Вы находитесь на странице: 1из 87

Monitoring EKG

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan indikasi dan prinsip dalam
perekaman EKG
 Menjelaskan pendekatan dasar dalam
menginterpretasikan EKG
 Menjelaskan langkah-langkah dalam
menginterpretasikan EKG
 Menjelaskan cara menghitung frekuensi denyut
jantung, Interval PR dan kompleks QRS
 Mengidentifikasi perbedaan tipe gambaran
EKG
Definisi EKG
(Elektrokardiogram)
 Elektrokardiogram (EKG atau ECG) adalah
alat bantu diagnostik yang digunakan untuk
mendeteksi aktivitas listrik jantung berupa
grafik yang merekam perubahan potensial
listrik jantung yang dihubungkan dengan
waktu. Penggunaan EKG dipelopori oleh
Einthoven pada tahun 1903 dengan
menggunakan Galvanometer yang sangat
peka mencatat perbedaan kecil dari tegangan
(milivolt) jantung (Sundana, 2008).
Indikasi Pemasangan EKG
1) Pasien dengan kelainan irama jantung
2) Pasien dengan kelainan miokard seperti infark
3) Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama
digitalis
4) Pasien dengan gangguan elektrolit
5) Pasien perikarditis
6) Pasien dengan pembesaran jantung
7) Pasien dengan penyakit inflamasi pada jantung.
8) Pasien di ruang ICU (kondisi kritis)
FUNGSI EKG
 Gangguan Aritmia or dysritmia (aritmia = dysritmia)
 Jantung ischemia
 Myocardiac Infarction
 Hypertrophy Otot jantung (untuk otot ventrikel),
Dilatasi otot jantung (untuk otot atrium)
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Efek obat - obatan
 Fungsi pacu jantung
ISTILAH PROSES EKG
a. Polarisasi (resting potensial membran) = sel
dalam keadaan istirahat atau belum ada
aktivitas listrik / Isoelectric line = garis lurus
b. Depolarisasi = Perubahan muatan di dalam
sel dari negatif menjadi positip
c. Repolarisasi = Perubahan muatan di dalam
sel dari positip menjadi negatif
Proses terjadinya peristiwa depolarisasi dan
repolarisasi pada sel-sel jantung di namakan
ACTION POTENSIAL (perubahan muatan listrik
di dalam sel jantung, paceemaker atau sel otot
jantung)
ACTION POTENSIAL
OTOT JANTUNG
FASE 4
Fase istirahat, belum ada aktivitas listrik pada
membran sel (Resting Membran Cell). Muatan di
dalam sel otot jantung sebesar -90mV
Na+ banyak diluar sel, K+ banyak didalam sel
Di EKG digambarkan dengan garis isoelektrik
FASE 0
Akibat rangsangan dari pacemaker menyebabkan
ion Na+ dan Ca2+ masuk ke dalam sel membuat
muatan berubah dari -90mV menjadi -70mV (titik
awal depolarisasi)
Lalu Na+ akan masuk dengan cepat ke dalam sel
sehingga muatan menjadi positif 20mV
(depolarisasi)
di EKG digambarkan dengan komplek QRS
FASE 1
Setelah muatan menjadi 20mV, pintu Na+
tertutup sehingga muatan menjadi 0mV
(repolarisasi singkat)
Di EKG digambarkan sebagai titik J Junction
(akhir gel S)
Kemudian pintu K+ membuka sehingga K+
keluar dr dalam sel
di EKG digambarkan dengan komplek QRS
FASE 2 (Plateu Fase)
Kemudian pintu K+ membuka sehingga K+
keluar dr dalam sel sampai pada titik jumlah K+
yang keluar = jumlah Na+ yang masuk
Ini adalah masa absolute refactory
di EKG digambarkan dengan segment ST
FASE
Pintu K+ masih membuka sehingga K+ terus
keluar dr dalam sel sampai muatan berubah
menjadi -90mV (repolarisasi)
Di EKG digambarkan dengan gel T
Sandapan / Lead
A k t i v i t a s l i s t r i k j a n t u n g d a p a t d i re k a m m e n g g u n a k a n
Galvanometer. Tubuh kita adalah konduktor yang baik, impuls
yang dikeluarkan dari jantung akan langsung menyebar ke
s e l u r u h t u b u h d a n b i s a d i r e k a m o l e h e l e k t r o d a ya n g
ditempatkan dipermukaan tubuh.
Elektroda tersebut dinamakan SANDAPAN
Hasil penyandapan aktivitas listrik jantung disebut LEAD EKG
LEAD EKG
 Sandapan Bipolar : ( I, II, III )

