal dari 3 (tiga) merek
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi
tanggungan Kontraktor.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.
63
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik (bermerk),
sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.
1. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun dalam
pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap
harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor .
2. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang tidak bisa
dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik
(equal or better) yang disetujui.
3. Bila Konsultan Manajemen Konstruksi membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih
baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.
1. Khusus peralatan utama seperti Kubikal tegangan menengah, Transformator dan Genset dan
kelengkapannya, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan Perencana di pabrik masing-
masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke
lapangan.
2. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah memenuhi
ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara
keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-
fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari
segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
1.7. IZIN-IZIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja
dan detailnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang
dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan
dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak
gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
2. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment)
yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan- keraguan, Kontraktor harus segera menghubungi
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk berkonsultasi.
3. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Konsultan Manajemen Konstruksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi atas rekomendasi Konsultan Perencana.
4. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam menentukan performnya,
asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
64
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi kepada Konsultan Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh Kontraktor.
Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung
(hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Kontraktor.
1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini
serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus segera
ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
1. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.9. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan 16.00), dan
hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan
pengawasan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
65
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5. Di tempat pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi menempatkan petugas- petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau
dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar
dan tepat serta cermat.
1.10. LAPORAN-LAPORAN
1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang memberikan gambaran mengenai:
• Kegiatan fisik
• Catatan dan perintah Konsultan Manajemen Konstruksi yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
• Jumlah material masuk/ditolak.
• Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang
• Prestasi rencana dan yang terpasang
2. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh manajer
proyek harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.
1. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini
secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini,
apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.
1. Kontraktor diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat pekerjaan,
untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan
kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi
berlangsung.
2. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu mendapatkan ijin dari
pemberi tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
66
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
1.13. PENJAGAAN
1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut di atas, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
1. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan sebagainya harus disediakan
oleh pihak Kontraktor.
2. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi dengan meter air, dan
berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
1. ada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi
penerangan yang cukup.
2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus
diusahakan oleh Kontraktor. Bila menggunakan daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan
KWh meter dan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun di luar (halaman),
harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan
dari bagian lain.
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan olehKonsultan Manajemen
Konstruksi pada waktu pelaksanaan.
1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor diwajibkan
segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan
kejadian tersebut kepada instansi dan departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini Polisi dan
Department Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan
harus selalu ada di tempat pekerjaan.
1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan
instansi yang berwenang.
2. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung
jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk testing.
1. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
67
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak saat
penyerahan pertama, bila Konsultan Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas menentukan lain, maka yang
terakhir ini yang akan berlaku.
3. Selama masa garansi, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
4. Selama masa garansi ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan teguran dari
Konsultan Manajemen Konstruksi atas perbaikan/penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan
Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak
lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas- petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan
hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction, Technical dan
Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Manual book untuk setiap peralatan harus di buat dalam Bahasa Indonesia.
1.20. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan
dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan di dalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah
mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
1.21. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan
serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya
atas biaya Kontraktor.
68
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2.2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari peralatan, perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, dalam kondisi lengkap terpasang dan siap
dioperasikan antara lain :
2.2.3. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam
gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis
diperlukan untuk memperoleh suatu sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
2.2.4. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang terpasang.
1. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM, NYA, NYFGbY, dan BCC. Untuk
kabel feeder/power dari jenis NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM, kabel stop kontak dan AC
menggunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC atau NYA dan untuk feeder
lampu taman menggunakan kabel NYFG.
3. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².
69
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
1. Lampu LED tube 2 x 16 W , 2 x 1600 lumen, recessed mounted, with metalic aluminium louvre
2. Lampu LED tube 2 x 8 W , 2 x 800 lumen, recessed mounted, with metalic aluminium louvre
3. Lampu Baret dengan TL circular 20 W
4. Lampu Downlight LED 7 W, 600 lumen, Ø = 100 mm
5. Lampu Downlight LED 18 W, 2000 lumen, Ø = 125 mm
6. LED panel, 40 W, 3518 lm, 620 mm x 620 mm
7. Lampu Trunkable linea batten, 120 cm, 13 W, 1000 lm, 3000 K
8. Lampu Exit LED 3 W
9. Lampu taman dengan LHE 26 W dan tiang 1,5 m
10. Lampu PJU SON-T 250 W dgn tiang octagonal 9 m
11. Lampu sorot (vision lamp) Led 40 W
1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe pemasangan
masuk/inbow (flush mounting).
2. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 16 A sedangkan saklar mempunyai
rating minimum 10 A.
3. Ada tiga penempatan stop kontak yaitu di dinding, di lantai dan di plafond
4. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding harus dipakai dari jenis bahan blakely.
5. Untuk stop kontak yang dipasang di lantai harus diberi penutup yang cukup untuk melindungi dari masuknya
air ke dalam stop kontak.
2.3.8. Konduit
1. Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
2. Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
1. Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 m. Penggantung harus rapi &
kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat
sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
3. Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
2. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus sama.
4. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.
2.4.1. Panel-panel
70
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
4. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC
High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang
dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui cable tray.
5. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable shoe) yang sesuai.
6. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap as panel.
7. Semua panel harus dbumikan.
2.4.2. Kabel–Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas
untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya
sesuai dengan ketentuan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada cable ladder/tray, diikat dan disusun
rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos untuk instalasi
penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
6. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
7. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
8. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
9. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan sekrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
10. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
11. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
12. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
13. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum 500 kilo
ohm.
1. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimum 80 cm, dimana sebelum kabel ditanam
ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan setelah kabel di gelar, diatas kabel diberi lapisan pasir lagi
setebal minimum 10 cm kemudian diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih
dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang
kabel.
3. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan dalam
gambar/RKS.
4. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Manajemen Konstruksi
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
5. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
6. Penanaman tidak boleh dilakukan dimalam hari.
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan disetujui oleh
MK
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu yang terpasang
harus mempunyai gantungan sendiri
71
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu yang bersangkutan harus dilengkapi
dengan flexible conduit
4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
1. Sesuai dengan keperluannya kotak-kontak dipasang di lantai, 300 mm dan 1500 mm dari permukaan
lantai. Kotak-kontak yang dipasang di lantai harus mempunyai tutup pengaman. Saklar yang akan dipakai
adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 1.500 mm.
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari tipe water dicht (bila
ada).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan sparing untuk
pengkabelannya disamping metal doos yang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.
1. Sistem pembumian harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan
dalam gambar/RKS.
2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pembumian pada panel-panel
menggunakan BCC atau NYA dengan ukuran minimal 4 mm² dan maksimal 50 mm², penyambungan ke
panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
3. Dalamnya pembumian minimal 12 meter dan ujung elektroda pembumian harus mencapai permukaan air
tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak
hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
4. Pengukuran Pembumian dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi. Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.5. PENGUJIAN
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan
tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan
LMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua
biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Test meliputi :
2.5.1.1. Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal pengujian Instalasi
0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
2.5.1.2. Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan. Apabila
hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load
Test).
72
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2.5.2.1. Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan pertama pekerjaan. Test
ini meliputi :
2.5.2.2. Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua biaya dan
tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor, dengan schedule/pengaturan waktu
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.5.2.3. Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama
pekerjaan.
2.6.1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif
lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru dapat mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.6.2. Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :
73
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.1. UMUM
1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua penyediaan dan
pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal, penghantar down conductor,
electroda pembumian dan peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis electrostatic and membrane system, termasuk
air terminal (batang penerima), down conductor pembumian/grounding dan bak kontrolnya serta
peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian- bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2. Pengadaan barang/material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan
selama 12 bulan.
3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam
pekerjaan ini.
4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan pengangkutan
ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir
sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau
gambar dokumen.
1. Air terminal haruslah jenis electrostatic and membrane system dengan radius perlindungan minimal 60
meter.
2. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio (high frequency RFI),
kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat terjadinya sambaran balik (main return strike).
3. Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
pelepasan ion korona pada ujung runcingnya pada kondisi medan statis guruh.
4. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
5. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang dilindunginya pada seluruh
kondisi.
74
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar penghantar yang disambung dan tidak
mudah lepas. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan
tahanan tanah (ground resistance).
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan ditambatkan pada rangka/dinding
bangunan.
3.7. PEMBUMIAN
Tahanan pembumian harus lebih kecil dari 5 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga seperti gambar
rencana, ditanamkan ke dalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai
air tanah.
Pada setiap ground rod harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol). Sambungan dari Down Conductor ke
elektroda Pembumian harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya
sesuai gambar rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.
1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan penangkal petir dan
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi sistem penangkal petir
oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan
terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pembumiannya.
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
75
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
76
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XV
PEKERJAAN MEKANIKAL
1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul
tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun
Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang
terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari
Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara
lain seperti dibawah ini :
77
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk
instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta
pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail, “Shop Drawing”
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak
berarti membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.
e. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings” disertai
dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas
1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar
isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini.
As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang
ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe
peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original) berikut
terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar
isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
1.4. KOORDINASI
a. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan Manajemen
Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab
Kontraktor ini.
a. Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang diatur oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa memberi keputusan
terhadap sebagian masalah.
Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi
yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan
diproduksi secara teratur.
78
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan sebelum
memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan- keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau kurva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di
beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
b. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi akan diberikan atas
dasar atau sesuai dengan ketentuan di atas.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Kontraktor.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik (bermerk),
sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.
a. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun
dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi
tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor .
b. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang tidak bisa
dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih
baik (equal or better) yang disetujui.
c. Bila Konsultan Manajemen Konstruksi membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau
lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.
a. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan Perencana di
pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk
dikirim ke lapangan.
b. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi
79
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
fungsi- fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari
segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
kerja dan detailnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap
dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa
terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Manajemen Konstruksi
berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment)
yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan- keraguan, Kontraktor harus segera menghubungi
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Konsultan Manajemen Konstruksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Manajemen Konstruksi atas rekomendasi Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam menentukan
performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih
maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali
performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi kepada Konsultan Perencana.
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus
disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh Kontraktor.
Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung
(hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Kontraktor.
80
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi
ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila da persetujuan dari pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus segera
ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
a. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli
dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.9. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan 16.00),
dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan
pengawasan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Di tempat pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi menempatkan petugas- petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau
dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar
dan tepat serta cermat.
1.10. LAPORAN-LAPORAN
a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang memberikan gambaran mengenai:
• Kegiatan fisik
• Catatan dan perintah Konsultan Manajemen Konstruksi yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
• Jumlah material masuk/ditolak.
• Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang
• Prestasi rencana dan yang terpasang
b. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh
manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.
81
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dalam rangkap
3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
• Hasil pengetesan mesin atau peralatan
• Hasil pengetesan kabel
• Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll
b. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini
secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini,
apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi dan atau bila ada gangguan
dalam instalasi ini.
a. Kontraktor diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta
peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas
instalasi berlangsung.
b. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu mendapatkan
ijin dari pemberi tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.13. PENJAGAAN
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang
lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut di atas, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan sebagainya harus
disediakan oleh pihak Kontraktor.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi dengan meter air, dan
berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus
diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus
diusahakan oleh Kontraktor. Bila menggunakan daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi
dengan KWh meter dan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
82
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi pada waktu pelaksanaan.
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departement yang bersangkutan/berwenang (dalam
hal ini Polisi dan Department Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik
pembuat dan instansi yang berwenang.
b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk testing.
a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak saat
penyerahan pertama, bila Konsultan Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas menentukan lain, maka yang
terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan teguran
dari Konsultan Manajemen Konstruksi atas perbaikan/penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka
Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas- petugas yang ditunjuk
oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan daftar komponen/part
list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-
masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
83
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction, Technical dan
Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.20. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan
dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan di dalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah
mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
84
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
a. Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi kebakaran,
dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio (bell) maupun
visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut dimulai, sehingga dapat diambil
tindakan pencegahan sedini mungkin.
b. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis dari
detector maupun secara manual dari push button box.
a. Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
- Addressable Smoke Detector
- Addressable Manual Call Point (Break Glass/Dual Action)
- Addressable Horn Strobe
- Module (Mini Monitor Module/Control Module)
85
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang dapat diprogram tingkat sensitivity dari
range 0.2% sampai dengan 3.7%.
b. Data–data teknis lainnya :
- Addressable : in base
- Operating Temperature Range : 0- 50ºC
- Range Operating Voltage : 16–32 VDC w/ Data
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 0.9 mA from separate 24 VDC Supply
a. Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature detector yang
memiliki response lamp di base.
b. Data-data teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Working Temprature : 57° C
- Operating Voltage : ± 20 V DC
- Quescent Current : < 100 mA
- Alarm Current : < 80 mA
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response lamp dan mempunyai karateristik
sensitivitas yang rata (flat response technology).
a. Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi dengan mounting dan
pengalamatan pada peralatan tersebut.
b. Data–data teknis lainnya :
- Addressable : Dipswitch
- Temperature Range : 0-50° C
- Material : Lexan Polycarbonate
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 3.0 mA
86
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Horn and Stobe Light Addressable merupakan peralatan Audible dan Visual yang menjadi satu
sebagai indikator dari fire alarm system. Peralatan Audible dan Visual ini dilengkapi dengan alamat
(Addressable) di dalam peralatan tersebut.
b. Data–data teknis lainnya :
- Rated Voltage Range : 17 VRMS s/d 31 VRMS
- Current Rating for Strobe Output : 15 cd/83 mA
- Temperature Range : 32° to 122° F (0 - 50° C)
- Humidity Range : 10% to 93%, Non Condensing @100° F (38° C)
Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan reset switch, jika terjadi penekanan.
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group detector. Lampu indicator
ini akan menyala hanya jika group detector yang bersangkutan bekerja.
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja yang disesuaikan dengan letak zone indicator
tersebut.
87
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut ungkapan logika yang
telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
b. Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
c. Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan lebih dulu, output dapat
berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
d. Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
e. Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan kendali/kontrol secara langsung.
f. Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol.
g. Data teknis lainnya :
• Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
• Quiescent Current : ± 0.7 mA
• Activation Current : ± 2.5 mA
• Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
• Confirmation Led : Steady output; steady on: Pulse Output; flashing
• Working Temperature : -10 - +50ºC
• Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)
• Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
a. MCFA yang digunakan memakai Sistem Addressable. Diperlengkapi Sealed Lead Acid battery, Power
Supply 220/240 VAC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat.
b. Kapasitas MCFA direncanakan 2 loops.
c. MCFA harus dapat dikembangkan 1250 sampai dengan 2000 point addressable atau 1 card memiliki 127
sampai dengan 250 address + zoning dan dapat digunakan secara keseluruhan untuk detector maupun
card module dari fire alarm system.
d. MCFA harus memiliki Fire Panel Internet Interface (IP Based) yang dapat dihubungkan ke jaringan
infrastruktur ethernet melalui UTP Cat 5 atau cat 6 sehingga dengan melalui komputer yang terhubung
dengan jaringan intranet ataupun extranet, user dapat mengakses MCFA dengan memasukkan User
Name dan password yang dapat diterima oleh MCFA. Komputer dan software yang digunakan tidak
perlu dengan software khusus dan cukup dengan menggunakan web browser dari Windows Internet
Explorer.
e. MCFA harus memiliki Optional untuk TCP/IP Communication Network. Bila dikemudian hari dilakukan
pengembangan dan diinginkan MCFA dari gedung lain dapat dihubungkan secara network dan
dimonitor oleh MCFA Pusat, metoda Networking antar MCFA secara peer-to-peer dapat dilakukan
melalui TCP/IP Interface dengan memanfaatkan jaringan LAN yang sudah tersedia.
f. MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
- Bell Off
- Reset
- Testing
- Lamp test
- Fault Signal General
- Signal for Alarm Condition
- LCD Display
g. MCFA ini harus mempunyai output berupa :
- Visible/Audible Alarm
- Visible/Audible Fault Alarm
- Test Signal (Visible)
- History Log
88
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Perangkat Komputer yang memiliki kemampuan (Software) untuk mengetahui status display, gambar
graphics dari layout, dan mengetahui kegiatan operasional dari Fire Alarm System serta memiliki
History Event Loging.
b. Data – Data teknis lainnya:
• Komputer : Minimal Intel Pentium Core 2 Duo, 2.0 GHz, 320 GB, 52x DVD-RW,
Optical mouse, USB 2.0 ports and Gigabyte network adaptor,
Minimal LCD Monitor, Minimal RAM 2 Gb, VGA Grafis 256 Mb
None Share.
• Operating Temperature : 0° to 48° C
• Operating Humidity : up to 85% RH, (Non–Condensing),at 86° F (30°C)
• Port Interface : Serial dan Parallel Port.
