Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
“Sintesis Zeolit-A”
Oleh :
ZJAHRA VIANITA NUGRAHENI 1408 100 006
DWI AJENG AYU A. 1408 100 022
HAMIDATUL KHUSNIYAH 1408 100 038
ALI BUDIARJO 1408 100 052
MUTIA DEVI HIDAYATI 1408 100 066
ROSITA LOVA V.N.L.R. 1408 100 080
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan
Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat
dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities) sehingga
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan atau memisahkannya
dari kotoran-kotoran.
Selain itu, saat ini zeolit juga dikembangkan untuk berbagai keperluan. Salah satu jenis
zeolit yang tengah dikembangkan adalah jenis zeolit A.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana cara untuk membuat atau
mensintesis zeolit tipe A dan untuk menentukan struktur zeolit A dengan XRD serta
menggunakan zeolit A sebagai penukar ion untuk menghilangkan kesadahan air.
1.3 Tujuan
. Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui cara
membuat atau mensintesis zeolit tipe A dan untuk menentukan struktur zeolit A dengan
XRD serta menggunakan zeolit A sebagai penukar ion untuk menghilangkan kesadahan
air.
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
sifatnya yaitu mendidih dan mengeluarkan uap jika dipanaskan (Dyer ,1994).
Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang profesor geologi Perancis
menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil penelitiannya tentang zeolit yang
dipublikasikan dalam bukunya “Mineralogie des Volcans”. Akhirnya berkat jasanya, pada
tahun 1842 zeolit baru tersebut dinamai Faujasit. Para ahli mineralogi memperkirakan
bahwa zeolit berasal dari muntahan gunung berapi yang membeku menjadi batuan
vulkanik, sedimen, batuan metamorfosa, dan selanjutnya melalui pelapukan karena
pengaruh panas dan dingin yang terjadi dalam lubang-lubang dari batuan lava basal ( traps
rock ) dan butiran halus dari batuan sediment piroklastik ( tuff ). Pada umumnya komposisi
zeolit alam mengandung klinoptilolit, mordenit, chabazit, dan erionit. Kristal-kristalnya
terbentuk dari proses hidrotermal yang melibatkan reaksi antara larutan garam atau dengan
aliran lava (Barrer, 1982).
adalah (Na,K)2O, Al2O3. 10 SiO2. 8H2O. Perbandingan antara atom Si dan Al yang
bervariasi akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit yang terdapat di alam.
Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada sifat-sifat kimia dan fisika zeolit,
seperti penjerap, penukar kation dan katalis (Sugiyanto, 2000).
mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa
sekunder pembentukan batuan. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami
pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk
dapat mengubah komposisi mineralogy batuan (Kaharmen, 2008).
c. Proses Diagenesis
Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara umum mengubah
sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan berlanjut bekerja setelah
sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan mineraloginya. Proses diagenesis material
organik yang diakibatkan oleh proses biologis lebih dominan terjadi dalam sedimen yang
baru terendapkan (recently deposited) dan biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta
temperatur maksimal 75oC. Proses diagenesis meliputi :
– Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang. Ini dihasilkan
oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan oleh berat dari sedimen dan
batuan di atasnya. Tekanan ini mengakibatkan penyusunan kembali butiran dan
pengeluaran fluida, hal ini menghasilkan pengurangan porositas batuan sedimen.
Kemungkinan tingkat kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir,
pemilahan, porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.
– Rekristalisasi dan pelarutan
Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kima menyebabkan
pengorientasian kembali kristallatticepada butir mineral. Rekristalisasi bekerja melalui
pelarutan dan presipitasi dari fase mineral yang terdapat pada batuan. Ketika fluida
melewati batuan atau sedimen, komponen pada sedimen yang tidak stabil karena
5
tekanan, pH, dan temperatur akan mengalami pelarutan. Kemudian material yang
terlarut itu akan mengalami transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori sedimen
yang memiliki kondisi yang berbeda.
– Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada pembentukan kristal
baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuan yang mengikat satu butir dengan
butir lainnya. Semen yang umum yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.
– Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru mengalami
kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses diagenesis maupun setelahnya.
Mineral baru terbentuk melalui reaksi di dalam fase yang terdapat dalam sedimen atau
batuan, dan juga muncul karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase
fluida, atau dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk.
Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa, carbonat seperti
kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan oksida seperti hematite.