 Sandapan Unipolar Ekstremitas :


( aVR, aVL, aVF )

 Sandapan Unipolar Precordial :


(V1, V2, V3, V4,V5, V6 )

 Sandapan tambahan :
(V7,V8,V9 )& (V2R, V3R,V4R)
Bipolar&Unipolar Lead
BIPOLAR LEAD
•Lead I : Tangan Kanan (-) & Tangan
Kiri (+)
•Lead II : Tangan KANAN (-) & Kaki
Kiri (+)
•Lead III : Tangan KIRI (-) Kaki Kiri
(+)

UNIPOLAR LEAD
•Lead aVR : Tangan Kiri & Kaki Kiri ---
--Tangan Kanan (+)
•Lead aVL :Tangan Kanan & kaki Kiri--
-- Tangan Kiri (+)
•Lead aVF : Tangan Kiri & Tangan
Kanan----- Kaki Kiri (+)
Unipolar Precordial
Lead

•V1
•V2
•V3
•V4
•V5
•V6
Monitoring EKG
 Paper  Monitor
KERTAS EKG

 Kertas EKG merupakan kertas grafik


yang merupakan garis horizontal dan
vertikal dengan jarak 1mm ( kotak
kecil). Garis yang lebih tebal terdapat
pada setiap 5mm disebut ( kotak
besar).

 Garis horizontal : Menunjukkan


waktu, dimana 1 mm = 0,04 dtk,
sedangkan 5 mm = 0,20 dtk.  Kecepatan mesin EKG sebesar
 Garis vertica : Menggambarkan 25mm/detik . Ini artinya dalam 1
voltage,dimana 1 mm = 0,1 mv, detik mewakili 25mm atau 25
sedangkan setiap 5 mm = 0,5 mv. kotak kecil dalam bidang
horizontal.
CARA MEMBACA EKG
 TENTUKAN IRAMA JANTUNG
 TENTUKAN FREKUENSI ( HR )
 KAJI KONFIGURASI TIAP GELOMBANG
DAN LOKASINYA
 TENTUKAN ADAKAH TANDA ISKEMIA/
INFARK
 TENTUKAN AXIS
IRAMA JANTUNG
NORMAL TIDAK NORMAL

SINUS RYTHM DISRITMIA ARITMIA

Sinus=irama
berasal dari SA
node
Sinus Rythm
 HR: 60 – 100 bpm
 Irama: Reguler
 Gel P selalu diikuti kompleks QRS dan gel T (Irama
berasal dari SA Node) & morfologi normal
 Gel P <2,5mm
 Gel Q < 1/3 tinggi gel R
 Interval PR: 0,12 – 0,20 dtk
 Kompleks QRS: 0,04 – 0,10 dtk
 Gel T <5mm dibipolar dan <10 mm di prekordial
NORMAL SINUS RYTHM
Cara Mudah Deteksi Irama