• Printable Information : Historical Log Report, True Alarm Report, and System Activity
Report
• Printer Compatible : Microsoft windows compatibility
a. Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi sumber kebakaran (zone
area) dan indikasi adanya sistem sprinkler yang bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan
indikator Audio berupa buzzer dan indikator visual berupa colour graphic atau dalam bentuk LCD-
display.
b. Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai silence/acknowledge alarm dan
reset button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk
buzzer test.
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600x 150 mm untuk ukuran besar dan 300 x 500 x
150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan.
a. Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik yang di atas
plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit
vertikal harus inbow.
b. Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tertutup sehingga tidak akan
masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem
saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.
2.4.17. Kabel
a. Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam sistem menggunakan FRC dengan ukuran
minimal 2 x 1,5 mm².
b. Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass digunakan kabel STP AWG #18.
c. Kabel untuk instalasi telepon jack menggunakan kabel ITC 2 x dia. 0,6 mm.
d. Kabel untuk instalasi dari MCFA ke Terminal Box/Module menggunakan STP AWG #18
e. Kabel untuk instalasi Main Bell Red Lamp, Flow Switch, Tamper Switch dan Panel AC menggunakan
kabel NYA 3 x 1,5 mm².
89
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2.5.1. Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan peralatan-peralatan lain
dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada gambar.
2.5.2. Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada ketinggian 1,5 m dari
lantai.
2.5.3. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m dari detector tanpa
ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
2.5.4. Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond (horizontal) maupun
yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus sesuai gambar rencana.
2.5.5. Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik dan Peralatan lainnya
termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti yang disebutkan dalam Gambar Perencanaan.
2.7. TESTING/COMMISSIONING
2.7.1. Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan, yang disaksikan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.7.2. Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke detector
menggunakan asap.
2.7.3. Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
2.8. LAIN–LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi
ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk
mengawasi pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
2.9.1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
90
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
91
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.1. UMUM
3.1.1 Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
3.1.2 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
3.1.3 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik dan memuaskan.
Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara lain sebagai berikut : Untuk di dalam
bangunan dipasang seperti gambar rencana Khusus pada Ruangan Theater, Special Desain.
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti,
untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama
tata suara seperti yang tertuang dalam sistem perencanaan.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar rencana dan Dengan output
150 Watt RMS dan frekuensi response antara 50 Hz sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada
batas frekuensi. Amplifier Berada Satu Cabinet dengan Speaker Yang disebut dengan Speaker Active.
3.4.2. Mixer
Mixer Pre Amplifier harus memiliki supervised input 16 Canel emergency microphone dengan hand-held
microphone dan RJ45 standard connector dan shielded Cat-5 cable serta analog microphone input yang akan
mempunyai input sensitive variable 200 mV/2V.
Untuk Penguat Exiter dari Audio Input Sekalian Tone Control, Mempunyai Set gain dengan sensitivitas tidak
kurang dari 92 dB max.
3.4.4. Microphone
Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem, Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan
Frekuensi response antara 100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Anty Feet back.
92
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
DVD/CD Player :
Frequency Response : 2 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
Distortion : < 0.1%
S/N Ratio : > 90 dB
Capacity player : DVD/CD, MP3
FM Tuner :
Freuqency Response : 30 Hz to 15 kHz (+1/-3 dB)
Distortion : < 0.1%
S/N Ratio : > 63 dB (1mV,FM)
Tuner Frequenncy Range : FM 87,5 – 108 Mhz, AM 531-1610 kHz
3.6.1. Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton (ceiling speaker dan attenuator) adalah
outbow menggunakan pipa high impact dia. 20 mm, dengan kabel NYMHY 3 x 1,5 mm2. Instalasi ini klem
setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh kabel
diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
3.6.2. Semua kabel yang melalui shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) adalah outbow, menggunakan
pipa high impact dia. 20 mm dengan kabel NYMHY 3 x 1,5 mm2 untuk masing-masing zone sound
system. Jumlah zone dapat dilihat pada gambar perencanaan. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau
tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
3.6.4. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high Impact dia. 20mm.
3.6.5. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar rencana.
3.6.6. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem pentanahan.
3.7.1. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga impedansinya
sesuai dengan yang diinginkan.
3.7.2. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
3.7.4. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan olehKontraktor yang
bersangkutan.
93
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3.8. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini
harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk
mengawasi pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Kontraktor serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.
3.9.1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
94
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.1. UMUM
4.1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, harus mempelajari seluruh Dokumen Pelelangan
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
4.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
4.1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
4.2.1. Mengurus / membantu penyambungan line telepon atau sesuai dengan persetujuan dari Pemberi
Tugas.
4.2.2. Pada sistem ini peralatan telepon dan CCTV masih menggunakan type konvensional, namun
jaringan sudah disiapkan menggunakan peralatan berbasis IP. Bila suatu saat akan merubah
peralatan dari konvensional ke IP, tidak perlu penggantian jaringan kabel eksisting (yang sudah
terpasang)
4.2.3. Pengadaan dan pemasangan Sistem Telepon (PABX), CCTV, Jaringan Data terintegrasi dalam satu jaringan
LAN.
4.2.4. Pengadaan dan Pemasangan Core Switch, Access Switch, dll sesuai dengan kebutuhan dalam system
yang ditawarkan dan di masukkan dalam kabinet rack 19”. Untuk sofware dan unit Server
menggunakan standard Pemberi Tugas dan di install oleh Pemberi Tugas, namun harus mengacu dari
Gambar yang sudah tertuang dalam Perencanaan iin (tidak termasuk dalam lingkup ini).
4.2.5. Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan pemasangan:
- Kabel horizontal dan vertikal dalam conduit, lengkap dengan Face Plate, modular jack, patch
cord dan patch panel yang digabungkan dalam rack 19”.
- Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
4.2.6. Mengadakan pengetesan sistem secara menyeluruh, sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dengan
tepat dan benar.
4.2.7. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang selama waktu
minimal 3 tahun.
4.2.8. Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem structure cable termasuk peralatan yang
ada dan memberikan buku petunjuk penggunaannya.
4.3. TELEPON
4.3.1. PABX
4.3.1.1. Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX konvensional dan sesuai Standard STO Telkom
95
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.3.1.2. Kapasitas PABX yang ditawarkan adalah dari jenis PABX yang dapat dikembangkan hingga 400
extension tanpa harus mengubah system yang ada, dengan kapasitas yang dibutuhkan saat ini adalah :
96
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
- Console overflow
- Recorded overflow Announcement
4.3.3.1. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive. Tipe executive
harus mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2
jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan dinding.
4.3.3.2. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja secara normal
pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat mengajukan approval material harus dilengkapi dengan
fotocopy surat lulus dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara full
digital.
4.3.4.1. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan memakai terminal-
terminal berisolasi sesuai standard PT. Telkom.
4.3.4.2. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal harus diberi
pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.
4.4. CCTV
97
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.1.5. LENS
98
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.2.3. LENS
99
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
LENS
100
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.3.5. Min. Illumination : 0.75 lux @ 40 IRE DSS Off,F1.6 @ wide angle 1.20 lux @ 50 IRE DSS Off, F1.6 @
wide angle, 0.025 lux @ 40 IRE, 30 fields of, DSS, F1.6 @wide angle, 0.040 lux @ 50 IRE, 30 fields lofDSS,
F1.6 @ wide angle
• Day/Night Operation
Day : Infrared (IR) cut filter
Night : BK-7 glass, same optical displacement as day
• Imaging Device : 1/3-inch image format
• Dynamic Range : 60 dB maximum (WDR mode)
• Picture Elements
NTSC : 768 (H) x 494 (V)
PAL : 752 (H) x 582 (V)
• Sensing Area : 6 mm diagonal
101
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
LENS
• Type : Motorized Zoom
• Format Size : 1/3-inch
• Mount Type : CS
• Focal Length : 5.5~165 mm
• Zoom Ratio : 24x
• Relative Aperture : (F) 1.6~360 1.8~360
• Operation
Iris : Auto Iris (Direct Drive)
• Focus : Motorized*
• Zoom : Motorized*
• Angle of View
Diagonal : 2.1º ~ 58.7º
Horizontal : 1.7º ~ 47.6º
Vertical : 1.3º ~ 33.9º
• Minimum Object Distance : 1.8 m
• Back Focal Length : 15.5 mm
• Filter Size (mm) : 72P 0.75
102
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
LENS
4.4.6.1. GENERAL
4.4.6.2. FEATURES
103
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• On-Line Help
• Up to 32 Channels of Audio Recording (Optional)
• 8/16/24/32 Alarm Inputs and 8/16/24 Relay Outputs
• Camera View Favorites
• Instant Playback
• Quick Menu Option to Turn Relays On/Off
• Live Audio Over the Network
• Video Loss Event Start and Recovery Time
• Video Loss Event Linked to an Alarm
• Up to 100 Servers in Client Tree
• Network Bandwidth Throttling
• Multiple Displays for Live Viewing or Playback While Recording
• 6X Digital Zoom on Playback
• Pre-Motion and Pre-Alarm Recording
• On-Screen PTZ Control with Positioning Device Programming Capability
• Includes Remote PC, Web, and Handheld Client Software
• Compression Technology Offering High-Quality and Small File Sizes
• Local and Remote Administration, Live, Search, and Playback Viewing
• Individual Camera Channel Configuration
• Display of Cameras from Different Sites on One Screen
• Dynamically Adjustable Frame Rate and Image Quality for Motion and Alarm Recording and Pre-
Alarm Recording
• Pre-Alarm Recording up to 60 Seconds (up to 15 Minutes with Optional)
• Monitor System Changes Using Activity Logs
• User-Friendly and Highly Intuitive Graphical User Interface
• Local and Remote Software Upgrade Capabilities
• Multilevel Password and User Configuration
• Automatic Image Watermarking
• Multilanguage Support (English, French, German, Italian, Polish, Portuguese, Russian, and Spanish)
• User-Definable PTZ Presets, Patterns, and Preset Tours
• Display up to 36 Local and Remote Cameras on a Single Screen Only in CIF
• Print Still Images from Video
• Export Video and Still Images in Multiple Formats, Including Native, AVI, ASF, BMP, TIFF, and JPEG
• API Facilitates Development and Integration of Third-Party Applications
• Ability to Configure Any Number of Camera Inputs for Covert Mode
• Scheduled Backup
• Pre-alarm time estimate based on 16-channel recording at a resolution of 320 x 240 (CIF) and a
frame rate of 5 ips.
4.4.6.4. ELECTRICAL/VIDEO
104
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.6.5. MECHANICAL
Connectors :
• Memberikan indikator status ada/tidaknya aliran air dari pompa Sprinkler & Hydrant.
• Memberikan status on/off pompa
• Memberikan trip off alarm.
105
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.8.2. MCFA
• Memberikan indikator status ada/tidaknya power listrik yang masuk kedalam panel.
• Memberikan status dan trip alarm MCFA
• Memerikan status flow switch yang dikontrol melalui MCFA.
4.4.9.1. Lift
4.4.10. Genset
4.4.10.1. CB Incoming
4.4.10.2. CB Outgoing
• Memberikan indikator alarm bila permukaan bahan bakar dari Daily Tank berada diatas batas
permukaan atas (high level).
• Memberikan indikator alarm bila permukaan bahan bakar dari Daily Tank berada dibawah batas
permukaan bawah (low level).
106
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Digital Output
Single Pole Change
Over Relays, Rating : 5 A at 250 VAC (resistive).
Maximum Switching : 10 VA Resistive atau 100 VDC tanpa rusak pada 0,5 A.
107
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.1. UMUM
5.1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
5.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
5.1.3. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan sehingga sistem berjalan
dan beroperasi dengan baik.
5.1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
5.2.1. Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant, sprinkler dan pemadam
kebakaran ringan.
5.2.2. Sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan sistem pillar hydrant (outdoor)
dan fire landing valve (indoor).
5.2.3. Tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai "tipe basah" (wet system), ini berarti
bahwa semua katup penyediaan air untuk sistem harus dalam kondisi terbuka penuh dan tekanan dalam
air dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
• Apabila tekanan dalam pipa turun sampai ambang batas yang telah ditentukan karena
adanya kebocoran, maka jockey pump akan hidup secara otomatis dan mati secara otomatis di
ambang batas tekanan yang juga telah ditentukan atau ketika pompa utama start.
• Apabila tekanan air dalam pipa terus turun karena satu atau lebih katup hydrant dibuka maka
pompa kebakaran utama akan bekerja secara otomatis dan pompa Jockey mati secara otomatis.
Pompa kebakaran utama mati secara manual oleh operator.
• Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dengan
bunyi alarm system.
Pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi sistem fire hydrant dan instalasi fire sprinkler sesuai dengan gambar
perancangan dan meliputi antara lain :
5.3.1. Pengadaan dan instalasi pemipaan sprinkler, sprinkler head lengkap dengan Flow Switch, Branch
Control Valve, Main Alarm Valve dan perlengkapan lainnya.
5.3.2. Pengadaan dan instalasi pemipaan dan peralatan fire hydrant yang meliputi hydrant box lengkap
dengan peralatannya, hydrant pillar, hose rail cabinet, valve-valve dan perlengkapan lainnya.
5.3.3. Pengadaan dan Pemasangan Siamese Connection untuk Fire Hydrant dan Fire Sprinkler type sesuai
standard Dinas Pemadam Kebakaran.
108
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.3.4. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant dan sprinkler hingga
berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan tinggi.
5.3.5. Membantu mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem fire hydrant dan sprinkler dapat dinyatakan baik dan layak pakai
oleh Dinas Pemadam Kebakaran serta untuk Unit Pressure Tank harus mendapat sertificate dari
DEPNAKER.
5.3.6. Mengadakan Training Operasional, waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama
Pemberi Tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengadaan dan pemasangan pompa hydrant terdapat pada paket pekerjaan lanjutan.
5.4.3. Pemipaan
• Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Medium Class dan harus diusahakan semuanya
berasal dari satu merk.
• Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Medium Class.
5.4.4. Valve-valve
• Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan tipe bronze body, non rising stem,
screwed bonnet, solid wedge disk, screwed end .
• Untuk valve diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan tipe flanged or lugged body, stainless
steel disk, stainless steel shaft, hand wheel operated with position indicator.
• Material body : carbon steel untuk tekanan 300 psi.
• Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan material bronze body, swing type, Y
pattern, screwed cup, metal disk, screwed end.
• Material body : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material carbon steel
untuk tekanan 300 psi.
Katup-katup yang tidak disebutkan diatas minimal mempunyai working pressure 300 psi.
Pillar hydrant yang digunakan di sini adalah jenis short type two way dengan main valve dan branch valves ukuran
100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh mobil dinas kebakaran
kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate valve untuk memudahkan maintenance.
5.4.6.1. Indoor Hydrant Box (Class III NFPA) harus terdiri dari Peralatan sbb :
109
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Steel box recessed type, ukuran 750mm x 1250mm x 180mm dicat duco warna merah dengan
tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 1800 dan dilengkapi stopper. Ø
• Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Bell.
• Hose rack untuk slang Ø 40mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
• Hydrant valve Ø 40 mm dan Ø 65mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa.
• Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 40mm x panjang 30m lengkap couplingnya.
• Hydrant nozzle variabel spray type size 40 mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.
5.4.6.2. Outdoor Hydrant Box (Class III NFPA) harus terdiri dari Peralatan sbb :
• Steel box outdoor type, ukuran 660mm x 950mm x 200mm dicat duco warna merah dengan
tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 1800 dan dilengkapi stopper.
• Hose rack untuk slang Ø 65mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
• Hydran valve Ø 40 mm dan Ø 65mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
• Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 65mm x panjang 30m lengkap couplingnya.
• Hydrant nozzle variabel spray type size 65mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.
5.4.7.1. Fire brigade connection yang dipergunakan di sini adalah two way Siamese connection untuk
pasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
5.4.7.2. Siemese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan out coupling yang sesuai
dengan standar yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.
5.4.8.1. Bak kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan dimensi : panjang x lebar
= 60 x 60 cm dan dalamnya disesuaikan dengan kedalaman pipa.
5.4.8.2. Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan.
5.4.9.1. Pelayanan hydrant pilar diluar bangunan dan pelayanan dalam bangunan digunakan satu set pompa
yang terdiri dari jockey pump, electric hydrant pump dan diesel hydrant pump dengan tekanan kerja
± 12 kg/cm2.
5.4.9.2. Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch pump Control, control
valve serta panel-panel pengoperasian.
5.4.9.3. Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus mengikuti NFPA 20
standard.
110
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire hydrant pump yang dapat mengatur
kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama
penggerak electric maupun pompa penggerak engine.
• Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya listrik
terputus pada saat terjadi kebakaran.
5.6.1. Untuk ruangan kantor menggunakan Fire Extinguisher type Dry Chemical Multi Purposes (ABC) 3.5 kg.
5.6.2. Untuk ruangan trafo, genset menggunakan Fire Extinguisher type Carbon Dioksida (CO2) 25 kg.
5.6.1. Pompa-pompa
5.6.2. Pipa
5.6.2.1. Umum
• Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan serta kerapian.
• Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantar pipa-
pipa atau dengan bangunan & peralatan.
• Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang/disambung.
• Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan, antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan pada gambar.
• Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan union
atau flange.
• Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
• Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
• Sambungan–sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya
harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.
• Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah- pengarah pipa harus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai
dengan permintaan & persyaratan pabrik.
• Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan pemipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug
untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda lain.
• Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam (diampelas).
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
• Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur atau
flange.
• Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
111
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Pipa tekan dari pompa dilengkapi dengan stop valve (gate valve), non return valve (check valve),
flexible connection, dan manometer tekan.
• Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna merah.
• Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
• Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
• Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna. Semua
pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
• Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
• Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
112
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
• Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
• Sambungan Las
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan las berlaku untuk ukuran
diatas ᶲ 65 mm. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
- Sebelum pekerjaan las dimulai, Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
- Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk mencegah korosi.
- Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan Ø 65 mm.
- Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan zink white dengan campuran
minyak.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
• Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari sumber
getaran.
• Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ ring, seal dari karet secara homogen.
• Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
• Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi.
• Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.
• Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis “ flushing sleeves”.
• Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
• sealed atau “caulk”
Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai yang diminta dalam gambar rencana dan spesifikasi agar
sistem dapat bekerja dengan baik.
113
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.7. TESTING
5.7.1. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan testing disediakan oleh
Kontraktor dan atau beban/biaya Kontraktor sendiri. Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh
wakil pemilik dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
5.7.2. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistem instalasi yang telah dipasang, baik secara
sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah berlaku atau yang
ditentukan oleh spesifikasi.
5.7.3. Kontraktor harus mengadakan pengujian pada waktu pihak Konsultan Manajemen Konstruksi
hadir, dan pihak Konsultan Manajemen Konstruksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan
cukup baik atau diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala biaya yang timbul dalam
pengujian-pengujian ini.
5.7.4. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak lain tersebut harus ikut
menyaksikan pengetesan ini dan diminta memberikan saran-saran/masukan agar jalannya testing aman.
5.7.5. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Hasil-hasil
pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah dipasang berfungsi
sebagaimana mestinya.
5.7.6. Pengujian oleh dinas kebakaran harus dilakukan sampai mendapatkan Surat Ijin/Rekomendasi untuk
pengurusan IPB (Ijin Penggunaan Bangunan) segala sesuatunya merupakan tanggung jawab Kontraktor.
• Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure 15 ATM bagian per bagian,
masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada kebocoran/penurunan pada test pressure.
• Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing ini.
5.7.8. Pompa
5.8. TRAINING
5.8.1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh
pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan pertama.
5.8.2. Materi training teori dan praktek sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.
5.9.1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
114
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6 Pipa Fire Hydrant ERW Black Steel ASTM A53 Grade A Bakrie/Spindo/PPI
SCH 40.
115
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
116
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6.1. UMUM
6.1.1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang diminta di
dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan
peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal
di atas tidak akan diterima.
6.1.2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada
penggantian biaya.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan,
penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas
instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
6.2.1.1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system Split lengkap dengan
kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit (OU), dimana Indoor Unit
ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan.
6.2.1.2. Pengadaan dan Pemasagan unit Chiller dan FCU Khusus untuk Ruang OK
6.2.1.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi thermis, vapour
barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
6.2.1.4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi ducting distribusi udara lengkap dengan
damper, gantungan penguat dan sebagainya.
6.2.1.5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust Fan dan Intake Fan
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
6.2.1.6. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi air pengembunan (drainage) sampai ke
saluran air terdekat.
6.2.1.7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi tata udara dan ventilasi
dengan system fire alarm yang ada.
6.2.1.8. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel,
pressure sensor dan semua perlengkapan penunjang lainnya.
6.2.1.9. Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi yang terpasang, sehingga
instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan kriteria design.
6.2.1.10. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-
peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip
dasar serta aplikasinya.
117
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6.2.1.11. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
6.2.1.12. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
6.2.1.13. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1 (satu) tahun
sejak serah terima pertama (kesatu).
6.2.2.1. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan
instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
6.2.2.2. Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh Kontraktor listrik.
6.2.2.3. Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.
6.2.2.4. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi tersebut
sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau finishing yang diperlukan
untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali
disebutkan lain di dalam bill of quantity bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain/tidak termasuk skope
pekerjaan.
6.2.3.1. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat pekerjaan instalasi tata
udara ini.
6.2.3.2. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi ini.
6.2.3.3. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini berserta addendumnya.
6.2.3.4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang diakibatkan oleh instalasi AC dan
Fan.
6.3.1. Umum
6.3.1.1. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air Conditioning (Tata
Udara).
6.3.1.2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
118
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi peralatan ini.
Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan
standard internasional yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
• SMACNA – 85
• ASHRAE – Guide and data Book, ARI
• NFPA – 90A
• ASTM, ASME
• AMCA
• CTI
• PUIL 2000
• Pedoman Plumbing Indonesia
• Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
• Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
• Temperatur : 24° ± 2° C
• Relative Humidity : 55% ± 5 %
• Ventilasi : 15 – 20 cfm/orang
• Temperatur : 20º ± 2º C
• Relative Humidity : 55% ± 5 %
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam jangka waktu tertentu, maupun
terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus
menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.
• Unit bisa bekerja dari mulai beban puncak 100% sampai dengan beban partial 10% dari unit.
Dan bekerja nya secara automatic tergantung banyaknya jumlah beban yang ada. Setelah di Set
temperatur ruangan misalkan dengan suhu udara 22 derajat , maka Compressor bekerja secara
automatic . Apabila beban penuh atau pada suatu ruangan penuh dengan pengunjung, suhu
ruangan 22 derajat. Dan apabila dalam ruangan pengunjung berkurang 50% suhu ruangan tetap 22
derajat .
119
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Khusus untuk pengoperasian unit bisa dilakukan dari jarak jauh sehingga memudahkan pengguna
gedung untuk mematikan dan menyalakan mesin outdoor nya.Jarak antara Unit Indoor dan oudoor,
max 150 meter.
•
Compressor : Jenis Welded Shell type, scroll compressor. Multi compressor, satu
unit l (satu modul) minimal terdiri dari 4 kompressor.
Condenser : terbuat dari pipa seamless copper dengan fan berjumlah sedikit-
dikitnya llempat fan per unit.
Evaporator : Brazed Plate Heat Exchanger.
• Kontraktor harus memasang mesin tata udara Fan Coil Unit-FCU) dengan jenis ukuran, kapasitas
dan instalasi secara lengkap sesuai persyaratan spesifikasi teknis ini dan gambar kerja.
• Fan Section
• Coil Section
• Filter Section
• Mixing box Section
• Peralatan lainnya yang dipersyaratkan pabrik pembuat untuk kesempurnaan sistem.
6.4.1.2. C a s i n g
• Kabinet terbuat dari bahan galvanized steel plate 1,6 mm dengan rangka penguat dari
bahan baja/besi dengan sambungan las (proses hot dip galvanized 50 micron), dilengkapi isolasi
fiber glass diantara kedua panel dengan density 3 lb/cu.ft untuk mencegah condensasi.
• Bak pengembunan harus diberi isolasi dari fibre glass tahan api tebal 25 mm (1 inchi) dan
permukaannya dilapisi oleh alluminium foil satu sisi untuk mencegah timbulnya pengembunan
air.
• Jumlah row dan fin harus diseleksi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan beban (sensible & total
heat) yang ada.
• Fan FCU harus memenuhi test uji dan bersertifikasi dari Badan yang melakukan uji
performance dari FCU (misal : Badan Penguji dilakukan oleh Euro Fan Certified).
• Blower harus jenis centrifugal forward/backward curve draw thru digerakkan oleh motor
dengan HP yang cukup
• Bearing blower harus mempunyai pipa pemberi pelumas dan dipilih yang mempunyai daya tahan
sampai 200.000 jam operasi.
• Motor penggerak fan mempunyai putaran ± 1450 rpm
120
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Casing motor harus terbuat dari bahan aluminium alloy dan winding insulation harus dari klas F
(IP-54).
• Kontraktor harus melakukan perhitungan ulang terhadap Total Static Pressure Ducting
berdasarkan gambar shop drawing dan merk FCU yang dipilih serta mengadakan seleksi besar motor
dan diameter pulley untuk menghasilkan debit udara yang dispesifikasikan yang sesuai dengan shop
drawing dari lay-out Ducting.
• Besarnya motor fan dari tiap-tiap FCU harus diinformasikan ke Sub- Kontraktor Listrik untuk
digunakan dalam perhitungan beban listrik & panel.
• Dalam keadaan bekerja fan tidak boleh menimbulkan getaran dan noise yang berlebihan
melebihi NC.40 dB pada ruangan yang dikondisikan.
• Fan harus balance secara statis maupun dinamis dan harus didudukkan pada rangka yang
dilengkapi dengan spring isolator.
6.4.1.6. K a p a s i t a s
• Kapasitas air handling unit harus sesuai dengan yang tercantum dalam equipment schedule dan
dipilih dengan max. Face velocity 550 FPM (2,8 mps).
6.4.1.7. Filter
• Filter harus menjamin kebersihan udara balik dan udara segar dan dapat menyaring dengan
sempurna debu dan kotoran-kotoran udara.
• Filter harus dapat dan mudah dilepas dan dibuka kearah sisi samping.
• Jenis filter yang digunakan adalah "Disposable panel filter progresive density media coated
with visosine adhesive".
• Komposisi bahan filter harus memenuhi, antara lain :
- Average arrestance 80-85 %
- Material resistance 0,08-0,25" Wg
- Final resistance 0,5" Wg
- Face felocity 550 fpm
- Frame terbuat dari baja di Galvanized (lokal)
Setiap AHU harus dilengkapi dengan return plenum box dengan ukuran sesuai dengan gambar perancangan.
Bahan plenum harus dari jenis BJLS dengan ketebalan 1,2 mm (BJLS-120) dan dilengkapi dengan pintu access
untuk memudahkan pengecekan dan pemeliharaan.
121
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Bahan
Volute Casing : Cast Iron
Impeller : Bronze
Shaft : Stainless steel
Shaft Sleeve : Stainless Steel
Wear Ring : Cast Iron
• Motor
Tipe : Totally enclose, fan cooled squirrel-cage
Enclose Class : IP-54
Insulation Class : Class F
Voltage : 380 V/3 Ph/50 Hz
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan condensing unit (OU)
berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera
pada gambar rencana.
6.4.1.11. Umum
• Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance) dapat dilihat pada
lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
• Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang bergerak harus
menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti untuk menjamin vibration
(getaran) yang kecil.
• Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap dengan
pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan masing-masing kompresor
mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit tersendiri.
• Condensing Unit (OU) Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin.
Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan dilengkapi dengan
pelindung/pengaman.
• Indoor Unit (IU)
- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi dengan bahan
fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari type centrifugal,
double inlet atau single inlet forward curved, multi blade dengan pergerakan langsung
atautidak langsung memakai belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal alumunium
fin, refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan sight glass,
refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve. Suatu drain yang cukup dapat menampung
air condensasi pada keadaan minimum.
• Filter dan Control
Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm. Suatu room
thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan room
temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.
6.4.2. VENTILASI
6.4.2.1. Umum
• Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan (performance) peralatan,
122
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar “Referensi Produk” yang menyertai dokumen
ini.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara dimana fan
tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210–74 di Amerika.
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re–10E12 w pada octave band mid. frek.
60–4000 Hz.
• Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya dan dalam
batas-batas yang normal.
• Axial Fan
Impeller fan dari type Airfoil blade, Adjustable pitch.
Material fan :
Casing : hot dipped galvanized steel
Impeller : Almunium diecast
Shaft : Carbon steel
Pelumasan : Grease ball bearing
Fan lengkap dengan counter flange untuk penyambungan ke ducting.
Fan lengkap dengan accessories bell mount (inlet cone) bila inlet suction tidak disambungkan ke
duct (seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar Peralatan).
6.4.2.3. Instalasi
• Seluruh unit fan tipe axial harus digantung pada kontruksi bangunan (plat beton).
• Setiap penggantung harus dilengkapi dengan peredam getaran/vibrasi jenis Spring agar untuk
mengurangi perambatan getaran pada struktur bangunan.
• Hubungan antara unit Fan dengan Ducting harus diberi flexible dari kain terpal minimal dua lapis.
• Kemiringan fan blade harus diatur sedemikian agar dicapai debit aliran udara dan static
pressure sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
• Baik ditunjukkan pada gambar atau tidak, seluruh unit fan yang berada dilantai atap harus diberi
pelindung hujan dan panas berupa rumah fan.
123
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6.4.3. Instalasi
6.4.3.1. B e l o k a n
• Belokan harus dari jenis "Long radius elbow" kecuali bila ruang tidak memungkinkan, belokan
harus mempunyai jari-jari minimal 5 kali garis tengah pipa.
• Kecuali yang dinyatakan lain didalam gambar, seluruh sistem sambungan pipa menggunakan
sistem flange dan las.
5..4.3.2. S a m b u n g a n
Untuk seluruh sambungan pipa yang menggunakan sistem ulir (Screw) harus dilengkapi sealing tape
(pita perekat) atau "joint compound" untuk mencegah kebocoran.
• Pipa harus dipasang sejauh minimal 50 mm dari tepi dinding, atap, lantai dan lain-lain agar
memudahkan pemeliharaan (service maintenance).
• Dudukan pipa untuk menjaga jarak tersebut dibuat dari bahan yang umum digunakan.
5.4.3.4. Graded
• Ujung diameter pipa graded sedemikian untuk menjamin kelancaran aliran dan mencegah noise dan
"water hammer".
• Di mana perlu harus dipasang "relief vent" dan pipa dipasang dengan kemiringan (pitch)
secukupnya.
Setelah selesai pengelasan untuk setiap tahapan instalasi Kontraktor harus melakukan pressure
test:
• Seluruh sambungan ke pompa, chiller, AHU serta pipa yang berhubungan dengan lantai, dinding
beton dan lain-lain unit peralatan AC harus dilengkapi dengan fitting-fitting yang menyerap getaran
(vibration absorbing fittings/flexible joint).
• Fitting getaran untuk pelayanan air :
- Untuk dia. 65 mm keatas, isolasi getaran harus "wire & fabric reinforced moulded"
dan "vulcanized high pressure rubber connector"
- Untuk diameter pipa sampai dengan 50 mm dapat disambung dengan "wire reinforced high
pressure vulcanized rubber hose" direkatkan dengan "high pressure hose elip" dan disekat
(sealed) oleh "rubber mastic".
• Seluruh pipa berisolasi harus ditumpu/digantung dan diberi bantalan sesuai besar pipa pada
konstruksi bangunan.
124
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
(Meter)
20 – 25 2,00
32 – 150 2,40
• Riser vertical menembus lantai, dengan lantai yang ditembus pipa harus disangga/disupport oleh
jenis "collar" atau "clamp" di mana pipa tersebut dijepitkan pada suatu "angle" dengan kokoh. Di
sekeliling pipa riser yang masih ada celah/lubang harus ditutup rapat dengan rubber seal. Tidak
dibenarkan penutupan celah tersebut menggunakan cor beton.
- Bilamana pipa dan clamp berbeda bahannya, suatu gasket harus dipasang antara pipa dan
clamp tersebut.
- Seluruh pipa yang ditumpu/digantung/disangga adalah sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan adanya tekanan pada isolasi pompa.
- Pelat metal pelindung setidaknya minimal dari BjLS 100 dengan panjang 150 mm (6")
pada kedua sisi clamp saddle atau roller.
• Seluruh pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain hendaknya diberi lapisan pelindung
dari penyekat/karet bahan stainless steel sheet sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
• Selubung dalam daerah-daerah lantai yang basah dibuat dari tembaga dan menyelubungi sampai
2,5 cm di atas lantai.
125
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Seluruh pemipaan yang berada diluar bangunan (site) harus diberi lapisan pelindung pipa expose
dan proteksi (metal jacketing) dari bahan BJLS di cat atau Alluminium sheet dengan ketebalan
minimal 0.8 mm.
Baik ditunjukkan pada gambar atau tidak, pada jarak-jarak dan jalur tertentu pemipaan horizontal yang
melewati deletasi maupun yang didalam trench pipa harus dipasang Expansion Joint dengan ketentuan
sebagai berikut :
• Untuk pipa-pipa lurus lebih dari 30 m dan pada tempat-tempat yang ditentukan, harus
diperlengkapi dengan sambungan expansi yaitu "expansion joint".
• Kontraktor diwajibkan untuk memperhitungkan jumlah "expansion joint" yang akan dipasang
sesuai keadaan perencanaan yang dimasukkan di dalam penawaran.
• Apabila dalam pelaksanaan terdapat kekurangan maka untuk melengkapinya
merupakan tanggung jawab dan atas biaya Kontraktor, termasuk untuk sambungan ekspansi.