– Replacement
Replacementyaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia dan fisika)
kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement mungkin bersifat :
• Neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama dengan
asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
• Pseudomorficyang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk eksternal dari fase
yang digantikan tetapi fasenya berbeda.
• Allomorphicyaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya berbeda
bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment asal.
Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis, tetapi fase replacement
yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan ilite.
– Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan, termasuk burrowing,
boringdan pencampuran sedimen oleh organisme. Pada beberapa kasus proses ini dapat
meningkatkan kompaksi, menghancurkan laminasi dan perlapisan. Selama proses
bioturbasi beberapa organisme mempresipitasikan material yang berfungsi sebagai
semen.
(Geofact, 2010).
d. Proses hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut
larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya
berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak
mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan
diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi. Larutan yang
makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan
mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit
celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit
pergantian (replacement deposit). Berikut adalah penjelasan umum tentang macam –
macam deposit;
– Deposit hipotermal.
Secara umum deposit hipotermal atau deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan
tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya.
– Depositepitermal
Deposit epitermal atau deposit celah adalah deposit yang lebih banyak terjadi di daerah
dengan suhu dan tekanan rendah yang terletak agak jauh dari batuan intrusifnya.
sebagai akibat pengaruh pergerakan air tanah, pelapukan ataupun karena sifat
alkalin.
– Zeolit yang terbentuk pada suhu rendah pada lingkungan pengendapan laut.
– Zeolit yang terbentuk sebagai akibat dari terbentuknya craters di lingkungan dasar
laut yang menghasilkan fase hidrotermal.
(Sukandarrumidi, 2004).
– Densitas / Kerapatan
Kerapatan zeolit cukup rendah, berkisar antara 1,9 – 2,3 g/ml. Dipengaruhi oleh
keterbukaan kerangka dan jenis kation. Meningkat bila dilakukan pertukaran
kation dengan ion logam yang berat Ba→Zeolit 2,8 g/ml.
– Warna
Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna→Colourless.
Berwarna (bila ada pengotor logam-logam transisi). Pertukaran kation : Golongan
IA atau IIA ditukar dengan logam transisi dapat memberikan warna pada zeolit
yang bergantung dari tingkat hidrasi dari kation tersebut. Ni-zeolite: lilac
(terhidrasi) berwarna light green (dehidrasi). Co-zeolite: pink (terhidrasi) dan biru
•
Proses hidrasi/dehidrasi kadang irreversible
Bila bukan merupakan bagian dari pembentuk kerangka
Ikatan dengan kerangka lemah membentuk ikatan Van der Waals.
•
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas di dalam rongga dan
dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat
struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama
dengan rongga dapat masuk dan terjebak. Pertukaran kation biasanya diikuti
dengan perubahan yang dramatis pada kestabilan termal, sifat adsorpsi, selektivitas
dan aktivitas katalisis.
Contoh pertukaran kation :
Pertukaran kation untuk memperoleh H-zeolit :
Na, K – Zeolite + NH4 +→ NH4 – Zeolite + Na+, K +
•
penguraian NH 3).
NH4 – Zeolite → H – Zeolite + NH3(g)
•
aqueous)
– Kemampuan sebagai katalis
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat- pusat aktif
dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya
gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam
ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang
bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul- molekul basa secara
kimiawi. Sifat katalitis zeolit disebabkan kation pada atom Al zeolit yang dapat
dipertukarkan dengan ion H dan aktif sebagai katalisis reaksi.
10
endapan zeolit adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung. Berbagai mineral zeolit
tersebut telah dikenal dengan sifat adsorben dan kemampuan pertukaran ion yang
dimilikinya. Di provinsi Jawa Barat dan Banten, sebaran zeolit terdapat dibeberapa
kabupaten, antara lain : Kabupaten Lebak, Sukabumi, Bogor dan Tasikmalaya Daerah
Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Endapan zeolit di daerah ini dijumpai di Desa
Pasirgombong terdapat pada Satuan Tufa Citorek yang telah mengalami ubahan dan
metamorfosa lemah.
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
11
Unit pembangun tersier atau struktur ruang terbentuk dari ikatan unit pembangun
sekunder satu sama lain dengan berbagai kombinasi. Kristal zeolit merupakan
rangkaian tiga dimensi unit tersier tersebut.
(Subagjo, 1993).
