Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IDENTITAS BUKU
A. Identitas buku
Buku pertama
2. Edisi :1
4. penerbit :-
7. ISBN :-
Buku kedua
2. Edisi :-
3. penulis :-
4. penerbit :-
6. Tahun terbit :-
7. ISBN :-
BAB II
ISI BUKU
BUKU PERTAMA
Pada umumnya tenaga surya dapat diartikan semua energi yang mencapai bumi yang berasal dari
matahari. Energi tersebut memberikan sinar yang terang, membuat bumi ini hangat dan merupakan
sumber energi bagi tumbuhan untuk hidup. Energi matahari juga memberi manfaat langsung bagi
kehidupan kita yaitu : energi panas matahari dan energi listrik tenaga matahari , manfaat yang disebut
pada urutan ke-dua adalah subyek dari makalah ini. Kedua manfaat itu terlihat hampir sama namun
pada kenyataannya dikumpulkan dari proses yang berbeda dan membutuhkan peralatan yang berbeda
untuk mendapatkannya.
Energi panas matahari adalah pemanfaatan tenaga panas yang dihasilkan oleh penangkapan sinar
matahari. Sejak berabad-abad yang lalu telah ada upaya-upaya untuk menggunakan energi ini dalam
kehidupan sehari hari seperti : untuk mengeringkan jagung, mengeringkan batu bata, mengeringkan
gerabah dan untuk membuat garam dari air laut dengan menggunakan alat yang disebut bejana
penguapan. Energi ini bahkan dimanfaatkan untuk memasak dengan peralatan yang disebut tungku
pengumpul tenaga surya. Yang sekarang sangat dikenal dan banyak digunakan adalah peralatan
pemanas air tenaga surya. Energi listrik tenaga matahari Manfaat lain dari sinar matahari adalah energi
listrik tenaga matahari. Ini lah energi yang dihasilkan dari sinar matahari yang dikonversi menjadi energi
listrik menggunakan solar cells atau photovoltaik cells. Solar cells ( sel surya ) pertamakali dikembangkan
gunaa memberikan tenaga pada satelit untuk program luar angkasa di tahun 1950-an. Pada saat ini sel
surya telah digunakan di bumi dan diproduksi oleh berbagai perusahaan di berbagai penjuru dunia.
Sekitar tahun delapan puluhan ketika para ahli di Indonesia menawarkan sumber energi alternatif yang
banyak digunakan di negara maju yaitu nuklir, terjadi berbagai pertentangan pendapat dan perdebatan
yang cukup panjang sehingga mengandaskan rencana penggunaan sumber energi yang dinilai sangat
membahayakan tersebut. Diantara usulan, pemikiran dan pertanyaan yang banyak dilontarkan kala itu
adalah mengapa kita tidak menggunakan sumber energi surya. Memang tidak diragukan lagi bahwa
solar cell adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa
yang akan datang, karena penggunaan energi ini tidak menimbulkan dampak samping yang berupa
polusi selama proses konversi energi, selain itu sumber energinya di alam tersedia hampir tanpa batas,
terlebih lagi kenyataan geograpis negeri tropis seperti Indonesia yang menerima paparan sinar matahari
sepanjang tahun dengan intensitas maksimal.
C. Mengkonversikan Energi Sinar Matahari Menjadi Listrik
Energi sinar matahari dapat diubah menjadi arus listrik yang searah dengan menggunakan silikon yang
tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu pada tekanan yang diatur
sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan
terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel silikon
itu dipasang dengan posisi sejajar / seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti
karat dan dilindungi dengan lapisan kaca atau plastik transparan. Kemudian pada tiap-tiap sambungan
sel dengan sel lain, diberi penghubung listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada
sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus / tenaga listrik itu tergantung pada jumlah
energi cahaya yang mencapai silikon itu serta luas permukaan sel itu. Secara sederhana solar cell terdiri
dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika
tertimpa sinar matahari maka akanterjadi aliran electron, nah aliran electron inilah yang disebut sebagai
aliran arus listrik. Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari
solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara
spektrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap
sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya matahari. Lebih detail lagi bisa dijelaskan
sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber),
akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja, dan hanya foton dengan level energi tertentu
yang akan membebaskan elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi itu
disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk
membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc) harus sedikit lebih besar / diatas
daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi
tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar sel
untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari
semikonduktor yang dipergunakan. Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda
semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam
proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5 - 1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat
semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari
yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi
radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25%, maka produksi listrik
maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 . Dari sini terlihat bahwa PLTS itu
membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal.
Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya
yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit
dibubungkan dengan jaringan listrik PLN, kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi
energi surya yang tinggi, hal ini terlihat dari radiasi harian rata-rata permukaan wilayah Indonesia yang
sebesar 4,5 kWh / m2 / hari, maka itu berarti prospek penggunaan fotovoltaik di Indonesia pada masa
mendatang cukup cerah.