• Sambungan expansi dari jenis stainless steel dengan flange bahan mild steel atau ekivalen jenis
mechanical grooved coupling dengan bahan pada body terbuat dari ductile iron yang dilengkapi
EPDM grooved rubber gasket dimana kedua-duanya fleksibilitas/ kemampuan menahan gerakan
yang sama dan yang disetujui.
• Untuk memungkinkan expansi/kontraksi dan mencegah tegangan- tegangan yang terlampau
besar, di mana mungkin dipasang "double swing" pada setiap perpindahan dari pipa utama
horizontal ke riser.
• Cabang-cabang dari riser harus dibuat sedemikian sehingga memungkinkan gerakan
riser karena expansi/kontraksi, tanpa menimbulkan ketegangan-ketegangan yang berbahaya pada
pipa-pipa cabang tersebut dan alat-alat yang terpasang pada cabang tersebut.
• Pada ujung bawah dari "riser" pada titik-titik terendah dari suatu aliran dan pada tempat-
tempat di mana kotoran dan "scale" bisa menumpuk harus dipasang pengumpul kotoran yang
ditutup (capped dirt pockets).
• Untuk memungkinkan expansi/kontraksi dan mencegah tegangan- tegangan yang terlampau
besar, di mana mungkin dipasang "double swing" pada setiap perpindahan dari pipa utama
horizontal ke riser.
• Kontraktor harus memasang pengumpul kotoran yang ditutup (cappeddirt pockets) pada tempat-
tempat terendah. Kontraktor harus menyediakan dan memasang "relief vent" pada tempat-tempat
yang diperlukan.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang "pipe fittings" untuk penempatan alat-alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat- tempat penting.
• Semua peralatan ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi.
• Seluruh thermometer harus dipasang dalam suatu "immersion well" dari pabrik yang disetujui,
di mana "well" tersebut diisi dengan media "heat
Kontraktor harus memasang pipa pengembunan (drain) dari unit-unit AHU/FCU sampai ketempat
pembuangan yang terdekat dalam saluran yang tersembunyi atau tidak mengganggu yang
126
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
keseluruhannya harus diisolasi. Kontraktor harus berkoordinasi, memberikan data, ukuran dan gambar-
gambar yang diperlukan kepada pihak lain, terutama dengan Kontraktor Sipil.
Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada setiap cerobong utama serta pada
tempat-tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percabangan ke diffuser udara keluar
yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
6.4.7. Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat contoh cara mengerjakan
isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum
dilaksanakan.
Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan yang ditentukan, lengkap
dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi tersebut.
Isolasi pipa refrigerant dan pipa : Elastomeric rubber density 50 - 120kg /m3.
drain thermal conductivity 0,038 w/mºK (max) atau
Polyethylene Sheet lengkap dengan aluminium foil self
adhesive.
Isolasi Ducting : Ducting memakai 1st duct tidak perlu
Adhesive Tape : Adhesive aluminium foil, fire
• Di bawah lantai/konstruksi atap harus diisolasi thermis dengan urutan antara lain alluminium
foil, rock wool, alluminium foil dan galvanized wiremesh, dipasang sedemikian rupa (lihat detail
gambar perencanaan).
6.4.8.1. alluminium sheet jacketing ketebalan 0,5 mm dengan sistem sambungan yang sedemikian rupa
sehingga air hujan tidak bisa merembes/bocor ke dalam isolasi tersebut.
6.4.8.2. Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal jacketing sedemikian rupa
sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya, apabila ada perbaikan.
6.4.8.3. Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal jacketing, antara clamp
gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 150 mm dan
setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-sisinya dilipat agar tidak tajam.
6.5. PENGECATAN
6.5.1. Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit-unit yang
dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating)
dan cat akhir sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-masing dan
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
127
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6.5.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau dinyatakan lain dari
dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat instalasi Kontraktor wajib mencat kembali khusus
ditempat yang cacat tadi dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
Perencana.
6.5.3. Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir (spray)
dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana.
6.5.5. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi peralatannya.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda- tanda yang hendaknya dipasang pada
peralatan-peralatan itu.
6.6.1.1. Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi yang berkaitan dengan paket
pekerjaan sistem tata udara dan ventilasi mekanis.
6.6.1.2. Lingkup pekerjaan Kontraktor AC system dalam proyek ini meliputi pengadaan dan instalasi seluruh
panel kontrol dan panel daya (kecuali ditentukan lain) lengkap dengan komponen panel, grounding dan
terminasi.
6.6.1.3. Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air, aliran udara, damper-damper indicator
yang ada beserta seluruh peralatan yang diperlukan pada sistem AC agar sistem dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan gambar- gambar dan spesifikasinya harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
6.6.1.4. Semua peralatan yang resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Kontraktor.
6.6.1.5. Merupakan tanggung jawab dari Kontraktor AC System, apabila tiap chiller unit yang akan di instalasi
membutuhkan feeder lebih dari satu.
6.6.2. Syarat-syarat
6.6.2.1. Semua pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan- peraturan Pemerintah
setempat, seperti PUIL 2000 dan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
6.6.2.2. Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standard Negara dan pabrik pembuatnya. Bila ada
perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih sesuai.
6.6.2.3. Hendaknya semua uji pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang mungkin
diperlukan dilaksanakan oleh Kontraktor.
6.6.4. Peralatan
128
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat
khusus dan diberi tanda pengenal.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada diantaranya ialah :
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai
dan dilapisi dengan timah putih.
- Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
- Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
6.7. PENGUJIAN
6.7.1.1. Pekerjaan Pengujian meliputi dan tidak terbatas pada penguraian di bawah ini antara lain , Kontraktor
harus melaksanakan semua pengujian, test dan balancing peralatan instalasi sistem AC dengan
disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana serta pihak-pihak lain yang diperlukan
kehadirannya.
6.7.1.2. Sebelum melaksanakan pengukuran dan TAB (Testing, Adjusting & Balancing), Kontraktor harus
mengajukan metoda, besaran-besaran yang akan diukur dan alat-alat ukur yang digunakan kepada MK
dan minta persetujuannya, paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
6.7.1.3. Seluruh peralatan saringan dan pengumpul kotoran harus dibersihkan, sebelum pekerjaan testing
dilaksanakan.
6.7.1.4. Kontraktor harus menyiapkan peralatan bantu untuk keperluan pembilasan ini.
129
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
7.1. UMUM
7.1.1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang diminta di
dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan
peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal
di atas tidak akan diterima.
7.1.2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada
penggantian biaya.
7.1.3. Sasaran dari pemasangan lift adalah mencapai hasil kerja yang berkualitas, tepat waktu dengan biaya
sesuai anggaran (budget).
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan,
penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas
instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun
Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang
terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional
dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas,
antara lain seperti dibawah ini :
7.4. GAMBAR-GAMBAR
• Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
• Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk
instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta
pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
• Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
• Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail, “Shop Drawing”
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3
(tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi
dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
130
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
A. BASIC SPECIFICATION
Car Nos : #P1 & #P2
Duty : Passenger Elevator (Gearless Type)
Quantity : 1 (one) Unit
Capacity : 550 Kgs
Speed : 60mpm
System Control : AC-VVVF
Operation. : Simplex
Floors : 5 (five)
Service Floors : S (Five); 1st, 2nd, 3rd, 4th,5th
Opening Floors : S (Five) ; Front = S ; Rear = NIL
Door Type : 2-Panel Center Opening (Single Entrance)
Door Size : 800 (W) x 2, 1~O(H) mm
Hoistway Size : 1,800 (W) x 1,6S0 (D) mm
Travel : mm
Overhead : 4,600 mm
Pit Depth : 1,500 mm
M/C Room Height : 2,200 mm
MotorlUnit : AC – 3,6 KW / 3 Phase
M/C Location : Directly above the hoistway
Power Supply : AC-3Ph/380V/50Hz
Lighting Supply : Ac-1Ph/220V/50Hz
B. ELEVATOR CAR
Car Internal Size : 1,400 (W) x 1,030 (D) x 2,300 (H) mm
Car Design : CD-291C
Ceiling/Lighting : Milky-white Acrylic Indirect Lighting Cover Set in
Painted steel Sheet with alluminium frame
C. ENTRANCE DESIGN
Landing Door : All Floors Stainless Steel Hairline
Jamb : All Floors Narrow Jamb in Stainless Steel
Hairline, JP-050
131
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
D. SIGNALS
Car Operating Panel : Micro touch button type, OPP-D260A
Car Position Indicator : Dot matrix type, OPP-D260A
Hall Call Button : Micro touch button type, HIP-D260A
Hall Position Indicator : Dot matrix type, HIP-D260A
E. FEATURES
- Sellective Collective
- Automatic by Pass
- Audible Signal (Cage)
- Reversal Car Call Cancelling
- Car Light Shut-Off Automatic
- Car Ventilation Shut-Off Automatic
- Emergency Car Lighting
- Inspection Operation
- Overload Features
- Repeated Door Close
- Fault Indication
- Multibeam Door Sensor
- Fire Emergency Return (FER)
- Interphone 3-Ways
- Emergency Exit Switch Safety Device
- Pulse Generator Error Check
- Phase Protection Device
- No Smoking Sign (in OPB)
- Fireman's Switch (1st Floor Only)
• Pabrikasi selama± 3 bulan setelah kontrak ditandatangani dan uang muka dibayarkan
• Proses pemasangan lift menghabiskan waktu selama ± 2 bulan
7.7.1. Umum
Sebelum melaksanakan langkah-langkah percobaan untuk menjalankan lift, setelah lift tersebut selesai terpasang,
perlu diperiksa secara fisik oleh supervisor agar yakin bagian-bagian komponen telah terpasang dengan benar.
Pemeriksaan harus dilakukan bersama kepala regu pemasang dan pertanyaan-pertanyaan yang timbul harus
dijawab kepala regu secara jujur.
132
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Static balance. Setel keseimbangan dudukan kereta diatas platform frame dengan memasang
counter balance weight. Jika pekerjaan ini telah dilaksanakan pada saat memasang atau merakit
bangunan kereta dan motor penggerak pintu, maka tinggal mengencangkan steadying braket
dengan roller-rollernya.
• Kemudian setel sliding guide shoe atau roller guide. Yakinkan roller guide tidak harus menekan pada
rel pada saat kereta dalam keadaan kosong (dan telah balance). Check dengan menyuruh seorang
masuk kereta berdiri diujung belakang, maka roller depan-atas akan menekan rel, begitu pula pada
roller belakang-bawah. Suruh dia berdiri ditengahtengah kereta, maka semua roller akan bebas
dapat diputar (dengan tenaga ringan).
• Periksa semua pintu-pintu lantai, yaitu gerakan bebas buka tutup tidak bergetar. Periksa kunci kait
(door interlock) dimana kaitnya akan masuk dengan sendirinya karena tekanan pegas, tanpa
didorong (pada saat posisi pintu 5 cm mau merapat). Jika pintu bergetar, periksa dan setel excentric
roller, dan door hanger roller serta bersihkan dan lumasi. Jika cacat harus diganti dengan yang baru.
Toleransi excentric roller dengan bagian bawah rail penggantung tidak boleh lebih dari 0,1 mm.
Gunakan feetergauge.
• Periksa pesawat penggerak pintu pada kereta (door closer linkages) lumasi pen-pennya, setel posisi
motor penggerak. Setel pengungkit (retiring cam) posisi vertikal-nya dan juga horizontalnya.
• Periksa pesawat-pesawat pengaman (kiri dan kanan) posisi harus center. Baji-baji (pasak) dapat
bergerak bebas dalam rumahnya dan bergerak serempak pada kiri dan kanan bersama-sama.
• Setel tegangan tali baja semua lembar harus seragam, yaitu pada sisi kereta dan pada sisi CWT,
kemudian kencangkan mur kedua (counter nut) dan pasang cotter pin atau splitpen. Ulangi
penyetelan tegangan sekali lagi setelah kereta dijalankan beberapa kali naik turun, karena
kemungkinan sekali tegangan tali-tali berubah.
• Periksa jarak luang lari (runby) dari kereta sebesar 23 cm. Periksa luang lari CWT sebesar 23 cm
ditambah kemuluran tali baja minimal 0.5%. Jika jarak lintas lift (rise) sebesar 40 m panjang tali baja
+ 50 m, maka
• dapat diperkirakan tali tersebut akan mulur sepanjang 3 cm. Maka luang lari CWT sebaiknya disetel
26 cm atau lebih sedikit.
• Lumasi rel pemandu (guide rails) kecuali jika digunakan roller guide dengan ban karet, maka rel
harus bersih dan kering dari minyak.
• Pasang label pada cross head channel. Contoh label tersebut seperti terlampir. Pasang label instruksi
dan peringatan penumpang didalam kereta.
• Setel tegangan tali pengaman (governoor rope) dengan menambah bobot dibawahnya roda
penegang (tension sheave) di pit. Lumasi poros dari roda tersebut.
• Periksa sambungan-sambungan kabel listrik sumber tenaga 3 Phase (R,S,T) pada panel utama, dan
yakinkan tegangan line to line seimbang 380 V. Periksa besaran nilai breaker MCB/NFB atau sekering
(fuses) sesuai dengan ketentuan. Catatan : toleransi voltage maksimal hanya + 5%.
• Periksa pemasangan arde (earthing) pada motor lift, panel utama, governor dan pada kereta lift.
• Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 Phase motor lift, dengan megger, minimal 0.5 mega ohm.
• Isi atau tuangkan minyak pelumas untuk gear box mesin dan minyaki rumah bantalan (bearing)
mesin dengan minyak pelumas yang sesuai.
• Buka dan lumasi mekanis rem mesin bersihkan sedapat mungkin dan kemudian disetel. Rem dicoba
dengan tenaga listrik, yakinkan dapat membuka dan menutup.
• Coba putaran motor, tanpa beban, untuk memastikan arah putaran, sesuaikan dengan relay, untuk
arah naik dan turun. Bobot CWT kira-kira seimbang dengan kereta kosong.
• Periksa rangkaian kontak pengaman listrik seutuhnya yang terdapat dalam R/L, yaitu final limit
switch, stopping switch, rope tension sheave switch, dsb. Kemudian pengaman kontak pada kereta,
seperti inspection, emergency exit, stopping switch, emergency stop switch (ES), broken tape switch
(TES), safety linkage switch (SOS). Periksa kontak keamanan pada mesin dan pada governor
133
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
overspeed cutoff switch (SO), dan terakhir semua door-contact dan gate-contack pada pintu kereta.
Semua kontak berfungsi dengan baik yaitu dapat memutuskan arus dimana diperlukan dan secara
normal dapat sempurna mengantar arus tenaga listrik.
• Fungsikan tombol-tombol “inspection mode” yang terdapat diatas atap kereta lift. Pastikan tombol
dilengkapi dengan pegas dan hanya bekerja jika ditekan terus menerus baik untuk turun, maupun
untuk naik.
• Sekarang seorang diatas atap kereta dapat mulai jalankan lift dengan menggunakan tombol-tombol
inspection tersebut pada point 2.8. Jalankan lift beberapa saat dulu, naik dan kemudian turun.
Perhatikan
• bila ada bagian-bagian kereta yang terganggu atau suara-suara yang aneh. Hubungi rekan kerja yang
ada di kamar mesin dengan intercom atau walkie-talkie, apakah semua peralatan berjalan normal.
• Setel (adjust) posisi slow-down switch, limit switch, final cutoff switch dengan posisi sesuai petunjuk
dan ketentuan, yaitu pada saat kereta berada dilantai teratas dan lantai terbawah.
• Pasang bendera metal (metallic vane) di R/L dari atas kereta dan setel jarak-jarak badan inuction
switch sesuai dengan ketentuan pabrikan untuk setiap pintu/lantai perhentian, satu per satu
berturut - turut.
• Pasang proximity switch pada crosshead diatas atap kereta lift dengan jarak terhadap vane
maximum 10 mm atau sesuai dengan ketentuan pabrikan.
• Fungsikan motor penggerak pintu kereta, dan coba buka dan tutup. Kemudian fungsikan safety
shoe, setel microswitch sampai kerja pintu membuka kembali dengan memuaskan. Fungsikan light
ray atau photocell. Setel buka tutup secara otomatis.
• Jalankan kereta dan berhenti pada posisi ditengah-tengah R/L. Sekarang rubah saklar “inspection
mode” menjadi normal mode (automatic). Seorang didalam kereta mencoba car call. Seorang
dikamar mesin mengamati controller.
• Lakukan penyetelan aselerasi dan decelerasi untuk long run dan juga untuk short run dan “one floor
flight”.
• Lakukan penyetelan leveling pada tiap-tiap lantai dengan lift kecepatan normal, yaitu perhentian jika
lift turun, dan ulang perhentian jika lift naik.
• Fungsikan semua tombol panggilan lantai (hall call). Juga indicator, hall lantern dan arrival chime
(jika ada) pada semua lantai.