12
molekulnya lebih kecil dari ukuran porinya (Dorfner, 1991). Zeolit sebagai padatan
anorganik yang berwarna kebiru-biruan memiliki sifat-sifat yang sangat unik, diantaranya
adalah sangat berpori, mempunyai kemampuan menukar ion, keasaman, dan mudah
dimodifikasi.
Penukar zeolit yang luas (sangat berpori) dikarenakan adanya rangkaian-rangkaian
dari unit pembangun primer tetrahedral silika dan alumina. Pori-porinya berukuran
molekul yang terbentuk dari tumpukan cincin beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral
(Barrer,1982). Saluran pori pada zeolit berisi molekul air terbentuk akibat proses hidrasi
udara disekeliling kation penukar. Melalui pemanasan air akan terurai dan saluran-saluran
pori akan mengadsorpsi pada permukaan dalam dari ruang (Prayitno, 1989).
14
Padahal kita ketahui bahwa tanaman darat dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur
dan subur, maka agar tanaman dapat tumbuh baik pada tanah latosol, perlu dilakukan
usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah. Salah satu usaha yang dilakukan antara
lain dengan penambahan bahan amelioran seperti zeolit. Penambahan zeolit dapat
meningkatkan jumlah unsur K, Ca, Mg dan Na serta meningkatkan KTK tanah. Hal ini
bisa terjadi karena zeolit memiliki kemampuan mempertukarkan kation – kation.
Prinsipnya adalah, kation – kation yang dimiliki berupa alkali dan alkali tanah pada
struktur zeolit dapat bergerak bebas, sehingga dengan adanya dorongan keluar oleh ion
H+, kation seperti K, Ca, Mg dan Na dapat berpindah dari zeolit ke medium tanah yang
dapat menyebabkan suplai basa – basa.
Selain itu zeolit mengandung unsur-unsur hara makro dan mikro yang dapat
disumbangkan ke dalam tanah. Penambahan zeolit dapat memperbaiki agregasi tanah
sehingga meningkatkan pori-pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan
akar tanaman. Luas permukaan akar tanaman menjadi bertambah yang berakibat
meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.
Untuk memperoleh manfaat tersebut zeolit dapat digunakan dengan bebagai cara, di
antaranya adalah dengan cara ditebarkan langsung ke tanah sebagai bahan pembenah
tanah, dicampur dengan pupuk untuk meningkatkan efisiensinya, atau dapat juga
dicampurkan langsung pada media tumbuh tanaman.
b. Bidang Peternakan
Dalam bidang ini, zeolit telah digunakan secara komersial , terutama di negara-negara
Eropa dan Jepang. Di Indonesia zeolit telah digunakan sebagai tambahan dalam
makanan ternak domba dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap penelitian.
Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua sifat zeolit yang
penting, yaitu kapasitas pengikat ion NH4+ yang berasal dari ammonia sangat besar dan
afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun. Sifat zeolit sebagai penukar ion
masih berperan dalam kegunaannya di bidang ini. Selain itu mineral zeolit yang banyak
mengandung Ca, K, Mg dan Na juga baik bagi tubuh hewan dengan kadar tertentu.
Tambahan zeolit pada pakan ternak hewan – hewan ruminensia juga diketahui dapat
mereduksi penyakitlembuhg yang dideritanya.
c. Bidang Perikanan
Zeolit disini berfungsi sebagai pengontrol kandungan ion NH4+ di dalam air.
Kandungan amonia yang tinggi dalam kolam bisa jadi berasal dari kotoran ikan, bakas
pakan ikan yang membusuk, atau karena sirkulasi air kolam yang kurang baik.
15
Tingginya kadar amonia dalam kolam akan sangat tidak baik bagi ikan ataupun hewan
tambak lainnya. Oleh karena kemampuannya sebagai penukar kation, zeolit dapat
dimanfaatkan untuk mengikat kation NH4+,cara yang digunakan biasanya hanya dengan
menebarkan serbuk zeolit ke dalam kolam. Reaksi antara zeolit dengan ion amonium
sebagai berikut :
NH4+ + Na, K – Zeolit → NH4 – Zeolit
Sehingga ion amonium yang telah terikat dengan zeolit akan terperangkap di dalam
rongga yang dimiliki zeolit, dan air kolam kondisinya akan semakin baik karena kadar
amoniumnya berkurang.