Untuk itulah perlu diusahakan untuk menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai berikut:
Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium Arsenik
yang lebih kompetitif.
Ke dua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi 15%.
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa mencapai derajat yang tinggi maka foton yang berasal dari
sinar matahari harus mampu diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan
rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya. Untuk bisa membuat agar foton yang
terserap sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar,
sehingga,memungkinkan serapan optimal atas sinar matahari yang mempunyai energi sangat
bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal
merupakan salah satu dari direct semiconductor.
D. Teknologi pengembangan
1. modul fotovoltaik
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel
surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa digunakan teknologi kristal
dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan
untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.
Pada prinsipnya, sel surya adalah identik dengan piranti semikonduktor dioda. Hanya saja dewasa ini
strukturnya menjadi sedikit lebih rumit karena perancangannya yang lebih cermat guna meningkatkan
derajat efisiensi. Untuk penggunaan secara luas dalam bentuk arus bolak-balik, masih diperlukan
peralatan tambahan seperti inventer, baterei penyimpanan dan lain-lain.
Pilihan yang paling diharapkan saat ini untuk dapat diproduksi secara massal dengan harga yang murah
adalah sel surya yang terbuat dari film tipis (Thin film solar cells). Di antaranya ada tiga material yang
sedang dikembangkan secara intensif yaitu : CuInSe2 (atau paduannya seperti CuIns2 atau CuInGaSe2),
CdTe dan Silikon amorf. Tingkat efisiensi bahan-bahan tersebut sekitar 10%, sel surya film tipis ini sudah
layak untuk diproduksi massal dengan harga yang dapat bersaing dengan sumber energi listrik yang lain.
Untuk ketiga material di atas hanya dibutuhkan ketebalan sekitar satu mikron agar membentuk sel surya
yang efisien, hal ini disebabkan oleh daya serap cahayanya yang besar.
4. hibrida dengan nickel-cadmium batteries
Cadmium, dengan lambang kimia Cd, Silvery-White unsur metalik yang mudah dibentuk. Nomor atom
cadmium adalah 48, unsur ini adalah salah satu dari elemen transisi di dalam kelompok 12 atau IIB, pada
daftar susunan unsur kimia dikenal sebagai daftar Hukum Berkala.
Dalam penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit lain seperti pembangkit tenaga
diesel ( PLTD ) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro ( PLTM ). Penggabungan ini dinamakan sistem
hibrida yang tujuannya untuk mendapatkan daya guna yang optimal.
BUKU KEDUA
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi
energy listrik.cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energy dari sumber daya alam matahari ini
sudah banyak digunakan untuk memasok sumber daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya.sel
surya ini dapat menghasilkan energy listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari
matahari,tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.sehingga system sel surya
sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Bandingan dengan sebuah generator listrik,ada bagian yang berpuar dan memerlukan bahan bakar
untuk menghasilkan listrik.suaranya bising kemudian gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan
efek gas rumah kaca yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita
Dalam bagian ini akan dibahas tentang system kelistrikan tenaga surya .sebelumya akan
dijelaskanbeberapa istilah yang muncul disini.pertama adalah power conditioner.power conditioner
telah dijelaskan secara sangat singkat.inti dari dari alat ini adalah inverter.yaitu komponen listrik yang
berfungsi untuk menghasilkan listrik AC yang bersih juga mengkontrol agar agar tekanan keluarnya
berada pada batas tengangan yang diperbolehkan beberapa fungsi lain power condicioner dapat sebagai
berikut:
Mendeteksi islanding
Penggontrol maksimum tenaga listrik
Pembagian system plts
System terintegrasi
System independensi
PLTS dilihat dari perspektif gender
C. KOMPONEN KOM[PONEN DARI PLTS3
solar module dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama PLTS yaitu solar
module.setelah menjelaskanya,maka dilanjutkan dengan trend kedepan teknologi yang berkaitan
dengan solar module.
selain dari pencarian bahan bahan baru untuk meningkatkan efesiensi mudule yang nantinya akan
meningkatkan tenaga listrik dengan luas yang sama,maka trend sekarang adalah memberikan nilai
tambah module itu dengan menjadikan module sebagai bagian dari bangunan yang menambah
keindahan bangunan tersebut dan menambah kenyamanan orang orang yang tinggal di dalamnya.
b. AC module
seperti yang telah diterangkan diatas module adalah komponen yang merubah energy cahaya matahari
menjadi energy listrik.listrik yang dihasilkan adalah DC.untuk dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi
biasanya listrik dc ini dirubah menjadi AC.untuk diubah maka listrik DC dari beberapa module
digabungkan dan dikonversikan menjadi AC dengan alat disebut power condicioner.