• Fungsikan load detector switch ada di bagian platform, intercom, alarm bell, dan emergency lighting
serta sinyal-sinyal yang termasuk dalam kontrak.
• Lakukan uji coba dropped test, yaitu dalam keadaan kereta turun, rahang governor dilepaskan
(dengan cara melepaskan kaitnya secara manual). Perhatikan pesawat pengaman kiri dan kanan
bekerja serempak. Ukur jarak kemerosotan kereta saat mulai pasak menggigit sampai berhenti.
Periksa jarak kemerosotan dengan daftar yang diizinkan. Jika perlu setel tekanan pegas pada
governor dan pesawat pengaman. Periksa posisi lantai platform dengan waterpas. Kemiringan tidak
boleh lebih dari 5%.
• Uji coba Rem motor Beban kereta dengan test weight sampai 125% dari kapasitas lift. Jalankan lift
menurun dengan kecepatan penuh sesuai kontrak. Matikan sumber tenaga listrik saat lift sedang
melaju. Perhatikan lift berhenti diam, atau merosot. Jika ragu-ragu maka pintu dibuka dan seorang
masuk kedalam kereta. Seharusnya lift tetap diam (tidak bergerak). Jika perlu ulangi sekali lagi
pengujian tersebut diatas dengan mematikan sumber tenaga listrik saat kereta mendekati lantai
terbawah dan berangkatnya dari lantai teratas. Hal ini perlu jika motor lift dilengkapi dengan roda gila
(fly wheel). Harus ada waktu mulai saat rem bekerja sampai kereta berhenti total untuk menghindari
kejutan, minimal 3 detik.
• Pengujian overbalance. Pada point 2.6 disebutkan bahwa bobot imbang (CWT) masih kira-kira
seimbang dengan kereta kosong. Sekarang tiba saatnya bobot imbang diisi tambahan beban agar
seimbang dengan kereta yang dimuati beban sebesar 45% overbalance. (Jika kapasitas lift 1000 kg,
maka kereta dimuati 450 kg). Jalankan lift naik turun dan ukur arus listrik pada kawat umpan. Setel
134
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
(tambah atau kurangi) beban pada bobot imbang sampai diperoleh arus tersebut sama besar saat
lift jalan dengan kecepatan normal naik maupun turun.
Catatan : Pastikan bahwa interior kereta tidak dirubah dengan menambah beban seperti armer.
• Pengujian langkah peredam (buffer stroke) kereta dimuati penuh sesuai kapasitas kontrak dan
dibiarkan merosot sampai menekan peredam dengan cara men-jumper stopping contact dan limit
switch. Setelah kereta kembali merata dengan lantai, peredam hidrolis harus mampu mendorong
kembali toraknya ke posisi normal. Uji coba pada a, b dan d sebaiknya disaksikan oleh pihak yang
berwenang yaitu pegawai pengawas dari Depnaker dan juga wakil dari Construction Management
(CM).
135
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XVI
PEKERJAAN PLUMBING
1.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
a. Meliputi penyediaan air bersih, air panas beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan drainasi air
hujan termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material maupun sistem
keseluruhan sehingga sistem plambing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai
gambar rencana dan persyaratan ini.
b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
c. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil banjir.
d. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan disalurkan menuju
drainasi kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel kontrolnya.
- Unit pengolahan air bersih, Water Treatment Plant (Sand Filter dan CarbonVFilter).
- Sumur Dalam (Deep Well) terdiri dari pompa deep well, screen, casing, pipa sumur dalam, panel
kontrol dan pengkabelannya termasuk didalamnya perijinan-perijinan yang diperlukan.
- Unit pengolahan air kotor/limbah, biotech.
- Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan pipa-pipa pengisi,
overflow yang disalurkan melalui pipa kesaluran luar/kota, elektroda pengontrol muka air,
manhole, pelampung, tangga dan reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka.
136
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju ke dalam saluran air
hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju sumur resapan dan diverflow ke saluran kota.
Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar rencana. Untuk itu
pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana.
a. Reservoir bawah terbuat dari konstruksi beton bertulang kedap air dan finishing keramik pada
bagian dalam.
b. Ground Tank terdiri dari 1 unit yaitu untuk air yang sudah ditreatment dengan kapasitas adalah
54m3.
c. Reservoir Bawah harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut:
• Manhole.
• Tangga pengontrol
• Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
• Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa penguras.
• Elektrode water level kontrol.
• Kelengkapan lainnya yang sekiranya diperlukan untuk bekerjanya instalasi ini.
1.4.2. Pompa–Pompa
1.4.2.1. Umum
• Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta manometer. Pada
pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check Valve, Flexible joint, dan perlengkapan
lainnya sehingga sistem pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
• Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa pembuangan
dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan.
• Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk menjalankan pompa
secara otomatis.
a. Reservoir atas (Roof Tank) dengan kapasitas 4 x 1 , 4 1 m3, Roof tank terbuat dari Stainless Steel
Cylinder.
b. Tangki harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut :
- Manhole.
- Tangga pengontrol.
- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
137
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
- Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa penguras.
- Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising stamp/tungkai panjang
sebagai pemutar valve.
- Elektrode water level kontrol
- Kelengkapan lainnya sekiranya diperlukan untuk bekerjanya instalasi ini.
1.4.5. Pipa–pipa
a. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa Polypropylene Random (PP-R) PN 10 dengan sambungan heat
fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.
b. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
c. Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa PVC kelas AW (5 kg/cm²) dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
d. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor atau coupling.
e. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih dari
kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.
f. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam beton/dinding
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure Balanced type Float
Valve.
1.4.6.2. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body (untuk 16
bar) dengan SS screen 3 mm perforations. Ductile iron body untuk 20 bar.
• Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan
open/shut indicator untuk Non Rising Stem.
• Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS 5154 series
B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : 10 bar.
• Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk valve
sampai dengan diameter 50 mm.
• Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk
tekanan 10 bar dan carbon steel untuk tekanan 16 bar.
• Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan
nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
• Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end. Working
pressure : 16 bar.
• Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates, control nuts dan
control rods dan single sphere.
138
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan nylon
reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
• Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan
malleable iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber flexible/expansion joints
harus mempunyai working pressure : 16 bar.
• Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus dengan A
105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.
a. Floor drain yang dipergunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan 50mm
Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor Drain terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water prooving
c. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"
a. Floor Clean Out yang dipergunakan di sini adalah Surface Opening Waterprooved Type
b. Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving
c. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka dan
ditutup.
a. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproof.
b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa bangunan.
c. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
- Bitumen Coated cover dome type
139
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan pipanya.
• Motor:
- Type : Stainless Steel Submersible Motor
- Power : @ 5,5 KW/380 V/3 PH/50Hz
- Speed : 2930 RPM
- Enclosure Class : IP 58
- Insulation Class : F (IEC B5)
-Motor Protection : Temperature Motor Sensor must be equipt with CU3.
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengeboran harus mempergunakan
mesin bor yang memadai dan sesuai dengan rekayasa, konstruksi dan keadaan tanah.
a. Sebelum memulai pengeboran, Kontraktor harus menyampaikan gambar kerja kepada pengawas
untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur maupun konstruksi pengeboran.
b. Sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak ± 12 m3/jam.
c. Kedalaman sumur diperkirakan 120-150 m.
d. Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut:
- Pipa jambang 150 mm sedalam 60 m, 10 m bagian luar atas dicor beton, agar air pada
kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
- Pipa naik 100 mm sedalam 140 m dari ujung jambang, di sebelah luarnya diisi koral/pasir cuci.
e. Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :
- Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe (GSP) BS 1387 class medium.
- Jumlah pipa saringan/screen minimal 3 buah menggunakan Stainless steel 304, ukuran pipa 100
mm, atau yang ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan.
f. Batu karang
- Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik maka di luar pipa naik setebal batu
karang harus dicor beton agar sumber air yang melalui batu karang tidak diambil.
140
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
- Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka lubang pada batu
karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan ujung sumur akan berhenti di atas batu
karang.
1.6.1. Pompa
1.6.2. Pipa–pipa
1.6.2.1. Umum
• Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
• Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang/disambung.
• Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan pemipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug
untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda lain.
• Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam (diampelas).
• Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlihatkan dalam gambar.
• Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
pemipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
• Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur atau
flange.
• Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
• Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk sudut 90° harus
digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi
tanda.
• Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh menukik.
• Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Pipa
pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk
pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta ditempatkan
yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
• Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air bersih dan clean out,
air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
141
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
• Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
- Dibagian dalam bangunan 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecildan 200 mm atau lebih besar : 1% .
• Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh
melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
• Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.
• Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen.
• Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan
rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus
mempergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat
142
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara penyambungan
lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
• Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
- Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
- Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya packing
dan bukan seal threat.
• Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
• Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi
• Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.
• Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis “flushing sleeves”.
• Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “caulk”.
• Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
• Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan di tags katup.
• Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
1.6.2.7. Pembersihan
• Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.
• Desinfeksi :
- Dari 50 Schneider/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 Schneider/l chlor selama
1 jam setelah itu dibilas.
- Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 Schneider/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
• Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah
ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
• Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
143
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
9 Pipa air bersih & Polypropylene Random Wavin Tigris Green, Ginde,
fitting (PPR-) PN 10 kg Fusioterm Rucika
10 Pipa air kotor dan PVC Pipe class 10 kg/cm2 (AW) Wavin As, Rehau, Rucika
bekas
11 Pipa Vent PVC kelas AW 5 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon
12 Fitting PVC Class 10 kg/cm² TSK, Rucika, SSS
13 Hanger rod Galvanized Ex Lokal
14 Clamp Galvanized Ex Lokal
15 Clean out Toto, SAN EI
16 Floor drain Toto, SAN EI
17 Pipa air hujan Pipa PVC Class AW 10 Wavin, Rucika, Pralon
kg/cm²
144
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XII
PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan pemasangan
perlengkapan kamar mandi/WC, urinal, pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor.
Pasal 02
KETENTUAN BAHAN
2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapat dipasaran, kecuali bila ditentukan
lain.
2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini, kecuali ditentukan lain.
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
Pemborong diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang akan dipakai kepada Pengawas
untuk disetujui. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim ke lapangan oleh Pemborong.
Pasal 04
SYARAT PEMASANGAN
4.1. Pemborong harus meminta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak pemasangan
perlengkapan kamar mandi dan lain-lain. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.
4.2. Penyambungan pipa harus dilakukan menurut instruksi dari pabrik dan disetujui oleh pengawas.
4.3. Pemborong harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan menggunakan alat pemotong pipa.
4.4. Perlengkapan pipa seperti valve dan lainnya harus ditempatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk
pengawas.
Pasal 05
PEKERJAAN WASTAFEL
5.1. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO/setara lengkap dengan segala accecoriesnya seperti
tercantum dalam brosurnya. Type yang digunakan L529V1.
145
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.2. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat,
gompal retak dan cacat lainnya.
5.3. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta gambar serta sesuai dangan petunjuk dari
produsen yang tertera dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua
kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.
Pasal 06
PEKERJAAN URINAL
6.1. Urinal beserta kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO/setara, type dan fitting yang dipakai
sesuai yang tercantum pada gambar.
6.2. Urinal yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal, retal dan cacat
lainnya.
6.3. Pemasangan urinal tembok menggunakan baut Ficher atau stainless steel dengan ukuran yang cukup
untuk menahan beban seberat 20 kg per baut.
6.4. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta sesuai dengan petunjuk dari
produsen tertera dalam brosur. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Penyambungan instalasi plumbing tidak boleh ada
kebocoran.
Pasal 07
PEKERJAAN CLOSET
7.1. Kloset jongkok dan closet duduk berikut segala kelengkapannya adalah merk
7.2. Kloset yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal, retak dan cacat
lainnya.
7.3. Kloset harus terpasang kokoh dan ketinggian sesuai dengan gambar, waterpass.
Semua noda-noda, harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
Pasal 08
PERLENGKAPAN KRAN
8.1. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO / setara, dengan cromed finish. Ukuran
disesuaikan dengan gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang
berleher panjang dan memepunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding dengan
type sesuai yang tercantum pada gambar.
8.2. Stop kran yang dipakai adalah merk KITZ / setara, bahan kuningan dengan putaran warna merah/hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar.
8.3. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku penempatan harus sesuai dengan
gambar.
146
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 09
9.1. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah merk TOTO/setara, metal verchroom, lubang 2 inci
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk foor drain dan dopverchroom dengan drat untuk
clean out.
9.3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tidak ada cacat dan disetujui oleh pengawas.
9.4. Pada tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapi, menggunakan
pahat kecil dengna bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain.
Pasal 10
10.1. Untuk instalasi air bersih menggunakan pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum tekanan 8 Kg/Cm2
dengan pipa Ǿ 0,5 – 1,25 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.2. Untuk instalasi air kotor dipakai pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum tekanan 8 Kg/Cm2 dengan
pipa Ǿ2 – 5 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.3. Reservoar bawah (ground reservoir) dibuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran dan spesifikasi
seprti dalam gambar. Sedangkan reservoir atas (roof tank) menggunakan bahan fiber glass ukuran 2
M3 lengkap dengan rangka penyangga yang terbuat dari besi siku dan dilengkapi dengan water level
control.
10.4. Septic tank terbuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran dan spesifikasi yang tertera pada gambar,
termasuk pipa Ǿ 1” berbentuk huruf T dengan tinggi 0,5 M dari permukaan tanah.
Pasal 11
11.1. Bila dianggap perlu, Pemborong wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang
ditimbulkannya. Untuk itu Pemborong harus menunjukkan syarat rekomendasi memulai pekerjaan.
11.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Pemborong tanpa biaya tambahan.
11.3. Pengujian pipa dilakukan bagian demi bagian dengan cara memompakan air ke dalam pipa yang akan di uji
sehingga mencapai tekanan 8 atm dan dibiarkan selama 1 jam.
11.4. Apabila ditemui kerusakan, pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan.
Biaya perbaikan dan pengetesan menjadi tanggungan kontraktor.
147
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
TOWER I
1. PEKERJAAN STRUKTUR Rp. 3.803.504.785,04
2. PEKERJAAN ARSITEK Rp. 6.212.096.912,27
3. PEKERJAAN MEP Rp. 7.084.398.302,70
(Penyedia Jasa)
(.....................)
Direktur
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
1 2 3
JUMLAH Rp 3.803.504.785,04
(Penyedia Jasa)
(.....................)
Direktur
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
(Penyedia Jasa)
(.....................)
Direktur
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
(Penyedia Jasa)
(.....................)
