Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPOM selama bulan Januari-Juni tahun 2016 menemukan 43 item
kosmetika mengandung bahan berbahayaantara lain merkuri, hidrokuinon, asam retinoat, deksametason,
klindamisin, serta bahan pewarna merah K3 dan merah K10. Kosmetika yang mengandung bahan pewarna
berbahaya beberapa diantaranya adalah lipstik. Penggunaan zat warna berbahaya dalam sediaan lipstik sendiri
dapat menjadi pemicu masalah kesehatan khususnya pada kulit. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah
dengan menggunakan pearna alami dalam sediaan lipstik. Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
merupakan tanaman yang mengandung pigmen warna betalain yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami
dalam formulasi sediaan lipstik). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lipstik menggunakan ekstrak
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami dengan konsentrasi 17.5 %, 20%, 22,5%
dan 25%, dan mengetahui mutu sediaan lipstik berupa organoleptis, homogenitas, pH, titik lebur, daya lekat,
iritasi serta kesukaan panelis. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental kualitatif dengan menganalisis
hasil evaluasi sediaan lipstik dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan persyaratan sediaan
lipstik dan ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan lipstik ekstrak kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) dengan variasi konsentrasi memiliki peningkatan warna yaitu dari cokelat muda menjadi
cokelat tua, berbau khas, dan memiliki konsistensi setengah padat cenderung keras. Seluruh formula tidak
homogen, memiliki pH antara 5.3-6,1. Titik lebur 530C-55.30C, perbedaan titik lebur berbeda secara bermakna
antara F0 dengan F3 dan F4, kemudian F1 dengan F2, F3, dan F4. Seluruh formula memiliki daya lekat yang
kurang baik dan tidak menyebabkan iritasi. Uji kesukaan tidak dilakukan karena tidak ada formula yang
memenuhi semua syarat mutu sediaan lipstik
.
Kata Kunci :Lipstik, Ekstrak, kulit buah naga merah
Supervision conducted by BPOM during January-June 2016 found 43 items of cosmetics containing hazardous
materials among others mercury, hydroquinone, retinoic acid, dexamethasone, clindamycin, as well as red and
K3 red colorants K10. Cosmetics containing some harmful dyes are lipsticks. The use of harmful dyes in their
own lipstick preparations can be a trigger for health problems especially on the skin. One alternative that can be
done is to use natural pearna in the preparation of lipstick. Red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus) is a
plant containing color pigment betalain which can be utilized as a natural dye in the formulation of lipstick
preparations). This study aimed to make lipstick preparation using red dragon fruit extract (Hylocereus
polyrhizus) as a natural dye with concentration of 17.5%, 20%, 22.5% and 25%, and to know the quality of
lipstick preparation in the form of organoleptis, homogeneity, pH, melting point , adhesiveness, irritation and
panelist preferences. The experimental study was qualitative experimental by analyzing the results of lipstick
preparation evaluation by comparing the data obtained with lipstick and ANAVA preparation requirements. The
results showed that the preparation of red dragon fruit lipstick extract (Hylocereus polyrhizus) with variation of
concentration has increased the color that is from light brown to dark brown, typical smell, and has a solid
consistency of semi-solid tends. The whole formula is not homogeneous, has a pH between 5.3-6.1. Melting
point 530C-55.30C, melting point difference differed significantly between F0 with F3 and F4, then F1 with F2,
F3, and F4. All formulas have poor adhesion and do not cause irritation. The favorite test is not performed
because there is no formula that meets all lipstick preparation quality requirements.
Korespondensi : Siti Julaiha, Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Jl Soekarno Hatta No.1
Bandar Lampung, Mobile 081369025859, e-mail : ___________________
Tabel 1. Formula lipstik ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
polyrhizus)
Komposisi (% b/b)
Komposisi F1 F2 F3 F4
F0
(17,5%) (20%) (22,5%) (25%)
Ekstrak kulit buah naga merah 0 17,5 20 22,5 25
Lanolin 5 5 5 5 5
Ol cacao 15 15 15 15 15
Setil alkohol 2 2 2 2 2
Cera alba 20 20 20 20 20
Carnauba wax 5 5 5 5 5
Cera Flava 5 5 5 5 5
Propilenglikol 10 10 10 10 10
Oleum ricini 20 20 20 20 20
Oleum rosae 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
BHT 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Nipasol 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Parafin cair Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Evaluasi Mutu Sediaan Lipstik: meleleh, adalah titik lebur lipstik. Titik lebur
Pengujian mutu lipstik meliputi uji organoleptik harus diatas 45oC, dan sebaiknya diatas 50oC
(warna, konsistensi dan aroma), homogenitas (Balsam, at all, 1972). Menurut SNI (standar
(menggunakan kaca objek dan dispersi warna), nasional Indonesia) No. 16-4769-1998
pH, titik lebur, daya lekat dan iritasi. persyaratan titik lebur lipstik yang tertera
Selanjutnya formula yang memenuhi syarat adalah 50o-70oC
dilakukan uji kesukaan panelis
Uji pH
Uji Organoleptik Penentuan uji pH menggunakan alat pH meter.