 Dilihat dari jarak


R –R, tentukan
teratur atau tidak
Menetukan Frekuensi
A. 300 : Jml kotak besar antara R – R
B. 1500 : Jml kotak kecil antara R – R
C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan
kalikan 10.
 CATATAN :RUMUS A/BUNTUK EKG YANG TERATUR.
RUMUS CUNTUK YANGTIDAK TERATUR.
FREKUENSI
Kaji Konfigurasi Tiap Gel
Gelombang, Kompleks &
Interval
Gelombang P
 Mewakili depolarisasi
otot atrium
 Normal : Kecil,
melengkung
 Tinggi < 2,5 mm,
lebar < 0.11 dtk
ABNORMAL
 Tinggi gel P melebihi 3 mm (P
pulmonal)---->adanya pembesaran di
otot atrium kanan.
 Lebar melebihi 2,5 mm ( P mitral)----
>adanya pembesaran pada otot atrium
kiri.Gelombang P harus positip di lead
II dan harus negatif di lead aVR.
Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Interval PR
 Diukur dr awal gel P – awal
kompleks QRS
 Mewakili waktu yang diperlukan

untuk impuls bergerak dr atrium,


AV junction dan bundle his-sistem
purkinje
 Normal: 0,12 – 0,20 dtk (3-5 mm)

Kepentingan :
 Kelainan sistem konduksi
ABNORMAL
Interval PR >0,2 detik ( 5 mm)
mengindikasikan AV Blok
Interval PR <0,12 detik (3 mm)
mengindikasikan sumber pacemaker
bukan dari SA node
Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Kompleks QRS

 Mewakili depolarisasi otot ventrikel


 Gel Q: defleksi Θ I,<1/3 tinggi R

 Gel R: defleksi + I

Kecil di V1 dan bertambah tinggi dari


V1-V6
 Gel S: defleksi Θ mengikuti R

 Lebar Kompleks QRS: <0,12 dtk


(3mm)
ABNORMAL
 Kompleks QRS melebar >0,12 detik (3
mm) mengindikasikan LBBB/RBBB, VT
(Ventrikel Takikardi), VES (Ventrikel
Ekstra Sistole) dan pacemaker dari
ventrikel spt Idioventrikuler
IDIOVENTRIKULAR
VENTRIKEL TAKIKARDI
VENTRIKEL EKSTRASISTOLE
 Gel R
 defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gel R umumnya
positif di lead I,II,V5 dan V6.
 Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada
 Gel S
 defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1
gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin
lama makin menghilang
 Kepentingan :
 Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
 Mengetahui adanya bundle branch block
 Mengetahui adanya infark
ABNORMAL
 LVH (Left Venrikel Hipertrofi)
Gel R tinggi >15 mm di lead I dan AVL
dan >25mm di V5/V6
Gel S di V1/V2>25mm
 RVH (Right Ventrikel Hipertrofi)

Gel R di V1 >7mm
Gel S di V5, I dan AVL tingginya >7mm
Adanya RAD (Right Axis Deviation)
Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Segmen ST
 Mewakili waktu yang
diperlukan oleh
ventrikel untuk
repolarisasi
 Mulai dr akhir kompleks
QRS – permulaan gel T
 Segmen ST harus pada
garis isoelektrik
Kepentingan:
Elevasi segment ST Pada injuri/infark
akut