Direktur
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Direksi Keet 25,00 M² AHSP PU A.2.2.1.5 1.812.674,34 45.316.858,50
2 Pos Keamanan 3,75 M² AHSP PU A.2.2.1.6 1.887.938,36 7.079.768,85
3 Gudang Material 25,00 M² AHSP PU A.2.2.1.7 1.626.445,92 40.661.148,00
4 Barak Kerja 47,50 M² AHSP PU A.2.2.1.8 1.632.330,04 77.535.676,90
5 Papan Nama Proyek 1,00 Ls Taksir 1.186.591,77 1.186.591,77
6 Pengadaan Listrik Kerja 10,00 Bln Taksir 2.350.000,00 23.500.000,00
7 Pengadaan Air Kerja 10,00 Bln Taksir 1.250.000,00 12.500.000,00
8 Biaya Keselamatan Kerja ( K3 ) 10,00 Bln Taksir 18.800.000,00 188.000.000,00
9 Administrasi & Dokumentasi 10,00 Bln Taksir 1.000.000,00 10.000.000,00
JUMLAH - I (PEKERJAAN PERSIAPAN) 405.780.044,02
2 Plat Lantai T = 20 cm
- Beton Cor K.300 69,15 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 86.571.908,93
- Tulangan Wiremesh M8-150 2.898,51 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 32.383.226,17
- Lean Concrete 2,07 M³ AHSP PU A.4.1.1.2 1.032.098,87 2.136.444,66
3 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,11 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 2.641.601,27
- Besi Beton Ø 12 mm 541,73 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 8.480.046,40
- Papan Bekisting (2x Pakai) 17,96 M² AHSP PU A.4.1.1.26 491.298,28 8.823.717,11
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
- Papan Bekisting (2x Pakai) 5,82 M² AHSP PU A.4.1.1.26 491.298,28 2.859.355,99
Balok Bordes
- Beton Cor K.300 0,34 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 425.660,87
- Besi Beton Ø 12 mm 18,11 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 283.487,42
- Besi Beton Ø 10 mm 13,63 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 213.359,11
- Papan Bekisting (2x Pakai) 2,75 M² AHSP PU A.4.1.1.26 491.298,28 1.351.070,27
Elv. ± 0.00
4 Plat Lantai T = 13 cm
- Beton Cor K.300 6,60 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 8.262.828,62
- Tulangan Wiremesh M8-150 276,50 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 3.089.160,31
- Papan Bekisting (2x Pakai) 50,74 M² AHSP PU A.4.1.1.24 628.107,48 31.870.173,54
5 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,50 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 3.129.859,33
- Besi Beton D 12 mm 636,44 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 9.962.602,64
- Floor Deck 21,13 M² Taksir 140.000,00 2.958.200,00
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
- Floor Deck 5,82 M² Taksir 140.000,00 814.800,00
Elv. + 20.00
6 Ring Balok Uk 20/30
- Beton Cor K.300 4,02 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 5.032.813,79
- Besi Beton Ø 12 mm 297,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 4.652.105,27
- Besi Beton Ø 10 mm 265,82 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 4.161.050,58
- Papan Bekisting (2x Pakai) 20,08 M² AHSP PU A.4.1.1.23 566.529,48 11.375.911,96
Elv. + 4.00
2 Balok WF1 Uk 600.200.11.17
- Plat Sambung + Support Joint + Stifener 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 123.960.150,60
- Pengelasan 30.643,20 Cm AHSP PU A.4.2.1.5 2.736,61 83.858.487,55
- Murbaut HTB A325 dia. 22 mm 588,00 Bh Taksir 18.500,00 10.878.000,00
- Perakitan 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.3 371,70 1.498.649,80
- Cat Baja Zinkromat 31,50 M² AHSP PU A.4.7.1.16 32.308,98 1.017.732,87
Elv. + 8.00
5 Balok WF1 Uk 600.200.11.17
- Plat Sambung + Support Joint + Stifener 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 123.960.150,60
- Pengelasan 30.643,20 Cm AHSP PU A.4.2.1.5 2.736,61 83.858.487,55
- Murbaut HTB A325 dia. 22 mm 588,00 Bh Taksir 18.500,00 10.878.000,00
- Perakitan 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.3 371,70 1.498.649,80
- Cat Baja Zinkromat 31,50 M² AHSP PU A.4.7.1.16 32.308,98 1.017.732,87
Elv. ± 12.00
7 Balok WF1 Uk 600.200.11.17
- Plat Sambung + Support Joint + Stifener 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 123.960.150,60
- Pengelasan 30.643,20 Cm AHSP PU A.4.2.1.5 2.736,61 83.858.487,55
- Murbaut HTB A325 dia. 22 mm 588,00 Bh Taksir 18.500,00 10.878.000,00
- Perakitan 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.3 371,70 1.498.649,80
- Cat Baja Zinkromat 31,50 M² AHSP PU A.4.7.1.16 32.308,98 1.017.732,87
Elv. + 16.00
9 Balok WF1 Uk. 600.200.11.17
- Plat Sambung + Support Joint + Stifener 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 123.960.150,60
- Pengelasan 30.643,20 Cm AHSP PU A.4.2.1.5 2.736,61 83.858.487,55
- Murbaut HTB A325 dia. 22 mm 588,00 Bh Taksir 18.500,00 10.878.000,00
- Perakitan 4.031,88 Kg AHSP PU A.4.2.1.3 371,70 1.498.649,80
- Cat Baja Zinkromat 31,50 M² AHSP PU A.4.7.1.16 32.308,98 1.017.732,87
Elv. + 20.00
11 Kolom (K4) H-Beam 250.250.9.14 - 8 Unit
- Baja WF 250.250.9.14 2.317,33 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 71.246.310,85
- Plat Sambung Konstruksi 327,97 Kg AHSP PU A.4.2.1.1 30.745,00 10.083.437,65
- Pengelasan 3.865,60 Cm AHSP PU A.4.2.1.5 2.736,61 10.578.639,62
- Perakitan 2.645,30 Kg AHSP PU A.4.2.1.3 371,70 983.258,01
- Cat Baja Zinkromat 48,00 M² AHSP PU A.4.7.1.16 32.308,98 1.550.831,04
2 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,50 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 3.129.859,33
- Besi Beton Ø 12 mm 636,44 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 9.962.602,64
- Floor Deck 21,13 M² Taksir 140.000,00 2.958.200,00
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
- Floor Deck 5,82 M² Taksir 140.000,00 814.800,00
Elv. ± 8.00
3 Plat Lantai T = 13 cm
- Beton Cor K.300 49,68 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 62.196.564,51
- Tulangan Wiremesh M8-150 2.082,42 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 23.265.566,74
- Floor Deck 382,18 M² Taksir 140.000,00 53.505.200,00
4 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,50 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 3.129.859,33
- Besi Beton Ø 12 mm 636,44 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 9.962.602,64
- Floor Deck 21,13 M² Taksir 140.000,00 2.958.200,00
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
- Floor Deck 5,82 M² Taksir 140.000,00 814.800,00
Elv. ± 12.00
5 Plat Lantai T = 13 cm
- Beton Cor K.300 49,68 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 62.196.564,51
- Tulangan Wiremesh M8-150 2.082,43 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 23.265.622,60
- Floor Deck 382,18 M² Taksir 140.000,00 53.505.200,00
6 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,50 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 3.129.859,33
- Besi Beton Ø 12 mm 636,44 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 9.962.602,64
- Floor Deck 21,13 M² Taksir 140.000,00 2.958.200,00
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
- Floor Deck 5,82 M² Taksir 140.000,00 814.800,00
Elv. ± 16.00
7 Plat Lantai T = 13 cm
- Beton Cor K.300 49,68 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 62.196.564,51
- Tulangan Wiremesh M8-150 2.082,42 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 23.265.566,74
- Floor Deck 382,18 M² Taksir 140.000,00 53.505.200,00
8 Tangga
Plat & Anak Tangga
- Beton Cor K.300 2,50 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 3.129.859,33
- Besi Beton Ø 12 mm 636,44 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 9.962.602,64
- Floor Deck 21,13 M² Taksir 140.000,00 2.958.200,00
Plat Bordes
- Beton Cor K.300 0,65 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 813.763,42
- Besi Beton Ø 12 mm 193,19 Kg AHSP PU A.4.1.1.17.a 15.653,64 3.024.126,71
- Floor Deck 5,82 M² Taksir 140.000,00 814.800,00
Elv. ± 20.00
9 Plat Lantai T = 13 cm
- Beton Cor K.300 49,68 M³ AHSP PU A.4.1.1.10 1.251.943,73 62.196.564,51
- Tulangan Wiremesh M8-150 2.082,42 Kg AHSP PU A.4.1.1.19 11.172,37 23.265.566,74
- Floor Deck 382,18 M² Taksir 140.000,00 53.505.200,00
JUMLAH - IV (PEKERJAAN LANTAI & TANGGA TOWER I) 777.650.120,48
V PEKERJAAN LANDSCAPE
TOWER I
1 Urugan Pilihan Landscape 156,76 M³ AHSP PU A.2.3.1.14.a 289.132,80 45.324.457,73
JUMLAH - V (PEKERJAAN LANDSCAPE TOWER I) 45.324.457,73
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
JUMAH - VIII (PEKERJAAN LANGIT - LANGIT, PARTISI & PAGAR TOWER I) 829.484.718,35
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
IX PEKERJAAN PENGECATAN
TOWER I
1 GF Elv - 3.60
2
Dinding Bata 510,00 M AHSP PU A.4.7.1.10 26.737,70 13.636.227,00
Plafond 169,44 M2 AHSP PU A.4.7.1.10 26.737,70 4.530.435,89
XI PEKERJAAN FACAD
TOWER I
2
1 GRC + Rangka (Terpasang) 1412,61 M Taksir 1.220.000,00 1.723.384.200,00
2
2 Allumunium Composite Panel (ACP) + Rangka (Terpasang) 170,49 M Taksir 900.000,00 153.441.000,00
1.876.825.200,00
Lantai 1
MCP (Manual Call Point) 3,00 Unit Taksir 725.000,00 2.175.000,00
Bell Alarm 3,00 Unit Taksir 2.195.000,00 6.585.000,00
Lampu Alarm 3,00 Unit Taksir 556.250,00 1.668.750,00
Terminal 3,00 Unit Taksir 300.000,00 900.000,00
Detector Alarm 15,00 Unit Taksir 550.000,00 8.250.000,00
End to End 15,00 Unit Taksir 15.000,00 225.000,00
Kabel NYY 3 x 2,5 mm 99,00 M' Taksir 23.000,00 2.277.000,00
Aksesoris dan Pemasangan 1,00 Ls Taksir 357.500,00 357.500,00
Lantai 2
MCP (Manual Call Point) 3,00 Unit Taksir 725.000,00 2.175.000,00
Bell Alarm 3,00 Unit Taksir 2.195.000,00 6.585.000,00
Lampu Alarm 3,00 Unit Taksir 556.250,00 1.668.750,00
Terminal 3,00 Unit Taksir 300.000,00 900.000,00
Detector Alarm 18,00 Unit Taksir 550.000,00 9.900.000,00
End to End 18,00 Unit Taksir 15.000,00 270.000,00
Kabel NYY 3 x 2,5 mm 99,00 M' Taksir 23.000,00 2.277.000,00
Aksesoris dan Pemasangan 1,00 Ls Taksir 357.500,00 357.500,00
Lantai 3
MCP (Manual Call Point) 3,00 Unit Taksir 725.000,00 2.175.000,00
Bell Alarm 3,00 Unit Taksir 2.195.000,00 6.585.000,00
Lampu Alarm 3,00 Unit Taksir 556.250,00 1.668.750,00
Terminal 3,00 Unit Taksir 300.000,00 900.000,00
Detector Alarm 16,00 Unit Taksir 550.000,00 8.800.000,00
End to End 16,00 Unit Taksir 15.000,00 240.000,00
Kabel NYY 3 x 2,5 mm 99,00 M' Taksir 23.000,00 2.277.000,00
Aksesoris dan Pemasangan 1,00 Ls Taksir 357.500,00 357.500,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Lantai 4
MCP (Manual Call Point) 3,00 Unit Taksir 725.000,00 2.175.000,00
Bell Alarm 3,00 Unit Taksir 2.195.000,00 6.585.000,00
Lampu Alarm 3,00 Unit Taksir 556.250,00 1.668.750,00
Terminal 3,00 Unit Taksir 300.000,00 900.000,00
Detector Alarm 16,00 Unit Taksir 550.000,00 8.800.000,00
End to End 16,00 Unit Taksir 15.000,00 240.000,00
Kabel NYY 3 x 2,5 mm 99,00 M' Taksir 23.000,00 2.277.000,00
Aksesoris dan Pemasangan 1,00 Ls Taksir 357.500,00 357.500,00
Lantai 5
MCP (Manual Call Point) 3,00 Unit Taksir 725.000,00 2.175.000,00
Bell Alarm 3,00 Unit Taksir 2.195.000,00 6.585.000,00
Lampu Alarm 3,00 Unit Taksir 556.250,00 1.668.750,00
Terminal 3,00 Unit Taksir 300.000,00 900.000,00
Detector Alarm 15,00 Unit Taksir 550.000,00 8.250.000,00
End to End 15,00 Unit Taksir 15.000,00 225.000,00
Kabel NYY 3 x 2,5 mm 99,00 M' Taksir 23.000,00 2.277.000,00
Aksesoris dan Pemasangan 1,00 Ls Taksir 357.500,00 357.500,00
Lantai 1
Ceiling Speaker 13,00 Unit Taksir 150.000,00 1.950.000,00
Column Speaker 1,00 Unit Taksir 550.000,00 550.000,00
Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 67,00 M' Taksir 10.000,00 670.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 14,00 Ls Taksir 50.000,00 700.000,00
Lantai 2
Ceiling Speaker 14,00 Unit Taksir 150.000,00 2.100.000,00
Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 69,00 M' Taksir 10.000,00 690.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 14,00 Ls Taksir 50.000,00 700.000,00
Lantai 3
Ceiling Speaker 13,00 Unit Taksir 150.000,00 1.950.000,00
Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 66,00 M' Taksir 10.000,00 660.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 13,00 Ls Taksir 50.000,00 650.000,00
Lantai 4
Ceiling Speaker 14,00 Unit Taksir 150.000,00 2.100.000,00
Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 66,00 M' Taksir 10.000,00 660.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 14,00 Ls Taksir 50.000,00 700.000,00
Lantai 5
Ceiling Speaker 13,00 Unit Taksir 150.000,00 1.950.000,00
Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 66,00 M' Taksir 10.000,00 660.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 13,00 Ls Taksir 50.000,00 650.000,00
XI PEKERJAAN TELEPON
TOWER I
Lantai Dasar
Outlet Extention 2,00 Unit Taksir 200.000,00 400.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 49,00 M' Taksir 49.000,00 2.401.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 2,00 Ls Taksir 35.000,00 70.000,00
Lantai 1
Outlet Extention 3,00 Unit Taksir 200.000,00 600.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 40,00 M' Taksir 49.000,00 1.960.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 3,00 Ls Taksir 35.000,00 105.000,00
Lantai 2
Outlet Extention 2,00 Unit Taksir 200.000,00 400.000,00
Outlet Direct 1,00 Unit Taksir 200.000,00 200.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 27,00 M' Taksir 49.000,00 1.323.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 3,00 Ls Taksir 35.000,00 105.000,00
Lantai 3
Outlet Extention 3,00 Unit Taksir 200.000,00 600.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 39,00 M' Taksir 49.000,00 1.911.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 3,00 Ls Taksir 35.000,00 105.000,00
Lantai 4
Outlet Extention 3,00 Unit Taksir 200.000,00 600.000,00
Outlet Direct 1,00 Unit Taksir 200.000,00 200.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 40,00 M' Taksir 49.000,00 1.960.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 4,00 Ls Taksir 35.000,00 140.000,00
Lantai 5
Outlet Extention 3,00 Unit Taksir 200.000,00 600.000,00
Central Terminal Box Telepon + Aksesoris 1,00 Unit Taksir 700.000,00 700.000,00
Kabel FRC 3 x 4 mm 41,00 M' Taksir 49.000,00 2.009.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 150.000,00 150.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 3,00 Ls Taksir 35.000,00 105.000,00
6 RJ45 RJ45-Connector, Cat6, 100 ohms, Straight male (plug), Plug Housing PC - Polycarbonate, UL 94V-2 rated, Current Rating 1.5 A 8 Ktk Rp 920.000,00 Rp 7.360.000,00
maximum, Characteristic Impendence 100 ohms, Temperature Range - 10℃ to + 60℃, EU RoHS Compliant (Y/N) Y
7 Televisi Panel IPS LED, 4K, Super Bright Panel, Surround V-Audio, Smart TV Yes, Unique Processing Engine Dual Core, Wireless LAN, USB, 1 Unit Rp 9.775.000,00 Rp 9.775.000,00
HDMI 3, 55 "
2 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.027 lux @(F2.0, AGC 3 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 5.347.500,00
Dome Indoor ON), 0 lux with IR, Lens 80° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F1.6, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 355°; Tilt: 0° to 75°; Rotate: 0° to
355°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2560 × 1920, ROI (Region of Interest) Separate support for one fixed region in main and sub streams,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 1.1 lbs (500 g)
No Uraian Spesifikasi Volume Harga Satuan Jumlah
3 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.01 lux @(F1.2, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Bullet Outdoor ON), 0 lux with IR, Lens 97° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F2.0, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 360°; Tilt: 0° to 90°; Rotate: 0° to
360°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2944 × 1656, ROI (Region of Interest) support 1 fixed region for main stream and sub streams sparately,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 0.9 lbs (410 g)
4 IP Camera Campact Up to 4 MP High Resolution, Image Sensor 1/3" Progressive Scan CMOS, Min Illumination Color: 0.01 lux @(F1.2, AGC ON), 2 Rp 3.680.000,00 Rp 7.360.000,00
Fisheye 360 0.018 lux with IR, Lens 1.6mm, F1.6 Angle of view: 186°(horizontal), 106°(vertical), Lens Mount M12, Day and Night Electronic (-
l:ICR), DNR 3D, Video Compression H.264/MJPEG, Video Bit Rate 32 Kbps to 8 Mbps, Maximum Resolution 2560 × 1440, Image
Enchancement BLC/3D DNR/ROI/Defog, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage
MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating Conditions -10° C to 40° C Humidity 95% or less (non-condensing), Power
Supply 12 VDC ± 10% / PoE (802.3af), Weight 600 g (1.32 lbs)
5 IP Camera Speed 1/2.8" progressive scan CMOS, Up to 1920 × 1080 @30fps resolution, Min. illumination: Color: 0.005 Lux @(F1.6, AGC ON), B/W: 1 Rp 5.462.500,00 Rp 5.462.500,00