Uji organoleptik dilakukan dengan Sebelumnya pH meter dikalibrasi dengan
menggunakan pancaindra. Komponen yang larutan dapar pada pH 4-7.Sampel dibuat
dievaluasi meliputi bau, warna, konsistensi dengan konsentrasi 1%, kemudian dicelupkan
sediaan elektroda pH meter. Angka yang ditunjukkan
oleh alat adalah pH sediaan lipstik. pH kulit
Uji homogenitas berkisar antara 4,5 – 6,5(Tranggono & Latifah,
Uji homogenitas polesan yaitu dengan cara 2007).
mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada
kaca yang transparan. Sediaan harus Uji Iritasi
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak Uji yang digunakan pada uji iritasi ini adalah
terlihat adanya butir-butir kasar uji tempel terbuka (Open Patch Test). Bahan
(Depkes RI, 1979) langsung diaplikasikan 2-3 kali sehari ke area
yang sama pada lengan bawah bagian dalam
Uji titik lebur panelis .Reaksi yang terjadi langsung di nilai.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Uji ini dilakukan selama dua hari untuk setiap
melting point apparatus. Lipstik dimasukkan sediaan. Reaksi iritasi positif ditandai oleh
dalam pipa kapiler dengan kedalaman 10 mm. adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak
Kemudian pipa kapiler tersebut diletakkan pada kulit lengan bawah bagian dalam yang
dalam alat melting point apparatus dengan diberi perlakuan. Adanya kulit merah diberi
posisi yang sesuai. Suhu pada saat lipstik mulai nilai (1), gatal-gatal (2), bengkak (3), dan yang
tidak, dan menunjukkan reaksi apa-apa diberi cahaya, oksigen, dan faktor lain seperti enzim
nilai (0). (Tranggono & Latifah, 2007). dan ion logam yang dapat merusak pigmen.
Umunya betalain stabil dalam kondisi asam,
Uji Oles/Uji daya lekat media bebas oksigen, dalam kondisi suhu
Pengamatan dilakukan dengan secaravisual dingin dan gelap (Azeredo 2006 dalam Faridah
dengan cara mengoleskan lipstik pada bibir (2014). Senyawa betalain dapat terdegradasi
kemudian mengamati banyaknya warna yang karena pengaruh peningkatana suhu. Menurut
menempel pada tekanan tertentu seperti Azeredo (2009) degradasi betalain meningkat
biasanya kita menggunakan lipstik. akibat meningkatnya suhu. Akibat peningkatan
Pemeriksaan dilakukan terhadap masing- suhu betalain terdegradasi melalui isomerisasi,
masing sediaan yang dibuat dan di oleskan pada dekarboksilasi dan terurai menghasilkan secara
bibir dengan 5 kali pengolesan. Pelepasan zat bertahap reduksi warna merah dan akhirnya
warna yang baik ditunjukkan dengan menjadi coklata muda. Dehidrogenasi
banyaknya warna yang dilepaskan dan mengarah ke formasi neo betanin berwarna
menempel dengan baik. Sedangkan sediaan kuning. Dekarboksilasi menyebabkan
dikatakan memiliki daya lekat yang tidak baik, hypsokhromik pergeseran puncak absorbsi dari
jika warna yang menempel sedikit dan tidak 538 nm menjadi 505 nm menghasilkan warna
merata. Daya lekat tidak baik diberi skor 1,baik oranye merah. Hasil studi Altamirano dkk
diberi skor 2 dan sangat baik di beri skor 3 (1993) dalam Azeredo (2009) mengevaluasi
(Keithler, 1956 dalam Adliani dkk). degradasi termal betalain dalam beberapa
pelarut (air/gilserol, air/propilenglikol/ dan air
Uji Kesukaan ethanol) pada suhu 600C sampai 860C,
Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui diperoleh data ternyata betanin memiliki
tingkat kesukaan panelis terhadap warna, kestabilan paling rendah dalam etanol/air.
