Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Commented [u1]: Uraian teoritis yang tidak panjang lebar (
Ringkas dan Jelas)
Alur Sistematis (permasalahan ( kenapa penelitian kita
Infeksi merupakan proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi penting ???? -state of the art (kondisi permasalahannya- bahas
aja yang kita ingin teliti, dispesifikkan) - Knowledge Gap nya
(apa yang masih kurang dalam penelitiaan orang lain yang
didalam tubuh yang menyebabkan sakit1. Penyakit infeksi merupakan salah bisa kita lakukan untuk menjadi penelitian kita) + Narrative
Flow ( Bawa alur bercerita dalam menjelaskan latar belakang
nya )
satu masalah kesehatan yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi Analisis profil untuk mengetahui perbedaan ini kenapa?
Bakterinya lemah atau kadar ekstraknya. Ex:

di dunia. Menurut WHO pada tahun 2011, sebanyak 25 juta kematian di

seluruh dunia sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi. Penyakit infeksi

menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara berkembang, salah

satunya adalah Indonesia. Infeksi dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri.

Bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada manusia salah satunya adalah

Escherichia Coli2

E. coli merupakan anggota dari family Enterobacteriaceae, berbentuk

batang , bersifat Gram negatif, dan juga merupakan salah satu flora normal

pada saluran pencernaan. E. coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam

saluran pencernaan meningkat seperti mengkonsumsi air maupun makanan

yang terkontaminasi atau masuk ke dalam tubuh dengan sistem kekebalan

yang rendah seperti pada bayi, anak, lansia dan orang yang sedang sakit.

Beberapa strain E. coli seperti EPEC dan ETEC bersifat patogenik maupun

toksigenik sehingga pertumbuhannya harus dihambat. Salah satu akibat yang

paling sering ditimbulkan adalah diare.3

Penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri umumnya diatasi dengan

penggunaan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik penggunaan antibiotika

yang tidak benar dapat menyebabkan resistensi. Berbagai upaya mencari

pengobatan alternatif terus ditingkatkan, salah satunya dengan


mengembangkan obat tradisional dari tumbuhan menjadi sediaan

fitofarmaka.4

Terkait sifat patogen bakteri tersebut ada senyawa yang dapat

membunuh dan menghambat mikroorganisme patogen, ini yang dikenal

sebagai antimikroba. Pencarian atau penemuan zat antimikroba yang memiliki

aktivitas selektif terhadap mikroorganisme patogen tertentu, tanpa efek racun

pada hewan dan manusia, serta yang dapat menguntungkan adalah dengan

melakukan penelitian terhadap produk alam

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga

saat ini, tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun

kurang dari 300 tanaman yang digunakan sebagai bahan baku industri

farmasi. Sekitar 1000 jenis tanaman telah diidentifikasi dari aspek botanik

sistematik tumbuhan dengan baik. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa

68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan

tradisional yang mayoritas melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan

penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat herbal

untuk mendukung kesehatan mereka. Fakta-fakta tersebut menunjukkan

bahwa tumbuhan obat memiliki arti penting yakni secara mendasar

mendukung kehidupan maupun potensi perdagangan5

Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat yang dikenal dan digunakan

oleh masyarakat adalah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathrium L)

dari suku Melastomataceae. Senduduk merupakan tanaman yang tumbuh liar

dan dapat bertahan hidup pada tanah yang kering dan tidak subur. Kandungan
kimia daun senduduk (Melastoma malabathrium L) yang telah diketahui

antara lain flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan steroida atau triterpenoida6.

Daun senduduk ini memiliki rasa pahit berkhasiat sebagai antidiare dan

juga secara empiris daun senduduk berkhasiat menyembuhkan diare.