Dome PTZ 0.001 Lux @(F1.6, AGC ON) 0 Lux with IR, 25× optical zoom, 16× digital zoom, WDR, HLC, BLC, 3D DNR, Defog, EIS, Regional
Exposure, Regional Focus, Up to 100 m IR distance, 12 VDC & PoE+ (802.3 at, class4), Support H.265+/H.265 video compression,
Material ADC 12, PC, PC+10% GF, Dimensions Φ 164.5 mm × 290 mm (Φ 6.48" × 11.42"), Weight Approx. 2 kg (4.41 lb)
2 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.027 lux @(F2.0, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Dome Indoor ON), 0 lux with IR, Lens 80° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F1.6, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 355°; Tilt: 0° to 75°; Rotate: 0° to
355°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2560 × 1920, ROI (Region of Interest) Separate support for one fixed region in main and sub streams,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 1.1 lbs (500 g)
3 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.01 lux @(F1.2, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Bullet Outdoor ON), 0 lux with IR, Lens 97° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F2.0, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 360°; Tilt: 0° to 90°; Rotate: 0° to
360°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2944 × 1656, ROI (Region of Interest) support 1 fixed region for main stream and sub streams sparately,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 0.9 lbs (410 g)
4 IP Camera Speed 1/2.8" progressive scan CMOS, Up to 1920 × 1080 @30fps resolution, Min. illumination: Color: 0.005 Lux @(F1.6, AGC ON), B/W: 1 Rp 5.462.500,00 Rp 5.462.500,00
Dome PTZ 0.001 Lux @(F1.6, AGC ON) 0 Lux with IR, 25× optical zoom, 16× digital zoom, WDR, HLC, BLC, 3D DNR, Defog, EIS, Regional
Exposure, Regional Focus, Up to 100 m IR distance, 12 VDC & PoE+ (802.3 at, class4), Support H.265+/H.265 video compression,
Material ADC 12, PC, PC+10% GF, Dimensions Φ 164.5 mm × 290 mm (Φ 6.48" × 11.42"), Weight Approx. 2 kg (4.41 lb)
2 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.027 lux @(F2.0, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Dome Indoor ON), 0 lux with IR, Lens 80° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F1.6, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 355°; Tilt: 0° to 75°; Rotate: 0° to
355°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2560 × 1920, ROI (Region of Interest) Separate support for one fixed region in main and sub streams,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 1.1 lbs (500 g)
No Uraian Spesifikasi Volume Harga Satuan Jumlah
3 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.01 lux @(F1.2, AGC 4 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 7.130.000,00
Bullet Outdoor ON), 0 lux with IR, Lens 97° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F2.0, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 360°; Tilt: 0° to 90°; Rotate: 0° to
360°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2944 × 1656, ROI (Region of Interest) support 1 fixed region for main stream and sub streams sparately,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 0.9 lbs (410 g)
4 IP Camera Speed 1/2.8" progressive scan CMOS, Up to 1920 × 1080 @30fps resolution, Min. illumination: Color: 0.005 Lux @(F1.6, AGC ON), B/W: 1 Rp 5.462.500,00 Rp 5.462.500,00
Dome PTZ 0.001 Lux @(F1.6, AGC ON) 0 Lux with IR, 25× optical zoom, 16× digital zoom, WDR, HLC, BLC, 3D DNR, Defog, EIS, Regional
Exposure, Regional Focus, Up to 100 m IR distance, 12 VDC & PoE+ (802.3 at, class4), Support H.265+/H.265 video compression,
Material ADC 12, PC, PC+10% GF, Dimensions Φ 164.5 mm × 290 mm (Φ 6.48" × 11.42"), Weight Approx. 2 kg (4.41 lb)
A5 LANTAI 4
1 Switch POE Network Ports 18, PoE Port 16, 10/100Mbps RJ45 ports, Network Protocol IEEE802.3,802.3u,802.3x, 802.3af, 802.3at, Switching 1 Unit Rp 3.852.500,00 Rp 3.852.500,00
Capacity 7.2Gbps, Max. Forwarding Rate 5.36Mpps, Flow Control IEEE802.3x full duplex, PoE Standard IEEE802.3af, IEEE802.3at,
PoE Power Budget 230W, Power Supply 100-240V AC, 50/60Hz, Power Consumption ≤250W, Working
Temperature: 0℃-40℃, Working Humidity Humidity: 10%-90% , non-condensing, SFP modules (Optional)
HK-1.25G-20-1550: 1000M SFP module, TX1550nm/RX1310nm, LC, single-mode single-fiber, 20km, HK-155M-20-1550: 100M
SFP module,
TX1550nm/RX1310nm, LC, single-mode single-fiber, 20km, Weight 3.72kg, Dimension 440mm*285mm*43mm
2 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.027 lux @(F2.0, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Dome Indoor ON), 0 lux with IR, Lens 80° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F1.6, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 355°; Tilt: 0° to 75°; Rotate: 0° to
355°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2560 × 1920, ROI (Region of Interest) Separate support for one fixed region in main and sub streams,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 1.1 lbs (500 g)
3 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.01 lux @(F1.2, AGC 4 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 7.130.000,00
Bullet Outdoor ON), 0 lux with IR, Lens 97° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F2.0, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 360°; Tilt: 0° to 90°; Rotate: 0° to
360°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2944 × 1656, ROI (Region of Interest) support 1 fixed region for main stream and sub streams sparately,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
Conditions -22° F to 140° F (-30° C to 60° C), Humidity 95% or less (non-condensing), Power DC12V & PoE (802.3af), IR Range 30
m, Weight 0.9 lbs (410 g)
4 IP Camera Speed 1/2.8" progressive scan CMOS, Up to 1920 × 1080 @30fps resolution, Min. illumination: Color: 0.005 Lux @(F1.6, AGC ON), B/W: 1 Rp 5.462.500,00 Rp 5.462.500,00
Dome PTZ 0.001 Lux @(F1.6, AGC ON) 0 Lux with IR, 25× optical zoom, 16× digital zoom, WDR, HLC, BLC, 3D DNR, Defog, EIS, Regional
Exposure, Regional Focus, Up to 100 m IR distance, 12 VDC & PoE+ (802.3 at, class4), Support H.265+/H.265 video compression,
Material ADC 12, PC, PC+10% GF, Dimensions Φ 164.5 mm × 290 mm (Φ 6.48" × 11.42"), Weight Approx. 2 kg (4.41 lb)
Network Ports 18, PoE Port 16, 10/100Mbps RJ45 ports, Network Protocol IEEE802.3,802.3u,802.3x, 802.3af, 802.3at, Switching
Capacity 7.2Gbps, Max. Forwarding Rate 5.36Mpps, Flow Control IEEE802.3x full duplex, PoE Standard IEEE802.3af, IEEE802.3at,
PoE Power Budget 230W, Power Supply 100-240V AC, 50/60Hz, Power Consumption ≤250W, Working
1 Switch POE Temperature: 0℃-40℃, Working Humidity Humidity: 10%-90% , non-condensing, SFP modules (Optional) 1 Unit Rp 3.852.500,00 Rp 3.852.500,00
HK-1.25G-20-1550: 1000M SFP module, TX1550nm/RX1310nm, LC, single-mode single-fiber, 20km, HK-155M-20-1550: 100M
SFP module,
TX1550nm/RX1310nm, LC, single-mode single-fiber, 20km, Weight 3.72kg, Dimension 440mm*285mm*43mm
2 IP Camera Fixed Up to 5 MP High Resolution, Image Sensor 1/2.9" Progressive Scan CMOS, Minimum Illumination Color: 0.027 lux @(F2.0, AGC 5 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 8.912.500,00
Dome Indoor ON), 0 lux with IR, Lens 80° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F1.6, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 355°; Tilt: 0° to 75°; Rotate: 0° to
355°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2560 × 1920, ROI (Region of Interest) Separate support for one fixed region in main and sub streams,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
3 IP Camera Fixed Conditions -22° FResolution,
Up to 5 MP High to 140° F (-30° C to
Image 60° C),1/2.9"
Sensor Humidity 95% or less
Progressive Scan(non-condensing),
CMOS, Minimum Power DC12VColor:
Illumination & PoE0.01
(802.3af), IR Range
lux @(F1.2, AGC30 6 Unit Rp 1.782.500,00 Rp 10.695.000,00
Bullet Outdoor ON), 0 lux with IR, Lens 97° (2.8 mm), Lens Mount M12, Iris F2.0, 3-Axis Adjustment Pan: 0° to 360°; Tilt: 0° to 90°; Rotate: 0° to
360°, Day and Night IR cut Filter, DNR 3D, Video Compression H.265, H.265+, H.264+, H.264, Video Bit Rate 32 Kbps to 16 Mbps,
Maximum Resolution 2944 × 1656, ROI (Region of Interest) support 1 fixed region for main stream and sub streams sparately,
Day/Night Switch Auto/scheduled, Network Storage Support for microSD / SDHC / SDXC card (128G), local storage, NAS
(NFS,SMB/CIFS), ANR, Alarm Trigger Motion detection, Protocols TCP/IP, UDP, ICMP, HTTP, HTTPS, FTP, DHCP, DNS, DDNS, RTP,
RTSP, RTCP, PPPoE, NTP, UPnP, SMTP, SNMP, IGMP, 802.1X, QoS, IPv6, General Function One-key reset, anti-flicker, heartbeat,
mirror, password protection, Interface 1 RJ45 10M/100M, Onboard Storage MicroSD/SDHC/SDXC slot up to 128 GB, Operating
4 IP Camera Speed Conditions -22° F to
1/2.8" progressive 140°
scan F (-30°Up
CMOS, C to
to 1920
60° C),× Humidity 95%resolution,
1080 @30fps or less (non-condensing), Power
Min. illumination: DC12V
Color: & Lux
0.005 PoE@(F1.6,
(802.3af),
AGC IR ON),
Range 30
B/W: 1 Rp 5.462.500,00 Rp 5.462.500,00
Dome PTZ 0.001 Lux @(F1.6, AGC ON) 0 Lux with IR, 25× optical zoom, 16× digital zoom, WDR, HLC, BLC, 3D DNR, Defog, EIS, Regional
Exposure, Regional Focus, Up to 100 m IR distance, 12 VDC & PoE+ (802.3 at, class4), Support H.265+/H.265 video compression,
Material ADC 12, PC, PC+10% GF, Dimensions Φ 164.5 mm × 290 mm (Φ 6.48" × 11.42"), Weight Approx. 2 kg (4.41 lb)
B Upah Kerja
1. Biaya Installasi CCTV dan Switch 64 Titik Rp 300.000,00 Rp 19.200.000,00
2 Biaya Installasi NVR, RACK, UPS, TV dll 1 LS Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
Sub Jumlah Rp 20.700.000,00
JUMLAH Rp 291.582.500,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Lantai 1
WF2220 300 Mbps Wireless And Access Point 4,00 Unit Taksir 385.000 1.540.000,00
16 Port Fast Internet Switch 1,00 Unit Taksir 352.000 352.000,00
Port Lan (Stop Kontak) 4,00 Unit Taksir 220.000 880.000,00
Kabel UTP CAT 6E 74,00 M Taksir 13.200 976.800,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 350.000,00 350.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 9,00 Ls Taksir 50.000,00 450.000,00
Lantai 2
WF2220 300 Mbps Wireless And Access Point 4,00 Unit Taksir 385.000 1.540.000,00
16 Port Fast Internet Switch 1,00 Unit Taksir 352.000 352.000,00
Port Lan (Stop Kontak) 3,00 Unit Taksir 220.000 660.000,00
Kabel UTP CAT 6E 71,50 M Taksir 13.200 943.800,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 350.000,00 350.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 8,00 Ls Taksir 50.000,00 400.000,00
Lantai 3
WF2220 300 Mbps Wireless And Access Point 4,00 Unit Taksir 385.000 1.540.000,00
16 Port Fast Internet Switch 1,00 Unit Taksir 352.000 352.000,00
Port Lan (Stop Kontak) 3,00 Unit Taksir 220.000 660.000,00
Kabel UTP CAT 6E 76,00 M Taksir 13.200 1.003.200,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 350.000,00 350.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 8,00 Ls Taksir 50.000,00 400.000,00
Lantai 4
WF2220 300 Mbps Wireless And Access Point 4,00 Unit Taksir 385.000 1.540.000,00
16 Port Fast Internet Switch 1,00 Unit Taksir 352.000 352.000,00
Port Lan (Stop Kontak) 3,00 Unit Taksir 220.000 660.000,00
Kabel UTP CAT 6E 70,00 M Taksir 13.200 924.000,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 350.000,00 350.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 8,00 Ls Taksir 50.000,00 400.000,00
Lantai 5
WF2220 300 Mbps Wireless And Access Point 4,00 Unit Taksir 385.000 1.540.000,00
16 Port Fast Internet Switch 1,00 Unit Taksir 352.000 352.000,00
Port Lan (Stop Kontak) 3,00 Unit Taksir 220.000 660.000,00
Kabel UTP CAT 6E 64,50 M Taksir 13.200 851.400,00
Aksesoris Pemasangan 1,00 Ls Taksir 350.000,00 350.000,00
Biaya Instalasi/Pemasangan 8,00 Ls Taksir 50.000,00 400.000,00
TOTAL 24.624.000,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
XV PERKERJAAN PENERANGAN
TOWER I
PEKERJAAN PANEL LISTRIK PADA POWER HOUSE
1 Trafo 500 KVA 1,00 Buah Taksir 85.000.000,00 85.000.000,00
2 Main Panel (MP) 1,00 Buah Taksir 75.000.000,00 75.000.000,00
3 Kabel Tanam 500 kVA (MP-DP) 30,00 M Taksir 1.000.000,00 30.000.000,00
Sub Total 190.000.000,00
PEKERJAAN PANEL MDP
1 Box Panel + Aksesoris 1,00 Buah Taksir 5.700.000,00 5.700.000,00
2 Lampu Indikator 3 warna 3,00 Buah Taksir 19.000,00 57.000,00
3 MCCB 150 A 1,00 Buah Taksir 1.900.000,00 1.900.000,00
4 MCCB 35 A 2,00 Buah Taksir 600.000,00 1.200.000,00
5 MCCB 30 A 5,00 Buah Taksir 550.000,00 2.750.000,00
6 MCCB 25 A 1,00 Buah Taksir 520.000,00 520.000,00
7 Kabel BC 16 mm 15,00 m Taksir 45.000,00 675.000,00
8 Kabel Panel NYFG 4C x 70 mm 10,00 m Taksir 72.000,00 720.000,00
9 Biaya pemasangan + Pembuatan Panel 1,00 Unit Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub Total 13.972.000,00
PERKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN
LT DASAR
1 Lampu TL LED RMO (2 x 36 Watt) inbow 15,00 Buah Taksir 550.000,00 8.250.000,00
2 Downlight LED 11 Watt 19,00 Buah Taksir 200.000,00 3.800.000,00
3 Lampu Plat HD 20 Watt 4,00 Buah Taksir 126.000,00 504.000,00
4 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 8,00 Buah Taksir 60.000,00 480.000,00
5 Stop Kontak Ganda (Lengkap) 3,00 Buah Taksir 60.000,00 180.000,00
6 Saklar Tunggal (Lengkap) 13,00 Buah Taksir 40.000,00 520.000,00
7 Saklar Triple (lengkap) 2,00 Buah Taksir 80.000,00 160.000,00
8 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 38,00 Titik Taksir 50.000,00 1.900.000,00
9 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 64,00 Titik Taksir 50.000,00 3.200.000,00
10 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 66,21 m Taksir 95.000,00 6.289.950,00
11 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)150,00 m Taksir 95.000,00 14.250.000,00
12 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
13 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 40.483.950,00
LANTAI 1
1 Lampu TL LED RMO (2 x 18 Watt) inbow 26,00 Buah Taksir 380.000,00 9.880.000,00
2 Downlight LED 11 Watt 4,00 Buah Taksir 200.000,00 800.000,00
3 Downlight LED 5 Watt 7,00 Buah Taksir 65.000,00 455.000,00
4 Lampu Plat Panel 60 Watt (120 x 60 cm) 2,00 Buah Taksir 305.000,00 610.000,00
5 Lampu Plat HD 18 Watt 12,00 Buah Taksir 108.000,00 1.296.000,00
6 Lampu Baret 20 Watt 20,00 Buah Taksir 296.000,00 5.920.000,00
7 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 24,00 Buah Taksir 60.000,00 1.440.000,00
8 Stop Kontak Triple(Lengkap) 7,00 Buah Taksir 60.000,00 420.000,00
9 Saklar Tunggal (Lengkap) 4,00 Buah Taksir 40.000,00 160.000,00
10 Saklar Ganda (Lengkap) 9,00 Buah Taksir 60.000,00 540.000,00
11 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 71,00 Titik Taksir 50.000,00 3.550.000,00
12 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 44,00 Titik Taksir 50.000,00 2.200.000,00
13 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 225,00 m Taksir 95.000,00 21.375.000,00
14 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)500,00 m Taksir 95.000,00 47.500.000,00
15 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
16 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 97.096.000,00
LANTAI 2
1 Lampu TL LED RMO (2 x 36 Watt) inbow 17,00 Buah Taksir 550.000,00 9.350.000,00
2 Downlight LED 11 Watt 16,00 Buah Taksir 200.000,00 3.200.000,00
3 Downlight LED 5 Watt 7,00 Buah Taksir 65.000,00 455.000,00
4 Lampu Plat Panel 60 Watt (120 x 60 cm) 1,00 Buah Taksir 305.000,00 305.000,00
5 Lampu Plat HD 18 Watt 10,00 Buah Taksir 108.000,00 1.080.000,00
6 Lampu Baret 20 Watt 20,00 Buah Taksir 296.000,00 5.920.000,00
7 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 28,00 Buah Taksir 60.000,00 1.680.000,00
8 Stop Kontak Triple(Lengkap) 12,00 Buah Taksir 60.000,00 720.000,00
9 Saklar Tunggal (Lengkap) 5,00 Buah Taksir 40.000,00 200.000,00
10 Saklar Ganda (Lengkap) 10,00 Buah Taksir 60.000,00 600.000,00
11 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 54,00 Titik Taksir 50.000,00 2.700.000,00
12 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 55,00 Titik Taksir 50.000,00 2.750.000,00
13 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 237,00 m Taksir 95.000,00 22.515.000,00
14 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)700,00 m Taksir 95.000,00 66.500.000,00
15 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
16 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 118.925.000,00
LANTAI 3
1 Lampu TL LED RMO (2 x 36 Watt) inbow 25,00 Buah Taksir 550.000,00 13.750.000,00
2 Downlight LED 5 Watt 9,00 Buah Taksir 65.000,00 585.000,00