d. Bidang pengolahan air
Pada bidang pengolahan air, zeolit bisa dimanfaatkan untuk penghilangan kesadahan
air. Dalam hal ini zeolit dimanfaatkan sebagai media filter dan media adsorpsi. Air
sadah adalah air yang banyak mengandung mineral kalsium atau magnesium di
dalamnya. Air sadah sukar digunakan untuk mencuci karena senyawa kalsium dan
magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa
dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut
dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam
bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Untuk memperoleh air bersih yang layak dikonsumsi diperlukan suatu cara untuk
mengatasi kasadahan air tersebut. Salah satu cara yang bisa adigunakan adalah filtrasi,
dan dengan sifat yang dimiliki zeolit dapat berperan baik sebagai penyaring air sadah
untuk memperoleh air bersih. Tidak semua zeolit bisa digunakan, dipilih zeolit yang
kationnya bukan merupakan penyebab kesadahan air, untuk hal ini zeolit jenis
klinoptilolit yang kationnya adalah Na dapat digunakan. Zeolit yang diletakkan sebagai
filter dan akaa dileati oleh air sadah akan bereaksi kontinu sesuai persamaan reaksi
berikut :
Na – Zeolit + CaCl 2 → Ca – Zeolit + 2NaCl
Dari reaksi di atas terliihat bahwa antara kation Ca dan Na dipertukarkan.
e. Bidang pengolahan limbah
Zeolit yang telah diaktifkan baik secara fisika dengan pemanasan maupun secara kimia
dengan penambahan asam atau basa mampu meredam / menurunkan kandungan logam
Fe, Mn, Zn, dan Pb yang terdapat dalam air tanah. Selain itu juga mampu menurunkan
kandungan amoniak dalam air buangan. Zeolit yang telah diaktifkan atau didehidrasi
16
sehingga kehilangan molekul airnya menyebabkan rongga yang ada akan lebih efektif
untuk menjerap logam – logam berat yang ada pada limbah.
17
minyak sawit mentah. Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak
menunjukkan perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada dehidrasi
walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih rendah. Setelah
dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil terhadap pemanasan dan tidak
terdekomposisi dibawah 7000C. Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah
sekitar 50% dari volume zeolit.
• Zeolit sebagai katalis
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan situs
asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO4] pada kerangka. Situs asam ini bisa
berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit sintetik biasanya
mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara langsung
dengan asam, memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted). Jika zeolit
tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat dibuat dengan mengubah zeolit
menjadi garam NH4+ kemudian memanaskannya sehingga terjadi penguapan NH3
dengan meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan menguapkan air dari
situs Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang mempunyai sifat akseptor
pasangan elektron (situs lewis). Permukaan zeolit dapat menunjukkan situs
Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya tergantung bagaimana zeolit tersebut
dipreparasi.
Tidak semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk asam. Sifat
katalisis juga dapat diperoleh dengan mengganti ion Na + dengan ion lantanida
seperti La3+ atau Ce3+. Ion-ion ini kemudian memposisikan dirinya sehingga dapat
mencapai kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan negatif yang terpisah
dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan menghasilkan gradien medan
18
elektrostatik yang tinggi di dalam rongga yang cukup besar untuk mempolarisasi
ikatan C-H atau mengionisasi ikatan tersebut sehingga reaksi selanjutnya dapat
terjadi. Efek ini dapat diperkuat dengan mereduksi Al pada zeolit sehingga unit
[AlO4] terpisah lebih jauh. Tanah jarang sebagai bentuk tersubtitusi dari zeolit-X
menjadi katalis zeolit komersial pertama untuk proses cracking petroleum pada
tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah digantikan oleh Zeolit-Y yang lebih
stabil pada suhu tinggi. Katalis ini menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin)
daripada zeolit-X. Cara ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan
menggantikan ion Na+ dengan ion logam lain seperti Ni 2+, Pd2+ atau Pt2+ dan
kemudian mereduksinya secara in situ sehingga atom logam terdeposit di dalam
kerangka zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat
katalisis logam dengan pendukung katalis logam (zeolit) dan penyebaran logam ke
dalam pori dapat dicapai dengan baik. Teknik lain untuk preparasi katalis dengan
pengemban zeolit melibatkan adsorsi fisika dari senyawa anorganik volatil diikuti
dengan dekomposisi termal. Ni(CO)4 dapat teradsorb pada zeolit-X dan dengan
pemanasan hati-hati akan terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga.