Daun senduduk mengandung senyawa kimia antara lain flavonoid,

saponin, triterpenoid dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut merupakan

metabolit sekunder yang memiliki mekanisme kerja masing-masing dalam

menghambat pertumbuhan bakteri.7

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun

senduduk dengan menggunakan metode dilusi mempunyai konsentrasi ambat

minimum terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 2% dan

pada bakteri Escherichia colli dengan konsentrasi 3%.8 Pada penelitian lain

didapatkan hasil daya hambat ekstrak etanol daun senduduk terhadap

Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat ekstrak etanol daun

senduduk pada konsentrasi 20%, 25% dan 30% adalah 15,1 mm, 15,9 mm

dan 20,05 mm.9

Senduduk merupakan tanaman yang tumbuh liar dan dapat betahan hidup

pada tanah yang kering dan tidak subur. Di Riau, daun senduduk banyak

dijumpai di Jalan Maredan, kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Namun,

selama ini belum ada penelitian tentang potensi antibakteri yang dimiliki

oleh Melastomaceae yang berada di Jalan Maredan, kecamatan Tualang,

kabupaten Siak, Riau.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian

menggunakan ekstrak etanol daun senduduk dengan konsentrasi 20%, 50%,


dan 100%. Pembanding yang digunakan adalah kloramfenikol 10 µg. Metode

yang dipilih pada penelitian ini adalah difusi agar menggunakan kertas

cakram. Masing-masing kertas cakram tersebut diletakkan diatas media.

Media tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Daya hambat

bakteri yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya zona bening pada

daerah disekitar kertas cakram yang disebut sebagai zona hambat.

Selanjutnya, dilakukan pengukuran zona hambat dengan penggaris. Zona

hambat pertumbuhan bakteri merupakan selisih diameter zona bening dengan

diameter kertas cakram.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Aktivitas Antimikrobial Ekstrak Daun Senduduk

(Melastoma malabathrium L) terhadap Escherichia coli”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah :

1. Apakah ekstrak daun senduduk dapat menghambat pertumbuhan

Escherichia coli secara in-vitro pada konsentrasi 20%, 50%, dan 100% ?

2. Berapakah diagonal zona hambat yang terbentuk pada kertas cakram

yang menganduk ekstrak etanol daun senduduk (Melastoma malabathrium

L) 20%, 50%, 100% terhadap bakteri Escherichia coli?

1.3 Tujuan penelitian

Umum

Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol

daun senduduk terhadap pertumbuhan Escherichia coli pada konsentrasi

20%, 50%, dan 100%.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang penggunaan

ekstrak etanol daun senduduk sebagai antibakteri dan dapat digunakan

sebagai pedoman bagi pihak terkait untuk melakukan penelitian lebih

lanjut terhadap ekstrak daun senduduk.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pembaca tentang manfaat daun tumbuhan senduduk yang dapat

digunakan sebagai antibakteri.


DAFTAR PUSTAKA

1. Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
2. Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduaan Mahasiswa Farmasi
dan Kedokteran. Jakarta: EGC
3. Jawetz. E, Melnick. J.L,Adelberg. E.A. 2007.Medical Microbiology. Ed
23. Elferia NR,
Penerjemah; Jakarta. Hal 1,4,254
4. Purwanto S. Uji aktivitas antibakteri fraksi aktif ekstrak daun senggani. In:
Vol 2. ; :84-92.
5. Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011. Standarisasi Bahan Obat
Alam. Yogyakarta : Graha Ilmu.
6. Hidayat, R.S., dan Rodame M.N. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta:
Agriflo, Penerbangan Swadaya Grup.
7. Andriyawan A, Siti Khotimah, Andriani. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Cengkodok (Melastoma malabathricum L ) terhadap
Escherichia coli secara In Vitro. Universitas Tanjung Pura : Pontianak
8. Kusumowati, I.T.D, Melanisa, R dan Prasetyawan, A. 2014. Daya
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senggani (melastoma affine D.Don).
Biomedika, Volume 6. Nomor 2.
9. Purwanti,M. 2016. Uji Daya Hambat Eksrak Etanol Daun Senduduk (
Melastoma Affine D.Don) terhadap Staphylococcus aureus. Universitas
Abdurrab: Riau

Вам также может понравиться