Depresi segment ST Pada iskemia


Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Gelombang T
 Mewakili repolarisasi otot
ventrikel
 Tinggi: < 5 mm pd lead di
ekstremitas< 10 mm pd lead
di precordial
 Bentuk: melengkung &
sedikit asismetris
 Tinggi gel T lebih dari
normal---Hiperkalemia
 T inverted (terbalik)/flat---
iskemia otot jantung
 T inverted dg Q patologis---
Old Miokard Infark
Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Gelombang U
 Gelombang kecil
melengkung, kadang2
mengikuti gel T
 Sering dijumpai pd lead V2-
V3
 Tinggi: 10 % tinggi gel T
 Merupakan bagian dr
repolarisasi ventrikel dan
menunjukkan repolarisasi
serat purkinje
 Kepentingan : menunjukkan
kondisi hipokalemi
Gelombang, Kompleks &
Interval, Cont…
Interval QT
 Menunjukkan durasi
aktivasi dan
recovery ventrikel
 Diukur mulai awal
Kompleks QRS –
akhir gel T
Interval QT
 Waktu yang diperlukan untuk mendepolarisasi otot
ventrikel sampai dengan mengadakan repolarisasi
kembali.
 QT interval diukur dari permulaan komplek QRS
atau gel Q sampai dengan akhir gelombang T.
 Normal QT interval antara 0,38 detik -0,46 detik.
 QT interval memanjang biasanya ditemukan pada
kasus hipokalsemia
 QT interval memendek biasanya di temukan pada
kasus takikardia dan hiperkalsemia.
Gelombang EKG Normal
 NORMAL SINUS RHYTHM
 Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normaladalah
sbb :
 Irama teratur.
 Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
 Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
 Interval PR normal ( 0,12 –0,20 detik ).
 Gel QRS normal ( <0,12 detik ).
 !!!! Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut
disebut disritmia atau aritmia.
Normal Sinus Rhytm
•Sumber pacemaker ---SA node
•Setiap 1 gelombang P diikuti komplek
QRS
•Morfologi gelombang P harus sama
•PP interval & RR interval yang sama
•Frekuensi Jantung 60-100x/menit
•Gelombang P selalu (+) di lead II, dan (-)
di aVR
•Normal aksis jantung
Gangguan Rythm
 Sinus Bradikardia
 Sinus Takikardia
 Sinus Arrythmia
 Sinus Arrest
Gelombang P
Ada / Normal Tidak Ada

Komplek QRS
Diikuti QRS

Sempit Lebar
PR Interval

Atrial Takikardi/
Normal Memanjang Tidak dapat dihitung Supra ventricular
takikardi Irama

AV Blok Gel P teratur spt mata Gel P tidak teratur


Irama gergaji

Teratur Tidak teratur


Teratur Tidak Teratur Atrial Flutter Atrial Fibrilasi

Ventrikel Ventrikel fibrilasi


takikardi
Frekwensi Sinus Aritmia

< 60 x/mnt 60-100 x/mnt > 100 x/mnt

Sinus Sinus Rhythm Sinus Takikardi


Bradikardi
SINUS ARITMIA
Sinus Bradikardi
Sinus Takikardi
Gangguan Rythme Atrium
ATRIAL TAKIKARDI

Irama teratur,
HR>150x/mnt,
gel P tdk sama dg yg dr SA node
PP interval sama
Atrial Flutter

 Irama teratur  Gel P spt gergaji


 HR atrial >250x/menit  PP interval sama
 HR ventrikel bervariasi  Kompleks QRS normal
 60-100--normal respon (R-R sama)
 >100 rapid respon
 <60--slow respon
Atrial Fibrilasi

 Irama tidak teratur  Gel P tdk teridentifikasi


 HR atrial >300x/menit  Kompleks QRS masih
 HR ventrikel bervariasi normal (R-R sama)
 60-100--normal respon  PP tdk teridentifikasi
 >100 rapid respon
 <60--slow respon
Gangguan Rythme Ventrikel
Gel P: normal atau tersembunyi
Kompleks QRS: melebar