Katalis ini merupakan katalis yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi
metana.
Zeolit mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk, yaitu :
1. Katalis selektif reaktan
Dimana hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke
dalam pori dan akan bereksi di dalam pori.
2. Katalis selektif produk
Hanya produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif dan
berdifusi melewati saluran ( channel ) dan keluar sebagai produk.
3. Katalis selektif keadaan transisi
Reaksi yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang terbatasi
oleh ukuran pori.
19
Salah satu bidang penelitian ini telah terfokus pada pembentukan deposit material
semikonduktor pada sangkar zeolit. Hasilnya berupa partikel yang sangat kecil yang
disebut titik quantum (quantum dots). Partikel ini mempunyai sifat elektronik, magnetik
dan optikal yang sangat menarik yang merupakan konsekuensi dari ukurannya daripada
dari komposisi kimia. Selama proses pengisian pori, titik quantum menjadi bersambung
dan material yang dihasilkan mempunyai sifat intermediet diantara partikel diskrit dan
bulk semikonduktor. Salah satu contohnya adalah band gap semikonduktor CdS yang
membentuk kubik diskrit klaster (CdS)4 pada sangkar sodalite dari zeolit-A, -X dan –Y
yang berbeda dengan bulk CdS.
Berbagai molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam β-cages dari zeolit
termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta berbagai polimer konduktif.
Berbagai material baru ini sedang diteliti dengan pusat perhatian pada sifat fisika yang
penting (semikonduktor, fotokonduktif dan konduktivitas ion, luminescence, warna dan
efek ukuran quantum) yang kemudian mempunyai kemungkinan eksploitasi secara
komersial.
2.11 Zeolit A
Zeolit tipe A dibentuk dari oktahedral terpotong yang tergabung dengan 4 cincin.
Sistem jalur tiga dimensinya terdiri dari rongga besar yang memiliki diameter bebas
sekitar 11 Å, dipisahkan oleh celah dari cincin oksigen. Celah kecilnya mempunyai
diameter bebas 4,2 Å sehingga tidak memungkinkan semua jenis hidrokarbon kecuali
normal parafin dan linier olefin. Zeolit A dapat dibuat dengan menambahkan
Na2SiO2·5H2O ke dalam larutan campuran basa kuat dan aluminium. Setelah melalui
proses pemanasan, kemudian dilakukan proses penyaringan, pencucian dan pengeringan
(Breck, 1974).
Zeolit A merupakan zeolit sintesis yang tergolong zeolit berkadar silika rendah ( Low
Silica) dengan stuktur kristal berbentuk kubik atau Linde Type A (LTA). Zeolit ini
memiliki kandungan alumina yang tinggi serta permukaan muatan negatif yang kuat
akibat struktur tertahedral dari [AlO4]-5, sehingga dapat digunakan sebagai penukar ion
yang baik. Kerangka aluminosilikat dari zeolit A terdiri dari struktur kubik sederhana
dengan delapan tetrahedra (empat cincin rangkap) dan sebuah oktahedron dengan 24
tetrahedra sebagai sangkar-β. Hasil ini tersusun dari unit pusat berupa potongan oktahedral
mempunyai
pada bagianstruktur
sudut kubus.
pori tigaPembukaan dari pori
dimensi dengan saluran
yangβ saling
kurangtegak
lebihlurus
6,6pada
Å. Zeolit
masing-A
20
masing arah dimensi x, y, and z. Zeolit A tersusun atas unit-unit pembentuk sekunder 4,
6, 8, and 4-4 sehingga mempunyai rongga yang lebih besar dengan diameter minimum
11.4 Å. Luas rongga pada unit sel bagian tengah, disebut sebagai sangkar α. Rongga
dikelilingi oleh delapan sangkar yang terhubung oleh muka persegi struktur kubiknya.
Unit sel berbentuk kubik dengan ukuran (a = 24.61Å) dengan rasio Si/Al = 1.
Zeolite A mempunyai struktur supercage yang sangat berguna dalam reaksi katalisis
spesifik. Ruang kosong yang cukup besar sebagai tempat untuk reaksi perubahan struktur,
dan karena ukuran pori yang kecil maka reaksi hanya spesifik untuk molekul dengan
struktur tertentu untuk bereaksi, seperti molekul n-paraffin dan olefin. Zeolite A juga
digunakan luas sebagai penukar ion. Zeolit A juga sering dinamakan dengan zeolit 4A
atau Na-A.