aroma, dan daya lekat sediaan yang telah Selanjutnya study Wyebraniec (2005) dalam
memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, Azeredo (2009) melaporkan degradasi
titik lebur, pH, daya lekat dan tidak mengiritasi. betasianin dalam larutan etanol karena
Panelis mengoleskan lipstik pada punggung dekarboksilasi tunggal dan ganda yang
tangan, kemudian panelis mengisi kuesioner mengakibatkan pergeseran/penguraian warna.
yang telah disiapkan, dengan skor 1 = tidak Berbeda dengan hasil studi Faridah, Rahmi, dan
suka, 2= suka, 3 = sangat suka. Daimon (2015) pada peningkatan suhu dari
300C,500C, 700C, 1000C dengan pelarut etanol
60%, degradasi warna baru terjadi pada suhu
Hasil Dan Pembahasan 500C yaitu 0,28% sama dengan suhu 700C,
sedangkan pada suhu 1000C degradasi terjadi
Dari 4,25 kg kulit buah naga merah segar yang 100%. Berbeda dengan penelitian Azwanida,
dimaserasi menggunakan etanol 96% sebanyak dkk, (2015), dalam penelitiannya degradasi
10 literselama 3 hari, diperoleh ekstrak kental warna merah dari betalain terjadi setelah
sebanyak 185 gram. Ekstrak yang dihasilkan pemanasan 800C, oleh karena itu memiliki
berwarna cokelat, pH asam yaitu 4.96 potensi untuk digunakan dalam manufaktur
lipstik yang membutuhkan panas sampai
Uji Organoleptis dengan 800C.
Pengujian organoleptis dilakukan Aroma lipstik yang dihasilkan adalah
dengan cara visual oleh peneliti.Variasi berbau khas pewangi oleum rosae dikarenakan
konsentrasi pewarna ekstrak kulit buah naga dalam formula ditambahkan pewangi lipstik
merah yang digunakan menghasilkan perbedaan yaitu oleum rosae. Konsistensi lipstik
warna lipstik. Lipstik dengan konsentrasi didapatkan hasil setengah padat cenderung
ekstrak kulit buah naga merah 17,5% keras dikarenakan basis lilin dan basis
menghasilkan warna coklat muda, pada lemaknya lebih banyak dibandingkan dengan
konsentrasi 20% menghasilkan warna coklat, bahan basis lipstik yang lain
dan konsentrasi 25% menghasilkan warna Homogenitas lipstik
coklat tua.Warna cokelat ini disebabkan dari Pengujian dilakukan dengan melihat
warna ekstrak kulit buah naga merah wujud sediaan lipstik dan mengoleskan tipis
(Hylocereus polyrhizus) yang berwarna sediaan pada kaca obyek kemudiaan diamati
cokelat.. secara visual.Ujihomogenitas dilakukan oleh
Banyak faktor yang mempengaruhi peneliti. Pada pengamatan secara visual diatas
stabilitas pigmen, antara lain pH, temperatur, kaca obyek seluruh formula homogen, tetapi
pada pengamatan dispersi zat warna tampak dengan pendapat Baki, et all., (2015) Pada
jelas bahwa sediaan tidak homogen, dimana umumnya pigment sebagai pewarna dalam
massa ekstrak kental terkumpul di bagian formula lipstik berkisar 5%-10% Disamping itu
bawah sediaan. Hal ini diduga terjadi karena juga dapat disebabkan karena pengadukan atau
konsentrasi ekstrak yang cukup besar sehinggan penggiling pigment dengan massa minyak
minyak yang tersedia tidak mencukupi. kurang baik sehingga dispersi zat warna dalam
Peristiwa terpisahnya pigmen dari minyak tidak homogen dan ekstrak cenderung
lemak/lilin di kenal dengan istilah bleeding mengumpul di bagian bawah cetakan karena
yang dapat di sebabkan oleh dua hal, pertama efek grafitasi. Baki, et all, (2015) menyatakan
terkait kelarutan pigmen di dalam minyak dan bahwa langkah pertama dalam pembuatan
ketidakcocokan jenis antara bahan penyusun lipstik adalah dispersi pigmen di dalam basis
lipstik dan yang kedua adalah perbandingan sehingga diperoleh massa yang seragam, dan
antara bahan dalam formula yang tidak tekstur yang halus.