 Ventrikular Takikardia
HR: 100 – 220 bpm
 Ventrikular Flutter
HR: 220 – 40 bpm
 Ventrikular Fibrilasi
HR: Sangat cepat
Ventrikel Takikardi
VENTRIKEL FLUTTER
Ventrikel Fibrilasi
Gangguan Rythme
Supraventrikular Takikardia
 HR: >100 – 280 bpm
 Irama: Reguler
 Gel P: biasanya tdk teridentifikasi
 Kompleks QRS: Sempit
Gangguan Rythme
Ventrikular Ekstrasistole
 Depolarisasi prematur sel miokardium
ventrikel atau serat purkinje
Gangguan Konduksi
 AV Blok Derajat I
Interval PR: > 0,20 dtk
 AV Blok Derajat II (Tipe I) (Wenkebach)
Irama: ireguler atau membentuk pola 2:1, 3:1
Interval PR: meningkat secara bertahap
 AV Blok Derajat II Type II (Mobitz II)
Gel P secara periodik tdk diikuti Kompleks QRS
Interval PR: normal
 AV Blok Derajat III
Gel P tidak berkaitan dgn Kompleks QRS
HR atrium: normal
HR Ventrikel: < 45 bpm
AV BLOK DERAJAT 1
AV BLOK DERAJAT 2 TIPE I
AV BLOK DERAJAT 2 TIPE II
AV BLOK DERAJAT 3
Asistole
IRAMA BERDASAR
PACEMAKER
Kesimpulan
•SA Node : Sinus Bradycardia, Sinus Tachycardia,
Sinus Arhytmia, Sinus arest, Sinus blok,SART
•AV Node : Junctional Rhytm,Juctional
Bradycardi,Accelerated Junctional, Junctional
Tachycardia, AV Blok
•Furkinje Sel/Ventrikel : Idioventricular Rhytm,
Accelerated IVR, VT, VF, Torsade de points
•Atrial Site : Atrial Tachycardia, Atrial Flutter, Atrial
Fibrilasi, PAT, MAT, WAP
Perubahan EKG pada Infark
Miokardium
 Gel Q  Gel Q Prominent
 Elevasi Segmen ST
 Inversi Gel T
Kemaknaan
 ST Elevasi bermakna bila:
 Tinggi > 2 mm pada lead pre kordial
 Tinggi > 1 mm pada lead ekstremitas
 ST Depresi bermakna bila:
 Horizontal
 Down sloping
Perubahan EKG pada Infark
Miokardium, Cont…
Lokasi Arteri yg Perubahan Perubahan
terlibat Bermakna Lain
Anterior LAD V1 – v4 I, aVL, II, III,
aVF
Septal RCA atau LCx V1, V2 I, aVL
Inferior LAD II, III, aVF I, aVL, V1 - V4
Posterior LCx atau LAD Tidak Ada V1 – V4
Lateral RCA atau LCx I, aVL, V5, V6 II, III, aVF, V1,
V2
Ventrikel Kanan Proksimal RCA V3R – V6R
LOKASI INFARK BERDASAR
LEAD
Mengidentifikasi Lokasi/Area (ischemia, injury, infarction)
• STEMI Anterior : V3-V4 --------- no R
• STEMI Septal : V1-V2(V3)----- no R
• STEMI Anteroseptal : V1-V4 ---------- ? R
• STEMI High Lateral : I, aVL ---------- III,aVF, II
• STEMI Lateral : I, aVL, V5, V6 -- III,aVF,II
• STEMI Inferior : II, III, aVF ------- I, aVL
• STEMI Posterior : V7,V8,V9 -------V1,V2
• STEMI Ventrikel Kanan : V2R,V3R,V4R
• STEMI Ekst Ant Lateral : V1-V6 & I, aVL --- III, aVF, II
• STEMI Infero lateral : II, III, aVF, V5/V6 --- I,aVL
• STEMI Inferoposterior : II, III, aVF, V7-V9 --V1,V2, I, aVL
• STEMI Postero Lateral : V7-V9, V5/V6, I,aVL V1/V2,III,aVF, II
5. Penentuan Axis Jantung
Sumbu jantung
ditentukan dengan
menghitung jumlah
resultan defleksi
positif dan negatif
QRS rata – rata dari
sadapan I sebagai
sumbu X dan
sadapan aVF sebagai
sumbu Y. Nilai normal
axis berkisar antara -
30° sampai +90°.
Interpretasi
Cara Menentukan :
Tinggi Gel. R dikurangi Dalam
Gel.S
-Sumbu X : lead I
-Sumbu Y : lead aVF
Coba Interpretasi :
Referensi
 McCloskey, J. C & Bulechek, G. M. (1996). Nursing
intervention classification. St Louis, MO: Mosby-Year
Book Inc

 NANDA International. (2005). Nursing diagnoses:


Definition & classification 2005-2006. Philadelphia:
Nanda International.

 Urden, L. D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2002).


Thelan’s critical care nursing: Diagnosis and
management (4th ed.). Missouri: Mosby.

Вам также может понравиться