Gambar 2.6 Struktur ideal kerangka zeolit dari tetrahedral (Smart, 1993).
21
2. bidang
Analisiskristal,
kimia dan jumlah
yakni atom per
identifikasi sel satuan.
kristal, penentuan kemurnian hasil sintesis dandeteksi
senyawa baru.
Dasar dari analisis kimia adalah bahwa setiap jarak antar bidang kristal (d) karakteristik
untuk senyawa tertentu. Pola difraksi pada setiap materi akan berbeda satu sama lain
sehinggadapat digunakan untuk identifikasi dan memberikan informasi
mengenaikesimetrian serta ukuran unit-unit molekuler (Endang Tri Wahyuni, 2003).
Proses difraksi sinar–X dipelajari oleh Bragg, yakni jika dua berkas sinar yang parallel
mengenai bidang-bidang kristal yang sama dengan jarak antar bidang (d), maka perbedaan
jarak yang ditempuh oleh kedua sinar tersebutberbanding langsung dengan panjang
gelombangnya. Persamaan Braggdinyatakan sebagai berikut :
n λ = 2 d sin θ
Dimana :
λ = Panjang gelombang sinar-X
d = Jarak antar bidang (interplanar distances)
θ = Sudut difraksi
22
Metode difraksi pada sampel berbentuk serbuk halus digunakan secaraluas, karena semua
bidang kristal yang ada dapat terorientasi sedemikian rupa sehingga dapat mendifraksi
sinar-X. Pada metode ini, susunan alat difraksi sinar-X sebagai berikut :
1. Tabung sinar-X , merupakan tempat produksi sinar-X, berisi katodafilamen tungsen
(W) sebagai sumber elektron dan anoda yang berupalogam target.
2. Goniometer, bergerak memutar selama alat dioperasikan. Alat ini satuunit dengan
tempat sampel dan detektor.
3. Tempat sampel, berupa lempeng logam atau plat kaca yang cekungatau berlubang
ditengahnya, dimana sampel serbuk diisikan. Sampelakan berputar bersama goniometer
dan membentuk sudut terhadapsinar–X yang datang.
4. Detektor gas, berisi gas yang sensitif terhadap sinar–X, katoda dananoda. Atom-atom
gas terionisasi saat terkena sinar–X membentuk elektron yang menuju katoda dan
kation menuju anoda sehinggamenghasilkan arus listrik yang diubah menjadi pulsa
yang dihitungoleh Scaler and counter.
5. Difraktometer (Scaler and counter), berfungsi mendeteksi posisi sudutdifraksi dan
intensitasnya.
6. Rekorder, berfungsi menampilkan keluaran berupa pola difraksi ataudifraktogram yang
menyatakan hubungan antara intensitas dengansudut difraksi 2θ.
(Endang Tri Wahyuni, 2003).
23
yang stabil.Banyak kompleks organik logam yang tidak larut dalam air dan dipakaiuntuk
pemisahan ion-ion logam. Schwarsen Back telah menemukan asam amino polikarboksilat
dan garam-garamnya, yang ternyata adalah kompleks yangsangat stabil dan baik. Tetapi
karena asam tersebut sukar larut dalam air, makadipakai garamnya yaitu Na-Etilen Diamin
Tetra Asetat (Na2H2EDTA) dengan rumus bangunnya adalah sebagai berikut :
EDTA sering ditulis dalam bentuk H4Y. Reaksi yang terjadi dalam kompleksometri yaitu :
+ 2Hagar pH tetap
Dari titrasi diatas makin lama ion H+ makin banyak, maka untuk menjaga
+
harus ditambah larutan buffer yaitu campuran dari NH4OH danNH4Cl. Sedangkan
indikator yang digunakan adalah Eriochrome Black T (EBT),apabila indikator
ditambahkan dalam air yang dianalisa akan membentuk senyawa kompleks dengan Ca2+
dan Mg2+ dalam bentuk yang lebih stabil dengan EDTA. Pada titik ekivalen warna merah
anggur dari larutan menjadi biru karena terbentuk anion indikator. Metode ini digunakan
untuk menentukan kesadahan air (Jumaeri, 2000).
24