seimbang (Barel,et all, 2009). Hal ini sesuai
Gambar 1. Tampilan fisik lisptik kulit buah naga merah ((Hylocereus polyrhizus)
evaluasi sediaan lipstik karena pH lipstik yang (2015). Dan berdasarkan data statistik Anova
dihasilkan harus sesuai dengan pH fisiologis tidak terdapat perbedaan secara bermakna
kulit bibir manusia yaitu 4,0-6,5 (Baki, et all, diantara ke lima formula tersebut
pH
No Formula Rerata
1 2 3
1 F0 6.5 6.6 6.7 6.6
2 F1 6.3 6.0 6.2 6.1
3 F2 5.5 5.5 5.6 5.5
4 F3 5,2 5.2 5.3 5.2
5 F4 5.3 5.3 5.3 5.3
Ujian Daya lekat reaksi, yang berarti bahwa sediaan aman untuk
Pengujian daya lekat dilakukan oleh digunakan. Karena tidak ada formula yang
panelis yang terdiri dari 15 orang mahasiswi seluruhnya memenuhi syarat evaluasi mutu
Jurusan Farmasi Poltekkes Tanjungkarang. lipstik, maka uji kesukaan tidak dapat
Pengujian dilakukan dengan mengoleskan dilanjutkan
sediaan lipstik pada bibir panelis dengan 5 kali Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
pengolesan. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus
bahwa pada F 4, memiliki daya lekat yang lebih polhyrhizus) yang diformulasikan ke dalam
baik dibandingkan F3. Meskipun tidak sampai sediaan lipstik belum memenuhi seluruh
50% panelis menyatakan F3 maupun F4 persyaratan mutu sediaan lipstik, sehingga
memiliki daya lekat yang baik. Hal ini dapat masih di perlukan pengembangan penelitian
dilihat dari hasil uji yang dilakukan, bahwa lebih lanjut
semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah Kajian etik penelitian ini telah mendapatkan
naga merah pada sediaan lipstik semakin persetujuan oleh Komisi Etik Penelitian
banyak konsentrasi ekstrak kulit buah naga Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang dengan no
merah yang menempel karena daya lekat yang 194/EC/KEP-TJK/VIII/2017 tanggal 14
baik dapat dilihat dari banyaknya warna yang Agustus 2017
dilepaskan dan menempel baik pada bibir
setelah pengolesan, sedangkan pelepasan zat
warna yang tidak baik ditunjukkan dengan DAFTAR PUSTAKA
sedikitnya warna yang dilepaskan dan
menempel pada bibir (Keithler, 1956 dalam 1. Departemen Kesehatan Republik
Adliani dkk) Indonesia.1985. Formularium Kosmetika.
Uji iritasi Ditjen POM RI. Jakarta.
Dari hasil pengujian yang dilakukan tidak
ada reaksi yang ditimbulkan sediaan lipstik 2. Tranggono dan Latifah, 2007. Buku
terhadap bibir panelis seperti kulit kemerahan, Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
bengkak, maupun gatal- gatal .Hal ini Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
membuktikan bahwa sediaan lipstik aman dan
tidak mengiritasi. Hasil uji iritasi ini sesuai 3. BPOM RI, 2016,Siaran Pers tentang
dengan hasil penelitian Handayani dan Waspada Kosmetika Mengandung Bahan
Haryanto S (2011). Berbahaya. Jakarta. Tersedia
http://www.pom.go.id/mobile/index.php/vi
Pemenuhan uji mutu sediaan lipstik ew/pers/310/WASPADA-KOSMETIKA-
Dari hasil evaluasi mutu sediaan lipstik MENGANDUNG-BAHAN-
yang dilakukan ternyata tidak ada formula yang BERBAHAYA-----Pilih-Kosmetika-
memenuhi syarat sediaan lipstik, mulai dari Aman-untuk-Tampil-Cantik----.html bpom
organoleptik, warna merah ungu betalain yang 2016[30 Juni 2016]
diharapkan sebagai pewarna alami sediaan
lipstik tidak didapatkan. Homogenitas, titik 4. Departemen Kesehatan Republik
lebur, pH, daya lekat tidak ada yang memenuhi Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia, Ed
syarat. Hanya hasil uji iritasi yang Ketiga,.Ditjen POM RI. Jakarta
menunjukkan 100 % panelis tidak memberikan