3 Lampu Plat HD 20 Watt 9,00 Buah Taksir 126.000,00 1.134.000,00
4 Lampu Baret 20 Watt 20,00 Buah Taksir 296.000,00 5.920.000,00
5 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 20,00 Buah Taksir 60.000,00 1.200.000,00
6 Stop Kontak Triple(Lengkap) 12,00 Buah Taksir 60.000,00 720.000,00
7 Saklar Tunggal (Lengkap) 11,00 Buah Taksir 40.000,00 440.000,00
8 Saklar Ganda (Lengkap) 5,00 Buah Taksir 60.000,00 300.000,00
9 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 38,00 Titik Taksir 50.000,00 1.900.000,00
10 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 48,00 Titik Taksir 50.000,00 2.400.000,00
11 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 243,00 m Taksir 95.000,00 23.085.000,00
12 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)600,00 m Taksir 95.000,00 57.000.000,00
13 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
14 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 109.384.000,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
LANTAI 4
1 Lampu TL LED RMO (2 x 18 Watt) inbow 15,00 Buah Taksir 380.000,00 5.700.000,00
2 Downlight LED 5 Watt 7,00 Buah Taksir 65.000,00 455.000,00
3 Lampu Plat Panel 60 Watt (120 x 60 cm) 2,00 Buah Taksir 305.000,00 610.000,00
4 Lampu Plat HD 20 Watt 27,00 Buah Taksir 126.000,00 3.402.000,00
5 Lampu Baret 20 Watt 20,00 Buah Taksir 296.000,00 5.920.000,00
6 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 29,00 Buah Taksir 60.000,00 1.740.000,00
7 Stop Kontak Triple(Lengkap) 11,00 Buah Taksir 60.000,00 660.000,00
8 Saklar Tunggal (Lengkap) 6,00 Buah Taksir 40.000,00 240.000,00
9 Saklar Ganda (Lengkap) 10,00 Buah Taksir 60.000,00 600.000,00
10 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 71,00 Titik Taksir 50.000,00 3.550.000,00
11 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 56,00 Titik Taksir 50.000,00 2.800.000,00
12 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 233,00 m Taksir 95.000,00 22.135.000,00
13 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)700,00 m Taksir 95.000,00 66.500.000,00
14 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
15 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 115.262.000,00
LANTAI 5
1 Lampu TL LED RMO (2 x 36 Watt) inbow 22,00 Buah Taksir 550.000,00 12.100.000,00
2 Downlight LED 5 Watt 7,00 Buah Taksir 65.000,00 455.000,00
3 Lampu Plat HD 20 Watt 15,00 Buah Taksir 126.000,00 1.890.000,00
4 Lampu Baret 20 Watt 20,00 Buah Taksir 296.000,00 5.920.000,00
5 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 28,00 Buah Taksir 60.000,00 1.680.000,00
6 Stop Kontak Triple(Lengkap) 7,00 Buah Taksir 60.000,00 420.000,00
7 Saklar Tunggal (Lengkap) 7,00 Buah Taksir 40.000,00 280.000,00
8 Saklar Ganda (Lengkap) 9,00 Buah Taksir 60.000,00 540.000,00
9 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 42,00 Titik Taksir 50.000,00 2.100.000,00
10 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 51,00 Titik Taksir 50.000,00 2.550.000,00
11 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 243,00 m Taksir 95.000,00 23.085.000,00
12 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm)600,00 m Taksir 95.000,00 57.000.000,00
13 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
14 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 108.970.000,00
LANTAI ATAP
1 Lampu TL LED RMO (2 x 18 Watt) inbow 2,00 Buah Taksir 380.000,00 760.000,00
2 Stop Kontak Tunggal (Lengkap) 3,00 Buah Taksir 60.000,00 180.000,00
3 Saklar Tunggal (Lengkap) 1,00 Buah Taksir 40.000,00 40.000,00
4 Biaya pemasangan Instalasi Lampu 2,00 Titik Taksir 50.000,00 100.000,00
5 Biaya Pemasangan Instalasi Power Stop Kontak & Saklar (Tinggi 140 cm & 30 cm dari lantai) 4,00 Titik Taksir 50.000,00 200.000,00
6 Kabel Instalasi penerangan ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 5,00 m Taksir 95.000,00 475.000,00
7 Kabel Instalasi Power Stop Kontak & Saklar ( NYM 4C x 10 mm²) + Pipa instalasi + Kotak Sambung + socket + Klam Pipa (20 mm) 51,00 m Taksir 95.000,00 4.845.000,00
8 Material Bantu 1,00 Lot Taksir 500.000,00 500.000,00
9 Testing dan Commisioning 1,00 ls Taksir 450.000,00 450.000,00
Sub. Total 7.550.000,00
TOTAL
801.642.950,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
PERKERJAAN LT 1
1 Elbow Trey (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 10,00 Buah Taksir 250.000,00 2.500.000
2 Trey kabel (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 90,60 m Taksir 150.000,00 13.590.000
3 T Kabel Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 4,00 Buah Taksir 220.000,00 880.000
4 Cross Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 2,00 Buah Taksir 235.000,00 470.000
5 Tutup Kabel Trey (200 x 2400x 1,2 mm) 10,00 m Taksir 60.000,00 600.000
6 Kabel Lidder 5,00 m Taksir 300.000,00 1.500.000
7 Biaya Pemasangan + aksesoris 90,60 m Taksir 50.000,00 4.530.000
8 Material Bantu 1,00 lot Taksir 500.000,00 500.000
PERKERJAAN LT 2
1 Elbow Trey (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 8,00 Buah Taksir 250.000,00 2.000.000
2 Trey kabel (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 85,30 m Taksir 150.000,00 12.795.000
3 T Kabel Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 4,00 Buah Taksir 220.000,00 880.000
4 Cross Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 2,00 Buah Taksir 235.000,00 470.000
5 Tutup Kabel Trey (200 x 2400x 1,2 mm) 10,00 m Taksir 60.000,00 600.000
6 Kabel Lidder 3,00 m Taksir 300.000,00 900.000
7 Biaya Pemasangan + aksesoris 85,30 m Taksir 50.000,00 4.265.000
8 Material Bantu 1,00 lot Taksir 500.000,00 500.000
PERKERJAAN LT 3
1 Elbow Trey (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 8,00 Buah Taksir 250.000,00 2.000.000
2 Trey kabel (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 85,30 m Taksir 150.000,00 12.795.000
3 T Kabel Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 4,00 Buah Taksir 220.000,00 880.000
4 Cross Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 2,00 Buah Taksir 235.000,00 470.000
5 Tutup Kabel Trey (200 x 2400x 1,2 mm) 10,00 m Taksir 60.000,00 600.000
6 Kabel Lidder 3,00 m Taksir 300.000,00 900.000
7 Biaya Pemasangan + aksesoris 85,30 m Taksir 50.000,00 4.265.000
8 Material Bantu 1,00 lot Taksir 500.000,00 500.000
Taksir
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
PERKERJAAN LT 4 Taksir
1 Elbow Trey (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 8,00 Buah Taksir 250.000,00 2.000.000
2 Trey kabel (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 85,30 m Taksir 150.000,00 12.795.000
3 T Kabel Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 4,00 Buah Taksir 220.000,00 880.000
4 Cross Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 2,00 Buah Taksir 235.000,00 470.000
5 Tutup Kabel Trey (200 x 2400x 1,2 mm) 10,00 m Taksir 60.000,00 600.000
6 Kabel Lidder 3,00 m Taksir 300.000,00 900.000
7 Biaya Pemasangan + aksesoris 85,30 m Taksir 50.000,00 4.265.000
8 Material Bantu 1,00 lot Taksir 500.000,00 500.000
PERKERJAAN LT 5
1 Elbow Trey (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 8,00 Buah Taksir 250.000,00 2.000.000
2 Trey kabel (200 x 100 x 2400 x 1,2 mm) 85,30 m Taksir 150.000,00 12.795.000
3 T Kabel Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 4,00 Buah Taksir 220.000,00 880.000
4 Cross Trey (200 x 200 x 50 x 1,2 mm) 2,00 Buah Taksir 235.000,00 470.000
5 Tutup Kabel Trey (200 x 2400x 1,2 mm) 10,00 m Taksir 60.000,00 600.000
6 Kabel Lidder 3,00 m Taksir 300.000,00 900.000
7 Biaya Pemasangan + aksesoris 85,30 m Taksir 50.000,00 4.265.000
8 Material Bantu 1,00 lot Taksir 500.000,00 500.000
TOTAL 138.780.000
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Lantai 3
1 Pipa PVC AW dia 4" 23,00 m Taksir 72.000,00 1.656.000,00
2 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 9.600,00 96.000,00
3 Socket AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 48.000,00 480.000,00
4 Clean Out (CO) AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 38.400,00 384.000,00
5 Elbow 45° AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 19.200,00 192.000,00
6 Pipa PVC AW dia 3" 40,00 m Taksir 48.000,00 1.920.000,00
7 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 64.500,00 645.000,00
8 Socket AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 2.100,00 21.000,00
9 Clean Out (CO) AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 40.500,00 405.000,00
10 Elbow 45° AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 30.900,00 309.000,00
11 Closet Duduk CW702J/SW784JP 6,00 unit Taksir 3.650.000,00 21.900.000,00
12 Wastafel L529V1 6,00 unit Taksir 550.000,00 3.300.000,00
13 Biaya Instalasi/pemasangan 1,00 Ls Taksir 500.000,00 500.000,00
Sub. Total 31.808.000,00
-
Lantai 4
1 Pipa PVC AW dia 4" 23,00 m Taksir 72.000,00 1.656.000,00
2 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 9.600,00 96.000,00
3 Socket AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 48.000,00 480.000,00
4 Clean Out (CO) AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 38.400,00 384.000,00
5 Elbow 45° AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 19.200,00 192.000,00
6 Pipa PVC AW dia 3" 40,00 m Taksir 48.000,00 1.920.000,00
7 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 64.500,00 645.000,00
8 Socket AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 2.100,00 21.000,00
9 Clean Out (CO) AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 40.500,00 405.000,00
10 Elbow 45° AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 30.900,00 309.000,00
11 Closet Duduk CW702J/SW784JP 6,00 unit Taksir 3.650.000,00 21.900.000,00
12 Wastafel L529V1 6,00 unit Taksir 550.000,00 3.300.000,00
13 Biaya Instalasi/pemasangan 1,00 Ls Taksir 500.000,00 500.000,00
Sub. Total 31.808.000,00
Lantai 5
1 Pipa PVC AW dia 4" 23,00 m Taksir 72.000,00 1.656.000,00
2 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 9.600,00 96.000,00
3 Socket AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 48.000,00 480.000,00
4 Clean Out (CO) AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 38.400,00 384.000,00
5 Elbow 45° AW dia. 4" 10,00 unit Taksir 19.200,00 192.000,00
6 Pipa PVC AW dia 3" 40,00 m Taksir 48.000,00 1.920.000,00
7 Large Radius Tee AW dia. 4" x 4" mm 10,00 unit Taksir 64.500,00 645.000,00
8 Socket AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 2.100,00 21.000,00
9 Clean Out (CO) AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 40.500,00 405.000,00
10 Elbow 45° AW dia. 3" 10,00 unit Taksir 30.900,00 309.000,00
11 Closet Duduk CW702J/SW784JP 6,00 unit Taksir 3.650.000,00 21.900.000,00
12 Wastafel L529V1 6,00 unit Taksir 550.000,00 3.300.000,00
13 Biaya Instalasi/pemasangan 1,00 Ls Taksir 500.000,00 500.000,00
Sub. Total 31.808.000,00
Total
216.222.000,00
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pekerjaan : (K3) Pembuatan 1 m2 Pagar Sementara Dari Seng Gelombang tinggi 2 M
Satuan / Unit : M2
Analisa : AHSP PU A.2.2.1.2
Page 1 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 2 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 3 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 4 of 39
Jumlah Bahan 1.174.087,20
C. PERALATAN
Jumlah Peralatan -
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C ) 1.478.587,20
E Overhead & Profit 10% X D 147.858,72
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E ) 1.626.445,92
Page 5 of 39
B. BAHAN
Jumlah Bahan -
C. PERALATAN
Jumlah Peralatan -
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C ) 14.000,00
E Overhead & Profit 10% X D 1.400,00
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E ) 15.400,00
Page 6 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 7 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 8 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 4PP
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.3.2.1.2
Page 9 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 4PP
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.3.2.1.9
Page 10 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Membuat Beton Mutu F'c = 7,4 Mpa (K 100), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,87
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.1
Jenis Pekerjaan : Membuat Beton Mutu F'c = 9,8 Mpa (K 125), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,87
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.2
Page 11 of 39
Jumlah Peralatan
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C )
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E )
Jenis Pekerjaan : Membuat Beton Lantai Kerja Mutu F'c = 7,4 Mpa (K 100), Slump (3-6) cm, W/c = 0,87
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.4
Page 12 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Membuat Beton Mutu F'c = 14,5 Mpa (K 175), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,87
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.5
Page 13 of 39
Jumlah Peralatan
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C )
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E )
Page 14 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Beton Mutu F'c = 21,7 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,52
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.10
Page 15 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Beton Mutu F'c = 31,2 Mpa (K 350), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,48
Satuan / Unit : M3
Analisa : AHSP PU A.4.1.1.12
Page 16 of 39
E Per Kg Pembesian = D / 10
F Overhead & Profit 10% X E
G Harga Satuan Pekerjaan ( E + F )
Page 17 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 18 of 39
Page 19 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 20 of 39
Page 21 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 22 of 39
Jumlah Bahan
C. PERALATAN
Jumlah Peralatan
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C )
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E )
Page 23 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 24 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 25 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 26 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jumlah Peralatan
D Jumlah Harga Tenga Kerja, Bahan dan Peralatan ( A + B + C )
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( D + E )
Page 27 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 28 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pasangan Dinding Bata Tebal 1/2 Bata Camp. 1Pc : 2 PP
Satuan / Unit : M2
Analisa : AHSP PU A.4.4.1.7
Page 29 of 39
F Harga Satuan Pekerjaan ( D +E )
Page 30 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pasangan Dinding Bata Tebal 1/2 Bata Camp. 1Pc : 4 PP
Satuan / Unit : M2
Analisa : AHSP PU A.4.4.1.9
Page 31 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 32 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 33 of 39
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( E + F )
Page 34 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 35 of 39
E Overhead & Profit 10% X D
F Harga Satuan Pekerjaan ( E + F )
Page 36 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 M² Langit - Langit Gypsum Board Uk. (240 x 120 x 9 ) mm, Tebal 9 mm
Satuan / Unit : M2
Analisa : AHSP PU A.4.5.1.7
Page 37 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Jenis Pekerjaan : Pengecatan Tembok Baru (1 x plamir, 1 x cat dasar, 2 x cat penutup)
Satuan / Unit : M2
Analisa : AHSP PU A.4.7.1.10
Page 38 of 39
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Page 39 of 39
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi
tenaga kerja/BPJS, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua
risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
115
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum
CONTOH
Satuan Harga Total
No. Uraian Pekerjaan Kuantitas
Ukuran Satuan Harga
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat
umum.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
116
Daftar 2: Mata Pembayaran Mata Pembayaran Penyelenggaraan
Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
117
Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan
Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-
bagian pekerjaan lain.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
118
Daftar 4: Mata Pembayaran ______________________
CONTOH
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang
sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan utama jika terdapat lebih
dari satu jenis pekerjaan.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
119
DAFTAR REKAPITULASI CONTOH
120